Anda di halaman 1dari 34

Tugas : Keperawatan Gawat Darut

Dosen : Rosmini Rasimin S.Kep.,Ns

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


INFRAK MIOKARDIUM

OLEH :
KELOMPOK III

NURUL HASMI TARUBUNG (NH0117115)


NURUL KHALISA (NH0117116)
RAHAYU BADAR (NH0117117)
RAHMAH WAHYUNI (NH0117118)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah dengan judul ” Infark Miokardium ” . Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.
Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari pihak-pihak terkait serta kecanggihan teknologi untuk memperoleh
informasinya.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,
tentu hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami
senantiasa mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah  ini
bermanfaat bagi kita semua.

PENULIS

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................i


Daftar Isi ...............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II Konsep Medis ..........................................................................................3
A. Pengertian .......................................................................................................3
B. Etiologi ...........................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis............................................................................................4
D. Patifisiologi......................................................................................................6
E. Klasifikasi........................................................................................................10
F. Penatalaksanaan ..............................................................................................10
G. Komplikasi......................................................................................................12
H. Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................12
BAB III Asuhan Keperawatan...............................................................................15
A. Pengkajian keperawatan.................................................................................15
B. Diagnosa keperawatan....................................................................................22
C. Intervensi keperawatan ..................................................................................23
D. Implementasi keperawatan ............................................................................25
E. Evaluasi keperawatan ....................................................................................25
BAB IV Penutup ...................................................................................................28
A. Kesimpulan .....................................................................................................28
B. Saran ...............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya angka kejadian pada kasus infark miokard akut
disebabkan oleh gaya hidup masyarakat saat ini yang memicu terbentuknya
arterosklerosis . Tersumbatnya arteri koroner pada jantung akan mengakibatkan
terganggunya aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen menuju sel otot
jantung, keadaan ini disebut dengan iskemia . Iskemia yang berkepanjangan
pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel dan asam laktat yang dihasilkan akan
tertimbun dalam miokard dan akan menstimulasi ujung- ujung saraf sebagai
pertanda adanya kerusakan pada miokard . Rasa nyeri pada infark miokard
muncul sebagai respon terjadinya iskemia pada miokard. Dampak yang dapat
timbul akibat nyeri infark yang tidak tertangani adalah terjadinya penurunan
kontraktilitas, penurunan curah jantung serta kekakuan ventrikel yang dapat
mempengaruhi sirkulasi darah kedalam tubuh. Apabila hal tersebut tidak segera
ditangani maka keadaan infark miokard akan berujung pada syok kardiogenik
.Manajemen awal dari rencana penanganan pasien dengan Infark Miokard Akut
memiliki tujuan sebagai pemulihan keseimbangan antara suplai oksigen dan
permintaan untuk mencegah iskemia lanjut, pereda nyeri dan pencegahan serta
pengobatan komplikasi . [CITATION Har14 \l 1057 ]

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien infark miokardium ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan infark miokardium.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari infark miokardium.
b. Untuk mengetahui etiologi infark miokardium.
c. Untuk mengetahui patofisiologi infark miokardium.
d. Untuk mengetahui klasifikasi infark miokardium.

1
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis infark miokardium.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan infark miokardium.
g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang infark miokardium.
h. Untuk mengetahui komplikasi infark miokardium.

2
BAB I
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu penyakit
kegawatdaruratan kardiovaskuler. Tanda gejala IMA yang menyertai pasien
datang ke Instalasi Gawat Darurat adalah keluhan nyeri dada. Nyeri dada
merupakan respon yang terjadi akibat iskemia pada miokard. Nyeri dada yang
tidak tertangani lebih dari 20 menit akan mengakibatkan kerusakan jantung
yang bersifat irreversible[CITATION kas121 \t \l 1057 ].
Infrak miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplei darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah coroner
berkurang.Infark miokard akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi
secara mendadak, sehingga terjadi gangguan aliran darah yang diawali
dengan hipoksida miokard.[CITATION Kas16 \t \l 1033 ]
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
karena sumbatan arteri coroner.Sumbatan akut terjadi karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri kororner, sehingga menyumbat aliran darah
ke jaringan otot jantung.Aterosklarotik adalah suatu penyakit pada arteri-
arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang disebut Plak Ateromotosa
timbul pada permukaan dalam dinding arteri, sehingga mempersempit bahkan
menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian Distal.Infark Miokard Akut
(IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu
[CITATION Kas16 \t \l 14345 ]

B. ETIOLOGI
Faktor penyebab infrak miokar akut menurut [ CITATION Ami15 \l 1057 ]
:
1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Factor pembuluh darah : aterosklerosis , spasme,arteritis
b. Factor sirkulasi : hipotensi , stenosos, spasme, arteritis

3
c. Factor darah : anemia hipoksemia, polisitemia
2. Curah jantung yang meningkat :
a. Aktivitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
d. hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropimiocard
c. Hypertensi diastolic
Factor Predisposisi
1. Factor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
2. Factor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor : hiperlipidemia, hipertensi , merokok, diabetes, obesitas, diet
tinggi lemak jenuh, kalori.
b. Minor : inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif,
ambisius, kompetitif), stress psikologis berlebihan .

C. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti dire-mas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.Nyeri dapat menjalar
ke lengan (umunya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan
epigastrium.Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak
responsive terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada pasien
diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat
disertai persaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar

4
atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun IMA dapat
merupakan manifestasi pertama penyakit jantung coroner namun bila
anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-
keluhan angina, perasaan tidak enak didada atau epigastrium. [ CITATION Hea17
\l 1057 ]
Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat
normal.Dapat ditemui BJ yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama
gallop.Adanya krepitasi basal menunjakan adanya bendungan paru-
paru.Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus
yang relative lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang
tampak atau berada didinding dada pada IMA inferior. [ CITATION Hea17 \l
1057 ]
Menurut [ CITATION Hea17 \l 1057 ] Tanda dan gejala Infark Miokard
(TRIAGE AMI) adalah :
1. Klinis
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas,
ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
kebahu dan terus kebawah menuju ke lengan (biasanya lengan kiri)
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG)
e. Nyeri dapat menjalar kea rah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaphoresis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mulai muntah.
g. Pasien dengan Diabetes Melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri)

5
2. Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung
a. CPK-MB/CPK, Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-
48 jam.
b. LDH/HBDH, meningkat dalam 12-24 jam dan memakan waktu lama
untuk kembali normal.
c. AST/SGOT, meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari.

D. PATOFISIOLOGI
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu
lebih dari 30-45% menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang
irevesibel. Bagian jantung yang terkena infrak akan berhenti berkontraksi
selamanya.Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri
koroner/coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi
lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun didalam lumen
arteri koronia (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung ).
Plaque dapat rupture sehingga dapat menyebabkan terjadinya bekuan darah
pada permukaan plque . jika bekuan menjadi cukup besar, maka
penghambatan aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
[CITATION Kas16 \t \l 1057 ]
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya akan
oksigen mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.
Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak
ditangani dengan cepat, otot jantung yang ruak itu akan mati. Selan yang
disebabkan oleh terbentkknya sumbatan oleh plaque ternyata infrak juga bisa
terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%) . diasumsikan bahwa
spasme arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini.[CITATION Kas16 \t \l
1057 ]

6
Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain :
mengonsumsi obat-obatan tertentu , stress, emosional; merokok dan paparan
suhu dingin yang ekstrim . spasme bisa terjadi pada pembuluhan darah yang
mengalami ateroskleroktik sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga
bisa menimbulkan infrak jika terlambat dalam penanganannya.Letak infrak
ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang mensuplai darah ke
jantung terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan kiri .
kemedian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu deseden anterior dan
arteri sirkumpleks kiri. Arteri koronaria desenden anterior kiri berjalan melalui
bawah anterior dinding kea rah afeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua
pertiga dari septum intraventrikel, sebagian besar apeks, dan ventrikel kiri
anterior.[CITATION Kas16 \t \l 1057 ]
Sedangkan cabang sirkumpleks kiri dari berjalan koroner kiri kea rah
dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang suplai meliputi atrium kiri,
seluruh dinding posterior dan persegitiga septum intravertikel kosterior.
Selanjutnya arteri koroner kanan belajar dari aorta sisi kanan arteri pulmonal
kea rah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Bagian jantung
yang di suplai meliputi : atrium kanan, ventrikal kanan, nodus SA, nodus AV,
septum intervertikel posterior superior, bagian atrium kiri dan perrmukaan
diagfrakmatik ventrikel kiri. Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika
infark anterior kemungkinan disebabkan gangguan cabang desenden anterior
kiri, sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner
kanan. [CITATION Kas16 \t \l 1057 ]
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark
bisa dibedakan menjadi infark transmural dan subendokkardial. Kerrusakan
pada seluruh lapisan miokardom disebut infrk transmural, sedangkan jika
hanya mengenai lapisan bagian dalam saja disebut infark subendokardial.
Infark miokardium akan mengurangi fungsi fentrikel karen aotot yang
nekrosis akan kehilangan daya kontraksinya begitupun otot yang mengalami
iskemi (disekeliling daerah infalk).

