Anda di halaman 1dari 53

GANGGUAN SISTEM

PERNAPASAN

AYU YULIYANI
DHENIRA FIRDHANIA
FINA ASFIAUL HASANAH
SOPHIE AMALIA
VEGI PIRA LESTARI
VIRNA DAMAYANTHY EKASARI
Apa sih
pernapas
an itu?
• Bernapas adalah
proses keluar dan
masuknya udara
kedalam dan keluar
paru-paru.
ANATOMI PERNAPASAN PADA
MANUSIA

Tenggorokan
( trakea)

Cabang-cabang
tenggorokan ( bronkus)

Paru-paru
(Pulmo)

A
Anatomi sistem pernapasan
TAHAPAN PERNAFASAN

1. VENTILASI PARU-PARU
Saat udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru
karena adanya perbedaan tekanan antara atmosfer
dan alveolus serta dibantu oleh kerjamekanik otot-
otot pernafasan.
• Perbedaan terkanan udara
• Resistensi jalan udara
• Kompliens paru
2. DIFUSI
 
Merupakan

stadium ke-2 dalam proses respirasi
mencangkup proses difusi gas melintasi membran
antar alveolus kapiler yang tipis (>0,5 ) tekanan O2
dalam atmosfer pada tekanan laut (21% dari
760mmHg)
3. TRANSFORTASI
Pengangkutan O2 melalui darah ke sel-
sel jaringan tubuh dan sebaliknya CO2
dari jaringan tubuh ke kapiler.
Pernapasan Internal Dan Eksternal
Proses Pernafasan Jaringan Proses Pernafasan
(internal) pulmonal(external)

Proses terjadinya pertukaran


Ketika kita menghirup udara dari
gas berlangsung di dalam lingkungan luar, udara tersebut akan
jaringan tubuh. Proses masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk
pertukaran oksigen dalam darah yang mengandung oksigen tersebut akan
dan karbondioksida tersebut diikat darah lewat difusi. Pada saat yang
sama, darah yang mengandung
berlangsung dalam respirasi karbondioksida akan dilepaskan.
seluler.
PENYAKIT POLA OBSTRUKTIF PADA
PERNAFASAN

Penyakit-penyakit yang terutama


menyebabkan gangguan ventilasi obstruktif
dan penyakit-penyakit yang
mengakibatkangangguan ventilasi restriktif.
ASMA
 Asma merupakan suatu
penyakit yang ditandai oleh
hipersensitifitas cabang
trakeobronkial terhadap
berbagai jenis rangsangan dan
keadaan ini bermanifestasi
sebagai penyempitan jalan
nafas cara periodik dan
reversibel akibat bronkos
plasma.
ETIOLOGI
• Alrgien utama,seperti debu rumah, spora jamur,
dan tepung sari rerumputan.
• Iritasi seperti asam, bau bauan, dan polutan
• Infeksi saluran napas terutama yang
disebabkan oleh virus
• Perubahan cuaca yang ekstrim
• Kegiatan jasmani yang berlebihan.
• Lingkungan kerja
• Obat-obatan
• Emosi.
PATOFISIOLOGI
 Patofisiologi asma akibat alergi terhadap respon
IgE yang dikendalikan oleh limfosite dan b serta
diaktifkan oleh interaksi antara antigen dan
molekul IgE yang berikatan dengan sel mast
sebagian besar alergen yang mencetuskan asma
bersifat air borne dan agar dapat menginduksi
keadaan sensitivitas alergen tersebut harus tersedia
dalam jumlah banyak untuk periode waktu
tertentu.
TANDA DAN GEJALA

• Dispenea yang bermakna.


