BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama
Epidemiologi.
Segitiga epidemiologi adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang epideniolog.
Ini merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di
dunia. Dalam bidang epidemiologi terdapat sedikitnya 3 segitiga epidemiologi yang saling
terkait satu sama lain yaitu, 1. Agent-Host-Environment (AHE), 2. Person-Place-Time (PPT),
3. Frekuensi- Distribusi- Determinan (FDD)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari tentang
penduduk (yunani: epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini
epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca dalam kamus atau
ensiklopedia umum antara lain sebagai berikut:
Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian
wabah-wabah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi
adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penyebarannya.
Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 :
Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi
kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
2.2 Penelitian Epidemiologi
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
2.2.1 Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi
prevalensi atau survei.
2.2.2 Epidemiologi analitik terdiri dari :
1. Non eksperimental :
1) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan
sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2) Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor
penyebab penyakit.
3) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan
secara empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di
3
4
masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-
kota besar.
2. Eksperimental.
Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap
penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Clinical Trial. Contoh :
Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah
terjadinya stroke.
Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus
Neonatorum.
2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.
Sifat agent yang dapat menularkan penyakit infeksi (menular dan tidak menular)
dikenali ada empat macam, yaitu:
1. Patogenesitas: kemampuan pada bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu
sehingga menimbulkan penyakit pada pejamu. Jika kemampuan ini tidak dimiliki
disebut dengan a-patogen.
2. Virulensi: suatu tingkat/derajat keganasan suatu kuman. Jika kerusakan yang
ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit tersebut disebut virulen.
3. Antigenesitas: kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri pejamu. Misalnya, pada saat kontak
dengan penderita hepatitis.
4. Infektivitas: kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar dan penyesuaian
diri pada pejamu, hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada tubuh penjamu. (mis.,
penderita HIV)
C. Pengertian dan Karakteristik Environment/ Lingkungan
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada di luar kehidupan organisme. Faktor lingkungan adalah semua unsur di luar dari
faktor individu pejamu yang memengaruhi status kesehatan populasi, meliputi faktor sosial
ekonomi (lingkungan non-fisik), lingkungan biologi dan lingkungan fisik. Lingkungan
berperan penting dalam perkembangan penyakit menular.
Lingkungan terbagi dalam tiga macam yaitu:
1. Lingkungan fisik, adalah lingkungan di sekitar manusia yang meliputi kondisi udara,
musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat memengaruhi kerentanan
host. Ketinggian tertentu akan memengaruhi jantung, kelembapan akan memengaruhi
selaput lender. Keadaan geografi akan menentukan jenis vektor atau reservoir dari suatu
penyakit, sedangkan keadaan geologi akan memengaruhi ketersediaan air.
2. Lingkungan Biologi, masih merupakan lingkungan yang berada di sekitar manusia
namun jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme).
Tempat hidup yang paling sesuai dengan bibit penyakit disebut dengan reservoar atau
tempat agent tersebut dapat hidup di dalam tubuh manusia dan binatang.
9
3. Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari interaksi manusia yang
meliputi sosial-budaya, norma, dan adat-istiadat. Sebagai contoh, lingkungan sosial-
ekonomi yang memengaruhi status kesehatan fisik dan mental baik individu maupun
kelompok, meliputi kepadatan, kehidupan sosial, fasilitas olahraga, rekreasi, stratifikasi
sosial, tingkat kejahatan, sistem asuransi, bencana alam, perang, dan lain-lain.
D. Distribusi Epidemiologi
Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi)
penyakit atau masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Informasi ini dapat digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan
kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang
bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit.
Variabel orang (person)
1. Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi.
Umur berhubungan erat dengan angka-angka kesakitan maupun angka-angka kematian.