7
Secara fungsional infark miokardium menyebabkan perubahan-
perubahan sebagai berikut:
1. Daya kontraksi menurun.
2. Gerakan dinding abnormal ( daerah yang terke infark akan menonjol
keluar saat yang lain melakukan kontraksi ).
3. Perubahan daya kembang dinding ventrikel.
4. Penurunan volume cekuncup.
5. Penurunan fraksi ejeks.
Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada beberapa factor
dibawah ini menurut[CITATION kas121 \t \l 1057 ]:
a. Ukuran infark, jika mencapai 40% bisa menyebabkan syok kardiogenik
b. Lokasi infark, dinding anterior mengurangi fungsi mekanik jantung
lebih besar di bandingkan jika terjadi pada bagian inferior
c. Sirkulasi kolateral, berkembang sebai respon terhadap iskemik kronik
dan hiperferfusi regional untuk memperbaiki aliran darah yang menuju
miokardium. Sehingga sebanyak banyak sirkulasi kolateral, maka
gangguan yang terjadi minimal.
d. Mekanisme kompensasi, bertujuan untuk mempertahankan curah
jantung dan perfusi parifer. Gangguan akan mulai terasa ketika
mekanisme kompensasi jantung tidak berfungsi dengan baik.

8
Patway
faktor resiko : Endapan Cedera endotel :
obesitas, perokok lipoprotein ditunika interaksi antara fibrin
ras, umur > 40 th intima & platelet proliferasi
jenis kelamin laki- otot tunika media
laki

Lesi komplikata Flaque fibrosa Invasi dan akumulasi


dari secret

Aterosklerosi Penyempitan/obstruk Penurunan suplai


s si arteri koroner darah ke miokard

Ketidakefektifan Tidak seimbang


perfusi jaringan Iskemia kebutuhan dengan
perifer suplai oksigen

Penurunan Metabolisme anaerob


Infrak
kontraktilitas meningkat
miokardium
miokard
Komplikasi :
Kelemahan miokard Gagal jantung
Asam laktat
Shock kadiogenik
Perikardirtis meningkat
Rupture jantung
Vol akhir diastlik Aneurisma jantung
ventrikel kiri Defek septum ventrikel Nyeri dada
meningkat Disfungsi otot paralisis
tromboembolisme

Tekanan atrium kiri


meningkat

Tekanan vena Nyeri akut Kurang informasi


pulmonalis
meningkat Tidak tahu kondisi
Hipertensi kapiler Demen paru dan pengobatan
paru (klien dan keluarga
Penurunan curah bertanya
Definisi gangguan
Gangguan
jantung pertukaran gas ansietas

Suplai darah Intoleransi aktivitas


kejaringan tdk Kelemahan fisik
adekuat

9
E. KLASIFIKASI
Secara mrfologis IMA dibedakan atas dua jenis yaitu : IMA
transmural, yang mengenai seluruh dinding miokard dan terjadi pada daerah
distribusi suatu arteri koroner
1. IMA sub-endokardial dimana nekrosis hanya terjadi pada bagian dalam
diding ventrikel dan umumnya berupa bercak-bercak dan tidak konfluens
2. IMA sub-endokradial dapat regional (terjadi pada distribusi satu arteri
koroner ) atau difusi (terjadi pada distribusi lebih dari arteri koroner ).
[CITATION and131 \l 1033 ]
Berdasarkan kelainan pada gelombang ST menurut [ CITATION
and131 \l 1057 ] :
a. STEMI
IMA dengan elevasi segmen ST (ST elevasion
myocardialinfarcion =STEMI ) merupakan bagian dari spectrum
sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri dari angina pectoris tak
stabil, IMA elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST.
b. NSTEMI
Angina petktoris tak stabil ( unstable angina = UA) dan miokard
akut tanpa elevasi ST (Non ST elevation myocaldial infaection
=NSTEMI) diketahui merupakan suatu kesinambungan dengan
kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya
penatalaksanaan keduanya tidak berbeda .diagnose NSTEMI
ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukan
bukti adanya nekrosis miokard berupa peningkatan biomarker jantung.

F. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum penatalaksanaan IMA menurut [ CITATION Hea17 \l
1057 ] :
1. Diagnosa

10
Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan / tanda-tanda EKG awal
tidak menentukkan, hanya 24-60% dari AMI di temukan dengan EKG
awal yang menunjukkan luka akut (Acute injury )
2. Terapi diet
Tujuan diet ini adalah untuk:
a. Memberikan makanan yang cukup dan sesuai kebutuhan tanpa
memperberat kerja jantung.
b. Menurunkan berat badan bila pasien memiliki berat badan berlebih
c. Mencegah serta menghilangkan edema atau bengkak yang disebabkan
oleh penimbunan garam atau air di dalam tubuh.
Berikut adalah prinsip diet yang harus dijalani oleh pasien infark
miokardium meliputi :
1) Cukup energy
Energi yang dibutuhkan penderita penyakit infark miokardium
harus disesuaikan dengan kecukupan energinya. Sumber energi
didapatkan dari makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Kebutuhan karbohidrat pasien disesuaikan dengan kebutuhan yaitu
sekitar 55 hingga 65% dari total kalori. Semua sumber karbohidrat
boleh dikonsumsi, kecuali makanan yang mengandung gas dan alkohol
seperti ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan.
2) Protein sesuai kebutuhan
Tidak ada perbedaan jumlah protein yang dibutuhkan oleh
penderita penyakit jantung dalam hal ini infark miokardium dengan
orang yang sehat, yaitu sekitar 0,8 gram/kg berat badan. Namun
sumber protein yang dianjurkan adalah sumber protein hewani yang
rendah lemak, yaitu daging sapi tanpa gajih, ayam tanpa kulit, ikan,
telur (tanpa kuning telur), susu rendah lemak, dan susu skim.
Sedangkan untuk sumber protein nabati yang disarankan untuk
dikonsumsi seperti kacang kedelai dan olahannya, serta kacang merah.
Hindari jenis kacang-kacangan yang memiliki lemak tinggi yaitu
kacang tanah, kacang mede, dan kacang bogor.

11
3) Lemak masih boleh dikonsumsi, tapi perhatikan jenisnya
Menurut Asosiasi Dietisien Indonesia, penderita penyakit
jantung (infark miokardium) sebaiknya diberikan 25-30% lemak dari
total kalori yang dibutuhkan dalam sehari, dengan 10% yang berasal
dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh. Jika total kebutuhan
kalori dalam sehari pasien sebesar 2000 kalori, maka lemak yang harus
diberikan yaitu berkisar 55 hingga 66 gram lemak.
Sedangkan hindari juga makanan yang tinggi kolesterol seperti
kerang, udang, susu full cream, serta berbagai jeroan. Untuk
penggunaan minyak, gunakanlah minyak jagung, minyak kedelai,
mentega/margarin dan semua dipakai dalam jumlah yang terbatas,
tidak dianjurkan digunakan untuk menggoreng. Sedangkan pemakaian
minyak kelapa sawit dan santan kental harus dihindari.
4) Vitamin dan mineral
Sumber utama vitamin dan mineral adalah sayuran serta buah-
buahan, yang mana penderita boleh mengonsumsi semua jenis sumber
makanan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah hindari
buah-buahan yang mengandung gas dan alkohol seperti nangka matang
dan durian. Begitu pun untuk sayuran yang mengandung gas,
contohnya kol, kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda, harus
dihindari oleh penderita . Makanan-makanan tersebut mengandung gas
yang dapat membuat pasien menjadi sesak napas.
5) Batasi garam
Untuk pasien yang mengalami edema (bengkak pada bagian
tubuh akibat timbunan cairan) dan tekanan darah tinggi, maka
pemakaian garam yang dianjurkan yaitu sebanyak 2-3 gram per hari.
Perhatikan juga kandungan natrium pada makanan/minuman yang
dimakan, karena maksimal natrium yang boleh dikonsumsi adalah
sebanyak 1500 mg per hari.
6) Serat yang cukup

12
Kebutuhan serat penderita penyakit jantung dalam sehari
adalah sebanyak 25 gram. Sumber serat bisa didapatkan dari berbagai
jenis sayur, buah, dan gandum. Untuk pasien yang sedang mengalami
konstipasi atau sembelit maka kebutuhan seratnya akan lebih tinggi
lagi dalam satu hari.
7) Makanan lain yang harus dihindari
Lebih baik untuk tidak mengonsumsi makanan serta minuman
olahan yang sudah pasti mengandung banyak natrium di dalamnya.
Selain itu, penderita juga tidak diperbolehkan untuk minum teh/kopi
kental, minuman bersoda, dan minuman yang beralkohol. Sedangkan
untuk bumbu masakan juga dianjurkan untuk menghindari bumbu-
bumbu dapur yang memiliki rasa tajam seperti rasa pedas dan asam.
3. Terapi oksigen
a. Hipoksia menimbulkan metabolisme anaerob dan metabolik asidosis,
yang akan menurunkan efektufitas obat-obatan dan trapi elektri
b. Pemberian oksigen menurunkan perluasan daerah iskemik
c. Penolong harus siap dengan bantuan pernafasan bila di perlukan.
4. Monitor EKG
Kejadian VF sangat tinggi pada beberapa jam pertama AMI.
Penyebab utama kematian beberapa jam pertama AMI Adalah aritma
jantung 3. Evaluasi segmen ST atau 0,1 mV pada 2 atau lebih
hantarannya dari area yang terserang (anterior , lateral , inferior )
merupakan indikasi adanya serangan miokard karena iskemia akut .
5. Akses intravena
a. Larutan fisiologis atau RL dengan jarum infus besar atau bisa juga
dengan pemasangan infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian
obat intervena
b. Bila pada kejadian henti jantung , nafas tak ada, saluran infus
terpasang, maka vena cubiti anterior dan vena jugalaris esterna
merupakan pilihan pertama untuk di pasang aliran infus
6. Penghilang rasa sakit

13
a. Keuntungan :Menurunkan rasa gelisa dan rasa sakit, ddapat
menurunkan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi, menurunkan
kebutuhan O2, menurunkan resiko aritmia .
b. Terapi
Preparat nitrat : tablet dibawah lidah atau spray nitrigliserin IV
untuk sakit dada iskemik berat dan tekanan darah > 100 mmHg
Morphin 9 jika nitrat tidak berhasil atau pada sakit dada berat dengan
dosis kecil IV (1-3mg) diulang setiap 5 menit nitrasi sampai sakit dada
hilang.
c. Komplikasi
Hipotensi , aritmia karebna perfusi kurang pada miokard atau
reperfusi. Penghilang rasa sakit merupakan prioritas obat-obat yang
diberikan
7. Pemberian Obat
Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan IMA
diantaranya :
a. Obat-obatan trambolit
Obat -obatan ini di tunjukan untuk memperbaiki kembali aliran
darah pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah
kerusakan miokad lanjutan.
b. Beta Blocker
Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa di
gunakan untuk mengurangi nyeri dada atau tidak nyamanan dan juga
mencegah seragan jantung tambahan .
c. Angiontensin-Converting Enzyme (ACE) inhibotors
Obat-obatan inj menurunkan tekanan darah dan mengurangi
cedera otot jantung.
d. Obat-obatan anti koagulan
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mencegah
pembentukan bekuan darah pada arteri.
e. Obat-obatan Anti platelet

14
Obat-obatan ini (misalnya aspirin dan clopidogrek)
menghentikan platetet untuk membentuk bekuan yang tidak di
inginkan
G. KOMPLIKASI
1. Aritmia
Karena aretmia lazim ditemukan pada vase akut IMA, hal ini dapat
pula dipandang sebagai bagian perjalanan penyakit IMA. Aritmia peril
diobati bila menyebabkan gangguan hemodinamik, meningkatkan
kebutuhan oksigen mioakard dengan akibat mudahnya perluasan infark
atau bila merupakan presdisposisi untuk terjadinya aritmia yang lebih
gawat seperti takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel atau asistol. Dilain
pihak kemungkinan efek samping pengobatan juga harus dipertimbangakn.
[CITATION Kas16 \t \l 1033 ]
2. Bradikardia sinus
Umunya disebabkan oleh vagotonia dan sering menyertai IMA
inferior atau posterior. Bila hal menyebabkan keluhan hipotensi, gagal
jantung atau bila disertai peningkatan intabilitas vertikel diberi pengobatan
dengan sulfa atropine intraveni.
3. Irama nodal
Irama nodal umumnya timbul karena provektif espace mekanisme
dan perlu di obati, kecuali bila amat melambat serta menyebabkan
gangguan hemodinamik. Dalam hal terakhir ini dapat diberi atropine atau
dipasang pacu jantung temporer.
4. Asistolik
Pada keadaan asistolik harus segera dilakukan resusitas
kardiopulmenal serebral dan dipasang pacu jantung transporakal. Harus
dibedakan dengan fibrilasi fentrikel halus karena pada belakangan ini
difebrilasi dapat menolong. Pemberian adrenalin dan kalsium klorida atau
kalsium glukonas harus dicoba.
5. Takikardia sinus

15
Takikardia sinus ditemukan pada sepertiga kasus IMA dan
umumnya sekunder akibat peningkatan tonus saraf simpatis, gagal jantung,
nyeri dada, perikarditis dan lain-lain.pengobatan ditunjukan kepada
kelainan dasar . sering berhasil hanya dengan member obat analgetik .
takikardia sinus yang menetap akan meningkatan kebutuhan oksigen
miokard dan menyebabkan perluasan infrak
6. Kontraksi atrium Prematur
Bila kontrakis atrium premature jarang,pengobatan tidak perlu.
Kontraksi atrium premature dapat sekunder akibat gagal jantung atau
dalam hal ini pengobatan gagal jantung akan ikut menghilang kontraksi
tersebut.
7. Rupture Miokardial
Otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi lemah,
sehingga kadang mengalami robekan karena tekanan dari aksi pompa
jantung. 2 bagian jantung yang sering mengalami robekan selama atau
setelah suatu serangan jantung adalah dinding otot jantung dan otot yang
mengendalikan pembukaan dan penutupan salah satu katup jantung (katup
mitralis ). Jika ototnya robek, maka katup tidak dapa berfungsi sehingga
secara tiba-tiba terjadi gagal jantng yang berat.
8. Bekuan darah
Pada sekitar 20-60% orang yang pernah mengalammi serangan
jantung, terbentuk bekuan darah didalam jantung. Pada 5% dari penderita
ini, bekuan bisa pecah, mengalir didalam arteri dan tersangkut dipembluh
darah yang lebih kecil diseluruh tubuh, menyebabkan tersumbatnya aliran
darah ke sebagian dari otak ( menyebabkan stroke ) atau ke organ lainnya.
Untuk menemukan adanya bekuan didalam janntung atau untuk
mengetahui factor predisposisi yang dimiliki oleh penderita, dilakukan
ekokardiogram. Untuk membantu mencegah bentukan bekuan darah ini,
seringkali diberikan antikoagulan (misalnya heparin dan warfarain). Obat
ini biasanya diminum selama 3-6 bulan setelah serangan jantung.
[CITATION Kas16 \t \l 1033 ]

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tn“Z” 50 tahun datang ke RSUD Stella Maris dengan rujukan dari


puskesmas klien masuk dengan keluhan nyeri di dada sebelah kiri, nyeri dirasa
menjalar kebahu hingga lengan kiri, nyeri tidak hilang dengan istirahat, nyeri dan
sesak bertambah saat beraktifitas. Di dapatkan data klien Tuan Z merasa nyeri
terlihat meringgis menahan sakit dengan skala 7. Selain itu pada pasien ditemukan
suara jantung tambahan SIII dan murmur. Wajah klien terlihat pucat, keluar
keringat dingin, terpasang keteter, terpasang juga oksigen 3 lt/ menit Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 100/60 mmhHg, nadi 88x/menit,
pernafasan : 28x/menit, suhu tubuh 37,5oC. ADL dibantu dan terpasang terapi
nitrogliserin sublingual.

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas pasien
Nama : Tn “Z”
Umur : 50 tahun
Tanggal Lahir : 31 November 1967
Jenis Kelamin : laki laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Suku : Bugis
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl Cendrawasih No 20 Makassar
Golongan Darah :A

17
b. PenanggungJawab
Nama : Ny “A”
Umur : 48 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : Istri
Alamat : Jl Cendrawasih No 20 Makassar

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasa
menjalar kebahu hingga lengan kiri.
1) Provocative/palliative : nyeri setelah beraktivitas dan tidak
berkurang setelah istirahat
2) Quality : klien mengatakan nyeri seperti di remas-
remas
3) Region : klien mengatakan nyeri berada dibagian
dada sebelah kiri dan nyeri menjalar
kebahu hingga tanga kiri
4) Severity : skala yang dirasakan sampai 7
5) Timing : nyeri dirasakan semakin memberat
(progresif)
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri dada dan
sesak nafas, sejak kemarin, dan di bawa ke RSUD Stella Meris di
bawa tanggal 18-03-2020 jam 16.40. Lalu dari IGD dipindahkan ke
ICU sentral pada jam 17.00.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai
riwayat darah tinggi maupun diabetes, keluarga klien mengatakan
sebelumnya klien pernah di rawat di rumah sakit 1 tahun yang lalu

18
dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi obat ataupun makanan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama.
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : meninggal
: Tinggal dalam satu rumah
e. Riwayat alergi
klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat
ataupun makanan.

3. Pengkajian Primer
Airway : Tidak ada secret
Breathing : Adanya pengembangan dada. Frekuensi nafas 28x/ menit,
Suara Nafas irreguler, menggunakal alat bantu nafas 3
Lt/menit.

19
Circulating : Akral dingin CRT <2 detik nadi 88x/menit
Disability : Composmentis GCS 14

4. Pengkajian Sekunder
a. Keadaan Umum : lemah, pucat, keluar keringat dingin
b. Kesadaran : Composmentis, E : 4, M : 5, V : 5
c. Vital sign
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 37,5×c
d. Head to toe
1) Kepala : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan
beruban, kulit kepala bersih dan tidak ada lesi
2) Mata : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya
kanan kiri positif, konjungtivitas simetris, tidak
menggunakan alat bantu
3) Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien
terpasang kanul O2 5 liter
4) Telinga : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak menggunakan alat bantu
pendenaran.
5) Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan
tidak ada gangguan mengunyah ataupun
menelan, tidak ada pembesaran tonsil
6) Dada
a) Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : detak jantung tidak sama dengan nadi
Perkusi : bunyi jantung sonor

20
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi
tambahan III (Mur-mur)
b) Paru-Paru
Inspeksi : simetris kanan kiri
Palpasi : sistem fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : kanan kiri sonor
Auskultasi : irreguler
7) Abdoment
Inspeksi : datar
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik usus 9x/menit
8) Genetalia
Inspeksi : Tidak ada kelainan
9) Ekstemitas
Atas : Terpasang Infus RL 16 tpm di tangan kiri
CRT <2 detik
Bawah : Akral dingin, tidak ada udem.
10) Kulit : Turgor kulit elastis, kulit berwarna sawo matang,
bersih.

e. Data Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Lab Hasil Analisa
Hb 15,3
Ht 45,30
Trombosit 381
Leukosit 12,3
GDS 100
Ureum/Kreatinin 30,6/0,9
Asam Urat 3,4

21
Colesterol total 17,1
Trigliserid 321 Hight
Bilirubin direc/ total 12,98/16,27 Hight
SGOT 50 Hight
SGPT 35 Hight
Alkali Phospate 364 Hight
Total protein 5,9
Albumin/ globulin 3,61/2,9
Natrium 139,0
Kalium 4,9
Calcium 1,2
CKMB 5,2 Hight

2) EKG
Hasil :
a) Sinus rythm
b) Ateroseptal Miocardiac Infaction, age undetermined
c) Cannot rate out inferior myocardial infaretion, age undermined
d) Twave abnormality, posible lateral ischemia
f. Therapy
1) Inf RL 16 tpm
2) Cefotaxime 3x1 gr
3) Omeprazole 2x1 amp
4) CPG 1x1

5. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. DS : klien mengatak Hiperventilasi Pola nafas tidak
merasa sesak efektif
DO :
- RR : 28x/menit

22
- Pola nafas cepat
dan dangkal
- Terpasang nasa
kanul 3 lt/menit
2. DS : Klien Iskemia jaringan Nyeri akut
mengatakan nyeri di sekunder terhadap
dada sebelah kiri, sumbatan.
P: nyeri setelah
beraktivitas
dan tidak
berkurang
setelah
istirahat
Q: klien mengatakan
nyeri seperti di
remas-remas
R: klien mengatakan
nyeri berada
dibagian dada
sebelah kiri dan
nyeri menjalar
kebahu hingga
tanga kiri
S:7
T: nyeri dirasakan
semakin
memberat
(progresif)
DO : Klien nampak
meringis
menahan

23
sakit
3. DS : Perubahan volume Penurunan curah
- Klien mengatakan isi sekuncup. jantung
merasa sesak
- Klien mengatakan
dadanya nyeri
tembus ke bahu
DO :
- RR : 28X/menit
bunyi nafas irreguler
- Nadi : 88x/menit
- TD : 100/60
mmHg
-

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiverpentilasi di tandai
dengan nafas dangkal
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume isi
sekuncup.

24
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
No TGL/JAM NOC NIC
KEPERAWATAN
1. 18/03/2020 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Posisikan klien semi fowler
hiverpentilasi di tandai diharapkan gangguan pertukaran gas untuk memaksimalkan ventilasi.
dengan nafas dangkal dapat teratasi dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi dengan tim medis
Menunjukkan jalan nafas yang paten dalam pemberian terapi O2
(klien tidak merasa sesak, pernafasan masker
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
2. 19/03/2020 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
iskemia jaringan diharapkan klien nyeri berkurang, kompreensif termasuk lokasi,
sekunder terhadap kembali sadar dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi frekuensi,
sumbatan. kualitas dan faktor presipitas
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
3. Pilih dan lakukan penanganan
penyebab nyeri, mampu
nyeri (farmakologi, non
menggunakan tehnik
farmakologi dan interpersonal)
nonfarmakologi umtuk
4. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

25
mengurangi nyeri, mencari menentukan intervensi
bantuan) 5. Berikan analgetik untuk
2. Melaporkan bahwa nyeri mengurangi nyeri
berkurang dengan menggunakan 6. Tingkatkan istirahat
menajemen nyeri 7. Kolaborasikan dengan dokter
3. Menyatakan rasa nyaman setelah jika ada keluhan dan tindakan
nyeri berkurang. nyeri tidak berhasil
8. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
3. 20/03/2020 Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan selama 1. Evaluasi adanya nyeri dada
jantung berhubungan 3x24 jam penurunan kardiak output (intensitas lokasi, durasi)
dengan perubahan klien teratasi dengan kriteria hasil : 2. Catat adanya tanda dan gejala
volume isi sekuncup 1.Tanda Vital dalam rentang normal penurunan cardiac put put
(Tekanan darah, Nadi, respirasi) 3. Monitor balance cairan
2.Dapat mentoleransi aktivitas, tidak 4. Monitor adanya dyspneu,
ada kelelahan fatigue, tekipneu dan ortupneu
3.Tidak ada edema paru, perifer, dan 5. Anjurkan untuk menurun stress
tidak ada asites 6. Vital sign monitoring
4.Tidak ada penurunan kesadaran 7. Kelola pemberian antikoagulan

26
5.Warna kulit normal untuk mencegah trombus
perifer 

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
21/03/2020 Pola nafas tidak efektif 1. Memonitor vital sign S : klien mengatakan sesaknya sudah
berhubungan dengan 2. Memposisikan klien semi berkurang
hiverpentilasi di tandai dengan fowler untuk memaksimalkan O : Klien tampak masih sesak,
nafas dangkal ventilasi. dengan frekuensi pernafasan
3. Melakukan kolaborasi dengan 24x/menit
tim medis dalam pemberian A : Masalah belum teratasi
terapi O2 masker P : Lanjutkan intervensi
22/03/2020 Nyeri akut berhubungan dengan 1. Monitoring vital sign S : klien mengatakan nyeri yang di
iskemia jaringan sekunder 2. Melakukan pengkajian nyeri rasakan masih ada namun sudah
terhadap sumbatan. secara komprehensif termasuk sedikit berkurang dengan skala
lokasi, karakteristik, durasi nyeri 5
frekuensi, kualitas dan faktor O : klien tampak masih sering
presipitas meringis

27
3. Memilih dan melakukan A: Masalah teratasi sebagian
penanganan nyeri (farmakologi, P: Lanjutkan intervensi
non farmakologi dan 4. Kaji tipe dan sumber nyeri
interpersonal) untuk menentukan intervensi
4. Berikan analgetik untuk 5. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri mengurangi nyeri
5. Meningkatkan istirahat 6. Tingkatkan istirahat
6. Mengkolaborasikan dengan 7. Kolaborasikan dengan dokter
dokter jika ada keluhan dan jika ada keluhan dan tindakan
tindakan nyeri tidak berhasil nyeri tidak berhasil
23/03/2020 Penurunan curah jantung 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada S : klien mengatakan sesaknya sudah
berhubungan dengan perubahan (intensitas lokasi, durasi) berkurang
volume isi sekuncup 2. Mencatat adanya tanda dan O : Klien tampak masih sesak,
gejala penurunan cardiac put put dengan frekuensi pernafasan
3. Monitoring adanya dyspneu, 24x/menit
fatigue, tekipneu dan ortupneu A : Masalah belum teratasi
4. Menganjurkan untuk menurun P : Lanjutkan intervensi
stress
5. Vital sign monitoring

28
6. Mengelola pemberian
antikoagulan untuk mencegah
trombus perifer 

29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infrak miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplei darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah coroner
berkurang.Infark miokard akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang
terjadi secara mendadak, sehingga terjadi gangguan aliran darah yang
diawali dengan hipoksida miokard.
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama
yaitu lebih dari 30-45% menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler
yang irevesibel. Bagian jantung yang terkena infrak akan berhenti
berkontraksi selamanya.Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan
oleh penyakit arteri koroner/coronary artery disease (CAD). Pada penyakit
ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa
tahun didalam lumen arteri koronia (arteri yang mensuplay darah dan
oksigen pada jantung ). Plaque dapat rupture sehingga dapat
menyebabkan terjadinya bekuan darah pada permukaan plque . jika
bekuan menjadi cukup besar, maka penghambatan aliran darah baik total
maupun sebagian pada arteri koroner.

B. SARAN
Diharapkan untuk perawat agar lebih memperbaharui ilmu
keperawatan khususnya dalam melakukan pengkajian nyeri pada pasien
yang mengalami masalah cardio karena nyeri yang dirasakan pasien
berbeda antara satu dan yang lain begitu juga dengan ketepatan dalam
pengkajian onset nyeri. Tenaga medis khususnya perawat harus
memahami karakteristik dari nyeri dada itu sendiri sehingga mampu
membedakan nyeri dada tipikal dan atipikal.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hardisman. (2015). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Heather, H. T., & kamitsuru, s. (2017). NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions and Classification 2018-2020. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kasron. (2016). keperawatan sistem kardiovaskuler. jakarta: CV Trans info


media.

Kasron. (2017). Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, & Huda, A. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jokjakarta: Mediaction.

Putri, A. S. (2015). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan


Dewasa ). Yogyakarta: Nuha Medika.

31

Anda mungkin juga menyukai