Anda di halaman 1dari 17

A.

Konsep Dasar Anemia


1. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100 ml
darah (Ngastiyah, 2010).
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebakan makanan yang
dikonsumsi kurang mengandung zat gizi atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan
sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan makanan yang di konsumsi
(Supandiman. 2010).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh akan mengalami
hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen berkurang.
Sedangkan menurut Arif mansoer et al, (2010) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi
besi adalah anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk
pematangan eritrosit.

2. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :
1) Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh defek produksi sel darah merah, meliputi :
a. Anemia Aplastik
Penyebab :
 Agen neoplastik/sitoplastik
 Terapi radiasi, antibiotic tertentu
 Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
 Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala :
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala :
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal).
Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan
berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab :
 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
 Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
 Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya :
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e. Anemia megaloblastik
Penyebab :
 Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
 Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,
pecandu alkohol.
2) Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah :
a. Pengaruh obat-obatan tertentu
b. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
c. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d. Proses autoimun
e. Reaksi transfusi
f. Malaria
3. Etiologi Anemia
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara
signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner
dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :
1) Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
2) Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan.
3) Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
4) Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit
kronis dan kekurangan zat besi.

4. Patofisiologi Anemia
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
5. Tanda dan Gejala Anemia
1) Pusing
2) Mudah berkunang-kunang
3) Lesu
4) Aktivitas kurang
5) Rasa mengantuk
6) Susah konsentrasi
7) Cepat lelah
8) prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9) Konjungtiva pucat
10) Telapak tangan pucat
11) Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia :
1) Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisioensi besi
2) Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada anemia
hemolitik
3) Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.

6. Komplikasi Anemia
1) Gagal jantung
2) Kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar , Kesemutan)
3) Gagal ginjal

7. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Tes Penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi
anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen
berikut ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV, MCV, Dan MCHC),
asupan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap darah
(LED), dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai
keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk menginformasi dugaan
diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini :
 Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum.
 Anemia megalobalastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12.
 Anemia hemolitik : hitung retikilosit, tes coombs, dan elektroforesis Hb.
 Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia.
2) Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal
hati, biakan kuman.
3) Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi.
4) Pemeriksaan sitogenik
5) Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization

8. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1) Anemia aplastik :
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan antithimocyte
globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk
jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi
RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman).
2) Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3) Anemia pada penyakit kronis
a. Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4) Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas
ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada
defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5) Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6) Anemia pasca perdarahan :
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7) Anemia hemolitik :
Dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
A. Konsep Dasar Asuhan Kepwrawatan Anemia
1. Pengkajian
1.1 Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang di pakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, gol. Darah, no. registrasi, tanggal MRS, diagnosa
media
1.2 Keluhan Utama
Keluhan yang klien rasakan saat ini
1.3 riwayat penyakit sekarang
kllien mengalami lemah, letih, malaise, kehilangan produktivitas, penurunan semangat
kerja
1.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Pendarahan malnutrisi, obat-obatan, infeksi luka bakar, gangguan sistem imun
1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang dialami saat ini.
1.6 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Apatis, lesu, kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan
2) Tanda-tanda vital
TD : > 120/100 mmHg
N : > 100 x/menit
RR : > 24 x/menit
S : > 37, 5 oC
1.7 Head to-toe
1) Kepala : kulit kepala nampak tidak kotor dan tidak berbau
2) Rabut : hitam, penyebaran rambut merata dan bersih
3) Mata (penglihatan) : konjuctiva anemis, mukosa pucat
4) Hidung (penciuman) : tidak ada lesi
5) Telinga (pendengaran) : peka terhadap rangsangan
6) Mulut dan gigi : membran mukosa kering, turgor kulit buruk, inflamasi bibir
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Thoraks : pola inspeksi dada simetris, auskultasi bunyi nafas dipsnea, bunyi jantung
takikardia kompensasi
9) Abdomen : inspeksi tidak ada asites hepatomegali, ada nyeri tekan, perkusi bunyi
redup, distensi abdomen
10) Reproduksi : tidak ada lesi
11) Ekstremitas : pergerakan bebas tidak ada kelainan
12) Integumen : kulit pucat petekle
1.8 Fungsional Gordon
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja.Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan.Tubuh tidak tegak.Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah
patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus,
menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4) Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya penurunan berat badan.Tidak
pernah puas mengunyah.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi).Bibir : selitis,
misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat kanker, terapi
kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi darah
sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie
dan ekimosis (aplastik).

2. Diagnosa Keperawatan
1) Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3) Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4) Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5) Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
6) Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan

3. Rencana Keperawatan
1) Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen
berkurang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama………jam perfusi jaringan klien
adekuat dengan kriteria :
a. Membran mukosa merah
b. Konjungtiva tidak anemis
c. Akral hangat
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Peripheral Sensation Management
a. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas / dingin / tajam /
tumpul
b. Monitor adanya paretese
c. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi
d. Gunakan sarun tangan untuk proteksi
e. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
f. Monitor kemampuan BAB
g. Kolaborasi pemberian analgetik
h. Monitor adanya tromboplebitis
i. Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,
anoreksia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……….status nutrisi klien adekuat
dengan kriteria hasil :
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
e. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
f. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
g. Pemasukan yang adekuat
h. Tanda-tanda malnutrisi
i. Membran konjungtiva dan mukos tidk pucat
j. Nilai Lab.:
Protein total: 6-8 gr%
Albumin: 3.5-5,3 gr %
Globulin 1,8-3,6 gr %
HB tidak kurang dari 10 gr %
Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
3) Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……….jam kebutuhan mandiri klien
terpenuhi dengan kriteria hasil :
a. Klien terbebas dari bau badan
b. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
c. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
Self Care assistane : ADLs
a. Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
b. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan.
c. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
d. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan
bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
h. Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
4) Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……….jam status imun klien
meningkat dengan kriteria :
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Infection Control (Kontrol infeksi)
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
b. Pertahankan teknik isolasi
c. Batasi pengunjung bila perlu
d. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien
e. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
f. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawtan
g. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
h. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
i. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
j. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
k. Tingktkan intake nutrisi
l. Berikan terapi antibiotik bila perlu
5) Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama……..klien dapat beraktivitas dengan
kriteria hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dgn TD, HR, RR yang sesuai
b. Menyatakan gejala memburuknya efek dari OR & menyatakan onsetnya segera
c. Warna kulit normal, hangat & kering
d. Memverbalisasikan pentingnya aktivitas secara bertahap
e. Mengekspresikan pengertian pentingnya keseimbangan latihan&istirahat
f. Peningkatan toleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
a. Menentukan penyebab intoleransi aktivitas&menentukan apakah penyebab dari
fisik, psikis/motivasi
b. Observasi adanya pembatasan klien dalam beraktifitas.
c. Kaji kesesuaian aktivitas&istirahat klien sehari-hari
d. ↑ aktivitas secara bertahap, biarkan klien berpartisipasi dapat perubahan posisi,
berpindah & perawatan diri
e. Pastikan klien mengubah posisi secara bertahap. Monitor gejala intoleransi
aktivitas
f. Ketika membantu klien berdiri, observasi gejala intoleransi spt mual, pucat,
pusing, gangguan kesadaran&tanda vital
g. Lakukan latihan ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktivitas
h. Bantu klien memilih aktifitas yang mampu untuk dilakukan
6) Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…….…status respirasi klien
membaik dengan kriteria hasil :
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
c.
d. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Airway Management
a. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
f. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
g. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
h. Lakukan suction pada mayo
i. Berikan bronkodilator bila perlu
j. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
k. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
4. Implementasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015) Implementasi merupakan tidakan yang sudah
direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan didasarkan hasil keputusan bersama, seperti
dokter dan petugas kesehatan lain.
Implementasi keperawatan dapat berbentuk:
1) Bentuk perawatan seperti melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru
atau mempertahankan masalah yang ada.
2) Pengajaran/pendidikan kesehatan pada pasien untuk membantu menambah
pengetahuan tentang kesehatan.
3) Konseling pasien untuk memutuskan kesehatan pasien
4) Konsultasi atau berdiskusi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya sebagai
bentuk perawatan holistik.
5) Bentuk pelaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk memecahkan masalah
kesehatan.
6) Membantu pasien dalam melakukan kesehatan sendiri.
7) Melakukan monitoring atau pengkajian terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
terhadap pengobatan atau penyakit yang dialami.

5. Evaluasi
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3) Peningkatan perfusi jaringan.
4) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2010 . Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Brunner, suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Engram,Barbara. 2010 .Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.jakarta.EGC Brun
Tarwoto, dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 5.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pathway Sectio Caesarea
    Pathway Sectio Caesarea
    Dokumen2 halaman
    Pathway Sectio Caesarea
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • SAP Ispa
    SAP Ispa
    Dokumen6 halaman
    SAP Ispa
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Rencana Keperawatan
    Rencana Keperawatan
    Dokumen14 halaman
    Rencana Keperawatan
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Makalah Epidemiologi
    Makalah Epidemiologi
    Dokumen14 halaman
    Makalah Epidemiologi
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Materi
    Lampiran Materi
    Dokumen5 halaman
    Lampiran Materi
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Sap PHBS
    Sap PHBS
    Dokumen7 halaman
    Sap PHBS
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Difteri
    Difteri
    Dokumen10 halaman
    Difteri
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Cover Afri
    Cover Afri
    Dokumen1 halaman
    Cover Afri
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Cover Joni
    Cover Joni
    Dokumen1 halaman
    Cover Joni
    Eky Alfiansyay
    Belum ada peringkat
  • LP Gerontik
    LP Gerontik
    Dokumen2 halaman
    LP Gerontik
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pedahuluan BP
    Laporan Pedahuluan BP
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pedahuluan BP
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pedahuluan BP
    Laporan Pedahuluan BP
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pedahuluan BP
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • LP Gerontik
    LP Gerontik
    Dokumen2 halaman
    LP Gerontik
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • LP Gerontik
    LP Gerontik
    Dokumen6 halaman
    LP Gerontik
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Konsep Keluarga Dan
    Laporan Konsep Keluarga Dan
    Dokumen23 halaman
    Laporan Konsep Keluarga Dan
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Dokumen20 halaman
    LP Ppok
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen5 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • LP Gerontik
    LP Gerontik
    Dokumen6 halaman
    LP Gerontik
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Askep Gerontik
    Laporan Pendahuluan Askep Gerontik
    Dokumen6 halaman
    Laporan Pendahuluan Askep Gerontik
    Zulhaidir
    89% (9)
  • Manajemen Askep
    Manajemen Askep
    Dokumen7 halaman
    Manajemen Askep
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen5 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen17 halaman
    Anemia
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen17 halaman
    Anemia
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Askep
    Manajemen Askep
    Dokumen7 halaman
    Manajemen Askep
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • PATHWAY
    PATHWAY
    Dokumen2 halaman
    PATHWAY
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen20 halaman
    Bab I
    Margareta Arfina
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Saluran Kemih
    Asuhan Keperawatan Saluran Kemih
    Dokumen54 halaman
    Asuhan Keperawatan Saluran Kemih
    Ratih Mugomugoputih
    Belum ada peringkat