DISUSUN OLEH:
RAMADAN
NIM: P05120218076
RAMADAN
NIM. P05120218076
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN TEKNIK BACK RUB DENGAN MINYAK SEREH
(LEMONGRASS OIL) PADA TN. A DAN TN. R DENGAN INSOMNIA
DI PUSKESMAS SAWA LEBAR KOTA BENGKULU
TAHUN 2021
RAMADAN
NIM.P05120218076
Oleh
Dosen Pembimbing
Pembimbing
ii
iii
HALAMAN PERSEUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan Judul
RAMADAN
NIM.P05120218076
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji Pada
Program D III Keperawatan Bengkulu Jurusan Keperawatan Poltekkes kemenkes
Bengkulu
Panitia Penguji:
Mengetahui
Ka. Prodi DIII Keperawatan Bengkulu
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
iii
iv
NIP: 197502022001122002
KATA PENGANTAR
1. Ibu Eliana, S.Km, M.PH selaku Direktur Poltekkes kemenkes Bengkulu yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Ibu Ns.Septiyanti,S.Kep,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Asmawati, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes KemenkesBengkulu.
4. Bapak Ns. Agung Riyadi, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, memberikan semangat, dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
6. Orang Tua yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan semangat kepada
penulis.
7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Keperawatan atas kerjasama dan
dukungan dalam menyelesaikan Pendidikan ini.
iv
v
Bengkulu,
Oktober 2020
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
1. Konsep Lansia.....................................................................................7
1. Definisi.........................................................................................7
2. Karakteristik.................................................................................7
B. Konsep Dasar Insomnia...................................................................7
1. Definisi......................................................................................7
2. Klasifikasi..................................................................................8
3. Etiologi......................................................................................8
4. Fatifisiologi..............................................................................10
vi
vii
5. Woc..........................................................................................12
6. Klasifikasi Insomnia................................................................12
7. Komplikasi Insomnia...............................................................12
8. Pemeriksaan Penunjang...........................................................14
9. Penatalaksanaan Insomnia.......................................................14
C. Konsep Backrub Dengan Minyak Sereh (Lemongrass Oil)....20
1. Definisi......................................................................................20
2. Manfaat......................................................................................22
3. Dosis dan Cara Pemberian........................................................22
4. Mekanisme Teknik....................................................................23
5. Prosedur Teknik........................................................................24
6. Jurnal Penerapan.......................................................................26
1. Gambaran Karakteristik..............................................................27
2. Diagnosa Keperawatan...............................................................29
3. Perencanaan Keperawatan..........................................................30
4. Implementasi Keperawatan........................................................33
5. Evaluasi Keperawatan................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN.................................35
vii
viii
B. Pembahasan....................................................................................
1. Gambaran Karakteristik............................................................
2. Gambarab Pra Interaksi............................................................
3. Fase Orientasi............................................................................
4. Fase Interaksi ...........................................................................
5. Fase Terminasi..........................................................................
C. Keterbatasan..................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN
viii
ix
Daftar Gambar
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Komplikasi dari insomnia 13
ix
x
Daftar Lampiran
x
xi
Daftar Tabel
xi
xii
xii
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.Proses penuaan
adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.
Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ
(Fatmah, 2010).
Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya.
Di Indonesia jumlah lansia pada tahun Sementara itu, hasil Sensus
Penduduk 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar
negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia yakni, mencapai
18,1 juta jiwa pada 2010 atau 7,6% dari jumlah penduduk. Jumlah
penduduk lansia (60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 29,1 juta
pada 2020, dan 36 juta pada 2025 (proyeksi Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia
meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Kualitas tidur yang buruk dalam hal ini masih belum menjadi sorotan
masyarakat luas sebagai sesuatu yang serius. Namun bagi orang-orang atau
lansia khususnya yang menyatakan bahwa tidur itu merupakan kewajiban,
mereka pasti akan mengeluhkan bahwa kondisi sulit tidur merupakan
masalah yang sangat berat (Damayanti, 2011).
7
8
8
9
14,9% dan stress emosi sedang adalah 25,7%. Penelitian lain oleh
Hermayudi (2012) bahwa lansia yang mengalami depresi sedang 62,2%
dapat menyebabkan lansia mengalami gangguan tidur. Oleh sebab itu,
perlu adanya upaya penanganan dalam mengurangi dampak gangguan
tidur yang dialami lansia.
Minyak aroma terapi sereh merupakan salah satu terapi komplementer
yang juga dapat digunakan dalam mengatasi gangguan tidur (Kaina, 2006).
Sereh merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang mempunyai
kandungan utama minyak asitri, yang terdiri dari sitrat, sitroneral, linalool,
geraniol, sitronelal, dan farsenol, yang memiliki efek menenangkan,
menyeimbangkan, stimulansia, antidepresan dan efek vasodilator dari
sereh dapat membantu peningkatan kualitas tidur (Price, 2007).
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Triyadini (2010)
bahwa sebelum dilakukan terapi massage punggung dengan sereh 66,67%
lansia menderita insomnia sedang, namun setelah pemberian terapi
massage backrub menjadi 40,8%. Hasil penelitian Setiawan (2017) bahwa
kualitas tidur lansia sebelum pemberian massage backrub adalah 11,80%
dan setelah pemberian terapi menurun menjadi 7,60%. Dari beberapa hasil
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian terapi
massage backrub dengan minyah sereh pada lansia dengan masalah
gangguan tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur yang efektif.
Back rub merupakan suatu tindakan/proses masase bagian punggung
untuk mengurangi nyeri dan merelaksasi otot akibat stress. (Noonan,
2006). Backrub dilakukan dengan menggunakan telapak tangan dengan
gerakan memutar di area punggung mulai dari area sakralis menuju ke
pusat punggung kemudian ke scapula, gerakan telapak tangan dengan
lembut dan tekanan berkelanjutan. (Kozier,dkk, 2011). Backrub dapat
dilaksanakan 3 kali sehari pada jam 10.00, jam 15.00 dan jam 19.00
dengan waktu setiap sesi 15-20 menit. Dimana back rub ini dilakukan pada
hari ke dua sampai hari ke empat hospitalisasi. (Jalalodini, dkk, 2016).
