Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN LANSIA


RETENSI URINE

KELOMPOK VI
A. Definisi Lansia
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah memalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak proporsional. (Dede & Nasrullah, 2016)

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua. (Siti &
Nur, 2016)
B. Definisi Retensi Urine
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih sepenuhnya
selama proses pengeluaran urine. (Brunner and Suddarth, 2010). Text Book Of Medical
Surgical Nursing 12th Edition. Hal 1370 ).

Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio urine adalah
kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita SelektaKedokteran).
Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut
maupun kronis. (Dede & Nasrullah, 2016)
C. Etiologi

Retensi urine dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:

1. Penyumbatan saluran kemih 2. Gangguan sistem saraf


Berbagai hal yang menyumbat aliran urine Jika terjadi gangguan pada saraf kandung kemih
dari kandung kemih ke saluran kemih dapat atau otak, maka proses ini akan terganggu dan
menyebabkan retensi urine. Pada pria, menimbulkan kesulitan buang air kecil.
kondisi ini sering diakibatkan oleh Terganggunya sistem saraf yang terhubung ke
pembesaran prostat dan kanker prostat. kandung kemih dapat disebabkan oleh beberapa
Sementara pada wanita, penyumbatan kondisi, seperti stroke, cedera otak atau saraf
aliran urine kerap disebabkan oleh kandung tulang belakang, kelumpuhan, diabetes, penyakit
kemih turun. Parkinson, dan multiple sclerosis.
3. Riwayat operasi 4. Efek samping obat-obatan
Tindakan operasi pada kandung kemih atau prostat Retensi urine bisa disebabkan oleh efek
bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di samping obat-obatan tertentu, seperti obat
saluran kemih atau di sekitarnya. Ketika jaringan pelemas otot, antidepresan, antihistamin,
parut terbentuk di saluran kemih dan menyumbatnya, antikejang, obat penurun tekanan darah
aliran urine akan menjadi tidak lancar. Semakin besar nifedipine, obat asma, dan antinyeri golongan
sumbatannya, semakin tinggi pula risiko untuk opioid.
terjadinya retensi urine. Efek samping tersebut lebih berisiko terjadi
apabila obat-obatan tersebut dikonsumsi
Tak hanya operasi kandung kemih dan prostat,
dalam jangka panjang atau dosis yang tinggi.
retensi urine juga bisa disebabkan oleh prosedur
operasi lain, seperti operasi tulang belakang dan
operasi penggantian sendi panggul, efek samping
obat bius, serta waktu operasi yang lama.
5. Kelemahan otot kandung kemih
Otot kandung kemih yang tidak berkontraksi
cukup kuat atau lama juga dapat menyebabkan
retensi urine. Melemahnya otot kandung kemih
ini bisa disebabkan oleh penuaan (usia di atas
50 tahun) atau penggunaan kateter urine dalam
jangka panjang.

6. Infeksi
Selain beberapa faktor di atas, retensi urine juga
menjadi terjadi akibat adanya infeksi prostat atau
saluran kemih. Pasalnya, infeksi pada kedua organ
tersebut dapat menyebabkan pembengkakan yang
membuat saluran kemih terhambat, sehingga urine
menjadi sulit untuk dikeluarkan.
D. Manifestasi Klinis
Susah mengeluarkan
urin 01
Urin tidak deras
02 atau mampat

Panggul atau perut


bagian bawah terasa
mengganjal 03
E. Patofisiologi
Patofisiologi penyebab retensi urin dapat dibedakan
berdasarkan sumber penyebabnya antara lain :

