Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

AROMATHERAPY
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komplementer

dosen pengampu Nina Gartika S.Kep,. Ners,. M.Kep

Disusun oleh :

Adirra Berliani Chairunika (302017001)

Afdhalun Nisa (302017002)

Annisa Alyati (302017009)

Ayu Yuliani (302017017)

Elis Susilawati (302017029)

Dhenira Firdhania (302017022)

Irra Choerunnisa (302017041)

Khoirunnisa Oktaviani Syarif (302017042)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Terapi Komplementer menggunakan Aromaterapi.
Dengan do’a dan ikhtiar makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan

Bandung, 27 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aromaterapi merupakan suatu metode pengobatan alternatif yang
berasal dari bahan tanaman mudah menguap, dikenal pertama kali dalam
bentuk minyak esensial. Minyak esensial yang diuapkan juga dianggap
sebagai komponen utama dalam aromaterapi dimana menimbulkan
berbagai efek seperti : anti-inflamasi, antiseptik, merangsang nafsu makan
dan merangsang sirkulasi darah. Ada berbagai jenis wewangian
aromaterapi dengan efek yang bermacam-macam, seperti rosemary,
lavender, jasmine, sandalwood , peppermint, ginger, lemon, orange, ylang-
ylang, dan masih banyak lagi. Efek dari masing-masing aroma tersebut
ecara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi aspek psikologik.
Aroma lavender diyakini memiliki efek yang kuat terhadap relaksasi,
sedasi, penyembuhan stress, dan menenangkan. Sedangkan aroma
rosemary diyakini memiliki efek dalam peningkatan kewaspadaan
dibandingkan dengan lavender.
Diketahui bahwa menghirup aromaterapi selain berperan sebagai
media relaksasi dan mengurangi rasa stres, juga memiliki pengaruh yang
positif terhadap beberapa fungsi kognitif, yaitu memori, atensi, bahasa,
visuospasial, dan eksekutif. Atensi merupakan salah satu bagian fungsi
kognitif penting yang dapat diukur secara langsung dengan melibatkan
rangsangan visual. Suatu proses kognitif yang melibatkan berbagai macam
aspek psikologi dan neurologis. Atensi merupakan suatu proses untuk
memilih suatu objek dan mempertahankan untuk tetap memperhatikan
objek tersebut serta menyelesaikan masalah atau rintangan dalam
prosesnya. Atensi merupakan suatu sistem spesifik secara anatomis,
terbagi ke dalam beberapa area di otak yang memiliki fungsi alerting,
orienting dan executive attention. Bagian pada otak yang mengatur
alerting yaitu : frontal area (lymbic sistem), posterior area, dan thalamic.
Orienting terletak pada: uperior parietal lobe, frontal eye field, pulvinar,
colliculi superior dan temporoparietal junction. Dan executive attention
diatur pada prefrontal cortex dan anterior cingulate gyrus.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pertanyaan-
pertanyaan. Rumusan masalahnya kami susun sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan definisi Aromaterapi?
2. Bagaimana klasifikasi dari penggunaan Aromaterapi?
3. Bagaimana mekanisme kerja Aromaterapi pada fisiologis tubuh?
4. Bagaimana penggunaan dari 3 macam Aromaterapi dalam terapi
komplementer?
C. Tujuan masalah
Berdasarkan kepada identifikasi masalah maka tujuan makalah ini
dibuat adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi Aromaterapi
2. Untuk mengetahui kalsifikasi penggunaan Aromaterapi
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja Aromaterapi pada fisiologis tubuh
4. Untuk mengetahui penggunaan 3 macam Aromaterapi dalam terapi
komplementer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang
menarik yang berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan
berasal dari kata “terapi”, yang artinya suatu perawatan yang dirancang
untuk pengobatan. (Abu Abdillah, 2014).
Aromaterapi adalah istilah generic bagi salah satu jenis pengobatan
alternative yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah
menguap,dikenal sebagai minyak essensial, dan senyawa aromatic lainnya
dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau
kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan
alternative dan kepercayaan kebatinan (Agustini, 2014).
Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang
menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa.
Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aromaterapi karena
sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus, geranium,
lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-
ylang. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa
aroma yang segar dan harum bisa merangsang sensori dan reseptor yang
ada di hidung kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak
yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke
hipotalamus. Hipotalamus merupakan pengatur system internal tubuh,
termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress
(Koensoemardiyah, 2009).
B. Klasifikasi Penggunaan Aroma Terapi
1. Sebagai parfum
Pemakaian aromaterapi yang paling mudah adalah dengan
memanfaatkannya sebagai parfum. Berhubung minyak esensial
memiliki intensitas wangi yang amat kuat, Anda cukup menitikkan
satu tetes saja pada pergelangan tangan, dan menggosokkan sisa
minyak di pergelangan tangan pada leher. Cara lain adalah meneteskan
minyak ke dalam air di dalam botol semprot dan menggunakannya
sebagai mist untuk pemakaian berulang.
2. Dihirup
Penggunaan aromaterapi dengan cara menghirup dianggap sebagai
cara disebut dengan teknik inhalasi. Beberapa tetes minyak diteteskan
ke dalam baskom yang berisi air panas, kemudian wajah dihadapkan
ke atas baskom dengan menutup kepala dan muka menggunakan
handuk, dengan cara ini uap yang naik dapat terhirup seluruhnya.
3. Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara
penguapan ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin
kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti
cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air
dan beberapa tetes minyak esensial. Cara penggunaannya adalah
mengisi cekungan cangkir pada tungku dengan air dan tambahkan
beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu
minyak atau listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan
pun terjadi dan seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik.
Proses penguapan dapat berlangsung sekitar lima sampai enam jam.
(Yogasara, dkk 2014)
4. Campuran air mandi
Tuangkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam air hangat yang
akan Anda gunakan untuk mandi berendam. Hirup dalam-dalam
keharuman yang menguar ke permukaan bersama uap air. Anda bisa
menggunakan minyak esensial saja atau mencampurnya dengan garam
mandi yang biasa dipakai sehari-hari. Jika ingin mencampurnya
dengan garam mandi, pastikan keharuman di antara keduanya selaras.
5. Campuran minyak pijat
Untuk meningkatkan manfaat pijat, teteskan minyak esensial ke
dalam minyak yang akan digunakan untuk memijat, seperti minyak
zaitun, almond, atau jojoba. Untuk minyak pijat, pilih yang aromanya
netral dan tidak menusuk hidung. Tambahan aromaterapi ke dalam
minyak pijat akan membuat Anda merasa lebih relaks dan segar
setelahnya. Aromaterapi yang biasa dipilih untuk pijat adalah lavender,
ylang-ylang, dan jasmine.
6. Pengharum ruangan
Untuk mengharumkan ruangan, Anda bisa meneteskan minyak
esensial pada kain pelapis bantal, kasur, ataupun tirai. Anda juga bisa
meneteskan minyak pada wadah kain tebal atau spons dan
meletakkannya persis di depan blower pendingin ruangan, baik di
dalam kamar ataupun mobil. Alternatif lain adalah dengan meneteskan
minyak esensial ke dalam alat diffuser yang bisa menyebarkan uap air
ke berbagai penjuru ruangan.
7. Pemakaian secara oral
Pemakaian minyak essensial juga dapat dilakukan secara oral.
