Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA TN.

M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS STROKE DI PERUMAHAN GRIYA RISKITA MAKASSAR

DARMAWANTI, S.Kep
22007037

CI. INSTITUSI

(Aminullah, S.Kep, Ns)

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi stroke

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,

progresif cepat, berupa defisit neurologis lokal, atau dan global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan

semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non

traumatic (Rendy dan Margareth, 2012).

Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik suatu

serangan yang mendadak, nonkunvulsif yang disebabkan karena gangguan

peredaran darah otak non traumatik (Tarwoto, 2013).

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan

defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemik atau hemoragi

sirkulasi saraf otak (Nurarif dan Kusuma, 2015).

2. Etiologi Stroke

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) stroke dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Stroke Iskemik (Non Hemoragic)

Stroke iskemik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang

menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.

80% stroke adalah stroke iskemik

Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


1) Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat

penggumpalan

2) Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan

darah

3) Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh

bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

b. Stroke Non Hemorage (CVA Infark)

Dapat berupa iskemia atau embol dan trombosis serebral, biasanya

terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi

hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang

menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.

Kesadaran umumnya baik.

Menurut perjalan penyakitnya atau stadiumnya :

1) TIA (Trans Iskemic Attack)

Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama

beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul

akan hilag dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang

dari 24 jam.

2) Stroke Involusi

Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana

gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk.

Proses dapat berjalan 2 jam atau bberapa hari.


3) Stroke Komplit

Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau

permanen. Sesuai dengan istilahna stroke komplit dapat diawali

oleh serangan TIA berulang

Faktor Resiko Stroke menurut Smeltzer (2016) :

Tidak dapat dimodifikasi

a. Usia lanjut (lebih dari 55 tahun)

b. Jenis kelamin (pria)

c. Ras (Afro-Amerika)

Dapat dimodifikasi

a. Hipertensi

b. Fibrilasi atrial

c. Hiperlipidemia

d. Obesitas

e. Merokok

f. Diabetes

g. Steosis, karotid asimtomatik dan penyakit katup jantung (mis,

endokarditis, katup jantung postesis)

h. Penyakit priodental

3. Patofisiologi Stroke

Menurut Andra Saferi 2013 patofisologi dari stroke yaitu :

Otot sangat bergantung pada oksigen dan tidak mempunyai

cadangan oksigen, jika aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena
trombus dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan

otak. Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat

pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam

waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-

neuron. Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada

awalnya mungkin akibat henti jantung, hipotensi atau hipoksia karena

akibat proses anemia dan kesukaran untuk bernafas. Stroke karena

embolus dapat merupakan akibat dari bekuan darah, udara, palque,

ateroma, fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemoragi maka faktor

pencetus adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut

dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemoragi.

Pada stroke trombolisis atau metabolik maka otak mengalami

iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan

meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi edema serebral

dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada area yang

luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya

saat terkena.

Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di

dalama arteri-arteri yang membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis iterna

dan system vertebrbasilar dan semua caang-cabangnya. Secara umum,

apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit,

akan terjaid infarak atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di
suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang

diperdarahi oleh arteri tersebut

Alasannya adalah mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang

memadai daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah

satu dari berbagai proses yang terjadi didalam pembuluh darah yang

memperdarahi otak. Patologiknya berupa:

a. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti

aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh atau

peradangan.

b. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok

atau hiperviskositas darah

c. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang

berasal dari jantung atau pembuluh ekstrkranium

d. Rupture vaskular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid

4. Manifestasi Klinis Stroke

Menurut Tarwoto 2013 manifestasi klinis stroke adalah :

a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) atau

hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadak Kelumpuhan

terjadi akibat adanya kerusakan pada areaa motorik di korteks bagian

frontal, kerusakan ini bersifat kontralateral artinya jika terjadi

kerusakan pada hemister kanan maka kelumpuhan otot pada pada

sebelah kiri. Pasien juga akan kehilangan kontrol otot volunter dan
sensorik sehingga pasien tidak dapat melakukan ekstensi maupun

fleksi.

b. Gangguan sensibilitas padaa satu atau lebih anggota badan. Gangguan

sensibilitas terjadi karena kerusakan sistem saraf otonom dan

gangguan saraf sensorik.

c. Penurunan kesadaran ( konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma),

terjadi akibat perdarahan, kerusakan otak kemudian menekan batang

otak atau terjadinya gangguan metabolik otak akibat hipoksia.

d. Afasia ( kesulitan dalam bicara)

Afasia adalah defisit kemampuan komunikasi bicara, termasuk dalam

membaca, menulis memahami bahasa. Afasia terjadi jika terdapat

kerusakan pada area pusat bicara primer yang berada pada hemister

kiri dan biasanya terjadi pada stroke dengan gangguan pada arteri

middle sebelah kiri.

e. Disartria (bicara cadel atau pelo)

Merupakan kesulitan bicara terutama dalam artikulasi sehingga

ucapannya menjadi tidak jelas. Namun demikian pasien dapat

memahami pembicaraan, menulis, mendengarkan maupun membaca.

Disartria terjadi karena kerusakan nervus kranial sehingga terjadi

kelemahan dari otot bibir, lidah dan laring.

f. Diplopia ( Gangguan Penglihatan )

Pasien dapat kehilangan penglihatan atau juga pandangan menjadi

ganda, gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini terjadi
karena kerusakan pada lobus temporal atau perietal yang dapat

menghambat serat saraf optik pada korteks oksipital.

g. Disfagia

Disfagia atau kesulitan menlan terjadi karena kerusakan nervus kranial

IX. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis menutup

kemudian makanan masuk ke esofagus.

h. Inkontinensia

Inkotinensia baik bowel maupun bladder sering terjadi hal ini terjadi

karena terganggunya saraf yang mensarafi bladdr dan bowel.

i. Vertigo, mual, muntah, dan nyeri kepala, terjadi karena peningkatan

tekanan intrakranial, edema serebri

5. Pemeriksaan Diagnostik Stroke

Pemeriksaan diagnostik menurut Andra Saferi (2013) yaitu :

a. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan , obstruksi arteri, oklusi / ruptur.

b. Elektro encefalografi

Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak

atau mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

c. Sinar X tengkorak

Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah

yag berlawanan dari masa yang luas, kalsifikasi karotis interna terdapat

pada trobus serebral. Kalsifikasi parsial dinding, aneurisma pada


perdarahan sub arachnoid.

d. Ultrasonografi Doppler

Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri

karotis / aliran darah / muncul plaque / arteroskelerosis.

e. CT-scan

Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.

f. MRI

Meunjukkan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada

trombosisi, emboli dan TIA, tekanan meningkat dan cairan

mengandung darah menunjukkan hemoragi sub arachnois / perdarahan

intrkranial.

g. Pemeriksaan Foto Thoraks

Dapat memperlihatkan keadaan jantun, apakah terdapat

pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi

kronis pada penderita stroke, menggambarkan perubahan kelenjar

lempeng peneal daerah berlawanan dari massa yang meluas.

h. Pemeriksaan laboratorium

1) Fungsi lumbal : Tekanan normal biasanya ada trombosis, emboli

dan TIA, sedangkan tekanan yang meningkat dan cairan yang

mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid

atau intrakranial. Kadar protein total meningkat pada kasus

trombosis sehubungan dengan proses inflamasi.