Gangguan vesikal
kondisi lokal seperti batu di kandung
02 kemih, obat
antimuskarinik/antikolinergik (tekanan
Gangguan Supravesikal kandung kemih yang rendah)
menyebabkan kelemahan pada otot
gangguan inervasi saraf 01 detrusor.
motorik dan sensorik.
Misalnya DM berat Gangguan infravesikal
sehingga terjadi neuropati
yang mengakibatkan otot 03 Berupa pembesaran prostat
(kanker, prostatitis), tumor pada
tidak mau berkontraksi. leher vesika, fimosis, stenosis
meatus uretra, tumor penis, striktur
uretra, trauma uretra, batu uretra,
sklerosis leher kandung kemih
(bladder neck sclerosis).
F. Pentalaksanaan
Pemberian terapi yang tepat akan mencegah terjadinya berbagai komplkasi
retensi urin. Pertolongan pertama pada kasus retensi urin adalah
mengeluarkan urin sesegera mungkin.
Hal ini dapat dilakukan dengan katerisasi urin dan sistostomy.
Katerisasi urin dilakukan dengan memasukkan selang kateter melalui muara
uretra. Jika katerisasi tidak dapat dilakukan seperti pada trauma uretra dan
striktur uretra, maka urin dikeluarkan dengan sistostomy.
Sistostomy adalah tindakan mengeluarkan urin melalui perut bawah dengan
bantuan selang ataupun jarum yang dimasukkan ke kandung kemih. Setelah
urine dapat dikeluarakan selanjtnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk mencari penyebab retensi urin.
F. Komplikasi

Urin yang tertahan didalam saluran kencing


berpotensi menimbulkan infeksi dan batu
saluran kemih. Selain itu retensi urin akan
menyebabkan peningkatan tekanan kandung
kemih yang selanjutnya juga mempengaruhi
ureter dan ginjal.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pengkajian dan demografi

Identifikasi Pendidikan : SMA

Nama : Tn. S Pekerjaan : Petani

Umur : 68 tahun Tangggal masuk RS : 29 Maret 2021

Alamat : Jln. Perintis kemerdekaan VIII No Rekam Medis : 23.84.19

Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal pengkajian :29 Maret 2021

Status perkawinan : Menikah Waktu pengkajian :09.00 WIB

Agama : Islam
2. Sumber Informasi (Penanggung Jawab)

Nama : Ny. S

Umur : 65 tahun

Hubungan dengan klien : Istri

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan VIII


3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit


Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Nani Hasanuddin diantar oleh
keluarganya dengan keluhan tidak bisa buang air kecil sejak Jumat pagi, saat buang air kecil
terasa nyeri, kandung kemih terasa penuh serta nyeri pada bagian suprapubik, sebelumnya
pasien sering mengalami sulit buang air kecil.
Keluarganya sudh menawarkan untuk mengantarkannya periksa ke dokter namun Tn. S
sealu menolak, Karena merasa baik baik saja dan tidak pernah sakit. Tn. S di konsulkan
untuk rawat inap.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pasien mengatakan keluhan utama yang dirasakan olehnya adalah tidak bisa buang
air kecil. Pasien mengatakan sering mengalami kesulitan saat buang air kecil
sebelumnya, pasien mengatakan sebelum terpasang kateter rasa kandung kemih dan
daerah sekitar abdomen bagian bawah seperti tertekan benda berat dan hal tersebut
berkurang setelah dipasang kateter.
Pasien mengatakan selain yang dirasakan tadi terkadang dirinya merasakan nyeri
saat ingin buang air kecilserta nyeri tekan pada daerah suprapubik atau perut bagian
bawahnya.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan
makanan, pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan namun tidak
sampai masuk RS hanya luka-luka lecet dan hanya menjalani perawatan
di puskesmas saja. Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit
berat/kronis, tidak ada riwayat pengobatan.
d. Riwayat Psikososial – Spiritual
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sumber stres yang dialaminya berasal dari
keluarga dan penyakit yangdideritanya, pasien mengatakan khawatir karena akan
menjalani tindakan operasi. Pasien mengatakan jika merasakan stres dirinya hanya diam
dan beristirahat saja. Keluarga inti pasien mendukung dalam proses pengobatan pasien.
Sebelum sakit dan saat sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-
orang disekitarnya. Tentang sistem nilai kepercayaan pasien dan keluarga tidak ada yang
bertentangan mengenai tindakan medis yang dijalani pasien, namun pada saat sakit
pasien sering meninggalkan ibadahnya.
4. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit :
a. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan saat sebelum sakit pasien buang air kecil ± 3-
4x/hari, pasien buang air kecil saat pagi saat mandi, siang, sore saat mandi, dan
malam sebelum tidur, warna urin kuning, bau khas urin, pasien buang air kecil
secara mandiri dan tidak ada keluhan saat buang air kecil.

Saat Sakit : Pasien mengatakan buang air kecil sedikit dan nyeri saat berkemih,
pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak jumat pagi dan kandung kemih
terasa penuh dan seperti tertekan.
2) Buang Air Besar

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan saat sebelum sakit buang air besar 1x/hari,
pasien buang air besar secara mandiri dan tidak ada keluhan saat buang air
besar, pasien tidak mengalami gangguan dalam buang air besar.

Saat Sakit : Pasien mngatakan tidak ada masalah dalam buang air besar, tetapi
pasien membutuhkan batuan oleh keluarganya.
2. Pola Personal Hygiene
1) Mandi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2x/hari pada pagi dan sore
hari dan dapat melakukan secara mandiri.
Saat Sakit : Pasien mandi 2x/hari pada pagi dan sore dengan bantuan keluarga.
2) Oral Hygiene
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan oral hygiene 2x/hari
dilakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari dan pasien dapat melakukan secara
mandiri.
Saat Sakit : Pasien melakukan oral hygiene 2x/hari dilakukan pada saat mandi yaitu pagi
dan sore hari.
3) Cuci Rambut
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien cuci rambut 2x/minggu, pada saat
mandi yaitu pagi dan sore hari.
Saat Sakit : Pasien mencuci rambut 2x/minggu dilakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore
hari.
4) Pola istirahat dan tidur
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur ±8 jam/hari, pasien tidur siang ±2
jam dan pada waktu malam±6jam, pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi
obat tidur dan pasien tidak memiliki gangguan pada tidur.
Saat Sakit : Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidur ±6 jam, pasien juga mengatakan
tidak bisa tidur pada siang hari karena situasi dan kondisi ruangan.
5) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak memiliki
kesulitan dalam beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas makan, minum,
menggunakan pakaian, mandi, buang air kecil dan buang air besarpasien
melakukannya secara mandiri, selain itu pasien masih mampu untuk bekerja.

Saat Sakit : Pasien tidak melakukan pekerjaan selama sakit. Pasien masih mampu
untuk makan, minum, menggunakan pakaian secara mandiri tetapi untuk mandi
dan buang air besar pasien membutuhkan bantuan keluarganya.
6) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit yang dideritanya, pasien hanya mengetahui kalau
dirinya sulit buang air kecil, pasien menunjukkan prilaku yang kurang sesuai dan presepsi yang keliru
terhadap maslahnya, pasien tampak tidak mengetahui persiapan sebelum operasi. Pasien memiliki
kebiasaan merokok, biasanya pasien dalam sehari menghabiskan rokok ±5-6 batang/hari. Pasien tidak
minum minuman keras dan tidak ada ketergantungan obat apapun. Pasien mengatakan bingung ketika
melihat pasien lain keluar dari ruang operasi membawa hasil operasinya masing-masing, pasien
mengatakan sedikit khawatir akan dioperasi, pasien tampak gelisah, tegang, dan keluar keringat.
5. Pengkajian fisik

a. Pemeriksaan Head to toe


Kesadaran : Composmetis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
FrekuensiNadi : 84x/menit
Frekuensi Pernafasan : 20x/menit
Suhu axila : 37.0ºC
TB/BB : 155cm/56kg
1) Kulit dan kuku
Inspeksi
Warna kulit : sawo matang
Lesi kulit : tidak ada lesi kulit
Jaringan parut : tidak terdapat jaringan parut di kaki maupun tangan
Distribusi rambut : penyebaran rambut merata
Kebersihan kuku : kurang bersih
Kelainan pada kuku : tidak terdapat kelainan
Palpasi
Tekstur kulit : kasar dan kering
Turgor kulit : baik
Piting edema : tidak ada piting edema di ekstremitas atas maupun
bawah
Capillary refill time : <3 detik
2) Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala : mesochepal
Warna rambut : hitam sebagian tampak mulai memutih
Kulit kepala : bersih
Distribusi rambut : merata
Kerontokan rambut : sedikit rontok
Benjolan dikepala : tidak ada benjolan
Palpasi
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
Temuan yang lain : tidak ada
3) Mata 4) Telinga
Inspeksi Inspeksi
Warna konjungtiva : merah muda Bentuk telinga : simetris
Sclera : berwarna putih Lesi : tidak ada lesi
Iris : kecoklatan Peradangan tidak terdapat peradangan
pada telinga kiri maupun kanan
Kornea : Jernih
Kebersihan lubang telinga : tidak ada
Pupil : isokor serumen
Peradangan : tidak ada
Palpasi
Palpasi Daun telinga : tidak terdapat nyeri
Kelopak mata : tidak nyeri Prosessus mastoideus : tidak nyeri
Temuan yang lainnya: tidak ada
5) Hidung dan sinus
Inspeksi
Bentuk hidung : normal, mancung
Warna kulit hidung: sawo matang
Lubang hidung : simetris antara lubang kanan dan kiri
Peradangan : tidak tampak peradangan
Perciuman : dapat mencium bau/membau dengan baik

6) Mulut dan tenggorokan


Inspeksi
Warna bibir : warna bibir tampak agak kecoklatan
Bibir pecah-pecah : bibir pecah-pecah
Mukosa : kering
Kebersihan gigi : bersih
Gigi berlubang : ada
7) Leher
Inspeksi
Kesimetrisan leher : simetris, tidak tampak pembesaran
kelenjar tiroid, tidak tampak ada lesi di leher, tidak ada jaringan parut
disekitar leher, warna kulit di leher merata

Palpasi
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran limfe

8) Dada dan tulang belakang


Inspeksi
Bentuk dada : pergerakan dada
simetris, bentuk dada normal chest
Sistem Penglihatan : Pasien masih dapat melihat tulisan dengan jelas
meskipun pasien tidak dapat membaca, posisi mata simetris,
konjungtiva tidak anemis, pergerakan bola mata normal, pupil isokor,
reaksi pupil terhadap cahaya normal, lapang pandang baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.

Sistem Pendengaran : Pasien dapat mendengar dengan baik, telinga


pasien simetris, tidak ada peradangan pada telinga, pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.

Sistem Urogenital : Pasien mengalami distensi pada kandung kemih,


pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil dan buang air kecil
sedikit, pasien mengatakan terkadang nyeri saat bekemih, pasien
mengalami nyeri tekan pada bagian suprapubik atau perut bagian
bawahnya, pasien menggunakan kateter menetap ukuran 18 sejak
hari jumat.
Sistem Integumen : Keadaan rambut bersih, kekuatan rambut pasien
baik, warna rambut hitam keputihan, keadaan kuku bersih, keadaan
kulit pasien masih tampak elastis, tidak ada luka pada tubuh pasien,
tidak ada tanda-tanda perdarahan pada tubuh pasien.

Sistem Muskuloskeletal : Pasien mengatakan terbatas dalam


beraktivitas karena ada nya selang kateter yang terpasang, pasien
mengatakan tidak mengalami sakit-sakit pada sendi dan tulang, tidak
ada tandatanda fraktur, tonus otot baik, pasien tidak menggunakan alat
bantu.
N Data Masalah Etiologi
•Analisa Data
o
1 Data Subjektif Nyeri Akut Agen Cedera Biologis

- Pasien mengatakan nyeri saat buang air


kecil.

- Pasien mengatakan nyeri pada perut


bagian bawah saat tidak dapat buang air
kecil. 01
Data Objektif

- Skala nyeri : 6

- TD :130/80 mmHg.

- N : 84x/menit.

- P : 20x/menit.

- T : 37.0ºC.

- Pasien meringis kesakitan saat ditekan 03


perut bagian bawahnya.

- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak


3x1 amp/ 8 jam/ intravena.
Data Subjektif Ansietas Kurang Informasi

- Pasien mengatakan bingung.