• Batuk terutama dimalam hari.
• Pernapasan yang dangkal dan cepat.
• Peningkatan usaha Kecemasan
• Udara terperangkap karena
obstruksi aliran
PENATALAKSANAAN

 Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :


• Saatnya serangan.
• Obat-obatan yang telah diberikan (macam dan dosis).
• Pemberian obat bronkodilator
• Penilaian terhadap perbaikan serangan.
• Pertimbangan terhadap pemberian kortiosteroid.
• Penatalaksanaan setelah serangan mereda
• Cari faktor penyebab
• Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
Bronkitis

 Bronkitis adalah penyakit


pernapasan obstruktif yang
sering dijumpai yang
disebabkan inflamasi pada
bronkus.penyakit ini biasanya
berkaitan dengan infeksi virus
atau bakteri.
ETIOLOGI
• Infeksi
• Alergi
• Rangsangan
• bermotor,rokok,dan lain lain
• Bronkitis kronis bisa menjadi komplikasi
kelainan patologikyang mengenai beberapa
organ tubuh,yaitu sebagai berikut.
• Penyakit jantung Infeksi sinus paranasalins
dan rongga
• Diatasi bronkus (bronkiektasis)
PATOFISIOLOGI
 Bronkitis timbul sebagai akibat adanya paparan
terhadap agen infeksi maupun non-infeksi (terutama
rokok tembakau).iritan akan memicutimbulnya respon
inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi
,kongesti,edema mukosa ,dan bronkospasme.tidak
seperti emfisema,bronkitis lebih memengaruhu jalan
napas kecil dan besar dibandingkan dengan
alveoli.aliran udara dapat mengalami hambatan atau
mungkin juga tidak
TANDA DAN GEJALA
 Sputum yang banyak
 Batuk produktif untuk mengeluarkan mukus yang diproduksi oleh paru paru
 Disnea
 Penggunaan otot-otot aksesorius pernapasan akibat upaya yang bersifat jompensasi ya
memasok lebih banyak oksigen ke dalam sel
 Takipnea akibat hipoksia
 Edema pedis akibat gagal jantung kanan
 Distensi vena leher akibat gagal jantung kanan
 Penambahan berat badan akibat edema
 Mengi
 Pemanjangan waktu ekspirasi
 Ronki
 Hipertensi pulmoner
PENATALAKSANAAN

 Penyuluhan kesehatan agar pasien menghindari pajanan iritan


lebih lanjut,terutama asap rokok
 Terapi karena setiap infeksi akan semakin meningkatkan
pembentukan mukus dan pembengkakan
 Karena banyak pasien yang mengalami spasme saluran napas
akibat bronkitis kronis yang mirip dengan spasme pada asma
kronis,individu sering,diberikan bronkodilator
EMFISEMA

Emfisema adalan penyakit


obstruktif kronis dengan
karakteristik penurunan
elastisitas paru dan luas
permukaan alveolus yang
berkurang akibat destruksi
dinding alveolus dan
peleburan ruang distal udara
ke bronkiolus terminal.
PATOFISIOLOGI

Emfisema merupakan kelainan atau


kerusakan yang terjadi pada dinding
alveolar dapat menyebabkan overdistensi
permanen ruang udara.
TANDA DAN GEJALA

• Takipnea yang berhubungan dengan penurunan oksigasi


• Dispnea d’effort yang sering menjadi gejala
• Dada berbentuk tong (barrel chest) akibat distensi dan
pengembangan paru yang berlebihan
• Waktu ekspirasi yang memanjang dan bunyi stridor
akibat penggunaan otot-otot aksesorious untuk inspirasi
dan otot otot abdomen untuk ekspirasi
PENATALAKSANAAN
• Mendorong individu untuk berhenti merokok
• Mengatur posisi untuk bernapasuntuk mengurangi jumlah
udara yang terperangkap
• Memberi pengajaran mengenai teknik relaksasi dan cara untuk
menghemat energi
• Banyak pasien emfisema memerlukan terapi oksigen agar
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Terapi oksigen dapat
memperlambat kemajuan penyakit dan mengurang morbilitas
dan mortalitas.
• Terapi latihan yang dirancang dengan baik dapat memperbaiki
gejala.
 Penyakit Pernapasan Restriktif

a. gangguan neurologik dan


neuromuskular
Gangguan patofisiologis yang sering terjadi pada
keadaan-keadaan ini adalah hipoventilasi
alveolar, meskipun ini tak sepenuhnya benar
pada kasus kifoskoliosis.
b.Gangguan rangka toraks
Kifosis

tulang belakang ke arah


posterior (bengkok),
dan skoliosis
mennjukan adanya
pergeseran tulang
belakang ke arah
lateral.
 