2) Pemeriksaan darah rutin.

3) Pemeriksaan kimia darah : Pada stroke akut dapat terjadi

hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum

dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.

6. Komplikasi

Menurut Andra Saferi (2013) komplikasi stroke adalah :

a. Berhubungan dengan immobilisasi

1) Infeksi pernafasan

2) Nyeri yang berhubungan dengan daerah yang tertekan

3) Kontipasi

4) Tromboflebitis

b. Berhubungan dengan mobilisasi

1) Nyeri pada daerah punggung

2) Dislokasi sendi

c. Berhubungan dengan kerusakan otak

1) Epilepsi

2) Nyeri kepala

3) Kraniotomi

d. Hidrosefalus.
7. Penatalaksaan Stroke

Adapun penatalaksanaan menurut (Tarwoto, 2013) yaitu :

a. Penatalaksanaan Umum

1) Pada fase akut

a) Terapi cairan, pada fase akut stroke beresiko terjadinya

dehidrasi karena penurunan kesadaran atau mengalami

disfagia. Terapi cairan ini penting untuk mempertahankan

sirkulasi darah dan tekanan darah. The American Heart

Association sudah menganjurkan normal saline 50 ml/jam

selama jam-jam pertama dari stroke iskemik akut. Segera

setelah hemodinamik stabil, terapi cairan rumahan bisa

diberikan sebagai KAEN 3B / KAEN 3A. Kedua larutan ini

lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta memenuhi

kebutuhan homeostasis kalium dan natrium. Setelah fase

akut stroke, larutan rumatan bisa diberikan untuk

memelihara homeostasis elektrolit, khususnya kalium dan

natrium.

b) Terapi oksigen, pada stroke iskemik dan hemoragic

mengalami gangguan aliran daraah ke otak. Sehhingga

kebutuhan oksigen sangat penting untuk mengurangi

hipoksia dan juga untuk mempertahankan metabolisme otak.

Pertahankan jalan nafas, pemberian oksigen, penggunaan


ventilator merupakan tindakan yang dapat dilakukan sesuai

hasil pemeriksaan gas darah atau oksimetri.

c) Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.

Peningkatan tekanan intrakranial biasa disebabkan karena

edema serebri, oleh karena itu pengurangan edema penting

dilakukan misalnya dengan pemberian manitol, kontrol atau

pengendalian tekanan darah.

d) Monitor fungsi pernapasan : Analisa gas darah

e) Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG.

f) Evaluasi status cairan dan elektrolit

g) Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan,

dan cegah resiko injury.

h) Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi

lambung dan pemberian makanan.

i) Cegah Emboli Paru dan Tromboplebitis dengan

antikoagulan.

j) Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesdaran,

keadaan pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus kranial

dan refleks.

2) Fase Rehabilitasi

a) Pertahankan nutrisi yang adekuat.

b) Program managemen bladder dan bowel


c) Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak

sendi (ROM)

d) Pertahankan integritas kulit

e) Pertahankan komunikasi yang efektif

f) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

g) Persiapan pasien pulang.

b. Pembedahan

Dilakukan jika perdarahan serebrum diamaeter lebih dari 3

cm atau volume lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan

ointasan ventrikulo-peritonal bila ada hidrosefalus obstruktif akut.

c. Terapi obat-obatan.

Terapi pengobatan tergantung dari jenis stroke.

1) Stroke iskemia

a) Pemberian trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue

plasminogen).

b) Pemberian obat-obatan jantung seperti digoksin pada aritmia

jantung atau alfa beta, kaptropil, antagonis kalsium pada

pasien dengan hipertensi.

2) Stroke haemoragik

a) Antihipertensi : Katropil, antagonis kalsium

b) Diuretik : Manitol 20%, Furosemide

c) Antikonvulsan : Fenitoin.
B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran

a) Kualitatif: composmentis, apatis, somnolens, sopor, spoor-

comatus, coma (umumnya mengalami penurunan kesadaran )

b) Kuantitatif: GCS (Glasgow Coma Scale)

c) Respon Motorik

 Respon Verbal

 Pembukaan Mata

2) Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi

bervariasi

3) Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar

dimengerti, kadang tidak bisa bicara

b. Pemeriksaan integumen

1) Kulit: Jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika

kekurangan cairan maka turgor kulit jelek. Disamping itu perlu

juga dikaji tanda – tanda dekubitus terutama pada daerah yang

menonjol karena klien harus bed rest 2-3 minggu.

2) Kuku: perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

3) Rambut: umumnya tidak ada kelainan

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


c. Pemeriksaan kepala dan leher

1) Kepala: bentuk normocephalik

2) Muka: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi

3) Leher: kaku kuduk jarang terjadi

d. Pemeriksaan ekstremitas Sering didapatkan kelumpuhan pada salah

satu sisi tubuh.

e. Pemeriksaan dada

Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,

wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur

akibat penurunan refleks batuk dan menelan.

f. Pemeriksaan abdomen

Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang

terdapat kembung.

g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus

Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.

2. Pemeriksaan neurologi

a. Pemeriksaan nervus cranialis

Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis:

1) Nervus I (olfaktorius) : penurunan sensasi penghiduan

2) Nervus II (optikus) : perubahan lapang pandang

3) Nervus III okulomotorius: perubahan penurunan mengangkat

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


kelopak mata atas, kontriksi pupil, sebagian besar gerakan

ekstraokular.

4) Nervus IV (troklearis) :perubahan gerakan mata ke bawah dan

ke dalam.

5) Nervus V (trigeminus) :penurunan kemampuan menutup rahang

dan mengunyah, menelan, penurunan reflex mengedip.

6) Nervus VI (abdusen) : penurunan fungsideviasi mata ke

lateral

7) Nervus VII (fasialis) :kehilangan fungsi tonus fasialis,

penurunan fungsi pengecapan (rasa manis, asam dan asin).

8) Nervus VIII (verstibuloakustikus ) :Gangguan keseimbangan

dan penurunan fungsi pendengaran.

9) Nervus IX (glosofaringeus): Gangguan fungsi menelan,

penurunan kemampuan saraf motorik pada faring untuk

menelan, refleks muntah dan pada parotis untuk

salivasi.Penurunan fungsi saraf sensorik pada faring, lidah posterior,

termasuk rasa pahit.

10) Nervus X ( vagus): Penurunan fungsi saraf motorik pada faring,

laring: untuk menelan, refleks muntah, fonasi, visera abdomen.

Penurunan fungsi saraf sensorik pada faring, laring: refleks

muntah, visera leher, thoraks dan abdomen.

11) Nervus XI (assesorius):Penurunan fungsi saraf motorik otot

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius,

untuk pergerakan kepala dan bahu.

12) Nervus XII (hipoglosus): Penurunan fungsi saraf motorik untuk

pergerakan lidah.

3. Pemeriksaan Reflex

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahului

dengan reflex patologis.

4. Pemeriksaan Tanda Rangsangan Meningeal

Bila ada peradangan selaput otak atau di rongga sub arachnoid terdapat

benda asingseperti darah, maka dapat merangsang selaput otak

5. Kaku kuduk

Untuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan dengan cara

a. Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang

berbaring

b. Kemudian kepala ditekukkan /fleksi0 dan diusahakan agar dagu

mencapai dada.

c. Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan.

d. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak

mencapai dada

e. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.ada kaku kuduk yang

berat, kepala tidak dapat ditekuk, malah sering kepala terkedik ke

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


belakang.

f. Ada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan yang

dialami waktu menekukkan kepala.

6. Tanda Iaseque

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut

1) Lakukan ekstensi pada kedua tungkai.

2) Kemudian salah satu tungkai diangkat lurus, di fleksikan pada sendi

panggul.

3) Tungkai yang satu lagi harus berada dalam keadaan ekstensi 1 lurus.

4) Normal jika kita dapat mencapai sudut 70 derajat sebelum timbul rasa

sakit atau tahanan.

5) Laseq + = bila timbul rasa sakit atau tahanan sebelum kita mencapai

70 derajat.

7. Tanda Kerniq

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut

a. Pasien berbaring lurus di tempat tidur.

b. Pasiendifleksikan pahanya pada sendi panggul sampai membuat sudut

90 derajat.

c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut.

d. Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut 135 derajat, antara

tungkai bawah dantungkai atas.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


e. Tanda kerniq + = bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai

sudut 135 derajat.

8. Tanda Brudzinsky 1

a. Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut: a.Pasien berbaring di tempat

tidur.

b. Dengantangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang

berbaring,kita tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai

dada.

c. Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk

mencegah diangkatnya badan.

d. Brudzinky 1 + bila ditemukan fleksi pada kedua tungkai.

9. Tanda Brudzinsky II

Pemeriksaan dilakukan seagai berikut:

a. Pasien berbaring di tempat tidur.

b. Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul, sedang tungkai yang satu

lagi beradadalam keadaan lurus.

c. Brudzinky + bila ditemukan tungkai yang satu ikut pula fleksi, tapi

perhatikan apakah ada kelumpuhan pada tungkai.

10. Diagnosa [ CITATION Wij131 \l 1033 ] [ CITATION Nur161 \l 1033 ]

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


a. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d interupsi aliran darah,

gangguan oklusi, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral.

b. Hambatan mobilitas fisik b/d keterlibatan neurovaskuler, kelemahan

dan flaksid/ paralisis hipotonik (awal), kerusakan perseptual/ kognitif.

c. Resiko jatuh b/d penurunan kemampuan retina menangkap objek

bayangan.

d. Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan sirkulasi serebral,

kerusakan neuromuskular, kehilangan tonus, kelemahan/ kelelahan

umum.

e. Gangguan menelan b/d proses menelan tidak efektif.

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia.

B. Intervensi

DIAGNOSA
KEPERAW NOC NIC
ATAN
Perubahan  Circulation status 1. Monitor adanya
perfusi  Tissue prefusion : cerebral daerah tertentu
jaringan Kriteria hasil : yang hanya peka
serebral b/d Mendemonstrasikan status terhadap
interupsi sirkulasi yang ditandai panas/dingin/taja
aliran darah, dengan : m dan tumpul.
gangguan  Tekanan sistolik dan 2. Batasi gerakan
oklusi, diastol dalam rentang pada kepala ,
hemoragi, yang diharapkan. leher dan
vasospasme  Tidak ada tanda-tanda punggung.
serebral, peningkatan 3. Monitor adanya
edema intrakranial. tromboplebitis
serebral.  Menunjukkan fungsi 4. Observasi TTV
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik ,

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


tidak ada gerakan-
gerakan involunter.
Hambatan  Join moment: active 1. Kaji kemampuan
mobilitas  Mobility level klien dalam
fisik b/d  Self care: ADLs mobilisasi
keterlibatan  Transfer reformance 2. monitoring vital
neurovaskule Kriteria hasil: sign
r, kelemahan  Klien meningkat dalam 3. ajarkan pasien
dan flaksid/ aktifitas fisik atau tenaga
paralisis  mengerti tujuan dari kesehatan lain
hipotonik peningkatan mobilitas tentang teknik
(awal),  memverbalisasikan ambulasi
kerusakan perasaan dalam 4. bantu klien untuk
perseptual/ meningkatkan kekuatan menggunakan
kognitif. dan kemampuan tongkat saat
berpindah berjalan dan
 memperagakan cegah terhadap
penggunaan alat cidera
 bantu untuk mobilisasi 5. latih pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai
kemampuan
6. konsultasikan
dengan terapi
fisik tentang
rencan ambulasi
sesuai dengan
kebutuhan
Resiko jatuh  Trauma risk for 1. mengidentifikasi
b/d  injury risk for perilaku dan
penurunan Kriteria hasil: factor yang
kemampuan  Gerakan terkoordinasi mempengaruhi
retina kemampuan otot untuk risiko jatuh
menangkap bekerja sama secara 2. mengidentifikasi
objek volunter untuk karakteristik
bayangan. melakukan pergerakan lingkungan yang
 perilaku pencegahan dapat
jatuh: tindakan individu meningkatkan
atau pemberian asuhan potensi untuk
untuk meminimalkan jatuh(misalnya

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


factor resiko yang dapat lantai yang
memicu jatuh licin,dan tangga
dilingkungan individu terbuka)
 kejadian jatuh : tidak 3. mendorong
ada kejadian jatuh pasien untuk
menggunakan
tongkat atau alat
pembantu
berjalan
Kerusakan  Anxiety self control 1. dorong pasien
komunikasi  coping untuk
verbal b/d  sensory function: hearing berkomunikasi
kerusakan dan vision secara perlahan
sirkulasi  fear self control dan untuk
serebral, kriteria hasil: mengulangi
kerusakan  komunikasi: permintaan
neuromuskul penerimaan,intrepretasi, 2. gunakan kartu
ar, dan ekspresi pesan lisan, baca, kertas,
kehilangan tulisan, dan non verbal pensil,bahasa
tonus, meningkat tubuh, gambar,
kelemahan/  komunikasi ekspresif daftar kosa kata
kelelahan (kesulitan berbicara) : dll untuk
umum. ekspresi pesan verbal memfasilotasi
dan atau non verbal komunikasi dua
yang bermakna arah yang
 komunikasi reseptif optimal
(kesulitan mendengar): 3. dengarkan
penerimaan komunikasi dengan penuh
dan intrepertasi pesan perhatian
verbal dan atau non 4. berdiri di depan
verbal pasien ketika
 gerakan terkoordinasi: berbicara
mampu mengkoordinasi 5. anjurkan
gerakan dalam kunjunagn
menggunakan isyarat keluarga secara
teratur untuk
memberi
stimulus
komunikasi.
Gangguan  Pencegahan aspirasi 1. memantau
menelan b/d  Status menelan : tindakan tingkat
proses pribadi untuk mencegah kesadaran, reflex
menelan pengeluaran cairan dan batuk, reflex

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


tidak efektif. partikel padat kedalam paru muntah, dan
Kriteria hasil : kemampuan
 Dapat mempertahankan menelan
makanan dalam mulut 2. penwaran
 kempuan menelan makanan atau
adekuat cairan yang dapat
 kemempuan untuk dibentuk menjadi
mengosongkan rongga bolus sebelum
mulut menelan
 mampu mengontrol 3. potong makanan
mual dan muntah menjadi
potongan –
potongan kecil
Ketidakseim  Nutritional status : food and 1. monitor adanya
bangan fluid intake penurunan berat
nutrisi  Nutrition status : nutritient badan
kurang dari intake 2. kolaborasi
kebutuhan  Weight control dengan ahli gizi
b/d Kriteria hasil : untuk
anoreksia. Adanya peningkatan berat menentukan
badan sesuai dengan jumlah kalori dan
tujuan : nutrisi yang
 Berat badan ideal sesuai dibutuhkan
dengan tinggi badan pasien
 mampu 3. monitor jumlah
mengidentifikasi nutrisi dan
kebutuhan nutrisi kandungan kalori
 tidak ada tanda tanda 4. berikan
malnutrisi informasi tantang
 menunjukkan kebutuhan nutrisi
peningkatan fungsi 5. kaji kemampuan
pengecapan dari pasien untuk
menelan mendapatkan
 tidak terjadi penurunan nutrisi yang
berat badan yang berarti dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Bulechek, Gloria M. El all. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC).
Edisi 6. Indonesia: CV Mocomedia

Junaidi, Iskandar. (2011). Stroke, Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi

Lingga, Lanny. (2013). All About Stroke. Jakarta: Gramedia.

Mulyatsih , Enny & Ahmad, Airiza. (2015). Petunjuk Perawatan Pasien Pasca
Stroke di Rumah. Jakarta: FKUI.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuha Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Jilid 3. Jogyakarta:
Mediaction

Rasyid, Al & Soertidewi, Lyna. (2011). Manajemen Stroke secara Komprehensif.


Jakarta: FKUI.

Rendy, M Clevo & TH, Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN

A. IDENTIFIKASI DATA ( Pengkajian)

1. Nama keluarga : Tn. M

2. Alamat dan nomor telepon : Jln. Ni pa- Ni pa Lama Perumahan Griya

Riskita Blok A.15/08124242007

3. Komposi si keluarga (tinggal serumah)

No Nama Umur JK Hub.d Tempat/tanggal Pekerjaan Pendi


en lahir dikan
gan
KK
1. Tn. M 54 L KK Komba, 17 april Dosen S3
1967
2. Ny.H 50 P Istri Soppeng, 14 Juli PNS S1
1971
3. Tn. R 25 L Anak Makassar, 12 Mahasi swa S1
mei 1996
4. Tn. A 22 P Anak Makassar, Mahasi swa S1
Apri l 1999

Genogram berupa diagram pohon keluarga tiga generasi.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Keterangan:

: Laki laki

: Perempuan

: Garis menkah

: Garis Keturunan

: Garis serumah

: Klien

: Meninggal

4. Ti pe Keluarga:Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga keluarga

inti atau nuclearfami ly karena dalam satu rumah terdiri dari ayah yang

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


berusia 54 tahun dan ibu yang berusia 50 tahun denga kedua anak

yaitu: anak laki- laki berusia 25 tahun, anak kedua laki- laki berusia 22 tahun.

Tn.M dan Ny.H mengatakan dalam keluarganya Terdapat masalah kesehatan yaitu

Tn.M menderi ta penyakit TBC dan Ny. H menderi ta penyakit Stroke Ringan

5. Latar belakang budaya :Tn. M dan Ny. H bersuku asli bugis dan

dalam berkomuni kasi menggunakan bahasa Indonesia, Tn. M berasal dari

daerah palopo /Luwu tepatnya di Desa Komba dan berpindah ke Kota

Makassar dikarenakan pekerjaan, Tn. M berada di Kota makassar,

agama yang dianut oleh keluarga Tn. M adalah agama islam dan semua

anggota keluarga Tn.M tidak pernah meni nggalkan shalat waji b.

Pemahaman keluarga Tn.M terhadap agama sangat cukup baik, keluarga

Tn.M dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar

juga baik saling berbagi makanan, dan anak- anak Tn.M suka bermai n dengan

teman sebaya di lingkungan sekitar rumah. Keti ka sakit keluarga Tn.M

menggunakan pelayanan kesehatan RS/Puskesmas.

