Anda di halaman 1dari 70

HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN KEPALA RUANGAN

DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM


PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DI RUANG IGD RUMAH
SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

NELY ILINTAMON
120391813

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA
MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2022
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI

HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN


TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SARUNG
TANGAN DI RUANG IGD RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

Diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dalam


program Studi Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
(STIK) Famika Makassar

OLEH :

NELY ILINTAMON
120391813

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK)
FAMIKA MAKASSAR

i
2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI

HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN


TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SARUNG
TANGAN DI RUANG IGD RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh :

NELY ILINTAMON
120391813

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam


Seminar Skripsi Penelitian

Disetujui oleh:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ns. Robertus Mashyuri, S.Kep., M.M Ns. Sriwahyuni, S.Kep., M.Kep


NIDN: 0910018201 NIDN: 0913029103

ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN


TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SARUNG
TANGAN DI RUANG IGD RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR
Disusun dan diajukan oleh :

NELY ILINTAMON
120391813
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji dalam seminar Skripsi.

Pada Hari : Sabtu

Tanggal : 16 Juli 2022

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk seminar Skripsi

Tim Pembimbing :

1. Ns. Robertus Mashyuri, S.Kep., M.M ( )


2. Ns. Sriwahyuni, S.Kep., M.Kep ( )

Tim Penguji :

1. Ns. Septi Hendy Telaumbanua, S.Kep ( )


2. Dr. Risman Wanci, S.Pd., M.Hum. ( )

KETUA STIK FAMIKA KETUA PRODI S1

Dr.Ns.Yudit Patiku,S.Si,S.Kep.,M.Ke Ns. Ambo Anto,S.Kep.,M.M


s
NIDN:0913029103
NIDN: 0916096903

KATA PENGANTAR

iii
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul “Hubungan Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan

Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Sarung

Tangan Di Ruang IGD Rumah Sakit Labuang Baji Makassar” Skripsi ini

dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna

menyelesaikan studi pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah

Tinggi Ilmu Keperawatan Famika Makassar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena adanya

bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga

kepada kedua orang tua yaitu : Ayahanda Apia Ilintamon , Ibunda

Sarimina Ilintamon, dan adik Gusten Ilintamon atas segala dukungan,

doa dan kasih sayang yang tak pernah putus, serta penghormatan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Oichida selaku Ketua Yayasan Fani Mitra Karya

Makassar.

2. Ibu Dr. Ns. Yudit Patiku, S,Si, S.Kep., M.Kes. selaku Ketua

STIK FAMIKA Makassar beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Ns.Ambo Anto, S.Kep., M.M selaku Ketua Program

Studi S-1 Keperawatan STIK FAMIKA Makassar.

4. Bapak Ns.Robertus Mashyuri, S.Kep.,M.M. selaku

pembimbing I dan Ibu Ns.Sriwahyuni, S.Kep., M.Kep

iv
selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga

dan sumbangan fikiran dalam memberikan arahan kepada

penulis.

5. Bapak Ns.Septi Hendy Telaumbanua, S.Kep.. selaku

penguji I dan bapak Dr. Risman Wanci, S.Pd., M.Hum.

selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya demi

kesempurnaan Skripsi ini.

6. Bapak Ns.Robertus Mashyuri, S.Kep.,M.M.. Selaku

pembimbing akademik yang telah membimbing penyusun

dalam penyelasian Skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIK FAMIKA

Makassar yang telah membantu dalam proses penyelesaian

Skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, atas bantuan moral maupun material dalam

penulisan Skripsi ini.

9. Sahabat seperjuangan Esi, Koce, Jek, Yuni, dan Nonsi yang

telah membantu dalam penyusunan Skripsi sampai

penyusunan skripsi ini baik dalam bentuk materi maupun

non materi.

10. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu. Terimakasih telah menjadi teman

seperjuangan dan terus semangat kawan.

v
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang

konstruktif demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis

mengucap terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang

diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Sungguminasa, Juli 2022


Peneliti,

NELY ILINTAMON
120391813

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................vii

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................7

C. TUJUAN PENELITIAN....................................................................7

D. MANFAAT PENELITIAN.................................................................8

BAB II.........................................................................................................10

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................10

A. Tinjauan Umum Tentang Faktor Pengawasan Kepala Ruangan.10

B. Tinjauan umum tentang pengguanaan glove...............................14

C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan Perawat.............................16

BAB III........................................................................................................17

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL..........................17

A. Kerangka Kosteptual Penelitian...................................................17

B. Variable Penelitian........................................................................19

C. Defenisi operasional dan kriteria objektif......................................19

D. Hipotesis penelitan........................................................................20

vii
BAB IV........................................................................................................21

METODE PENELITIAN..............................................................................21

A. DESAIN PENELITIAN..................................................................21

B. POPULASI DAN SAMPEL............................................................21

C. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA............................22

D. CARA ANALISA DATA.................................................................23

E. ETIKA PENELITIAN......................................................................24

BAB V.........................................................................................................26

A. HASIL PENELITIAN......................................................................26

B. Pembahasan.................................................................................32

BAB VI........................................................................................................37

PENUTUP..................................................................................................37

A. Kesimpulan...................................................................................37

B. Saran.............................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................26

LAMPIRAN

viii
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
(STIK) FAMIKA MAKASSAR
JUNI 2022
ABSTRAK
HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN
TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SARUNG
TANGAN
DI RUANG IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TAHUN 2022

Oleh Neli Ilintamon (120391813)


(ix + 38 halaman + 6 Tabel + 7 )
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk memberikan upaya
kesehatan dasar, kesehatan penunjang dan kesehatan rujukan. Rumah sakit
dalam menjalankan fungsinya mempunyai sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan memberikan pelayanan medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Perawat merupakan tenaga penting dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memiliki risiko paling besar tertular penyakit maupun
mengalami penyakit akibat kerja.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan
pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk mengetahui “Hubungan
Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan
sarung tangan pada pemasangan Injeksi di IGD RSUD Labuang Baji Makassar”.
Teknik sampling yang digunakan adalah Dengan Menggunakan tekhnik
pengambilan sampel “Non-Probability sampling” dengan menggunakan metode
“total sampling atau sampel jenuh“. Setelah melakukan penelitian, data kemudian
diolah dengan menggunakan computer program SPSS versi 21 dengan Chi-
Square (Fisher's Exact Test) dengan tingkat kemaknaan 0.05%.
Hasil uji statistic dengan computer spss versi 21 menggunakan uji Chi-
quare dengan Fisher's Exact Test diperoleh nilai р vaule sebesar 1.000 > α 0.05
sehingga dapat diketahui tidak ada Hubungan yang signifikan antara variable
maka Ho diterima dan Ha di tolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada Hubungan Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Sarung Tangan Di Ruang IGD RS
Labuang Baji Makassar.
Uji Chi-quare dengan Fisher's Exact Test diperoleh nilai р vaule sebesar
1.000 > α 0.05 sehingga dapat diketahui tidak ada Hubungan yang signifikan
antara variable maka Ho diterima dan Ha di tolak.
Diharapkan juga penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
ini dengan tidak hanya pada perawat dalam menggunakan sarung tangan saja
tetapi juga dapat diberikan kepada setiap petugas pelayanan kesehatan yang
men jalankan tugas sebagai pemberian asuhan keperawatan.

Kata Kunci : Pengawasan Kepala Ruangan, Kepatuhan Pasien, Penggunaan


Sarung Tangan
Pustaka : 10 ( 2009-2020 )

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk memberikan

upaya kesehatan dasar, kesehatan penunjang dan kesehatan rujukan.

Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya mempunyai sumber daya

manusia yang memiliki kemampuan memberikan pelayanan medik,

rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Perawat merupakan

tenaga penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang

memiliki risiko paling besar tertular penyakit maupun mengalami penyakit

akibat kerja. Untuk mengurangi risiko tertular penyakit dapat dicegah

melalui kepatuhan pemakaian alat pelindungan diri meliputi glove,

masker, gaun pelindung dan sepatu pelindung (Depkes RI, 2010).

Penggunaan alat pelindungan diri yang tidak sempurna selain berisiko

tertular penyakit, akan berdampak dan mempengaruhi kualitas

pelayanan keperawatan yang diberikan karena akan muncul rasa tidak

aman saat berada di dekat pasien.

Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 Pasal 12 butir b:

Peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja

untuk memakai alat pelindungan diri. Namun pemakaian alat

1
2

pelindungan diri belum sepenuhnya dijalankan dengan baik oleh

perawat. Hasil penelitian Pancaningrum (2011) di RS Haji Jakarta

mengidentifikasi 39,1% perawat tidak menggunakan alat pelindungan diri

saat melakukan tindakan disebabkan oleh kurangnya komitmen

kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindungan diri.

Pengawasan dalam penggunaan alat pelindungan diri merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pemakaian alat

pelindungan diri oleh perawat. Pengawasan alat pelindungan diri

dilakukan oleh kepala ruang melalui aktifitas bimbingan, pengarahan,

observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan

kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Pengawasan merupakan

fungsi manajerial yang mengatur semua aktivitas kelompok agar sesuai

dengan rencana dan mengukur kemajuan yang sudah dicapai.

Pengawasan kepala ruang melalui kegiatan supervisi, merupakan bagian

yang penting untuk meningkatkan efektivitas kerja, seperti peningkatan

pengetahuan, ketrampilan bawahan dan kurangnya kesalahan yang

dilakukan bawahan (Suarli & Bachtiar, 2008).

Hasil penelitian Tampilang, Tuda dan Warouw (2013) di RSUD

Liunkendage Tahuna menunjukkan bahwa berdasarkan distribusi

responden menurut supervisi kepala ruang sebanyak 69 orang, 50

responden menyatakan bahwa supervisi kepala ruang yang ada di

RSUD Liunkendage Tahuna baik, tetapi walaupun supervisi ini dalam

keadaan baik, masih ada responden yang belum puas dengan supervisi
3

yang dilakukan oleh seorang kepala ruang. Ini mengisyaratkan bahwa

seorang kepala ruang perlu untuk mempertahankan dan meningkatan

supervisi yang telah ada, dengan mengutamakan sasaran yang

disupervisi, menciptakan suasana kerja yang senyaman mungkin bagi

seluruh stafnya sehingga pelayanan yang berkualitas dapat terwujud

Kepala ruangan merupakan tenaga perawat yang diberi tugas

memimpin satu ruang rawat, dan bertanggung jawab terhadap

pemberian asuhan keperawatan, yang berperan sebagai first line

manager di sebuah rumah sakit, yang diharapkan mampu melaksanakan

fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R & Panjaitan, 2011). Peran

dan fungsi kepala ruangan diruang rawat dalam fungsi manajemen

keperawatan antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengaturan

ketenagaan, pengarahan, pengawasan dan pengendalian mutu yang

merupakan satu siklus yang saling berkaitan satu sama lain (Marquis,

B.L & Huston, 2012) Kepala ruangan sebagai manajer operasional, yang

memimpin secara langsung, dalam mengelola seluruh sumber daya di

unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu, dan

dituntut untuk menjadi motor penggerak, bagi sumber-sumber dan alat-

alat dalam suatu organisasi melalui pengambilan keputusan, penentuan

kebijakan dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi (Curtis, Elizabeth & O’Connell, 2011).

Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Kepala ruangan

memerlukan suatu pemahaman tentang mengelola dan memimpin orang


4

lain, dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas dan

aman, untuk kesembuhan pasien melalui pemberian asuhan

keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang

konsisten, kontiniyu dan bermutu (Nursalam, 2014).

Keselamatan pasien telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat

perhatian bagi pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan

prinsip dasar dari pelayanan kesehatan, yang memandang bahwa

keselamatan merupakan hak setiap pasien dalam menerima pelayanan

kesehatan (Kemenkes, 2011). Keselamatan pasien merupakan suatu

sistem yang difokuskan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Fokus tentang keselamatan pasien didorong oleh masih tingginya angka

kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit baik secara global

maupun nasional (KKP-RS, 2015)

Pengertian Sarung Tangan Safety adalah salah satu

perlengkapan kerja yang diperlukan dalam bidang pekerjaan berat.

Sarung Tangan ini berguna untuk melindungi tangan kita dari berbagai

benda tajam dan mencegah cidera pada tangan dan jari saat kita sedang

bekerja. Pada saat kita memilih sarung tangan ada beberapa faktor yang

harus dipertimbangkan antara lain bahaya jika terpapar bahan–bahan

kimia yang bersifat korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat

pelindung tangan berbeda–beda yang terbuat dari karet, kulit ataupun

dari bahan kain katun.


5

Kegunaan Sarung Tangan Safety sangat berguna sebagai alat

pelindung tangan dan jari ketika kita bekerja di tempat atau kondisi yang

bisa mengakibatkan cedera tangan. Adapaun bahan dan bentuk sarung

tangan disesuaikan dengan fungsi/ kegunaan dari setiap masing–masing

pekerjaan.

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk

menyelamatkan pasien, namun dengan semakin berkembangnya ilmu

dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi

semakin komplek dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan

apabila tidak dilakukan dengan hati-hati

Brdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Edisyah Putra Ritonga

et al,2019 dengan judul Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan

Dengan Kepatuhan Perawat Pelaksana Dalam Penerapan Patient Safety

Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara fungsi manajemen

kepala ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan

patient safety dengan nilai p 0.000 < 0.05 yang berarti ada hubungan

yang positif yaitu jika fungsi manajemen kepala ruangan semakin baik

maka kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan patient safety

semakin baik. Diharapkan bagi rumah sakit agar dapat membekali

kepada perawat yang ada dirumah sakit dengan pengetahuan yang baru

tentang patient safety dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan


6

terkait dengan patient safety agar dapat malukukan asuhan keperawatan

dengan optimal kepada semua pasien.

Begitu juga denga hasil penelitian dari Fitrirachmawati,(2015)

dengan judul Hubungan Fungsi Supervisi dengan Kepatuhan Perawat

Menjalankan SOP Identifikasi Pasien Di RSUP Dr Mohammad Hoesin

Palembang. Hasil penelitian mempergunakan uji Chi Square

membuktikan ada hubungan yang bermakna antara motivasi, komunikasi

dan bimbingan dengan kepatuhan perawat pelaksana menjalankan SOP

identifikasi pasien. (p value < α). Kesimpulan dari penelitian ini, adalah

fungsi supervisi kepala ruangan mempunyai peran yang cukup

bermakna untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan

identifikasi pasien sesuai dengan SOP.

Berdasarkan studi Pendahuluan yang dilakukan pada tanggal

April 2022 dengan melakukan pengambilan data awal di RSUD Labuang

Baji Makassar terkait jumlah perawat pelaksana yang bertugas di ruang

IGD pada 4 tahun terakhir maka data perawat pelaksana di ruang IGD

tahun 2019 sebanyak 28 orang, tahun 2020 sebanyak 34 orang, tahun

2021 sebanyak 29 orang dan tahun 2022 sebanyak 30 orang.

Sehubungan dengan penelitian-penelitian yang telah di lakukan

sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian

tentang “Hubungan Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan Dengan

Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Di Ruang IGD RSUD

Labuang Baji Makassar”


7

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang


di ambil peneliti yaitu : ‘Apakah Ada Hubungan Fungsi Pengawasan
Kepala Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam
Penggunaan Sarung Tangan Di Ruang Igd Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar?’

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui pengaruh fungsi pengawasan kepala

ruangan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan sarung

tangan di RSUD Labuang Baji Makassar.

2. Tujuan khusus :

a. Mengidentifikasi fungsi pengawasan kepala ruangan di

ruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Menganalisis kepatuhan perawat dalam penggunaan

sarung tangan di ruang IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

c. Menganalisis Hubungan pengawasan kepala ruangan

dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan sarung

tangan di ruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar.


