Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI

DENGAN FOKUS STUDI DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG


PENERAPAN DIIT DASH DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEDUNGMUNDU

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metoda Penulisan Karya Ilmiah

Dinar Putri Salsabila

NIM. P1337420121047

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI
DENGAN FOKUS STUDI DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG
PENERAPAN DIIT DASH DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEDUNGMUNDU

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Metoda Penulisan Karya Ilmiah
Pada Program Studi DIII Keperawatan Semarang

Dinar Putri Salsabila

NIM. P1337420121047

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama: Dinar Putri Salsabila


NIM : P1337420121047
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal KTI saya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit
Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu” ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 26 September 2023


Yang membuat Pernyataan,
Tanda tangan

Dinar Putri Salsabila


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Dinar Putri Salsabila, NIM. P1337420121047, dengan
judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi
Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Semarang, 26 September 2023

Pembimbing

Subekhan, S.ST., M.Kes. NIP. 197408072002122002


Tanggal:
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Dinar Putri Salsabila, NIM P1337420121047,
dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus
Studi Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
xx xxxxxxx xxxx (menyesuaikan)

Dewan Penguji

Dra. Ns. Siti, S.Kp., M.Kes. NIP. Ketua (------------tandatangan----------)


195705171981032001

Sutikno, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat. NIP. Anggota (------------tandatangan----------)


196712041991031003

Subkhan, S.ST., M.Kes. NIP.


197408072002122002 Anggota (------------tandatangan----------)

Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan

Suharto, S.Pd. MN.


NIP. 1966605101986031001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadlirat Alloh SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan proposal
Karya Tulis Ilmiah tentang Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan
Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat
adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1.
2.
3. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang atas dukungan dana
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini, Ketua Jurusan
Keperawatan, Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan
Semarang, , dan klien yang dengan sukarela berpartisipasi dalam asuhan
keperawatan.
Peneliti berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk pengelolan klien dengan masalah nyeri karena kanker payudara
stadium III. Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapkan.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL (JIKA ADA).................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA).............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
2. Tipe Keiuarga
3. Perkembangan Keluarga
4. Fungsi Keluarga
5. Peran Keluarga Dalam Perawatan Keluarga
6. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga........................... 4
B. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
6. Jenis Hipertensi
7. Komplikasi Hipertensi
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan Hipertensi
C. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
4. Pengukuran Pengetahuan
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................ 6
1. Pengkajian................................................................................................. 12
2. Diagnosis................................................................................................... 13
3. Perencanaan.............................................................................................. 15
4. Implementasi............................................................................................. 16
5. Evaluasi..................................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 19
A. Rancangan Penelitian.................................................................................... 19
B. Subjek Penelitian.......................................................................................... 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 19
D. Definisi Operasional
E. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................................... 20
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 20
G. Teknik Analisis Data..................................................................................... 21
H. Etika Penelitian............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi bila
tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala sehingga merupakan penyebab terbesar dari
ketidakpatuhan melaksanakan pengobatan (Virani et al., 2020). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi terganggu sampai
ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Puspita et al., 2019).

Hipertensi sebuah kondisi kronis dimana tekanan darah meningkat yang


dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, serta orang kaya dan miskin.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Namun, hipertensi
tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan sebagai memicu
terjadinya penyakit lain memberikan dampak mematikan. Angka kejadian
hipertensi dapat berimbas juga terhadap tingginya penyakit kronis lain sebagai
komplikasi hipertensi seperti stroke ulang, gagal jantung, gagal ginjal dan
penyakit serius lainnya menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian
(Simanjuntak & Situmorang, 2022).

Menurut Organisasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health


Organization (WHO) dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya,
meninggal dunia setiap tahunnya. WHO mencatat terdapat satu milyar orang di
dunia menderita hipertensi, dua pertiga di antaranya berada di negara berkembang
yang berpenghasilan rata-rata menengah atau rendah-sedang. Prevalensi hipertensi
akan terus meningkat tajam, dan diprediksi pada tahun 2025 nanti, sekitar 29%
orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun dan 1,5 juta kematian
terjadi di Asia Tenggara, yang sepertiga populasinya menderita hipertensi
(Ekarini, Heryati, and Maryam 2019).

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, kasus


tertinggi hipertensi adalah kota Semarang yaitu sebesar 67,101 kasus (19,56%).
Apabila dilihat berdasarkan jumlah kasus keseluruhan di kota Semarang terdapat
proporsi yang lebih besar 53,69%. Prevalensi hipertensi di Kota Semarang
mengalami fluktuatif pada tiga tahun terakhir. Menurut data dari Profil Kesehatan
Jawa Tengah Tahun 2019, jumlah kasus baru PTM yang dilaporkan secara
keseluruhan pada tahun 2019 adalah 3.074.607 kasus. Sedangkan berdasarkan data
yang didapatkan langsung dari petugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Kota Semarang prevalensi
masing-masing penyakit tersebut di tahun 2018 mengalami peningkatan yakni
prevalensi hipertensi 8,56%, diabetes melitus 3,7%, dan stroke 0,26% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).

Puskesmas Kedungmundu menduduki urutan pertama jumlah kasus


hipertensi tertinggi di Kota Semarang. Pada tahun 2021, kasus hipertensi di
Puskesmas Kedungmundu sebesar 13.249 meningkat menjadi 13.822 pada tahun
2022 (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2022)

Salah satu faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar
yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor
risiko yang dapat dimodifikasi termasuk diet tidak sehat (konsumsi garam
berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, rendahnya asupan buah dan
sayuran), kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, dan
kelebihan berat badan atau obesitas. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
termasuk riwayat keluarga hipertensi, usia di atas 65 tahun dan penyakit penyerta
seperti diabetes atau penyakit ginjal (WHO 2022).

Diet tidak sehat karena kurangnya pengetahuan tentang diet itu sendiri
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk bagi penderita
hipertensi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberian edukasi maupun terapi-
terapi non farmakologi. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan
manajemen diet dengan pendekatan Dietary Approach to Stop Hypertension
(DASH). Diet ini berfokus pada pengurangan konsumsi garam dan makanan
yang berlemak (Na et al., 2022).

Diet DASH memiliki manfaat untuk mengontrol tekanan darah sistolik


secara signifikan sebesar 6,74 mmHg dan tekanan darah diastolic sebesar 3,54
mmHg, membantu pasien obesitas untuk mengurangi berat badan dan
mengecilkan ukuran lingkar pinggang, serta menurunkan kadar LDL dan
kolesterol dalam tubuh (Mukti, 2019).

Dari hasil wawancara dengan petugas puskesmas mengatakan bahwa


masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu belum mengetahui tentang
diet DASH dan penerapannya yang baik untuk mengontrol tekanan darah tingg.
Faktor yang mempengaruhi defisit pengetahuan pasien hipertensi tentang diet
DASH yakni kurangnya sumber informasi dan penyuluhan pendidikan kesehatan
tentang diet DASH dalam upaya mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan


sebagai pendidik (edukator). Dengan cara memberikan edukasi, dan
memberdayakan sumber daya yang ada baik pada diri pasien itu sendiri maupun
sumber daya yang ada di keluarga sehingga pasien dan keluarga dapat
berpartisipasi aktif dalam perawatan kesehatannya secara mandiri. Kemungkinan
komplikasi yang muncul yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita dapat
dikendalikan dan pasien memiliki derajat kesehatan yang lebih baik. Pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat akan memberikan dampak
terhadap kualitas asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien. Oleh sebab itu,
diperlukan solusi yang tepat dan cermat dalam meningkatkan mutu kualitas
asuhan yang diberikan seorang perawat pada pasien hipertensi dalam upaya
pencegahan, penanggulangan serta menurunkan risiko komplikasi yang
diakibatkan oleh hipertensi (Kurnia A et al, 2019).

Berdasarkan hasil uraian di atas, ternyata angka tingkat penyakit hipertensi


masih tergolong tinggi di kalangan masyarakat, salah satunya yang disebabkan
oleh defisit pengetahuan tentang pengontrolan penyakit hipertensi dengan diet
DASH. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul Proposal Karya
Tulis Ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi
Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien


Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit
DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Menggambarkan tentang penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan Tentang
Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi
dengan penerapan diet DASH.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahun mengenai penyakit hipertensi dan mengetahui cara
penerapan diet DASH.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menjadi sumber informasi terbaru dalam meningkatkan pengetahuan
khususnya dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada
penderita hipertensi.
3. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman pribadi dan komunikasi pada masyarakat dalam
memberikan peranan sebagai educator dalam hal Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan
Tentang Penerapan Diit DASH.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan
oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi dan setiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain dengan tujuan untuk menciptakan dan memelihara
budaya bersama, seperti peningkatan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
setiap anggota keluarga (Clara,2020).

Hal yang sama diungkapkan oleh Bakri & Maria H (2020) secara umum,
keluarga didefinisikan sebagai unit social ekonomi terkecil dalam masyarakat
yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga merupakan
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan
interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan unit terkecil


ddalam masyarakat yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran,
dan memiliki hubungan personal serta timbal balik dalam menjalankan kewajiban
dalam memberi dukungan.

2. Tipe Keluarga

Menurut Bakri & Maria H (2020) secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi
dua, yaitu keluarga tradisional dan keluarga modern. Keluarga tradisional
memiliki anggota keluarga seperti umumnya, yaitu kedua orangtua dan anak.
Akan tetapi, struktur keluarga ini tidak serta-merta terdapat pada pola keluarga
modern.
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (nuclear family)
Keluarga kecil yang biasanya terdiri atas suami, istri, dan anak (dapat
disertai satu anak atau lebih) dan tinggal dalam satu rumah dan saling
menjaga.
2) Keluarga Besar (Extended Family)

Keluarga yang merupakan gabungan dari beberapa keluarga inti yang


bersumbu dari satu keluarga inti. Keluarga besar cenderung tidak hidup
Bersama-sama dalam kehidupan sehari-hari karena jika salah satu menikah
dan memiliki anak, lalu anak-anaknya menikah dan memiliki anak, dan
terus berkelanjutan hingga semakin membesar. Anggota keluarga besar
misalnya bibi, paman, kakek, nenek, cucu, keponakan, dll.
3) Keluarga Dyad (Pasangan Inti)

Suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri yang biasanya baru
saja menikah. Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum
dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih
dulu. Akan tetapi jika di kemudian hari memilki anak, maka status tipe
keluarga ini menjadi keluarga inti.
4) Keluarga Single Parent
Seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan lagi bisa karena perceraian
atau kematian. Single parent mensyaratkan anak, baik kandung atau
angkat karena apabila sendirian tidak bisa dikatakan keluarga meskipun
sebelumnya pernah berumah tangga.
5) Keluarga Single Adult (Bujang dewasa)

Pasangan yang berpisah untuk sementara karena kepentingan tertentu,


seperti bekerja atau kuliah. Seseorang yang sudah dewasa tinggal jauh dari
rumah memutuskan untuk menyewa kontrakan/indekos. Orang dewasa
tersebut yang dinamakan single adult.

b. Keluarga Modern

1) Unmarried Teenage Mother


Perempuan yang merawat anaknya seorang diri tanpa ada ikatan
pernikahan dengan siapapun sebelumnya. Hal tersebut termasuk kategori
keluarga.
2) Reconsisted Nuclear
Keluarga yang berpisah lalu bersama kembali dan membentuk keluarga
inti melalui ikatan pernikahan. Mereka tinggal bersama anak dari
pernikahan sebelumnya, maupun pernikahan baru.
3) The Stepparent Family
Kehidupan antara anak hasil adopsi oleh suami-istri (sudah memiliki anak
ataupun belum), dengan orang tua tirinya.
4) Commune Family
Keluarga yang hidup dalam penampungan atau bersepakat hidup satu atap
dengan jangka waktu yang singkat maupun lama. Mereka tidak memiliki
hubungan darah namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah.
5) The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
Pasangan yang tinggal bersama dalam waktu singkat dan tanpa ikatan
pernikahan. Setelah itu, mereka akan berganti pasangan lagi.
6) Gay and Lesbian Family
Seorang yang dengan persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah
selayaknya pasangan suami-istri (martial partners).
7) Cohabitating Couple
Orang dewasa berasal dari satu daerah atau negara yang hidup bersama di
luar ikatan perkawinan karena alasan tertentu
8) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan perkakas rumah tangga secara
bersamaan dan merasa sudah menikah, sehingga berbagi adalah hal
seksual. Mereka juga membesarkan anaknya bersama-sama.
9) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan dan nilai-nilai, hidup bersama,
menggunakan barang untuk bersama, memiliki tanggung jawab untuk
membesarkan anak-anaknya.
10) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara sampai anak tersebut bisa bertemu kembali dengan orang
tua kandungnya. Bisa juga seseorang yang menitipkan anaknya pada orang
lain dalam jangka waktu tertentu hingga ia kembali mengambil anaknya.
11) Institusional
Seseorang baik anak-anak maupun dewasa yang hidup di panti dengan
alasan dititipkan oleh keluarga, atau ditemukan lalu ditampung oleh
panti/dinas sosial.
12) Homeless Family
Keluarga yang tidak memiliki perlindungan permanen yang biasanya
karena faktor ekonomi atau kesehatan mental.

3. Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluraga menurut Duvall dalam Bakri (2020) dibagi menjadi 8
tahap, yaitu:
a. Keluarga Baru (Bargaining Family)
Dimulai ketika adanya suatu perkawinan. Pada tahap ini pasangan
memiliki tugas perkembangan untuk membina hubungan intim yang
memuaskan dan membuat kesepakatan untuk tujuan bersama, termasuk di
dalamnya merencanakan anak dan persiapan menjadi orang tua.
b. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bulan (Child Bearing)
Dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan,
masa ini juga disebut masa transisi. Pada masa ini sering timbul konflik
karena kecumburuan adanya orang baru yang lebih mendapatkan banyak
perhatian. Tugas dari perkembangan ini yaitu perlunya adaptasi dengan
perubahan, mempertahankan keharmonisan suami-istri, berbagi peran dan
tanggung jawab, dan mempersiapkan biaya untuk anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Dimulai sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun. Tugas
dalam tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, membantu
anak bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya, berbagi tanggung
jawab, mempertahankan hubungan keluarga, pandai membagi waktu untuk
diri sendiri, pasangan, dan anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)
Dimulai sejak anak pertama memasuki sekolah dasar sampai awal remaja.
Pada tahap ini sosialisasi anak semakin meluas. Tugas perkembangan pada
tahap ini yaitu anak diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orang tua
bisa mengarahkan dengan tepat, membekali anak dengan kegiatan yang
menunjang kreatifitas supaya motoriknya berkembang, dan
memperhatikan adanya efek yang ditimbulkan dari pergaulan dengan
teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan Anak Dewasa (Anak Pertama Meninggalkan Rumah)
Dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Tahap ini adalah
keluarga menghadapi persiapan anak menjadi mandiri. Orang tua harus
merelakan anak meninggalkan rumah untuk tujuan tertentu. Tugas
permbangan pada tahap ini, antara lain membantu dan mempersiapkan
anak menjadi mandiri, menjaga keharmonisan dengan pasangan,
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, persiapan mengasuh
keluarga besar (orang tua pasangan) untuk memasuki masa tua, dan
memberi teladan kepada anak-anak tentang lingkungan rumah yang
positif.
f. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)
Dimulai sejak anak terakhir meninggalkan rumah dan pasangan mulai
menunjukkan tanda-tanda kemunduran fisik atau bahkan sudah meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini mempersiapkan hari tua,
menyediakan lingkungan yang menjaga dan meningkatkan kesehatan, dan
menjaga keharmonisan dengan pasangan dan anak-anak, teman, serta
anggota keluarga lain.
g. Keluarga Lanjut Usia
Dimulai sejak terjadinya tanda-tanda kemunduran sampai meninggal,
tahap ini adalah masa-masa akhir kehidupan. Tugas dalam tahapan ini
adalah beradaptasi dengan perasaan kehilangan, melakukan life review
atau penelaahan hidup, mempertahankan hubungan dengan pasangan,
anak, dan anggota keluarga lain, mempertahankan kedamaian rumah,
menjaga kesehatan, dan mempersiapkan kematian.

4. Fungsi Keluarga
Menurut Wijayanti & Berdame (2019) keluarga sesungguhnya memiliki
banyak fungsi dalam menciptakan generasi muda penerus yang handal, hal ini
yang masih belum disadari oleh orang tua ataupun keluarga itu sendiri. Kualitas
hidup anggota keluarga dapat dimulai dengan menerapkan setiap indicator dari 8
fungsi keluarga yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah keluarga,
yaitu :

a. Fungsi Agama
Orang tua sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orang tua juga
merangkap sebagai ahli agama. Orang tua tempat mengaji dan
membacakan kitab suci dalam membentuk kepercayaan anak-anak mereka.
Melalui fungsi agama ini anggota keluarga tahu mana yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.
b. Fungsi Sosial Budaya
Perkembangan anak keluarga memiliki peran penting untuk menanamkan
pola tingkah laku berhubungan dengan orang lain (sosialisasi) keluarga
juga memberikan warisan budaya, disini terlihat bahwasanya keluarga
diangap masyarakat yang paling primer. Warisan budaya sebagai ciri khas
suatu bangsa harus dilestarikan, salah satu perwujudan pelestariannya
dengan mengajarkan pada generasi-generasi muda.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Pertumbuhan seorang anak tidak akan pernah lepas dari pengaruh
keluarganya, peran keluarga begitu sentralistik dalam membetuk
kepribadian keturunannya, oleh karena itulah salah satu fungsi keluarga
adalah menyalurkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang orang
tua yang lengkap akan memberikan perkembangan postif luar biasa pada
anak-anaknya. Anak-anak akan merasa terpenuhi dalam hal kasih saying
d. Fungsi Perlindungan
Perkembangan anak memerlukan rasa aman, kasih sayang, simpati dari
orang lain. Keluarga tempat mengadu, mengakui kesalahankesalahan, dan
tempat berlindung bagi anggota keluarga.
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga merupakan sarana manusia untuk menyalurkan hasrat seksual
kepada manusia lain (yang berbeda jenis kelamin) secara legal di mata
hukum dan sah secara agama, sehingga manusia tersebut dapat
melangsungkan hidupnya karena dengan fungsi biologi akan mempunyai
keturunan berupa anak.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga berperan penting terhadap upaya terbentuk kepribadian yang
baik dari waktu ke waktu, sebelum terjun dalam kehidupan masyarakat
yang sebenarnya khususnya bagi anak.
g. Fungsi Ekonomi
Keluarga menjadi sarana yang baik untuk bertugas memenuhi kebutuhan
hidup anggota keluarga di dalamnya, dimana dalam prosesnya fungsi
ekonomi ini mampu membagikan kerangka keluarga, misalnya ayah
sebagai pencari uang untuk kebutuhan dan ibu bertugas mengurus anak.
h. Fungsi Lingkungan
Semua bentuk tingkah laku yang dilakukan seorang anggota keluarga awal
mulanya dilakukan dalam keluarga.

5. Peran Keluarga Dalam Perawatan Keluarga


6. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Bakri & Maria H (2020) perawatan keluarga dianggap penting


karena perawat keluarga memiliki peran yang cukup penting. Selain fungsinya,
perawat keluarga memiliki peran sebagai berikut:
a. Pendidik
Peran utama perawat keluarga adalah menyalurkan informasi
berkenaan dengan kasus tertentu dan kesehatan keluarga pada
umumnya. Hal ini dilakukan agar keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab
terhadap masalah kesehatan keluarga.
b. Koordinator
Umumnya anggota bukan tenaga kesehatan, perawat kesehatan
keluarga dapat bertindak menjadi koordinator dalam melakukan
perawatan terhadap pasien.
c. Pelaksana
Perawat dapat mendesmonstrasikan kepada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan dengan harapan anggota keluarga yang
sehat dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat kesehatan wajib melakukan home visite atau kunjungan ke
rumah secara teratur sebagai cara untuk mengontrol pasien. Jika ada
kekurangan atau hal-hal yang dirasa perlu, maka perawat wajib
menginformasikannya.
e. Konsultan
Jika ada pertanyaan dari keluarga pasien, maka perawat harus
bersedia menjadi narasumber atas segala pertanyaan tersebut. Begitu
pula jika keluarga meminta saran dan nasihat.
f. Kolaborasi
Perawat harus memiliki komunitas atau berjejaring dengan perawat
lain atau pelayanan rumah sakit agar memudahkan saat
membutuhkan bantuan.
g. Fasilitator
Perawat wajib mengetahui system layanan kesehatan seperti system
rujukan, biaya kesehatan, dan fasilitas kesehatan lain. Pengetahuan
ini sangat dibutuhkan agar perawat dapat menjadi fasilitator yang
baik.
h. Peneliti
Perawat dapat berperan sebagai pengidentifikasi atas kasus yang ada
pada keluarga. Setiap keluarga memiliki karakter berbeda, maka
terkadang penanganan dan dampak penyakit tersebut berbeda.
Sehingga perawat bertindak sebagai peneliti yang kemudian bias
menjadi temuan-temuan baru untuk kesehatan masyarakat agar
penyakit yang menjangkiti pasien tidak menjadi wabah.
i. Modifikasi Lingkungan
Perawat bisa menyampaikan kepada keluarga dan masyarakat sekitar
jika ada beberapa bagian di lingkungan tersebut yang menjadi
penyebab datangnya penyakit.

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan kronis yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri sehingga dapat mengganggu aliran darah, bahkan dapat
menyebabkan penyakit degeneratif hingga kematian. Tekanan
darah dapat dikatakan normal tergantung dari usia dan kegiatan
sehari-hari seseorang. Apabila usia semakin bertambah maka
tekanan darah cenderung tinggi. Selain itu, keadaan pikiran seperti
stress, takut, dan cemas juga dapat meningkatnya tekanan darah
(Segita, 2022).

Usia lanjut dengan hipertensi yang memiliki tekanan darah


sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg
akan mengalami tanda gejala seperti jantung berdebar-debar, mudah
lelah, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Hipertensi sering
disebut sebagai silent killer sehingga penderita tidak tahu jika dirinya
mengidap hipertensi (Astari dan Primadewi. 2022).

2. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi sesuai dengan jenis hipertensi yaitu:
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab hipertensi esensial tidak jelas, dan penyebab sekunder
dari hipertensi esensial belum ditemukan. Pada hipertensi esensial,
tidak ada penyakit ginjal, gagal ginjal atau penyakit lain, genetik
dan etnis merupakan bagian dari penyebab hipertensi esensial,
termasuk stres, minum sedang, merokok, lingkungan dan gaya
hidup yang tidak aktif (Ilma Fitriana, 2019).
b. Hipertensi sekunder Penyebab hipertensi sekunder dapat
ditentukan seperti penyakit pembuluh ginjal, penyakit tiroid
(hipertiroidisme), hiperaldosteronisme, dan penyakit substansial
(Simanjuntak & Situmorang, 2022).

3. Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada arteri diakibatkan oleh jantung
memompa sangat kuat dan menybabkan aliran lebih banyak cairan
pada setiap detiknya dan menyebabkan arteri bear kehilangan
elastisitasnya sehingga menyebabkan tidak terjadi pengembangan
arteri pada sat jantung memompakan darah ke arteri. Aliran darah
harus melalui pembuluh yang telah menyempit dibandingkan
sebelumnya sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan. Pada usia
lanjut terjadi karena dinding arternya mengalami penebalan dan tidak
elastic akabat arterioskalierosis. Tekanan darah bisa mengalami
kenaikan pada saat teriadi vasokonstriksi. Peningkatan volume darah
saat sirkulasi dapat mengakibatkan peningkatann tekanan darah
(Mediarti, Hapipah, Prabowo, Pastari, & Susanti, 2022).

Anda mungkin juga menyukai