9
10
10
11
11
12
12
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Lansia
1. Definisi lansia
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut
usia apabila usianya 65 tahun keatas (Effendy, 2009). Menurut BAB
1 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang (UU) No. 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan masyarakat Usia Lanjut, lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan (Pudjiastusi, 2013).
2. Karakteristik Lansia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan –
batasan umur lansia yang mencangkup batasan umur lansia adalah
sebagai berikut:
a) Menurut UU No. 13 Tahun 1998 BAB 1 Pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
(enam puluh) tahun ke atas”.
b) Menurur World Health Organization (WHO) lansia dibagi
menjadi :
1) Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
2) Lanjut Usia (elderly) : 60-74 tahun
3) Lanjut Usia Tua (old) : 75-90 tahun
4) Sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
B. Konsep Dasar Insomnia
a. Definisi Insomnia
Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana
seseorang kesulitan untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan
tidur, masalah tidur, sering terbangun di malam hari, dan bangun
terlalu pagi. Kondisi ini mengakibatkan perasaan tidak segar pada
13
14
siang hari dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan
tidak tercukupinya kebutuhan tidur yang baik (Respir, 2014).
Dalam kesehatan kondisi tidur yang baik itu biasanya
berlangsung sekitar 6 hingga 9 jam. Jumlah tidur yang seseorang
butuhkan adalah yang cukup bagi seseorang untuk membangkitkan
perasaan segar dan dapat beraktivitas secara optimal di siang hari. Dan
jumlah tidur pada seseorang lebih banyak berubah ketika akan
beranjak dewasa(Driver et al., 2012).
b. Klasifikasi
Menurut (Imadudin, 2012) ada 3 Tipe. yaitu :
a) Insomnia Akut
Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar individu
sering mengalami insomnia akut ini, dimana insomnia ini
ditandai dengan keadaan stress terhadap pekerjaan maupun
masalah hidup atau gagal ujian, tetapi tidak disertai komplikasi
yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari.
b) Insomnia Kronik
Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat mengganggu
kualitas hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana
penderita insomnia kronik ini rawan mengalami kecelakaan
akibat dari insomnia yang mengganggu aktivitas sehari–hari.
14
15
a. Usia
Pada orang-orang usia lanjut dilaporkan lebih sering
mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan tidur.
Keadaan ini terjadi karena adanya perubahan yang
berhubungan dengan penuaan pada mekanisme otak yang
meregulasi waktu dan durasi tidur tersebut (Nicholi, 1999).
Terdapat pula perbedaan pola tidur diantara orang dengan usia
lanjut dengan orang-orang usia muda. Kebutuhan tidur akan
semakin berkurang dengan bertambahnya usia seseorang. Pada
usia 12 tahun kebutuhan tidur adalah sembilan jam, berkurang
menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, lalu tujuh jam pada
usia 40 tahun, enam setengah jam pada usia 60 tahun dan pada
usia 80 tahun menjadi hanya enam jam (Prayitno, 2002).
b. Jenis kelamin
Resiko insomnia ditemukan lebih tinggi terjadi pada wanita
daripada laki-laki (Sateia & Nowell, 2004). Hal ini dikatakan
berhubungan secara tidak langsung dengan faktor hormonal,
yaitu saat seseorang mengalami kondisi psikologis dan merasa
cemas, gelisah ataupun saat emosi tidak dapat dikontrol akan
dapat menyebabkan hormon estrogen menurun, hal ini bisa
menjadi salah satu faktor meningkatnya gangguan tidur
(Purwanto, 2008).
c. Kondisi medis dan psikitari
15
16
d. Usia
4. Fatofisiologi
16
17
17
18
5. Woc
Lingkungan
Frekuensi tidur Frekuensi Hilangnya
menurun tidur menurun ketenangan
Sulit untuk
memulai tidur
Gangguan pola
Resiko cedera Perasaan tidak nyaman
tidur
NIC
-Koordinasi Pergerakan
-Perilaku pencegahan jatuh NOC
-Pengetahuan pencegahan Gangguan -Tidur
jatuh rasa nyaman -Tingkat kelelahan
-Kontrol resiko
NC NIC
NIC
- Pencegahan jatuh -Status kenyamanan : Fisik -Peningkatan tidur
-Tingkat kelelahan -Manajemen energi
-Kontrol gejala
NIC
NOC NIK
18
19
6. Klasifikasi Insomnia
a) Insomnia Akut
Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar
individu sering mengalami insomnia akut ini, dimana
insomnia ini ditandai dengan keadaan stress terhadap
pekerjaan maupun masalah hidup atau gagal ujian, tetapi
tidak disertai komplikasi yang dapat mengganggu aktivitas
sehari – hari.
b) Insomnia Kronik
Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat mengganggu
kualitas hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana
penderita insomnia kronik ini rawan mengalami kecelakaan
akibat dari insomnia yang mengganggu aktivitas sehari–hari.
c) Salah Presepsi Keadaan Tidur (Misperception Sleep State)
Penderita insomnia banyak yang mempunyai persepsi
yang buruk terhadap lamanya kualitas tidur. Dimana persepsi
yang muncul pada diri mereka yaitu kualitas tidur selama 3 –
4 jam semalam (Imadudin, 2012).
7. Komplikasi Insomnia
Komplikasi akibat dari insomnia dapat mempengaruhi
fungsi otak yang tepat. Otak menggunakan tidur sebagai proses
aktif dimana pada saat seseorang tidur otak akan melatih semua
sel saraf dengan melewatkan sinyal aktivitas listrik melalui semua
sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak mendapatkan jumlah tidur
yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal menyimpan atau
mengambil informasi dan kemampuan untuk mentoleransi situasi
stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dapat
terganggu dan tidak optimal (Driver et al., 2012).
19
20
20
21
9. Penatalaksanaan Insomnia
Tatalaksana Farmakologi yang diterapkan pada penderita
Insomnia adalah sebagai berikut:
a. Benzodiazepine
Benzodiazepine (BZDs) adalah obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati insomnia pada usia lanjut.1,2
BZDs menimbulkan efek sedasi karena bekerja secara
langsung pada reseptor benzodiazepine. Efek yang
ditimbulkan oleh BZDs adalah menurunkan frekuensi tidur
pada fase REM, menurunkan sleep latency, dan mencegah
pasien terjaga di malam hari. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian BZDs pada usia lanjut
mengingat terjadinya perubahan farmakokinetik dan
farmakodinamik terkait pertambahan umur.
