Anda di halaman 1dari 2

A.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada hyperplasia prostat adalah (Wulandari,2019):

1. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-uretra, hidroureter,

hidronefrosis, gagal ginjal.

2. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi.

3. Hernia/hemoroid.

4. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batu.

5. Hematuria.

6. Cystitis dan pielonefritis

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan colok dubur (recta toucer)

Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk yang telah diberi

pelicin kedalam lubang dubur. Pada pemeriksaan colok dubur dinilai: (Carr, et

all,2019)

a. Tonus sfingter ani dan reflex bulbo-kavernosus.

b. Mencari kemungkinan adanya masa didalam lumen rectum.

c. Menilai keadaan prostat.

2. Laboratorium

(Carr, et all,2019)

a. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi, hematuria.

b. Ureum creatinin, elektrolit untuk melihat gambaran fungsi ginjal.

3. Pengukuran derajat berat obstruksi

(Carr, et all,2019)

a. Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan (normal sisa urin

kosong dan batas intervensi sisa urin lebih dari 100 cc).
b. Pancaran urin (uroflowmetri).

c. Syarat : jumlah urin dalam vesika 125 s/d 150 ml. angka normal rata – rata 10 s/d

12 ml/detik, obstruksi ringan 6-8 ml/detik.

Pemeriksaan lain

(Carr, et all,2019)

a. BNO/IVP untuk menentukan adanya divertikel, penebalan bladder.

b. USG dengan transurethral ultrasonografi prostat (TRUS P) untuk menentukan

Volume prostat.

c. Trans-abdominal USG: untuk mendeteksi bagian prostat yang menonjol kebuli-

buli yang dapat dipakai untuk meramalkan drajat berat obstruksi apabila ada batu

dalam vesika.

d. Cystoscopy untuk melihat adanya penebalan pada dinding bladder

Anda mungkin juga menyukai