Karya Tulis Ilmiah profesi ini disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Karya Tulis Ini Telah Disetujui Untuk Diujikan Di Hadapan Sidang Penguji
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Piala Sakti Pariaman
Oleh
Pembimbing
Mengetahui
i
PENGESAHAN PENGUJI
Tim Penguji
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI
Nim : 210301033
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan
atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan KTI ini merupakan hasil karya orang lain, saya
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan sama
sekali.
Pembuat Pernyataan
Tesya Nofiniq
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
Tulis Ilmiah dengan “Asuhan Keperawatan pada An.Y dengan Hipertermi melalui
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari kesulitan
dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan penjelasan dari berbagai pihak
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Ns. Mechi Silvia Dora, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
4. Ny.D dan An.Y beserta keluarga sebagai pasien kelolaan yang telah
5. Orang tua yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat bagi penulis.
6. Suami yang selalu menyemangati dan selalu ada dari awal perjuangan S.Kep
iv
7. Teruntuk Aek lelaki terbaik sepanjang masa yang tidak dapat melihat
pencapaian gelar Ners penulis saat ini, semoga aek di tempatkan di surganya
allah..
Piala Sakti Pariaman yang telah memberikan motivasi dan dorongan serta
sumbangan ide dan pikiran kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
ilmu dan kemampuan penulis, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima masukan, kritikan, dan saran demi kesempurnaan di masa yang akan
datang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................37
3. Intervensi Keperawatan .......................................................................38
4. Implementasi .......................................................................................41
5. Evaluasi ...............................................................................................41
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Biodata .......................................................................................................42
1. Identitas Klien.....................................................................................42
2. Identitas Orang Tua ............................................................................42
3. Identitas Saudara Kandung ..................................................................43
B. Keluhan Utama ..........................................................................................43
C. Riwayat Kesehatan Sekarang ....................................................................43
D. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran ............................................................44
E. Riwayat Masa Lalu ....................................................................................44
F. Riwayat Keluarga ......................................................................................46
G. Riwayat Sosial ...........................................................................................46
H. Kebutuhan Dasar .......................................................................................47
I. Keadaan Kesehatan Saat Ini ......................................................................49
J. Pemeriksaan Fisik ......................................................................................49
K. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan.........................................................53
L. Data Fokus .................................................................................................53
M. Analisa Data .............................................................................................55
N. Diagnosa Keperawatan ..............................................................................56
O. Intervensi ...................................................................................................57
P. Catatan Perkembangan ..............................................................................59
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Terkait ...........................71
B. Diagnosa Keperawatan ..............................................................................74
C. Diagnosa Pada Teori yang Tidak Ditemukan di Kasus .............................75
D. Intervensi Keperawatan .............................................................................76
vii
E. Implementasi Keperawatan .......................................................................78
F. Evaluasi .....................................................................................................80
G. Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait .......................82
H. Alternatif Pemecahan yang dapat di Lakukan ...........................................85
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................86
B. Saran ..........................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
2.1 Intervensi Keperawatan ...................................................................................38
3.1 Analisa Data ....................................................................................................55
3.2 Intervensi Keperawatan ...................................................................................57
3.3 Catatan Perkembangan ....................................................................................59
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk juga yang
masih di dalam kandungan. Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan
bangsa (Hidayat, 2019). Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus saat
penyakit. Kondisi anak dari sehat akan menjadi sakit mengakibatkan tubuh bereaksi
Demam merupakan gejala pada semua jenis penyakit baik itu penyakit
infeksi maupun non infeksi yang terjadi hampir di seluruh dunia. Beberapa penyakit
itu, demam harus ditangani dengan benar karena terdapat berbagai dampak negatif
yang di akibatkan oleh demam dan biasanya paling sering terjadi pada usia anak-
bahwa jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan
tahun. Kasus demam diderita oleh anak-anak sebesar 91% berusia 3-19 tahun
1
(WHO, 2020).
tahun 2020 terjadi sebanyak 50.864 kasus dengan persentasi 2,8%. Demam bisa
mengakibatkan kejang, kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang pada bayi
atau anak-anak yang terjadi akibat demam tanpa adanya infeksi pada susunan saraf
pusat atau kelainan saraf lainnya (Dinkes Kab. Pesisir selatan, 2019).
neuronal perifer dingin dan panas (Syafmia, 2017). Cara untuk menurunkan dan
yang timbul akibat erosi (pengikisan) pembuluh darah, dan penurunan fungsi ginjal
demam. Demam harus ditangani dengan benar agar terjadinya dampak negatif
2
maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat
panas. Kompres adalah salah satu tindakan non farmakologis untuk menurunkan
suhu tubuh bila anak mengalami demam. Ada beberapa macam kompres yang bisa
diberikan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu tepid water sponge, kompres air
hangat, plester kompres dan pemberian obat tradisional yaitu kompres bawang
menurunkan suhu tubuh yang dilakukan menggunakan metode inovasi yaitu salah
organic yaitu Allylcysteine Sulfoxide (Alliin). Potongan atau irisan bawang merah
pembekuan darah sehingga membuat peredaran darah menjadi lancar dan panas
dari dalam tubuh dapat lebih mudah disalurkan kepembuluh darah tepi dan demam
yang terjadi akan menurun. Penggunaan kompres bawang ini juga mudah dilakukan
dan dapat dilakukan sendiri di rumah serta tidak memerlukan biaya yang cukup
terbukti efektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulita Harnani (2019) yang
berjudul “Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada
merah sangat efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam karena
dari penelitiannya dapat dilihat bahwa rata-rata suhu tubuh sebelum kompres
3
bawang merah 37,8°C dan setelah kompres bawang merah 37,4°C.
menunjukan bahwa rerata suhu tubuh anak setelah kompres bawang merah yaitu
37.98°C, suhu terendah 36.3°C, dan suhu tertinggi 37.2°C. responden mengalami
penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres bawang merah sehingga suhu
tubuh menjadi normal. Suhu tersebut sesuai dengan teori Kaneshiro dan Zieve
(2016) yang mengatakan bahwa suhu tubuh normal berkisar antara 36,5°C-37,2°C.
Barung Balantai didapatkan pasien anak berjumlah 7 orang anak, 4 dari 7 anak
non farmakologi sangat minim, dimana 2 ibu mengatakan jika terjadi demam pada
anaknya ibu segera membawa anak ke puskesmas atau praktek bidan terdekat, 1 ibu
mengatakan jika terjadi demam pada anaknya maka ibu akan menganjurkan anak
berisitirahat saja sebelum dibawa ke puskesmas dan 1 orang ibu lainya mengatakan
jika terjadi demam pada anak maka ibu memberikan anak minum obat yg dijual di
warung.
merah dalam kasus kelolaan saya pada anak dengan Hipertermi yang tujuannya agar
termoregulasi pada anak dapat kembali normal. Pemberian kompres hangat irisan
bawang ini merupakan salah satu alternatif cara perawatan yang murah, mudah, dan
aman untuk anak. Dimana bahan yang di gunakan adalah bahan alami yang mudah
penelitian karya ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.Y dengan
4
Hipertermi melalui Pemberian Kompres Hangat Campuran Irisan Bawang Merah
B. Rumusan Masalah
Kompres hangat Campuran Irisan Bawang Merah Untuk Menurunkan Suhu Tubuh
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
Puskesmas Barung-Barung Balantai Tahun 2022.
D. Manfaat
1. Teoritis
a. Bagi Penulis
manfaat, dan pedoman bagi penulis selanjutnya yang berminat di bidang ini.
2. Praktis
hipertermi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
(Susanto A, 2017).
jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh). Ada 5 aspek perkembangan yang perlu dibina dan dipantau, yaitu:
7
2). Motorik halus
8
2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
berbeda-beda antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan
2018).
terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin
anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat
mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh
seperti temperamen.
9
tercapainya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut
sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi 2 yaitu :
kandungan)
Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu
hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi,
radiasi.
orang tua.
anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang
10
dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka
kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk
menjadi 3 yaitu :
a). Tumbuh kembang fisis Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam
ukuran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi
11
c). Tumbuh kembang emosional Proses tumbuh kembang emosional
4. Pengertian Anak
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang dalam perlindungan terhadap anak sudah mulai sejak anak tersebut
1. Pengertian Demam
Demam merupakan hal yang paling sering terjadi pada manusia dan suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh diatas normal. Rentang suhu
tubuh sesorang dikatakan hipotermi terjadi 37,5°C (Nur maulita dkk, 2019).
Demam bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan tanda dan gejala
dari suatu penyakit. Demam merupakan respon normal tubuh terhadap suatu
infkesi. Infeksi yang menyerang itu salah satunya adalah demam thypoid
12
sistemik yang bersifat akut, yang disebabkan oleh bakteri yang namanya
Salmonella thypi, dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu,
menggigil, sakit kepala atau pusing serta terdapat gangguan pada saluran cerna
2. Anatomi fisiologi
pengaturan diri terhadap homeostatic, sangat kuat dengan emosi dan dasar
lapar dan mengontrol berat badan. Sebagai pengatur tidur, tekanan darah,
perilaku agresif dan seksual dan pusat respons emosional (rasa malu, marah,
depresi, panic dan takut). Adapun fungsi dari hipotalamus antara lain adalah:
13
b. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area : area “makan”
menyebabkan anoreksia berat yang fatal pada hewan yang sebenarnya sehat.
sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila ersediaan makan
3. Etiologi
yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh
14
factor (TNF), serta interferon (INF). Penyebab demam selain infeksi juga
pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya:
tempat tinggal pasien. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam
adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan
4. Patofisiologi
besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan
15
memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian bekerja dibagian hipotalamus
metabolisme basa. Jika hal ini disertai dengan penurunan masukan makanan
dan metabolisme tenaga otot dan lemak dalam tubuh cendrung dipecah dan
terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak, dan ini mengarah pada ketosis.
lobus hilang. Jika tetap dipelihara anak akan berada dalam keaadaan bingung,
misalnya : Hb, Ht, Leokosit. Pada pasien febris atau demam biasanya pada
16
5. Patway
17
6. Tanda dan Gejala
demamnya. Ada 3 fase yang terjadi selama demam Menurut Hidayat, 2019
yaitu :
18
8). Lesi mulut
katabolisme protein
c. Fase 3 (pemulihan)
2). Berkeringat
7. Komplikasi
a. dehidrasi
b. Kekurangan oksigen
c. Kerusakan neurologis
d. Kejang
8. Pengaturan suhu
banyak faktor yang menjadi penyebab fluktuasi suhu tubuh tersebut, agar
dipengaruhi oleh karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai suhu, selain
itu sistem enzim tubuh juga memiliki rentang suhu yang sempit agar berfungsi
19
optimum, maka fungsi tubuh yang normal tergantung pada suhu badan yang
Suhu tubuh manusia diatur oleh suatu mekanisme umpan balik (feed
mendapat stimulasi baik fisik ataupun kimia. Adanya cedera mekanis yang
terjadi secara langsung atau akibat terpajan zat kimiawi pada pusat-pusat
tersebut akan menjadi penyebab demam. Tetap bentuk stimulasi tersebut tidak
Sedangkan bila suhu tubuh inti di bawah titik tetap (37C), tubuh akan
9. Penatalaksanaan
a. Pemberian antipiretik
tidak mengubah perjalanan infeksi biasa pada anak normal, dan dengan
(Nelson, 2017).
1. Demam lebih dari 39ºC yang berhubungan dengan gejala nyeri atau
20
tidak nyaman, bisa timbul pada keadaan otitis media maupun mialgia
b. Metode fisik
tubuh (misalnya di dahi) efektif jika diberikan kurang lebih1 jam setelah
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian
suhu tubuh. Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif
karena pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan
21
yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh
merah ini semakin terasa terutama pada saat biaya pengobatan semakin
keluarga. Yakni, memberikan solusi hidup sehat dengan cara yang relatif
mudah dan murah. Selain itu, bawang merah juga dapat memberikan banyak
Manfaat bawang merah ini semakin terasa terutama pada saat biaya
22
dengan cara yang relatif mudah dan murah. Selain itu, bawang merah
sebagai antipiretik
yang mudah larut dalam air dan cukup stabil dalam pemanasan yang
23
set point. Mekanisme penghambatan inilah yang menerangkan efek
dalam kandungan rimpang kunyit akan menempel pada sel imun dan
obat. Salah satu bagian dari tanaman pepaya yang berkhasiat obat ialah
lempung ataupun daun jambu biji untuk mengurangi rasa pahit daun
(Yapian,.2017).
24
3). Dadap serep (Erythrina lithosperma Miq)
25
obat penurun demam atau antipiretik. Namun kajian ilmiah tentang
kanker perut, sakit kuning (lever), pendarahan usus besar, diare dan
(Dalimartha, 2018).
memiliki aroma dan rasa yang khas. Masyarakat lebih mengenal sirsak
tanaman sirsak maka tanaman ini juga populer sebagai tanaman obat
26
dan sebagai pereda rasa nyeri. Adapun kandungan kimia tanaman
1. Definisi
Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis.
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi
bersatu.