21
22
22
23
c. Sleep higiene
Sleep higiene bertujuan untuk mengubah pola hidup
pasien dan lingkungannya sehingga dapat meningkatkan
kualitas tidur. Hal-hal yang dapat dilakukan pasien untuk
meningkatkan Sleep higiene yaitu: olahraga secara teratur
pada pagi hari, tidur secara teratur, melakukan aktivitas yang
merupakan hobi dari usia lanjut, mengurangi konsumsi
kafein, mengatur waktu bangun pagi, menghindari merokok
dan minum alkohol 2 jam sebelum tidur dan tidak makan
daging terlalu banyak sekitar 2 jam sebelum tidur.
d. Teknik relaksasi back rub
Tujuan teknik ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut
yang mudah terjaga di malam hari saat tidur. Pada beberapa
usia lanjut mengalami kesulitan untuk tertidur kembali
setelah terjaga. Metode teknik relaksasi meliputi: melakukan
relaksasi otot, melakukan teknik pijatan sehingga
merelaksasikan tubuh agat nyaman serta menstimuluskan
sensori di otak.
C. Konsep Back Rub Dengan Minyak Serai (Lemongrass Oil)
1. Pengertian
Back Rub adalah melakukan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan masase pada klien dengan memenuhi kebutuhan rasa
nyaman. Pemijatan ini pada punggung untuk memperlancar sirkulasi
aliran darah dan mengurangi nyeri. Back Rub yaitu melakukan
tindakan pemijatan pada punggung untuk memperlancar sirkulasi
aliran darah (Asmadi, 2005).
Sereh (Lemongrass) atau yang lebih dikenal sebagai sereh dapur,
merupakan tanaman yang tumbuh, dan banyak di temukan, di
negara Asia, Afrika, Australia, dan negara yang beriklim tropis.
Lemongrass merupakan jenis tanaman rumput, dari
jenis (Cymbopogon flexuosus atau Cymbopogon citratus).
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
punggung.
l. Hangatkan minyak sereh
(lemongrass oil) di telapak tangan
atau tempelkan minyak sereh pada
pungung klien.
m. Berdiri di dekat klien, dengan
gerakan sirkuler, pijat daerah leher
dengan tiga jari.
n. Gunakan gerakan stroking
(menggosok) dengan arah sirkuler
keluar dari arah sacrum menuju ke
leher, lakukan dengan gerakan
memanjang, tegas dan lembut,
pertahankan tangan tetap kontak
dengan punggung klien.
o. Berhentilah pada pusat punggung dan
kemudian gerakkan secara sirkuler
keluar di kedua skapula dengan
gerakan lambat. Lanjutkan pijat
selama beberapa menit.
p. Pukul-pukul punggung klien
menggunakan sisi telapak tangan.
q. Akhiri masase dengan gerakan
usapan panjang dan tegas dari atas ke
bawah dan katakan pada klien bahwa
anda akan mengakhiri masase.
r. Ulangi kembali gerakan-gerakan
tersebut di atas masing-masing
gerakan 15 menit.
s. Bersihkan sisa minyah sereh pada
punggung klien dengan waslap.
t. Rapikan klien ke posisi semula.
u. Beritahu klien bahwa tindakan telah
selesai.
v. Bantu klien memakai kembali baju,
rapikan klien ke posisi semula.
w. Bereskan alat-alat yang telah
digunakan dan lepas sarung tangan.
x. Cuci tangan.
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan pasien
2. Membersihkan alat
3. Mencuci tangan
4. Salam
28
29
29
30
D. Konsep Askep
1. Gambaran Karakteristik Pasien Insomnia
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan data tentang pasien. Fase proses keperawatan ini
mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer
(pasien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, dan
analisis data) sebagai dasar untuk melakukan diagnosa keperawatan
(Potter & Perry, 2005).
a) Indentitas
Identitas meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, penanggung jawab, status kawin, alamat.
b) Keluhan utama
Biasanya pasien yang mengalami ganguan tidur (insomnia) akan
mengeluh pusing badan sakit–sakit dan rasa tidak nyaman serta
terjaga di setiap malam.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit kepala terutama pada bagian
tengkuk, kelelahan susah tidur, gelisah dan rasa tidak nyaman,jika
di perikasa pasien tampak lemas.
d) Riwayat kesehatan terdahulu
Ganguan pola tidur (insomnia) ini adalah penyakit yang biasa di
alami lamsia rentan.
e) Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita anggota keluarga yang memiliki
ganguan tidur (insomnia).
f) Riwayat fsikososial-spiritual
Psikososial : Perasaan yang dirasakan oleh klien, apakah
cemas/sedih ?
30
31
31
32
Subjektif Objektif
Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
Mengeluh sering terjaga
Mengeluh tidak puas tidur
Mengeluh pola tidur berubah
Mengeluh istirahat tidak cukup
32
33
Subjektif Objektif
Mengeluh kemampuan (tidak tersedia)
Beraktivitas menurun
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk yang
menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.
Perencanaan yang digunakan untuk kasus pada lansia dengan
hipertensi menggunakan teori Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan SLKI-SIKI. Perencanaan tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.5 berikut :
33
34
Intervensi
Diagnosa Rasional
SLKI SIKI
Ganguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Asuhan SIKI : Dukugan tidur
berhubungan dengan Keperawatan ...x... jam 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Agar mengetahui kebiasaan
kurang kontrol tidur diharapkan : tidur klien
DS : SLKI : Status kenyamanan 2. Identifikasi faktor pengganggu 2. Mengetahui faktor penyebab
Mengeluh sulit tidur Ditingkatkan ke level 3 tidur (fisik dan/atau fisikologis) terganggunya tidur klien
Mengeluh sering 3. Identifikasi makanan dan minuman 3. Mengetahui kabiasaan klien
terjaga yang menggangu tidur (mis. Kopi, mengkonsumsi makanan yang
Dengan kriteria hasil :
Mengeluh tidak puas teh, alkohol, makanan yang menggangu tidur
1. Kebisingan
Mengeluh pola tidur 2. Keluhan sulit tidur menekati waktu tidur, minum
A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
untuk eksplorasi masalah pada kasus asuhan keprawatan pada lansia
dengan gangguan insomnia di Panti Puskesmas Sawa Lebar Bengkulu
tahun. Pendekatan yang digunakan adalah pendakatan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencaaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan insomnia di Puskesmas Sawa
Lebar Kota Bengkulu adalah individu yang menderita insonia atau
ganguan tidur. Adapun subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah
dua orang dengan satu kasus dengan masalah keperawatan dengan
gangguan insomnia.
