Anda di halaman 1dari 5

A.

Penatalaksanaan Hidronefrosis

Metode penanganan hidronefrosis akan disesuaikan dengan penyebab dan

tingkat keparahannya. Pada hidronefrosis ringan dan sedang, penanganannya

terkadang cukup dengan pemberian antibiotik untuk mencegah atau mengobati

infeksi saluran kemih.

 Pemasangan kateter

Jika pembengkakan ginjal terjadi akibat penyumbatan di ureter, dokter

dapat memasang selang kateter untuk mengalirkan urine ke kandung

kemih. Selain itu, dokter bisa memasang selang langsung di ginjal melalui

sayatan di pinggang untuk mengeluarkan urine dari ginjal ke luar tubuh.

 Pemberian obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran

kemih serta obat antinyeri untuk kasus hidronefrosis yang menimbulkan

rasa sakit. Dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk menangani

pembesaran prostat yang menghambat aliran urine.

 Operasi

Operasi dilakukan untuk mengatasi hidronefrosis yang disebabkan oleh

batu ginjal atau pembesaran prostat. Prosedur ini juga bisa untuk

menangani saluran urine yang tersumbat oleh jaringan parut, tumor, atau
bekuan darah. Melalui operasi, ureter yang menyempit akan dilebarkan

dengan tabung kecil (stent).

 Kemoterapi atau radioterapi

Pada hidronefrosis yang disebabkan oleh kanker, dokter dapat melakukan

operasi yang dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi.

B. Pengkajian Fokus Hidronefrosis

a) Riwayat Kesehatan

Beberapa kasus hidronefrosis bisa tidak menunjukkan adanya gejala sama

sekali. Sedangkan pada hidronefrosis yang bergejala, keluhan yang muncul

mungkin tidak sama untuk setiap orang. Gejala yang terjadi biasanya

tergantung pada penyebabnya, seperti:

 Nyeri pada punggung dan panggul yang bisa menjalar ke perut bawah

atau area selangkangan.

 Mual dan muntah.

 Muncul rasa nyeri saat buang air kecil (disuria).

 Hematuria.

 Kelelahan atau malaise.

 Frekuensi buang air kecil berkurang.

 Tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.


 Menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, yaitu urine berwarna gelap,

aliran urine menjadi lebih lemah, menggigil, demam, atau rasa terbakar

saat berkemih.

b) Pemeriksaaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama

jika ginjal sangat membesar

2. USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih

3. Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal

4. Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung

5. Laboratorium (Smeltzer dan Bare, 2002).

c) Pemeriksaan Penunjang

Menurut Tjokroprawiro, (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan antara lain:

1. Ultrasonografi (USG) untuk melihat adanya hidonefrosis (pembengkakan

ginjal, batu, menghambat aliran flow urin)

2. Teknik BOF/KUB untuk mendeteksi batu kalsium yang relative padat,

juga anatomi ginjal. Serta lokasi batu

3. Pielografi intravena (IVP) untuk melihat besarnya batu, letaknya dan

tanda obstruksi, terutama untuk batu yang bersifat tidak tembus

sinar/radiolusen, serta untuk menilai fungsi ekskresi ginjal, syarat untuk


pemeriksaan IVP adalah BUN dan kreatinin serum dalam rentang

normal)

4. CT atau CAT adalah X-ray khusus yang tidak membutuhkan

penggunaan kontras intravena

5. Mikroskopis urine, yang menunjukkan protein, sel darah merah, sel

fdarah putih, bakteri, cast dan Kristal

6. Kultur dari sampel urine untuk menyingkirkan infeksi

7. Tes darah lengkap, untuk peningkatan sel darah putih mengindikasikan

adanya infeksi, tes fungsi ginjal, dan kadar kalsium darah yang tinggi

(hiperkalsemia)

8. Pengumpulan urine 24 jam untuk mengukur volume total urin harian,

magnesium, sodium, asam urat, kalsium, sitrat, oksalat, dam fosfat


DAFTAR PUSTAKA

Patel, K., & Batura, D. (2020). An Overview of Hydronephrosis in Adults. British


Journal of Hospital Medicine, 81(1), pp. 1–8.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Tjokroprawiro, A. dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo
Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai