TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Society (ICS), LUTS memberikan gejala obstruksi dan gejala iritasi. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan LUTS, salah satunya ialah hiperplasia prostat
(ICUD, 2012).
LUTS merupakan masalah umum, terutama bagi pria usia lanjut. LUTS yang
memberikan keluhan berupa sulit memulai miksi, pancaran miksi yang lemah,
miksi terputus-putus, dan sering miksi dimalam hari dapat berdampak negatif.
tinggi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan LUTS pada pria. Salah satu
penyebab yang paling sering menyebabkan LUTS pada pria lanjut usia adalah
prostat jinak yang dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih. BPO
ini adalah contoh dari Bladder Outlet Obstruction (BOO). BOO dapat
saluran kemih, infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, hidronefrosis atau
4
2.2 Epidemiologi
dengan usia 30-39 tahun hingga 35% usia 60-69 tahun, 56% usia 70-79 tahun,
70% usia 80-89 tahun dan mencapai 90% pada pria dengan usia 90
tahun.Telah dilaporkan bahwa 90% dari pria yang berusia 50 sampai 80 tahun
pria yang berusia 40 hingga 44 tahun dan menjadi 42% pada mereka dengan
usia diatas 75 tahun. Satu studi menemukan bahwa prevalensi nokturia pada
pria dengan usia di atas 85 tahun adalah sekitar 69% dibandingkan dengan
49% pada wanita. Di Amerika Serikat hampir 1/3 laki-laki berusia 40-79
tahun memiliki gejala LUTS sedang sampai berat dengan penyebab utama
sekitar 5% atau kiria-kira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun lebih dan
2,5 juta pria diantaranya menderita LUTS akibat hiperplasia prostat yang
mempengaruhi kualitas hidup pada hampir 1/3 populasi pria berusia > 50
1. Gejala iritatif
5
c. Dysuria, yaitu adanya perasaan sakit ketika buang air kecil.
2. Gejala obtruktif
kecil.
air kecil.
e. Straining,yaitu mengejan ketika akan buang air kecil agar urine bisa
LUTS telah lama dikaitkan dengan perubahan usia (aging). Namun dapat
2. Inflamasi
6
3. Hormonal
4. Disfungsi Ereksi
2.4 Klasifikasi
Komponen LUTS dibagi menjadi dua, yaitu komponen obstruktif dan iritatif.
bladder neck.
Iritatif, Terjadi karena adanya respons sekunder dari kandung kemih karena
(Kwon, 2012).
7
Increased daytime urinary frequency
Nocturia
Urgency
Urinary incontinence
8
Enuresis
Nocturnal enuresis
penting, meskipun jarang, pada pria yang lebih tua, arena hal
Neurogenik
Miogenik
9
peningkatan konduksi sel yang memungkinkan aktivitas fokal kecil
reseptor sensoris
Struktural
10
dalam terminology modern, terminology dalam voiding symptoms
11
umum, dalam sebagian besar literatur yang relevan bahwa gejala
(Kwon, 2012).
karena pada kasus yang terbatas pada kapasita kandung kemih, gejala
saat ini berfokus pada storage atau voiding symptoms. Gejala post-
12
Gejala ini dianggap sebagai gejala penyimpanan atau pengosongan
Tanyakan keluhan utama pasien dan berapa lama keluhan telah dirasakan
lengkap. Tanyakan pula riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran
diagnostik yang luas digunakan untuk menilai gejala pada penderita BPH
adalah sistem skor yang dikeluarkan oleh WHO dengan nama International
13
Gambar 2. Skoring IPSS
Colok dubur merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada kasus BPH.
14
2.7 Pemeriksaaan penunjang
1. Prostat spesific antigen (PSA), bersifat spesifik organ tetapi tidak spesifik
perjalanan penyakit BPH selanjutnya. Kadar PSA yang lebih tinggi dapat
berarti laju pertumbuhan volume prostat yang lebih cepat, keluhan akibat
BPH lebih berat, atau lebih mudah terjadi retensi urine akut. Rentang
2. Flowmetri : Qmax ( laju pancaran urin maksimal) turun, biasanya < 15 cc.
2.8 Penatalaksanan
dapat melalui Modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat membantu
15
minum dalam 2-6 jam sebelum pergi tidur, biasakan BAK sebelum tidur,
hindari penggunaan kafein dan alkohol, serta elevasi lutut sebelum tidur.
Laki-laki dengan LUTS yang umumnya terdapat pada pasien BPH dapat
nyata.
memblok proses konversi hormon steroid utama pada pria testosterone (T)
adanya enzim 5AR, yang terdiri atas dua jenis isoenzim, yakni tipe I dan tipe
II. Hormon T dan DHT berikatan pada AR, namun DHT memiliki afinitas
yang lebih besar sehingga DHT dianggap lebih poten jika dibandingkan
dengan hormon T. Komplesk T/DHT-AR yang berada pada inti sel prostat,
Ada 2 jenis 5ARI yang sering digunakan dalam pengobatan, yakni finasteride
16
tipe II. Dengan dosis 5 mg/hari, obat ini dapat menurunkan kadar DHT
plasma sebesar 60%-70% dan kadar DHT prostat hingga sebanyak 85%.
Dutasteride berbeda dengan finasteride, karena obat ini dapat memblok 5AR
tipe I dan II. Sehingga dutasteride dapat menurunkan kadar DHT sirkulasi
hingga 90-95%. Efek samping kedua obat tersebut adalah penurunan libido,
vesika urinaria dan uretra pars prostatika, serta menurunkan BOO (bladder
tergantung pada indikasi medis dan finansial pasien. Pada pasien dengan
satu pilihan terapinya karena dapat menurunkan episode nokturia pada pasien
Antikolinergik
17
keluar bul—buli. Kontraksi buli-buli distimulasi oleh aksi asetilkolin pada
inhibisi terhadap traktus urinarius inferior. Selain itu, pria penderita BPH
dimediasi oleh NO. PDE5 inhibitor bekerja dengan cara meningkatkan kadar
cGMP dan NO. Sejumlah isoform PDE terdapat pada prostat, buli-buli, dan
urethra. PDE5 inhibitor dapat mengatasi LUTS dengan cara bekerja pada
Kombinasi Terapi
18
menemukan bahwa terapi kombinasi (finasteride dan doxazosin) dapat lebih
poin dari nilai awal, terjadi retensi urin akut, insufisiensi ginjal, infeksi
finasteride, dan 66% pada kelompok terapi kombinasi. Selain itu, resiko
retensi urin dan kebutuhan bedah BPH dapat diturunkan pada kelompok yang
Penelitian lain mengenai kombinasi terapi dilakukan pada PDE5 inhibitor dan
19