Berikut adalah kriteria inklusi dan ekslusi sampel penelitian ini:
1. Kriteria Inklusi
a. Warga Kelurahan Puskesmas Sawa Lebar Provinsi Bengkulu
b. Lansia penderita Insomnia
c. Bersedia menjadi sampel
d. Manula aktif dan mandiri 60-90 tahun
e. Dapat melihat dan mendengar
f. Temasuk dalam penderita Ganguan tidur menurut interprestasi
Indeks Barthel
g. Kooperatif
2. Kriteria Ekslusi
a. Pasien yang mengalami penyakit Eliminasi
35
36
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
b. Riwayat Kesehatan
Table 4.2 Riwayat kesehatan
No Riwayat Kesehatan Pasien I Pasien II
1. Keluhan Utama Pada hari jum’at tanggal 7 mei 2021 pukul 16.30 Pada hari sabtu tanggal 8 mei 2021 pukul 17:00
WIB Pasien Tn. A yang tinggal di Jalan meranti WIB Pasien Tn. R yang tinggal di Jalan meranti 2,
2, sawah lebar mengeluh susah tidur,dada sering sawah lebar dengan keluhan sering sakit
berdebar-debar,sering terjaga pada malam hari, kepala,sakin di area punggung dan susah tidur
ketika tengah malam.
2. Riwayat perjalanan Pada saat dikaji hari senin tanggal 7 Mei 2021 Pada saat dikaji hari selasa tanggal 08 mei 2021
penyakit pukul 16:30 WIB di rumah sawah lebar pasien pukul 17:00 WIB di rumah sawah lebar pasien
mengatakan dahulu ia sering begadang,ia juga mengatakan dahulu sering begadang di masa
mengatakan tidak pernah berolahraga dan juga muda hingga sampai sekarang ,tidak terlalu
pernah depresi akibat tekanan pekerjaan,dan menjaga pola hidup sehat,sering menkonsumsi
stres, dan usia pasien sudah 62 tahun adalah usia minuman berakohol, dan usia pasien sudah 60
yang rentang mengalami susah tidur . dari cerita tahun adalah usia yang rentang terkena
yang didapat oleh pasien terdapat penyebab yang hipertensi. . dari cerita yang didapat oleh pasien
membuat pasien mengalami Insomnia. Sehingga terdapat penyebab yang membuat pasien
timbulnya keluhan mudah lelah, tidak bisa tidur, mengalami Insomnia (Brunner dan Suddart,
dan merasa gelisah saat mau tidur timbulnya 2000). Sehingga timbulnya keluhan susah tidur,
keluhan sejak 1 tahun yang lalu. Penanganan stres dan merasa terjaga pada malam hari.
yang telah dilakukan Tn.A yaitu dengan Penanganan yang telah dilakukan Tn. R yaitu
mengkonsumsi obat dari klinik yang Berupa
41
2) Terapi pengobatan
Table 4.4 Terapi pengobatan
c. Gambaran Persiapan Bahan dan Alat Dalam melakukan teknik Back Rub dengan minyak
sereh (Lemongrass Oil)
Sebelum melakukan penelitian, perawat menyiapkan bahan dan alat 1 hari sebelum
penelitian. Bahan yang digunakan adalah Minyah sereh (Lemongrass Oil) yang sudah
dibeli dan kalin lap, kemudian dibawa ke rumah pasien di jln meranti 2 rt 11 sawah lebar,
setelah tiba di rumah pasien siapkan mangkok yang akan digunakan dan lap tangan.
Tuangkan minyah sereh ke dalam mangkok, Kemudian oleskan di pungung pasien secara
perlahan, kemudian pijat pungung pasien naik turun secara perlahan di lakukan selama 5
menit,agar pasien merasa rileks, setelah sudah lap punggung pasien dengan lap tangan
agar tetap bersih tidak ada minyak yang belepotan.
45
pertanyaan apakah teknik back rub dengan minyak peneliti, perawat memberitahukan bahwa minyak sereh
sereh (lemongrass oil) dibeli oleh keluarga atau akan dibeli dan disiapkan oleh peneliti”.
peneliti, perawat memberitahukan bahwa minyak sereh
akan diberi dan disiapkan oleh peneliti”.
4.11 Gambaran fase orientasi, interaksi, dan terminasi penerapan Teknik Back Rub dengan minyak sereh
(Lemongrass Oil) pada klien Insomnia Hari ke -2 di Puskesmas Sawa Lebar Kota Bengkulu tahun 2021
Fase Orientasi Tn. A Tn. R
Salam “Assalamualaikum kek, maaf mengganggu waktunya. “Assalamualaikum kek, maaf mengganggu waktunya. Saya
terapeutik Saya Ramadan mahasiswa yang kemarin datang Ramadan mahasiswa yang kemarin datang untuk melakukan
penelitian”
untuk melakukan penelitian”
Evaluasi dan “Bagaimana perasaannya hari ini kek? Apa sudah “Bagaimana perasaannya hari ini kek? Apa sudah
Validasi membaik? dan apakah nyerinya sudah berkurang pak? membaik? dan apakah tidurnya cukup malam tadi
(alhamdulilah sudah lumayan lah nak) pak? (alhamdulilah sudah lumayan lah nak)
Imformed “Disini saya akan melanjutkan tindakan yang sudah “Disini saya akan melanjutkan tindakan yang sudah kita
Consent kita lakukan kemarin yaitu melakukan tindakan teknik lakukan kemarin yaitu melakukan tindakan teknik back
back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) untuk rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) untuk
meningkatkan kualitas tidur akibat Insomnia. Sebelum meningkatkan kualitas tidur akibat Insomnia. Sebelum
tindakan dimulai apakah kakek masih bersedia menjadi tindakan dimulai apakah kakek masih bersedia menjadi
responden pada penelitian ini? (Tn A mengatakan responden pada penelitian ini? (Tn R mengatakan masih
masih bersedia menjadi responden) dan apakah ada bersedia menjadi responden) dan apakah ada yang ingin
yang ingin kakek tanyakan? (Kakek mengatakan tidak kakek tanyakan? (Kakek mengatakan tidak ada
ada pertanyaan)” pertanyaan)”
rosedur Perawat mempersiapkan minyak sereh yang Perawat mempersiapkan minyak sereh yang
tindakan sudah di sediakan sudah di sediakan
Perawat melakukan pengkajian istirahat tidur Perawat melakukan pengkajian Istirahat tidur
sebelum diberikan teknik back rub dengan minyak sebelum diberikan teknik back rub dengan minyak
sereh (lemongrass oil) dengan PQRST dan sereh (lemongrass oil) dengan PQRST dan
melakukan pengukuran tekanan darah melakukan pengukuran tekanan darah
TD Sebelum : 150/90 mmHg dan skala istirahat tidur 2 TD Sebelum : 160/80 mmHg dan skala istirahat tidur 3
Perawat memberi tahu ke pasien agar melakukan Perawat memberi tahu ke pasien agar melakukan
posisi pronnasi posisi pronnasi
Oleskan minyak sereh ke punggung pasien secara Oleskan minyak sereh ke punggung pasien secara
merata merata
Tempelkan telapak tangan dan ibu jari sedikit Tempelkan telapak tangan dan ibu jari sedikit menekan
menekan punggung pasien punggung pasien
Selajutnya pijat denganibu jari secara memutar Selajutnya pijat denganibu jari secara memutar searah
searah jarum jam. jarum jam.
Lakukan secara berulang-ulang Lakukan secara berulang-ulang
Setelah selesai (15 menit), lap dengan handuk kecil Setelah selesai (15 menit), lap dengan handuk
Perawat melakukan pengkajian Istirahat tidur setelah kecil
diberikan teknik back rub dengan minyak sereh Perawat melakukan pengkajian nyeri setelah
(lemongrass oil) dan pemeriksaan tekanan darah diberikan terapi rendam air jahe hangat dan
TD Sesudah : 150/90 mmHg pemeriksaan tekanan darah
Skala Nyeri 2 (5-6 jam) TD Sesudah : 160/80 mmHg
Skala nyeri 3 (< 5 jam)
Fase Tn. A Tn. R
Terminasi
Rencana Perawat menganjurkan klien untuk selalu Perawat menganjurkan klien untuk selalu melakukan
tindak lanjut melakukan teknik back rub dengan minyak sereh teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil)
(lemongrass oil) saat mengalami insomnia. saat mengalami insomnia.
Kontrak yang Perawat kemudian mengkontrak klien untuk hari Perawat kemudian mengkontrak klien untuk hari
akan datang selanjutnya, diamana pada hari esok pukul 16.30 WIB selanjutnya, diamana pada hari esok pukul 17.00 WIB
perawat akan datang kembali serta melakukan perawat akan datang kembali serta melakukan pengkajian
pengkajian nyeri ulang dan memberikan memberikan istirahat tidur ulang dan memberikan teknik back rub
50
teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) dengan minyak sereh (lemongrass oil) dengan dosis yang
dengan dosis yang sama. sama.
4.12 Gambaran fase orientasi, interaksi, dan terminasi penerapan Teknik Back Rub dengan minyak sereh
(Lemongrass Oil) pada klien Insomnia Hari ke -3 di Puskesmas Sawa Lebar Kota Bengkulu tahun 2021
Fase Orientasi Tn. A Tn. R
Salam “Assalamualaikum kek, saya Ramadan mahasiswa yang “Assalamualaikum kek, saya Ramadan mahasiswa yang
terapeutik kemaren datang untuk melakukan penelitian hari kemaren datang untuk melakukan penelitian hari terakhir”
terakhir”
Evaluasi dan “Bagaimana perasaannya hari ini kek? Apa “Bagaimana perasaannya hari ini kek? Apa sudah
Validasi sudah membaik? Dan apakah tidurnya nyenyak membaik? Dan apakah tidurnya nyenyak malam tadi
kek? (alhamdulilah sudah semakin nyenyak nak)”
malam tadi kek? (alhamdulilah sudah semakin
nyenyak nak)”
Imformed “Disini saya akan melanjutkan tindakan yang sudah “Disini saya akan melanjutkan tindakan yang sudah kita
Consent kita lakukan selama 2 hari yaitu melakukan tindakan lakukan selama 2 hari yaitu melakukan tindakan
penerapan teknik back rub dengan minyak sereh penerapan teknik back rub dengan minyak sereh
(lemongrass oil) untuk meningkatkan kualitas tidur (lemongrass oil) untuk meningkatkan kualitas tidur akibat
akibat insomnia kakek. Sebelum tindakan dimulai insomnia kakek. Sebelum tindakan dimulai apakah kakek
apakah kakek masih bersedia menjadi responden pada masih bersedia menjadi responden pada penelitian ini?
penelitian ini?(Tn. A mengatakan masih bersedia (Tn. R mengatakan masih bersedia menjadi responden)
menjadi responden) dan apakah ada yang ingin kakek dan apakah ada yang ingin kakek tanyakan? (Tn. R
tanyakan? (Tn. A mengatakan tidak ada pertanyaan)”. mengatakan tidak ada pertanyaan)”.
Persiapan Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi klien, dimana Perawat mengatur posisi yang nyaman bagi klien,
klien klien lebih nyaman saat posisi pronnasi. dimana klien lebih nyaman saat posisi pronnasi.
Persiapan Perawat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien Perawat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
lingkungan dan dan
mengatur barang yang ada disekeliling klien yang mengatur barang yang ada disekeliling klien yang
dapat menganggu kenyamanan klien. dapat menganggu kenyamanan klien.