Tapi, hati-hati, karena tak semua jenis minyak esensial bisa digunakan
dengan cara ini. Untuk kepastiannya, Anda bisa membaca petunjuk
pemakaian pada kemasan atau menanyakannya secara langsung kepada
produsen. Pemakaian aromaterapi secara oral biasanya dilakukan
dengan cara meneteskan minyak esensial ke dalam minuman atau
masakan.
8. Aromaterapi Rosemary
Fungsi alerting merupakan suatu proses kognitif dimana seseorang
dapat mencapai dan mempertahankan status waspada. Alerting
melibatkan suatu perubahan internal dalam mempersiapkan
penerimaan rangsang stimulus di dalam otak. Minyak esensial
rosemary mengandung beberapa komponen seperti α-pineole, 1,8-
cineole, dan camphor yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan
mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. (Yogasara, dkk 2014)
C. Mekanisme Kerja Aroma Terapi Pada Fisiologis Tubuh
Selama berabad-abad, minyak atsiri telah menemukan pentingnya
sebagai pewangi dengan potensi penyembuhan pada tubuh, pikiran dan
jiwa. Molekul aroma ini adalah bahan kimia tanaman organik yang sangat
kuat yang membuat lingkungan bebas dari penyakit, bakteri, virus, dan
jamur. Karakter serbaguna mereka yaitu antibakteri, antivirus, sifat anti-
inflamasi bersama dengan imej pendorong tubuh dengan hormon, kelenjar,
emosi, sirkulasi, efek menenangkan, penambah daya ingat dan
kewaspadaan, didokumentasikan dengan baik oleh banyak ilmuwan.
Banyak proyek percontohan dan penelitian telah dilakukan pada manusia
untuk menguraikan sifat dan peran mereka dengan penyakit dan gangguan.
Minyak ini dikenal karena karakter spesifik energinya, karena potensinya
tidak hilang seiring waktu dan usia. Sifat stimulasi dari minyak ini terletak
pada strukturnya yang sangat mirip dengan hormon sebenarnya.
Potensi penetrasi minyak ini untuk mencapai jaringan subkutan
adalah salah satu karakter penting dari terapi ini. Efeknya juga kompleks
dan halus karena struktur dan sifat kimianya yang kompleks. Mekanisme
aksi mereka melibatkan integrasi minyak esensial ke dalam sinyal biologis
sel-sel reseptor di hidung ketika dihirup. Sinyal ditransmisikan ke bagian
limbik dan hipotalamus otak melalui olfactory bulb. Sinyal-sinyal ini
menyebabkan otak melepaskan utusan-utusan neuro seperti serotonin,
endorphin, dll., Untuk menghubungkan saraf kita dan sistem tubuh lainnya
untuk memastikan perubahan yang diinginkan dan memberikan perasaan
lega. Serotonin, endorphin, dan noradrenalin dilepaskan dari minyak
penenang, euforia, dan minyak stimulasi masing-masing untuk
memberikan efek yang diharapkan pada pikiran dan tubuh.
D. Penggunaan 3 Macam Aromaterapi Dalam Terapi Komplementer
1. Aroma Terapi Jeruk (anxiety)
Minyak jeruk merupakan campuran dari senyawa-senyawa yang
bersifat mudah menguap dan sebagian besar terdiri dari hidrokarbon
monoterpene (Sawamura et al., 2004). Komposisi senyawa yang
terkandung didalam minyak citrus meliputi senyawa
terpenteroksigenasi, monoterpene asiklik, monotrepen siklik, dan
monotrepen bisiklik. Senyawa-senyawa terpen teroksigenasi terdiri
atas alkohol terpen dan sejumlah kecil ester terpen serta alheid terpen.
Menurut Makhoul et al. (2012) komponen utama dari jeruk masam
adalah linalool (29,99%), bergamot (14,94%), farnesol (9,86%), dan
limone (8,42%) yang tidak hanya bertanggung jawab pada rasa dan
bau tetapi juga berperan dalam pengobatan. Linalool dan subtansi
harum limonene memiliki efek anti ansietas, analgetik dan obat
penenang. Cara kerja limonene adalah mengontrol cyklooksigenase I
dan II, mencegah aktivitas prostaglandin dan mengurangi rasa sakit.
Komponen lain dari jeruk masam antara lain: a-thujene, apinene,
champene, sabinene, b-piene, b-Myrcene, p-Cymene, ocimene (E),
Linaool oxide (Trans), linaool oxide (Cis), erpinen-4-ol, terpineol,
nerol (Or Cis-Geeraniol), neral, geranial, neryl acetate, geranyl acetate,