 Pektus ekskavatum (dada berbentuk corong)

deformitas kongenital yaitu bagian toraks lewat ikatan-ikatan fibromuskular,


sehingga bagian bawah sternum tampak seperti gua.
 Torakoplasti

suatu penyakit yang menyebabkan reduksisimetris pada pergerakan


bagian toraks bertulang sebagai akibat penulangan sendi vetebra
dan ligamentum-ligamentumnya
 Ankilosis spondilitis

 suatu penyakit yang menyebabkan reduksisimetris pada pergerakan bagian


toraks bertulang sebagai akibat penulangan sendi vetebra dan ligamentum-
ligamentumnya
 
Penyakit Kardiovaskular Dan Paru

 Emboli paru

Emboli paru atau PE terjadi apabila


suatu embolus, biasanya bekuan
darah yang terlepas dari
perlekatannya pada vena ektremitas
bawah, lalu bersirkulasi melalui
pembuluh darah dan jantung kanan
sehinga akhirnya tersangkut pada
arteri pulmonlis utama atau pada
salah satu percabangannya
 Edema Paru

 Edema paru merupakan


penimunan cairan serosa
atau serosa nguinosa
yang berlibahan dalam
ruang interstisial dan
alveolus paru. Edema
paru dapat terjadi karena
peningkatan tekanan
hidrostatik dalam kapiler
paru, penurunan tekanan
osmotik koloid nefritis,
atau kerusakan dinding
kapiler.
 Pembentukan edema paru terjadi dalam dual
stadium
1. Edema interstisial yang ditandai peleberan ruang
perivaskular dan ruang peribronkial serta
peningkatan aliran getah bening
2. Terjadinya edema alveolar sewaktu caian bergerak
masuk kedalam alveoli.
Etiologi dan Patogenesis

 Petunjuk umum penyebab edema alveolar yang khas


agaknya berupa cedera membran kapiler alveolar
yang menyebabkan kebocoran kapiler. Penyelidikan
dengan mikroskop elektron menunjukan sawar udara
– darah terdiri dari pnemosit tipe 1 (sel-sel
penyokong) dan pneumosit tipe 2 (sumber surfaktan)
bersama sama dengan membran basalis dari sisi
alveolar
 Kor Pulmonale
 Kor pulmonale
merupakan suatu
keadaan timbulnya
hipertroksi dan
dilatasi ventrikel
kanan tanpa atau
dengan gagal jantung
kanan, timbul akibat
penyakit yang
menyerang struktur
atau fungsi paru atau
pembuluh darah.
GAGAL NAPAS

 gagal napas adalah masalah yang relatif sering terjadi,yang


biasanya,meskipun tidak selalu,merupakan tahap akhir dari penyakit
kronik pada sistem pernapasan.keaadaan ini semakin sering
ditemukan sebagai komplikasi dari trauma akut,septikemia,atau shock
Gagal napas akut

didefinisikan sebagai kegagalan pernapasan bila tekanan parsial oksigen arteri


(atau tegangan,PaO2) 50-60mmHg atau kurang tampa atau dengan tekanan
parsial karbondioksida arteri(PaCO2) 50mmHg atau lebih besar dalam keadaan
istirahat pada ketinggian permukaan laut saat menghirup udara ruangan.

Dua klasifikasi utama pada gagal napas berdasarkan


patofisiologi gas darah arteri :
1.gagal napas hipoksemia atau normokapnea,(hipoksemia
dengan PaCO2 normal atau rendah)
2.kegagalan hiperkapnea,atau ventilatotik (hipoksemia dan
hiperkapnia)
PATOGENESIS DAN ETIOLOGI