- Pasien akan melakukan tindakan pembedahan.

- Pasien mengatakan merasa sedikit khawatir


akan menjalani tindakan operasi.

- pasien tampak tidak mengetahui persiapan


sebelum operasi

Data Objektif

- Pasien tegang.

- Pasien gelisah.

- Pasien berkeringat

- TD pasien meningkat TD : 130/80 mmHg.

Data Subjek Defisit Pengetahuan Kurang informasi

- Pasien mengatakan tidak mengetahui tanda dan


gejala penyakit yang dideritanya

Data Objektif

- Klien tampak bingung saat di tanya tentang


penyakitnya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

N HARI / DIAGNOSA JA IMPLEMENTASI EVALUA


O TANGGAL M SI
1. Jumt 2 April 2021 Nyeri Akut 09:00
1. Melakukan pengkajian nyeri
berhubungan S :
secara komperensif termasuk
dengan Agen
lokasi, karakteristik,durasi, Klien mengatakan masih merasakan
cedera
frekuensi , kuantitas dan nyeri perut bagian bawah
fisik/Biologis
factor prespitasi
1. Klien mngatakan mengerti dan
2. Mengobservasi reaksi akan mencoba menggunakan
nonverbal dari ketidak kompres hangat dan akan
nyamanan gunakan tekhnik melakukan teknik relaksasi nafas
komunikasi tarapeutik untuk dalam saat nyeri timbul untuk
mengetahui pengalaman mengurangi nyeri
nyeri klien
2. Klien mengatakan nyeri yang
3. Mengkaji tipe dan sumber dirasakan skala 5
nyeri untuk menentukan
3. O :
intervensi
1. Klien tampak letih
4. Mengajarkan tentang
Tekanan Darah : 130/80
manajemen nyeri kompres
mmHg
hangat dan teknik relaksasi
nafas dalam FrekuensiNadi :
84x/menit
5. Mengevaluasi keraktifitas
control nyeri dan Frekuensi Pernafasan :

meningkatkan istirahat 20x/menit

Suhu axila :
37.0ºC

P : banyak melakukan aktivitas


sehari hari yng berat

Q : di tusuk tusuk
Jumat 2 April 2021 Ansietas 09.30 Setelah dilakukan tindakan 2X24 S : Klien mengatakan khawatir tentang
penyakitnya
jam diharapkan :
O : Klien tampak gelisah dan selalu
bertanya kepada perawat tentang
1. Gunakan pendekatan yang penyakitnya
menenangkan A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. Nyatakan dengan jelas 1. Gunakan pendekatan yang
harapan terhadap perilaku menenangkan
asien 2. Nyatakan dengan jelas harapan
3. Instriksikan pasien tentang terhadap perilaku asien
tekhnik relaksasi 3. Instriksikan pasien tentang tekhnik
4. Dorong pasien untuk relaksasi
mengungkapkan perasaan, 4. Dorong pasien untuk
ketakutan persepsi mengungkapkan perasaan,
ketakutan persepsi
Jumat 2 April 2021 Defisit 10.00 1. Mengidentifikasi informasi S:
pengetahuan yang akan di sampaikan Pasien mengatakan sedikit memahami
2. Mengidentifikasi pemahaman tentang penyakitnya
tentang kondisi kesehatan O:
saat ini Klien Nampak bingung Saat ditanya
3. Melakukan penguatan potensi tentang penyakit yang di derita
pasien dan informasi untuk A : Masalah belum teratasi
menerima informasi P : Lanjutkan intervensi
4. Memberikan informasi 1. Mengidentifikasi informasi
berupa gambar atau poster yang akan di sampaikan
untuk memudahkan pasien 2. Mengidentifikasi pemahaman
mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan saat ini
kesehatan 3. Melakukan penguatan potensi
5. Menganjurkan keluarga pasien dan informasi untuk
mendampingi pasien menerima informasi
4. Memberikan informasi berupa
gambar atau poster untuk
memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan
Menganjurkan keluarga mendampingi
pasien
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai