NIM. P1337420121047
NIM. P1337420121047
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Dinar Putri Salsabila, NIM. P1337420121047, dengan
judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi
Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Pembimbing
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Dinar Putri Salsabila, NIM P1337420121047,
dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus
Studi Defisit Pengetahuan Tentang Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
xx xxxxxxx xxxx (menyesuaikan)
Dewan Penguji
Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL (JIKA ADA).................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA).............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
2. Tipe Keiuarga
3. Perkembangan Keluarga
4. Fungsi Keluarga
5. Peran Keluarga Dalam Perawatan Keluarga
6. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga........................... 4
B. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
6. Jenis Hipertensi
7. Komplikasi Hipertensi
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penatalaksanaan Hipertensi
C. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
4. Pengukuran Pengetahuan
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................ 6
1. Pengkajian................................................................................................. 12
2. Diagnosis................................................................................................... 13
3. Perencanaan.............................................................................................. 15
4. Implementasi............................................................................................. 16
5. Evaluasi..................................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 19
A. Rancangan Penelitian.................................................................................... 19
B. Subjek Penelitian.......................................................................................... 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 19
D. Definisi Operasional
E. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................................... 20
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 20
G. Teknik Analisis Data..................................................................................... 21
H. Etika Penelitian............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi bila
tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala sehingga merupakan penyebab terbesar dari
ketidakpatuhan melaksanakan pengobatan (Virani et al., 2020). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi terganggu sampai
ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Puspita et al., 2019).
Salah satu faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar
yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor
risiko yang dapat dimodifikasi termasuk diet tidak sehat (konsumsi garam
berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, rendahnya asupan buah dan
sayuran), kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, dan
kelebihan berat badan atau obesitas. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
termasuk riwayat keluarga hipertensi, usia di atas 65 tahun dan penyakit penyerta
seperti diabetes atau penyakit ginjal (WHO 2022).
Diet tidak sehat karena kurangnya pengetahuan tentang diet itu sendiri
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk bagi penderita
hipertensi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberian edukasi maupun terapi-
terapi non farmakologi. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan
manajemen diet dengan pendekatan Dietary Approach to Stop Hypertension
(DASH). Diet ini berfokus pada pengurangan konsumsi garam dan makanan
yang berlemak (Na et al., 2022).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan tentang penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan Tentang
Penerapan Diit DASH Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi
dengan penerapan diet DASH.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi dengan
penerapan diet DASH.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahun mengenai penyakit hipertensi dan mengetahui cara
penerapan diet DASH.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menjadi sumber informasi terbaru dalam meningkatkan pengetahuan
khususnya dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada
penderita hipertensi.
3. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman pribadi dan komunikasi pada masyarakat dalam
memberikan peranan sebagai educator dalam hal Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Fokus Studi Defisit Pengetahuan
Tentang Penerapan Diit DASH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan
oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi dan setiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain dengan tujuan untuk menciptakan dan memelihara
budaya bersama, seperti peningkatan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
setiap anggota keluarga (Clara,2020).
Hal yang sama diungkapkan oleh Bakri & Maria H (2020) secara umum,
keluarga didefinisikan sebagai unit social ekonomi terkecil dalam masyarakat
yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga merupakan
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan
interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi.
2. Tipe Keluarga
Menurut Bakri & Maria H (2020) secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi
dua, yaitu keluarga tradisional dan keluarga modern. Keluarga tradisional
memiliki anggota keluarga seperti umumnya, yaitu kedua orangtua dan anak.
Akan tetapi, struktur keluarga ini tidak serta-merta terdapat pada pola keluarga
modern.
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (nuclear family)
Keluarga kecil yang biasanya terdiri atas suami, istri, dan anak (dapat
disertai satu anak atau lebih) dan tinggal dalam satu rumah dan saling
menjaga.
2) Keluarga Besar (Extended Family)
Suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri yang biasanya baru
saja menikah. Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum
dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih
dulu. Akan tetapi jika di kemudian hari memilki anak, maka status tipe
keluarga ini menjadi keluarga inti.
4) Keluarga Single Parent
Seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan lagi bisa karena perceraian
atau kematian. Single parent mensyaratkan anak, baik kandung atau
angkat karena apabila sendirian tidak bisa dikatakan keluarga meskipun
sebelumnya pernah berumah tangga.
5) Keluarga Single Adult (Bujang dewasa)
b. Keluarga Modern
3. Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluraga menurut Duvall dalam Bakri (2020) dibagi menjadi 8
tahap, yaitu:
a. Keluarga Baru (Bargaining Family)
Dimulai ketika adanya suatu perkawinan. Pada tahap ini pasangan
memiliki tugas perkembangan untuk membina hubungan intim yang
memuaskan dan membuat kesepakatan untuk tujuan bersama, termasuk di
dalamnya merencanakan anak dan persiapan menjadi orang tua.
b. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bulan (Child Bearing)
Dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan,
masa ini juga disebut masa transisi. Pada masa ini sering timbul konflik
karena kecumburuan adanya orang baru yang lebih mendapatkan banyak
perhatian. Tugas dari perkembangan ini yaitu perlunya adaptasi dengan
perubahan, mempertahankan keharmonisan suami-istri, berbagi peran dan
tanggung jawab, dan mempersiapkan biaya untuk anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Dimulai sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun. Tugas
dalam tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, membantu
anak bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya, berbagi tanggung
jawab, mempertahankan hubungan keluarga, pandai membagi waktu untuk
diri sendiri, pasangan, dan anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)
Dimulai sejak anak pertama memasuki sekolah dasar sampai awal remaja.
Pada tahap ini sosialisasi anak semakin meluas. Tugas perkembangan pada
tahap ini yaitu anak diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orang tua
bisa mengarahkan dengan tepat, membekali anak dengan kegiatan yang
menunjang kreatifitas supaya motoriknya berkembang, dan
memperhatikan adanya efek yang ditimbulkan dari pergaulan dengan
teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan Anak Dewasa (Anak Pertama Meninggalkan Rumah)
Dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Tahap ini adalah
keluarga menghadapi persiapan anak menjadi mandiri. Orang tua harus
merelakan anak meninggalkan rumah untuk tujuan tertentu. Tugas
permbangan pada tahap ini, antara lain membantu dan mempersiapkan
anak menjadi mandiri, menjaga keharmonisan dengan pasangan,
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, persiapan mengasuh
keluarga besar (orang tua pasangan) untuk memasuki masa tua, dan
memberi teladan kepada anak-anak tentang lingkungan rumah yang
positif.
f. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)
Dimulai sejak anak terakhir meninggalkan rumah dan pasangan mulai
menunjukkan tanda-tanda kemunduran fisik atau bahkan sudah meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini mempersiapkan hari tua,
menyediakan lingkungan yang menjaga dan meningkatkan kesehatan, dan
menjaga keharmonisan dengan pasangan dan anak-anak, teman, serta
anggota keluarga lain.
g. Keluarga Lanjut Usia
Dimulai sejak terjadinya tanda-tanda kemunduran sampai meninggal,
tahap ini adalah masa-masa akhir kehidupan. Tugas dalam tahapan ini
adalah beradaptasi dengan perasaan kehilangan, melakukan life review
atau penelaahan hidup, mempertahankan hubungan dengan pasangan,
anak, dan anggota keluarga lain, mempertahankan kedamaian rumah,
menjaga kesehatan, dan mempersiapkan kematian.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Wijayanti & Berdame (2019) keluarga sesungguhnya memiliki
banyak fungsi dalam menciptakan generasi muda penerus yang handal, hal ini
yang masih belum disadari oleh orang tua ataupun keluarga itu sendiri. Kualitas
hidup anggota keluarga dapat dimulai dengan menerapkan setiap indicator dari 8
fungsi keluarga yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah keluarga,
yaitu :
a. Fungsi Agama
Orang tua sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orang tua juga
merangkap sebagai ahli agama. Orang tua tempat mengaji dan
membacakan kitab suci dalam membentuk kepercayaan anak-anak mereka.