27
batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi
a). Allisin dan alliin Senyawa ini bersifat hipolipidemik, yaitu dapat
b). Flavonoid
28
media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan antioksidan alamiah,
kengesti bronchial.
d). Fitoterol
e). Kalium
Salah satu unsur penting dalam kandungan gizi bawang merah dan
334 mg dan 102 mg dalam setiap 100 gram. Kalium berperan dalam
alam. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang mudah larut
29
dalam air dan cukup stabil dalam pemanasan yang mencapai suhu 100ºC
selama lebih dari 30 menit. Senyawa fenol mempunyai ciri sama yaitu cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Semua senyawa
Salah satu manfaat dari Bawang merah dapat dijadikan sebagai obat
penurun panas pada anak. Untuk menurunkan panas pada anak-anak, bawang
merah dapat digunakan sebagai obat balur atau kompres. Demikian cara
pembuatannya:
a) Bahan :
Bawang merah 3 sampai 5 siung dan bisa juga ditambah minyak kelapa
b) Cara membuat :
30
c) Aturan pemakaian :
Waktu Pemakaian :
Dioleskan atau dibalurkan sekali sehari dan maksimal dua kali sehari
selama anak masih demam, satu kali pembuatan hanya untuk satu kali
pakai. Kompres sebaiknya dioleskan pada saat anak sedang tidur agar
suhu badan, sehingga tanaman ini dapat digunakan sebagai obat anti
anak. Bawang merah memiliki sifat yang dapat melebarkan pembuluh darah
31
a) Bawang Merah bersifat iritatif bagi kulit sehingga pada beberapa anak
b) Bau pada bawang merah juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
pada anak.
1. Pengkajian
(Nursalam, 2016).
1). Identitas
benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan anak yang lain
b). Umur
32
menginterpretasikan data pemeriksaan klinis anak serta untuk
pembuatan genogram.
g). Agama
h). Pendidikan
i). Pekerjaan
33
J). Alamat
b. Riwayat kesehatan
pasien dibawa berobat, dan pada kasus febris keluhan utama yang
hari, pagi hari, seanjang hari), dan keluhan lain yang dirasakan pada
pernah menderita gejala dan sakit yang sama, apakah keluarga memiliki
34
c. Review of system
sedang dialami pasien tidak hanya saat ini, tetap masalah yang sudah lama
Pengkajian dapat berupa vital signs berupa denyut nadi normal pada anak
Temperatur normal adalah 36 ̊C-37 ̊C, temperatur pada anak demam adalah ≥
38 ̊C.
besar (BAB) yang apabila terjadi diare, mual, dan muntah dapat
tubuh.
35
4). Sistem perkemihan mengkaji apakah pasien terdapat riwayat ginjal,
kelemahan, kejang.
6). Sistem imun mengkaji riwayat imunisasi anak berupa imunisasi BCG,
7). Sistem reproduksi dikaji untuk melihat apakah terdapat gangguan pada
d. Pemeriksaan penunjang
36
2. Diagnosa Keperawatan
yaitu:
makanan
37
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)
1 Hipertermi Setelah di lakukan Manajemen hipertermi
berhubungan intervensi keperawatan Tindakan
dengan terpapar 1x4 jam, di harapkan
lingkungan panas termoregulasi membaik Observasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab
- Menggigil menurun hipertermi
Suhu tubuh membaik - Monitor suhu
- Suhu kulit membaik tubuh
- Monitor keluaran urin
- Monitor komplikasi
hipertermi Terapeutik
-Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Berikan caira oral
-Lakukaan pendinginan
eksternal (kompres).
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring Kolaborasi
- Pemberian cairan dan
elektrolit intravena
38
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
39
- Berikan aktifitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertajam tidur
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamana n
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
yang nyaman dan
rendah stimulus
- Lakukan rentang gerak
pasif dan aktif
- Berikan aktifitas
distraksi yang
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara
bertahap Kolaborasi
-Kolaborasi gizi tentang
cara meningkatkan
asupan
Kolaborasi
- Kolaborasi gizi
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
40
prosedur yang - Jelaskan factor risiko
dijelaskan secara benar yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Implementasi
5. Evaluasi
41
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Biodata
1. Identitas Klien
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SD kelas 3
Pesisir Selatan
a) Ayah
1) Nama : Tn. R
2) Usia : 39 tahun
3) Pendidikan : SD
4) Pekerjaan : Petani
5) Agama : Islam
Selatan
42
b) Ibu
1) Nama : Ny. D
2) Usia : 38 tahun
3) Pendidikan : SMA
5) Agama : Islam
Pesisir Selatan
Nama : An. D
Usia : 4 Tahun
B. Keluhan Utama
tanggal 6 Oktober 2022. Ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun
selama 4 hari, ibu klien mengatakan anaknya terkadang merasa mual dan
muntah, ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya menurun dan ibu klien
mengatakan badan anaknya terasa lemas dan pada saat berobat di puskesmas
anaknya demam naik turun selama 4 hari, ibu klien mengatakan anaknya
terkadang merasa mual dan muntah, ibu klien mengatakan nafsu makan
43
anaknya menurun dan ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemas ADL
1. Prenatal
secara teratur sesuai dengan anjuran dari bidan, selama hamil tidak ada
2. Intranatal
Ibu klien melahirkan klien secara normal di bidan desa, usia kehamilan saat
b) Panjang badan : 48 cm
c) Lingkar kepala : 35 cm
d) Lingkar dada : 32 cm
e) Lingkar lengan : 12 cm
3. Postnatal
pendarahan.
tahun pernah mengalami penyakit yang sama yaitu demam di sertai batuk
flu.
44
2. Pernah dirawat di rumah sakit
a) Tindakan/operasi
operasi
b) Alergi
alergi.
c) Kecelakaan
d) Imunisasi
45
F. Riwayat keluarga (disertai genogram)
= Pasien
= Laki - laki
= Perempuan
= Garis Keturunan
G. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh
Ibu klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik yaitu anak dapat
keluarga yang lain, klien juga dapat mudah beradaptasi dengan keluarga
46
3. Hubungan dengan sebaya
Klien tampak baik–baik saja dari segi fisik tidak ada mengalami kecacatan
5. Lingkungan rumah
rumah dari semen, jumlah jendela 4 buah, tidak ada sumber polusi yang
H. Kebutuhan Dasar
Ibu klien mengatakan pada saat sehat klien tampak menghabiskan makan-
makanan yang di sukainya ayam dan sayur, dan pada saat sakit sekarang
nafsu makan klien kurang dan jika dikasih makan klien muntah, klien
3. Pola makan/jam
4. Pola tidur
Ibu klien mengatakan pola tidur anaknya di malam hari kurang lebih
47
5. Kebiasaan sebelum tidur
6. Tidur siang
Ibu klien mengatakan An.Y tidur siang selama ± 1 jam dari jam 13:30
sampai 14:30 sore, namun pada saat sakit tidur siang tidak teratur.
7. Mandi
Ibu klien mengatakan pada saat sehat anaknya mandi sudah secara mandiri
frekuensi 2x sehari pagi dan sore, sedangkan saat sakit sekarang klien
8. Aktivitas bermain
Ibu klien mengatakan Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam
pada saat sakit klien hanya diam dan merasa lemas klien hanya tertidur dan
9. Eliminasi
Ibu klien mengatakan pada saat sehat klien buang air besar dan kecil tidak
sedangkan BAK: ± 4-6x/hari dengan warna kuning, namun pada saat sakit
BAB klien masih seperti biasanya yaitu BAB 1x/sehari di pagi hari dengan
konsistensi Agak Cair dan BAK hanya ±4x/sehari dengan warna kuning
keruh.
48
I. Keadaan kesehatan saat ini
2. Tindakan operasi
3. Obat-obatan
4. Aktifitas
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bermain
tidak bisa beraktifitas seperti biasanya, ADL dibantu oleh ibunya dan
keluarga.
5. Hasil laboratorium
J. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
49
2. TB/BB : 106 cm/14,6 kg (Standar tabel antropometri BB Normal 15,3
Kg)
3. Kepala
Bentuk mesochepal, warna rambut hitam, lurus, tersisir rapi dan bersih.
4. Mata
Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri kanan, konjugtiva tidak
5. Hidung
kayu putih.
6. Mulut
Mulut pasien tidak berbau dan gigi tampak bersih dan tidak ada
tampak kering
7. Telinga
50
8. Leher
Leher tidak ada bonjolan atau pembekakan pada kelenjar tiroid dan
9. Jantung
dan pada saat di ketuk terdapat suara pekak pada daerah aorta
Auskultasi : suara jantung lum dup dan tidak ada bunyi jantung
10. Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada
11. Abdomen
Inspeksi : Abdomen klien simetris, dan tidak terdapat lesi atau luka
51
(normalnya 10-30detik)
udara
nyeri tekan tidak ada, nyeri lepas tidak ada, batasan hepar
12. Punggung
13. Genatalia
14. Ektremitas
Atas : Tak ada keluhan, pergerakan sendi sesuai perintah dari perawat
5555 5555
5555 5555
15. Kulit
Warna sawo matang, kulit teraba hangat, kuku pendek dan bersih,
52
K. Pemeriksaan Tingkat perkembangan (penilaian berdasarkan
format(DDST)
An.Y mau mencuci sepatu dan hubungan baik dengan teman sebayanya.
2. Motorik halus
An.Y sangat suka sekali menyanyikan lagu allahul qafi, dan bercerita
4. Motorik kasar
sepeda.
L. Data fokus
1. Data subjektif
53
f) Ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemas
2. Data objektif
54
M. Analisa Data
Tabel 3.1
Analisa Data
NO DATA FOCUS ETIOLOGI PROBLEM
55
3 DS: Terjadinya Intoleransi
- ibu klien mengatakan badan kelemahan aktifitas
anaknya terasa lemas
- ibu klien mengatakan ADL
klien di bantu semua
DO :
- Badan klien tampak lemah
- ADL tampak di bantu
semuanya
N. Diagnosa keperawatan
56
O. Intervensi
Tabel 3.2
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Keperawatan Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
57
intake yang kurang terpenuhi dengan KH : - Monitor status dehidrasi
dan kehilngan - Asupan cairan meningkat - Monitor berat badan
volume cairan aktif - Kelembaban membrane harian
mukosa bibir meningkat - Berikan cairan oral sesuai
- Asupan makanan kebutuhan tubuh
meningkat - Monitor cairan masuk
- Turgor kulit normal dan keluar
kembali yaitu normalnya - Berikan asupan cairan,
kurang dari 1 detik sesuai kebuthan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
3 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 Observasi
terjadinya kelemahan jam toleransi aktiftas - Identifikasi gangguan
meningkat dengan kiteria fungsi tubuh yang
hasil : mengakibatkan
- kemudahan dalam kelelahan
aktifitas sehrai-hari - Monitor penyebab
meningkat kelelahan fisik dan
- keluhan lelah menurun emosional
- perasaan lemah menurun - Monitor pola jam tidur
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
yang nyaman dan rendah
stimulus
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan.
58
P. Catatan Perkembangan
Tabel 3.3
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Hari/tgl Jam Implementasi Jam Evaluasi
59
mempertahankan tirah baring pada Analisa
An.Y agar energy anak tidak terbuang Masalah termogulasi belum membaik
sehinga anak tidak letih Planning : intervensi di lanjutkan
7. Memberikan air minum sesuai 1. Memberikan obat paracetamol
dengan kebutuhan tubuh 2. Memonitor suhu tubuh dan ttv klien
8. Menganjurkan ibu klien untuk 3. Mengompres pasien dengan bawang
mengantikan linen setiap hari atau merah di bagian aksilla dan
lebih sering jika mengalami selangkangan klien dengan cara
hyperhidrosis (keringat berlebih) memposisikan klien senyaman mungkin
pada An.Y lalu oleskan tumbukan bawang merah
yang di campuri baby oil di bagian
aksilla dan selangkangan selama 15
menit
5. menganjurkan pasien untuk tirah
baring
6. menganjurkan ibu klien untuk
memberikan cairan oral pada An.Y
2 Resiko kekurangan Jumat 07- 08:10 1. Memonitor status dehidrasi An.Y 14.30 Subjektif
volume cairan 10- 2022 - N : 88x/menit - Ibu klien mengatakan klien mengalami mual,
berhubungan dengan - RR : 25x/menit muntah
intake yang kurang - Suhu : 38,4ºC
dan kehilngan volume - Bibir kering - Ibu klien mengatakan minum klien kurang
cairan aktif - Turgor kulit lembab klien cuman minum ± 2 gelas dalam sehari
- Klien tampak lemah Objektif
2. Memberikan minum pada An.Y
- Klien tampak lemas dan lesu
- Membantu ibu memberikan
minum pada An.Y - Turgor kulit tampak menurun (3 detik)
14.30 3. Memonitor jumlah cairan masuk - Klien tampak muntah
dan keluar.
60
- Klien minum 1 gelas - Mukosa bibir klien tampak kering
- Klien BAK 4x BAB 1x - Asupan cairan belum terpenuhi
- Asupan makanan tanpak belum membaik
Analisa
masalah cairan belum terpenuhi
Planning: intervensi di lanjutkan
1. Memonitor status dehidrasi An.Y
2. Mencatat intake-output Pada An.Y
3. Menganjurkan ibu klien untuk
memberikan cairan oral yaitu air putih atau
susu sedikit dikit tapi sering
3 Intoleransi aktifitas Jumat 07- 08.30 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi 14.30 Subjektif
berhubungan dengan 10- 2022 tubuh yang mengakibatkan kelelahan - Ibu klien mengatakan anaknya terasa lemas
terjadinya kelemahan pada An.Y dan lesu
2. Memonitoring penyebab kelelahan
fisik dan emosional pada An.Y - Ibu klien mengatakan ADL klien masih di
3. Monitor pola jam tidur bantu
14.30
4. Menyediakan lingkungan yang Objektif
nyaman dan rendah stimulus
- Klien tampak lemah
5. Menganjurkan An.Y untuk tirah baring
6. Menganjurkan An.Y untuk melakukan - ADL klien tampak di bantu
aktifitas secara bertahap - Klien tampak tebatasi aktifitas
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang - Gangguan fungsi tubuh klien di akibatkan
cara meningkatkan asupan makanan kurangnya energy
Analisa
Masalah respon fisiologi terhadap aktifitas
61
belum meningkat
Planning: intervensi di lanjutkan
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
3. menganjurkan tirah baring
4. menganjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap
62
No Diagnosa Hari/tgl Jam Implementasi Jam Evaluasi
1 Hipertermi Saptu 08-10- 08:00 1. Memonitor suhu tubuh dan ttv klien 14:00 Subjektif
berhubungan dengan 2022
2. Pemeriksaan tanda –tanda vital di ibu klien mengatakan suhu badan anaknya
terpapar lingkungan sudah mulai menurun
dapatkan : S: 38,0 °C, RR : 27 x menit,
panas Objektif
Nadi : 80 x menit
3. Mengompres An.Y yang mengalami - Suhu tubuh An.Y masih diatas nilai
demam dengan bawang merah yang di normal 38,0 0C setelah di lakukan
14:00 campur baby oil di bagian aksilla dan kompres bawang merah suhu tubuh mulai
turun 37,70C
selangkangan klien dengan cara
RR : 27x/menit
memposisikan klien senyaman mungkin,
N : 80x/menit
lalu campuri 1 sendok teh baby oil ke
- Kulit klien tampak masih terasa hangat
dalam mangkok bawang merah sebanyak
- Saat di lakukan kompres dengan bawang
4 siung yang sudah di tumbuk, lalu baluri
merah Klien tampak tenang sambil
ramuan tersebut di bagian aksilla dan melihat ibunya
selangkangan klien, lakukan selama 15
menit setelah di lakukan tindakan
kompres hangat bawang merah, perawat
melakukan pengukuran suhu
tubuh klien
63
4. Menganjurkan ibu untuk Analisis
mempertahankan tirah baring pada An.Y Masalah Termogulasi cukup membaik
agar energy anak tidak terbuang sehinga Planning : Intervensi di lanjutkan
anak tidak letih 1. Memberikan obat paracetamol
5. Memberikan air minum sesuai dengan 2. Memonitor suhu tubuh dan ttv klien
kebutuhan tubuh 3. Mengompres pasien dengan bawang
merah di bagian aksilla dan
selangakangan klien dengan cara
memposisikan klien senyaman mungkin
lalu baluri tumbukan bawang merah
yang di campuri 1 sendok baby oil
selama 15 menit
4. Menganjurkan ibu klien untuk
memberikan cairan oral pada An.Y
2 Resiko kekurangan Saptu 08-10- 08:10 1. Memonitor status dehidrasi An.Y 14:30 Subjektif
volume cairan 2022 2. Menganjurkan ibu klien untuk - Ibu klien mengatakan klien masih
berhubungan dengan memberikan cairan oral yaitu air putih mengalami mual saja
intake yang kurang atau susu sedikit dikit tapi sering. - Ibu klien mengatakan minum klien sudah
dan kehilngan volume 3. Mengkaji TTV Klien mulai bertambah klien minum ± 3-4
cairan aktif gelas dalam sehari
64
Objektif
- Klien tampak tidak terlalu lemas lagi
- Turgor kulit tampak mulai membaik (2
detik)
3 Intoleransi aktifitas Saptu 08-10- 08.15 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh 14.30 Subjektif
berhubungan dengan 2022 yang mengakibatkan - Ibu klien mengatakan anaknya sudah bisa
terjadinya kelemahan kelelahan pada An.Y beraktifitas secara bertahap
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional Objektif
3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan - Klien tampak masih lemas sedikit
4. Menganjurkan pada An.Y untuk tirah - Klien tampak masih ditebatasi aktifitas
baring Analisa
Masalah Toleransi aktifitas cukup
65
5. Menganjurkan melakukan aktifitas secara menurun
bertahap Planning : intervensi di lanjutkan
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan kelelahan
66
No Diagnosa Hari/tgl Jam Implementasi Jam Evaluasi
1 Hipertermi Minggu 09- 08:00 1. Memonitor suhu tubuh dan ttv klien 14:00 Subjektif
berhubungan dengan 10-2022
2. Pemeriksaan tanda –tanda vital di - Ibu klien mengatakan suhu badan anaknya
terpapar lingkungan
panas dapatkan : S: 37,6 °C, RR : 26 x menit, sudah mulai membaik
Nadi : 80x menit Objektif
3. Mengompres An.Y yang mengalami
14:00 - Suhu tubuh di atas nilai normal 37,60C
demam dengan bawang merah yang di
Setelah di kompres dengan bawang merah
campur baby oil di bagian aksilla dan
suhu tubuh batas normal 36,90C
selangkangan klien dengan cara
RR : 26x/menit
memposisikan klien senyaman mungkin,
N : 80x/menit
lalu campuri 1 sendok teh baby oil ke
- Kulit klien tampak tidak panas lagi
dalam mangkok bawang merah sebanyak
Analisa
4 siung yang sudah di tumbuk, lalu baluri
Masalah termogulasi membaik
ramuan tersebut di bagian aksilla dan
Planning : intervensi di hentikan
selangkangan klien, lakukan selama 15
menit setelah di lakukan tindakan
kompres hangat bawang merah
4. Melakukan pengukuran suhu tubuh klien
5. Memberikan air minum sesuai dengan
kebutuhan tubuh
67
2 volume cairan Minggu 09- 08.10 1. Mencatat intake-output 14.30 Subjektif
berhubungan dengan 10-2022 2. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan - Ibu klien mengatakan klien sudah tidak
intake yang kurang cairan oral yaitu air putih atau susu sedikit mual lagi
dan kehilngan volume dikit tapi sering - Ibu klien mengatakan minum klien sudah
banyak seperti biasanya 7-8 gelas Objektif
cairan aktif 3. Mencatat intake-output Pada An.Y
4. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan - Klien tampak sudah mulai aktif
cairan oral yaitu airputih atau susu sedikit - Turgor kulit tampak normal (<1 detik)
dikit tapi sering sesuai dengan kebutuhan - Mukosa bibir klien tampak sudah lembab
Analisa
tubuh
Masalah cairan sudah terpenuhi
Planning: intervensi di hentikan
3 Intoleransi aktifitas Minggu 09- 08.15 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang 14.30 Subjektif
berhubungan dengan 10-2022 mengakibatkan kelelahan - Ibu klien mengatakan anaknya sudah
terjadinya kelemahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosi mulai beraktifitas dan tidak lemas lagi
3. Anjurkan melakukan aktifitas secara Objektif
bertahap - Klien tampak tidak lemas lagi,
- An.Y tampak mulai aktif lagi
- Analisa
Masalah toleransi aktifitas menurun
Planning: intervensi di hentikan
a.
68
1
BAB IV
A. Analisa Intervensi
Intervensi merupakan suatu strategi untuk mengatasi masalah klien yang
perlu ditegakan diagnosa dengan tujuan yang akan dicapai serta kriteria hasil.
Umumnya perencanaan yang ada pada tinjauan teoritis dapat diaplikasikan dan
diterapkan dalam tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang ada atau
peningkatan suhu tubuh sehingga anak mengalami demam, salah satunya cara
untuk menangani masalah demam atau peningkatan suhu tubuh tersebut adalah
bawang merah ini adalah untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang demam
antivirus. Oleh karena itu bawang merah sangat dapat membantu melawan virus.
selama ini dipercaya dapat membantu meredakan demam, terutama pada anak-
67
B. Perbandingan Jurnal
Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian oleh Myzed, dkk (2018)
suhu tubuh pada balita demam di puskesmas lubuk buaya kota padang tahun
2018 dengan Hasil penelitian rata-rata suhu tubuh sebelum dilakukan pemberian
tumbukan bawang merah yaitu 37,91 derajat C dan setelah dilakukan pemberian
Hal ini juga dibuktikan dan diperkuat oleh penelitian yang sama hasilnya
yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2017), dengan judul Perbedaan suhu tubuh
anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah dengan hasil
menunjukan bahwa terdapat perbedaan atau selisih rerata suhu sebelum dan
setelah kompres bawang merah yaitu 0,734 0C. Diketahui nilai significancy
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Maulita dkk, (2019) dengan judul
menunjukkan bahwa pada kelompok kompres bawang merah rata- rata suhu
tubuh sebelum kompres bawang merah 37,8ºC dan setelah kompres bawang
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Gilingan,
responden memiliki suhu tubuh 37,8°C – 39,4°C dan sesudah perlakuan rata-
68
rata responden rata-rata 36,5°C – 37,3°C. Hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa
nilai p-value 0,0001 lebih kecil dari nilai (p < 0,05). Pemberian kompres bawang
Manado didapatkan hasil Hasil uji t berpasangan mean suhu tubuh sebelum
37,713 dan mean suhu tubuh sesudah kompres bawang merah 37,080, nilai p =
0,000 < 0,05 menunjukkan pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu
tubuh anak demam setelah imunisasi. Dengan demikian dapat diketahui kompres
bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam setelah
imuniasi.
(Allium Ascalonicum L.) terhadap penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam
penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan bawang merah dengan
nilai p =0,018 lebih kecil dari 0,05 dimana pemberian bawang merah.
anak lebih merasa nyaman dan suhu tubuhnya menurun dimana tindakan
kompres bawang merah ini dilakukan selama 15 menit dengan cara mengoleskan
bawang merah yang sudah di campuri dengan baby oil di bagian aksilla dan
merah ini yaitu untuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam.
69
Dari 6 jurnal di atas beberapa metode kompres bawang merah yang
efektif dilakukan pada anak yang mengalami demam. 4 dari 6 artikel yang
dicampurkan dengan minyak kelapa atau baby oil. Adapun 2 artikel lainnya
kompres yaitu ada yang melakukan selama 10 menit dan 15 menit dengan
seluruh tubuh.
bawang merah ini akan sangat berguna untuk menurunkan suhu tubuh anak yang
pemberian kompres bawang merah ini sangat mudah dilakukan dan terjangkau
70
BAB V
PEMBAHASAN
maka disini akan terlihat keadaan klien secara nyata. Dalam studi ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pembahasan ini
Pada saat pengkajian pada An.Y didapatkan An.Y mengalami demam naik
turun selama 4 hari, mual dan muntah, nafsu makan yang menurun, badan An.Y
terasa lemas dan kulit pucat hal ini sesuai dengan teori Sodikin (2017), dimana
menurut teorinya anak dengan demam/ febris mengalami peningkatan suhu tubuh,
kulit terasa hangat, kehilangan nafsu makan, kelemahan, dan kulit pucat. Hal ini
terjadi karena adanya faktor endogen, selain itu akibat terpajan lama lingkungan
bersuhu tinggi (sangat panas), ada juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau
demam pada anak terjadi karena reaksi transfusi, imunisasi, dehidrasi, adanya
pirogen seperti bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh sehingga
2017).
Saat dilakukan pengkajian mengenai riwayat penyakit masa lalu anak dan
masih kecil berumur 5 tahun pernah mengalami penyakit yang sama yaitu demam
71
di sertai batuk flu. Serta ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit hipertensi, DM, jantung, dan penyakit lainnya. Hal ini sejalan
apabila keadaan anak lemah atau system imun tubuh lemah dan anak terlalu banyak
bermain atau melakukan aktifitas diluar rumah pada saat cuaca ekstrim sehingga
menyebabkan dehidrasi pada anak, maka anak tersebut sangat mudah untuk
terinfeksi oleh bakteri dan virus tersebut yang masuk kedalam tubuh dan
suhu tubuh terganggu, dan anak tersebut akan mengalami peningkatan suhu
kurang waktu 2 bulan terakhir ini yaitu ayah An.Y, mengapa hal ini perlu dikaji
karena bisa jadi demam yang diderita oleh An.Y didapatkan dari lingkungan dan
Hal ini terjadi karena faktor pirogen seperti bakteri atau virus yang di bawa
seseorang penderita, sehingga bakteri dan virus tersebut dapat menyerang tubuh
yang memiliki system imun yang lemah. Karena menurunya daya tahan tubuh
penderita maka, virus dan bakteri tersebut sangat mudah masuk kedalam tubuh dan
V=5, M=6) dengan kesadaran klien composmentis, klien bisa merespon secara
72
spontan, kemudian pasien bisa berorientasi dan menjawab pertanyaan perawat
dengan baik, dan klien bisa mengikuti perintah seperti disuruh untuk mengangkat
tangannya. Hal ini sejalan dengan teori menurut Yahya (2018), kesadaran anak
kesadarah composmentis karena tidak ada gangguan karna klien tidak mengalami
tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan, Pupil isokor, sclera tidak ikterik,
tidak ada gangguan penglihatan. hal ini sejalan dengan teori Yahya (2018),
konjungtiva normal, mata bersih, mata simetris kiri dan kanan, pupil isokor, sclera
Hasil pengkajian didapatkan telinga bersih, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan ditelinga, tidak ada gangguan pendengaran. Hal ini sejalan dengan teori
dimana menurut Yahya (2018), yang dikaji pada anak dengan demam/febris yaitu
tidak ada perdarahan di telinga, simetri, bersih tidak ada serumen, tidak ada
pernafasan cuping hidung tidak ada, fungsi penciuman baik. Hal ini sejalan dengan
teori menurut Yahya (2018), yang dikaji pada anak Demam yaitu hidung bersih
Hasil pengkajian yang didapatkan mukosa bibir An.Y kering, tidak ada
perdarahan gusi dan tidak ada gangguan lainnya. Hal ini sejalan dengan teori
menurut Yahya (2018), yang dikaji pada anak Demam yaitu mukosa bibir kering,
tidak ada perdarahan gusi dan tidak ada gangguan lainnya. Hal ini terjadi karena
73
B. Diagnosa Keperawatan
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko
Diagnosis keperawatan yang tidak ada sesuai dengan teori pada An.Y diantaranya
1. Hipertermi
adanya peningkatan suhu tubuh yaitu suhu tubuh An. Y mencapai 39,0C,
serta mukosa bibir kering, demam naik turun selama 4 hari. Menurut
Dzulfaijah (2017), suhu tubuh normal pada anak adalah 36,5 0C - 37,50 C.
kurang dan kehilanga volume cairan yang aktif data pendukung dari resiko
kekurangan volume cairan pada An.Y yaitu ibu klien mengatakan An.Y
74
kurang minum, An.Y hanya minum ±2 gelas dalam sehari, mukosa bibir
klien tampak kering, dan turgor kulit An.Y tampak menurun. Menurut
Sacharin, (2016) secara teori salah satu akibat peningkatan suhu tubuh anak
3. Intoleransi aktifitas
lemah, Data pendukung intoleransi aktifitas An.Y tampak lemah dan ADL
secara teori salah satu akibat peningkatan suhu tubuh anak akan
menurun maka metabolisme tenaga otot menurun dan tidak adaanya energi
untuk beraktifitas.
kebutuhan metabolisme.
metabolisme. Gejala yang biasa terjadi pada deficit nutrisi adalah berat
badan yang menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, serta nafsu
defisit nutrisi pada An. Y karena BB badan An.Y masih dalam batas
normal, pada saat di hitung melalui rumus IMT dan tabel standar
antropometri yang hasilnya yaitu 13,9 = -1SD dengan indeks massa tubuh
75
2. Kurangnya pengetahuan
ajarkan serta ibu An.Y sangat mampu untuk mengingat apa yang di ajarkan
D. Intervensi Keperawatan
lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai oleh
perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (Mc. Closky & Bulechek, 2016)
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan
Hipertermi ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat dengan demam naik
menit, Anjurkan tirah baring, Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antiperitik (Paracetamol), Hal ini sesuai dengan SIKI. Rencana akan dilakukan
76
Termoregulasi membaik (S 36.5ºc-37.5ºc), Mukosa bibir kembali lembab,
(Carpernito-Moyet L. J 2015).
dan kehilangan volume cairan di tandai dengan klien tampak kurang minum,
mukosa bibir yang kering, dan turgor kulit yang menurun, menurut rencana
oral dan kolaborasi pemberian diuretik jika perlu. Hal ini sesuai dengan buku
(Hidayat, 2019).
dengan klien tampak lemah dan ADL klien di bantu, menurut rencana yang
Hal ini sesuai dengan buku SIKI. Rencana akan dilakukan supaya tidak lemas
77
E. Implementasi Keperawatan
rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis menulis strategi agar
pendengkatan pada klien dan keluarga agar nantinya klien mau melaksanakan apa
dengan Suhu tubuh meingkat mukosa bibir kering, Kulit terasa hangat, anak
An.Y saat An.Y demam, Melakukan kompres dengan bawang merah selama
15 menit pada aksila dan selangkangan An.Y dengan cara mendekatkan alat
lalu menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan selanjutnya mencuci tangan
bawang merah yang sudah di tumbuk dan di campuri dengan baby oil di bagian
kompres bawang merah di evaluasi monitor suhu tubuh anak tersebut dan
pada An.Y agar energy anak tidak terbuang sehingga anak tidak letih,
78
2) Untuk diagnosa kedua
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang
Menganjurkan ibu klien untuk memberikan cairan oral yaitu air putih atau susu
sedikit dikit tapi sering dan Berkolaborasi pemberian diuretik jika perlu.
Selama 1x 24 jam untuk diagnose Resiko kekurangan volume cairan tidak ada
nyaman supaya klien tampak tenang dan rendah stimulus, menganjurkan untuk
tirah baring serta menganjurkan untuk klien beraktifitas bertahap agar klien
F. Evaluasi
Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini
masalah pasien. Pada kasus An.Y yang tinggal di Desa Cumateh, koto XI
79
pada tanggal 09-10-2022 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam
An.Y menurun dengan hasil 36,7ᵒC, Mukosa bibir An. Y sudah tampak
status fisik dan fungsi vital, salah satunya pengukuran suhu tubuh Jitowiyono
bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol
pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan
suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan
suatu zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam proses terjadinya demam.
Dengan cara kerjanya tersebut obat antipiretik dapat menurunkan standar suhu
80
cukup, melonggarkan pakaian dan tidak memakaikan anak selimut yang tebal
resiko kekurangan volume cairan terpenuhi dengan hasil, An.Y tidak lemas
lagi, mukosa bibir An.Y tampak lembab, dan turgor kulit An.Y tampak
menganjurkan memenuhi cairan oral yang sedikit- dikit tapi sering serta
intoleransi aktifitas menurun dengan hasil, An.Y tidak lemas lagi, An.Y sudah
dengan cara menganjurkan untuk melatih aktiftas secara bertahap supaya tidak
peningkatan suhu tubuh sehingga anak mengalami demam, salah satunya cara
untuk menangani masalah demam atau peningkatan suhu tubuh tersebut adalah
bawang merah ini adalah untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang
81
lakukan kompres dengan mengunakan bawang merah suhu tubuhnya lebih
Berdasarkan hasil dari intervensi yang telah dilakukan bahwa adanya pengaruh
Hal ini juga dibuktikan dan diperkuat oleh penelitian yang sama hasilnya
tubuh anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah dengan hasil
menunjukan bahwa terdapat perbedaan atau selisih antara suhu sebelum dan
setelah kompres bawang merah yaitu 0,734 0C. Diketahui nilai significancy
yang bermakna antara sebelum dan setelah kompres bawang merah dan
Berdasarkan hasil dari intervensi Sarifah, dkk (2019) dengan judul Efektifitas
pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak
usia 1-5 tahun di puskesmas gilingan Hasil Penelitian menunjukkan suhu tubuh
Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian oleh Myzed Dahlia, dkk
penurun suhu tubuh pada balita demam di puskesmas lubuk buaya kota padang
tahun 2018 dengan Hasil penelitian rata-rata suhu tubuh sebelum dilakukan
82
Dan penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian oleh Julianti, dkk (2019)
dengan judul perbedaan kompres hangat dan kompres bawang merah terhadap
suhu sebesar 1,106oC (S.D ± 0,3699). Perbedaan rerata penurunan suhu antara
kedua kelompok sebesar 0,1294oC (95% CI -0,3733 – 0,1145). Hasil Uji t tidak
kompres bawang merah lebih cepat mencapai suhu normal dibanding dengan
Bawang merah adalah herba semusim, tidak berbatang, daun tunggal memeluk
umbi lapis, umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan,
sejak 5000 tahun yang lalu, Dalam bawang merah mengandung asam
juga senyawa propil disulfide dan propil metal disulfide yang mudah menguap.
Jika dimanfaatkan sesuai dosis yang tepat, maka bawang merah dapat
digunakan sebagai penurun suhu tubuh khususnya pada anak –anak yang
mengalami peningkatan suhu tubuh. Propil disulfide dan propil metal disulfide
yang mudah menguap ini jika dibalurkan pada tubuh akan menyebabkan
83
memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit
(Cahyaningrum, 2017).
anak lebih merasa nyaman dan suhu tubuhnya menurun dimana tindakan
mengoleskan bawang merah yang sudah di campuri dengan baby oil di bagian
aksilla dan selangkangan klien selama 15 menit tujuan dari tindakan kompres
bawang merah ini yaitu untuk menurunkan suhu tubu anak yang demam.
peningkatan suhu tubuh, dengan melakukan kompres bawang merah ini akan
pemberian kompres bawang merah ini sangat mudah dan sangat terjangkau di
mendapatkan kendala apapun. Hal ini dikarenakan tidak ada nya biaya dan
dapur yaitu bawang merah dan alat medis termometer punya perawat sendiri.
Intervensi ini juga sangat mudah dilakukan oleh perawat lainnya karena hanya
84
BAB VI
PENUTUP
disimpulkan bahwa:
A. Kesimpulan
bawang merah pada anak yang mengalami demam di wilayah kerja puskesmas
ini menyerang salah satu syaraf hipotalamus, yang biasanya anak mengalami
demam, penurunan nafsu makan, lemas, wajah tampak pucat serta mual dan
muntah, salah satu akibat dari Demam/febris pada anak yaitu mengalami
peningkatan suhu tubuh (hipertermi) maka dari itu intervensi yang dapat
dilakukan yaitu kompres dengan bawang merah, pemberian terapi inovasi ini
sudah terbukti penelitian nya untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang
mengalami demam. Cara kompres bawang merah ini yaitu dengan cara
sudah di campuri dengan baby oil di bagian aksilla dan selangkangan klien
selama 15 menit.
85
Setelah penulis menerapkan tindakan inovasi pada kasus kelolaan diperoleh
dari peningkatan suhu tubuh (hipertermi) yang diukur sebelum dan sesudah
pelaksanaan terapi dan tujuan dilakukannya terapi ini agar mendapatkan hasil
yang optimal.
kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam.
bahwa pada kelompok kompres bawang merah rata- rata suhu tubuh sebelum
kompres bawang merah 37,8ºC dan setelah kompres bawang merah 37,4ºC.
86
B. Saran
keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi kedepannya dan akan dapat
2. Bagi Perawat
bawang.
3. Bagi Layanan
merah, supaya semua perawat dan orang tua anak tau bagaimana melakukan
87
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah
Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2018). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam
Dalimartha, S., 2018, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 5. Jakarta Pustaka
Bunda.
Kesehatan.
88
Fathi Hayuni, A. (2019). Efektifitas Pemberian Kompres Bawang Merah Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Gilingan.
15(1), 1–7.
Fida. dkk (2018). Prinsip Perawatan Demam Pada anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Freddy, (2019). Efektivitas Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada
Pelajar
Isneini, Memed. 2018. Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres Hangat
dan Water Tepid Sponge Pada Pasien Anak Usia 6 Bulan- 3 Tahun Dengan
Muhammadiyah
Kohli, K., Ali, J., Ansari, M.J., dan Raheman, Z. 2015. Curcumin: A Natural Anti
89
Kykle T, Carman S.( 2016). Keperawatan Pediatri. Praptiani W, Tiar E, Yuliani
467 – 481.
Mc. Closky & Bulechek, 2016. Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia
Publishing.
Belajar.
2018.Jakarta
Nelson. 2017. Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : Asosiasi Institusi
Nur maulita dkk. (2019). Pengaruh Kompres Bawang Merah terhadap Penurunan
Nursalam. (2016). Proses dan dokumentasi keperawatan Edisi II. Jakarta: Salemba
Medika.
Putri, D. (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah
90
Revisika. 2017. Efektifitas Daun Dadap Serep (Erythirna Subumbrans
Semarang). (Jurnal 1)
Pelajar
Soetjiningsih & Ranuh Gde. (2015). Tumbuh Kembang Edisi 2. Jakarta : EGC.
Salemba
Supartini ( 2018). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :EGC
Media.
dengan perilaku kompres di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi. Skripsi
Viani dan Hijratul. 2016. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Daun Sirsak (Annona
91
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50.Samarinda.20-21
April.
World Health Organization (WHO). 2020. Hasil Utama Riskesdas 2020. Jakarta.
Kemenkes RI.
Salemba Medika.
Yunianti, S. dkk. (2019). pengaturan suhu tubuh dengan metode tepid water sponge
https://doi.org/ISSN : 2086-7751
92
DOKUMENTASI
93