6. Identifikasi Agama: Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orang

tua rajin sholat 5 waktu dan sholatTahajud bersama anak- anaknya.

Selainitu, orang tua sering mengajak anak- anaknya untuk melakukan

puasa senin kami s dengan harapan apa yang dicita- citakan dapat tercapai

sesuai kehendakNya. Tn. M biasanya melaksanakan kewaji ban sholat Jum’ at

dan Sholat magri b di Masji d di dalam kompleks perumahan di tempat

Tn,M tinggal. Ny.H mengatakan bahwa ia sangat percaya kepadaTuhan

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


YME dan sangat berserah diri tentang apapun di dalam keluarga baik itu

mengenai kesehatan,keutuhan dalam rumah tangganya, jodoh anak-

anaknya, rezeki, dan lainnya. Tn.M dan Ny.H mengarahkan anak- anaknya

untuk selalu taat menjalankan ibadah dan bertakwa kepada Allah SWT

7. Status Kelas Sosial: Status sosial keluarga termasuk keluarga

sejahtera 3, di mana keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar,

sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberi kan

sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum

terpenuhi seperti sumbangan materi . Tn.M dalam mencari nafkah untuk

keluarga sebagai Pegawai Dosen di Kampus UVRI namun tidak pegawai

negri sipil dan Tn,M juga sedangkan Ny.H berprofesi sebagai Guru di

SMP 20 dan penghasilannya sekitar rata Rp 4,5 jutaan/bulannya.

Menurut Ny.H pendapatan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka termasuk dalam pendidikan anak mereka dan pemenuhan

kebutuhan hidup sehari- harinya. Ny. H mengatakan tiap 3 hari sekali, ia

belanja kebutuhan makan mereka dan langsung disi mpan di dalam lemari

ES. Mereka sudah memi li ki rumah sendiri, sehingga tidak memerlukan

pengeluaran untuk membayar tambahan seperti kontrakan dan lainnya,

sehingga pengeluaran mereka dapat terkontrol. Tn.M mengatakan bahwa

ia dan keluarganya hanya memi li ki tabungan seperti halnya keluarga pada

umumnya di bank- bank yang ada, tetapi keluarga tersebut tidak memi li ki

asuransi apapun untuk keluarga mereka karena mereka berpikir ada pemeri

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


ntah yang akan membantu mereka dengan layanan seperti BPJS.

8. Rekreasi Keluarga: Keluarga Tn. M tidak mempunyai waktu yang

teratur untuk rekreasi, biasanya hanya ada rekreasi pada saat libur

kuliah anaknya, dan pada malam hari ada waktu luang makaN keluarga

Tn.M berbincang dengan anak dan istrinya, dan menonton TV

bersama.

B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan

keluarga adalah tahap di mana orang tua mulai melepas anak sebagai seorang

dewasa.

2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi: Semua tahap

perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal tugas dalam memenuhi

kebutuhan perkembangan tiap individu sesuai usianya. Seperti pada Tn.R

selaku anak pertama dalam keluarga tersebut yang telah lulus sarjana

tetapi sudah setahun belum mendapatkan pekerjaan tetap.

3. Ri wayat Keluarga Inti : Tn. M Berasal dari Luwu dan Ny.H

berasal dari Soppeng. Mereka bertemu saat bekerja di Makassar.

Mereka berpacaran selama satu tahun dan meni kah pada tahun 1995.Anak

pertama adalah An.R yang lahir di tahun 1996, anak kedua An.RW

lahir ditahun 1999,. Sebelumnya mereka sudah merencanakan memi li ki 3

orang anak tapi waktu Ny.H Hami l anak ke- 3 Ny,H mengalami koplikasi

pada kehami lan yang mengaki batkan keguguran dan akhirnya rahim

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Ny.H diangkat

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya:

Ibu Ny.M pernah menderi ta sakit Stroke dan meninggal di usia 77. Sama

halnya dengan Ibu Ny H, Tn P ayah Ny H juga menderi ta penyakit Stroke.

Saat ayah dari Ny.H yang saat itu terserang penyakit Stroke Ny.H, karena

pelayanan di RS dirasa lambat karena Ny.H menggunakan kartu

ASKES, kemudian Ny.H pindah RS akibat dari pelayanan yang kurang

memuaskan tersebut. Tn.M mengatakan ayah dan ibunya tidak pernah

menderita sakit spesifik. Tn M mengatakan Ayahnya meni nggal saat usia79

tahun, dan Ibunya masi h hidup sampai sekarang.

C. DATA LINGKUNGAN

Karakteristik Rumah: Rumah yang di mi li ki saat ini adalah milik sendiri

atas nama kepemilikan Tn. m. Tipe rumah tersebut adalah tipe 90 dengan luas rumah

260 m2 yang terdiri dari 1 ruang tamu,1 ruang keluarga, 4 ruang kamar tidur, 1 dapur,

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


1 kamar mandi , 1 WC, 1 garasi yang masing-masing ruangan memi li ki 1 pasang

jendela kecuali pada toilet, WC dan garasi. Ti ap ruangan di manfaatkan semaksi mal

mungki n, kamar Tn R dan Tn.A berseblahan.

Karakteristik Tetangga Dan Komunitas: Lingkungan tetangga umumnya

berasal dari berbagai daerah ada yang dari daerah

enrekangpalopo,polmas,toraja dan lain- lain walaupun ada juga keluarga yang

bukan berasal dari palopo. Keluarga dan masyarakat sekitar pun memi li ki

kebiasaan yang sama. Ny. H yang juga sering berkumpul dengan ibu- ibu

sekitar rumah sambi l berbincang- bincang khususnya saat berbelanja pada penjual

sayur keli ling. Lingkungan sekitar rumah pun tampak bersih karena tiap

sebulan sekali adakerja bakti di lingkungan warga setempat. Di sekitar wi

layah penduduk yang ada tidak ada aturan penduduk tertentu, bahkan tiap

keluarga memi li ki aturan budaya yang berbeda- beda.Warga sekitar rata- rata

berpendidikan lulusan D3 dan S1 dengan rata- rata pekerjaan keluarga tersebut

adalah PNS, pedagang, pengusaha, wiraswasta dan pensiunan.

Tn. M Bekerja sebagai dosen di kampus UVRI dan Ny. H bekerja di SMP

Negeri 20 makassar sebagai guru. Tn.M adalah dosen mata kuliah

pertambangan sedangkan Ny. H adalah guru kesenian. Tn.M mengatakan

bahwa di lingkungan kampus mereka suka sekali berkumpul bersama di waktu

luang sambi l mi num teh bersama- sama. Dilihat darikondisi tersebut, tampak

sekali kedekatan antar dosen dan staf yang terlihat harmonis.

Mobilitas Geografis Keluarga: Keluarga Tn. J tidak pernah berpindah

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


tempat dari rumahnya saat ini , mereka sudah menempati rumah di daerah

tersebut selama ± 22 tahun. Untuk sarana transportasi, Ny M dan Tn. J

mengendarai mobi l bersama saat keluar rumah, sedangkan untuk kedua anak-

anak mereka mengendarai motor masi ng- masi ng.

Sistem Pendukung Keluarga: Dalam keluarga tersebut terdapat dua anggota

keluarga yang sehat tanpa gangguan kesehatan yaitu Tn. R dan Nn A. Fasilitas

yang di miliki kelurga untuk menunjang kesehatan keluarga:

a. Fisik : keluarga memi li ki fasilitas- fasilitas seperti mobi l dan motor untuk

mempermudah ji ka bepergian maupun untuk keperluan kesehatan. Rumah

yang cukup nyaman dan sehat untuk di jadikan sebagai tempat

berlindung.

b. Psikologis: Tn.M mengatakan bahwa keluarga memi li ki seseorang kawan

dekat yang merupakan teman dinas Tn.M untuk bercerita tentang

masalah dan mencari solusinya. Selain i tu hubungan kedekatan antar

anggota keluarga Tn. M sangat erat sehingga apabila salah satu anggota

keluarga mengeluh sakit maka mereka akan bercerita kepada anggota

keluarga yang lain.

c. Social : adanya kegiatan senam untuk para ibu di saerah tempat tinggal

keluarga Tn.M Adanya kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan

agar terciptanya lingkungan yang sehat di sekitar tempat tinggal. BPJS

dari pemeri ntah yang sangat membantu untuk memeri ksa kesehatan keluarga

secara rutin.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


D. STRUKTUR KELUARGA:

- Pola Komuni kasi: Pola komuni kasi dalam keluarga yang digunakan

adalah pola komuni kasi terbuka, i tu berarti tiap anggota keluarga berhak

dan bebas menyampai kan pendapat. Cara komuni kasi antar anak dan ibu

berlangsung sangat efektif, karena anak sangat terbuka kepada Ny.H

khususnya dibanding kepada Tn. M, yang menurut Ny. H i tu disebabkan

Ny. H lebih sangat paham dan mengerti karakter dari ketiga anaknya.

Frekuensi untuk berkomuni kasi pun tak dapat terhitung karena kapan pun

anggota ingin berkomuni kasi, maka mereka langsung melakukan tetapi

tetap meli hat keadaan si tuasi yang ada. Dalam keluarga tersebut sangat

harmoni s karena tidak terdaoat kendala yang dialami dalam aproses akomuni

kasi karena sangat terbuka antara yang satu dengan yang lainnya

- Struktur Kekuatan Keluarga: Pengambi l keputusan dikeluarga adalah

Tn.M selaku sebagai ayah/kepala keluarga tetapi melalui tahap

musyawarah/ diskusi. Apabi la ada sesuatu yang sangat penting dan Tn. M

tidak berada dirumah, biasanya Ny.H yang mengambi l keputusan untuk

anggota keluarganya. Setelah Tn.M pulang, Ny.H baru mendi skusikannya

denganTn. M selaku ayah dan kepala keluarga.

- Struktur Peran:

a. Formal: Tn.M mengatakan sudah mampu menjalankan perannya

sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah serta pelindung keluarga.

Ny.H mengatakan sudah cukup memenuhi perannya sebagai ibu

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


rumah tangga yang lebih mengerti akan kondisi yang sedang dialami

oleh keluarganya serta sebagai tempat curhat untuk semua anggota

keluarga. Ny. H juga turut serta bekerja sebagai guru bersama dengan

suami nya. Namun terkadang Ny. H merasa bahwa perannya dalam

mengarahkan anak untuk menuju kemandi rian belum cukup terpenuhi.

An.R sebagai anak pertama yang menjadi panutan bagi adiknya

setelah lulus kuliah, bekerja, namun kemudi an keluar dari pekerjaan dan

sekarang ini sedang melanjutkan studi di pasca sarjana sarjana dengan

bantuan dari orang tua. An.A sudah bekerja sambi l kuliah di msalah

satu perguruan tinggi negri makassar

b. Informal: Informal : Ny. H mengatakan selain sebagai Ibu yang mendi

dik dan mengatur keuangan keluarga, Ny.H juga merupakan sahabat serta

moti vator bagi keluarganya. Setiap kali anak- anak maupun suami nya

memi li ki masalah dan memerlukan nasehat serta dorongan Ny.H selalu

berusaha ada untuk mereka.

- Ni lai - Ni lai Keluarga: Tn. m mengatakan ni lai dan norma yang dianut

sama seperti yangberlaku di masyarakat. Contohnya, anak- anak Tn M di

larang pulang melebi hi jam 9 malam, apabila melakukan kesalahan segera

sungkem atau mi nta maaf kepada yang bersangkutan dalam hal tersebut.

Yang lebih muda selalu menghormati yang lebih tua.

E. FUNGSI KELUARGA

- Fungsi Afekti f: Ny. H mengatakan hubungan dalam keluarga sangat dekat

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Anak- anak Tn M dan Ny H merasa senang ji ka pergi bersama- sama. Mereka

sering mengatakan“ keluargabahagia sedang berjalan- jalan”.

- Fungsi Sosialisasi: Ny. H dan Tn M mengatakan hubungan keluarga

dengan masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalnya cukup baik.

Namun Ny.H sedikit menghi ndari pertemuan dengan para ibu- ibu lebih

intensif kerena untuk menghi ndar dari pembi caraan negatif. Tn. M aktif

mengi kuti pertemuan- pertemuan yang diadakan oleh Kegi atan dalam

lingkungan tempat tinngal karena Tn,M adalah Ketuua RT di kompleks

tempat tinngal nya setiap bulan. Ny. H juga mengatakan hubungan

keluarga dengan anggota keluarga besar yang lain sangat baik.

- Fungsi Perawatan Kesehatan, Keyaki nan- Keyaki nan, Ni lai - Ni lai

dan Perilaku Keluarga: Ny. H mengatakan menderita Stoke ringan sejak

satu tahun yanglalu. Ny. H merasakan penurunan berat badan yang

signifikan sebesar 6 kg 7 bulan dari berat 55 Kg menjadi 48 Kg. Dan

tangan klien seblah kanan mengalami penurunan sehingga terkadang mati

rasa. Ny, H pernah dirawat di rumah sakit Hermi na pada tahun lalu

karena tiba- tiba mengalami setengah badan jadi mati rasa dan pingsan

akhirnya di larikan kerumah sakit dan dokter mendi agnossnya terkena stroke

ringan dengan penyumbatan serangan pertama dan dirawat selama 7 hari dan

dokter juga menyarankan agar Ny,H harus lebih hati- hati lagi karena

dapat terjadi serangan berulang dan labih sangan bersiko lagi. Sertelah

pulang Ny,H istirahat dengan baik dan merubah pola ,akan dan mengubah

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


menjadi pola hidup yang lebih sehat. Dan rutin mengontrolkan dirinya ke

rumah sakit.

Setelah beberapa mi nggu dirumah pasca dirawat Ny,H untuk mengubah pola

makan dengan makan rutin serta menghi ndari makan- makanan yang Berlemak,

gorengan dan menghi ndari stress.

Saat ini Ny.H mengkonsumsi susu peptisol yang rendah gula dan

memperbanyak makan buah. Ny.H juga mengatakan bahwa pola makannya rutin

dan tepat waktu. Karena Ny.H diharuskan menjaga pola makan, keluarga sangat

setuju dan mendukung Ny.H bahkan anak - anak dan suami mereka ikut

melakukan pola makan yang rutin. Dan saat ini Ny.H rutin chek up di RS Hermi

na makassar setiap bulan sekali serta rutin menjalani terapi. Tn.M mengatakan

bahwa apabila salah satu anggota keluarganya sakit dan pernah menderi ta sakit

tersebut sebelumnya, Tn.M hanya membeli kan obat yang serupa dengan yang

diresepkan terdahulu oleh dokter. Ny.H mengatakan, bahwa apabila di malam hari

Ny.H merasa kedinginan, An.R selalu menemani nya dan menyedi akan pakaian

hangat yang diperlukan. Tn.M juga mengatakan bahwa apabila salah satu anggota

keluarga ada yang sakit maka Maka kedua anak anaknya sangat perhatian dan

membantu merawat ibunya yang sedang sakit Keluarga memanfaatkan fasilitas

yang diberikan oleh pemerintah yaitu Askes. DalamAskes disediakan dokter

keluarga. Tn M mengatakanbahwa keluarga mereka sangat memanfaatkan Askes,

karena dalampandangan mereka itu adalah hak mereka yang pembayarannya melalui

potongan gaji tiap bulan. Jadi sayang ji ka tidak memanfaatkan askestersebut.

Untuk biaya Chek Up kadar gula darah Ny. H menggunakan fasilitas Askes

sehingga tidak pernah membayar, serta memanfaatkan Rumahsakit pemerintah untuk

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


berobat secara gratis.

F. KOPING KELUARGA

1. Tn.Jdan Ny.H tidak memi li ki stres terhadap ekoni mi nya karena Tn.M

dan Ny.H sebagai Dosen dan guru di SMP dengangolongan IV A

dirasa sangat cukup oleh Tn.M untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hariserta pandidikan bagi anak mereka. Jumlah penghasilan keluarga

mereka setiap bulansekitar 9- 10 jutaan, dengan tanggungan 2 anak.

Keluarga ini termasuk golongan keluarga sejahtera.

2. Stressor jangka pendek: Ny. H sangat mengkhawati rkan akan penyakit

yang di deritanya karena takut akan mengalami serangan berulang pada

stroke yang bisa mengancam nyawa sehingga Ny.H sangat menjaga

kondisi dan rutin berolahraga ringan setiap hari.

3. Stressor jangkapanjang: Ny.M mengatakan khawati r dengan keadaan

An.R yang sampai saat inibelum Bekerja dan masi h memi n tabantuan orang

tua. Ny.H mengi nginkan semua anaknya menjadi PNS dan baru boleh meni

kah. Ny.H mengatakan hanya doa yang dipanjatkan agar keluarganya selalu

sehat dan penyakinya segera sembuh dan anak- anaknya segera

mendapat pekerjaan

4. Strategi Kopi ng yang digunakan: Keluarga memanfaatkan waktu

luang untuk sekedar berbelanja bersama atau jalan- jalan di tempathi

buran. Hal ini ditujukan untuk refreshing dan melepas kepenatan.

Biasanya lebih sering di lakukan di har mi nggu karena di saat i tulah

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


semua anggot keluarga berkumpul.Tn.M mengatakan menyukai Bercocok

tanam dan menonton TV untuk mnecegah kebosanan Ny.M mengatakan

suka pergi bersama dengan jalan- jalan bersama keluarga untuk menghi

bur diri .

G. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik Nama Anggota Keluarga


Tn. J Ny. M
TD(mmH) 130/80 140/90
Nadi (x/menit) 76 85
RR(x/menit) 18 20
BB(kg) 60 48
TB(cm) 165 157
Kepala Mesocephal Mesocephal
Rambut Sebagian hitam, ada Rambut
uban, lurus tidak bersih,terdapat
adaketombe, tidak mudah uban,tidak ada
patah lesi , tidakada
ketombe.
Konjungti va Konjungti va tidakanemi s Konjungti va tidak
anemi s, di
korneaterlihatse
pertiada selaput
Sklera Scleratidakikterik. Scleratidakikterik.
Bersih, tidak ada Bersih, tidak
Hi dung polip,tidakterdapats ekret adapolip,tidak
terd apat sekret
Si metri Si metri s,
Teli nga ,tidakmenggunakan tidakmenggunaka n
alatpendengaran, tidak alatpendengaran,
adaserumen. tidakadaserumen
Mulut Mukosa bibir lembab,ti Mukosa bibir
dakadasaria wan,gi lembab,ti dak ada
gibersih. sariawan,gi
gisudaht
anggaldua
Kulit Kuli t normal, Kuli t sedikit
sudahmulai keriput, tidak bersisikdan
adalesi kering, ada

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


bekasluka hitam
di daerahkaki
diameter 3 cm,da
2 cm
Leher Tidak ada Tidak ada
pembesarankelen jarti pembesarankelen
roid jarti roid
Dada Si metri s, sonor Si metri s,
seluruhlapang sonorseluruh
paru,terdengarbunyivesi lapangparu,terdeng
kuler. ar bunyivesikuler.
Abdomen Ti dakterabamasa,bi sing Ti dak teraba masa,bi
usus13x/meni t,terdenga sing usus 10x/meni
rbunyitympani t,terdengar
bunyitympani
Ekstremi tas Tidak ada luka, tidak Terdapat bekas
adaedema,ti dakadale si lukaDM yang
mengeri ngdan
menghi tam
diekstri mi tas
kaki, tidakada
edema
Turgorkuli t Kurangdari 3 detik Kurangdari 3 detik
Keluhan Ti dakkuatdudukterlalu Mudah capek
lama

H. HARAPAN KELUARGA

- Persepsikeluargaterhadapperawat: Keluarga menganggap

perawat adalah sosok yang penting dalam memberi kan pelayanan

kesehatan terutama sikap perhatian yang diberikan perawatakan dapat

mempercepat kesembuhan pasien.

- Harapankeluargapada perawat: Karena Ny.H pernah

mengalami kejadian di rumah sakit tentang sikap perawat yang acuh,

keluarga berharap sikap perawat lebih baik lagidalam melayani pasien

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


tanpa meli hat status pasien tersebut. Karena melalui senyum saja dari tim

kesehatan, dirasa sedikit tidaknya sudah membantu penyembuhan

pasien secara psikologis.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

a. Pengkajian

Diketahui Ny. H (50 tahun) tinggal bersama Suami dan kedua anak laki- lakinya.

Berdasarkan data yang di peroleh Ny. H menderi ta Stroke Ringan No Hemoragi c Srtoke.

Pada saat pengkajian di rumah keluarga Ny. H, Ns Wanty mengkaji kesehatan pasien

secara langsung. Pada kunjungan tersebut diperoleh data Ny. H, TD : 160/90 mmHg, P :

20x/i, N: 83/i, S: 36OC. Ny. H sering merasakan keram di bagian kaki kanan dan lengan

kanan, , Ny.M khawati r terhadap penyakitnya ji ka Lengan kanannya mati rasa .

b. Anali sa Data

No Tanggal Data Dx
Fokus Keperawatan
1. 08 Juli DS: Ketidakefektifan
2021 Ny.H mengatakan penyakit Sroke yang manajemen
dideritanya adalah jenis penyakit yang kesehatan
parah sehingga sering menanyakan keluarga
nyaberulang berhubungan
Ny H mengi ra bahwa saat tekanan dengan
darahnya meni ngkat beliau menggi ra ketidakmampuan
akan rerjadi serangan berulan keluarga
Ny.H mengatakan bahwa ia memi li ki mengenal
semenjak mengalami penyakit masalah
STROKE lengan seblah kanannya kesehatan dan
sering kesemutan sampai kaku dan mengkhawati
susuah digerakkan. rkan akan
Ny.H mengatakan jarang memperhati kan penyakit yang
ataumerawat anggota tubuhnya dideritanya
DO:
Kulit sedikit bersisik dan kering
Lengan seblah kanan mengalami
kekakuan.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


c. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Skoring yang di rumuskan oleh Bai lon dan Maglay (1978) dalam Effendy

1998).

Kri teria Bobot Skor


Sifat masalah 3 Potensial =1
Kemungknan Masalah untuk dipecahkan 2 Mudah =2

Potensi masalah untuk dicegah 1 Rendah =1


Menonjolnya masalah 1 Ti daksegeradiatasi =

Cara Penilaian: skor x bobot


Ni lai tertinggi

Skoring Diagnosa 1

Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1

Kemungki nan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 Potensi=1 masalah dapat dicegah : 1/3

x 1 = 0,3 Menonjolnya masalah : ½ x 1 = 0,5

Total =2.8

Berdasarkan skoring, diagnosa keperawatan prioritas keluarga adalah: Keti

dakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Nursing Care Plannin

No. Diagnosa Kep. Tujuan & Kri teria Hasi Intervensi Rasional
l
1 Ketidakefektifan Setelah di lakukan 1. Berikan penjelasan pada 1. Asupan gula yang tingggi dapat
manajemen kunjungan rumah 3x keluarga tentang diet menggangu
kesehatan diharapkan keluarga yang sesuai untuk kesei mbangan alami
keluarga mampu memberi kan penderita stroke yaitu yang ada dalam tubuh.
berhubungan perawatan : diet rendah, rendah 2. Pengelolaan stroke harus di lakukan dengan
dengan 1. Adanya usaha lemak, kolestrol serta komprehensi f bukan hanya kuratif saja.
ketidakmampuan untuk tidur sesuai menjaga tingkat stres. 3. Resiko berbahaya yang mungki n diti
keluarga kebutuhan 2. Anjurkan pada keluarga mbulkan stroke, alangkah
mengenal 2. Periksa secara untuk mengkonsumsi baiknya mencegah daripada mengobati
masalah teratur ke makanan sesuai dengan dengan melakukan pemeri ksaaan
pelayanan diet srtroke. tekanan darah untuk deteksi terjadinya
kesehatan 3. Anjurkan pada keluarga serangan
3. Ungkapan Ny. untuk jadwal tidur berulang
M tidak takut 4. Anjurkan kepada
4. Wajah Ny. M keluarga memeri ksakan
tampak relaks diri secara teratur.

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar


Implementasi

No. Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi


1 Keti dakefektifan Rabu, 7 Juli 2021 S: keluarga mengatakan sudah memperhati kan diet,
manajemen kesehatan 1. Menganjurkan pada keluarga pola tidur dan di control secara teratur
keluarga berhubungan memeriksakan setiap minggu dan O: keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
dengan ketidakmampuan mi num obat secara teratur merawat keluarga Sroke dengan memperhati kan diet,
keluarga mengenal masalah H: Pasien mengerti dan berjanji pola tidur dan control teratur.
akan rutin memeriksakan dirinya A: Masalah teratasi sebagian
2. Memberikan penjelasan pada P: lanjutkan intervensi
keluarga tentang diet yang sesuai a. Menjelaskan pentingnya mengatur diet pada
dengan penyakit stroke pada pasien stroke
makanan dan minuman yang b. Menganjurkan rutin memeriksakan diri
diberikan, harus rendah garam,
mengurangi makanan yang
berlemak.
H: Pasien memahami saran dan
informasi dari perawat
3. Menganjurkan keluarga untuk
mengatur pola tidur pada
malam hari sebaiknya
digunakan untuk istirahat.
H: Pasien Bersedia mengatur
dan memperbaiki pola tidurnya

Darmawati_22007038 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Anda mungkin juga menyukai