Anda di halaman 1dari 87

HASIL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN KESIAPAN


IBU DALAM MENGHADAPI KLIMAKTERIUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTALLASSANG
KABUPATEN TAKALAR

HAMDANA T
21606017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hamdana T

Nim : 21606017

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul “Gambaran

pengetahuan sikap dan kesiapan ibu dalam menghadapi klimakterium” yang saya

tulis benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil

alihan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat di

buktikan sebagai atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atau perbuatan tersebut.

Makassar, 30 Januari 2021

Yang Menyatakan
iii

ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan dan Sikap dengan Kesiapan Ibu Dalam


Menghadapi Klimakterium di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang
Kabupaten Takalar

HAMDANA T

(dibimbing oleh Suarni dan Dewi Purnama Windasari)

Data yang di peroleh dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 jumlah
perempuan Indonesia yang hidup pada masa pre menopause (40-49) sebanyak 17.028.-
35, sedangkan yang memasuki menopause(umur 50-54) berjumlah 14.601.469. Menurut
WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8 atau sekitar 142 juta jiwa.
Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat. Tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap dan kesiapan ibu dalam
menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas pattallassang kabupaten takalar
Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional subjek
penelitian adalah Ibu yang telah mengalami menopause di wilayah kerja Puskesmas
Pattallassang dengan menggunakan tehnik porpusive sampling dan jumlah sampel
sebanyak 53 responden. Instumen penelitian berupa koesioner dan wawancara.
Variabel penelitian pengetahuan kurang 9 (12,0) dengan sikap positif
Simpulan responden yang memiliki sikap baik lebih banyak 86,7dibandingkan
responden dengan sikap kurang. Saran bagi masyarakat untuk lebih menambah wawasan
tentang menopause agar dapat mengetahui dan dapat mempersiapkan diri menghadapi
perubahan yang akan terjadi.

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, kesiapan, menopause


Daftar Pustaka: 16 (2010-2019)
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat

dan Taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Gambaran pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi menopause di wilayah

kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Terkhusus penulis persembahkan untuk kedua orang tua, sembah sujud

penulis untuk beliau, nama ayah (H.Thalib) dan nama ibu (Hj.Rohani) yang

senantiasa mendoakan, memberikan nasehat dan dorongan serta telah banyak

berkorban agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik, dan semoga

Allah SWT membalasnya dengan Rahmat, Rahim, keberkahan yang berlimpah,

dan juga kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Suarni S.Kep Ns

selaku pembimbing I dan Ibu Dewi Purnama Windasari SKM. M.Kes selaku

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM. M.Kes dan Marisna Eka Yulianita S.Kep

Ns, M.kep sebagai Tim Penguji.

Demikian pula ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Ibu A. Indri Damayanti Asa'ad Lantara, SH, M.Adm, SDA selaku Ketua

Yayasan Pendidikan Makassar

2. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM, M.Kes selaku Ketua STIK Makassar

3. Ibu Hj. Suriani, S.Kep, Ns selaku Plt Kepala. Puskesmas Pattallassang


v

4. Bapak Muhammad Sahlan Zamaa, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan

5. Ibu Andi Yulia Kasma SKM. M.Kes selaku Penasehat Akademik

6. Iskandar Zulkarnain selaku pengelolah

7. Responden yang telah meluangkan waktu untuk di wawancarai guna

kelengkapan data penelitian

8. Keluarga besar Civitas Akademik STIK Makassar yang telah memberi

bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan, serta seluruh dosen

pengajar yang telah memberi ilmu dalam proses perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat saya Husna Meindah, Hasriani, Inayatu Dzil Izzati, Maria

Samponu yang telah menemani selama masa-masa kuliah sampai Skripsi dan

selalu memberi semangat

10. Teman-teman Keperawatan Reguler A yang selalu menyemangat penulis

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta

menambah wawasan ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Makassar, 30 Januari 2021

Hamdana T
vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

ABSTRAK.......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN........................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6


A. Tinjauan Tentang Pustaka Monopouse.......................................... 6
B. Tinjauan Tentang Pengetahuan...................................................... 19
C. Tinjauan Tentang Sikap................................................................. 27

BAB III KERANGKA KONSEP....................................................................... 33


A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti.......................................... 33
B. Pola Pikir Variabel yang diteliti..................................................... 34
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif................................... 34

BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................... 36


A. Jenis Penelitian............................................................................... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 36
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 36
D. Pengumpulan Data......................................................................... 36
E. Pengolahan Data............................................................................. 38
F. Analisis Data.................................................................................. 39
G. Penyajian Data............................................................................... 40
vii

H. Etika Penelitian.............................................................................. 41

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 43


A. Hasil Peelitian................................................................................ 43
B. Pembahasan.................................................................................... 45

BAB VI PENUTUP........................................................................................... 51
A. Simpulan........................................................................................ 51
B. Saran............................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1 Sintesa Penelitian Sebelumnya................................................. 32

2. Tabel 2 Distribusi BerdasarkanKarakteristik responden....................... 44

3. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penelitian Berdasarkan sikap tentang

Kesiapan menghadapi menopouse........................................... 44

4. Tabel 4 Master Tabel Penelitian gambaran pengetahuan sikap............. 45


ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran II : Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Infomed Consent)

Lampiran III : Koesioner Penelitian

Lampiran IV : Master Tabel

Lampiran V : Output SPSS

Lampiran VI : Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Kota Takalar Untuk

Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang kabupaten Takalar

Lampiran VII : Dokumentasi

Lampiran VIII : Daftar Riwayat Hidup


x

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Notasi/Simbol dan Singkatan Arti

WHO Word Health Organization

DEPKES RI Depertemen Kesehatan Republik Indonesia

PROV Provinsi

IRT Ibu Rumah Tangga

SD Sekolah Dasar

SMP Sekolah Menengah Pertama

SMA Sekolah Menengah Akhir

< Kurang Dari

> Lebih Dari


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenopause adalah fase terjadi pada usia 40 tahun dan dimulainya

fase klimakterium. Fase ini timbul di tandai dengan siklus menstruasi menjadi

tidak teratur, perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi

menjadi lebih banyak, dan adanya rasa nyeri saat menstruasi Mulyani (2013)

dalam agustina (2017).

Menurut World Health Organization (WHO), di kawasan Asia Tenggara

populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050

diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun

2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan

pada tahun 2010 jumlah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan

tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28.800.000 (11,34%) dari

total populasi. (afriani dan fatmawati, 2020)

Berdasarkan data yang didapat dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2017 didapat bahwa jumlah penduduk usia 40-49 sebanyak 17.028.035,

penduduk usia 50-54 tahun berjumlah 14.601.469, penduduk usia 55-59 tahun

berjumlah 11.903.287, penduduk usia 60-64 tahun berjumlah 8.870.493,

penduduk usia 65-69 tahun berjumlah 6.035.413, dan usia >70 tahun

sebanyak 8.752.308 Kemenkes RI, (2017) dalam afriani dan fatma, (2020)

Menurut hasil studi pendahuluan di Wilayah kerja Puskesmas

Pattallassang Kabupaten Takalar periode Januari sampai Desember 2018


2

jumlah wanita yang berusia 40-50 tahun sebanyak 260 orang, periode Januari

sampai Desember 2019 jumlah wanita yang berusia 40-45 tahun sebanyak

300 orang dan periode januari sampai mei 2020 jumlah wanita yang berusia

40-45 tahun sebanyak 290 orang. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti kepada 10 orang wanita usia 40-50 tahun dari 290 orang,

didapatkan 6 ibu mengatakan bahwa mengalami 6 sampai 7 tanda perubahan

fisik seperti gejolak rasa panas (hot flush) susah tidur dan peningkatan berat

badan Akibat dari perubahan fisik tersebut ibu menjadi merasa cemas dan

tidak siap menghadapi masa menopause. Sasrawati (Proverawati, 2010)

Berdasarkan data di atas telah terdapat beberapa penelitian yang

membuktikan bahwa ada hubungan antara perubahan fisik dengan psikologis

dan kecemasan wanita menghadapi menopause serta hubungan pengetahuan

ibu dengan kesiapan menghadapi menopause, namun belum ada penelitian

tentang hubungan perubahan fisik dengan kesiapan menghadapi menopause,

sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“gambaran pengetahuan sikap dan kesiapan ibu dalam menghadapi

klimakterium diwilayah kerja Puskesmas pattallassang kabupaten takalar.

Sikap menghadapi menopause dalam penelitiannnya menyatakan bahwa

pengetahuan tentang menopause merupakan faktor yang menentukan dalam

upaya menyesuaikan dengan perubahan dalam siklus kehidupan yang akan

dialami setiap wanita dan tidak perlu menimbulkan ketidaksiapan yang

berlebihan dalam menghadapi dan menjalani masa menopause.Pengetahuan

diperoleh dari informasi secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman


3

seseorang, fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi,

serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis.

masyarakat dalam mengatasi menopause antara lain, dengan melakukan

kesiapan menghadapi menopause dengan cara menghindari rasa cemas, stress

dengan berfikir positif karena semua perempuan akan mengalami menopause

dan pada saat timbul tanda-tanda datangnya menopause mereka melakukan

kesiapan dengan cara jika muka terasa panas maka biasanya masyarakat

melakukan mencuci muka, jika sulit tidur masyarakat mandi sebelum waktu

tidur karena menurut mereka setelah mandi

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya

pengetahuan dan sikap tentang menopause bagi ibu sehingga ibu dapat lebih

memperhatikan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause, olehnya itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul gambaran

pengetahuan sikap dan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di

wilayah kerja puskesmas pattallassang guna untuk menambah pengetahuan

ibu tentang kesiapan menopause sehingga ibu dapat menghadapi menopause

dan berdasarkan data yang diperoleh di puskesmas pattallassang bahwa

puskesmas pattallassang termasuk puskesmas yang paling banyak pasien ibu

kb yaitu pada bulan juli-agustus 2020 berjumlah 290 ibu yang mengalami

menopause. Data di puskesmas pattallassang (2020).


4

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang dapat ditarik suatu rumusan masalah

penelitian tentang “Apakah ada Gambaran pengetahuan sikap dan kesiapan

dalam menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas pattallassang

kabupaten takalar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan kesiapan ibu dalam

menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas pattallassang

kabupaten takalar

2. Tujuan Khusus

a. Pengetahuan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah kerja

Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar.

b. Mengetahui tentang pengetahuan sikap ibu dalam menghadapi


menopause diwilayah kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten
Takalar.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini dapat dijadikan kontributor ilmiah dalam usaha

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berfokus pada bidang

Keperawatan dan dapat digunakan sebagai literatur sekaligus pembanding

untuk peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Insitusi
5

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi poin masukan bagi pihak

di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar serta sumber

referensi bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar khususnya yang akan melakukan

penelitian kedepannya.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi tentang

menopause, sehingga dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana

cara menghadapi menopause dan meningkatkan kesiapan dalam

menghadapi menopause.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta

mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah

kerja puskesmas pattallassang kabupaten takalar.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Menopause

1. Pengertian Menopause

Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata

menos, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara

keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam

pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada

momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu

pada satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Rosenthal,

2009). Menurut World Health Organization (WHO) menopause di artikan

sebagai tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang

diakibatkan ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi

hormon estrogen, folikel dalam ovarium menagalami penurunan aktivitas

yang dapat menyebabkan menstruasi berhenti sehingga wanita tidak

mengalami menstruasi selamanya.

Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa reproduksi

wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang wanita

mendapatkan menstruasi bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang

dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan perdarahan selama 12

bulan (Krishna, 2015). Menopause merupakan hal yang normal terjadi pada

wanita, menstruasi berhenti karena secara fisologis ovarium tidak lagi


7

memberikan respon terhadap sinyal hormon di dalam tubuh (Hermanto,

2006).

2. Penyebab Menopause

Siklus menstruasi dikontrol dua hormon yang di produksi di

kelenjar hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon yang

dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesterone). Saat menjelang

menopause FSH dan LH akan terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis

secara normal. Tetapi, karena ovarium semakin tua tidak dapat

merespons FSH dan LH sebagaimana yang seharusnya, sehingga

menyebabkan estrogen dan progesteron yang di produksi semakin

berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat

menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah yang

cukup untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi (Brown, P &

Spencer, R. F, 2007).

3. Batasan usia menopause

Usia menopause setiap wanita bervariasi, dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti faktor keturunan, apabila ibu kandung mengalami

menopause di usia 40 tahun kemungkinan si anak juga akan mengalami

menopause di usia tersebut (Mulyani, 2013). Menopause adalah

berhentinya menstruasi secara alami yang terjadi pada wanita antara 45-

55 tahun (Chaturvedi, 2016). Pendapat lain mengatakan, usia menopause

biasanya berkisar antara 45-55 tahun. Menopause yang terjadi sebelum


8

usia 40 tahun disebut menopause premature, sedangkan menopause yang

terjadi pada usia 45 tahun disebut menopause dini (Krishna, 2013).

4. Jenis-Jenis Menopause

Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya :

a. Menopause Premature

Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun ditandai

dengan terjadinya penghentian masa menstruasi sebelum tepat pada

waktunya, disertai dengan tanda hot flushes serta peningkatan

kadar hormon gonadotropin.

b. Menopause Normal

Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40

tahun atau diawal 50 tahun.

c. Menopause Terlambat

Usia menopause pada umumnya adalah 52 tahun. Seorang wanita

yang masih memiliki siklus menstruasi pada usia 52 tahun

diakibatkan karena adanya faktor konstitusional, fibromioma uteri

dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan

karsinoma endometrium sering disebut dengan menopause

terlambat (Mulyani, 2013).

5. Tanda dan gejala menopause


9

Secara medis, masa menopause di tandai dengan menurunnya

kadar estrogen yang mengakibatkan jadwal menstruasi menjadi kacau,

semburan rasa panas, dan rasa kering pada vagina. Tanda dan gejala

lain dapat diakibatkan karena meningkatnya kadar follicle stimulating

hormon (FSH, hormon perangsang folikel) sehingga terjadi perubahan

pada emosional seperti mudah tersinggung, rasa sedih, dan suasana

hati berubah-ubah (Rosenthal, 2009). Menurut Brown

mengidentifikasikan tanda dan gejala menopause dalam 3 gejala yaitu,

gejala fisik, psikologis, dan seksual. Gejala fisiknya seperti hot

flushes/rasa panas (pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung

selama beberapa menit; merasakan pusing, lemah, sakit), berkeringat

di malam hari, berdebar-debar (detak jantung meningkat/mengencang),

susah tidur, keinginan buang air kecil menjadi lebih sering, tidak

nyaman ketika buang air kecil, ketidakmampuan untuk mengendalikan

buang air kecil (inkontinensia).

Gejala psikologis yang dirasakan seperti mudah tersinggung,

depresi, cemas, suasana hati (mood) yang tidak menentu, sering lupa,

susah berkonsentrasi. Sedangkan gejala seksual yang dirasakan dapat

berupa kekeringan vagina mengakibatkan rasa tidak nyaman selama

berhubungan seksual, dan menurunnya libido (Brown P, 2007).

Depresi atau stres menjadi salah satu tanda dan gejala yang sering

terjadi pada wanita menopause. Hal ini terkait dengan adanya

penurunan kadar hormon estrogen yang berpengaruh terhadap


10

neurotransmiter dalam otak sehingga menimbulkan perasaan cemas

yang merupakan penyebab terjadinya depresi atau stres (Mulyani,

2013).

6. Faktor yang mempengaruhi menopause

Adapun faktor yang mempengaruhi menopause menurut

Mulyani (2013) sebagai berikut :

a. Faktor psikis

Keadaan psikis sangat mempengaruhi terjadinya menopause pada

wanita, keadaan wanita yang tidak menikah dan bekerja akan

mempengaruhi perkembangan psikis. Menurut beberapa penelitian,

mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau

cepat di bandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja

dan tidak menikah.

b. Cemas

Seorang perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan

dalam hidupnya, maka bisa di perkirakan bahwa dirinya akan

mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya, apabila seorang

wanita yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya

masa-masa menopausenya akan lebih lambat.


11

c. Usia pada saat pertama haid (menarche) Wanita yang

mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan

mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang

menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami menopause

sampai pada usia mencapai 50 tahun.

d. Usia melahirkan

Menurut penelitian Beth Israel Deaconess Medcal Center in

Boston, ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas usia

40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau

lama. Hal ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan

memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan

memperlambat sistem penuaan tubuh.

e. Merokok

Menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, wanita perokok

akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih muda yaitu

43 hingga 50 tahun. Merokok akan mempengaruhi cara tubuh

dalam memproduksi atau membuang hormon estrogen. Penelitian

meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok berpotensi

membunuh sel telur.

f. Pemakaian kontrasepsi

Pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan

lebih lama atau tua memasuki masa menopause.

g. Sosial ekonomi
12

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan,

dan pendidikan. Apabila faktor tersebut baik, akan mengurangi

beban fisiologis dan psikologis.

h. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan dibuktikan sangat mempengaruhi

perempuan untuk dapat atau tidak bisa menyesuaikan diri dengan

fase klimakterium.

i. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat

menyebabkan menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi

yang terbentuk akan menyerang FSH.

j. Status gizi

Konsumsi makanan yang sembarangan ataupun pola hidup yang

tidak sehat akan mempengaruhi menopause lebih awal.

k. Stress

Stres merupakan salah satu faktor yang menentukan kapan wanita

akan mengalami menopause. jika sering merasa stres maka

cenderung akan lebih cepat mengalami menopause.

7. Perubahan Pada Saat Menopause

a. Perubahan Organ Reproduksi

Saat berhentinya menstruasi mengakibatkan berbagai organ

reproduksi akan mengalami perubahan karena sel telur tidak lagi di


13

produksi, sehingga berpengaruh terhadap komposisi hormon dalam

organ reproduksi. Adapun perubahan organ reproduksi pada

wanita, antara lain :

1) Tuba fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan

tuba menjadi lebih pendek, endosalpingo menipis mendatar

dan silia menghilang.

2) Uterus rahim

Uterus mengecil disebabkan karena atrofi endometrium

juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk

jaringan ikat interstisal.

3) Vagina

Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal

lapisan sel basal, vagina menjadi kering, dan hal ini yang

menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan seksual.

4) Serviks

Serviks (mulut rahim) mengkerut terselubung dinding

vagina, saluran memendek dan menyempit

5) Dasar panggul

Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena

atrofi dan lemahnya daya sokong.

6) Perenium dan Anus


14

7) Lemak subcutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya

menghilang sehingga menyebabkan tonus spinkter

melemah dan menghilang.

8) Kelenjar payudara

Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi

berkurang, sehingga payudara menjadi mengendor dan

mendatar. Disaat wanita memasuki menopause, turunnya

kadar esterogen ini akan menyebabkan bentuk payudara

yang kurang menarik lagi.

9) Kandung kencing

Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang

sehingga menyebabkan sering kencing tanpa disadari

(Mulyani,2013).

b. Perubahan hormon

Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan,

perkembangan ciri-ciri seksual dan penyimpanan energi serta

mengendalikan volume cairan, kadar air, dan gula dalam darah.

Hormon mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh

terutama pada laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang kekurangan

hormon testoteron dapat berakibat terjadinya disfungsi ereksi,

sedangkan pada wanita ketika ada peningkatan sinyal hormon dari

pituitari ke ovarium membantu dalam produksi hormon

progesterone dan estrogen yang dapat meningkatkan terjadinya


15

kehamilan, premenstrual syndrome (PMS) perimenopause

syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan lain

sebagainya. Kadar hormon akan berkurang seiring dengan

pertambahan usia.

Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron,

dan estriol. Estradiol, estron, dan estriol memiliki fungsi yang

sama yaitu menjaga kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit,

serta kelembapan vagina. Pada masa remaja, ketika sudah

mengalami menstruasi dan ovarium sudah aktif, produksi estradiol

menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi dibandingkan ketika

masa kanak-kanak.