nerolidol, farnesal, eicosane, tetracosane, pentacosane.
Untuk intervensinya, jika pada anak dilakukan tiga kali dalam satu
minggu sebelum waktu tidur selama dua minggu. Dilakukan dengan
cara teteskan esensi jeruk pada strip kain kasa didalam kotak terbuka
yang kemudian didekatkan pada hidung dengan jarak 5cm dari hidung
anak, anak diminta bernafas dalam-dalam selama 2 menit. Intervensi
untuk dewas, kita bisa menuangkan empat tetes minyak esensial ke
pad yang disematkan peniti plastik ke arah pasien, sekitar 20cm dari
kepala. Bantalan diganti dengan yang baru setiap 6 jam sekali.
Kemudian, selalu pantau rasa sakit klien dengan waktu 6 jam sekali
dan pantau tingkat kecemasan satu jam pertama sebelum intervensi dan
satu jam pertama setelah intervensi dilakukan.
2. Aroma Terapi Lavender (Insomnia)
Aroma terapi lavender (Lavandula angustifolia) memiliki efek
sedative sehingga sehingga mampu membantu merilekskan tubuh dan
dapat membantu memudahkan kita untuk tidur setelah menghirupnya
beberapa saat. Aroma terapi lavender (Lavandula angustifolia) didasari
teori bahwa wangi lavender akan memenuhi hipotalamus, bagian otak
yang mengendalikan sistem kelenjar dan hormon sehingga memenuhi
mood dan menurunkan tingkat stress. Saat aroma ini dihirup, molekul-
molekulnya masuk melalui hidung ke reseptor olfaktoris. Reseptor ini
kemudian mengirimkan informasi mengenai bau yang tercium pada
sistem limbik di dalam otak. Sistem limbik di dalam otak tidak hanya
memproses penerima bau, namun juga mengatur emosi, sehingga dapat
dipahami mengapa bau-bauan tertentu dapat mempengaruhi perasaan
kita. Selain itu, sistem limbik juga berpengaruh terhadap produksi
hormon (Wijayanti, 2014).
Terdapat beberapa cara yang pertama dilakukan dengan teknik
inhalat uap yaitu dengan cara menambahkan 5-6 tetes minyak aroma
terapi lavender kedalam mangkok yang berisi air mendidih lebih dari
5cc di atas tungku pemanas, kemudian di letakkan didekat pasien yang
akan tidur selama 30 menit sehingga aromanya akan dihirup oleh
pasien tersebut yang mengalami gangguan tidur tersebut (insomnia).
Yang kedua, dilakukan dengan 3 tetes minyak esensial lavender ke
dalam tisu dan dihirup melalui hidung selama 10 menit dan diletakkan
di bagian dada yang dilakukan 1 kali sebelum tidur selama 7 hari.
3. Aroma Terapi Jahe (Mual, muntah)
Jahe adalah salah satu jenis aromaterapi lainnya yang dapat
digunakan untuk mual dan muntah. Jahe merupakan rempah penting
dengan sejuta khasiat yang dikenal sejak lama. Rimpangnya sangat
banyak manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta
permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional.
Keunggulan dari jahe sendiri adalah kandungan minyak atsiri yang
mempunyai efek menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedang
gingerol dapat melancarkan darah dan saraf-saraf bekerja dengan baik.
Hasilnya, ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah
pun ditekan. Aroma harum jahe dihasilkan oleh arsiri, sedangkan
oleoresisnya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan
mengeluarkan keringat.
Jahe merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam
perut, yang akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan
stimulant aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah
dengan meningkatkan gerakan peristaltic usus. Sekitar 6 senyawa di
dalam jahe terlah terbukti memiliki aktivitas antiemetic (anti muntah)
yang manjur. Kerja senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada
dinding lambung daripada sistem saraf pusat. Jahe yang diberikan
adalah jahe emprit jahe emprit dalam bentuk pipihan dan dicampurkan
dengan air panas, dan dapat diberikan gula merah sebagai pemanis
kemudian diminun pada pagi hari. Jahe diberikan 3 kali dalam
seminggu (senin, rabu, dan sabtu). Kemudian setelah itu pantau
frekuensi mual muntah.
BAB III

KESIMPULAN

Aromaterapi adalah istilah generic bagi salah satu jenis pengobatan


alternative yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah
menguap,dikenal sebagai minyak essensial, dan senyawa aromatic lainnya dari
tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan
seseorang. Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aromaterapi
karena sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus, geranium,
lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-ylang.
Salah satu jenis aromatherapy yang mudah diaplikasikan adalah
aromatherapy jahe. Jahe adalah salah satu jenis aromaterapi lainnya yang dapat
digunakan untuk mual dan muntah. Jahe merupakan bahan yang mampu
mengeluarkan gas dari dalam perut, yang akan meredakan perut kembung. Jahe
juga merupakan stimulant aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan
muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltic usus. Jahe yang diberikan adalah
jahe emprit jahe emprit dalam bentuk pipihan dan dicampurkan dengan air panas,
dan dapat diberikan gula merah sebagai pemanis kemudian diminun pada pagi
hari.
Mekanisme aksi mereka melibatkan integrasi minyak esensial ke dalam
sinyal biologis sel-sel reseptor di hidung ketika dihirup. Sinyal ditransmisikan ke
bagian limbik dan hipotalamus otak melalui olfactory bulb. Sinyal-sinyal ini
menyebabkan otak melepaskan utusan-utusan neuro seperti serotonin, endorphin,
dll., Untuk menghubungkan saraf kita dan sistem tubuh lainnya untuk memastikan
perubahan yang diinginkan dan memberikan perasaan lega. Serotonin, endorphin,
dan noradrenalin dilepaskan dari minyak penenang, euforia, dan minyak stimulasi
masing-masing untuk memberikan efek yang diharapkan pada pikiran dan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, S. 2014. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Konsentrasi
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Mengerjakan Soal Ulangan Umum.
Jurnal Psikologi Udayana Vol. 1. No. 2. 271-278
Hekmatpou, D., Pourandish, Y., Farahani, P. V., & Parvizrad, R. (2017). The
effect of aromatherapy with orange essential oil on anxiety and pain in
patients with fractured limbs admitted to an emergency ward : A randomized
clinical trial THE EFFECT OF AROMATHERAPY WITH ORANGE
ESSENTIAL OIL ON ANXIETY AND PAIN IN PATIENTS WITH
FRACTURED LIMBS ADMITTED TO AN EMERGENCY WARD :
December. https://doi.org/10.15452/CEJNM.2017.08.0024
Koensoemardiyah. (2009). Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran dan
Kecantikan. Yogyakarta: Lily publisher Andi Offset.
Jafarzadeh, M., & Arman, S. (2008). Effect of aromatherapy with orange
essential oil on salivary cortisol and pulse rate in children during dental
treatment : A randomized controlled clinical trial. 2003.
No Title. (2018). 5(1), 101–117.
Sri, M., Wahyuningsih, H., & Hapsari, E. D. (2018). Efek Pemberian
Aromaterapi Jeruk Masam Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Bedah Sesar.
227–235.
Tinggi, S., Kesehatan, I., Gombong, M., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Gombong,
M. (2019). Efektivitas Aromaterapi Jahe Terhadap Keluhan Mual dan
Muntah Pada Pasien CA Serviks dengan Kemoterapi di RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo Purwokerto. 139–148.
Wijayanti. 2014. Aroma Terapi lavender (Lavandula angustifolia). Tangerang :
Karisma
Yogasara, T., & dkk. (2014). Pengaruh jenis musik dan aromaterapi terhadap
kemampuan kognitif mahasiswa untuk tiap tipe kepriadian. hal 10-12.
Yoshiko, C., Purwoko, Y., Kognitif, F., & Test, A. N. (2016). Pengaruh
aromaterapi rosemary terhadap atensi. 5(4), 619–630.

Anda mungkin juga menyukai