Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

PENGARUH PEMBERIAN BAWANG MERAH UNTUK MENURUNKAN


DEMAM PADA ANAK
diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan Komplementer
dosen pengampu Nina Gartika, S.Kep,. Ners,. M.Kep.

Disusun oleh:

Kelompok 2

Anggun Meisya Permatasari (302017005)

Denurta Nuzul Romadhona (302017019)

Desih Fira Wibowo (302017021)

Dhini Sri Wahyuni (302017023)

Fina Asfiaul Hasanah (302017034)

Fitria Kanda Putri (032016039)

Hana Laela Sa’diyah (302017036)

Silviya Pebriyani (032016013)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan
sayangnya kepada kita semua khususnya kepada penulis serta selalu memberikan
hidayah dan inayahnya sehingga penyusun dapat membuat makalah ini.
Dalam penyusunannya pun penulis mendapatkan bantuan dari temanteman
dan dari referensi buku dan jurnal. Sudah barang tentu makalah yang penulis buat
belum sepenuhnya sempurna, sehingga penulis dengan lapang dada menerima
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga di kemudian
hari penulis dapat membuat makalah jauh lebih baik dari makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta
menjadi inspirasi bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.

Bandung, Maret 2020

Penulis
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit
(Maryunani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37˚C, yang biasanya
diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih
banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Wong,
2008). Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya
infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam
tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada
anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus (Setiawati, 2009). Demam
juga dapat disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating),
dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan
sistem imun (Lubis, 2009).
Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada
anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan
dengan pemberian antipiretik (farmakologik). Antipiretik bekerja secara
sentral menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang diikuti
respon fisiologis termasuk penurunan produksi panas, peningkatan
aliran darah ke kulit, serta peningkatan pelepasan panas melalui kulit
dengan radiasi, konveksi, dan penguapan. Namun penggunaan
antipiretik memiliki efek samping yaitu mengakibatkan spasme bronkus,
peredaran saluran cerna, penurunan fungsi ginjal dan dapat menghalangi
supresi respons antibodi serum (Sumarmo, 2010). Antipiretik
(parasetamol dan ibuprofen) tidak harus secara rutin digunakan dengan
tujuan tunggal untuk mengurangi suhu tubuh pada anak dengan demam
(NICE Clinical Guidelines, 2007).
Obat tradisional harganya murah dan terjangkau oleh setiap
kalangan masyarakat dan mudah didapat karena jumlahnya melimpah
(Septiatitin, 2009). Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk
mengendalikan demam adalah bawang merah (Allium Cepa var.
ascalonicum). Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu
Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan
melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk
alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang
berfungsi menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013). Kandungan
minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran
darah sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari
bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin,
sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010). Gerusan bawang
merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena berubah
ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol
pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh
darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke
pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas melalui
kulit meningkat, pori-pori membesar, dan pengeluaran panas secara
evaporasi (berkeringat) yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu
tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter dan Perry, 2009).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pertanya-pertanyan.
Rumusan masalahnya kami susun sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Demam?
2. Apa yang dimaksud dengan Bawang Merah?
3. Bagaimana mekanisme pemberian kompres Bawang Merah?
4. Bagaimana mekanisme fisiologis pemberian kompres Bawang Merah?
5. Bagaimana cara pemberian Bawang Merah?
6. Bagaimana waktu dan lama pemberian Bawang Merah?
7. Bagaimana hasil setelah dilakukan kompres Bawang Merah ?
8. Bagaimana Efek Farmakologis Terhadap Kesehatan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa
disusunnya makalah ini adalah untuk sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Demam


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bawang Merah
3. Untuk mengetahui mekanisme pemberian kompres Bawang Merah
4. Untuk mengetahui mekanisme fisiologis pemberian kompres Bawang
Merah
5. Untuk mengetahui cara pemberian Bawang Merah
6. Untuk mengetahui waktu dan lama pemberian Bawang Merah
7. Untuk mengetahui hasil setelah dilakukan kompres Bawang Merah
8. Untuk mengetahui Efek Farmakologis Terhadap Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Demam
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit
(Maryunani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37oC, yang biasanya diakibatkan
oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas
daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Wong, 2008). Demam
merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah
keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus,
bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan
oleh infeksi virus (Setiawati, 2009). Demam juga dapat disebabkan oleh
paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan
cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, 2009).

2. Defisini Bawang merah


Bawang merah adalah herba semusim, tidak berbatang, daun
tunggal memeluk umbi lapis, umbi lapis menebal dan berdaging, warna
merah keputihan, perbungaan berbentuk bongkol. Bawang merah dikenal
sebagai obat, kira-kira sejak 5000 tahun yang lalu, bawang merah sudah
dikenal dan digunakan oleh masyarakat mesir kuno. Hampir bersamaan
waktunya dengan bawang putih, bawang merah tidak hanya dikenal
sebagai bumbu penyedap masakan saja, tetapi juga untuk pengobatan.
Baik digunakan secara sendirian, artinya hanya dengan bawang merah
saja, maupun bersama bahan lain.
Kandungan bawang merah diantaranya Minyak atsiri, Sikloaliin,
Metilaiin, Dihidrolaiin, Flavongikosida, Kuersetin, Saponin. Dalam
bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan natural
essence (penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan
propil metal disulfide yang mudah menguap. Jika dimanfaatkan sesuai
dosis yang tepat, maka bawang merah dapat digunakan sebagai penurun
suhu tubuh khususnya pada anak usia 1-5 tahun yang mengalami
peningkatan suhu tubuh. Propil disulfide dan propil metal disulfide yang
mudah menguap ini jika dibalurkan pada tubuh akan menyebabkan
memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit.

3. Mekanisme Pemberian Kompres Bawang Merah


Kompres hangat yang dilakukan akan menggunakan metode
inovasi yaitu salah satunya dengan kombinasi bawang merah (Allium
Cepa Varietas Ascalonicum). Bawang merah merupakan sejenis umbi-
umbian yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat karena sering
digunakan sebagai bumbu masak, selain itu bawang merah juga dapat
digunakan sebagai obat tradisional karena bisa menurunkan panas tanpa
zat kimia dan memiliki efek samping yang minim bahkan tanpa
menimbulkan efek samping, karena zat yang terkandung dalam tanaman
obat tradisional sebagian besar dapat dimetabolisme oleh tubuh. Obat
tradisional atau obat herbal memiliki keuntungan yang dapat disiapkan
dengan kombinasi sesuai kondisi masing- masing pasien. Kombinasi dapat
dilakukan dengan prinsip hidroterapi yang digunakan sebagai kompres
atau untuk mandi. Penggunaan kompres bawang merah ini juga mudah
dilakukan serta tidak memerlukan biyaya yang cukup banyak
(Cahyaningrum & Putri, 2017).
Bawang merah (Allium Cepa Varietas Ascalonicum) dapat
digunakan untuk mengompres karena mengandung senyawa sulfur organic
yaitu Allylcysteine Sulfoxide (Alliin). Potongan atau irisan umbi bawang
merah akan melepaskan enzim allinase yang berfungsi menghancurkan
pembentukan pembekuan darah sehingga membuat peredaran darah
menjadi lancar dan panas dari dalam tubuh dapat lebih mudah disalurkan
ke pembuluh darah tepi dan demam yang terjadi akan menurun (Suryono,
2012). Kandungan lain bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh
adalah minyak atsiri, florogusin, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, dan
kuersetin (Cahyaningrum, 2017).
Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu
Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan
melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin
yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi
menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013). Kandungan minyak atsiri
dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga
peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang
dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan
kaemferol (Tusilawati, 2010).
Senyawa Alliin mempunyai sifat mudah menguap terutama pada
suhu 20°C hingga 40°C. Bawang merah yang digerus akan melepaskan
enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang
akan bereaksi dengan senyawa lainnya. Reaksi tersebut akan terjadi
dalam waktu 10 – 60 detik. Agar reaksi ini tidak cepat terjadi, maka
pada gerusan bawang dapat ditambahkan minyak. Bawang merah bersifat
sebagai isolatorkarena memiliki kalor jenis yaitu 0,9 kkal/kg°C.15.

4. Mekanisme Fisiologis Pemberian Kompres Bawang Merah


Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh
darah vena berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk
mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran)
pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali
ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas melalui kulit
meningkat, pori-pori membesar, dan pengeluaran panas secara evaporasi
(berkeringat) yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh
mencapai keadaan normal kembali (Potter dan Perry, 2009).

5. Cara Pemberian Bawang Merah


Bawang merah diberikan dengan cara dicampurkan bahan lain
seperti minyak goreng tradisioanal Bali (minyak tanusan) atau minyak
kayu putih. Setelah dikupas kulit luarnya, bawang merah lalu diiris tipis-
tipis. Irisan bawang merah inilah yang kemudian dicampurkan dengan
bahan lain tersebut. Selanjutnya, barulah dibalurkan ke seluruh tubuh anak
terutama di daerah badan dan punggung.

6. Waktu Dan Lama Pemberian Bawang Merah


Waktu untuk memberikan baluran bawang merah selama anak
mulai demam sampai dengan anak sudah tidak demam lagi. Sebagian
besar informan juga menyatakan baluran dilakukan di rentang waktu 10-
15 menit.

7. Hasil Setelah Dilakukan Kompres Bawang Merah


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih suhu tubuh anak
sebelum dan setelah kompres bawang merah yaitu 0.742˚C, selisih suhu
terendah 0.3˚C, dan selisih suhu tertinggi 1.8˚C. Responden mengalami
penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres bawang merah. Hal
tersebut sesuai dengan teori Berman (2009) yang menyatakan bahwa pada
dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik,
obat-obattan maupun kombinasi keduanya. Pemberian obat-obat
tradisional juga dipercaya dapat meredakan demam. Obat-obatan
tradisional yang berasal dari tanaman obat (herbalis) bagus digunakan
sebagai pengusir demam. Obat-obattan tradisional memiliki kelebihan,
yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obattan kimia.

8. Efek Farmakologis Terhadap Kesehatan


Bawang merah mengandung bahan-bahan aktif yang mempunyai
efek farmakologis terhadap tubuh. Beberapa bahan aktif yang berguna
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Allisin dan alliin
Senyawa ini bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar
kolesterol darah. Menurut dr. Widjaja Kusuma (1991), mengkonsumsi
satu suing bawang merah segar dapat meningkatkan kadar kolesterol
‘baik’ (HDL, high density lipoprotein) sebesar 30%. Senyawa ini juga
berfungsi sebagai antiseptic, yaitu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Allisin dan alliin diubah oleh enzim allisin liase
menjadi asam piruvat, ammonia, dan allisin antimikroba yang bersifat
bakterisidal (dapat membunuh bakteri) (Jaelani, 2007).
b. Flavonoid
Bahan aktif ini dikenal sebagai antiinflamasi atau antiradang. Jadi,
bawang merah bisa digunakan untuk menyembuhkan radang hati
(hepatitis), radang sendi (arthritis), radang tonsil (tonsillitis), radang
pada cabang tenggorokan (bronchitis), serta radang anak telinga (otitis
media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan antioksidan alamiah,
sebagai bakterisida, dan dapat menurunkan kadar kolesterol ‘jahat’
(LDL, low density lipoprotein) dalam darah secara efektif (Jaelani,
2007).
c. Alil profil disulfida
Seperti flavonoid, senyawa ini juga bersifat hipolipidemik atau mapu
menurunkan kadar lemak darah. Khasiat lainnya yaitu sebagai
antiradang. Kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk
mengatasi reaksi radang, terutama radang hati, bronchitis, maupun
kengesti bronchial (Jaelani, 2007).
d. Fitoterol
Fitosterol adalah golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari
minyak tumbuh-tumbuhan atau yang lebih dikenal sebagai ‘lemak
nabati’. Jenis lemak ini cukup aman untuk dikonsumsi, termasuk oleh
para penderita penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu,
penggunaannya justru akan menyehatkan jantung (Jaelani, 2007).
e. Flavonol
Senyawa ini bersama kuersetin dan kuersetin glikosida, memiliki efek
farmakologis sebagai bahan antibiotic alami (natural antibiotic). Hal
ini dikarenakan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan
virus, bakteri maupun cendawan. Senyawa ini juga mampu bertindak
sebagai antikoagulan dan antikanker (Jaelani, 2007).
f. Kalium
Salah satu unsur penting dalam kandungan gizi bawang merah dan
terdapat dalam jumlah besar adalah kalium. Menurut Food and
Nutrition Research Center, Manila (1964), kandungan unsur kalium
dalam bawang merah biasa lebih tinggi daripada bawang Bombay,
masing-masing 334 mg dan 102 mg dalam setiap 100 gram. Kalium
berperan dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit tubuh.
Unsure ini juga bermanfaat untuk menjaga fungsi saraf dan otot
(Jaelani, 2007).
g. Pektin
Bahan ini merupakan senyawa golongan polisakarida yang sukar
dicerna. Oleh karena itu, seperti pada flavonoid, pektin bersifat
menurunkan kadar 20 kolesterol darah (hipolipidemik). Senyawa ini
juga mempunyai kemampuan mengendalikan pertumbuhan bakteri
(Jaelani, 2007).
h. Saponin
Saponin termasuk senyawa penting dalam bawang merah, yang
memiliki cukup banyak khasiat. Senyawa ini terutama berperan
sebagai antikoagulan, yang berguna untuk mencegah penggumpalan
darah. Saponin juga dapat berfungsi sebagai ekspektoran, yaitu
mengecerkan dahak (Jaelani, 2007).
i. Tripropanal sulfoksida
Ketika umbi bawang merah diiris atau dilukai, akan keluar gas
tripropanal sulfoksida. Gas ini termasuk salah satu senyawa aktif eteris
dalam bawang merah yang menyebabkan keluarnya air mata
(lakrimator). Agar mata tidak pedih dan berair saat mengiris bawang
merah, simpanlah bawang merah dalam lemari pendingin selama
kurang lebih 30 menit.
Bersamaan dengan keluarnya tripropanal sulfoksida, akan muncul
pula bau menyengat yang merupakan aroma khas bawang merah. Bau
ini berasal dari senyawa propil disulfida dan propil-metil disulfida.
Ketika bawang merah ditumis atau digoreng, senyawa ini akan
menebarkan aroma harum. Baik tripropanal sulfoksida, propil
disulfida, maupun propil metal disulfida dapat berfungsi sebagai
stimulansia atau perangsang aktifitas fungsi organ-organ tubuh. Jadi,
senyawasenyawa itu sangat berguna untuk merangsang fungsi
kepekaan saraf maupun kerja enzim pencernaan (Jaelani, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh
melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37 oC, yang biasanya
diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang
menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat
dikeluarkan oleh tubuh kemudian dalam demam ini
(hipertermi) dapat diobati dengan obat tradisional yaitu
menggunakan bawang merah herbal. Bawang merah dikenal
sebagai obat, kira-kira sejak 5000 tahun yang lalu, bawang
merah sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat mesir
kuno, dimana kandungan bawang merah diantaranya Minyak
atsiri, Sikloaliin, Metilaiin, Dihidrolaiin, Flavongikosida,
Kuersetin, Saponin. Dalam bawang merah mengandung asam
glutamate yang merupakan natural essence (penguat rasa
alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil
metal disulfide yang mudah menguap. Bawang merah (Allium
Cepa Varietas Ascalonicum) dapat digunakan untuk
mengompres karena mengandung senyawa sulfur organic yaitu
Allylcysteine Sulfoxide (Alliin).
Selain itu bawang merah juga dapat digunakan sebagai
obat tradisional karena bisa menurunkan panas tanpa zat kimia
dan memiliki efek samping yang minim bahkan tanpa
menimbulkan efek samping, karena zat yang terkandung dalam
tanaman obat tradisional sebagian besar dapat dimetabolisme
oleh tubuh. Gerusan bawang merah dipermukaan kulit
membuat pembuluh darah vena berubah ukuran yang diatur
oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol pengeluaran panas,
sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan
hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke
pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran
panas. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan
panas melalui kulit meningkat, pori-pori membesar, dan
pengeluaran panas. Senyawa Alliin mempunyai sifat mudah
menguap terutama pada suhu 20°C hingga 40°C. Bawang
merah yang digerus akan melepaskan enzim alliinase yang
berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan
bereaksi dengan senyawa lainnya. Reaksi tersebut akan
terjadi dalam waktu 10 – 60 detik. Bawang merah diberikan
dengan cara dicampurkan bahan lain seperti minyak goreng
tradisioanal Bali (minyak tanusan) atau minyak kayu putih,
Selanjutnya, barulah dibalurkan ke seluruh tubuh anak terutama
di daerah badan dan punggung. Kemudian baluran dilakukan di
rentang waktu 10-15 menit sesuai pada kondisi saat demam
saja.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pembaca masyarakat dalam terapi
komplementer atau tradisional. Makalah ini masi banyak
kekurangan dalam hal penulisan maupun isi. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bd, F., Yusefni, E., & Myzed, I. D. (2018). PENURUN SUHU TUBUH PADA
BALITA DEMAM DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA PADANG
TAHUN 2018. 2, 136–142.

Cahyaningrum, E. D. (2017). Pengaruh Kompres Bawang Merah terhadap Suhu


Tubuh Anak Demam. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid
YLPP Purwokerto. ISBN: 978-602-50798-0-1
Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam
Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah
Ilmu- Ilmu Kesehatan. Vol. 5, No. 2, Hal. 66-74. ISSN: 2621-2366.

Harnani, N. M., Andri, I., & Utoyo, B. (2019). Pengaruh Kompres Bawang
Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam Thypoid di RS
PKU Muhammadiyah Gombong. 361–367.

Rismawan, M., Negara, I. K., Komang, N., & Agustini, T. (n.d.). PENGALAMAN
ORANGTUA TENTANG MANFAAT BAWANG MERAH PADA ANAK
YANG MENGALAMI DEMAM : STUDI FENOMENOLOGI ITEKES Bali ,
Indonesia . Jl . Tukad Balian No . 180 Renon , Denpasar , Bali . 180.

Suryono. (2012). Efektifitas Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh


Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun. Jurnal AKP. No. 6, Hal. 63-68.

Tahun, U., Puskesmas, D. I., Publikasi, J., Hayuni, A. F., & Gilingan, D. I. P.
(2019). TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK Disusun
untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir. 1–7.

Tubuh, S., & Demam, A. (n.d.). Pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu
tubuh anak demam. 80–89.

Anda mungkin juga menyukai