Setelah wanita mendekati masa menopause produksi estradiol

mulai menurun dan pada masa menopause akan berhenti. Selain

itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormon estrogen

dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu

banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga

terjadinya penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah.

Sebaliknya jika seorang wanita memiliki kadar hormon tiroid yang

rendah, kadar estrogen dalam darah akan meningkat.

Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon tiroid dapat

berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang dapat

dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal

produksi hormon tiroid. Perubahan hormon pada menopause tidak


16

hanya hormon estrogen, tetapi ada perubahan pada hormon

progesteron namun hormon ini tidak mempengaruhi langsung pada

perubahan wanita. Produksi hormon estrogen yang mengalami

penurunan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada

menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya menjadi

terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan

mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ

reproduksi wanita.

c. Perubahan fisik

1) Berat badan bertambah

Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat

badan, hal ini di duga ada hubungannya dengan gangguan

pertukaran zat dasar metabolik lemak dan turunnya kadar

hormon estrogen dalam darah menyebabkan lemak yang biasa

digunakan untuk membentuk pantat dan paha menjadi berkurang

dan hilang. Akibatnya lemak akan menumpuk di perut dan

pinggul

2) Perut kembung

Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum

periode menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan,

dapat juga disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang

disebut terapi sulih hormon.


17

3) Mudah lelah

Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih

atau karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot

persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan

merupakan kondisi terkait dengan fluktasi hormon.

4) Insomnia dan Gangguan Tidur Gejala menopause dapat

menyebabkan stres pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan

insomnia maupun gangguan tidur.

5) Kerontokan Rambut Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-

laki karena pengaruh usia dan stres tetapi juga dapat terjadi pada

perempuan menopause.

6) Pusing

Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi

kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan

gejala menopause. Denyut Jantung Tidak Teratur Kondisi ini

terjadi sebelum atau selama masa menopause yang disebabkan

karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi sistem

kardiovaskuler.

7) Inkontinensia Urin Masalah dalam mengontrol kandung kemih

bisa terjadi selama menopause. Kadar hormon estrogen yang

rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan

saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung


18

kemih atau mudah terjadinya kebocoran air seni akibat

lemahnya otot di sekitar kandung kemih.

8) Perubahan kulit

Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit. Ketika

menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang

elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan kulit.

1) Alergi

Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan

meningkat sampai pasca menopause. biasanya ditandai kulit

yang gatal, merah-merah, ataupun berawarna biru

2) Osteoporosis

Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling

merusak dari menopause,tulang yang lemah atau rapuh

lebih beresiko untuk mengalami patah tulang kecil.

d. Perubahan emosi

1) Perubahan mood

Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan suatu

kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause seperti

mudah marah, cemas, tidak sabaran, dan depresi.

2) Munculnya kecemasan
19

Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause.

Kecemasan merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang

akan atau sudah dihadapi seperti khawatir, detak jantung yang

cepat, berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan

ketakutan yang tidak beralasan

3) Kehilangan kesenangan

Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika

melakukan kegiatan yang disukai. Kondisi ini seringkali

memulai siklus kemarahan dan depresi.

4) Stress

Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon

estrogen sehingga menyebabkan turunnya neurotransmiter di

dalam otak yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang.

5) Gangguan panik

Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan

ketakutan yang intens, berkeringat, menangis, detak jantung

yang semakin cepat, serta perasaan sedih yang mendalam.

e. Perubahan yg terjadi pada masa premenopause

Perimenopause dapat berlangsung selama 4-10 tahun

sebelum menopause terjadi. Kondisi ini umumnya dimulai pada

usia 30-40 tahun, namun dapat juga muncul lebih awal, misalnya

karena penyakit tertentu atau memang ada riwayat menopause dini

dalam keluarga.
20

f. Gejala perimenopause

Saat melalui fase perimenopause, wanita akan mengalami

beberapa gejala akibat perubahan kadar hormon di dalam tubuh.

Gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi tidak teratur.

Ketidakteraturan siklus ini bisa berupa:

1) Menstruasi tiba lebih cepat atau lebih lambat

2) Menstruasi berlangsung lebih singkat atau lebih lama

Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin

jarang, hingga beberapa bulan sekali. Selain gangguan

menstruasi, gejala lainnya yang dapat terjadi pada

perimenopause atau menjadi tanda-tanda menopause sudah

dekat adalah:

1. Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang

muncul secara mendadak.

2. Gangguan tidur, yang bisa disertai dengan atau tanpa

keringat malam.

3. Perubahan mood, misalnya mudah tersinggung. Kondisi

ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya

depresi.

4. Gangguan kognitif, misalnya sulit berkonsentrasi dan

mudah lupa.

5. Sakit kepala di masa awal perimenopause


21

6. Nyeri saat berhubungan seksual, karena berkurangnya

cairan pelumas vagina.

7. Penurunan gairah seksual dan kesuburan.

8. Pengeroposan tulang yang dapat meningkatkan risiko

terkena osteoporosis. Perubahan kadar kolesterol, yaitu

meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan

menurunnya kadar kolesterol Penyebab dan Faktor Risik

Perimenopause Perimenopause terjadi karena kadar

hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh wanita

mengalami penurunan seiring pertambahan usia. Kondisi

in dapat terjadi pada wanita memasuki usia 30-40 tahun.

Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami

setiap wanita. Namun, ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih

cepat, yaitu:

a. Histerektomi

Pengangkatan rahim atau histerektomi akan

meningkatkan risiko seseorang mengalami menopause

lebih cepat, terutama jika kedua indung telur

(ovarium) juga ikut diangkat.

b. Faktor keturunan
22

Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan

riwayat menopause dini akan lebih berisiko untuk

mengalami kondisi serupa.

c. Merokok

Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat

mengalami menopause 1-2 tahun lebih awal daripada

wanita yang tidak merokok.

d. Pengobatan kanker Kemoterapi atau radioterapi pada

daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini.

B. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya

(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan mengenai menopause

sangatlah diperlukan oleh wanita karena banyak wanita merasa takut

mencapai masa menopause dan enggan membicarakan fase menopause,

karena ada anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui
23

menuju masa tua. Dengan peningkatan pengetahuan pada wanita

premenopause tentang menopause, diharapkan sikap wanita

premenopause tentang menopause menjadi lebih baik (Proverawati dan

Sulistyawati, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2012), terdapat 6 tingkat pengetahuan

yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang

suatu objek yang diketahui dan di interpretasikan secara.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi

yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu

objek atau materi tetapi masih di dalam struktur benar. organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.

e. Sintesis (Synthesis)
24

Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian bagian

di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

1) Proses terjadinya pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri

terjadi proses sebagai berikut:

a) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap suatu

objek stimulasi tertentu.

b) Merasa (interest), tertarik terhadap stimulasi atau objek

tersebut.

c) Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik atau

tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya.

d) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di

kehendakinya

e) Adaptasi (adaption), dimana subyek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap

stimulasi.

2) Cara memperoleh pengetahuan


25

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman

yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya: media

masa, media elektronik. Menurut Notoatmodjo (2012), dari

berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokan

menjadi dua yakni:

a) Cara tradisional

Cara tradisional terdiri dari Trial and Eror. Cara ini

dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, pada waktu

itu bila seseorang menghadapi persoalan atau

masalah,upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba

coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah ,apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil

maka dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil.

Oleh karena itu cara ini disebut metode Trial (coba) dan

Error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-

coba.

b) Cara modern dan cara ilmiah. Cara baru dalam

memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah yang disebut metode

ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan


26

mengadakan observasi langsung, membuat catatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamati (Notoatmodjo, 2012)

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang

mempengaruhi pengetahuan meliputi:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan

perilaku seseorang atau kelompok dan merupakan

usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

b. Informasi/Media massa

Informasi adalah suatu tehnik untuk

mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

maupun jangka pendek sehingga menghasilkan

perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin

berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-

macam media massa sehingga dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat.
27

Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang

jika sering mendapatkan informasi tentang suatu

pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan

wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering

menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan

dan wawasannya.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan

menambah pengetahuanya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya

fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu

sehingga status ekonomi akan. mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang

baik maka pengetahuanya akan baik tapi jika sosial

budayanya kurang baik maka pengetahuanya akan

kurang baik. Status ekonomi seseorang mempengaruhi

tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki

status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang

tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang

diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.

d. Lingkungan
28

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya

pengetahuan kedalam individu karena adanya reaksi

timbal balik ataupun yang akan di respon sebagai

pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan

didapatkan pengetahuan yang baik, tapi jika lingkungan

yang kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga

akan kurang baik.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang

lain maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang

sudah diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu

permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari

pengalaman sebelumnya yang telah di alami sehingga

pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai

pengetahuan apabila mendapatkan masalah yang sama.

f. Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik

dan bertambah.

g. Pengukuran pengetahuan
29

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan

yang ingin di ukur dan disesuaikan dengan tingkatanya.

Adapun jenis pertanyaan yang dapa digunakan untuk

pengetahuan secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Pertanyaan subjektif

Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis

pertanyaan essay digunakan dengan penilaian yang

melibatkan faktor subjektif dari penilai,sehingga hasil

nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke

waktu.

b. Pertanyaan objektif

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda

(multiple choise), betul salah dan pertanyaan

menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh penilain.

C. Tinjauan Tentang Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek (Notoatmodjo,2012).

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2012), salah seorang ahli

psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau


30

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang

mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya

perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk

membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Bila seseorang mempunyai sikap terhadap suatu obyek, itu menunjukkan

tentang pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap yang

bersangkutan. Setelah pengetahuan dan sikap wanita premenopause

tentang menopause menjadi lebih baik, diharapkan kesiapan mereka

menghadapi menopause menjadi lebih baik pula (Azwar, 2013).

2. Komponen sikap

Komponen sikap menurut Azwar (2013) mengikuti skema triadik yang

meliputi 3 komponen yaitu:

a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berisikan tentang

kepercayaan seseorang mengenai apa yang benar bagi objek sikap.

b. Komponen afektif, komponen ini menyangkut masalah emosional

subjektif seseorang terhadap suatu obyek sikap.


31

c. Komponen konatif, komponen perilaku atau komponen konatif dalam

struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek.

Sedangkan dalam Notoatmodjo (2012), Allport 1954 menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (Tend to behave)

3. Tingkatan sikap

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau

dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap

yang paling tinggi.

4. Ciri-ciri sikap

Menurut Purwanto (2012), ciri-ciri sikap adalah:


32

a. Sikap bukan dibawah sejak lahir melainkan dibentuk serta dipelajari

sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu

pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang memudahkan sikap pada orang

itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu obyek.

d. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan juga segi perasaan.

5. Pembentukan Sikap

Purwanto (2012) juga berasumsi bahwa sikap dapat dibentuk oleh 4

macam cara yaitu:

a. Adopsi

Kejadian dari peristiwa yang berulang secara terus menerus, sehingga

secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi

terbentuknya suatu sikap.

b. Diferensiasi

Perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman, maka ada

hal yang tadinya dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

c. Integrasi
33

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap dimulai dengan

berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

d. Trauma

Merupakan pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya

sikap.

6. Pengukuran sikap

Budiman dan Riyanto (2013) menjelaskan bahwa ranah efektif

tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif. Kemampuan yang

diukur adalah: menerima (memperhatikan), merespon, menghargai,

mengorganisasi dan menghayati. Skala yang digunakan untuk mengukur

ranah efektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya

menggunakan skala sikap. Hasil pengukuran berupa kategori sikap, yakni

mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Salah satu skala

sikap yang digunakan adalah skala likert. Dalam skala likert, pernyataan-

pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai

oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat,tidak

setuju,sangat tidak setuju.


34

Tabel sintesa penelitian sebelumnya

No Judul Penelitian Jenis Sampel dan Tekhnik Hasil Penelitian


dan nama Jurnal Penelitian Penarikan Sampel
1. Agustiawatia dan cross Pada Ibu - ibu Didapatkan ada
Sri Hadi sectional premenopause di Desa hubungan antara tingkat
Sulistiyaningsih, study Padangan Kecamatan pengetahuan terhadap
Hubungan Tingkat Winong dengan sampel kesiapan dalam
Pengetahuan Dan sebanyak 79, menghadapi masa
Sikap Ibu menggunakan tehnik menopause (p value =
Premenopause simple random sampling 0,003), dan ada
Terhadap Kesiapan dengan alokasi hubungan antara sikap
Dalam Menghadapi proporsional ibu premenopause
Masa Menopause terhadap kesiapan
Di Desa Padangan dalam menghadapi
Kecamatan Winong masa menopause di
Tahun 2017 (Jurnal Desa Padangan
Ilmu Keperawatan Kecamatan Winong (p
dan Kebidanan value = 0,001).
Vol.8 No.2
(2017 )25-31)
2. Sixtia Kusumawati, cross sectional Semua wanita Terdapat hubungan
Hubungan Tingkat study berusia 20 tahun yg yang bermakna antara
Pengetahuan telah menikah di pengetahuan tentang
Dengan Kesiapan Desa Berangas menopause dengan
Ibu Dalam Timur Sampel kesiapan ibu dalam
Menghadapi dalam penelitian ini menghadapi menopause
Menopause Di sebanyak 100 orang Di Desa Berangas
Desa Berangas Tekhnik deskriftif Timur dengan nilai 𝜌 =
Timur Kab. Barito analitik 0,003 pada derajat
Kuala (Bidan kemaknaan 0,05.
Prada: Jurnal
Publikasi
Kebidanan, Vol. 10
No. 1 Edisi Juni
2019, hlm. 13-20)
3. Meilina Estiani dan Croos sectional seluruh wanita Didapatkan Ada
Citra Dhuhana, pramenopause (40- hubungan pendidikan
Hubungan 45 th) berjumlah dan pengetahuan
Pendidikan Dan 127 orang. Tekhnik terhadap sikap
Pengetahuan accidental menghadapi menopause
Wanita sampling, di Desa Sekarjaya
Pramenopause Kabupaten Ogan
Terhadap Sikap Komering Ulu .
Menghadapi
Menopause Di
Desa Sekar Jaya
Kabupaten Ogan
Komering Ulu
35

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

1. Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa reproduksi

wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang wanita

mendapatkan menstruasi bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang

dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan perdarahan selama 12

bulan (Krishna, 2015).

2. Pengetahuan mengenai menopause sangatlah diperlukan oleh wanita

karena banyak wanita merasa takut mencapai masa menopause dan enggan

membicarakan fase menopause, karena ada anggapan umum bahwa ini

adalah pintu yang harus dilalui menuju masa tua. Dengan peningkatan

pengetahuan pada wanita premenopause tentang menopause, diharapkan

sikap wanita premenopause tentang menopause menjadi lebih baik

(Proverawati dan Sulistyawati, 2010)

3. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai

obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu,

dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau

berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Bila seseorang

mempunyai sikap terhadap suatu obyek, itu menunjukkan tentang

pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap yang bersangkutan

(Azwar, 2013).
36

C. Pola Fikir Variabel Yang Diteliti

Dasar pemikiran variabel yang di teliti :

Pengetahuan
Kesiapan ibu
dalam
menghadapi
menopouse
Sikap

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai menopause terhadap segala sesuatu yang

diketahui oleh responden terkait kesiapan dalam menghadapi

menopause meliputi pengertian tanda dan gejala menopause faktor

yang mempengaruhi menopause.

Kriteria objektif

Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥55%

Pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%

2. Sikap

Segala sesuatu pemikiran responden terkait kesiapan dalam menghadapi

menopause dengan meilihat dari hasil jawaban kuesioener yang telah di

jawab oleh responden.

Kriteria objektif

Dalam Skala Likert, terdapat beberapa kategori yaitu Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Ragu – Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
37

Setuju (STS) dengan masing – masing nilai berdasarkan pernyataan

positif atau negatif.

Sikap kategori positif jika nilainya ≥55%

Sikap kategori negatif jika nilainya <55%

3. Kesiapan

Kesiapan menghadapi menopause adalah suatu keadaan wanita untuk

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause,baik kesiapan

fisik seperti jika responden tidak mengalami masa haid lagi, kesiapan

psikologis seperti tidak khawatir saat mengalami perubahan-perubahan

fisik yang terjadi pada masa menopause dan kesiapan spiritual seperti

mengikuti keadaan keagamaan yang diadakan didalam atau luar

kompleks perumahan.

Kriteria objektif :

Kesiapan Kategori baik jika nilainya ≥55%

Kesiapan Kategori kurang jika nilainya <55%


36

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif

dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana setiap subjek

penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran pada saat penelitian dalam

satu waktu yang bersamaan.

Dalam peneliti ini ingin mengtahui gambaran pengetahuan dan

sikap dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah kerja

Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang

Kabupaten Takalar.

2. Waktu penelitian

Telah dilakukan penelitian pada tanggal 10 Desember 2020 – 10

Januari 2021

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu menopause yang ada di

wilayah kerja Pukesmas Pattallassang dengan jumlah populasi sebanyak

290 Ibu dan menggunakan rumus porpusive sampling


37

2. Sampel

Sampel yang di gunakan dalam penelitian di tarik dari sebagian

populasi dan mengacu kepada kriteria insklusi dan juga menggunakan

rumus slofin

Kriteria inklusi

b. Ibu telah mengalami menopause di wilayah kerja Puskesmas

Pattallassang

c. Bisa membaca dan menulis.

d. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi

a. Ibu yang tidak bersedia jadi responden

Rumus:

N
n=
1+ N ( d 2 )

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepergayaan yang diinginkan (0,05)


38

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel yang ditemukan adalah

sebagai berikut N=20

290
n=
1+290 ¿ ¿

290
¿ ¿
1+ 290× 0.0025 ¿

290
¿
1+72,5

290
¿
1.725

¿ 168 jumlah sampel

Jadi besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 168 Ibu

D. Pengumpulan Data

1. Sumber data

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari

responden, dengan cara memberikan koesioner kepada responden.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data wilayah kerja

Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar tahun 2020

2. Instrument Pengumpulan Data


Instrument pengumpulan data yaitu alat yang akan digunakan

gunanya untuk mengumpulkan data. Instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar koesioner untuk


39

mengetahui pengetahuan dan sikap dengan kesiapan ibu dalam

menghadapi menopause.

E. Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data melalui tahap

sebagai berikut:

1. Penyuntingan (Editing)

Hasil wawancara di wilayah kerja puskesmas pattallassang kabupaten

takalar atau yang diperoleh dikumpulkan melalui kuesioner perlu di

edit terlebih dahulu jika asih ada data atau informasi yang tidak

lengkap dan tidak mungkin untukdilakukan wawancara ulang maka

kuesioner tersebut akan dikeluarkan (drop out)

2. Pengkode (coding)

Lembaran kartu kode adalah instrumen berupa kolom kolom untuk

merekam data secara manual lembaran atau kode yang berisi nomor

responden dan nomor pertanyaan

3. Memasukan data (data entry)

Memasukan data dengan cara mengisi kolom kolom atau kotak-kotak

lembaran kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi

Membuat tabel tabel data yang sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang dinginkan oleh peneliti.


40

F. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengelohan data secara

komputerisasi melalui tahap-tahap seperti analisa kata dengan tehnik analis

statistik yang digukanan antara lain:

1. Analisa univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distibusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu sub

Pengetahuan, sikap, dan kesiapan menghadapi menopause dan Hasil

analisi univariat akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

Kepala puskesmas pattallassang kabupaten takalar untuk mendapatkan

persetujuan.

1. Informed consent (lembar persetujuan) diberikan kepada subyek yang akan


diteliti embar persetujuan ini diberikan sebelum peneliti dilakukan agar
responden mengetahu maksud, tujuan dan manfaat penelitian. Jika
responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan penelitian, jika tidak maka peneliti harus menghargai hak- hak
responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
41

Untuk menjaga kerahasian responden, penelti tidak boleh mencantumkan

nama responden pada lebar pengumpulan data yang di isi oleh responden,

tetapi menulisikan kode pada lembar pengumpulan data yang diberikan

kepada responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan responden akan dijamin oleh peneliti hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset
43

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang

Kabupaten Takalar pada tanggal 10 Desember 2020- 10 Januari 2021. Jenis

penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional

dimana setiap subjek penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran pada

saat penelitian dalam satu waktu yang bersamaan.

Dalam penelitian ini ingin mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan

kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas

Pattallassang Kabupaten Takalar.

1. Karakteristik responden

Pada bagian ini peneliti akan menggambarkan distribusi frekuensi

berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, sikap kesiapan. Serta

gambaran pengetahuan sikap dan kesiapan ibu menghadapi menopause

sebagai berikut.
44

Tabel 1

Distribusi berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja


Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar
Variabel n %
Umur
45-59 53 70,7
60-65 22 29,3
Pendidikan
SD 18 24,0
SMP 38 50,7
SMA 19 25,3
Pekerjaan
IRT 40 53,3
Pedagang 21 28,0
Buruh 14 18,7
Jumlah 75 100,0
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 1 diperoleh karakteristik umur ibu tertinggi yaitu

kelompok umur 45-59 tahun yaitu sebanyak 53 (70,7 %) dan yang paling

terendah terdapat pada kelompok umur 60-65 sebanyak 22 responden

(29,3%)

Berdasarkan karakteristik pendidikan tertinggi didapatkan pada ibu

yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 38 responden (50,7%) Dan yang

berpendidikan rendah sebanyak 18 (24,0%)

Berdasarkan karakteristik pekerjaan terbanyak terdapat pada ibu yang

bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 40 responden (53,3%)dan pekerjaan

terendah terdapat pada pekerjaan buruh sebanyak 14 responden (18,7%)


45

2. Analisis univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan

distribusi frekuensi dari variabel sebagai berikut:

Tabel 1

Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan pengetahuan tentang


kesiapan ibu dalam menghadapi menopause diwilayah kerja
Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar
Penegtahuan n %
Kurang 14 18,7
Baik 61 81,3
Jumlah 75 100,0
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 3 bahwa responden yang memiliki pengetahuan

kurang sebanyak 14 (18,7 %) serta responden yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 61 (81,3 %) artinya responden yang

memiliki pengetahuan baik lebih banyak pengetahuan yang kurang.

Tabel 2

Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan sikap tentang kesiapan ibu


dalam menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas
pattallassang kabupaten takalar
Sikap n %
Kurang 10 13,3
Baik 65 86,7
Jumlah 75 100,0
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2 bahwa responden yang memiliki sikap yang

baik sebanyak 65 (86,7 %) serta responden yang memiliki sikap kurang

sebanyak 10 (13,3 %) artinya responden yang memiliki sikap baik lebih

banyak di bandingkan sikap yang kurang.


46

Tabel 3

Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan kesiapan tentang sikap ibu


dalam menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Pattallassang Kabupaten Takalar
Kesiapan n %
Kurang 16 21,3
Baik 59 78,7
Jumlah 75 100,0
Sumber: Data Primer.2020

Berdasarkan tabel 3 bahwa responden yang memiliki kesiapan

yang baik sebanyak 59 (78,7 %) serta responden yang memiliki kesiapan

kurang sebanyak 16 (21,3 %) artinya responden yang memiliki kesiapan

baik lebih banyak di bandingkan kesiapan yang kurang

Tabel 4

Tabulasi silang pengetahuan dan umur terhadap kesiapan Ibu dalam


menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Pattalassang Kabupaten
Takalar
Umur

Pengetahuan 45-59 60-65 Jumlah


N % n % n %
Kurang 8 57,1 6 42,9 14 100,0
Baik 45 73,8 16 26,2 61 100,0
Jumlah 53 70,7 22 29,3 75 100,0
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan

pengetahuan tentang kesiapan ibu menghadapi menopause kurang

sebanyak 14 responden (100,0 %) dimana responden yang umur tertinggi

yaitu umur 45-59 tahun sebanyak 8 responden dan yang umur terendah

yaitu umur 60-65 sebanyak 6 responden dan responden dengan


47

pengetahuan tentang kesiapan ibu menghadapi menopause baik 61

responden (100,0%) dimana responden yang umur tertinggi yaitu umur 45-

59 tahun sebanyak 45 responden (73,8%) dan yang umur terendah 60-65

tahun sebanyak 22 responden (29,3%).

Tabel 5

Tabulasi silang pengetahuan dengan pendidikan terhadap kesiapan Ibu


dalam menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Pattalassang
Kabupaten Takalar
Pengetahuan Pendidikan Jumlah
SD SMP SMA
n % N % n % n %
Kurang 3 21,4 8 57,1 3 21,4 14 100,0
Baik 15 24,6 30 49,2 16 26,2 61 100,0
Jumlah 18 24,0 38 50,7 19 25,3 75 100,0
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa responden dengan

pengetahuan tentang kesiapan ibu menghadapi menopause kurang

sebanyak 14 responden (100,0%) dimana responden yang berpendidikan

tertinggi yaitu SMP sebanyak 8 responden (57,1 %) dan yang paling

sedikit responden yang berpendidikan terendah yaitu SD dan SMA

sebanyak 3 (21,4 %), dan responden dengan pengetahuan tentang kesiapan

ibu menghadapi menopause baik sebanyak 61 responden (100%) dimana

responden yang pendidikan tertinggi yaitu SMP sebanyak 30 responden

(49,2%) dan pendidikan terendah yaitu SMA 16 responden (26,2%).


48

Tabel 6

Tabulasi silang umur dengan kesiapan dalam menghadapi menopause


di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar
Kesiapan
Umur
Kurang Baik Jumlah
n % n % n %
45-59 10 18,9 43 81,1 53 100,0
60-65 6 27,3 16 72,7 22 100,0
Jumlah 16 21,3 59 78,7 75 100,0
Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa umur tertinggi yaitu

45-59 tahun sebanyak 53 responden (100,0 %) dengan kesiapan dalam

menghadapi menopause kurang sebanyak 10 responden (18,9 %) dan

kesiapan dalam menghadapi menopause baik sebanyak 43 responden

(81,1%) dan responden dengan umur terendah yaitu umur 60-65 tahun

sebanyak 22 (100,0%) dengan kesiapan dalam menghadapi

menopause kurang sebanyak 6 responden (27,3 %) dan kesiapan

menghadapi menopause baik 16 (72,7 %).

Tabel 7

Tabulasi silang pengetahuan dengan kesiapan dalam menghadapi


menopause di wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kabupaten
Takalar
Pengetahuan Kesiapan Jumlah
Kurang Baik
N % n % n %
Kurang 9 64,3 5 35,7 14 100,0
Baik 7 11,5 54 88,5 61 100,0
Jumlah 16 21,3 59 78,7 75 100,0
Sumber: Data Primer 2020
49

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa responden dengan

pengetahuan tentang kesiapan ibu menghadapi menopause kurang

sebanyak 14 responden (100,0%) dimana responden yang memiliki

kesiapan dalam menghadapi menopause kurang sebanyak 9

responden (64,3%) dan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi

menopause baik sebanyak 5 responden (35,7 %) dan pengetahuan

tentang kesiapan ibu menghadapi menopause baik sebanyak 61

responden (100,0%) dimana responden yang memiliki kesiapan

dalam menghadapi menopause kurang sebanyak 7 responden

(11,5%) dan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi

menopause baik sebanyak 54 responden (88,5%)

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden

a. Umur

Berdasarkan tabel 1 diperoleh karakteristik umur ibu tertinggi yaitu

kelompok umur 45-59 tahun yaitu sebanyak 53 (70,7 %) dan yang

paling terendah terdapat pada kelompok umur 60-65 sebanyak 22

responden (29,3%)

Menurut teori bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh

pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, pada umur-umur

tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Hendra (2008) dalam

tulung (2015). Teori ini berbanding lurus dengan hasil yang di temukan
50

oleh peneliti dimana karakteristik umur responden yang di temuka oleh

peneliti berada pada usia 45-59 tahun yang dimana pada usia responden

mampu menerima dan mengingat tentang informasi mengenai

menopause berdasarkan pengalaman orang lain yang lebih dulu telah

mengalami menopause.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Atik Ismiyanti (2015) yang mununjukkan bahwa mayaoritas responden

berumur 40-45 tahun sebanyak 18 (64,29%), atik menyatakan bahwa

rentan umur responden pada penelitian ini yang mengalami masa

premenopouse yaitu 40-50 tahun dimana masa premenopause

merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita

yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Responden berada pada masa

klimaterium, dimana pada keluhan keluhan yang dirasakan akibat dari

perubahan fisik dan psikologis mencapai puncaknya.

Peneliti berasusmsi dimana pada usia 45-59 tahun sudah memasuki

tahapan monopause, dimana pada saat seorang perempuan memasuki

usia pertengahan empat puluhan, fungsi ovarium akan mulai menurun

sehingga perempuan tidak lagi mengalami menstruasi.

b. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar dari 75 responden diketahui

karakteristik pendidikan tertinggi didapatkan pada ibu yang


51

berpendidikan SMP yaitu sebanyak 38 responden (50,7%) Dan yang

berpendidikan rendah sebanyak 18 (24,0%).

Menurut Riyanto dan Budiman (2013) dalam rizqy (2018)

pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah. Dengan pendidikan tinggi,

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa.Wanita yang berpendidikan akan

mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Teori ini

berbanding lurus dengan hasil yang di temukan oleh peneliti yang

dimana dari keseluruhan responden terdapat sebagian besar ibu

berpendidikan rendah (SMP). Pendidikan dapat mempengaruhi

penerimaan seseorang terhadap informasi baru. Dalam hal ini informasi

tentang kesiapan responden menghadapi menopause.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami

dan Idriani (2019) yang menyatakan karakteristik tertinggi pada

responden dengan karakteristi pendidikan SMP sebanyak 22 responden

(68,8%) dari 32 responden. Utami menyatakan bahwa sebagian besar

perempuan menopouse berpendidikan rendah (SD, SMP) dimana

seseorang yang tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang tinggi pula. Semakin tinggi pendidikan maka semakin

tinggi daya serapnya terhadap informasi sehingga informasi yang

didapatnya dapat dipahami dengan baik.