8

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat praktis :

a. manfaat bagi peneliti : Peneliti dapat menjadikannya

sebagai wawasan dan juga motivasi terkait apa yang nanti

iya kerjakan juga dalam kehidupannya kedepan betapa

pentingnya pemakaian glove tersebut

b. manfaat bagi responden : Dapat lebih mengerti bahwa

pentingnya pemakaian sarung tangan bukan hanya kepada

pasien namun mereka juga dapat terhindar dari penyakit.

c. manfaat bagi instansi : Dapat mengetahui betapa

pentingnya pemakaian sarung tangan itu dan harus terus

diawasi di RS tersebut agar tidak terdapt kekeliruan dalam

hal pemberian pelayanan

d. manfaat bagi institusi : Mengetahui pentingnya

penggunaan sarung tangan dalam hal apa saja karena

dengan menggunakan glove kita dapat terhindar dari

bahaya yang juga tidak kita ketahui kapan bahaya itu akan

datang.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau bahan

masukan bagi peneliti selanjutnya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Faktor Pengawasan Kepala Ruangan

1. Pengertian Pengawasan Kepala Ruangan

Supervisi merupakan salah satu fungsi dari seorang pemimpin

dalam usaha untuk menjaga mutu pelayanan dan keselamatan

pasien diarea tugasnya. Diruang rawat kegiatan supervisi dilakukan

oleh kepala ruangan. Kepala ruangan sebagai orang yang diberikan

tanggung jawab untuk mengelola pelayanan disuatu ruang rawat

mempunyai andil yang cukup besar untuk meningkatkan kepatuhan

perawat dalam melakukan identifikasi pasien melalui kegiatan

motivasi, komunikasi dan bimbingan.(Fitrirachmawati,2015)

Dalam manajemen keperawatan, supervisi merupakan bagian

dari fungsi kepemimpinan yang pelaksanaannya menjadi tanggung

jawab pemimpin. Melalui supervisi seorang pemimpin dapat

mengetahui apakah penyelesaian tugas yang dilakukan oleh stafnya

sudah sesuai dengan tujuan dan standar. Tanpa melakukan

supervise, maka mutu asuhan keperawatan akan sulit diketahui

karena untuk mengetahui permasalahan yang ada diruangan tidak

10
11

cukup hanya diperoleh dari informasi perawat pelaksana tapi perlu

adanya supervisi. Dalam keperawatan supervisi mempunyai

pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari

pemimpin/ penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk

perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan

asuhan keperawatan. (Fitrirachmawati,2015)

Kepala ruangan merupakan orang yang bertanggung jawab

dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang

perawatan, merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya

tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit, serta mengawasi

perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di

ruang perawatan sesuai dengan yang di delegasikan. Pengawas

keperawatan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan kepada

kepala ruangan yang ada di instalasinya. Kepala seksi keperawatan

mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung

dan seluruh perawat secara tidak langsung.( Rosleni Mendrofa,2020 )

Seorang kepala ruangan akan merasa sulit mempertahankan

mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan pengawasan atau

pengendalian, karena masalah-masalah yang terjadi di unit

keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh kepala ruangan

melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin

sangat terbatas tanpa melakukan penilaian kinerja dan supervisi

keperawatan, untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan


12

baik. Seorang kepala ruangan harus juga memiliki pengetahuan dan

kemampuan untuk melakukan pengawasan tersebut.

Menurut Muninjaya (1999) dalam Yuswardi et al,(2018) salah

satu bagian dari fungsi pengendalian adalah supervisi. Di rumah sakit

yang termasuk salah satu manager keperawatan yang melakukan

fungsi supervisi adalah kepala ruangan. Husin (2009), juga

menyatakan bahwa salah satu tugas kepala ruangan yaitu

melaksanakan fungsi pengawasan atau supervisi. Penelitian yang

dilakukan oleh Wibowo (2013) menunjukkan bahwa pelaksanaan

supervisi yang kurang baik mengakibatkan 53,2% perawat memiliki

kinerja tidak baik dan supervisi yang dilakukan dengan baik

mengakibatkan 73,6% perawat memiliki kinerja baik.

2. Tujuan pengawasan kepala ruangan


Pembinaan atau supervisi juga mempunyai tujuan untuk

memotivasi petugas dan mengendalikan suatu kegiatan agar sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan sehingga kesalahan dan

kelalaian dalam bekerja dapat berkurang bahkan dihindari.

( Fitrirachmawati ,2015 )

Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada

bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki kemampuan

yang cukup untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik

(Nursalam, 2016). Menurut Nursalam, 2016) dalam Rosleni

Mendrofa,(2020) tujuan dari pengawasan


13

1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan

dengan menggunakan sumber daya yang tersedia

2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan para

petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan

pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai

3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi

penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali

perawat yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan

lebih lanjut

4) Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan

bagi petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik

5) Memungkinkan manajemen menentukan penyebab

kekurangan pada kinerja tersebut.

3. Manfaat Pengawasan Kepala Ruangan

Menurut Nursalam (2016) dalam Rosleni Mendrofa,(2020)

manfat supervisi ditinjau dari sudut manajemen dapat dibedakan atas

dua macam, yaitu:

1) Meningkatkan efektifitas kerja

Peningkatan efektivitas kerja ini sangat erat hubungannya

dengan makin meningkatnya pengetahuan dan keterampilan


14

bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja

yang lebih harmonis antara atasan dengan bawahan.

2) Meningkatkan efesiensi kerja

Peningkatan efisiensi kerja ini sangat erat hubungannya

dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan oleh

bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, dana

dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

B. Tinjauan umum tentang pengguanaan glove

1. Pengertian tengang penggunaan glove

Sarung tangan kerja atau sering juga disebut sarung tangan

pelindung/safety gloves merupakan salah satu Alat Pelindung Diri

(APD) untuk melindungi seluruh bagian tangan hingga ke jari-jari

selama melakukan pekerjaan tertentu.Sarung tangan kerja/pelindung

ini berfungsi untuk melindungi tangan dari api, suhu panas dan

dingin, radiasi, arus listrik, benturan dan pukulan, tergores benda

tajam/kasar. Selain itu juga melindungi tangan dari kontak biologis

atau bahan kimia dan infeksi virus atau bakteri.

2. Fungsi sarung tanagan safety

Berguna sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja di

tempat atau kondisi yang bisa mengakibatkan cedera tangan.


15

Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi

masing – masing pekerjaan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Sarung Tangan Safety

a. Kelebihan :

Glove yang dibuat dari bahan sintetis memiliki daya

tahan yang lebih lama dari jenis sarung tangan yang lain.

Glove sintetis memberi perlindungan lebih baik terhadap

bahan kimia dan biohazard. Glove sintetis ini juga lebih

tahan terhadap objek tajam dan sulit sobek.

b. Kekurangan :

Kekurangan pada glove sintetis yakni tidak

biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan

dengan sempurna oleh proses biologi baik aerob maupun

anaerob.

4. Akibat Tidak Memakai Sarung Tangan Saat Bekerja

Apabila tidak menggunakan glove ketika mengangkat barang

berbahaya yang tajam, kasar, licin atau bergerigi dapat

membahayakan ketika tidak memakai sarung tangan, dan tangan

menggenggam suatu barang yang tajam, tangan bisa saja terkena

goresan benda lalu berdarah. Bila benda itu licin, kemungkinan

benda itu terjatuh dan akan menimpa kaki.


16

C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan Perawat


1. Pengertian Kepatuhan Perawat
Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari

perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati

peraturan Kepatuhan dapat mempengaruhi kinerja seseorang.

Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan identifikasi sebelum

memberikan asuhan keperawatan akan mengancam keselamatan

pasien. Adanya ancaman terhadap keselamatan pasien menandakan

mutu layanan yang diberikan masih rendah.( Fitrirachmawati,2015 )

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan


faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang terbagi

menjadi 3 yaitu faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan

keterampilan, latar belakang dan demografis yang mencakup usia,

etnis, jenis kelamin, faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya

manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi, design

pekerjaan dan faktor psikologi terdiri dari sikap, persepsi,

kepribadian, belajar, dan motivasi. Pendapat lainnya tentang faktor

yang mempengaruhi kepatuhan ada beberapa faktor yang

berhubungan dengan ketidaktaatan antara lain yaitu komunikasi,

pengetahuan dan fasilitas .Kesehatan menyatakan bahwa

pendidikan, usia dan motivasi dapat mempengaruhi kepatuhan.

( Fitrirachmawati,2015)

1. Usia merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang.

Semakin lanjut usia maka kepuasan kerja akan meningkat hal ini
17

dikarenakan semakin dewasa dan matang dalam bersikap,

bertindak, serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan pekerjaan lebih mudah. Seseorang yang kehilangan

kepuasan dalam bekerja akan menurunkan motivasi dalam

bekerja. Seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

bekerja akan sulit untuk diajak bekerja sama dalam mencapai

tujuan organisasi

2. Jenis Kelamin Perempuan mempunyai rasa peka dan kepedulian

yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, terutama dalam

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, sehingga

perawat perempuan lebih mudah untuk mentaati peraturan-

peraturan yang ditetapkan.