Melalui fungsi agama ini anggota keluarga tahu mana yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.
b. Fungsi Sosial Budaya
Perkembangan anak keluarga memiliki peran penting untuk menanamkan
pola tingkah laku berhubungan dengan orang lain (sosialisasi) keluarga
juga memberikan warisan budaya, disini terlihat bahwasanya keluarga
diangap masyarakat yang paling primer. Warisan budaya sebagai ciri khas
suatu bangsa harus dilestarikan, salah satu perwujudan pelestariannya
dengan mengajarkan pada generasi-generasi muda.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Pertumbuhan seorang anak tidak akan pernah lepas dari pengaruh
keluarganya, peran keluarga begitu sentralistik dalam membetuk
kepribadian keturunannya, oleh karena itulah salah satu fungsi keluarga
adalah menyalurkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang orang
tua yang lengkap akan memberikan perkembangan postif luar biasa pada
anak-anaknya. Anak-anak akan merasa terpenuhi dalam hal kasih saying
d. Fungsi Perlindungan
Perkembangan anak memerlukan rasa aman, kasih sayang, simpati dari
orang lain. Keluarga tempat mengadu, mengakui kesalahankesalahan, dan
tempat berlindung bagi anggota keluarga.
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga merupakan sarana manusia untuk menyalurkan hasrat seksual
kepada manusia lain (yang berbeda jenis kelamin) secara legal di mata
hukum dan sah secara agama, sehingga manusia tersebut dapat
melangsungkan hidupnya karena dengan fungsi biologi akan mempunyai
keturunan berupa anak.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga berperan penting terhadap upaya terbentuk kepribadian yang
baik dari waktu ke waktu, sebelum terjun dalam kehidupan masyarakat
yang sebenarnya khususnya bagi anak.
g. Fungsi Ekonomi
Keluarga menjadi sarana yang baik untuk bertugas memenuhi kebutuhan
hidup anggota keluarga di dalamnya, dimana dalam prosesnya fungsi
ekonomi ini mampu membagikan kerangka keluarga, misalnya ayah
sebagai pencari uang untuk kebutuhan dan ibu bertugas mengurus anak.
h. Fungsi Lingkungan
Semua bentuk tingkah laku yang dilakukan seorang anggota keluarga awal
mulanya dilakukan dalam keluarga.
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan kronis yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri sehingga dapat mengganggu aliran darah, bahkan dapat
menyebabkan penyakit degeneratif hingga kematian. Tekanan
darah dapat dikatakan normal tergantung dari usia dan kegiatan
sehari-hari seseorang. Apabila usia semakin bertambah maka
tekanan darah cenderung tinggi. Selain itu, keadaan pikiran seperti
stress, takut, dan cemas juga dapat meningkatnya tekanan darah
(Segita, 2022).
2. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi sesuai dengan jenis hipertensi yaitu:
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab hipertensi esensial tidak jelas, dan penyebab sekunder
dari hipertensi esensial belum ditemukan. Pada hipertensi esensial,
tidak ada penyakit ginjal, gagal ginjal atau penyakit lain, genetik
dan etnis merupakan bagian dari penyebab hipertensi esensial,
termasuk stres, minum sedang, merokok, lingkungan dan gaya
hidup yang tidak aktif (Ilma Fitriana, 2019).
b. Hipertensi sekunder Penyebab hipertensi sekunder dapat
ditentukan seperti penyakit pembuluh ginjal, penyakit tiroid
(hipertiroidisme), hiperaldosteronisme, dan penyakit substansial
(Simanjuntak & Situmorang, 2022).
3. Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada arteri diakibatkan oleh jantung
memompa sangat kuat dan menybabkan aliran lebih banyak cairan
pada setiap detiknya dan menyebabkan arteri bear kehilangan
elastisitasnya sehingga menyebabkan tidak terjadi pengembangan
arteri pada sat jantung memompakan darah ke arteri. Aliran darah
harus melalui pembuluh yang telah menyempit dibandingkan
sebelumnya sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan. Pada usia
lanjut terjadi karena dinding arternya mengalami penebalan dan tidak
elastic akabat arterioskalierosis. Tekanan darah bisa mengalami
kenaikan pada saat teriadi vasokonstriksi. Peningkatan volume darah
saat sirkulasi dapat mengakibatkan peningkatann tekanan darah
(Mediarti, Hapipah, Prabowo, Pastari, & Susanti, 2022).