Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“Retensi Urin”

Oleh

Septri Annisa Azmi

(183110272)

2.C

Dosen Pembimbing

Ns.Hendri Budi, M.Kep, Sp.MB

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2019
RETENSI URIN

1. Defenisi
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih
sepenuhnya selama proses pengeluaran urine. (Brunner and Suddarth, 2010)
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio urine
adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita
SelektaKedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih,
dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes, 1995).

2. Tanda dan Gejala


1. Diawali dengan urine mengalir lambat.
2. Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan
kandung kemih tidak efisien.
3. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.
4. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
5. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

3. Penyebab
Penyebab dari retensi urine antara lain diabetes, pembesaran kelenjar prostat,
kelainan uretra ( tumor, infeksi, kalkulus), trauma, melahirkan atau gangguan
persyarafan ( stroke, cidera tulang belakang, multiple sklerosis dan parkinson). Beberapa
pengobatan dapat menyebabkan retensi urine baik dengan menghambat kontraksi
kandung kemih atau peningkatan resistensi kandung kemih. (Karch, 2008)
Penyebab tersering retensi urin adalah hipertrofi prostat jinak pada pria. Penyebab
lain antaranya ISK , penyakit neurologis, atau keganasan prostat. Penting untuk
menentukan adakah gejala lain dari saluran kemih, adakaah gagal ginjal, dan apakah
mungkin disebabkan oleh penyakit keganasan.

4. woc
Patofisiologi penyebab retensi urin dapat dibedakan berdasarkan sumber
penyebabnya antara lain :
1. Gangguan supravesikal adalah gangguan inervasi saraf motorik dan sensorik.
Misalnya DM berat sehingga terjadi neuropati yang mengakibatkan otot tidak mau
berkontraksi.
2. Gangguan vesikal adalah kondisi lokal seperti batu di kandung kemih, obat
antimuskarinik/antikolinergik (tekanan kandung kemih yang rendah) menyebabkan
kelemahan pada otot detrusor.
3. Gangguan infravesikal adalah berupa pembesaran prostat (kanker, prostatitis), tumor
pada leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra,
trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis).
Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa sakit
yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan.
Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnya seperti
ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. Berdasarkan lokasi bisa
dibagi menjadi supra vesikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla spinalsi
menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehingga
tidak terjadi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau
menurunnya relaksasi otot spinkter internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor
karena lama teregang, intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher
vesika, striktur, batu kecil menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat
dan terjadi dilatasi bladder kemudian distensi abdomen. Factor obat dapat mempengaruhi
proses BAK, menurunkan tekanan darah, menurunkan filtrasi glumerolus sehingga
menyebabkan produksi urine menurun. Factor lain berupa kecemasan, kelainan patologi
urethra, trauma dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal,
spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan baik.
Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir labat kemudian terjadi
poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak efisien. Selanjutnya terjadi distensi
bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya berupa
kateterisasi urethra
5. Penatalaksanaan
1) Kateterisasi urethra.
2) Dilatasi urethra dengan boudy.
3) Drainase suprapubik.

Anda mungkin juga menyukai