TEKNIS BUDIDAYA
TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KOPERASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (KPKS) USAHA
BERSAMA MUARO TREMBESI, JAMBI
DI SUSUN OLEH :
ABROR JAYA
1905096
PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan PKL I & II : Laporan Praktek Kerja Lapangan I dan II Teknis
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Di Koperasi Perkebunan Kelapa
Sawit (KPKS) Usaha Bersama Muaro Trembesi,
Jambi
Nama mahasiswa : Abror Jaya
NIM : 19.05.096
Tanggal Ujian : 21 Oktober 2021
Diketahui Disetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing/Penguji
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah–Nya kepada kami sehingga Laporan PKL I & II dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit yang terdapat di
KPKS (Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit) Usaha Bersama, Kecamatan Muara
Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
2. Ibu Hartini, SP., M.Sc, Selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan Diploma IV Politeknik LPP Yogyakarta .
8. Seluruh Staff dan Karyawan baik KPKS Usaha Bersama, CV. Permata
Hijau, dan PT. Asian Agri (KMT).
iv
10. Seluruh keluarga dan pihak yang telah memberikan dukungan motivasi
dan do’a.
Abror Jaya
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ......................................................................................................... x
F. Klon/Varietas ............................................................................................... 4
B. Pembibitan ................................................................................................. 34
C. Penanaman LCC......................................................................................... 38
vi
BAB IV STUDI KASUS ...................................................................................... 50
A. Pendahuluan ............................................................................................... 50
C. Pembahasan ................................................................................................ 52
BAB V PENUTUP................................................................................................ 54
A. Kesimpulan ................................................................................................ 54
B. Saran ........................................................................................................... 54
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
RINGKASAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dan II dilaksanakan di tiga lokasi yang berbeda.
Lokasi yang pertama bertempat di Kebun KPKS Usaha Bersama, yang terletak di
Desa Rambutan Masam, Kec. Muara Tembesi Kab. Batanghari Jambi, yang
bergerak di bidang usaha Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Luas areal naungan
KPKS Usaha Bersama pada kebun rakyat seluas 355,81 ha. Lokasi yang kedua
bertempat di CV. Permata Hijau pembibitan Kelapa Sawit yang terletak di desa
Tanam, Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari dengan luas areal pembibitan 20 ha.
Dan lokasi yang ketiga bertempat di PT. Asian Agri (KMT) yang terletak di desa
Pulau, Kec. Muara Trembesi Kab. Batanghari Jambi, dengan luas areal kebun 540
ha. Adapun kegiatan – kegiatan yang kami lakukan pada saat PKL I dan II ini yaitu:
(1) Pada lokasi kebun Sawit Rakyat di KPKS Usaha Bersama yaitu kegiatan
Pemeliharaan Tanaman meliputi kegiatan kastrasi dan sanitasi, dongkel anak kayu,
penunasan TM 1 dan pemupukan pada tanaman TBM 2 dikarenakan tempat PKL
merupakan kebun PSR (Petani sawit Rakyat) pada saat replanting. (2) Pada lokasi
pembibitan CV. Permata Hijau yaitu transplanting, pemupukan, penanganan hama
dan penyakit, dan penyiraman. Bibit yang digunakan yaitu varietas DxP
Simalungun dengan bulan tanam april 2021- mei 2021 dengan jumlah bibit 100.000
bibit. Sehingga kami tidak mendapatkan masa penanaman kecambah pada
pembibitan tersebut. (3) Pada lokasi kebun PT. Asian Agri (KMT) terdapat dua
bagian yaitu inti dengan luas 440 ha dan plasma 96 ha, terdiri dari dua tempat yaitu
TBM dengan luas 440 ha dan TM dengan luas 96 ha.
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
7) Kerjasama antar koperasi.
3. Lokasi kebun
1. Iklim
2
Podsolik Merah Kuning (PMK). Tanah podsolik merah kuning (PMK)
mempunyai ciri-ciri penampang tanah yang dalam,kenaikan fraksi liat
seiring dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa
rendah (Sri Adiningsih dan Mulyadi 1993) dalam (Yunus, et al., 2013).
D. Organisasi Kebun
Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Usaha Bersama memiliki struktur
organisasi dimana pimpinan tertinggi dipegang oleh Ketua yang dibantu oleh
beberapa Staff sebagai berikut :
❖ Ketua : Amriadi
❖ Sekretaris : Imran Rasidi, S.P.
❖ Bendahara : Muslim Ansori
E. Peta Kebun
3
F. Klon/Varietas
Tanaman kelapa sawit di Kebun naungan KPKS UBER merupakan jenis
tanaman kelapa sawit dari indukan Dura x Pisifera Dami Mas.
Sumber: benihperkebunan.com
Gambar 2 Benih, Pohon, dan Buah Kelapa Sawit Varietas DxP Dami Mas
Tabel 2 Karakteristik Kelapa Sawit Varietas DxP Dami Mas
Sifat Morfologi dan Fisiologi
Daya Hasil
4
Produksi TBS (3-7 th) ton/ha 26,9 - 32
5
BAB II
3. Pembibitan
a. Pengadaan bahan tanaman/benih √
b. Pembibitan
● Pendederan (Pre-nursery) √
● Pembibitan (Main- nursery) √
4. Penanaman √
5. Pemeliharaan Tanaman
a) TBM (Tanaman √
Belum Menghasilkan)
b) TM (Tanaman Menghasilkan) √
6
B. Kegiatan Pengelolaan kebun secara umum :
1. Pemilihan Lahan
a. Definisi Pekerjaan
Pemilihan lahan merupakan kegiatan untuk menentukan
luasan, letak lahan (konversi, buka hutan) sekaligus untuk
merencanakan tahap selanjutnya yaitu persiapan lahan agar
mendukung pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Target/tujuan/sasaran dari kegiatan pemilihan lahan ialah
untuk memastikan luasan, letak lahan apakah sudah memenuhi
syarat lahan untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Waktu pelaksanaan pemilihan lahan baru bersamaan dengan
kegiatan pembibitan tujuannya agar keduanya berjalan dan selesai
tepat waktu dengan yang direncanakan. Rotasi disesuaikan dengan
jenis kegiatan di lapangan dan kegiatan penanaman bisa segera
dilakukan.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Adapun kegiatanya seperti penebangan pohon, menumpuk,
membuat saluran air dan lain-lain. Setelah lahan bersih dari pohon
pelaksana selanjutnya yaitu kepada mandor-mandor seperti
mandor pengajiran, mandor pembuatan lubang tanam dan
penanaman. Masing- masing mandor membawahi karyawan
disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan tenaga kerja.
e. Urutan Pelaksanaan Kegiatan
Menentukan lokasi dimana wilayah yang akan dibuka untuk
pembangunan perkebunan dan industri kelapa sawit dengan survey
lokasi dan bersamaan dengan pembuatan izin usaha.
7
2. Persiapan Lahan
a. Definisi Pekerjaan
Kegiatan persiapan lahan terbagi menjadi 2 jenis kegiatan, yaitu:
1) Pembukaan Lahan
Pembukaan Lahan merupakan kegiatan konversi areal
dari areal sebelumnya baik dari hutan primer, hutan sekunder
maupun hutan tersier menjadi areal yang layak (secara kultur
teknis dan bisnis) untuk ditanami tanaman kelapa sawit.
2) Tanaman ulang (replanting)
Tanaman ulang (replanting) adalah kegiatan mengganti
tanaman yang telah tua dan kurang menguntungkan dari segi
produktivitas dengan tanaman baru serta untuk menciptakan
keragaman tanaman kelapa sawit yang homogen sesuai
dengan kultur teknis.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Mempersiapkan lahan yang masih belum terawat menjadi
lahan yang telah siap untuk ditanami tanaman kelapa sawit dengan
memenuhi syarat tumbuh dari tanaman kelapa sawit tersebut serta
mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi
perusahaan.
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Dalam melaksanakan kegiatan persiapan lahan harus
disamakan waktunya dengan kegiatan pembibitan dengan tujuan
agar keduanya berjalan dan selesai tepat pada waktunya.
Produksi/ha/tahun dalam suatu kebun secara merata sepanjang satu
siklus, biasanya 25-30 tahun. Namun, secara teoritis, produksi
tanaman kelapa sawit per satuan luas menunjukkan kecenderungan
yang meningkat secara tajam pada umur 4-7 tahun, mulai melandai
pada umur 8-15 tahun dan mulai turun secara gradual diatas 16
8
tahun. Oleh sebab itu, Rata-Rata Umur Tanaman (RUT) yang
paling optimal tersebut harus diimbangi dengan program
peremajaan yang berkesinambungan.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Pada pelaksanaan kegiatan persiapan lahan pihak kebun
bekerja sama dengan pihak kontraktor dengan diawasi oleh 1
mandor.
e. Urutan Pelaksanaan Kegiatan
1) Pembukaan Lahan
a) Menentukan areal yang akan dibuka
Sebelum dilakukannya pembukaan, kita harus mengetahui
terlebih dahulu lokasi lahan dan batas lahan yang akan
dibuka.
b) Membuat pancang rumpuk
Pancang rumpuk bertujuan untuk memberi tanda sehingga
memudahkan pembersihan jalur tanaman.
c) Tumbang dan Imas
Tumbang adalah kegiatan memotong pohon yang
berdiameter >10 cm sedangkan imas merupakan kegiatan
memotong anak kayu yang berdiameter <10 cm.
d) Stacking/merumpuk
Stacking merupakan kegiatan merumpuk pohon dan
atau anak pohon yang sudah di imas dan tumbang sesuai
dengan pancang rumpuk. Jarak antara rumpukan.
e) Pembuatan Terasan
Pembuatan terasan merupakan konservasi tanah dan
air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek
panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
9
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang
lereng.
f) Pembuatan parit
Pembuatan parit bertujuan untuk mengendalikan tata
air di dalam wilayah perkebunan.
g) Pancang tanam
Kegiatan pancang tanam dilakukan untuk
menentukan titik tanam kelapa sawit dan sebagai patokan
pembuatan lubang tanam agar penanaman mudah
dilakukan sesuai dengan kerapatan tanam yang telah
ditentukan.
2) Replanting
a) Memancang
Memancang dilakukan untuk meluruskan arah
barisan dalam jarak tanam yang ditentukan, ketentuan
jarak tanam dapat dilihat pada tabel 4.
10
b) Membuat Parit
Pembuatan parit dilakukan setelah memancang
sedemikian rupa sehingga berada di gawangan mati (yang
tidak direncanakan untuk jalan panen/pasar tikus).
c) Membuat jaringan jalan
Pembuatan jaringan jalan dilakukan sebelum
membuat lubang tanam, karena jalan merupakan sarana
untuk meningkatkan mutu dan kuantitas pekerjaan.
d) Membuat lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara
manual dan mekanis dengan menggunakan alat post hole
digger. Sistem tanam yang dianjurkan yaitu membuat
lubang tanam sebulan sebelum tanam. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol
ukuran ubang yang dibuat.
e) Membongkar pokok
Pembongkaran pokok bertujuan untuk mengurangi
intensitas serangan Ganoderma pada areal yang akan
diremajakan. Pembongkaran dilakukan pada pangkal
pokok dengan ukuran (2 x 2) m dengan kedalaman lubang
0,75 m.
f) Menyemprot gawangan dengan herbisida
Penyemprotan gawangan bertujuan untuk
mempersiapkan pembangunan kacang-kacangan penutup
tanah.
3. Pembibitan
a. Definisi Pekerjaan
Pembibitan kelapa sawit merupakan salh satu faktor penentu
dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Pembibitan kelapa sawit
11
terbagi menjadi 2 sistem yaitu pembibitan satu tahap (Single stage
nursery sistem) dan pembibitan dua tahap (Double stage nursery
sistem). Sistem 2 tahap lebih disarankan, karena dengan memakai
sistem 2 tahap, proses seleksi akan lebih ketat sehingga dapat
menjamin mutu bibit yang dihasilkan. Sistem 1 tahap hanya
direkomendasikan untuk jumlah bibit yang tidak terlalu banyak.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit kelapa sawit
yang bermutu tinggi dan tersedia untuk penanaman di lapangan
pada saat persiapan lapangan telah selesai dilakukan.
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Pelaksanaan pembibitan dimulai pada waktu mulai
pemesanan kecambah. Pemesanan kecambah hendaknya dilakukan
12 bulan sebelum pelaksanaan pembibitan, sehingga pada saat
kecambah sampai langsung bisa di tanam. Waktu di Pre nursery
yaitu 3 bulan dan waktu di Main nursery yaitu 9 – 12 bulan
tergantung permintaan perusahaan.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan pembibitan dilakukan oleh karyawan terpilih
dengan 1 orang pengawas yang dipercayai untuk melaksanakan
jalannya kegiatan pembibitan.
e. Urutan Pelaksanaan Kegiatan
1) Persiapan Pembibitan
a) Pengadaan Bahan Tanam
Pengadaan bahan tanam disesuaikan dengan luas areal,
kerapatan tanaman dan tingkat seleksi yang sudah
ditetapkan. Bahan tanaman kelapa sawit yang umum ditanam
di perkebunan komersial yaitu persilangan dura x pisifera (D
x P) yang disebut tenera.
12
Tabel 5 Kebutuhan Jumlah Benih dan Areal
13
❖ Drainase harus baik
❖ Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan
harus baik
❖ Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit,
tersanitasi dengan baik dan terbuka, serta tidak terhalang
oleh pohon-pohon besar atau bangunan
❖ Dekat dengan emplasemen
Tahapan pekerjaan yang dilakukan dalam persiapan
areal pembibitan adalah sebagai berikut:
i. Pemilihan Lokasi Pembibitan dan Pembukaan Lahan
(hutan)
❖ Membuat jalan rintis ke lokasi yang potensial
❖ Meninjau lokasi yang potensial dan memilih lokasi
yang terbaik
❖ Mempersiapkan program pembibitan yang
terperinci termasuk sistem pengairan
❖ Membuat jalan permanen ke arah lokasi pembibitan
❖ Membersihkan areal persemaian secara mekanis
❖ Membersihkan areal pembibitan utama secara
mekanis
ii. Persiapan persemaian
❖ Pembuatan bedengan dan naungan
❖ Membangun Gudang
❖ Mengisi dan memindahkan babybag
❖ Memasang sistem pengairan
iii. Perawatan persemaian
❖ Pengairan (penyiraman)
❖ Pengendalian gulma
14
❖ Pemupukan
❖ Konsolidasi bibit yang miring
❖ Pengendalian hama dan penyakit
❖ Penjarangan bibit/seleksi
15
2) Pemeliharaan Pembibitan
a) Pembibitan Awal (Pre Nursery)
i. Penyiraman
Semai disiram 2 kali sehari pagi dan sore kecuali
bila hari hujan dengan curahan minimal 8 mm.
penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor
ii. Penyiangan gulma
Penyiangan gulam dalam kantong dilakukan 2
minggu sekali, termasuk menambah tanah kedalam
kantong bagi bibit yang miring dan tersembul akarnya.
iii. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memenuhi nutrisi
tanaman kecambah kelapa sawit. Pemupukan dilakukan
setelah semai berumur satu bulan dengan interval waktu
satu minggu
16
iv. Hama dan penyakit
Penyemprotan pestisida pada persemaian tidak
dianjurkan, apalagi dengan pestisida yang mengandung
logam berat.
v. Seleksi semai
Seleksi di persemaian sebanyak 5%-10%. Seleksi
dilakukan 2 tahap, yaitu pada umur 4-6 minggu (Tahap
1) dan pada saat sebelum dipindahkan ke kantong besar
(Tahap terakhir, umur 3 bulan).
b) Pembibitan Utama (Main Nursery)
i. Pengisian dan penyusunan polybag
Pengisian polybag besar dilakukan setelah
pemancangan dan pengayakan tanah selesai dilakukan.
Pengisian kantong dilakukan paling sedikit 1-2 minggu
sebelum alih-tanam.
ii. Alih-tanam (Transplanting)
Transplanting dilakukan pada umur 3-4 bulan,
dimana semai telah berdaun 3-4 helai. Sebelum diecer
semai disiram terlebih dahulu, setelah itu semai ditanam
di large bag.
iii. Penyiraman
Rata-rata kebutuhan air di pembibitan setara
dengan curah hujan 3,4 mm/hari. Penyiraman tidak perlu
dilakukan jika turun hujan dengan curahan minimum 8
mm.
Tabel 8 Kebutuhan air di pembibitan
Kebutuhan air per tanaman (liter)
Umur
Selama di
bibit Per Hari
Pembibitan
0-3 bulan 1 90
17
Kebutuhan air per tanaman (liter)
Umur
Selama di
bibit Per Hari
Pembibitan
3-6 bulan 2 180
6-12 bulan 3 540
Total/rata-
2,25 720
rata
Sumber: (Pahan, 2006)
iv. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan 1 bulan setelah
penanaman pembibitan utama dan dilakukan terus
menerus sampai bibit 11 bulan. Pengendalian gulma
dibagi menjadi 2, yaitu:
❖ Penyiangan di dalam kantong
Penyiangan di dalam kantong dimaksudkan
untuk mencabut rumpu-rumpu yang ada di dalam
kantong, sekaligus melakukan konsolidasi bibit,
dengan rotasi 2-3 kali per bulan.
❖ Pengendalian di antara kantong
Pengendalian diantara kantong secara manual
dilakukan dengan garuk, dengan rotasi 2-3 minggu
sekali untuk 20 HK/ha.
v. Pemupukan
Pemupukan diberikan berdasarkan dengan
rekomendasi yang sudah ditetapkan.
18
Umur Jenis pupuk (gr per pohon)
tanaman N-P-K-Mg N-P-K-Mg
Kieserite
(minggu) (15-15-6-4) (12-12-17-2)
4 5,0 - -
5 5,0 - -
6 7,5 - -
8 7,5 - -
10 10,0 - -
12 10,0 - -
14 - 10,0 -
16 - 10,0 5,0
18 - 10,0 -
20 - 10,0 5,0
22 - 15,0 -
24 - 15,0 7,5
26 - 15,0 -
28 - 15,0 7,5
30 - 20,0 -
32 - 20,0 10,0
34 - 20,0 -
36 - 20,0 10,0
Jumlah 50,0 180,0 45,0
Sumber: (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006)
vi. Pengendalian hama dan penyakit
Untuk mengetahui ada tidaknya serangan
hama/penyakit dilakukan pengamatan secara rutin
1x/minggu. Serangan awal atau ringan dikendalikan
secara manual. Hama dikutip/diambil kemudian
dimusnahkan. Jika terjadi peningkatan serangan dapat
menggunakan penyemprotan pestisida yang dilakukan
setelah penyiraman pagi. Untuk bibit yang terkena
penyakit menular harus dipisahkan dari bibit yang sehat.
19
vii. Seleksi bibit
Seleksi bibit merupakan suatu pekerjaan untuk
menyingkirkan atau memusnahkan bibit yang abnormal
dan mempertahankan bibit yang betul-betul bermutu
baik dan sehat untuk dialih-namakan ke lapangan.
Jadwal seleksi pembibitan utama harus tepat dan
umumnya dilakukan 3-4 kali berumur 3,6,9, dan 12
bulan (saat akan ditanam di lapangan). Adapun tanda-
tanda bibit abnormal di pembibitan utama adalah anak
daun sempit (Narrow pinnate), pelepah tegak (Sterile),
anak daun melebar dan memendek (Short broad leaflet),
jarak anak daun yang melebar (Wide internode), pelepah
memendek (Top dwarf leaf), anak daun tidak membuka
(Juvenile leaf), serta daun albino (Chimera) & Daun
keriting (Curly leaf).
4. Penanaman
a. Definisi Pekerjaan
Penanaman merupakan kegiatan tanam bibit unggul kelapa
kelapa sawit yang sudah melewati tahap seleksi di pre nursery dan
main nursery pada areal lahan yang sudah dipersiapkan. 1-2
minggu sebelum ditanam bibit kelapa sawit haruslah sudah diputar
180o untuk memutuskan perakaran yang sudah menembus large
bag.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Tujuan dari kegiatan penanaman yaitu untuk melanjutkan
kegiatan budidaya, sehingga penanaman bibit kelapa sawit yang
baik dapat menghasilkan produksi yang optimal di lapangan.