Golongan umur, dapat mempermudah seseorang dalam melihat pola kesakitan dan
kematian. Untuk keperluan perbandingan angka, WHO menganjurkan pembagian-
pembagian umur sebagai berikut:
Menurut angka kedewasaan
0-14 tahun : bayi dan anak-anak
15-49 tahun : orang muda dan dewasa
50 tahun : orang tua
Untuk mempelajari penyakit anak
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
10
2. Jenis kelamin
Angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan
wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria dan semua golongan
umur. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor instrinsik. Pertama, disebabkan
oleh faktor keturunan. Kedua, disebabkan oleh berperannya faktor lingkungan seperti
kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman keras pada laki-laki.
3. Kelas sosial
Kelas sosial menggambarkan kehidupan seseorang. Variabel ini ditentukan oleh tingkat
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan tempat tinggal. Kelas sosial dapat
mempengaruhi berbagai aspek dalam upaya memelihara kesehatan.
4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya suatu penyakit dikarenakan oleh sebab-
sebab sebagai berikut:
Adanya faktor lingkungan yang langsung menimbulkan kesakitan
Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress
Ada tidaknya “gerak badan” di dalam pekerjaan
Berkerumunnnya orang-orang di tempat yang sempit sehingga dapat terjadi penularan
penyakit antar pekerja
Penyakit karena cacing tambang diketahui terkait dengan pekerjaan di tambang.
5. Penghasilan
Besar penghasilan sering dikaitkan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik, membeli obat, dan sebagainya. Namun, tidak pada masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
6. Golongan etnik
Setiap golongan etnik memiliki perbedaan dalam kebiasaan makan sehingga dapat
menyebabkan adanya perbedaan dalam angka kesakitan dan kematian. Namun, hubungan
antara angka kesakitan dan angka kematian dan golongan etnik juga harus dikaitkan
dengan umur dan jenis kelamin. Selain itu, di dalam variabel golongan etnik, lingkungan
juga dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. Contohnya penyakit kanker
lambung.
11
7. Besarnya keluarga
Apabila masyarakat memiliki keluarga besar dan miskin, yang akan menjadi korban
adalah anak-anak karena pendapatan keluarga yang harus digunakan oleh banyak orang.
Variabel tempat ( place )
Pengetahuan mengenai distibusi geografis dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi suatu penyakit.
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
1. Batas daerah-daerah pemerintahan
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah berdasarkan batas-batas alam
4. Negara-negara
5. Regional
Beberapa hal yang dapat memberikan ciri khusus pola penyakit di suatu daerah dengan
batas-batas alam ialah keadaan alam yang khusus, seperti temperatur, kelembaban, turun
hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, tingkat kemajuan
ekonomi, pendidikan, indutstri, pelayanan kesehatan, faktor sosial budaya, sifat-sifat
lingkungan biologis, dan lain-lain.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat faktor lain yang juga harus
diperhatikan, yaitu migrasi. Contohnya migrasi antar desa akan mengakibatkan perubahan
pola penyakit seperti penyebaran penyakit menular dari desa yang satu ke desa lainnya.
Dalam membandingkan angka kesakitan atau kematian antar daerah perlu diperhatikan
terlebih dahulu di tiap daerah mengenai umur, jenis kelamin, kualitas data, dan derajat
representatif dan data terhadap seluruh penduduk.
Variabel waktu ( time )
Rentang waktu dalam melihat perubahan pola penyakit dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Fluktuasi jangka pendek
Perubahan angka kesakitan berlangsung dalam beberapa jam, hari, minggu, bulan, dan
tahun. Fluktuasi jangka pendek atau epidemi memberikan petunjuk bahwa :
o Penderita-penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir
bersamaan
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi
prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :
Non eksperimental
Eksperimental.
Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan
atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk
penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status
kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk
yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik
penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa (
KLB ) / wabah dalam masyarakat.
Trias epidemiologi sering digunakan untuk menjelaskan berbagai permasalahan kesehatan.
Segitiga utama terdiri dari host, agent, dan environment, dimana ketiga hal itu saling
berhubungan satu sama lain. Distribusi penyakit terdiri dari tiga faktor yaitu orang, tempat,
waktu.
3.2 Saran
Setelah kita mempelajari epidemiologi, sekiranya ilmu yang telah didapat dapat diunakan
untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada di sekitar kita.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14