Persiapan Perawat memasang mencuci tangan Perawat memasang mencuci tangan
Perawat
rosedur Perawat mempersiapkan minyak sereh yang Perawat mempersiapkan minyak sereh yang
tindakan sudah di sediakan sudah di sediakan
Perawat melakukan pengkajian istirahat tidur Perawat melakukan pengkajian Istirahat tidur
sebelum diberikan teknik back rub dengan minyak sebelum diberikan teknik back rub dengan minyak
sereh (lemongrass oil) dengan PQRST dan sereh (lemongrass oil) dengan PQRST dan
melakukan pengukuran tekanan darah melakukan pengukuran tekanan darah
TD Sebelum : 130/80 mmHg dan skala istirahat tidur 2 TD Sebelum : 135/80 mmHg dan skala istirahat tidur 3
Perawat memberi tahu ke pasien agar melakukan Perawat memberi tahu ke pasien agar melakukan
posisi pronnasi posisi pronnasi
Oleskan minyak sereh ke punggung pasien secara Oleskan minyak sereh ke punggung pasien secara
merata merata
Tempelkan telapak tangan dan ibu jari sedikit Tempelkan telapak tangan dan ibu jari sedikit menekan
menekan punggung pasien punggung pasien
Selajutnya pijat denganibu jari secara memutar Selajutnya pijat denganibu jari secara memutar searah
searah jarum jam. jarum jam.
Lakukan secara berulang-ulang Lakukan secara berulang-ulang
Setelah selesai (15 menit), lap dengan handuk kecil Setelah selesai (15 menit), lap dengan handuk
Perawat melakukan pengkajian Istirahat tidur setelah kecil
diberikan teknik back rub dengan minyak sereh Perawat melakukan pengkajian nyeri setelah
(lemongrass oil) dan pemeriksaan tekanan darah diberikan terapi rendam air jahe hangat dan
TD Sesudah : 130/80 mmHg pemeriksaan tekanan darah
Skala Nyeri 1 (6-7 jam) TD Sesudah : 135/80 mmHg
Skala nyeri 2 (5-6 jam)
52
Tabel. 4.14. Gambaran Evaluasi Hari ke-2 Klien Insomnia di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar
Kota Bengkulu Tahun 2021
53
Tabel. 4.15. Gambaran Evaluasi Hari ke-3 Klien Insomnia di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah lebar
Kota Bengkulu Tahun 2021
B. Pembahasan
1. Gambaran Karakteristik Pasien Insomnia di wilayah kerja puskesmas sawah
lebar Kota Bengkulu
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas sawah lebar Kota bengkulu,
sampel yang diteliti berjumlah 2 pasien. Data pasien didapatkan dengan melakukan
pengkajian secara langsung kepada pasien melalui wawancara dan observasi. Selain
itu pengumpulan data sekunder juga diambil dari bagian keperawatan guna
mendukung penelitian ini. Berdasarkan jawaban yang didapatkan melalui wawancara
dan observasi di peroleh data yang kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian
dan disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan secara deskriptif.
Terdapat 2 klien yang dilakukan pengkajian yaitu, Didapatkan hasil dari
pegakajian data pasien yang menyangkut hipertensi, pertama seorang pasien Laki-laki
Tn. A berusia 62 tahun dan ada riwayat merokok dan Tn. R berjenis kelamin laki-
laki berusia 60 tahun ada riwayat merokok dan menyukai minum kopi.
Insomnia disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama faktor usia, faktor
terbangun di malam hari, stres, faktor lingkungan, dan nyeri yang tak tertahankan,
gelisah (Brunner&Suddart, 2000).
Pada kasus Tn. A dan Tn. R penyebab terjadinya Insomnia yang ditemukan pada
pasien adalah Faktor nyeri akut dan faktor merokok ,lansia lebih rentan terkena
Insomnia dikarenakan terjadinya perubahan-perubahan pada, kebiasaan tidur yang di
alami pasien, suka terbagun di malam hari,stres memikirkan pekerjaan Dan juga
karena faktor merokok,karena rokok mengandung zat-zat kimia yang terkandung di
dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri
lebih rentan terjadi penumpukan plak (arterosklerosis) dan juga nikotin yang
terkandung di dalam rokok yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memacu
kerja jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Sitepoe,
2000) sehingga tidurnya terganggu.
2. Gambaran Pra Interaksi
Tahap atau fase pra interaksi perawat berfokus kepada ekplorasi kemampuan diri
sendiri, tahap ini terjadi sebelum perawat melakukan komunikasi dengan pasien,
kemudian perawat mengumpulkan data pasien, dan rencana interaksi pertama (Stuart,
2013). Menurut (Aspiani, 2016) tanda dan gejala orang mengalami Insomnia adalah
mengeluh sakit kepala ,pusing, perasaan berdebar-debar, gelisah, terbagun pada saat
malam hari, memikirkan sesuatu yang rumit dan depresi.
64
Dari hasil yang ditemukan pada pengkajian (PQRST) pada kasus Tn. A dan Tn. R
didapatkan kualitar tidur pasien mengatakan Susah tidur ,sakit di belakang leher, dada
sering berdebar-debar, Kemudian pada kasus Tn. R mengatakan sakit kepala, sering
terbagun pada malam hari. Diagnosa Keperawatan Utama pada pasien Tn. A dan Tn. R
dengan Insomnia adalah Gangguang pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur. Diagnosa ini ditegakan karena keperawatan merupakan pernyataan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya.
Dan peneliti juga akan memberikan terapi non farmakologi untuk meningkatkan
kualitas tidur yang menyebabkan insomnia yang dirasakan oleh pasien Insomnia maka
perawat menerapkan tteknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) untuk
meningkatkan kualitas tidur, teknik back rub dengan minyak sereh bisa meningkatkan
kualitar tidur karena bisa merangsang hormon melatonin dalam tubuh. (Figueroa
wong & Kalfon, 2018) . (Puspaningtyas, 2013).
Maka dari itu peneliti tertarik menerapkan eknik back rub dengan minyak sereh
(lemongrass oil) untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien insomnia. Teknik
back rub dengan minyak sereh dilakukan 1 x sehari selama 3 hari.
3. Fase Orientasi
Fase orientasi bertujuan memvalidasi kekuatan data dan rencana yang telah
dibuat sesuai keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang lalu.
harus memperkenalkan dirinya dan begitu pula pasien agar terjadi hubungan saling
percaya, pada saat fase orientasi perawat juga memberitahukan bagaimana langkah
kerja dan kontrak waktu yang digunakan, agar pasien tidak merasakan waktu yang
cukup lama (Damaiyanti, 2008).
Pada fase orientasi peneliti memberi salam dan memperkenalkan diri terlebih
dahulu dan mengkontrak waktu ±15 menit setelah itu mengidentifikasi pasien dengan
65
menanyakan kabar dan keluhan pasien. Dari hasil yang didapat ,peneliti melakukan
informed consent dengan menjelaskan Tujuan daan menjelaskan apa itu
insomnia, ,Insomnia atau ganguan kulitas tidur adalah kondisi dimana seseorang
merasa kesulitan untuk tidur atau butuh waktu yang sangat lama untuk bisa tidur,atau
penyakit tertentu yang mengakibatkan seseorang tidak bisa tidur seperti nyeri akut
(Mohani, 2014).
Menurut ( wong & Kalfon, 2018) teknik back rub dengan minyak sereh
(lemongrass oil) membantu stimulasi serotonin dalam merangsang sekresi melantonin
yang berperan dalam proses tidur
Teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) ini akan diberikan setiap
hari selama 3 hari. Setelah peneliti menjelaskan tujuan dan menjelaskan manfaat
teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) pasien bersedia menjadi
responden dalam penelitian selama 3 hari.
4. Fase Interaksi (Fase Kerja)
Pada fase interaksi didapatkan hasil bahwa sebelum melakukan tindakan teknik
back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) peneliti menyiapkan Alat dan bahan
untuk melakukan teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) yaitu minyak
sereh untuk satu pasien, handuk kecil, bantal, dan tikar ,dan sebelum melakukan
teknik back rub dengan minyak sereh peneliti menyiapkan tempat tidur pasien,dan
mengatur posisi yang myaman, dimana pasien nyaman dengan posisi pronasi atau
tengkurap di tikar dan menciptakan lingkungan yang nyaman Kemudian
penelitimelakukan teknik back rub dengan minyak sereh dengan langkah pertama
mengoleskan minyak sereh ke punggung pasien dan di pijat secara perlahan dari
bawah pungung sampai atas punggun pasien.
selama dilakukan teknik back rub dengan minyak sereh selama 3 hari pada
pasien Tn.A dan Tn.R mereka tidak ada kendala yang bertentangan pada teknik back
rub dengan minyak sereh dan selalu merasa nyaman yang dilakukan oleh peneliti
tetap diberikan sesuai Jurnal penelitian yaitu pada saat pasien merasa nyaman, peneliti
memotivasi pasien untuk dilakukan teknik back rub dengan minyak sereh untuk
meneningkatkan kualitas tidur jika sedang kurang tidur dengan mandiri. .
5. Fase Terminasi
Pada fase terminasi didaptkan hasil pada kasus Tn A kualitas tidur bertambah
pada hari ke 2 dengan kualitas tidur selama 5 jam dengan tekanan darah 140/90mmgh
sebelum dilakukan teknik back rub dengan minyak sereh dan turun menjadi
66
130/90mmhg dan dengan tekanan darah sebelum di beri teknik back rub dengan
minyak sereh 150/90mmhg dan setelah dilakukan teknik back rub dengan minyak
sereh td 130/90mmhg dan pada hari ke 3 kualitas tidur pasien tercukupi dengan
kriteria hasil kualitas tidur teratasi dengan td terkahir 130/90mmhg dan bahwa
kualitas tidur pasien akan meningkat bila pasien merasa nyaman di lakukan teknik
back rub setelah aktivitas sehari harinya dan akibat sering terjaga di malam hari dan
dapat disimpulkan pada kasus Tn. A efektif untuk meningkatkan kualitas tidurnya
yang dirasakan karena ganguan tidur yang di alaminya. Pada kasus Tn.R kualitas tidur
meningkat pada hari ke 2 dengan kualitas tidur dalam 5 jam sebelum dilakukan
teknik back rub dengan minyak sereh 160,80 mmhg dan setelah dilakukan teknik
back rub dengan minyak sereh menjadi 150/90 mmhg dan pada hari ke 3 kualitas
tidur pasien terpenuhi dengan tekanan darah terakhir 135/80 mmhg dan teknik back
rub dengan minyak sereh (lemongrass oil) efektif untuk meningkatan kualitas tidur
yang disebabkan pola tidur pasien terganggu.
Perbandingan penerapan pada jurnal Saptaputra (2017) menyatakan bahwa
responden yang diberikan intervensi berupa teknik back rub dengan minyak sereh
(lemongrass oil) setiap hari selama 3 hari (3 kali dilakukan), dan selama 3 hari pula
dikontrol tekanan darahnya baik sebelum dan sesudah dilakukan teknik back rub
dengan minyak sereh tersebut pada kelompok perlakuan, terdapat perbedaan tekanan
darah sistolik dan diastolik responden sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada
kelompok perlakuan setelah dilakukan teknik back rub mengalami peningkatan
kualitas tidur.
C. Keterbatasan
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keterbatasan
penelitian ini. Keterbatasan ini dapat berasal dari peneliti sendiri maupun pasien.
Beberapa keterbatasan yang ada pada penelitian yaitu, secara teoritis banyak sekali
masalah yang harus diteliti dalam masalah Insomnia, tetapi karena keterbatasan
waktu, dan dana penelitian serta keterbatasan pada Lansia yang masih berkerja dan
jarangmelakukan teknik back rub dengan minyak sereh agar bisa melakukan teknik
back rub dengan minyak sereh secara rutin jika mengalami kualitas tidur berkurang.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus pengkajian Gamguan tidur pada Tn. A dan Tn. R dengan
masalah Insomnia yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Karakteristik Pasien
Gambaran karakteristik pasien Insomnia yang dilakukan menggunakan metode
wawancara, Data fokus yang didapat dari kedua pasien tersebut terdapat tanda dan
gejala dimana pasien Tn.A mengatakan mengatakan nyeri pada lutut dan jari-jari kaki,
terjadi gaguan tidur pada malam hari akibar nyeri yang di alami pasien, nyeri akan
bertambah jika suhu ruangan dingin. Pasien juga mengatakan nyeri saat terkena air
wudhu di pagi hari. Kemudian pada kasus Tn. R menderita Hipertensi mengatakan
nyeri pada lutut kiri dan jari-jari kaki,dan susah tidur pada malam hari akibat nyeri
yang di alaminya saat keadaan/cuaca dingin terlebih dipagi hari itulah yang
mengakibatkan klien susah tidur pada malam hari.
2. Fase Pra Interaksi
Dari hasil yang ditemukan bahwa pengkajian nyeri PQRST dimana Pada kasus
Tn. R kualitas tidur pasien di sekitar 4 jam , mendeskripsikannya dan dapat mengikuti
perintah) dan pada kasus Tn. R kualitas tidur pasien sekitar 4 jam ,
mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perintah). Diagnosa yang diangkat pada
kasus Tn. A dan Tn .R adalah Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang
kontrol tidur.
3. Fase Orientasi
Pada fase orientasi peneliti melakukan salam terapeutik, kemudian evaluasi
dan validasi, selanjutnya informed consent. Pada fase ini respon kedua pasien sangat
baik, adanya ketertarikan pada penerapan teknik back rub degan minyak sereh
(lemongrass oil) pada kedua pasien, Tn. Z dan Tn. R bersedia menjdi responder,
waktu selama 3 hari kedepanya Fase Interaksi
sebelum dan sesudah melakukan teknik back rub dengan minyak sereh (lemon grass
oil)
4. Fase Terminasi
Pada fase terminasi peneliti menilai hasil evaluasi subjektif dan objektif,
peneliti mengevaluasi hasil peningkatan kualitas tidur pada pasien. Pada lanjut usia
didapatkan bahwa penerapan teknik back rub dengan minyak sereh (lemongrass oil)
dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien insomnia dengan pasien menunjukkan
peningkatan pada pasien semakin hari semakin baik
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien hendaknya lebih memahami tentang faktor pemicu makan-makanan
yang dapat memicu terjadinya Insomnia serta mengenali tanda-tandanya, apabila
terjadi komplikasi atau yang tidak tertahankan hendaknya segera membawa ke
pelayanan kesehatan sehingga masalah kesehatan dapat langsung ditangani. Bagi
keluarga juga harus ikut serta dalam mendukung pengobatan pasien misalnya dalam
memberikan dukungan moral dan semangat pada pasien selama pengobatan di rumah.
2. Bagi perawat
Karya tulis ilmiah ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai wawasan
tamabahan dan acuan intervensi yang dapat diberikan pada pasien yang mengalami
ganguan tidur atau Insomnia. Perawat sebaiknya dapat meneruskan pemberian teknik
back rub dengan minyak sereh dan perawat juga dapat memberikan inspirasi lebih
banyak lebih dalam. memberikan intervensi keperawatan pada penderita Insomnia
sesuai dengan penelitian terbaru.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan kontribusi informasi dan ilmu yang mengenai gangguang tidur
atau Insomnia serta menjadi refrensi untuk tigkatan selamjutnya dalam membuat KTI
pada jurusan keperawatan Poltekkkes kemenkes Bengkulu.
69
Daftar Pustaka
Brunner&Suddart, (2000). Buku Ajar: keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional.Jakarta.http://www.bappenas.go.id/files/
data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebudayaan/Statistik%20Penduduk%20Lanjut
%20Usia%20Indonesia%202014.pdf.
Fatmah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia . Jakarta: Trans Info Media.
Guyton.(2001). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta: EGC.
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Nugroho, W .(2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC
Ningsih, N. S., & Yuliastati. (2018). Pengaruh Back Rub Terhadap Kecemasan dan
Gangguan Tidur pada Anak Pra Sekolah Saat Hospitalisasi.
Community of Publishing in Nursing , Volume 6.
Ningsih, N. S., & Yuliastati. (2018). Pengaruh Back Rub Terhadap Kecemasan dan
Gangguan Tidur pada Anak Pra Sekolah Saat Hospitalisasi. Community of Publishing
in Nursing , Volume 6.
Nurdin, M. A., Asin, A. A., & Thala, R. M. (2018). Kualitas Hidup Penderita Insomnia
pada Mahasiswa. JURNAL MKMI , 14, 128-138.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
T. S., A. W., & Suprihatin. (2013). Kompres Hangat DAN Gosok Pungung (Backrub)
Efektif Menurunkan Nyeri Pungung Ibu Hamil Trimester III. Jurnal
STIKES , Vol. 6.
Vitari, A. I., & L. T. (2012). Efektifitas Pemberian Backrub (Masage Pungung) Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri pada Ibu Inpartus Kala I. SURYA , Vol.03, 23-
31.
70
D. Tahap Terminasi
5. Berpamitan dengan pasien
6. Membersihkan alat
7. Mencuci tangan
8. Salam
72
NAMA : Ramadan
NIM : P05120218076
JUDUL KTI :Penerapan Teknik Back Rub Dengan Minyak Sereh (Lemongrass
Oil) Pada Lansia Dengan Insomnia Di Panti Tresna Werdha Kota
Bengkulu Tahun 2021.
PEMBIMBING :N.s Agung Riyadi, S.Kep, M.Kes
MATERI MASUKAN
NO TANGGAL PARAF
KONSULTASI PEMBIMBING
1 29 September Pengajuan judul - Perbaikan karena
2020 karya tulis judul tidak efektif
ilmiah tidak sesuai kopetensi
keperawatan
- Ganti judul KTI
2 11 November Konsul judul - Perbaikan
2020 karya tulis - Konsul judul baru
ilmiah - Acc judul baru
- Dan perbaikan bab 1,
bab 2, bab 3
3 19 November Konsultasi bab - Perbaikan
2020 1, bab 2, dan - Revisi proposal bab 1,
bab 3 bab 2, bab 3 karena
data kurang lengkap
dan kata blum rapi
4 23 November Konsultasi bab - Perbaikan
2020 1, bab 2 dan bab - Memperbaiki
3 intervensi yang
kurang efektif dan
bab 3,kata kurang
rapi
73