Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN LANSIA DENGAN


PERSONAL HYGIENE
By:
Qurotul a’yun.S.Kep.,Ns
KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
 Pengertian
personal  perorangan
hygiene  sehat.

• Kebersihan seseorang adalah


suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan
Tarwoto, kesehatan seseorang untuk
2004) kesejahteraan fisik dan psikis
• Kebersihan diri adalah upaya
individu dalam memelihara
kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan
mulut, mata, telinga, kuku, kulit,
Effendy, dan kebersihan dalam berpakaian
dalam meningkatkan kesehatan
1997 yang optimal
KLASIFIKASI

Menurut Tarwoto (2004), macam-


macam personal hygiene antara lain:
Perawatan
Perawatan kulit seluruh
Perawatan Perawatan
kulit kepala tubuh
hidung kuku kaki
dan rambut
Perawatan dan tangan
Perawatan Perawatan
telinga Perawatan
mata tubuh secara
genetalia
keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis
kebersihan diri antara lain:

Kebersihan
Kebersihan Kebersihan
rambut
mata kuku
Kebersihan
Kebersihan Kebersihan
gigi dan
telinga kulit
mulut
TUJUAN
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

Memelihara kebersihan diri seseorang

Memperbaiki personal hyiene yang kurang

Mencagah penyakit

Meningkatkan rasa percaya diri

Menciptakan keindahan
FAKTOR – FACTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI
Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola Personal Hygiene.
Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan
engetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya
DAMPAK YANG SERING TIMBUL

Dampak Fisik
 Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan
dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik
pada kuku.
Dampak Psikososial
 Masalah social yang berhubungan dengan Personal
Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
PERAWATAN SECARA UMUM BAGI LANSIA TERBAGI
2, YAITU:

Mereka yang masih aktif


 Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari –
hari dapat terpenuhi.
Mereka yang pasif
 Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan
pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.
BAGI MEREKA YANG MASIH AKTIF, HAL –HAL YANG
PERLU DI PERHATIKAN ANTARA LAIN:

Mandi
Kebersihan mulut
Perawatan rambut
Perawatan kuku
Pakaian
Mata
Lingkungan
BAGI MEREKA YANG PASIF

Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan


di tempat tidur perlu tetap diperhatikan, yaitu:
1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto
badan tetap aktif dan menghindarkan pegal – pegal
serta atrofi otot
3. Letak tidur diatur antara lain:
Letak guling dibawah lutut
Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk
mencegah lecet pada tumit dan bokong
Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau
kiri
Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala
tempat tidur diberi sandaran atau papah.
ADA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA ANTARA LAIN

1. Faktor Pengetahuan
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
3. Faktor Ekonomi
4. Faktor Budaya
5. Faktor Lingkungan
6. Faktor Citra Tubuh
7. Faktor Peran Keluarga
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik, keleamahan otot
Intervensi :
Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu

Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)

Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan untuk makan sendiri

Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan

Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata

Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik dalam posisi duduk
di kursi dengan meja)

Berikan kontak sosial selama makan


Untuk klien dengan kekurangan kognitif
 Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan
dan tidak mudah mengalihkan perhatian dari tugas
 Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari
perlengkapan untuk makan
 tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan,
secara fisik klien dapat makan
 Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada
terhadap kelemahan, frustasi, atau agitasi

Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan


 Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
 Makan satu potong roti dulu
 Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga
 Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan
dan tujuan seluruh intervensi
2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik,
kelemahan otot
Intervensi :
 Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
 Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
 Berikan privasi selama mandi rutin
 Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
 Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
 Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung pada fasilitas yang ada
dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
 Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
 Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau pancuran
 Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
 Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
 Papan mandi untuk pindah kekursi
 Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
 Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
 Sikat gigi yang sudah teradaptasi
 Alat pencukur
 Pemegang semprotan pancuran
Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
 Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian
dari suatu program struktur untuk membantu menurukan
ansietas
 Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan,
orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi
 Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh,
biarkan klien memandikan satu bagian tubuhnya sampai
dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap
keberhasilan
 Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan
aman melaksanakan tugas yang tidak dibantu
 Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap
kelelahan yang dapat meningkatkan ansietas
 Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan
bantu dalam menentukkan jika ada berbagai
kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau
pelayanaan sosial untuk membantu dalam
mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan
Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan
otot
Intervensi :
 Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
 Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak dibantu
 Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan bagian depan
 Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat melemahkan, membuat
nyeri atau mengalami kerusakan
 ·Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas sebelum berkembang lebih lanjut
 Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
 Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan yang digunakan termasuk
gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis
 Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian malam
 Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin

Untuk individual dengan kemunduran kognitif


 Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan suatau program terstruktr untuk
menurunkan ansietas
 Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari pengalihan
 Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
 Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas
 Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional diatas

Anda mungkin juga menyukai