Oleh :
Oleh :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
(Ns. I Made Sudarma Adi Putra S.Kep.,M.Kes) (Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari S.Kep.,M.Biomed)
NIK. 2.04.09.230 NIK. 2.04.10.265
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal penelitian
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah ditentukan. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan pada Program Alih Jenjang Studi Ilmu Keperawatan,
Proposal penelitian ini dapat tersusun berkat dukungan dari segenap pihak.
Melalui kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Drs. Dewa Agung Ketut Sudarsana,MM. selaku ketua STIKes Wira Medika
Bali
4. Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari S.Kep.,M.Biomed. sebagai pembimbing 2 yang
v
5. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan metriil
6. Teman - teman mahasiswa di STIKes Wira Medika Bali dan semua pihak yang
penulis tidak dapat subutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan
penyempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat menambah ilmu
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... ....... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. ....... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTARTABEL....................................................................... .................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
vii
3.5.2 Definisi operasional ........................................................... 35
3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 36
3.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ............................................. 36
3.6.2 Cara Pengumpulan Data ...................................................... 37
3.6.3 Instrument Pengumpulan Data ............................................ 38
3.7 Pengolahan dan Analisa Data........................................................ 39
3.7.1 Teknik pengolahan data ....................................................... 39
3.7.2 Teknik Analisa Data ............................................................ 40
3.8 Etika Pelenelitian ......................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nilai P0 dari Hasil Penelitian Terdahulu dan Perkiraan
Jumlah Sampel ........................................................................ 33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 The Epidemiologic Triangle ................................................... 13
Gambar 2.2 Kerangka konsep Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua
dengan Kejadian Bronkopneumoni pada Anak
di RSUD Badung Mangusada ................................................ 26
Gambar 3.1 Desain Penelitian Kasus Kontrol…………………………… 28
Gambar 3.2 Kerangka kerja Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua
dengan Kejadian Bronkopneumoni pada Anak
di RSUD Badung Mangusada ................................................. 29
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Penelitian .......................................................... 45
Lampiran 2 Rencana Anggaran ........................................................... 46
Lampiran 3 Penjelasan tentang penelitian (Informed consent) ........... 47
Lampiran 4 Surat Persetujuan Menjadi Responden ............................ 49
Lampiran 5 Lembar Kuesioner ........................................................... 50
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
kepada kelompok perorangan yang berisiko tinggi yaitu lansia. Lansia adalah suatu
proses alami semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap (Azizah, 2013, hlm. 1).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit yang paling
nomer satu secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebakan hipertensi
darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung (54%), stroke (36%) dan
gagal ginjal (32%). Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian
tinggi selain penderita itu sendiri keluarga juga harus mengeluarkan biaya lebih
banyak untuk pengobatan dan perawatan bagi anggota keluarga 9 (Sustrani, 2009
mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak
1
diketahui penyebabnya. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Sedangkan data untuk Provinsi
Untuk menanggulangi tekanan darah tinggi pada saat ini ada beberapa cara
yaitu Farmakologis dan Non- farmakologis. Secara umum terapy farmakologi pada
hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah lebih dari 6 bulan, dengan pemberian ACE
dilakukan dengan cara menjalani pola hidup sehat seperti menurunkan berat badan,
merokok dan obat tradisional yaitu dengan minum ramuan tradisional ( PERKI,
fungsi selain mengobati penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi
dan mempunyai efek samping yang sangat kecil. Tanaman herbal yang sering
daun salam, kunyit, ketumbar, jeruk sitrus, dan rebusan daun alpukat.
2
Daun alpukat (Persea Americana Mill) sebagai salah satu tanaman obat
tekanan darah. Daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan alkohol. Zat
(Nessbit, Stein dan Kamas, 2010; Talha, Priyanka dan Akanksha, 2011;
masalah “Apakah ada Pengaruh Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill)
3
1.3.2 Tujuan Khusus
penurunan hipertensi pada lansia dan sebagai bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya serta bahan referensi bagi perpustakaan Stikes Wira Medika PPNI Bali.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi keluarga lansia
lansia dapat mengontrol tekanan darah dari lansia yang terserang hipertensi.