 gangguan rekstiktif difus pada parenkim paru dan


pembuluh darah umumnya mengakibatkan gagal napas
hipoksemia yang ringan,namun kelainan paru instrinsik
akut seperti edema paru masif,atelektasis,pneumonia
dengan konsolidasi yang luas,dan sindrom gawat napas
akut(ARDS) Dapat mengakibatkan hipoksemia yang berat
LANJUTAN
 sekresi yang tertahan,infeksi,dan bronkospasma
merupakan faktor pencetus yang paling sering
pada pasien dengan COPD yang menyebabkan
keadaan akut pada gagal napas kronik
korpumonal,emboli paru (terutama pada pasien
dengan polisitemia),dan pneumotoraks akibat
blep emfisema tosa merupakan penyebab yang
tidak begitu sering dari gagal napas.
Sindrom Gawat Nafas Akut
(dewasa)
 Sindromgawat akut dewasa adalah bentuk
khusus gagal nafas yang ditandai dengan
hipoksemia yang jelas dan tidak dapat diatasi
dengan penanganan konvensional. Diawali
dengan penyakit serius yang pada akhirnya
mengakibatkan edema paru
difusnonkardiogenik yang khas.
CA PARU

 Kanker paru-paru merupakan


penyakit dengan ciri khas
adanya pertumbuhan sel yang
tidak terkontrol pada jaringan
paru paru.
Tanda dan gejala

• gejala pada saluran napas: batuk, batuk berdarah, bengek


atau napas nafas pendek
• gejala sistemik: berat badan turun, demam, gada pada kuku
jari, atau kelelahan
• gejala karena tekanan di daerah lokal: nyeri dada, nyeri
tulang, obstruksi vena cava superior, kesulitan menelan
penyebab
Merokok penanganan
Gas rabon

Asbestos • Kemoterapi
• Radioterapi
Polusi udara • Perawatan
pariatif
genetika
Diagnosis dan Penentuan Stadium Kanker
Paru

Alat utama untuk mendiagnosis kanker paru adalah radiologi,


bronkoskopi dan sitologi.
Penentukan stadium kanker paru terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Pembagian stadium menurut anatomi untuk menentukan
luasnya penyebaran tumor dan kemungkinannya untuk dioperasi
dan
2. Pembagian stadium fisiologik untuk menentukan kemampuan
pasien bertahan terhadap berbagai pengobatan anti tumor
Pengobatan dan Prognosis Kanker Paru

 pengobatan yang paling sering adalah kombinasi dari


pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
 Dasar terapi bagi pasien SCLC adalah kemoterapi, dengan atau
tanpa terapi radiasi.
 Kemoterapi dan radioterapi dada dapat diberikan pada pasien-
pasien dengan stadium penyakit yang terbatas, jika secara
fisiologis mereka mampu menjalani pengobatan itu. Pasien-
pasien dengan stadium penyakit yang ekstensif (luas) ditangani
dengan kemoterapi saja
Pathway CA Paru
Tuberkulosis Paru

 Tuberkulosis (TB) adalah


penyakit infeksi yang menular
disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis.
Kuman batang aerobik dan
tahan asam ini, dapat
merupakan organisme patogen
maupun saprofit.
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
1. Demam
2. Keringat di malam hari
3. Batuk produktif
4. Hemoptisis (batuk berdarah)
5. Dispnea
6. Ronchi basah
7. Mengi
8. Suara nafas berkurang
9. Berat badan turun drastis
10. Hilang nafsu makan
PATHWAY TB
Pengobatan
pengobatan penyakit dan infeksi TB yaitu :
1. Regimen obat 6 bulan yang terdiri dari isoniazit, rifampisin, dan
pirazinamit diberikan selama 2 bulan, kemudian diikuti dengan INH
dan rifampisin selama 4 bulan adalah regimen yang direkomendasikan
untuk terapi awal TB pada pasien yang organismenya sensitif terhadap
pengobatan.
2. INH dan Rifampisin regimen 9 bulan sensitif pada orang yang tidak
boleh atau tidak bisa mengonsumsi firazinamid. Bila resistensi INH
telah terlihat, rifampisin dan etambutol harus diminum secara terus
menerus minimal selama 12 bulan.
3. Mengobati semua pasien dengan DOT adalah rekomendasi utama.

Anda mungkin juga menyukai