3. Masa kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi motivasi

seseorang dalam bekerja. Masa kerja berhubungan dengan

pengalaman kerja. Pengalaman kerja akan mempengaruhi

seseorang dalam berinteraksi dalam pekerjaan yang

dilaksanakannya. Semakin lama masa kerja seseorang semakin

banyak pula pengalaman kerja yang diperoleh dan semakin

banyak hal-hal yang diketahui tentang apa yang seharusnya

mereka kerjakan ataupun yang tidak semestinya mereka kerjakan.

4. Tingkat pendidikan diasumsikan mempunyai pengaruh dalam

meningkatkan kinerja. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

lebih mudah termotivasi karena telah memiliki pengetahuan yang


18

lebih luas dibandingkan yang berpendidikan rendah. Pendidikan

dan keterampilan

yang dimiliki dapat membantu individu dalam mengambil suatu

keputusan.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Kosteptual Penelitian

Supervisi merupakan salah satu fungsi dari seorang pemimpin

dalam usaha untuk menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien

diarea tugasnya. Diruang rawat kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala

ruangan. Kepala ruangan sebagai orang yang diberikan tanggung jawab

untuk mengelola pelayanan disuatu ruang rawat mempunyai andil yang

cukup besar untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan

identifikasi pasien melalui kegiatan motivasi, komunikasi dan bimbingan.

(Fitrirachmawati,2015)

Kepala ruangan merupakan orang yang bertanggung jawab dalam

supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan,

merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan

pelayanan kesehatan di rumah sakit, serta mengawasi perawat

pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang perawatan

sesuai dengan yang di delegasikan. Pengawas keperawatan

bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan kepada kepala ruangan

yang ada di instalasinya. Kepala seksi keperawatan mengawasi instalasi

17
18

dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara

tidak langsung.( Rosleni Mendrofa,2020)

Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari

perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati

peraturan Kepatuhan dapat mempengaruhi kinerja seseorang.

Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan identifikasi sebelum

memberikan asuhan keperawatan akan mengancam keselamatan

pasien. Adanya ancaman terhadap keselamatan pasien menandakan

mutu layanan yang diberikan masih rendah.( Fitrirachmawati,2015 )

Dalam manajemen keperawatan, supervisi merupakan bagian dari

fungsi kepemimpinan yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab

pemimpin. Melalui supervisi seorang pemimpin dapat mengetahui

apakah penyelesaian tugas yang dilakukan oleh stafnya sudah sesuai

dengan tujuan dan standar. Tanpa melakukan supervise, maka mutu

asuhan keperawatan akan sulit diketahui karena untuk mengetahui

permasalahan yang ada diruangan tidak cukup hanya diperoleh dari

informasi perawat pelaksana tapi perlu adanya supervisi. Dalam

keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu

meliputi segala bantuan dari pemimpin/ penanggung jawab kepada

perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf

lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.

(Fitrirachmawati,2015)
19

Berdasarkan dasar pemikiran variable tersebut, maka di buat

skema pola variable sebagai berikut :

Pengawasan kepala Kepatuahan


ruangan perawat

Keterangan :

= variable independent

= variable dependen

= penghubung antar variable

B. Variable Penelitian

1. Variable independen : pengawasan kepala ruangan

2. Variable dependen : kepatuhan perawat dalam penggunaan glove

C. Defenisi operasional dan kriteria objektif

1. Pengawasan kepala ruangan

a. Defenisi

Pengawasan kepala ruangan yang di maksud dalam penelitian ini

adalah sebuah tanggung jawab yang diberikan kepada seorang

pemimpin dalam hal ini yaitu kepala rungan yang memiliki tugas

dan fungsi sebagai pengarah sekaligus pengawas dalam


20

pelaksanaan Tindakan keperawatan yang di lakukan di ruangan

IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Kriteria objektif

Baik : jika responden menjawab dengan total skor >5

Kuranng : jika responden memjawab dengan total skor <5

2. Kepatuhan perawat

a. Defenisi

Kepatuhan perawat dalam penelitian ini di defenisikan sebagai

ketaatan sebagai seorang perawat dalam hal melakukan suatu

Tindakan keperawatan di ruang IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

Kriteria objektif

Baik : jika responden menjawab dengan total skor > 5

Kurang : jika responden memnjawab dengan total skor < 5

D. Hipotesis penelitan

Ha : ada hubungan antara pengawasan kepala ruangan dengan

kepatuhan perawat dalam pemakaian sarung tangan di Ruang UGD

Rumah Sakit Labuang Baji Makassar


BAB IV

METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk

mengetahui “Pengaruh Pengawasan Kepala Ruangan Terhadap

Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Gloves pada pemasangan

Injeksi di IGD RSUD Labuang Baji Makassar”.

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. POPULASI

Merupakan seluruh subjek dengan karakteristik tertentu yang akan

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di RSUD

Labuang Baji Makassar. Jumlah populasi 29 orang.

2. SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat di ruang IGD di RSUD

Labuang Baji Makassar. Dengan Menggunakan tekhnik pengambilan

sampel “Non-Probability sampling” dengan menggunakan metode

“total sampling atau sampel jenuh“ pengambilan sampel di mana

semua populasi di jadikan sampel.

a. Kriteria inklusi

21
22

1. Perawat yang bertugas di ruang IGD RSUD Labuang Baji

b. Kriteria ekslusi

1. Perawat yang tidak bertugas di ruang IGD RSUD Labuang Baji

C. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

1. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk variable independen pengawasan kepala ruangan yaitu

menggunakan instrument kuisioner dengan 10 point pertanyaan

dengan skala gutman yaitu : Ya skor 1,Tidak skor 0

Untuk variable dependen kepatuhan perawat yaitu menggunakan

instrument kuisioner dengan 10 point pertanyaan dengan skala

Gutman yaitu : Ya skor 1,Tidak skor 0

2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

a. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di ruang IGD RSUD Labuang Baji

Makassar

b. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada april - mei 2021

3. PROSEDUR PENGAMBILAN ATAU PENGUMPULAN DATA

a. Data primer
23

Data yang diambil secara langsung dari responden dengan

menggunakan kuisioner.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari peneliti melalui Analisa data dan

pengolahan data di RSUD Labuang Baji Makassar.

D. CARA ANALISA DATA

a. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan dalam tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisa ini menghasilkan frekuensi dan presentase dari setiap

variabel yang diteliti

b. Analisa bivariat

Analisa bavariat dilakukan untuk melihat pengaruh variable

independent dengan dependen dalam bentuk tabulasi silang antara

kedua variable tersebut menggunakan uji statistik dengan dengan

menggunakan rumus chi-square ( Dahlan.M,2017 )

Keterangan :

: Nilai chi-square test

0: Nilai obaservasi
24

E: Nilai yang diharapkan

∑: Jumlah data

Penilaian:

a. Apabila X2 Hitung > X2 Tabel, maka Hₒ ditolak atau H ͣ diterima,

artinya ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

b. Apabila X2 Hitung ≤ X2 Tabel, maka Hₒ diterima atau H ͣ ditolak,

artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen

E. ETIKA PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat perlu adanya

rekomendasi dri institusinya aatas pihak dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian setelah

mendapat persetujuan barulah melakukan peneltian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Informen concent ( lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul

penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak

subjek
25

2. Anonymity( tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut

diberikan kode,

3. Confodentiality ( kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai

hasik peneliti.
BAB V
A. HASIL PENELITIAN
1. Pengantar

Penelitian ini di laksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar

pada bulan Mei - Juni 2022. Penelitian ini menggunakan kuesioner

untuk variable independent dan variable dependent yang dibagikan

kepada responden pada saat penelitian. Selama penelitian diperoleh

sampel sebanyak 30 responden.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk

mengetahui “Hubungan Pengawasan Kepala Ruangan Terhadap

Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan sarung tangan pada

pemasangan Injeksi di IGD RSUD Labuang Baji Makassar”. Teknik

sampling yang digunakan adalah Dengan Menggunakan tekhnik

pengambilan sampel “Non-Probability sampling” dengan

menggunakan metode “total sampling atau sampel jenuh“. Setelah

melakukan penelitian, data kemudian diolah dengan menggunakan

computer program SPSS versi 21 dengan Chi-Square (Fisher's Exact

Test) dengan tingkat kemaknaan 0.05%.