4
dimanapun sehingga pelayanan yang maksimal dan komprehensif dapat
terlaksana.
1. Penelitian oleh Andi Dwi Setiawan (2014) dari Stikes Majapahit Mojokerto
pemberian seduhan daun alpukat, variable dependent ialah tekanan darah pada
Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah
penurunan menjadi sedang yaitu 6 orang (28,6%) dan sebagian kecil yang
hipertensi sedang yaitu 17 orang (81,0%) dan sebagian kecil tetap dengan
hipertensi buruk yaitu 4 orang (19,0%). Hasil uji wilcoxon signed rank test
daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi
5
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heny Budi Hastuti (2015) dari Stikes Kusuma
Husada Surakarta tentang Pengaruh Daun Seledri Dan Daun Belimbing Wuluh
one group pre and post test design. Sample yang digunakan sebanya 34 lansia
dengan teknik purposive sampling. Alat analisi yang digunakan dengan analisis
paired simple t-test. Hasil darah systole sebelum perlakuan 170,74 mmHg dan
rata-rata tekanan darah diastole sebelum perlakuan sebesar 94,41 mmHg, hasil
tekanan darah sistole sesudah perlakuan 153,38 mmHg dan rata-rata tekanan
darah diastole sesudah perlakuan sebesar 89,26 mmHg dan terdapat pengaruh
signifikan daun seledri dan daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
7
2.1.1.3 Deskripsi
berasal dari daratan tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang
tersebar di seluruh dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe: tipe West
Indian, tipe Guatemalan, dan tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau di
bagian bawah kulit dan menguning kearah biji. Warna kulit buah bervariasi,
warna hijau karena kandungan klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin
jauh tampak menarik. Daunnya panjang (lonjong) dan tersusun seperti pilin.
Bunga alpukat keluar pada ujung cabang atau ranting dalam tangkai panjang.
Warna bunga putih dan setiap bunga akan mekar sebanyak dua kali.
2.1.1.4 Morfologi
1. Akar
lurus ke dalam tanah, dan darinya tumbuh cabang akar. Cabang akar ini
lembut dan tipis sehingga biasa disebut rambut akar. Apabila akar
8
2. Batang
Sedangkan pada batang yang muda lebih licin, terlebih pada cabang-
cabang muda. Batang yang masih muda berwarna hijau tua dan warna
cm. Besar diameter batang untuk tiap jenis berbeda (Indriyani, 1993:4).
3. Daun
alpukat disebut daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
dan helaian saja, tanpa upih atau pelepah daun. Daun berwarna hijau
tua dengan pucuk hijau muda sampai agak kemerahan yang berfungsi
4. Bunga
memiliki benang sari dan putik. Benang sarinya berjumlah 12. Serbuk
yang terdapat pada kepala sari berdiameter 12-50 mikron. Bila serbuk
ini masak dan jatuh pada kepala putik yang telah terbuka, maka terjadi
9
alpukat bisa saja tidak terjadi pembuahan walau bunga sudah tampak
lebat. Keadaan seperti ini dapat terjadi, karena alpukat memiliki sistem
terbukanya putik.
berbagai jenis buah alpukat. Bentuk buahnya ada yang panjang dan ada
sampai yang kasar, tebal, dan keras. Sedangkan biji buah alpukat
1. Saponin
output menurun.
10
2. Alkaloid
3. Flavonoid
osteoporosis.
tubuh.
11
4. Polifenol
dari radikal bebas. Hal ini dikarenakan Polifenol merupakan senyawa yang
5. Kuersetin
mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri lambung dan saraf, sakit kepala dan
6. Xilosa alcohol
Gambar 2.1
Struktur Senyawa Kimia dalam Daun Alpukat
12
2.1.1.5 Manfaat Daun Alpukat (Persea Amercana Mill)
meluruhkan kencing batu, anti hipertensi, nyeri pada lambung dan antibakteri. Infus
daun alpukat telah diteliti secara invitro dapat menghambat replikasi adenovirus
serta esktrak air dan methanol daun alpukat dapat mengahambat aktivitas bakteri
tinggi, menurunkan kadar kolesterol tinggi, sakit pinggang, sakit kepala, nyeri
perut, disentri, menstruasi tidak teratur, batu empedu dan diabetes mellitus
(Dalimartha, 2008).
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg (Smeltzer &
Bare, 2002). Menurut Potter dan Perry (2006), hipertensi merupakan gangguan
diagnose hipertensi pada orang dewasa ditetapkan paling sedikit dua kunjungan
dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg. Hipertensi biasanya dimulai sebagai
proses yang labil pada usia akhir 30-an dan awal usia 50-an dan bertahap bisa
13
2.1.2.2 Klasifikasi Hipertensi
tekanan darah sistolik dan diastolik. Klasifikasi ini telah mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Pada tahun 1999 dan 2003 WHO-ISH mengeluarkan panduan.
Pada tahun 2003, Inggris juga mengeluarkan panduan sendiri, yang mereka sebut
sebagai British Hypertension Society (BHS) guidelines dan diperbaharui pada tahun
Cardiology juga bergabung membuat panduan pada tahun 2003 dan diperbaharui
pada tahun 2007. Begitu juga dengan Canada dan Australia mengeluarkan panduan
masing masing yang secara periodik selalu diperbaharui (Lubis HR, 2008).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut The Seventh Report of the Joint
National Commitee (JNC 7) on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure, 2003
merupakan hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain (Depkes RI,
peningkatan tahanan tepi pembuluh darah total. Sebagian besar penderita hipertensi
14
adalah hipertensi primer (90-95%), sehingga ada yang berpendapat bahwa semua
etiologinya, antara lain disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, obat
dan lain-lain. Pada anakanak 80% penderita hipertensi disebabkan oleh penyakit
ginjal), sindroma Gushing (kelainan kortek anak ginjal), kelebihan hormon para
(pil, suntik), kortikosteroid, obat anti depresi trisiklik juga dapat menyebabkan
Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah meliputi umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetic. Faktor yang dapat diubah meliputi
(Kemenkes, 2013).
Hipertensi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor biologis, faktor
psikologis, faktor sosial maupun faktor spiritual. Faktor biologis diantaranya adalah
15
kurang konsumsi serat, konsumsi alkohol, aktivitas fisik/olah raga; faktor
psikologis antara lain adalah pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan stres;
sedangkan faktor sosial yaitu daerah tempat tinggal; dan yang terakhir faktor
spiritual yaitu adalah aktivitas berdoa. Faktor aspek individual tersebut kemudian
risiko hipertensi. Konsumsi garam yang merupakan faktor bilogis contohnya dapat
mengatur tekanan darah melalui mekanisme rennin angiotensi II. Asupan garam,
status volume, dan stimulasi saraf simpatik akan merangsang aktivitas rennin yang
(ACE) (Sani, 2008). Jika terjadi penurunan tekanan darah, maka angiotensin II akan
muncul dalam sistem sirkulasi melalui mekanisme khusus pelapasan enzim rennin
dari bagian glomerolus kelenjar adrenal yang menyebabkan retensi natrium dan air
ditentukan oleh kekuatan pompa jantung (cardiac output) dan tahanan perifer
oleh faktor-faktor yang saling berinteraksi (asupan natrium, stres, obesitas, genetik,
16
cukup untuk memulai kaskade (proses) yang beberapa tahun kemudian
orang dengan perubahan gaya (pola) hidup dapat memberhentikan kaskade tersebut
Fluid Venous
volume constriction
autoregulation
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang terlibat pada control tekanan darah
17
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi
oleh pembuluh darah bersangkutan. Pada saat pemeriksaan fisik, mungkin tidak di
jumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema
pupil (Smeltzer dan Bare, 2002). Gejala lain yang mungkin timbul antara lain :
peningkatan tekanan darah, kepala terasa pusing, sering muntah, telinga terasa
Manurut Mayo Clinic Staff (2012), sebagian orang yang menderita tekanan
darah tinggi akan mengeluhkan sakit kepala yang terasa tumpul, perdarah lewat
hidung (mimisan) yang semakin sering, atau pusing (sensai berputar, vertigo).
Namun tidak sedikit pula orang yang tidak mengalami gejala apapun, walaupun
kesehatan RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia
55 tahun keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari
18
1. Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab I pasal 1 ayat II
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas”
Tipe yang ada pada lansia tergantung oleh karakter, pengalaman hidup,
lngkungan, kondisi fisik, mental, social dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam Siti
Maryam, 2009) :
2. Tipe Mandiri
undangan.
19
3. Tipe tidak puas
banyak menuntut.
4. Tipe Pasrah
5. Tipe Bingung
yaitu:
1. Perubahan fisologis
kekakuan
20
4) Sistem penglihatan : respon terhadap sinar menurun, adaptasi
elastisitas
pencernaan
menurun
21
10) Sistem musculoskeletal : cairan tulang menurun sehingga mudah
2. Perubahan mental
3. Perubahan psikososial
22
2.2 Kerangka Konsep Faktor Risiko:
Variabel Dependen 1. Diabetes Melitus
2. Obesitas
Lansia
3. Merokok
Hipertensi 4. Genetik
5. Elastisitas
Pembuluh Darah
Peningkatan
Flavonoid
Vasodilatasi
Rebusan
Saponin Diuretik
Daun Alpukat
Variabel Independen
Beta
Alkaloid Blocker
Keterangan :
Di Teliti
Tidak di Teliti
Gambar 2.3
2.3 Kerangka Konsep Pengaruh Rebusan Daun Alpukat terhadap Penurunan
Hipertensi pada Lansia
23
2.3 Hipotesis
perbandingan satu variabel dari dua sampel. Hipotesis merupakan suatu pernyataan
penelitian ini adalah ada pengaruh antara rebusan daun alpukat dengan penurunan
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
atau menguji keaslian hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Rancangan penelitian ini, subjek yang dibagi dalam dua kelompok yaitu
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Keterangan
K-A : Kelompok lansia hipertensi perlakuan
K-B : Kelompok lansia hipertensi control
X : Pengukuran tekanan darah lansia sebelum intervensi
Y+ : Dilakukan pemberian rebusan daun alpukat
Y- : Tidak dilakukan pemberian rebusan daun alpukat
XY+A : Pengukuran tekanan darah lansia hipertensi kelompok perlakuan
XY-B : Pengukuran tekanan darah lansia hipertensi kelompok kontrol
25
3.2 Kerangka Kerja
suatu penelitian. Pada penelitian ini kerangka kerja disampaikan berupa alur
Populasi
Semua Lansia dengan Hipertensi di
Sampling
Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling
Sampel
Jumlah responden sebanyak responden
Minum rebusan
daun alpukat
Post Test Pengukuran Tekanan Darah Post Test Pengukuran Tekanan Darah
Gambar 3.1
Kerangka kerja Pengaruh Rebusan Daun Alpukat dengan Penurunan
Hipertensi pada Lansia
26
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data akan dilakukan di. Waktu penelitian ini dibagi dalam 4
bagian utama yaitu pembuatan proposal, pengambilan data, pegolahan data dan
yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel untuk
penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok
1. Kelompok Intervensi
27
2. Kelompok Kontrol
apapun.
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Sampel yang sesuai dengan kriteria
sedemikian rupa sehingga memperoleh sampel yang dapat berfungsi sebagai contoh
atau dapat mengambarkan keadaan posisi yang sebenarnya. Pemilihan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Non Probability
Sampling (Purposive sampling), yaitu disebut juga judgement sampling yaitu suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
28
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga
3.5.1 Variabel
dengan kelompok yang lain. Menurut Setiadi (2008), mengatakan bahwa variabel
adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang,
benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimliki oleh kelompok lain.Varibel
adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
perilaku atau karaktersitik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda,
yang memberi pengaruh, atau menjadi sebab dengan variabel atau variabel-variabel
yang diberi pengaruh. Variabel yang memberi pengaruh disebut dengan variabel
29
variable). Variabel bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain.
output yang berarti variabel ini muncul akibat manipulasi dari variabel bebas
variabel yang diukur sebagai akibat dari variabel yang memberi pengaruh disebut
variabel terikat (dependent variable), variabel akibat atau hasil (outcome variable),
30
Tabel 3.2
Pengaruh Rebusan Daun Alpukat terhadap Penurunan Hipertensi pada Lansia
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal
bukan dalam bentuk angka, yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini
adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa
angka (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah:
31
Jumlah lansia yang menderita hipertensi, jumlah petugas kesehatan dan hasil
kuesioner
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data
pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini
observasi.
Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data
kemudian data diolah dengan cara editing, coding, processing, dan tabulasi data.
Editing yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pada tahap coding peneliti
memeriksa semua data yang terkumpul untuk memastikan bahwa setiap sampel
32
sudah didata. Entry/processing merupakan kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.
Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah diberikan kode dan
data yaitu data yang telah di-entry dilakukan pengecekan ulang dan dilakukan
Setelah data terkumpul dan diolah, peneliti melakukan analisa data dengan
dilanjutkan dengan tehnik analisa bivariate yang dilakukan terhadap satu variabel
independent yaitu rebusan daun alpukat dan satu variabel dependen yaitu kejadian
1. Analisa Univariate
perilaku lansia.
2. Analisa Bivariate
atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010). Pada penelitian ini analisa yang dilakukan
33
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dengan
menggunakan uji Paired T-Test jika data terdistribusi normal dan menggunakan
uji Wilcoxon apabila data terdistribusi tidak normal. Uji statistik menggunakan
Paired T-Test yaitu uji yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua set
data (data sebelum dan sesudah) yang saling berpasangan. Dalam penelitian ini
dua set data adalah hasil pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah
95% (α = 0,05).
Jika p Value < α maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh antara
lansia (Variabel Dependen), jika p Value > α maka Ho diterima artinya tidak ada
tempat penelitian. Peneliti juga melakukan uji etik terlebih dahulu kebagian
34
memenuhi kriteria dan akan diteliti, bila subyek menolak maka peneliti tidak dapat
nama subyek pada lembar alat ukur (lembar kuesioner) yang diisi oleh subyek,
lembar tersebut hanya diberikan nomor kode yang diisi oleh peneliti.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
4. Justice
perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis dan
sebagainya.
5. Benefits
Maka pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi
rasa sakit, cidera, stres, mapun kematian responden. Berdasarkan prinsip tersebut,
maka hal yang perlu di perhatikan oleh peneliti kesehatan antara lain (1) memenuhi
kebebasan, dan tanggung jawab (2) upaya untuk mewujudkan ilmu pengetahuan,
kesejahteraan, martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar dari segala sesuatu
35
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M. dan Hawk, J.H. 2005. Medical Surgical Nursing Clinical Management
for Positive Outcomes. 7th Ed. Philadelphia. Mosbi
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan ; Aplikasi Pada Praktis Klinis.
Jakarta : EGC.
Craven, R F & Himle, C. J. 2004. Fundamental Of Nursing : Human Health And
Function. Philadelpia : Lippincott.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22, Jakarta : EGC.
Hockenberry, M.J. Wilson, D. Winkelstein, M.L. 2012. Wong Essentials of
Pediatric Nursing (8th edition), St. Louis Missouri : Elsevier Mosby
Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta : Riz’ma.
Jong, L. D. D., Niewboer, A. & Aufdemkampe, G. 2007. The Hemiplegic arm :
Interrater reliability and concurrent validity of passive range of motio
measurement. Disability and Rehabilitation
Kozier, et al. 2008. Foundamentals of nursing consepts process, and practice, New
Jersey: Pearson Prentise Hall.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2,
Surabaya : Salemba Medika.
Potter, P.A. & Anne, G.P. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4, Vol 2, Jakarta : EGC.
Potter, P.A. and Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4, Volume 1, Alih Bahasa, Asih, Y. dkk. EGC
Price, S.A. & Lorraine, M.W. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6, Vol 2, Jakarta : EGC.
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
36
WHO, 2011. Pneumonia, Sumber : http://www.who.int/mediacentre/, diakses pada
tanggal 3 Maret 2018
Wong, D.L. & Merylin, H. David, H. Merylin, L. Patricia, S. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pedriatik Volume 1, Jakarta : E
37