52

Peneliti berasumsi dimana responden yang berpendidikan tinggi

akan lebih mudah menyerap informasi sehingga ibu dapat memahami

perubahan yang terjadi pada dirinya.

2. Pengetahuan tentang kesiapan ibu dalam menghadapi menopause

Berdasarkan tabel 3 bahwa responden yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 14 (18,7 %) serta responden yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 61 (81,3 %) artinya responden

yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak pengetahuan yang

kurang.

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun

tertulis dari pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta

atau kenyataan dengan mendengar radio,melihat televisi dan

sebagainya. Serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan

pemikirian kritis (Soekanto, 2016).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

agustina (2017) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 55 orang (69,9%) dilihat

dari jawaban responden yaitu jika wanita memasuki masa menopause

mengalami perubahan fisik seperti berkerutmya kulit didaerah wajah,

leher dan lengan, mudah tersinggung, mengalami kekeringan vagina,

sulit tidur/insomnia, dan osteoporosis ibu juga mengetahui menopause

adalah fase dimana berhentinya menstruasi atau haid terakhir minimal

1 tahun. Sebagian besar ibu banyak mencari informasi tentang masa


53

menopause melalui tenaga kesehatan. Dengan tingkat pengetahuan

yang baik maka seseorang akan lebih banyak mengetahui perubahan

yang terjadi menjelang menopause pada dirinya baik secara fisik

maupun psikologis sedangkan dengan pengetahuan yang kurang

seseorang akan sulit mengenali tanda dan gejala yang terjadi

menjelang menopause.

Pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh umur responden.

Karena sebagian besar responden yang berusia 45-49 tahun sehingga

dengan usia tersebut responden yang belum mendapatkan menopause

dikarenakan belum banyak mendapatkan informasi dan pengalaman

terkait tentang perubahan masa menopause. Menurut utami (2017)

dalam afriani (2020) mengatakan makin bertambahnya umur

seseorang. Pengalamannya akan bertambah sehingga akan lebih siap

dalam menghadapi menopause. Umur seseorang berkaitan dengan

bertambahnya pengalaman. Dimana pengalaman tersebut akan

meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang dalam

menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan.

Selain itu pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan

karena didapat bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP

sederajat sebanyak 30 responden (49,2%). Menurut Wawan (2010)

dalam afriani (2020), pada umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah untuk menerima informasi. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik karena


54

sebagian besar responden memiliki pendidikan menengah. Semakin

tinggi pendidikan responden maka membuat responden akan membuat

responden akan mudah mendapatkan informasi mengenai perubahan

masa menopause.

Kesiapan ibu juga dapat mempengaruhi pengetahuan yang

dimiliki responden dalam penelitian ini sebagian besar yang memiliki

kesiapan dalam menghadapi menopause baik sebanyak 54 responden

(88,5%). Menurut utami (2017) mengatakan bahwa kesiapan disini

diartikan sebagai suatu keadaan wanita untuk mempersiapkan dirinya

dalam menghadapi menopause, baik secara fisik, psikis maupun

spiritual. Kesiapan seorang perempuan menghadapi masa menopause

akan sangat membantu dalam menjalani masa menopause ini dengan

lebih baik.

Peneliti berasumsi dimana responden dengan pengetahuan baik

sudah memasuki tahap menopause yang dimana seorang ibu harus tau

bahwa apa itu tentang pengetahuan terhadap menopause sehingga kita

dapat mengetahui tentang pengetahuan itu sendiri.

3. Sikap tentang kesiapan ibu dalam menghadapi menopause

Berdasarkan tabel 2 bahwa responden yang memiliki sikap yang

baik sebanyak 65 (86,7 %) serta responden yang memiliki sikap kurang

sebanyak 10 (13,3 %) artinya responden yang memiliki sikap baik lebih

banyak di bandingkan sikap yang kurang.


55

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi terhadap suatu

obyek, memihak atau tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi

tindakan (konasi)seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Azwar. S (2013) dalam agustiawati (2017) . Teori ini berbanding lurus

dengan hasil yang di temukan oleh peneliti dimana sikap tentang kesiapan

ibu dalam menghadapi menopause menunjukkan hasil dari keseluruhan

responden lebih banyak responden yang memiliki sikap baik hal ini

dikarenakan sebagian besar ibu telah memiliki kesiapan dalam

menghadapi menopause.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

agustiawati et al (2017) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai sikap baik dan cukup dalam menghadapi masa

menopause sebanyak 30 responden (38,0%) dari 79 responden.

Agustiawati mengatakan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap

yang baik dan cukup yang ditunjukkan bahwa sikap ibu dalam mengatasi

keluhan saat menghadapi masa menopause yaitu ibu yang sering

melakukan kegiatan positif seperti olahraga, menerapkan gaya hidup sehat,

serta menjaga pemenuhan nutrisi dengan cara mengkonsumsi sayuran.

Peneliti berasumsi sikap yang dimiliki tiap orang berbeda-beda

tergantung cara berfikir tiap individu itu sendiri, sikap positif yang

dimiliki seseorang harus dipertahankan dengan cara rutin bertanya dan


56

berkomunikasi mengenai menopause, misalnya ketika melakukan

kunjungan kesaran kesehatan dan bertanya langsung tentang menopause.

4. Kesiapan ibu dalam menghadapi menopause

Berdasarkan hasil penelitian dari 75 responden yang di dapatkan

dengan kesiapan yang baik sebanyak 59 (78,7 %) serta responden yang

memiliki kesiapan kurang sebanyak 16 (21,3 %).

Kesiapan (readines) adalah tingkat perkembangan dari kematangan

atau kedewasaan yang menguntungkan dalam mempraktekkan sesuatu.

Dapat juga di artikan sebagai keadaan siap siaga untuk mereaksikan atau

menanggapi sesuatu. Kesiapan disini di artikan sebagai suatu keadaan ibu

untuk menpersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara

fisik maupun mental atau psikologisnya. Priharini (2008) dalam agustiawati

(2017). Teori ini berbanding lurus dengan hasil yang di temukan oleh

peneliti dimana kesiapan ibu dalam menghadapi menopause menunjukkan

hasil dari keseluruhan responden lebih banyak responden yang didapatkan

dengan kesiapan yang baik sebanyak 59 (78,7 %) hal ini dikarenakan

sebagian besar ibu telah memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

agustiawati et al (2017) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yang mengatakan siap menghadapi masa menopause sebanyak 58 responden

(73,4%). Agustiawati menyatakan bahwa sebagian besar responden siap

menghadapi masa menopause dengan alasan karena masa menopause adalah

hal yang alamiah yang di alami setiap wanita dimasa tua nantinya, semakin
57

tua usia maka hormon akan mengalami penurunan dan daya seks juga

berkurang, sehingga ibu mempersiapkan dirinya dalam menghadapi

menopause baik secara fisik maupun psikologis. Sedangkan yang tidak siap

beralasan karena belum siap menghadapi masa menopause yang

menyebabkan ibu belum mempersiapkan dirinya dalam menghadapi

menopause baik secara fisik maupun psikologis.

Selain itu umur juga dapat mempengaruhi kesiapan ibu dalam

menghadapi menopause Karena sebagian besar responden yang berusia 45-

49 tahun memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause dalam kategori

baik sebanyak 43 responden (81,1%). Menurut Notoatmodjo (2003) dalam

Rizqy (2018) menyatakan bahwa usia seseorang juga berpengaruh terhadap

kesiapan seseorang dalam menghadapi menopause. Usia seseorang

berkaitan dengan bertambahnya pengalaman, dimana pengalaman tersebut

akan meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang dalam

menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan.Semakin bertambahnya

usia seseorang, pengalamannya akan bertambah sehingga akan lebih siap

dalam menghadapi menopause.

Penelitian ini sesuai dengan teori Middle Range Transition Theory

yang menjelaskan bahwa transisi menyangkut proses pergerakan dan

perubahan yang merupakan pola hidup dasar pada semua individu. Proses

transisi menyebabkan perubahan indentitas, peran, hubungan kemampuan

dan pola prilaku, kondisi-kondisi, makna, proses dari transisi. persiapan


58

untuk menghadapi masa transisi mengenai hal-hal yang harus dilakukan

pada masa tansisi.

Peneliti berasumsi kesiapan sesorang menghadapi masa menopause

dalam hal ini dapat membantu individu untuk menjalani peran baru dan

seseorang yang menghadapi masa menopause mempunyai penilaian yang

baik untuk menghadapi masa menopause yang sehat dan proses yang

dialami tidak akan menimbulkan masalah untuk kehidupan


59

BAB VI

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Pengetahuan ibu dalam menghadapi menopause

2. Mengetahui tentang pengetahuan sikap ibu dalam menghadapi

menopause

B. SARAN

1. Disarankan bagi masyarakat untuk lebih menambah wawasan tentang

menopause agar dapat mengetahui dan dapat mempersiapkan diri

menghadapi perubahan yang akan terjadi

2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih

mendalam mengenai pengetahuan dan sikap dalam mengahdapi

menopause dengan pendekatan yang lebih detail serta penambahan

variabel penelitian sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi

penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Amalina, S. 2017. Hubungan antara Kepuasan Pernikahan dengan Kecemasan


terhadap Menopause pada Individu yang Berada dalam Tahap Usia
Menjelang Menopause. Fakultas Psikologi Universitas YARSI Jakarta.
Jakarta.

Agustiawati, dkk. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu


Premenopause Terhadap Kesiapan Dalam Menghadapi Masa Menopause
Di Desa Padangan Kecamatan Winong Tahun 2017. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 25-31

Atik ismiyanti, 2010 Hubungan tingkat pengetahuan menopause dengan kesiapan


mengahdapi menopause pada ibu premenopause di perumahan sewon asri
yogyakarta

Hekhmawati, S. 2016. Gambaran Perubahan Fisik Dan Psikologis Pada Wanita


Menopause Di Posyandu Desa Pabelan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Emilda, S. 2016. Kualitas Hidup Pada Wanita Menopause Di Puskesmas Taman


Bacaan Palembang Tahun 2016. Program Studi D IV Kebidanan STIKES
Mitra Adiguna Palembang. Palembang.

Estiani, M. dkk. 2015. Hubungan Pendidikan Dan Pengetahuan Wanita


Pramenopause Terhadap Sikap Menghadapi Menopause Di Desa Sekar Jaya
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 -
Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459

Hidayat, A. 2017. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Jakarta:


salemba medika, 2018, cetakan kedua.

Ismiyati, A. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan


Kesiapan Menghadapi Menopause Pada Ibu Premenopause Di Perumahan
Sewon Asri Yogyakarta. Program Studi Div Kebidanan Transfer Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Kurniawan, W. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu


Tentang Menopause Di Desa Bongas Wetan Wilayah Kerja Uptd
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Jurnal
KAMPUS Stikes YPIB Majalengka Volume IV No. 9 Februari 2016

Kusumawati, S. 2019. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kesiapan Ibu


Dalam Menghadapi Menopause Di Desa Berangas Timur Kab. Barito
Kuala. Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan 14 Bidan Prada: Jurnal
Publikasi Kebidanan, Vol. 10 No. 1 Edisi Juni 2019, hlm. 13-20

Puji Esse et al. 2017. Pedoman penulisan skripsi edisi 17. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Makassar.

Sari, N, L, 2018. Literature Review : Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan


Wanita Dalam Menghadapi Menopause. Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Maharani Malang. Malang

Sasrawita, 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Menopause Dengan


Kesiapan Menghadapi Menopause Di Puskesmas Pekanbaru. Akademi
Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru Journal Endurance 2(2) June
2017 (117-123)

Yastirin, A, P, dkk. 2017. Prevalensi Tingkat Kecemasan Ibu Usia Menopause.


Akademi Kebidanan An-Nur Purwodadi
Rani mutia, 2019. Kesiapan wanita pra-usila dalam menghadapi menopause di
wilayah kerja puskesmas dumai kota di kita dumai.
Lampiran I

LEMBARAN PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Ibu Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hamdana T

NIM : 21606017

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan

sikap dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah kerja

puskesmas pattallassang”

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden,

kerahasiaan informasi yang responden berikan merupakan tanggung jawab kami

untuk menjaga.

Dengan demikian surat ini kami buat, jika Ibu menyetujui permintaan

kami untuk menjadi responden, maka kami sebagai peneliti sangat mengharapkan

kesedian Ibu untuk mendatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden

dan menjawab segala pertanyaan/pernyataan kami baik melalui kuensioner

maupun wawancara.

Atas perhatian dan persetujuan dari Ibu kami mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Hamdana T
lampiran II

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dalam penelitian dengan judul “Gambaran pengetahuan sikap dengan

kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di wilayah kerja puskesmas

pattallassang kabupaten takalar” dengan ini saya Setuju menjadi

responden.Dan saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini sesuai

dengan penjelasan dari peneliti yang disampaikan kepada saya.

Demikian, persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tidak ada unsur

paksaan dari siapapun juga, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Makassar, 23-01- 2021

Responden

(.................................)
Lampiran III
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KESIAPAN IBU


DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

Tanggal wawancara: No. responden:

A. Identitas responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :
6. Alamat :
Petunjuk pengisian :

1. Berilah tanda (ceklis) jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat ibu pada pilihan jawaban yang tersedia
2. Sebelum selesai wawancara periksa kembali dan pastikan semua pernyataan
sudah terjawab
A. Kuesioner pengetahuan

Petunjuk pengisian :

Jawablah pernyataan di bawah ini dengan pengalaman atau tindakan yang

anda lakukan. Berilah tanda () pada salah satu kotak berikut sesuai

dengan jawaban yang anda anggap sesuai

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Menopause adalah suatu masa
peralihan dimana terjadi perubahan-
perubahan dalam kehidupan wanita,
dimana aktivitas menstruasi/ haid
berkurang dan akhirnya berhenti
2. Perubahan fisik dan psikologis
(psikis, perasaan) merupakan
perubahan yang timbul pada masa
menopause
3. Pada keadaan fisik, terjadi proses
kemunduran secara bertahap dan
total. Keluhan yang sering dirasakan
diantaranya adalah Hot flashes
(badan terasa panas), vagina menjadi
kering, pusing, kesemutan, dan
palpitasi (jantung berdebar),
hilangnya kendali terhadap kandung
kemih / gangguan kontrol untuk
berkemih (BAK), dan Osteoporosis
(Pengeroposan Tulang)
4. Pada wanita yang mengalami
menopause keluhan yang sering
dirasakan pada keadaan psikologis
antara lain merasa cemas, tahut,
lekas marah, mudah tersinggung.
5 Keluhan lain yang sering dialami
wanita ketika memasuki menopause
adalah sulit konsentrasi, gugup,
merasa tidak berguna, tidak
berharga, stres dan bahkan ada yang
mengalami depresi.
6. Makanan yang dibutuhkan untuk
masa menopause ini sebenarnya
tidak terlalu banyak. Pola
makanannya harus seimbang tidak
sama seperti saat usia 30-40 tahun.
7. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan wanita dalam menghadapi
menculnya gejala-gejala menopause
adalah penggunaan estrogen
pengganti, olahraga, berhenti
merokok, mengkonsumsi kalsium,
mengkonsumsi vitamin tambahan,
dan mengkonsumsi kedelai.
8. Dampak jika wanita tidak siap
menghadapi menopause dilihat dari
keadaan fisik. Wanita secara fisik
tidak mampu untuk beradaptasi dan
menerima perubahan-perubahan
yang terjadi yaitu terjadi
kemunduran fisik dan dilihat dari
keadaan psikologis, wanita akan
merasa cemas, stres bahkan ada yang
mengalami depresi.
Kriteria penilaian
Ya : 1
Tidak : 0

Baik : jika responden menjawab ≥ 55% pertanyaan dengan baik


Kurang : jika responden menjawab < 55% pertanyaan dengan baik
B.
B. Kuesioner Sikap
NO Pernyataan SS S TS STS
1. Menopause merupakan berakhirnya masa
subur atau masa reproduksi wanita dan
dapat diartikan sebagai masa berakhirnya
seorang wanita mendapatkan menstruasi
bulannya.
2. Ibu yang mengalami kekeringan vagina
mengakibatkan rasa tidak nyaman selama
berhubungan seksual.
3. Ibu yang menghadapi masa menopause
sering mengeluh pusing dan cepat lelah
4. Saya mengalami menopause diusia 40
tahun ke atas.
5. Akhir akhir ini saya merasa tidak focus
atau kehilangan konsentrasi.
6. Diusia saya yang telah memasuki umur
40 tahun, saya sering mengalami siklus
menstruasi yang tidak teratur.
7. Setiap wanita akan mengalami masa tua,
sehingga saya tidak khawatir jika terjadi
menopause
8. Diumur saya yang lebih dari 40 tahun,
saya merasa mudah marah
9. Untuk mengurangi rasa panas pada tubuh
bagian atas (dada, leher, dan wajah), saya
sering berolahraga.
10. Menurut saya berpikir positif dapat
mencegah keluhankeluhan sebelum
menopause yang bersifat psikologis

Ket :
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
C. Kuesioner Kesiapan Menghadapi Menopause
NO Jawaban
Pernyataan Ya Tidak
1 Saya sudah siap jika sekarang berhenti haid atau
datang bulan
2 Setiap wanita akan mengalami masa tua sehingga
saya tidak khawatir saat mengalami perubahan-
perubahan fisik yang terjadi pada masa menopause.
3 Untuk menjaga kebugaran, saya berolahraga paling
tidak tiga kali seminggu misalnya jalan kaki
mengelilingi perumahan
4 Setiap hari saya mengkonsumsi sayuran untuk
mengurangi keluhan menghadapi menopause.
5 Ketika menopause saya akan mengkonsumsi vitamin
untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh.
6 Meskipun masa menopause peristiwa normal yang
akan terjadi pada setiap wanita, tetapi sebelum
memasuki masa tersebut, saya akan mencari
informasi yang benar tentang menopause .
7 Saya akan mencari informasi tentang menopause
untuk menyusaikan perubahan-perubahan yang
terjadi ketika menopause
8 Di usia saya sekarang saya lebih sering mengunjungi
tempat peribadatan agama yang saya anut.
9 Saya rutin mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan di dalam atau luar kompleks perumahan

10 Menurut saya menopause merupakan bagian siklus


kehidupan wanita sehingga kita harus
mensyukurinya.
Kriteria penilaian
Ya : 1
Tidak : 2
Baik : bila ibu menjawab pertanyaan dengan benar ≥55%
Kurang : bila ibu menjawab pertanyaan dengan benar <55%
Lampiran IV
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
2020

UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN SIKAP KESIAPAN PENGETAHUAN


NO INISIAL KATEGORI KODING AGAMA KATEGORI KOODING KAREGORI KOODING 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL % KATEGORI KOODING 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL % KATEGORIKOODING 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10TOTAL % KATEGORIKODING
1NY.S 49 1ISLAM SD 1IRT 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 20 50KURANG 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 16 80BAIK 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 13 65BAIK 2
2NY.E 50 1ISLAM SMA 3BURUH 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 24 60BAIK 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 17 85BAIK 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 14 70BAIK 2
3NY.S 59 1ISLAM SMA 3IRT 1 4 2 2 3 2 3 2 3 2 1 24 60BAIK 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 16 80BAIK 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 12 60BAIK 2
4NY.H 65 2ISLAM SMA 3BURUH 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 4 24 60BAIK 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 14 70BAIK 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 14 70BAIK 2
5NY.M 53 1ISLAM SD 1PEDAGANG 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 1 22 55BAIK 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 14 70BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1
6NY.R 52 1ISLAM SMP 2IRT 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 27 67,5 BAIK 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 15 75BAIK 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 15 75BAIK 2
7NY.N 49 1ISLAM SMA 3PEDAGANG 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 20 50KURANG 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 16 80BAIK 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 16 80BAIK 2
8NY.S 49 1ISLAM SMA 3PEDAGANG 2 3 2 1 3 2 3 2 3 1 2 22 55BAIK 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 14 70BAIK 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 14 70BAIK 2
9NY.J 47 1ISLAM SMA 3IRT 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 25 62,5 BAIK 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 16 80BAIK 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 13 65BAIK 2
10NY.I 46 1ISLAM SD 1IRT 1 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 24 60BAIK 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 16 80BAIK 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 55BAIK 2
11NY.S 61 2ISLAM SMA 3BURUH 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 31 77,5 BAIK 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 14 70BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1
12NY.F 45 1ISLAM SMA 3IRT 1 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 29 72,5 BAIK 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 65BAIK 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 15 75BAIK 2
13NY.N 48 1ISLAM SMA 3BURUH 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 27 67,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 15 75BAIK 2
14NY.N 49 1ISLAM SMA 3PEDAGANG 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 23 57,5 BAIK 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 17 85BAIK 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 16 80BAIK 2
15NY.S 50 1ISLAM SMA 3IRT 1 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 32 80BAIK 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 17 85BAIK 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11 55BAIK 2
16NY.S 54 1ISLAM SMA 3PEDAGANG 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 22 55BAIK 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 15 75BAIK 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 16 80BAIK 2
17NY.F 56 1ISLAM SD 1BURUH 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 24 60BAIK 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 13 65BAIK 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 14 70BAIK 2
18NY.J 57 1ISLAM SD 1IRT 1 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 14 70BAIK 2
19NY.S 50 1ISLAM SMP 2PEDAGANG 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 25 62,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 12 60BAIK 2
20NY.K 48 1ISLAM SMA 3IRT 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 22 55BAIK 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 17 85BAIK 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 17 85BAIK 2
21NY.R 53 1ISLAM SMP 2BURUH 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 2 22 55BAIK 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 16 80BAIK 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 15 75BAIK 2
22NY.S 48 1ISLAM SD 1IRT 1 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80BAIK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 95BAIK 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 17 85BAIK 2
23NY.M 49 1ISLAM SD 1BURUH 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 25 62,5 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85BAIK 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 16 80BAIK 2
24NY.R 50 1ISLAM SMP 2IRT 1 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 29 72,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 15 75BAIK 2
25NY.S 54 1ISLAM SMP 2PEDAGANG 2 4 3 2 3 2 3 4 2 4 4 31 77,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 14 70BAIK 2
26 NY.H 49 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 30 75 BAIK 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 16 80 BAIK 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 16 80 BAIK 2
27 NY.S 48 1 ISLAM SMP 2 BURUH 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 27 67,5 BAIK 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 17 85 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1
28 NY.S 46 1 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 BAIK 2
29 NY.H 51 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 30 75 BAIK 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 18 90 BAIK 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 18 90 BAIK 2
30 NY.R 55 1 ISLAM SD 1 BURUH 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 22 55 BAIK 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 16 80 BAIK 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 15 75 BAIK 2
31 NY.L 58 1 ISLAM SMP 2 BURUH 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 23 57,5 BAIK 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 15 75 BAIK 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 16 80 BAIK 2
32 NY.R 49 1 ISLAM SMP 2 BURUH 3 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 18 90 BAIK 2
33 NY.R 54 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 24 60 BAIK 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 15 75 BAIK 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 14 70 BAIK 2
34 NY.M 59 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 4 2 2 3 2 3 4 2 3 4 29 72,5 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 15 75 BAIK 2
35 NY.N 62 2 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 34 85 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 BAIK 2
36 NY.E 54 1 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 3 3 4 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16 80 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16 80 BAIK 2
37 NY.S 65 2 ISLAM SMA 3 IRT 1 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 BAIK 2
38 NY.H 60 2 ISLAM SMP 2 BURUH 3 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 31 77,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1
39 NY.N 67 2 ISLAM SMA 3 IRT 1 3 3 3 2 2 3 4 2 4 4 30 75 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 16 80 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 16 80 BAIK 2
40 NY.S 49 1 ISLAM SD 1 PEDAGANG 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 14 70 BAIK 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 14 70 BAIK 2
41 NY.S 65 2 ISLAM SD 1 IRT 1 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 30 75 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2
42 NY.R 49 1 ISLAM SMP 2 BURUH 3 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 16 80 BAIK 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 16 80 BAIK 2
43 NY.I 50 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 21 52,5 KURANG 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 16 80 BAIK 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 16 80 BAIK 2
44 NY.S 54 1 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 1 20 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 BAIK 2
45 NY.I 59 1 ISLAM SD 1 IRT 1 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 32 80 BAIK 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 16 80 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 16 80 BAIK 2
46 NY.H 60 2 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 25 62,5 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 17 85 BAIK 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 17 85 BAIK 2
47 NY.D 65 2 ISLAM SMP 2 IRT 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 23 57,5 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 17 85 BAIK 2
48 NY.H 59 1 ISLAM SMA 3 PEDAGANG 2 4 4 2 3 2 3 4 2 3 3 30 75 BAIK 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18 90 BAIK 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 55 KURANG 1
49 NY.N 50 1 ISLAM SMA 3 PEDAGANG 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 31 77,5 BAIK 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 15 75 BAIK 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 15 75 BAIK 2
50 NY.R 53 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 27 67,5 BAIK 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 16 80 BAIK 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 16 80 BAIK 2
51 NY.H 54 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 28 70 BAIK 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13 65 BAIK 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 60 BAIK 2
52 NY.S 56 1 ISLAM SD 1 IRT 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25 62,5 BAIK 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 15 75 BAIK 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 15 75 BAIK 2
53 NY.K 60 2 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 21 52,5 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 16 80 BAIK 2
54 NY.I 63 2 ISLAM SD 1 IRT 1 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 26 65 BAIK 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 55 BAIK 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 55 BAIK 2
55 NY.S 65 2 ISLAM SD 1 IRT 1 4 3 2 3 2 3 2 1 2 4 26 65 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 16 80 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 16 80 BAIK 2
56 NY.H 59 1 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25 62,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 15 75 BAIK 2
57 NY.M 60 2 ISLAM SMP 2 IRT 1 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 20 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50 KURANG 1
58 NY.R 65 2 ISLAM SMA 3 IRT 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25 62,5 BAIK 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 16 80 BAIK 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 16 80 BAIK 2
59 NY.H 51 1 ISLAM SMP 2 IRT 1 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 22 55 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17 85 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 16 80 BAIK 2
60 NY.S 50 1 ISLAM SMP 2 PEDAGANG 2 2 3 2 4 3 2 3 2 1 2 24 60 BAIK 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 15 75 BAIK 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 15 75 BAIK 2
61NY.M 45 1ISLAM SMP 2IRT 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 25 62,5 BAIK 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 17 85BAIK 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 17 85BAIK 2
62NY.R 56 1ISLAM SMP 2PEDAGANG 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 4 28 70BAIK 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 17 85BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1
63NY.S 46 1ISLAM SMP 2IRT 1 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 30 75BAIK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 16 80BAIK 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 15 75BAIK 2
64NY.H 47 1ISLAM SD 1PEDAGANG 2 3 2 3 4 3 2 3 2 4 3 29 72,5 BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50BAIK 2
65NY.R 49 1ISLAM SMA 3IRT 1 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 29 72,5 BAIK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 17 85BAIK 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 17 85BAIK 2
66NY.I 55 1ISLAM SMP 2PEDAGANG 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 28 70BAIK 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 17 85BAIK 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 18 90BAIK 2
67NY.S 65 2ISLAM SMP 2IRT 1 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 30 75BAIK 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 18 90BAIK 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 14 70BAIK 2
68NY.J 50 1ISLAM SD 1PEDAGANG 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 24 60BAIK 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1
69NY.K 61 2ISLAM SMP 2IRT 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 28 70BAIK 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 16 80BAIK 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 15 75BAIK 2
70NY.R 65 2ISLAM SMP 2IRT 1 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 24 60BAIK 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 17 85BAIK 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 17 85BAIK 2
71NY.K 60 2ISLAM SD 1IRT 1 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 23 57,5 BAIK 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 18 90BAIK 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 95BAIK 2
72NY.R 64 2ISLAM SMP 2IRT 1 2 2 1 1 3 2 2 3 3 2 21 52,5 KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50KURANG 1
73NY.M 60 2ISLAM SD 1IRT 1 4 3 3 3 1 3 3 2 3 3 28 70BAIK 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 14 70BAIK 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 14 70BAIK 2
74NY.A 65 2ISLAM SMP 2IRT 1 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 27 67,5 BAIK 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 13 65BAIK 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 13 65BAIK 2
75NY.K 63 2ISLAM SD 2IRT 1 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 25 62,5 BAIK 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 15 75BAIK 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 16 80BAIK 2

Umur: Pendidikan: Pekerjaan: Kesiapan:


1= 45-59 Tahun 1= SD 1= IRT 1= Baik
2=60-69 Tahun 2= SMP 2= BURUH 2= Kurang
3= SMA 3= PEDAGANG

Sikap: Pengetahuan:
1= Baik 1= Baik
2= Kurang 2= Kurang
Lampiran V

FREQUENCIES VARIABLES=UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN SIKAP


KESIAPAN
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Frequency Table
Lampiran VI
Lampiran VII
Dokumentasi Kegiatan
Lampiran VIII
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Hamdana T
NIM : 21606017
Tempat Tanggal Lahir : Pattallassang 19 Oktober 1997
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sultan Hasannuddin no. 15
Email : nannaanna67@yahoo.com
Nama Orang Tua
Ayah : H. Thalib
Ibu : Hj Rohani

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tamat SD No.133 Pari’risi Takalar : Tahun 2009
2. Tamat SMP Negeri 2 Takalar : Tahun 2012
3. Tamat SMA Negeri 3 Takalar : Tahun 2015
4. Sementara menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan di STIK
Makassar sejak tahun 2016 sampai sekarang

Anda mungkin juga menyukai