20
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Penanaman kelapa sawit dilakukan ketika bibit tanaman
kelapa sawit sudah berumur 12±2 bulan. Penanaman yang tepat
dilakukan pada awal musim hujan atau pada akhir musim kemarau.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Penanaman kelapa sawit di setiap blok harus menggunakan
jenis varietas yang seragam.
e. Urutan Pelaksanaan Kegiatan
1) Memancang
Kegiatan pancang dilakukan bertujuan untuk
menentukan letak penanaman dan arah barisan tanaman serta
sesuai dengan jarak tanam (segitiga sama sisi) dapat dilihat
pada (tabel 3). Kegiatan pemancangan digunakan sebagai
tanda untuk pembuatan lubang tanam. Alat yang digunakan
yaitu Pancang yang terbuat dari bambu berukuran 1 meter,
waterpass, meteran, dan Kompas.
2) Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam digunakan sebagai tempat
untuk penanaman pokok kelapa sawit. Lubang tanam sudah
dipersiapkan ± 1 minggu sebelum penanaman hal ini bertujuan
untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol ukuran
lubang yang dibuat. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x
40 x 60 cm (lebar atas, bawah, dan kedalaman).
3) Ecer bibit kelapangan
Pengeceran bibit bertujuan untuk memudahkan
kegiatan penanaman. Satu hari sebelum diangkat kelapangan
bibit disiram agar kelembaban tanah tetap terjaga, persediaan
air cukup dan mengurangi tingkat stress pada tanaman. bibit
diletakkan dekat dengan lubang tanam yang sudah dibuat.
21
pastikan bibit yang di ecer merupakan bibit yang sudah
terseleksi Pengangkatan large bag haruslah dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak bibit. Tidak diperkenankan untuk
mengangkat leher bibit dan meletakkan bibit tidak boleh
dibanting.
4) Penanaman
a) Sebelum ditanam pastikan lubang tanam sudah sesuai
dengan ketinggian large bag.
b) Masukan top soil bekas galian kurang lebih 20 cm ke
lubang tanam
c) Taburkan pupuk RP dengan dosis 500 g ke lubang tanam
d) Buka polybag dengan cara memotong dengan pisau.
Pastikan bola tanah tidak pecah dan polybag sudah lepas
sebelum tanam.
e) Bibit diletakkan hati-hati ke lubang tepat di tengah lubang
f) Tebar pupuk CRF/Controlled Released Fertilizer
(Agroblen/Sumicoat/Meister) sebanyak 300 g ke lubang
tanam di sekeliling bola tanah polybag.
g) Untuk menjamin semua lubang diberi pupuk dengan dosis
yang tepat, setiap bibit diecer ke lubang tanam dilengkapi
dengan untilan pupuk CRF atau RP sesuai dosis.
h) Timbun bibit dengan memasukkan tanah bagian atas (top
soi) ke sekeliling bibit dengan berangsur-angsur dan
dipadatkan dengan diinjak
i) Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga
permukaan tanah polybag sama rata dengan permukaan
lubang yang selesai ditimbun. Dengan demikian, bila
huaj, lubang tidak tergenang air.
22
j) Bibit harus berdiri dengan tegak dan letak bibit harus di
dalam barisan.
5) Penanaman LCC (Legume Cover Crop)
LCC merupakan tanaman yang sengaja ditanam pada
perkebunan kelapa sawit untuk menutup permukaan tanah
dengan tujuan utama menekan pertumbuhan gulma. Berikut
jenis-jenis kacangan penutup tanah :
a) Pueraria Phaseoloides (PP)
b) Pueraria javanica (PJ)
c) Calopogonium caeruleum (CC)
d) Mucuna cochinchinensis (MC)
e) Colopogonium mucunoides (CM)
f) Mucuna cochinchinensis (PP) (BPM, 2013)
5. Pemeliharaan Tanaman
a. TBM
1) Definisi Pekerjaan
Pemeliharaan TBM adalah kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit mulai dari masa setelah tanam hingga
tanaman siap panen.
2) Target/Tujuan/Sasaran
Tujuan pemeliharaan TBM ialah agar tanaman tumbuh
dengan optimal dan juga untuk mempersiapkan tanaman panen
tepat pada waktunya dengan kualitas sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Waktu kegiatan pemeliharaan TBM berlangsung selama
30-36 bulan, terdiri atas:
23
a) TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka,
ditanami kacangan penutup tanah dan kelapa sawit sudah
ditanam pada tiap titik pancang.
b) TBM 1 : tanaman pada tahu ke I (0-12 bulan)
c) TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
d) TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-35 atau 36 bulan)
4) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilapangan dilakukan oleh BHL
dengan diawasi langsung oleh mandor dan asisten pada saat
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan.
5) Urutan Pelaksanaan Kegiatan
Adapun kegiatan pemeliharaan TBM yang dilakukan pada
saat PKL yaitu kastrasi dan sanitasi, pengendalian anak kayu,
dan pemupukan yang kami lakukan pada dua lokasi yaitu kebun
rakyat di KPKS Usaha Bersama dan PT. Asian Agri (KMT).
a) Kastrasi dan Sanitasi
Kastrasi adalah membuang semua produk generatif,
yaitu bunga jantan, bunga betina, dan seluruh buah. Hal ini
dilakukan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa
sawit. Sementara itu, sanitasi adalah membersihkan pohon
kelapa sawit dari sampah/kotoran yang berasal dari bunga
dan pelepah kering agar tidak menjadi pemicu munculnya
serangan hama dan penyakit. Kastrasi dan sanitasi dilakukan
untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif (penguatan
batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang
pembentukan bunga betina yang sempurna. Alat yang
digunakan untuk kastrasi adalah dodos berukuran 8 cm.
24
b) Mendongkel Anak Kayu
Membuang/mendongkel semua anak kayu yang ada di
areal dengan menggunakan cangkul. Mendongkel anak kayu
dilakukan di kebun rakyat KPKS Usaha Bersama dengan
rotasi 2x dalam satu tahun ( 6 bulan sekali ).
c) Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara tanaman kelapa sawit. Kebutuhan akan unsur hara
berlangsung sepanjang kehidupan tanaman. Pada
pemupukan di fase TBM kami mendapatkan dua kegiatan
pemupukan:
i. Pemupukan Dolomit
Pelaksanaan pemupukan dolomit dilakukan di
kebun Rakyat KPKS Usaha Bersama. Pemberian pupuk
dolomit dengan kandungan unsur hara berupa Mg
bertujuan untuk meningkatkan ph tanah, menurunkan
keasaman tanah, dan membantu menggemburkan tanah.
Pemupukan dolomit bermanfaat untuk memperbaiki
keadaan tanah dan membantu tanaman kelapa sawit dalam
menyerap unsur hara yang terdapat pada tanah.
Pengaplikasian pupuk dolomit dilakukan 6 bulan sekali
yaitu pada awal musim penghujan dan awal musim
kemarau. Pengaplikasian dilakukan dengan cara di tabur
di piringan dan harus merata.
ii. Pemupukan NPK 13-8-27
Pemupukan NPK 13 – 8 – 27 dilakukan pada masa
TBM 3 bertempat di PT. Asian Agri (KMT). Pemupukan
di aplikasikan pada TBM 3 bertujuan untuk membantu
optimalisasi pembungaan dan pembuahan. Pemupukan
25
dilakukan agar saat tanaman memasuki masa TM buah
sudah layak dan siap di panen dengan hasil yang bagus.
Pengaplikasian pupuk di piringan yang sudah terdapat
tankos dengan cara menabur di sekeliling tanaman hingga
merata, dengan rotasi pemupukan 3 bulan sekali.
d) Chemist Anak Kayu
Penyemprotan atau chemis merupakan kegiatan
membasmi gulma dengan menggunakan kimia (herbisida)
agar gulma yang tidak mengganggu tanaman. Kegiatan ini
bertujuan untuk agar tidak adanya persaingan dalam
mendapatkan unsur hara, air, dan tempat, dan agar anak kayu
tidak sampai tumbuh besar sehingga sulit untuk dilakukan
pengendalian. Pengendalian anak kayu dengan cara chemis
dilakukan di gawangan dan piringan juga pasar pikul. Anak
kayu harus di semprot hingga basah baik daun dan batang
agar anak kayu benar – benar musnah.
b. TM
1) Definisi Pekerjaan
Kegiatan pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
merupakan kegiatan lanjutan dari pemeliharaan TBM.
2) Target/Tujuan/Sasaran
Pemeliharaan TM bertujuan untuk menghasilkan tanaman
kelapa sawit dengan produktivitas maksimal dengan biaya
produksi yang minimum serta untuk mempertahankan
produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan.
3) Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Waktu pemeliharaan TM dilakukan pada tahun ke-3.
Tanaman Menghasilkan adalah tanaman yang sudah
menghasilkan buah yang dapat di proses oleh pabrik.
26
4) Pelaksanaan Kegiatan
Pemeliharan pada TM dilaksanakan dengan diawasi
langsung oleh asisten kebun dan juga mandor untuk mengawasi
kegiatan karyawan bawahan (BHL) pada saat pelaksanaan
kegiatan berlangsung.
5) Urutan Pelaksanaan Kegiatan
Adapun urutan pelaksanaan kegiatan pemeliharan pada
TM diantaranya pemupukan, chemist anak kayu, dan pruning
yang dilakukan di kebun PT. Asian Agri (KMT).
a) Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemberian
unsur hara ataupun nutrisi sehingga mampu
menyumbangkan makanan bagi kelapa sawit. Pemupukan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman
kelapa sawit. Kebutuhan akan unsur hara berlangsung
sepanjang kehidupan tanaman. Untuk Tanaman
Menghasilkan, dosis dan jenis pupuk mengacu pada
rekomendasi riset yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis
daun, hasil analisis tanah.
b) Chemis
Chemis atau penyemprotan merupakan kegiatan
pengendalian gulma menggunakan herbisida. Chemist anak
kayu dilakukan di gawangan, adapun tujuan dari kegiatan ini
yaitu untuk mengendalikan gulma anak kayu di gawangan
dan agar tidak terjadinya persaingan pada areal sekitar
tanaman. Jika gulma anak kayu tidak dikendalikan maka
akan banyak kerugian yang didapatkan, seperti turunnya
produksi, sulit untuk melakukan kegiatan perawatan dan
menambah biaya untuk membasmi gulma kayu. Gulma anak
27
kayu yang di semprot ialah gulma yang memiliki tinggi
dibawah 1 m, jika lebih maka gulma tersebut tidak di semprot
melainkan di oles pada batang.
c) Penunasan (Pruning)
Penunasan (Pruning) adalah kegiatan membuang
pelepah kelapa sawit yang tidak berfungsi lagi dan
meninggalkan pelepah yang berguna untuk proses
fotosintesis. Kegiatan ini dilakukan pada umur ±3 tahun
sebagai persiapan panen dengan mempertahankan 2 cabang
songgo buah. Dalam 1 tahun dilakukan 3x penunasan. Alat
yang digunakan adalah dodos berukuran 15 cm, egrek, dan
tangkai sepanjang ±2 meter.
6. Panen/Tebang dan Pengangkutan
a. Definisi Pekerjaan
Kegiatan panen merupakan kegiatan mengambil buah dari
pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya
ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat
tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman.
b. Target/Tujuan/Sasaran
Tujuan dari kegiatan panen adalah untuk mendapatkan
Tandan Buah Segar (TBS) sesuai dengan kriteria masak yang telah
di tentukan oleh perusahaan untuk dapat diolah di pabrik kelapa
sawit.
c. Waktu Pelaksanaan dan Rotasi
Untuk rotasi panen menyesuaikan hasil perhitungan AKP
yang dilakukan. Jika AKP sudah mencukupi untuk dilaksanakan
kegiatan panen maka panen akan dilaksanakan, jika AKP belum
mencukupi maka kegiatan panen akan di tunda 1 hari – 2 hari
kedepan.
28
d. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilakukan oleh karyawan panen, mandor panen
sebagai pengawas, krani buah sebagai penghitung jumlah buah dan
menyeleksi buah yang berada di TPH, dan asisten sebagai
pengontrol panen.
e. Urutan Pelaksanaan Kegiatan
1) Perhitungan AKP
Kerapatan Panen adalah sebuah angka yang menunjukkan
tingkat kerapatan tandan matang panen di dalam suatu areal bisa
dalam bentuk angka dan persentase. Penentuan AKP dilakukan
1 hari sebelum blok tersebut dipanen. Dengan cara menghitung
jumlah tandan pada pokok sampel. AKP bermanfaat untuk
menghitung taksasi atau perkiraan volume panen besok,
kebutuhan pemanen, dan kebutuhan transportasi angkut TBS.
perhitungan AKP dirumuskan dengan:
100%
Jika kematangan buah diatas 18%, maka kegiatan panen dapat
dilakukan pada esok hari.
2) Memeriksa Mutu TBS
Mutu tandan adalah derajat kesempurnaan pembuahan
pada tandan, yang ditentukan oleh kesempurnaan penyerbukan.
Produksi TBS ditentukan oleh jumlah tandan buah yang dapat
berkembang menjadi tandan buah dengan kriteria buah matang,
yaitu 6 brondolan dipiringan. Waktu yang diperlukan mulai dari
penyerbukan sampai buah matang dan siap panen ±6 bulan.
3) Memeriksa Mutu Panen
Pemeriksaan mutu panen dilakukan setelah kegiatan
panen selesai bertujuan untuk menjaga kualitas TBS dengan
29
standar panen yang benar. Pemeriksaan ini meliputi kualitas
panen, pusingan antar rotasi panen, penempatan ancak pemanen
yang benar, serta memanen buah matang panen dengan
mengutip seluruh brondolan yang terlepas dari buah.
Pemeriksaan mutu panen dilakukan oleh mandor.
4) Proses panen
Proses panen dilakukan dengan cara memotong pelepah
yang menyangga buah matang, memotong tangkai tandan
matang, mengambil/mengorek brondolan yang ada di ketiak
pelepah, membawa tandan ke jalan pikul, mengumpulkan
brondolan di piringan, menyusun pelepah di gawangan mati dan
memotongnya menjadi 3, serta menyusun buah di TPH dengan
rapi, lalu pindah ke pohon berikutnya.
5) Menghitung buah di TPH
Perhitungan serta pemeriksaan kualitas TBS dilakukan
oleh kerana buah. Semua TBS yang telah diperiksa dan
diterima, dicap pada gagangnya (pakai kepala gancu). Setiap
buah masak dan siap angkut, maka diberikan cap B.
6) Pengangkutan
Pengangkutan merupakan proses kegiatan memasukkan
TBS serta brondolan di TPH yang sudah di catat oleh krani buah
ke dalam truk atau pengangkutan sejenisnya. Buah yang sudah
diangkut akan di bawa ke penimbangan terlebih dahulu
kemudian ke pabrik untuk di olah. Pengangkutan bertujuan
untuk mengangkut semua buah yang berada di TPH yang sudah
di beri tanda siap diangkut.
30
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I dan II tentang Teknis
Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) penulis ikut aktif dalam
melakukan kegiatan teknis budidaya pada 3 (tiga) tempat pelaksanaan PKL yakni
kebun rakyat naungan KPKS UBER, Pembibitan CV. Permata Hijau dan Kebun
PT. Asian Agri (KMT).
A. Persiapan Lahan
Pada kegiatan Persiapan Lahan dilaksanakan di PT. Asian Agri (KMT)
Kec. Muara Bulian, Kab. Batanghari, Jambi. Pembibitan di CV. Permata hijau
memiliki luas pembibitan sebesar 40 Ha. Berikut merupakan teknis budidaya
yang diperoleh di CV Permata Hijau:
1. Pancang Rumpuk
Pancang rumpuk ini bertujuan untuk memberikan tanda sehingga
mempermudah untuk menyusun serta membersihkan jalur dari hasil
penumbangan. Jarak antar rumpukan yaitu 11,98 dengan lebar 3 m untuk
jarak tanam 8,65 m x 8,65 m x 8,65 m dan Panjang rumpukan yaitu 150 m
dengan arah utara-selatan yang dimana setiap 75 m dibuat jalan control
dengan lebar 3 meter. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pancang rumpuk
yaitu 4 orang ditambah dengan satu orang mandor sebagai pengawas.
2. Pembuatan Terasan
Terasan dibuat pada tanah miring atau lahan yang berlereng curam.
Letaknya tegak lurus atau memotong dengan arah lereng. Teknis pembuatan
terasan sebelum dilakukan ialah pastikan bahwa lahan tersebut telah bersih,
kemudian terasan dibuat dengan menggunakan excavator ukuran 200 Pc,
terasan dibuat dengan memulai kegiatan pembuatan dari bagian atas lahan
kemudian ke bagian bawah lahan dengan kemiringan tiap terasan 8-10˚
dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan penyebab dari
31
erosi dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang
serta memudahkan kegiatan pemeliharaan tanaman. Prestasi kerja 9 HM
(Hour Meter)/HK Jarak antar terasan = 8,65 m Jarak titik tanam dari dinding
terasan 1,5 m.
32
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 4 Alat-alat Pemancangan
4. Pemupukan Pra-Tanam
Pemupukan pra tanam dengan tujuan untuk menetralkan asam pada
tanah sehingga tanaman kelapa sawit akan tumbuh dengan optimal dosis
yang digunakan sebanyak 1000 kg/ha. Pemupukan pra tanam dilakukan 2
minggu sebelum penanaman. Adapun tahapan kegiatan pemupukan dimulai
dari pengambilan Pupuk di Gudang selanjutnya pupuk diangkut
menggunakan john deere dengan gerobak di belakangnya, lalu pupuk segera
diecer ke masing-masing blok. Pupuk pra tanam yang digunakan adalah
jenis Dolomit Super, pupuk ini berfungsi untuk meningkatkan pH tanah,
memperbanyak unsur hara di dalam tanah, menetralisir tanah dari senyawa
beracun, menambah populasi mikroorganisme, merangsang pertumbuhan
akar tanaman, menyediakan unsur Ca dan Mg, menetralkan unsur Al dan
membunuh penyakit. Teknis Pekerjaan Pemupukan pra tanam dengan cara
membuka karung pupuk dolomit menggunakan cutter, lalu memasukkan
kedalam ember, kemudian aplikasikan pupuk ke lahan dengan cara
ditaburkan (broadcast) secara merata diatas permukaan tanah yang akan
ditanam kelapa sawit. dengan prestasi kerja 500 kg/HK dan jumlah pekerja
10 orang.
33
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 5 Pupuk pra-tanam yang sudah diaplikasikan
B. Pembibitan
Pada kegiatan Pembibitan dilaksanakan di CV. Permata Hijau Desa Tenam
Kac. Muara Bulian, Kab. Batanghari, Jambi. Pembibitan di CV. Permata hijau
memiliki luas pembibitan sebesar 40 Ha. CV. Permata hijau merupakan tempat
pembibitan tanaman kelapa sawit. Varietas yang digunakan di pembibitan CV
permata hijau yaitu DxP Simalungun dengan jumlah bibit 100.000. CV. Permata
hijau menggunakan sistem pembibitan double stage. Berikut merupakan teknis
budidaya yang diperoleh di CV Permata Hijau:
1. Pengendalian hama dan Penyakit
Penyakit yang terdapat pada pembibitan di CV. Permata hijau
adalah Curvularia sp. Kegiatan penangan penyakit dilakukan 1 minggu
sekali atau sesuai dengan intensitas serangan penyakit pada lokasi
pembibitan. Serangan penyakit curvularia sp ditandai dengan terdapatnya
bercak berwarna coklat-kemerahan pada daun bibit kelapa sawit.
Penanganan dari penyakit curvularia sp yaitu dengan cara memotong
bagian daun yang terkena serangan curvularia sp yang ditandai dengan
adanya bercak berwarna coklat-kemerahan pada permukaan daun
menggunakan gunting. Selanjutnya daun yang telah dipotong dikumpulkan
di dalam ember dan dimusnahkan dengan cara dibakar pada lokasi jauh dari
pembibitan. Kegiatan ini dilakukan oleh dua orang dalam sehari.
34
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 6 Pemotongan Daun
35
3. Transplanting
Kegiatan transplanting dimulai dari pengangkutan bibit PN berumur
3 bulan hingga penanaman bibit di large bag. Tahap pertama yaitu
pengangkutan bibit menggunakan gerobak sorong (angkong) dengan
muatan rata-rata 122 bibit. Bibit diecer disamping large bag yang sudah
dilobangi dibagian tengah dengan menggunakan pipa 2,5 inch yang sudah
dimodifikasi dengan kedalaman menyesuaikan baby bag. Penanaman
dilakukan dengan cara memasukan bibit kedalam lubang tanam setelah itu
tanah diratakan dan dipadatkan. Jarak bonggol tanaman dengan ujung large
bag yaitu 2,5 cm. Norma kerja 700 bbt/HK setiap orangnya.
36
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 10 Alat pelubang tanam
4. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan pemeriksaan tanaman per bedengan yang
sudah ditanam untuk melihat kekurangannya kemudian diperbaiki.
Sekaligus dilakukan inventarisasi tanaman dengan permasalahannya.
Tujuan dari konsolidasi adalah menegakkan polybag yang miring,
mengganti atau membalut polybag yang pecah, menambah tanah di
polybag dan membantu pertumbuhan tanaman supaya tumbuh dengan
optimal.
Bibit yang dikonsolidasi yaitu bibit yang miring, bibit yang terlepas
dari tempat tanam serta menambah tanah di large bag. Penambahan tanah
menggunakan alat seperti sekop besar, sekop kecil, cangkul dan angkong.
Tanah ditambahkan hingga akar pada tanaman tertimbun dan tidak
menutup batang bibit kelapa sawit. Konsolidasi dilakukan 4 tenaga kerja.
37
5. Pemupukan
Pemupukan diberikan kepada tanaman seminggu setelah
dilakukannya transplanting. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk cair
dengan merek dagang bayfolan (11% N, P2O5 8%, K2O6% dan unsur-
unsur kandungan mikro besi, boron, kobalt, mangan, molybdenum, seng
dan tembaga). Untuk dosis pupuknya yaitu 60 ml/16 ltr air (60 cc/kep)
untuk 2550 bibit. Sebelum mengaplikasikan pupuk terlebih dahulu
dilarutkan kedalam air setelah itu dimasukan kedalam knapsack sprayer.
Pemupukan dilakukan pada pagi hari. Jarak ujung nozzle dengan ujung
daun sekitar 15 cm dan pastikan membasahi seluruh bagian daun. Jumlah
lobang nozzle yang digunakan yaitu 4 lubang dengan alat semprot
knapsack sprayer electric.
38
rumpukan. dengan Norma kerja 0,75 ha/hk setiap orangnya dan diawasi oleh
mandor.
39
Kastrasi dan sanitasi dilakukan di kebun rakyat KPKS Usaha
Bersama. Kastrasi dilakukan pada TBM 2 dan dilaksanakan mulai saat
tanaman berumur 12 – 25 bulan sampai 26 – 20 bulan dengan rotasi 3
bulan sekali. Kegiatan dilaksanakan menggunakan alat tarik kastrasi
yang terbuat dari besi yang sudah dimodifikasi dan dodos kecil berukuran
6 cm. Teknis kegiatan untuk pengambilan bunga yang masih berbentuk
dompet dengan cara memasukkan pengait ke dompet kemudian menarik
bunga hingga terlepas. Sedangkan untuk bunga yang sudah mekar atau
sudah lepas dari dompet menggunakan dodos dan dilakukan dengan
sangat hati – hati agar pelepah tidak terluka atau terputus. Setelah itu
dompet dan buah dikumpulkan di gawangan mati atau pasar pikul.
Sanitasi dilakukan menggunakan parang dan dodos. Parang digunakan
untuk membersihkan gulma yang menjalar ke daun dan membersihkan
piringan. Sedangkan dodos digunakan untuk memotong pelepah paling
bawah tanaman.
40
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 16 Kegiatan Kastrasi
2. Mendongkel Anak Kayu
Pada kegiatan mendongkel anak kayu dilaksanakan di kebun rakyat
KPKS Usaha Bersama. Untuk kegiatan ini dilakukan pertama kali pada
kebun rakyat. Rotasi mendongkel anak kayu dilakukan 2x dalam 1 tahun
atau tergantung dari sang pemilik lahan. Pada pelaksanaan mendongkel
anak kayu menggunakan alat berupa cangkul. Anak kayu didongkel
dengan cara mencangkul hingga akar terlepas dari tanah. Setelah itu anak
kayu di rumpuk pada gawangan mati. Anak kayu yang di dongkel yaitu
senggani (Melastoma), anak sawit liar dan juga kirinyuh (Chromolaena
odorata.). Alat yang digunakan yaitu cangkul.
3. Pemupukan
Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menambahkan unsur hara pada tanah serta memberikan nutrisi pada
tanaman sehingga dapat memproduksi buah dengan optimal. Pemupukan
kami dapatkan pada dua tempat.
Pada tempat pertama yaitu di kebun rakyat KPKS Usaha Bersama,
kegiatan Pemupukan dilakukan pada umur tanaman 21 bulan Ketika
Sudah keluar Bunga jantan dan Betina pada tanaman TBM, Rotasi
pemupukan yaitu 6 bulan 1x. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk dolomit
super, pupuk dolomit super ini berfungsi sebagai pembenah tanah,
menaikan pH tanah, mengurangi keracunan resiko Al dan Fe pada tanah
masam, menyeimbangkan ketersediaan unsur hara tanah untuk tanaman,
41
dan menetralkan reaksi tanah. Kegiatan pelaksanaan pemupukan
dilakukan dengan dosis 700 gram/pokok dengan cara menabur
(broadcast) di sekeliling piringan dengan jarak 1 m dari pokok
menggunakan mangkok kecil. Sebelum pemupukkan pastikan piringan
bersih dari gulma agar pemupukan dapat produktif pada tanaman. Jumlah
berat pupuk pada kegiatan di tanaman TBM 2 yaitu 100 kg dapat
memupuk 142 pohon tanaman kelapa sawit yang di lakukan sebanyak 6
orang.
Pada tempat kedua yaitu di PT. Asian Agri (KMT), Pemupukan pada
TBM menggunakan pupuk Kieserit dengan kandungan MgO = 27,58 %,
Sulphate = 21,64 % dan kadar air = 0,46 %. Pupuk kiserit ini biasa
digunakan untuk tanah berpasir dan memiliki pH rendah. Adapun teknis
kegiatan yang dilakukan adalah membuat pupuk terlebih dahulu yang
berada di gudang pupuk menggunakan john deere dengan gerobak di
belakangnya. Teknis pekerjaan yang dilakukan adalah johnder segera
memuat pupuk dan diecerkan pada blok, lalu karung di buka
menggunakan pisau cutter dan di masukkan ke dalam ember. Teknis
penaburan ditaburkan (broadcast) pada piringan atau di bawah pelepah
secara merata, yang perlu diperhatikan ialah agar pupuk tidak tertinggal
di pelepah yang masih segar agar tidak terjadi pelepah gosong. Dosis
yang digunakan sebanyak 3300 kg/Ha dengan 550 kg/HK, pekerja yang
dibutuhkan sebanyak 6 orang.
4. Chemist Anak Kayu
Chemis anak kayu dilakukan pada kebun PT. Asian Agri (KMT).
Chemis atau penyemprotan anak kayu dilakukan pada anak kayu yang
memiliki tinggi dibawah 1 m. Penyemprotan menggunakan herbisida
Glyphosate dan Metil dengan masing – masing dosisnya 1,5 l/ha untuk
glifosat dan 75 gram/ha untuk Metil. Teknis pelaksanaan kegiatan yaitu
pertama mengisi air pada tedmon dengan kapasitas 1000 liter air,
42
kemudian campur racun ke dalam tedmon hingga homogen. Setelah itu
pekerja mengisi knapsack dengan air yang sudah bercampur dengan
racun. Knapsack yang digunakan berupa knapsack CBA elektrik. Untuk
kegiatan chemis dilakukan oleh 8 pekerja dengan jumlah hk 10
knapsack/BHL.
2. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TM)
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) dilakukan setelah
penyerahan dari fase TBM. Pada teknis kegiatan pemeliharaan TM hampir
sama dengan pemeliharaan TBM. Pada kegiatan TM dilakukan di kebun
PT. Asian Agri (KMT) dan KPKS Usaha Bersama. Adapun kegiatan
Pemeliharaan TM sebagai berikut :
1. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemberian unsur
hara ataupun nutrisi sehingga mampu menyumbangkan makanan bagi
kelapa sawit.Pemupukan menggunakan pupuk MOP untuk
mengoptimalkan buah kelapa sawit. Pemupukan dilakukan di piringan
jika umur tanaman dibawah 10 tahun dan pemupukan dirumpukan
dilakukan ketika umur tanaman lebih dari 10 tahun. Pemupukan
dilakukan dengan teknik broadcasting di piringan 50 – 70 cm dari
pokok . Untuk satu pokok diberi pupuk sebanyak 1,75 kg MOP (60%
K2O). Pupuk yang sudah diuntil di ecer kedalam gawangan dengan
perbandingan 1 untilan (17,5 kg) untuk 10 pokok dengan prestasi kerja
1 HK/550 kg. Rotasi pemupukan sendiri dilakukan 2 – 3 kali per tahun
dengan mengikuti jadwal hasil LSU.
2. Chemist Anak Kayu
Gulma anak kayu yang di semprot ialah gulma yang memiliki
tinggi dibawah 1 m, jika lebih maka gulma tersebut tidak di semprot
melainkan di oles pada batang. Penyemprotan dimulai pada pagi hari
dan dilakukan 2 kali dalam setahun. Kegiatan penyemprotan dilakukan
43
oleh 4 orang pekerja dengan luasan 16 ha dan norma hk 4 ha/hk.
Penyemprotan menggunakan herbisida sistemik yaitu metaprima 150
ml/16 ltr air. pada teknis kegiatan anak kayu di semprot hingga basah
menyeluruh pada bagian gulma. Gulma yang di semprot berupa
senggani (Melastoma), anak sawit liar dan juga kirinyuh (Chromolaena
odorata.).
44
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 19 Herbisida Meta-Prima
3. Penunasan
Penunasan kami dapatkan di dua tempat yaitu kebun rakyat dan
kebun Asian Agri. Pada penunasan di kebun rakyat yaitu menunas pada
tanaman TM 1. Pelepah yang ditunas merupakan pelepah yang sudah
tidak produktif. Penunasan pelepah dilakukan dengan menyisakan 3
pelepah songgo, untuk rotasi penunasan dilaksanakan 2x dalam
setahun. Kegiatan penunasan menggunakan alat berupa dodos dengan
lebar 8 cm dengan panjang gagang 2 m. Pelepah yang tidak produktif
harus diturunkan, pada saat pemotongan harus rapi dan menyisakan
pelepah sepanjang 10 – 15 cm dari batang. Setelah pemotongan
dilakukan kemudian pelepah dirumpuk pada gawangan rapi
membentuk memanjang. Kemudian kedua yaitu penunasan di kebun
Asian Agri. Penunasan dilakukan pada tanaman TM yang berumur 12
tahun. Penunasan dilakukan 3 kali dalam setahun (4 bulan sekali),
penunasan dikerjakan 1 minggu setelah panen. Pada waktu penunasan
pelepah ditunas sebanyak 32 pelepah dengan menyisakan pelepah
songgo 2. Pemotongan pelepah harus mepet pada pangkal batang
dengan tujuan mengurangi brondolan yang tersangkut ketika panen
dilakukan serta untuk memudahkan kegiatan potong buah ketika panen
kemudian pelepah yang sudah dipotong disusun pada gawangan mati.
Norma HK yaitu 30 pokok/hk dengan jumlah pekerja 6 orang pekerja.
45
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
Gambar 20 Dodos dan Egrek
46
E. Panen dan Pengangkutan
Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah segar dari pohon
dengan kriteria buah masak yang sudah di tentukan hingga pengangkutan buah
meliputi kegiatan pemotongan buah, pengutipan. brondolan, pengangkuta ke
TPH dan pengangkutan TBS ke pabrik. Adapun kegiatan pada panen dan
pengangkutan sebagai berikut.
1. Perhitungan AKP
Pemeriksaan AKP dilakukan pada pagi hari untuk mengetahui
apakah suatu blok tersebut dapat melaksanakan panen pada esok hari. Rotasi
pemanenan dilakukan berdasarkan AKP dengan jumlah AKP di atas 18 %
jika suatu blok kurang dari AKP yang ditentukan maka pemanenan ditunda
1 – 2 hari. Setelah perhitungan AKP selesai kegiatan selanjutnya yaitu
Pemeriksaan Mutu Panen dilakukan setelah pemanen telah selesai
melakukan pemanenan dan mengumpulkan buah ke TPH. Kegiatan
Perhitungan AKP di blok yang sudah mencapai rotasi 7 hari. Kegiatan
Perhitungan dilakukan dengan cara menentukan baris yang akan dijadikan
sampel perhitungan. Kemudian mengamati pokok yang sudah brondol 6 di
piringan. Setelah itu perhitungan dilakukan dengan cara mengisi kertas form
perhitungan AKP.
2. Proses Panen
Proses panen yaitu memotong seluruh tandan buah masak yang
sudah masuk kedalam kriteria masak. Kriteria buah yang dapat diambil yaitu
apabila terdapat 5 brondolan jatuh pada piringan. Proses penurunan buah
sendiri menggunakan dodos, jika terdapat pemotongan pelepah pada saat
penurunan buah maka langsung di tumpuk pada tempatnya. Setelah proses
pemotongan selesai selanjutnya buah di susun pada TPH dengan panjang 5
buah kesamping hal ini bertujuan unruk memudahkan perhitungan buah
oleh kerana buah, berondol disusun di atas karung dengan tujuan
mengurangi losses brondolan ketika pengankutan. Proses pemanenan
47
menggunakan ancak tetap agar mandor lebih mudah dalam mengawasi
kegiatan panen. Panen terdiri dari dua orang pekerja yaitu satu pemanen dan
satu tukang langsir. Norma HK panen yaitu harus mencapai basis yang
sudah ditentukan, banyak basis ialah 130 TBS/HK.
48
4. Pengangkutan
Pengangkutan buah dilakukan oleh pekerja tukang muat. Tukang
muat sendiri sebanyak 2 pekerja dengan norma HK 4000 kg/pekerja. Pemuat
TBS harus menghitung seluruh TBS yang sudah diangkut. Pengangkutan
sendiri menggunakan truk dengan norma HK 6000 kg/truck. Setelah
pemuatan selesai supir truk membawa truk ke tempat timbang untuk
mengetahui jumlah berat TBS yang di bawa. Setelah mengetahui hasil
penimbangan maka mandor panen memberikan SPB (Surat Pengantar
TBS). SPB berisikan tanggal pengangkutan, alamat blok yang di angkut,
jumlah tandan buah, dan jumlah berat buah keseluruhan.
49
BAB IV
STUDI KASUS
PENYAKIT BUSUK BUAH (Marasmius palmivorus) PADA TANAMAN
BELUM MENGHASILKAN DI KEBUN KOPERASI PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT USAHA BERSAMA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang mampu membantu
perekonomian masyarakat karena dapat memberikan hasil yang cukup besar.
Berdasarkan data statistik Ditjenbun (2019) luas areal perkebunan kelapa
sawit di Indonesia adalah ± 14 juta ha dengan komposisi pelaku usahanya
adalah BUMN (8%), perkebunan rakyat(45%) dan perkebunan swasta
(57%). Berdasarkan data tersebut dapat kita ketahui luas lahan kebun rakyat
memiliki lahan yang lebih luas dibandingkan dengan BUMN.
Permasalahan yang sering terjadi di kebun rakyat yaitu hasil produksi
yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil produksi perkebunan yang
dikelola oleh perusahaan. Menurut (Latifa, et al., 2017) Faktor yang
menyebabkan produksi rendah yaitu penggunaan bibit, teknis budidaya, dan
sumberdaya manusia yang rendah. Selain itu salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit yaitu hama dan penyakit.
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit yaitu
penyakit busuk tandan buah yang disebabkan oleh jamur Marasmius
palmivorus . Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Setyamidjaja (2006) di
dalam (Defitri, 2015) Penyebab penyakit yang sering dijumpai pada tanaman
sawit adalah jamur. Sedangkan bakteri atau virus jarang dijumpai dan tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti. Hama dan penyakit dapat menyerang
tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan.
Oleh sebab itu untuk meningkatan hasil produksi tanaman kelapa sawit yang
optimal harus dilaksanakan manajemen pemeliharaan yang baik.
50
2. Rumusan Masalah
1. Apakah jamur marasmius palmivorus memiliki pengaruh terhadap
produksi tanaman kelapa sawit ?
2. Apakah kegiatan pemeliharaan di TBM dapat mengendalikan penyakit
busuk tandan akibat jamur marasmius palmivorus ?
3. Tujuan
1. Mengetahui pengarauh penyakit busuk tandan buah disebabkan oleh
jamur marasmius palmivorus
2. Mengetahui apakah kegiatan pemeliharaan tanaman dapat mengendalikan
penyakit busuk tandan buah disebabkan oleh jamur marasmius
palmivorus.
B. Tinjauan Pustaka
1. Penyakit Busuk Tandan/Busuk Buah (Marasmius palmivorus)
Penyakit busuk tandan merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur
marasmius. Penyakit ini menginfeksi tandan sehingga tandan/buah menjadi
busuk ( Rulianti,, 2010) Penyakit ini memiliki gejala awal yaitu gejala
serangan penyakit busuk buah/tandan busuk (Marasmius
palmivorus),yaitu:
a. Gejala serangan pada permukaan jaringan tandan (rizomorf jamur
warna putih pada permukaan buah)
b. Buah sakit menjadi busuk berwarna coklat/kehitaman; dan
c. Tandan muda yang busuk dan pada pangkal pelepah terdapat
rhizomorf (Djudawi et al., 2006) di dalam (Madusari, et al., 2017).
2. Faktor Penyebab Penyakit Busuk Tandan/Busuk Buah (marasmius
palmivorus)
Menurut (Pahan, 2015) penyakit busuk tandan buah disebabkan
oleh cendawan Marasmius palmivorus yang senang hidup pada daerah
kelembapan tinggi dan tanaman yang tidak bersih dari bekas bunga jantan
dan tumbuhan epifit.
51
C. Pembahasan
Berdasarkan praktik kerja lapangan di kebun naungan KPKS UBER
ditemukan tanaman kelapa sawit yang terkena penyakit busuk buah yang
disebabkan oleh jamur cendawan yang menyerang tanaman TBM tahun tanam
2019 dengan umur 22 bulan. Berdasarkan pengamatan visual memiliki ciri-ciri
tandan busuk berwarna coklat kehitaman dikarenakan tidak meratanya kegiatan
kastrasi dilakukan setiap pokoknya, sehingga tanaman yang tidak terkena
kastrasi terinfeksi jamur Marasmius palmivorus. Penyakit busuk buah ini
berpotensi menularkan kepada buah disebelahnya apabila kelembaban pada
tanaman tetap tinggi.
52
yang bersih dengan kelembaban yang terjaga dapat mencegah tanaman
kelapa sawit dari terserang penyakit busuk buah (Marasmius
palmivorus). Kastrasi dilakukan ketika dilaksanakan jika lebih dari
50% bunga pokok kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan
bunga yaitu umur lebih sekitar umur 18-20 bulan, semua buah busuk,
bunga betina, dan bunga jantan dipotong dengan rotasi 2 (dua) bulan
sekali dan untuk tanaman 21-23 bulan, semua buah busuk dan bunga
betina saja yang dipotong dengan rotasi sebulan sekali. Selain itu tujuan
dari kastrasi yaitu mengoptimalkan cahaya supaya buah kelapa sawit
tersanitasi dengan baik.
2. Secara Kimiawi
● Penggunaan Fungisida
Jika pengendalian dengan cara kultur teknis masih belum mampu
untuk mengendalikan jamur Marasmius maka dapat dilakukan dengan
cara kimiawi yaitu melakukan aplikasi fungisida sikloheksimid, captafol,
fenil merkuri asetat atau tebukonazol dengan konsentrasi 0,1-0,2%, 300
l/ha.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada saat praktek lapangan
dan hasil pembahasan, didapatkan kesimpulan, antara lain:
1. Luasan lahan tanaman kelapa sawit yang di naungi KPKS UBER adalah
seluas 355,81 ha.
2. Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit di kebun naungan KPKS UBER
meliputi kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan dan kegiatan
pemeliharaan Tanaman Menghasilkan.
3. Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit di PT. Asian Agri meliputi kegiatan
Pembukaan lahan, pemeliharaan TBM, pemeliharaan TM, pengendalian
gulma, panen dan angkut.
4. Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit di CV. Permata Hijau meliputi
kegiatan pembibitan, seperti pengendalian penyakit, transplanting, dan
pemupukan.
5. Klon tanaman kelapa sawit di Kebun naungan KPKS UBER, yaitu DxP Dami
Mas.
B. Saran
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada saat praktek lapangan,
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan, penulis mempunyai saran,
yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan panduan atau penyuluhan terkait teknis budidaya tanaman
kelapa sawit kepada masyarakat agar kegiatan budidaya berjalan dengan baik.
2. Pelaksanaan pemeliharaan TBM dan TM di KPKS UBER sebaiknya
dilakukan tepat pada waktunya dan sesuai dengan prosedur teknis budidaya.
3. Ketika replanting nantinya, penanam kelapa sawit diharap mengikuti saran
PPKS untuk penentuan klon kelapa sawit yang sesuai dengan kelas lahan di
Kebun naungan KPKS UBER.
54
4. Perlunya akses jalan yang baik menuju kebun
55
DAFTAR PUSTAKA
Rulianti,, E., 2010. Pedoman Pengamatan dan Pengendalian OPT Penting Kelapa
sawit. Jakarta: Ditjenbun.
D., 2015. IDENTIFIKASI PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) Di DESA BERTAM Kecamatan
Jambi Luar Kota. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Volume
2015, pp. 129-133.
Kabupaten Batanghari, B., 2020. Kecamatan Muara Tembesi Dalam Angka 2020.
Batanghari: BPS Kabupaten Batanghari.
Latifa, S., Resolinda, H. & A., 2017. MANAJEMEN PRODUKSI DAN
PEMELIHARAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT. Jurnal
Agribisnis, Volume 19, pp. 95-101.
Madusari, S., Sinuraya, R. & Mubarok, A., 2017. UJI MODEL ALAT GARUK
PIRINGAN DALAM MENGENDALIKAN KENTOSAN DAN
BRONDOLAN BUSUK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT.
Jurnal Citra Widya Edukasi, Volume 9, pp. 183-192.
Muara Tembesi, K., 2018. Data Umum Kependudukan. [Online]
Available at:
https://kectembesi.batangharikab.go.id/dataumum/5/kependudukan
Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. 1st ed. Bogor: Penebar Swadaya.
Pahan, I., 2015. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit. 1 ed. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Kelapa
Sawit, Bandung: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Yunus, A., Hasibuan, S. & Syafriadi Man, 2013. Profil Tanah Dasar Kolam
Podsolik Merah Kuning (PMK) dengan Umur Berbeda pada Kolam
Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.) secara Intensif. Jurnal EMBA,
1(4), pp. 78-85.
56
LAMPIRAN
Semester : IV (EMPAT)
Alamat Mahasiswa : RT 07, Desa Kemang Manis,
Kec. Muara Papalik, Kab.
Tanjung Jabung Barat,
Provinsi Jambi
Telp/Hp : 082286299576
Telp/Hp : 081218627698
57
LOKASI PKL II
Telp :
Nama Kebun : Kebun Rakyat
Alamat Kebun : Desa Rambutan Masam/Pulau, Kec. Muara Tembesi Provinsi
Jambi
Telp :
58
JURNAL KEGIATAN HARIAN
59
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
60
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari atau tanggal : Selasa, 10 Agustus 2021
2. Lokasi : Kebun petani Anggota KPKS Usaha Bersama
a. Survei lokasi PKL dan juga survei lokasi
kastrasi dan sanitasi
Survei lokasi yaitu kegitan mengamati dan
Jenis Kegiatan &
3. :
Definisi Kegiatan menganalisa lokasi areal kebun rakyat agar kita
dapat menentukan kegiatan apa yang akan kita
lakukan.
b. Menentukan areal yang ingin di kastrasi dan
sanitasi, juga mengetahui lahan anggota
KPKS.
4. Target/Tujuan/Sasaran :
c. Mengetahui batas lahan kebun TBM yang
akan menjadi praktekperawatan pada lahan
TBM
Waktu Pelaksanaan
5. : Dilakukan pada pukul 08:30 – 11:30,
dan Rotasi
Kegiatan dilaksanakan dimulai dari melihat
Pelaksanaan (Urutan kebun rakyat kemudian melihat batas batasnya,
6. :
Pelaksanaan) dan terakhir menyurvei lokasi yang akan
digunakan untuk kastrasi dan sanitasi.
Dokumentasi :
61
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Rabu, 11 Agustus 2021 – Kamis, 12 Agustus
1. Hari atau tanggal :
2021
2. Lokasi : KPKS Usaha Bersama Desa Rambutan Masam
Kastrasi dan Sanitasi Tanaman TBM 2
Kastrasi adalah kegiatan membuang semua
bunga jantan dan betina dengan tujuan untuk
memperbesar vegetatif tanaman dan juga
Jenis Kegiatan & meningkatkan tingkat kematangan buah.
3. :
Definisi Kegiatan
Sanitasi adalah kegiatan membersihkan areal
piringan kelapa sawit dan juga membuang
pelepah yang sudah kering pada tanaman TBM
2.
a. Menekan pertumbuhan generatif dan
meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanaman.
b. Memperkuat pokok sawit
c. Buah yang dihasilkan menjadi lebih besar
62
JURNAL KEGIATAN HARIAN
memasukkan pengait ke dompet kemudian
menarikna hingga terlepas, sedangkan
penggunaan dodos untuk mengambil bunga
betina yang sudah terlewat umur (menjadi buah)
dilakukan dengan sangat hati – hati agar pelepah
tidak terpotong. Setelah itu dompet dan buah di
kumpulkan di gawangan mati atau pasar pikul.
Sanitasi dilakukan menggunakan parang untuk
membersihkan piringan dan dodos untuk
memotong pelepah kering yang terletak pada
pangkal bawah.
Dokumentasi :
Gambar 3. Alat kastrasi dan bunga Gambar 4. Pokok tanaman yang sudah
dompet disanitasi
63
JURNAL KEGIATAN HARIAN
CV Permata Hijau dan Pembiitan MN di desa
2. Lokasi :
Sunga Buluh, Kec. Muara Bulian
Survei Lokasi Pembibitan Pre Nursery dan Main
Nursery
Surve lokasi pembibitan dilakukan untuk
melihat tempat yang akan di jadikan sebagai
Jenis Kegiatan &
3. : tempat PKL pada acara pembibitan. Survei
Definisi Kegiatan
Lahan Pembibitan Pre-Nursey merupakan
kegiatan untuk megetahui Jumlah Bibit,Kondisi
lahan serta Indentifikasi pada pembibitan Pre-
Nursery.
- Mengetahui Jumlah Bibit pada Pre-Nursery
dan Main-Nursey
- Mengetahui Jenis/VarietasBibit pada Pre-
Nursery dan Main-Nursey
4. Target/Tujuan/Sasaran :
- Mengetahui Luasan Lahan Pada pembibitan
Pre-Nursery dan Main-Nursey
- Mengetahui Teknik Penyiaman pada
Pembibitan Pre-Nursey dan Main-Nursey
Dilaksanaka pada Pukul 14.00-17.30 dengan
Waktu Pelaksanaan
5. : cara yaitu bertanya pada petugas pembibitan
dan Rotasi
serta mencatat data-data yang di perlukan.
Kegiatan di lakukan dengan cara survei lokasi
di pembibitan PN dan MN Kemudian
Pelaksanaan (Urutan megidentifikasi dari mulai Varietas bibit,Luas
6. :
Pela ksanaan) Lahan pembibitan,Jumlah bibit,ukuran
babybag,polybag dan Teknik penyiraman,Umur
Bibit.
64
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
65
JURNAL KEGIATAN HARIAN
66
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
67
JURNAL KEGIATAN HARIAN
68
JURNAL KEGIATAN HARIAN
69
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
70
JURNAL KEGIATAN HARIAN
71
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari atau tanggal : Sabtu, 21 Agustus 2021
Kebun Rakyat KPKS Usaha Bersama Desa
2. Lokasi :
Rambutan Masam
Jenis Kegiatan &
3. : Pemupukan TBM TN 2019
Definisi Kegiatan
a. Dapat meningkatkan PH tanah
b. Menetralakn Kadar keasaman tanah
4. Target/Tujuan/Sasaran :
c. Menambah unsur hara pada tanah
d. Membuat Tanah Menjadi Gembur
Kegiatan Pemupukan dilakukan pada Umur
Waktu Pelaksanaan tanaman 21 bulan Ketika Sudah keluar Bungan
5. :
dan Rotasi jantan dan Betina pada tanaman TBM, Rotasi
pemupukan yaitu 6 bulan 1x.
Kegiatan pelaksanaan pemupukan dilakukan
dengan dosis 700 gram/pokok dengan cara
menabur (broadcast) di sekeliling piringan dengan
jarak 1 m dari pokok menggunakan mangkok kecil.
Pelaksanaan (Urutan Sebelum pemupukkan pastikan piringan bersih
6. :
Pelaksanaan) dari gulma agar pemupukan dapat produktif pada
tanaman. Jumlah berat pupuk pada kegiatan di
tanaman TBM 2 yaitu 100 kg dapat memupuk 142
pohon tanaman kelapa sawit yang di lakukan
sebanyak 6 orang.
Dokumentasi :
Gambar 11. Pupuk Dolomit Mesh Gambar 12. Pokok yang sudah
100 dipupuk
72
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Selasa, 24 Agustus 2021 dan Rabu, 25 Agustus
Hari/Tanggal :
2021
2. CV. Permata Hijau
Lokasi : Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian, Kab.
Batanghari, Jambi
3. Transplanting
Jenis Kegiaan dan Transplanting merupakan pemindahan bibit
:
Definisi Kegiatan kelapa sawit dari Babybag (PN) ukuran 14x17 cm
ke Large bag (MN) ukuran 35x40 cm.
4. a. Mempercepat pertumbuhan bibit
Target atau tujuan
: b. Memudahkan perawatan Ketika bibit berumur
sasaran
diatas 3 bulan
5. : Transplanting dilaksanakan pada pukul 09.15-
Waktu pelaksanaan dan
16.30
rotasi
73
JURNAL KEGIATAN HARIAN
bibit terjauh terlebih dahulu. Sebelum
penanaman plastik babybag dilepaskan dengan
cara menekan bagian samping babybag
selanjutnya menarik bagian bawah babybag
hingga plastik terlepas. Penanaman dilakukan
dengan cara memasukan bibit kedalam lubang
tanam setelah itu tanah diratakan dan dipadatkan.
Jarak bonggol tanaman dengan ujung large bag
yaitu 2,5 cm. Norma kerja 700 bbt/HK setiap
orangnya.
Dokumentasi :
Gambar 13. Pengangkutan babybag Gambar 14. Bibit yang sudah diecer
menggunakan angkong di bedengan
74
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari/Tanggal : Kamis, 26 Agustus 2021
75
JURNAL KEGIATAN HARIAN
kelapa sawit. Konsolidasi dilakukan 4
tenaga kerja.
Dokumentasi :
76
JURNAL KEGIATAN HARIAN
a. Menghilangkan penyakit
curvularia sp pada bibit kelapa
sawit
4. Target atau tujuan sasaran : b. Membantu bibit kelapa sawit
untuk dapat tumbuh dengan
optimal hingga berumur siap
tanam
Waktu pelaksanaan dan Kegiatan penanganan penyakit
:
5. rotasi curvularia sp dilakukan pukul 08.30-
15.30 dengan rotasi 1 minggu sekali
(sesuai kondisi bibit)
77
JURNAL KEGIATAN HARIAN
sp yang ditandai dengan adanya bercak
berwarna cokelat-kemerahan pada
permukaan daun menggunakan
gunting. Selanjutnya daun yang telah
dipotong dikumpulkan didalam ember
dan dimusnahkan dengan cara dibakar
pada lokasi jauh dari pembibitan.
Kegiatan ini dilakukan oleh dua orang
dalam sehari.
Dokumentasi :
78
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari/Tanggal : Minggu, 29 Agustus 2021
79
JURNAL KEGIATAN HARIAN
sekitar 15 cm dan pastikan membasahi seluruh
bagian daun. Jumlah lobang nozzle yang
digunakan yaitu 4 lubang dengan alat semprot
knapsack sprayer electic.
Dokumentasi :
80
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari/Tanggal : Minggu, 5 September 2021
81
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari atau tanggal : Senin , 06 September 2021
82
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
83
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari atau tanggal : Selasa, 07 September 2021
84
JURNAL KEGIATAN HARIAN
panen.
• Alat dan Bahan : Dodos 15 cm, egrek, dan
tangkai sepanjang ±2 meter.
• Norma kerja yaitu 105 pokok/hk
Dokumentasi :
85
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Kamis, 09 September 2021
Hari/Tanggal :
PT. Asian Agri (KMT)
2. Lokasi :
Menghitung AKP dan Memeriksa
Mutu ancak Panen
Penghitungan AKP adalah
menentukan persentase apakah dalam
blok tersebut dapat dilakukan panen
Jenis Kegiaan dan Definisi
3. :
Kegiatan keesokan harinya. Jika AKP di bawah
18% maka tidak dapat dilakukan
panen. Pemeriksaan Mutu Ancak
Panen adalah memeriksa hasil kerja
para pemanen.
a. Mencari AKP diatas 18%
agar dapat dilakukan
perencanaan panen esok hari
86
JURNAL KEGIATAN HARIAN
hari. Rotasi pemanenan dilakukan
berdasarkan AKP. Tetapi untuk di
kebun yang diamati rotasi panen 8-10
hari pemeriksaan Mutu Panen
dilakukan setelah pemanen telah
selesai melakukan pemanenan dan
mengumpulkan buah ke TPH.
Pada pagi hari dilakukan Kegiatan
Perhitungan AKP di blok yang sudah
mencapai rotasi 7 hari. Kegiatan
Perhitungan dilakukan dengan cara
menentukan baris yang akan
Pelaksanaan (Urutan dijadikan sampel. Setelah itu
6. :
Pelaksanaan Kegiatan) dilakukan perhitungan tandan buah
yang siap panen dengan kriteria buah
masak yaitu 5 brondolan dipiringan.
Rumus AKP :
𝐽𝑚𝑙 𝑗𝑗𝑔 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑘
𝑥 100%
𝐽𝑚𝑙ℎ.𝑝𝑘𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
Dokumentasi :
87
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1 Hari dan Tanggal : Kamis, 09 September 2021
Penyemprotan
TPH
Waktu pelaksaan nya dilakukan mulai pagi hari
Waktu Pelaksanaan : Dan rotasi penyemprotan TM adalah 2 kali
5.
dan Rotasi dalam setahun
Kegiatan penyemprotan dilakukan oleh 8 orang
penyemprot dengan output 4 ha per orang (4
ha/hk) Penyemprotan menggunakan sprayer
CBA Electrik dan nozel solid cone. Menyemprot
seluruh anak kayu yg berada digawangan,
piringan ataupun TPH. Setiap pekerja membawa
88
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
89
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari atau tanggal : Sabtu, 11 September 2021
90
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Dokumentasi :
91
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1 Hari dan Tanggal Sabtu, 11 September 2021
92
JURNAL KEGIATAN HARIAN
gawangan dengan perbandingan 1 untilan
(17,5 kg) untuk 10 pokok dan 1 HK/550 kg.
Ditabur secara broadcast, jarak dari tanaman
yaitu 50-70 cm.
Dokumentasi :
93
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Pembuatan Terasan
Terasan adalah konservasi tanah dan air
secara mekanis yang dibuat untuk
Jenis Kegiaan dan
3. : memperpendek panjang lereng dan atau
Definisi Kegiatan
memperkecil kemiringan lereng dengan jalan
penggalian dan pengurugan tanah melintang
lereng.
a. Mengurangi kecepatan aliran permukaan
(run off) dan memperbesar peresapan air,
Target atau tujuan
4. : sehingga kehilangan tanah berkurang.
sasaran
b. Memudahkan Pemanenan di lahan yang
berbukit.
: Kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 08:00
5. Waktu pelaksanaan dan
– 17:00 WIB.
rotasi
94
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Jarak antar terasan = 8,65 m
Jarak titik tanam dari dinding terasan 1,5 m
Kemiringan terasan maksimal 10˚
Lebar terasan sepanjang 4 m
Dokumentasi :
95
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Hari/Tanggal : Selasa, 14 September 2021
96
JURNAL KEGIATAN HARIAN
aplikasikan pupuk ke lahan dengan cara
ditaburkan (broadcast) secara merata diatas
permukaan tanah yang akan di tanam
kelapa sawit.
Dosis yang digunakan sebanyak 1000 kg/ha
dengan 500 kg/HK dan jumlah pekerja 10
orang.
Dokumentasi :
97
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Rabu, 15 September 2021
Hari/Tanggal :
PT. Asian Agri ( KMT )
2. Lokasi :
Pemupukan TBM
Jenis Kegiaan dan Definisi Pemupukan adalah kegiatan memberikan
3. :
Kegiatan
tambahan unsur hara pada tanah.
a. Meningkatkan pertumbuhan Generatif
98
JURNAL KEGIATAN HARIAN
sebanyak 6 orang
Dokumentasi :
99
JURNAL KEGIATAN HARIAN
1. Kamis, 16 September 2021
Hari/Tanggal :
PT. Asian Agri (KMT)
2. Lokasi :
Jenis Kegiaan dan Definisi Penyemprotan TBM
3. :
Kegiatan
Mengendalikan Gulma Berdaun Lebar
4. Target atau tujuan sasaran :
100
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Pemancangan
Pemancangan adalah kegiatan yang dilakukan
Jenis Kegiaan dan
3. : sebelum pembuatan lubang tanam agar
Definisi Kegiatan
penanaman bibit kelapa sawit mudah
dilakukan.
a. Memberikan tanda-tanda guna
pembuatan lubang tanam sesuai dengan
jarak tanam yang direncanakan.
Target atau tujuan
4. : b. Pedoman untuk pembuatan parit jalan,
sasaran
parit, teras/tapak KPKSa, dan
penanaman kacang-kacangan penutup
tanah.
: Kegiatan Pemancangan dilakukan pada pukul
5. Waktu pelaksanaan dan
07:00 – 14:00 WIB
rotasi
101
JURNAL KEGIATAN HARIAN
jarak baris tanaman setelah itu pancang
tanaman. Pemancangangan dilakukan
dengan cara menancapkan waterpass ke
tanah kemudian letakkan kompas diatas
nya, lalu patokan pancang pertama ke
pancang kedua dengan jarak 8,65 m dalam
posisi lurus. Selanjutnya tarik lurus seling
dari pancang utama ke pancang berikutnya
tancapkan anak pancang sesui dengan
tanda pada seling yang sudah diberikan
tanda titik tanam. Kompas berfungsi untuk
mengetahui kelurusan pancang satu
dengan yang lainnya sedangkan water pas
berfungsi untuk tempat kompas.
Dokumentasi :
102
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Penanaman LCC
LCC (Legume Cover Crop) adalah tanaman
penutup tanah dari famili Leguminosa yang
Jenis Kegiaan dan
3. : dijadikan sebagai rehabilitasi untuk penutup
Definisi Kegiatan
tanah karena dapat mengikat nitrogen dan
cepat tumbuh, sehingga menghasilkan bahan
organik dan pupuk hijau (Purwanto, 2007)
a. Menekan pertumbuhan gulma
b. Menjaga kelembapan tanah
c. Melindungi tanah terhadap penyinarn
langsung sinar matahari.
d. Menahan atau mengurangi daya perusak
Target atau tujuan butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di
4. :
sasaran atas permukaan tanah.
e. Meningkatkan unsur hara tanah, melauli
fiksasi nitrogen.
f. Memperbaiki keadaan fisik tanah (Struktur
tanah, permeabilitas, dan aerasi) dan
mengurangi erosi.
: Kegiatan Penanaman dilakukan pada pukul
5. Waktu pelaksanaan dan
07:00 – 14:00 WIB
rotasi
103
JURNAL KEGIATAN HARIAN
104