2. Gambaran umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah RSUD Labuang Baji Makassar

26
27

Rumah Sakit Umum Labuang Baji didirikan pada tahun

1938 oleh Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang dan

Semarang sebagai Rumah Sakit Zending. Pada masa Perang

Dunia II, Rumah Sakit ini digunakan oleh Pemerintah Kotapraja

Makassar untuk menampung para penderita korban perang tahun

1946 – 1948.

Pada tahun1952 – 1955, oleh Pemerintah Daerah

Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan

ruang sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 190 buah. Sejak

tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai oleh Pemerintah

Daerah Tingkat I Sualawesi Selatan. Pada tahun 1960 oleh

Zending. Rumah Sakit Umum Labuang Baji diserahkan dan

menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan

dengan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C.Terhitung mulai tanggal

16 januari 1996 melalui Peraturan Daerah Propinsi Dati I Sulawesi

Selatan Nomor; 2 tahun 19996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan

dari Rumah Sakit kelas C menjadi kelas B non pendidikan.

Peraturan daerah tersebut oleh mentri Dalam Negeri bulan

agustus 1996. sedangkan Pesonalia yang mengisi struktur

tersebut dilantik dan dikukuhkan pada tanggal12 mei 1999,

terekreditasi 5 ( lima ) bidang pelayanan Rumah Sakit pada tahun

2000.
28

Dengan SK Gubernur No 821.22.107 tanggal 23 Juli 2001.

Pada tanggal 13 September 2002 mulai Perda Prov. Sulsel No. 6

Tahun 2002 Rumah Sakit Labuang Baji Cepat status nama dari

Rumah Sakit Umum Labuang Baji Propensi Sulawesi Selatan dan

Pimpinan Seorang Kepala Badan Pengelolah RSUD Labuang

Baji. Kepala badan serta pejabat yang mengisi struktur oeganisasi

badan pengelolah tersebut di angkat melalui SK Gubernur Sulsel

No. 821.22.158 yang ditetapkan di Malassar pada tanggal 14

November 2002 dan dilantik tanggal 22 Desember 2002.

b. Keadaan Geografi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak

di bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya

di Jalan Dr. Ratulangi No. 81 Makassar.

Adapun batas-batas geografis RSUD Labuang Baji adalah

sebagai berikut:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Landak Lama

2) Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Tupai

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Perumahan Pendeta

Ekss

4) Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Dr. Ratulangi.

3. Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

dan jenis kelamin


29

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Kelompok Umur Di RSUD Labuang Baji Makassar
Juni 2022

Umur Frekuensi Presentase (%)


25-30 Tahun 6 20.0
31-35 Tahun 2 6.0
36-40 Tahun 12 40.0
41-45 Tahun 9 30.0
46-49 Tahun 1 3.0
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan table 5.1 menunjukkan bahwa dari 30 diperoleh

distribusi frekuensi responden menurut umur pada rentang umur 25-30

tahun sebanyak 6 (20.0%) responden, lalu rentang umur 31-35 tahun

sebanyak 2 (6.0%) responden, kemudian rentang umur 36-40 tahun

sebanyak 12 (40.0%) responden, kemudian retang umur 41-45 tahun

sebanyak 9 (30.0%) responden. Dan rentang umur 46-49 tahun

sebanyak 1 (3.0%).

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Kelompok Jenis Kelamin di RSUD Labuang Baji Makassar
Juni 2022
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Perempuan 20 66.7
Laki – Laki 10 33.3
Total 30 100.0
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan table 5.2 menunjukkan bahwa dari 30 diperoleh
distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin pada jenis kelamin
perempuan sebanyak 20 (66.7%) responden, dan distribusi frekuensi
berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 10 (33.3%) responden.
30

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Kelompok Jenis Kelamin di RSUD Labuang Baji
Makassar Juni 2022

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%)


D3 5 16.7
D4 2 6.7
S1 17 56.7
Ners 6 20.0
Total 30 100.0
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan table 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 diperoleh


distribusi frekuensi responden menurut pendidikan terakhir yaitu
pendidikan terakhir D3 sebanyak 5 (16.7%) responden, sememntara
pendidikan terakhir untuk D4 sebanyak 2 (6.7%) responden, untuk
pendidikan terakhir S1 sebanyak 17(56.7%) responden, dan pendidikan
terakhir NERS sebanyak 6 (20.0%) responden.

4. Karakteristik variable yang diteliti

a. Analisa Univariat

1) Pengawasan Kepala Ruangan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di RSUD

Labuang Baji Makassar pada bulan Juni 2022 diperoleh data

Pengawasan Kepala Ruangan pada table 5.4 sebagai berikut :

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengawasan Kepala Ruangan di RSUD Labuang Baji
Makassar Juni 2022
Pengawasan Kepala Frekuensi Presentase(%)
Ruangan

Baik 25 83.3
31

Kurang 5 16.7
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan distribusi frekuensi responden pada table 5.4 diatas
dari 30 responden didapatkan bahwa distribusi frekuensi berdasarkan
pengawasan kepala ruangan dengan kategori baik sebanyak 25 (83.0%)
responden, semtara kategori pengawasan kepala ruangan kurang
sebanyak 5 (16.7%) responden.

2) Kepatuhan Perawat
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di RSUD
Labuang Baji Makassar pada bulan Juni 2022 diperoleh data
Kepatuhan Perawat pada table 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan
Perawat di RSUD Labuang Baji Makassar Juni 2022
Kepatuhan Perawat Frekuensi Presentase(%)

Baik 24 80.0
Kurang 6 20.0
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan distribusi frekuensi responden pada table 5.5 diatas


dari 30 responden didapatkan bahwa distribusi frekuensi berdasarkan
kepatuhan perawat yaitu kategori baik sebanyak 24 (80.0%) responden
dan kepatuhan perawat kurang sebanyak 6 (20.0%) responden.

b. Analisa Bivariat

Tabel 5.6
Analisis Hubungan Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan
Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Sarung
Tangan Di Ruang IGD Rumah Sakit Labuang Baji MakassarJuni
2022
32

Pengawasa Kepatuhan Perawat


n Kepala Jumlah
BAIK KURANG
Ruangan
F % F % n %
Baik 20 66.7 5 16.7 25 83.3
Kurang 4 13.3 1 3.3 5 16.7

TOTAL 24 80,0 6 20.0 30 100


Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.6 diatas, dari 30


responden diperoleh pengawasan kepala ruangan baik dan memiliki
kepatuhan perawat baik pula sebanyak 20 (66.7%) responden,
selanjutnya pengawasan kepala ruangan baik tetapi memiliki kepatuhan
perawat kurang sebanyak 5 (16.7%) responden, kemidian pengawasan
kepala ruangan kurang tetapi kepatuhan perawat baik sebanyak 4
(13.3%) responden, pengawasan kekepala ruangan kurang dan memiliki
kepatuhan perawat kurang juga sebanyak 1 (3.3%) responden.

Hasil uji statistic dengan computer spss versi 21 menggunakan uji


Chi-quare dengan Fisher's Exact Test diperoleh nilai р vaule sebesar
1.000 > α 0.05 sehingga dapat diketahui tidak ada Hubungan yang
signifikan antara variable maka Ho diterima dan Ha di tolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hubungan Fungsi
Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat
Dalam Penggunaan Sarung Tangan Di Ruang IGD RS Labuang Baji
Makassar.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dari 30 responden diperoleh
pengawasan kepala ruangan baik dan memiliki kepatuhan perawat baik
pula sebanyak 20 (66.7%) responden, menurut asumsi peneliti hal ini
setiap kepala rungan memiliki peran aktif dalam menerapkan safetty
pasien makan setiap tindakan yang dilakukan di Rumah Sakit perlu
33

penyediaan faskes yang dapat memenuhi kebutuhan pasien untuk


mencapai tingkat kesembuhan yang optimal, maka oleh karenanya
sarung tangan juga merupakan bagian dari faskes tersebut sehingga
kepala ruangan berperan penting untuk mengontrol dan menyediakan
serta memberikan pengarahan kepada perawat untuk mematuhi setiap
SOP dalam melakukan tindakan maka sarung tangan perlu digunakan
saat kontak dengan pasien

Menurut hasil penelitian tentang manajemen keperawatan yang


dilakukan oleh Sitorus, R & Panjaitan, (2011) Kepala ruangan
merupakan tenaga perawat yang diberi tugas memimpin satu ruang
rawat, dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan
keperawatan, yang berperan sebagai first line manager di sebuah rumah
sakit, yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi manajemen
keperawatan.

Dari 30 responden pengawasan kepala ruangan baik tetapi


memiliki kepatuhan perawat kurang sebanyak 5 (16.7%) responden,
berdasarkan asumsi peneliti, seorang kepala ruangan di ruang rawat
memiliki fungsi dan tanggung jawab sebagai seorang leadership untuk
mengatur menajemen keperawatan, hal ini bertujuan untuk pelayanan
yang dilakukan kepada pasien terus mencapai tigkat kesembuhan yang
optimal. Kepala ruang juga memiliki fungsi manejemen keperawatan
dalam menetapkan setiap rancangan, perorganisasian bahkan
memberikan pengarahan dan pengawasan bagi setiap perawat,
kepatuhan perawat kurang disebabkan oleh karena kemungkinan besar
dalam menjalakan tugas tidak sesuai dengan instruksi yang telah
diberikan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marquis, B.L & Huston,


(2012) berpendapat bahwa Peran dan fungsi kepala ruangan diruang
rawat dalam fungsi manajemen keperawatan antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, pengawasan
34

dan pengendalian mutu yang merupakan satu siklus yang saling


berkaitan satu sama lain.

Dari 30 responden pengawasan kepala ruangan kurang tetapi


kepatuhan perawat baik sebanyak 4 (13.3%) responden, berdasarkan
asumsi peneliti suatu dampak yang dapat terjadi ketika kurangya
pengawasan kepala ruang akan mengakibatkan kelalaian bagi seorang
perawat dalam menjalankan tugasnya oleh karena itu selalu menaati
setiap aturan yang berlaku dalam sebuah instansi, karena kepatuhan
perawat juga merupakan suatu standar dalam melakukan pelayanan
kesehatan yang baik, maka perlu untuk setiap perawat terus
mempertahankan kepatuhan dalam menjalankan setiap amanat yang
diberikan oleh kepala ruangan maupun sejawat atasan lainnya. maka
tindakan tersebut akan memberikan kenyamanan juga kepada pasien,
tetapi apabila kepatuhan perawat kurang baik dalam menjalankan dan
melakukan identifikasi asuhan keparwatan maka dapat menjadi
ancaman terhadap keselamatan pasien.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrirachmawati,


(2015) Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati
peraturan Kepatuhan dapat mempengaruhi kinerja seseorang.
Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan identifikasi sebelum
memberikan asuhan keperawatan akan mengancam keselamatan
pasien. Adanya ancaman terhadap keselamatan pasien menandakan
mutu layanan yang diberikan masih rendah. faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang terbagi menjadi 3 yaitu faktor individu
yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan
demografis yang mencakup usia, etnis, jenis kelamin, faktor organisasi
yang terdiri dari sumber daya manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur
organisasi, design pekerjaan dan faktor psikologi terdiri dari sikap,
persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi. Pendapat lainnya tentang
35

faktor yang mempengaruhi kepatuhan ada beberapa faktor yang


berhubungan dengan ketidaktaatan antara lain yaitu komunikasi,
pengetahuan dan fasilitas .Kesehatan menyatakan bahwa pendidikan,
usia dan motivasi dapat mempengaruhi kepatuhan.

Dari 30 responden pengawasan kekepala ruangan kurang dan


memiliki kepatuhan perawat kurang juga sebanyak 1 (3.3%) responden,
menurut asumsi peneliti dampaak kurangnya kepatuahan seorang
perawat dan kurangnya pengawasan akan menjadi sebuah masalah
serius maka dalam menjalankan tugasnya, masalah ketidakpatuhan
tersebut dapat menjadi suatu hal yang menjadi ketidaknyamanan bagi
setiap pasien, namun dengan adanya pengawasan kepala rungan yang
baik dalam mengatur dan menyediakan setiap perlatan kesehatan sesuai
dengan tupoksi seorang pemimpin yang perlu digunakan dalam setiap
pelayanan kesehatan maka hal tersebut memberikan kenyamanan yang
baik. diharapkan pemberian pelayanan dengan mematuhui setiap
pengarahan dari kepala ruangan terkait penggunaan sarung tangan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosleni Mendrofa,


(2020) Kepala ruangan merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan,
merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit, serta mengawasi perawat
pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang perawatan
sesuai dengan yang di delegasikan. Pengawas keperawatan
bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan kepada kepala ruangan
yang ada di instalasinya. Kepala seksi keperawatan mengawasi instalasi
dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara
tidak langsung.

Hasil uji statistic dengan computer spss versi 21 menggunakan uji


Chi-quare dengan Fisher's Exact Test diperoleh nilai р vaule sebesar
36

1.000 > α 0.05 sehingga dapat diketahui tidak ada Hubungan yang
signifikan antara variable maka Ho diterima dan Ha di tolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hubungan Fungsi
Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat
Dalam Penggunaan Sarung Tangan Di Ruang IGD RS Labuang Baji
Makassar.

Berdasarkan asumsi penelitia seorang kepala ruang merupakan


seorang pemimpin yang berjalan sesui dengan koridor dalm tugas,
maka sebagai pemimpin yang bijaksana dan menaati setiap aturan
dalam memprioritaskan nyawa dan keselamatan pasien sehingga
menegahkan keadilan yang sangat perlu dengan denikian setiap faskes
layanan kesehatan terus disediakan untuk digunakan oleh setiap
perawat, begitipun dengan seorang perawat yang memiliki kode etik
keperawatan yang baik dalam mengembankan tugas mulia sebagai
seorang perawat yang melakukan penanganan, perawatan dan
pencegahan terhadap pasien terus menjadi kewajiban dan komitmen
dalam menggunakan faskes sesui dengan standr yang berlaku.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Munandar (2017)


menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara fungsi
manajemen kepala ruangan dengan pencegahan dan pengendalian
infeksi dengan penggunaan alat pelindung diri. Sedangkan menurut
Siswanto (2012) bahwa Pengarahan merupakan hal yang sangat penting
dalam organisasi. Fungsi pengarahan bertujuan untuk menjamin
kontinuitas perencanaan, membudayakan prosedur standar,
menghindari kemangkiran yang tak berarti, membina disiplin kerja, dan
membina motivasi yang terarah. Fungsi pengarahan adalah membuat
perawat atau staf melakukan apa yang di inginkan dan harus mereka
lakukan.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada perawat ini di laksanakan di

RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Mei - Juni 2022. Penelitian ini

menggunakan kuesioner untuk variable independent dan variable

dependent yang dibagikan kepada responden pada saat penelitian.

Selama penelitian diperoleh sampel sebanyak 30 responden.

Berdasarkan analisis karakteristik responden, analisa Univariat dan

analisa Bivariat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis data, dari 30 responden diperoleh


pengawasan kepala ruangan baik dan memiliki kepatuhan perawat
baik pula sebanyak 20 (66.7%) responden.
2. Berdasarkan hasil analisis data, dari 30 responden diperoleh
pengawasan kepala ruangan baik tetapi memiliki kepatuhan perawat
kurang sebanyak 5 (16.7%) responden.
3. Berdasarkan hasil analisis data, dari 30 responden diperoleh
pengawasan kepala ruangan kurang tetapi kepatuhan perawat baik
sebanyak 4 (13.3%) responden.
4. Berdasarkan hasil analisis data, dari 30 responden diperoleh
pengawasan kekepala ruangan kurang dan memiliki kepatuhan
perawat kurang juga sebanyak 1 (3.3%) responden.
5. Hasil uji statistic dengan computer spss versi 21 menggunakan uji
Chi-quare dengan Fisher's Exact Test diperoleh nilai р vaule sebesar
1.000 > α 0.05 sehingga dapat diketahui tidak ada Hubungan yang
signifikan antara variable maka Ho diterima dan Ha di tolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hubungan Fungsi

37
38

Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat


Dalam Penggunaan Sarung Tangan Di Ruang IGD RS Labuang Baji
Makassar.

B. Saran
Hasil penelitian yang didapatkan maka peneliti menyarankan agar

perawat tetep mempertahankan pelayanan dengan mematuhui setiap

pengarahan dari kepala ruangan terkait penggunaan sarung tangan

Selain itu, dapat juga dimasukkan kedalam proses pembelajaran di kelas

dan lahan praktik untuk dijadikan daftar intervensi keperawatan mandiri

dalam pemberian asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan pemberian pelayanan

dengan mematuhui setiap pengarahan dari kepala ruangan terkait

penggunaan sarung tangan dan juga dapat menjadi bagian dari

intervensi keperawatan mandiri dalam memberikan asuhan keperawatan

di masyarakat maupun rumah sakit untuk meningkatkan kenyamanan

pasien sehingga bisa berdampak langsung mengurangi trauma pasien.

Selain itu, diharapkan juga penelitian selanjutnya dapat

bbmengembangkan penelitian ini dengan tidak hanya pada perawat

dalam menggunakan sarung tangan saja tetapi juga dapat diberikan

kepada setiap petugas pelayanan kesehatan yang men jalankan tugas

sebagai pemberian asuhan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2010). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fitrirachmawati. 2017. “Hubungan Fungsi Supervisi Dengan Kepatuhan


Perawat Menjalankan SOP Identifikasi Pasien Di RSUP Dr Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2015.” Jurnal Administrasi Rumah Sakit 3(2):78–
87.

Ginting, Agustina. 2019. “Analisis Kebutuhan Pelatihan Personal Unit Gawat.”


3(1):46–55.

Harefa, Erta Iman Jelita. 2019. “Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Di


Ruang UGD.” doi: 10.31227/osf.io/k68gu.

Nurdiana, Rr. Tutik Sri Hariyati, and Siti Anisah. 2018. “Penerapan Fungsi
Manajemen Kepala Ruangan Dalam Pengendalian Mutu Keperawatan.”
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) 2(3):160. doi:
10.32419/jppni.v2i3.93.

Oleh, Disusun, and Rosleni Mendrofa. 2020. “Pelaksanaan Supervisi Kepala


Ruangan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit USU.”

Pancaningrum. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat


Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di
RS Haji, tesis universitas Indonesia, Jakarta.

Suarli & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktik, Erlanggga, Jakarta
Studi, Program, Ilmu Keperawatan, and Banda Aceh Indonesia. 2018. “Fungsi
Pengawasan Kepala Ruang Dalam Penerapan Patient Safety: Persepsi
Perawat Pelaksana.” Idea Nursing Journal 9(1):72–76. doi:
10.52199/inj.v9i1.12324.

Wonosari, D. I. Rsud. 2015. “DALAM PENGGUNAAN GLOVE.”


Lampiran 1.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA
MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Bulan / Minggu
No. Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengenal Masalah
2 Pengajuan Judul
3 Mengumpulkan Referensi
4 Menyusun Proposal
5 Asistensi Proposal
6 Seminar Proposal
7 Revisi Proposal
8 Uji Validitas
9 Pelaksanaan Riset
10 Penyusunan Dan Pengolahan Data
11 Seminar Skripsi
12 Perbaikan Skripsi
Lampiran 2.

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
Di –
Tempat.

Dengan hormat,

Saya atas nama :


Nama : NELY ILINTAMON
NIM : 120391813
Alamat : Jl. Matahari No.28 Kel. Batang Kaluku Kec. Somba
Opu Kab. Gowa.
Saya adalah mahasiswa program pendidikan S-1
Keperawatan/Ners STIK FAMIKA Makassar yang akan mengadakan
penelitian tentang “Hubungan Fungsi Pengawasan Kepala
Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan
Sarung Tangan Di Ruang IGD Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar”..
Saya sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam
penelitian ini demi kelancaran pelaksanaan penelitian, dan saya akan
menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang Bapak/Ibu
berikan, dan apabila ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk meminta
penjelasan dari peneliti.
Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan
kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Sungguminasa,........ .....2
022
ttd
Lampiran 3.
Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk


berpartisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilaksanakan
oleh Mahasiswi STIK FAMIKA Makassar atas nama :

Nama : NELY ILINTAMON


NIM : 120391813
Alamat : Jl. Matahari No.28 Kel. Batang Kaluku Kec. Somba
Opu Kab. Gowa.
Mengadakan penelitian tentang “Hubungan Fungsi
Pengawasan Kepala Ruangan Dengan Tingkat Kepatuhan
Perawat Dalam Penggunaan Sarung tangan Di Ruang IGD Rumah
Sakit Labuang Baji Makassar”..
Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini
dan akan memberikan informasi yang sebenar-benarnya yang
dibutuhkan oleh peneliti, dan saya mengerti bahwa penelitian ini tidak
merugikan saya dan telah diberikan kesempatan oleh peneliti untuk
meminta penjelasan sehubungan dengan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan
masukan bagi pihak Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa untuk
mengetahui jumlah lansia penderita hipertensi dan bisa melakukan
pencegahan terhadap resiko jatuh pada lansia yang hipertensi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya menyatakan
bersedia menandatangi lembar persetujuan ini untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sungguminasa, .............2
022
Responden,

( )
Lampiran 4.

KUISIONER PENELITIAN

A. Petunjuk pengisian

1. Isilah terlebih dahulu identitas responden pada tempat yang

telah di sediakan

2. Pililah salah satu jawaban yang dianggap benar dan tepat

a. Ya :1

b. Tidak : 0

B. Identitas responden

Hari tanggal :

Inisial nama :

Umur :

Jesnis kelamin :

Pendidikan terakhir :

C. Variable independen pengawasan kepala ruangan

Alternatif
No. Daftar Pertanyaan Pilihan
Ya Tidak
Perencanaan
1 Kepala ruangan merencanakan jumlah dan
kategori
tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan
2. Kepala ruangan merencanakan dan
menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien
3. Kepala ruangan merencanakan jumlah jenis
peralatan
perawatan yang diperlukan
Pengorganisasian
4. Kepala ruangan mengatur dan mengkoordinasi
seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
5. Kepala ruangan menyusun dan mengatur daftar
dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan
6. Kepala ruangan melaksanakanprogram
orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau
tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat
7. Kepala ruangan memberi pengarahan dan
motivasi
kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan
asuhan perawatan sesuai standar
8. Kepala ruangan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan
yang ada dengan cara bekerja sama dengan
sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan
ruang rawat
9. Kepala ruangan mengenal jenis dan kegunaan
barang peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapainya pelayanan optimal
10. Kepala ruangan menyusun permintaan rutin
meliputi
kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang
diperlukan di ruang rawat

Sumber:https://adoc.pub/kuesioner-penelitian-hubunganpenerapanfungsi-

manajemenkep.html

D. Variable dependen kepatuhan perawat

No. Kewaspadaan Standar Ya Tidak


Kebersihan Tangan
1. Melakukan cuci tangan dengan 6 langkah cuci
tangan.
2. Melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan
pasien.
3. Melakukan cuci tangan setelah kontak
pasien. dengan
4. Melakukan cuci tanga sebelum melakukan
tindakan. n
5. Melakukan cuci tangan selama 40 – 60 detik, bila
menggunakan sabun dan air mengalir dan selama 20
– 30 detik, bila menggunakan antiseptik berbasis
alkohol.
Penggunaan Sarung Tangan
6. Menggunakan sarung tangan ketika melakukan
tindakan atau perawatan kepada pasien.
7. Menggunakan sarung tangan bila akan menyentuh
darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, membran
mukosa dan kulit yang tidak utuh.
8. Mengganti sarung tangan setiap selesai satu tindakan
ke tindakan berikutnya pada pasien yang sama
setelah kontak dengan bahan berpotensi infeksius.
9. Melepaskan sarung tangan segera setelah digunakan.
10. Melepaskan sarung tangan sebelum menyentuh
benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi.

Sumber : Abraham Steven Yotlely, 2019


HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUISIONER PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN

CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations

NO 1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5 NO 6 NO 7 NO 8 NO 9 NO 10 TOTAL

Pearson Correlation 1 -.062 .695** -.073 -.083 -.083 -.102 -.073 -.073 -.062 .095

NO 1 Sig. (2-tailed) .745 .000 .702 .663 .663 .590 .702 .702 .745 .618

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.062 1 .356 .196 .745 **
.149 -.184 .523 **
.196 .630 **
.789**
NO 2 Sig. (2-tailed) .745 .053 .299 .000 .432 .331 .003 .299 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .695 **
.356 1 -.105 .239 -.120 -.147 .288 .288 .356 .509**
NO 3 Sig. (2-tailed) .000 .053 .581 .203 .529 .437 .122 .122 .053 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.073 .196 -.105 1 .088 .088 -.216 .135 -.154 .196 .269
NO 4 Sig. (2-tailed) .702 .299 .581 .645 .645 .251 .478 .417 .299 .151
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
NO 5 Pearson Correlation -.083 .745 **
.239 .088 1 .040 -.035 .351 .088 .447 *
.664**
Sig. (2-tailed) .663 .000 .203 .645 .834 .853 .057 .645 .013 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.083 .149 -.120 .088 .040 1 -.247 .088 -.175 .149 .228
NO 6 Sig. (2-tailed) .663 .432 .529 .645 .834 .189 .645 .354 .432 .225
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.102 -.184 -.147 -.216 -.035 -.247 1 -.216 .247 .079 .117
NO 7 Sig. (2-tailed) .590 .331 .437 .251 .853 .189 .251 .188 .679 .538
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.073 .523 **
.288 .135 .351 .088 -.216 1 .135 .523
**
.610**
NO 8 Sig. (2-tailed) .702 .003 .122 .478 .057 .645 .251 .478 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.073 .196 .288 -.154 .088 -.175 .247 .135 1 .196 .405*
NO 9 Sig. (2-tailed) .702 .299 .122 .417 .645 .354 .188 .478 .299 .026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.062 .630 **
.356 .196 .447 *
.149 .079 .523 **
.196 1 .789**
NO 10 Sig. (2-tailed) .745 .000 .053 .299 .013 .432 .679 .003 .299 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .095 .789 **
.509**
.269 .664**
.228 .117 .610 **
.405*
.789
**
1

TOTAL Sig. (2-tailed) .618 .000 .004 .151 .000 .225 .538 .000 .026 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUISIONER PENELITIAN VARIABEL DEPENDEN

CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations

NO 1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5 NO 6 NO 7 NO 8 NO 9 NO 10 TOTAL

Pearson Correlation 1 .079 .196 .111 .024 .523** .079 .259 .630** .557** .568**

NO 1 Sig. (2-tailed) .679 .299 .559 .899 .003 .679 .167 .000 .001 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .079 1 .015 .709 **
.155 .479 **
.255 .079 .079 -.102 .608**
NO 2 Sig. (2-tailed) .679 .935 .000 .414 .007 .174 .679 .679 .590 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .196 .015 1 .294 -.257 .423 *
.015 .523 **
.196 .473 **
.471**
NO 3 Sig. (2-tailed) .299 .935 .115 .171 .020 .935 .003 .299 .008 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .111 .709 **
.294 1 -.145 .539 **
.118 .389 *
.111 .371 *
.669**
NO 4 Sig. (2-tailed) .559 .000 .115 .443 .002 .534 .034 .559 .043 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
NO 5 Pearson Correlation .024 .155 -.257 -.145 1 -.043 -.017 -.218 .024 -.122 .156
Sig. (2-tailed) .899 .414 .171 .443 .822 .928 .247 .899 .522 .411
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .523 **
.479 **
.423 *
.539
**
-.043 1 .247 .523 **
.523
**
.473**
.848**
NO 6 Sig. (2-tailed) .003 .007 .020 .002 .822 .188 .003 .003 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .079 .255 .015 .118 -.017 .247 1 .079 .079 -.102 .391*
NO 7 Sig. (2-tailed) .679 .174 .935 .534 .928 .188 .679 .679 .590 .033
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .259 .079 .523
**
.389 *
-.218 .523 **
.079 1 .259 .557**
.568**
NO 8 Sig. (2-tailed) .167 .679 .003 .034 .247 .003 .679 .167 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .630 **
.079 .196 .111 .024 .523 **
.079 .259 1 .557**
.568**
NO 9 Sig. (2-tailed) .000 .679 .299 .559 .899 .003 .679 .167 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .557 **
-.102 .473
**
.371 *
-.122 .473 **
-.102 .557 **
.557
**
1 .554**
NO 10 Sig. (2-tailed) .001 .590 .008 .043 .522 .008 .590 .001 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .568 **
.608 **
.471
**
.669
**
.156 .848 **
.391 *
.568 **
.568
**
.554**
1

TOTAL Sig. (2-tailed) .001 .000 .009 .000 .411 .000 .033 .001 .001 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
TABEL KORELASI PERSON

Tarif Signifikansi Tarif Signifikansi


N N
5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALAH RUANGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN DI
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TAHUN 2022
IDENTITAS VARIABEL KEPATUHAN PERAWAT VARIABEL PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
JENIS PDKN. TOTA
NR INISIAL UMUR P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL K.O P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 K.O
KELAMIN TERAKHIR L
1 Ny. H.M 37 P NERS 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 BAIK 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 BAIK
2 Ny. N. J 40 P NERS 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
3 Ny. N. W 40 P NERS 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 BAIK 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 BAIK
4 Tn. T. R 28 L S1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 BAIK
5 Ny. J. L 33 P S1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
6 Ny. M. R 25 P D3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 BAIK
7 Tn. A. S 27 L D3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 KURANG
8 Tn. A. Y 25 L D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
9 Tn. M. A 26 L S1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK
10 Ny. F 32 P D3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3 KURANG
11 Ny. J. W 42 P NERS 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 BAIK 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 BAIK
12 Ny. A 45 P S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
13 Tn. A. N 39 L D3 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4 KURANG 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 KURANG
14 Ny. W 39 P S1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 BAIK
15 Ny. S 39 P S1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 BAIK 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
16 Tn. H 45 L S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
17 Ny. S 39 P S1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 KURANG
18 Ny. W 39 P S1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
19 Ny. W 41 P S1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
20 Ny. N 45 P S1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 KURANG 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
21 Ny. H 42 P S1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK
22 Ny. N 39 P S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK
23 Ny. S 38 P S1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 BAIK 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 KURANG
24 Tn. S 45 L S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK
25 Tn. S 41 L S1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK
26 Ny. W 38 P S1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK
27 Tn. S. Y 40 L NERS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
28 Tn. O 49 L NERS 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
29 Ny. W 27 P D4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 KURANG
30 Ny. E 45 P D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excluded a
0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.530 10

RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.688 10
FREQUENCIES VARIABLES=UMUR JENIS_KELAMIN PNDKN._TERAKHIR
/PERCENTILES=100.0
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

UMUR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN


TERAKHIR

Valid 30 30 30
N
Missing 0 0 0
Percentiles 100 5.00 2.00 4.00

Frequency Table

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

25-30 TAHUN 6 20.0 20.0 20.0

31-35 TAHUN 2 6.7 6.7 26.7

36-40 TAHUN 12 40.0 40.0 66.7


Valid
41-45 TAHUN 9 30.0 30.0 96.7

46-49 TAHUN 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PEREMPUAN 20 66.7 66.7 66.7

Valid LAKI-LAKI 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

D3 5 16.7 16.7 16.7

D4 2 6.7 6.7 23.3

Valid S1 17 56.7 56.7 80.0

NERS 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

GET
FILE='D:\tugas semester 8\JHEK FILE PROPOSAL\PROPOSAL\JHEK
PROPOSAL 2021\PROPOSAL\SKRIPSI NELY\NELY Data View Univariat.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
FREQUENCIES VARIABLES=PENGAWASAN_KEPALA_RUANGAN KEPATUHAN_PASIEN
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

PENGAWASAN KEPATUHAN
KEPALA PERAWAT
RUANGAN

Valid 30 30
N
Missing 0 0

Frequency Table

PENGAWASAN KEPALA RUANGAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BAIK 25 83.3 83.3 83.3

Valid KURANG 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0


KEPATUHAN PERAWAT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BAIK 24 80.0 80.0 80.0

Valid KURANG 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


CROSSTABS
/TABLES=Pengawasan_Kepala_Ruangan BY Kepatuhan_Perawat
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENGAWASAN KEPALA RUANGAN * 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%


KEPATUHAN PERAWAT

PENGAWASAN KEPALA RUANGAN * KEPATUHAN PERAWAT Crosstabulation

KEPATUHAN PERAWAT Total

BAIK KURANG

Count 20 5 25

% within PENGAWASAN KEPALA RUANGAN 80.0% 20.0% 100.0%


BAIK
% within KEPATUHAN PERAWAT 83.3% 83.3% 83.3%
PENGAWAS
% of Total 66.7% 16.7% 83.3%
AN KEPALA
Count 4 1 5
RUANGAN
% within PENGAWASAN KEPALA RUANGAN 80.0% 20.0% 100.0%
KURANG
% within KEPATUHAN PERAWAT 16.7% 16.7% 16.7%

% of Total 13.3% 3.3% 16.7%


Count 24 6 30

% within PENGAWASAN KEPALA RUANGAN 80.0% 20.0% 100.0%


Total
% within KEPATUHAN PERAWAT 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%


Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000


Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .746
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai