TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian.
2. Etiologi
2011):
a. Supravesikal
b. Vesikal
12
Berupa kelemahan otot destrusor karena lama teregang,
(trauma obstetrik).
2000).
Subedi, 2008):
a. Obstruksi
b. Infeksi
c. Faktor farmakologi
d. Faktor neurologi
e. Faktor trauma
13
penyebabnya tidak segera ditemukan maka kerusakan lebih
mengeluarkan urin
5. Gambaran klinis
al,1999)
14
d) Ketidaksanggupan berkemih
ml)
asupannya
6. Pengobatan
adrenergik pada prostat dan leher buli-buli. Studi terbaru obat anti
Prostate)
1. Pengertian TURP
15
moderat atau berat selain open prostatectomy (Lucia, 2013)
bantuan elektrokauter.
2. Indikasi TURP
prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi, volume
3. Kelebihan TURP
pada pasien dengan ukuran kelenjar yang kecil dan lebih aman
(Smeltzer&Bare, 2003).
4. Kekurangan TURP
5. Komplikasi TURP
16
b. Perdarahan.
d. Ejakukulasi retrograde.
g. Stricture bladder.
h. Stricture urethra.
infarction)
oleh Corona dkk menunjukkan bahwa BPH tidak ditemukan pada pria
sampai 70 tahun.
17
Retensi urin akut merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi pada BPH jangka panjang. Pada masa lalu, hal ini merupakan
retensi urine akut sebagai indikasi utama TURP, selain itu indikasi
terjadinya retensi urine akut yang berulang adalah 56% sampai 64%
76% sampai 83% pada lelaki dengan BPH sebagai penyebab retensi
urine tersebut.
1. Clot retensi atau terjadi bekuan darah yang berlebih pasca operasi
Selekta Kedokteran).
18
adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan
sempurna.
kemih.
tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK, Pada retensi
dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnya seperti
19
kerusakan pusat miksi di medulla spinalsi menyebabkan kerusaan
baik.
20
khususnya bila terdapat obstruksi saluran kemih sehingga pasien
potter)
21
2) Berdasarkan jumlah residual urine
derajat 1 : < 50 ml
derajat 2 : 50-100 ml
derajat 3 : >100 ml
muara ureter
pada uretroskopi :
derajat 1 : kissing 1 cm
derajat 2 : kissing 2 cm
derajat 3 : kissing 3 cm
22
besar pula kerusakan jaringan di sekitar sehingga setelah di
panjang.
4. Striktur bledder
Potter).
23
5. Faktor resiko lama pemasangan kateter
kemih tidak terisi dan tidak berkontraksi dalam jangka waktu yang
atau hilang (atonia), apabila atonia terjadi dan kateter dilepas otot
Bare, 2002).
24
D. Tinjauan Umum Tentang BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
a. Pengertian
keadaan yang sering terjadi pada pria umur 50 tahun atau lebih
25
b. Gejala dan Tanda
berdarah (hematuria).
2) Tanda
26
c. Klasifikasi BPH
atas prostat tidak dapat diraba dan sisa volum urin lebih dari
100ml.
d. Etiologi
mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun.
patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun, dan angka
27
kejadiannya sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka kejadianya
28
banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal (Purnomo,
2011).
testosteron)
(Purnomo, 2011).
29
serta mempengaruhi sel-sel epitel parakrin. Stimulasi itu
30
5) Teori sel stem
1) Usia
31
secara fisiologis di jaringan sasaran sebagai pengatur fungsi
e. Patofisiologi
pasien pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract
balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko ureter.
32
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam
tonus otot polos yang pada stroma prostat, kapsul prostat, dan
otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu dipersarafi oleh
2007).
f. Penatalaksanaan.
1) Observasi
33
kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu
a) Residual urin.
pancaran urin.
2) Terapi medikamentosa
34
a) Mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot-otot
fitofarmaka.
3) Pembedahan.
35
2) Prostatektomi perineal Adalah suatu tindakan dengan
perineum.
elektrik diantaranya:
36
Needle Ablation/Ablasi jarum Transuretra (TUNA),
digunakan.
37
d) Pemasangan stent uretra atau prostatcatth yang dipasang
g. Komplikasi
2005):
dekompensasi
38
E. Tinjauan Empiris (Penelitian Terdahulu)
39
untuk individu untuk terkena BPH dengan semua faktor risiko
konsumsi makanan serat sayur dan buah tidak dapat diuji karena
40
40 responden sesuai dengan criteria inklusi. Hasil penelitian ini
irigasi.
41
5. Dwi Febrianto (2015)
training adalah 47,91 menit, nilai median 50,00 menit, nilai min 31
6. Zuhirman (2016)
42
Arifin Achmad Propinsi Riau periode Januari 2011 hingga
3,35 menjadi meningkat pada post yaitu mean =5,00 . Uji statistik
43
kecil dari α = 0,05, sehingga Ha (Hipotesis alternatif) diterima atau
44
kasus (15,1%), tahun 2010 ditemukan 16 kasus (30,2%), tahun
42,5% memiliki hasil protein urine 1+, 60% pasien memiliki nilai
45
protein urine pada pasien dengan pembesaran prostat jinak
46