PENDAHULUAN
normal dalam standar yang diterima untuk kriteria tertentu berdasarkan jenis
peningkatan kesehatan keluarga. Hal ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa
1.3 Tujuan
10. Agar dapat mengetahui Asuhan Keperawatan Klien Dengan Retensi Urine
BAB II
PEMBAHASAN
dapat terjadi secara akut maupun kronik. Pada keadaan akut, berkemih
berhenti secara mendadak dimana pasien tiba-tiba tidak bias berkemih. Dalam
keadaan kronik, retensi urine terjadi akibat adanya obstruksi yang terus
kemih yang membesar, penuh, tidak nyeri dengan atau tanpa kesulitan
berkemih
berikut:
a. Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2
doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang
hebat.
b. Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada
kemih.
hematuria.
3. Usia lanjut: akut pada retensi urine kronis dengan BPH, tumor, pasca
operasi.
Penyebab retensi urine kronis adalah:
disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi
yang hebat disertai mengejan. Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi,
factor obat dan factor lainnya seperti ansietas, kelainan patologi urethra,
trauma dan lain sebagainya. Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi supra
terjadi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau
urethra sehingga urine sisa meningkat dan terjadi dilatasi bladder kemudian
relaksasi dengan baik. Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir
Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit
Sistoskopy, IVP.
uretra.
Fungsi:
persiapan operasi.
Indikasi:
Pasien yang mengalami retensi urine.
Persiapan pasien:
sebagai berikut:
a. Kateterisasi urethra.
c. Drainage suprapubik
Retensi urine jarang dijumpai pada dewasa muda dan hampir selalu
mendasari. Retensi urine sering dijumpai pada pria usia lanjut sering akibat
kelainan prostat.
Diagnosis Banding:
Mekanik
urgensi.
onset gradual.
a. Kehamilan.
4. Neurologis
motorik bawah.
kemih.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
kesehatan klien
Rasa nyeri
bruit
Tingkat kesadaran
TB, BB
TTV
e. Data psikologis
2. Diagnosa
3. Intoleransi aktivitas
3. Perencanaan
Kriteria evaluasi :
suprapubik
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
Kriteria evaluasi :
dengan tepat
Intervensi Rasional
abdomen. penarikan
4. Meningktakan
relaksasi dan
mekanisme
koping.
5. Meningkatkan
relaksasi
otot.
3.Intoleransi aktivitas
Kriteria evaluasi:
Intervensi Rasional
Kriteria evaluasi :
rileks/istirahat
Intervensi Rasional
gelisah, masalah
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
kronis
kandung kemih yang nyeri. Retensi urine kronis adalah keadaan kandung
kemih yang membesar, penuh, tidak nyeri dengan atau tanpa kesulitan
berkemih
3.2. Saran
Mansyoer Arif, dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran Jilid 1 Edisi ke tiga.
Jakarta:Media Aesculapius. .