Anda di halaman 1dari 5

Definisi ISK

ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme dedalam saluran kemih, yang dalam
keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc,
2012).

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih (Depkes RI,
2014).

Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur.Akan tetapi secara
jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria dengan angka populasi umur, kurang
lebih 5-15 %.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral,
obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia (Mary.
2014).

Tanda Gejala ISK

Menurut Mary. 2014.

1. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

2. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

3. Susah buang air kecil karena iritasi lapisan mukosal

4. Rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik

5. Pungung bawah sakit

Pemeriksaan atau Tes Diagnostik

Menurut Mary. 2014

mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.

1. Tes kultur dan sensitivitas

Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes sensitivitas menentukan antibiotik apa
yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Laboratorium membagi spesimen urin menjadi dua;
satu bagian dikultur untuk menentukan bakteri mana yang berkembang.Laporan persiapan harus
tersedia dalam 24 jam.Bagian kedua digunakan untuk menentukan pada antibiotik mana organisme
tersebut peka.
2. Cystoscopy

Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan pertumbuhan dan tumor. Ini juga
digunakana sebagai alat untuk memindahkan tumor kecil, batu dan benda asing dan untuk mendilatasi
saluran kencing (uretra) dan saluran ginjal(ureter). Suatu cystoscope dimasukan kedalam uretra ke
kandung kemih, yang membuat struktur benar-benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih,
ureter dan prostat.

3. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)

Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu ginjal, bisul abdominal,
paralytic ileus atau obstruksi.

4. Prostate spesific antigen (PSA) test

Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik pada psien dengan BPH (Begign
Prostatic Hypertropy) atau kanker prostat. Kenaikan tingkat PSA tidak memberi dokter cukup informasi
untuk membedakan antara kanker dan kondisi-kondisi protat jinak;namun, dokter akan
mempertimbangkan hasil tes ketika memutuskan apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk
kanker prostat. Tes ini juga digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan
kanker prostat.

5. Pengumpulan urin 24 jam

Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama 24 jam.Tes ini biasanya
digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi ginjal dan juga untuk menentukan
pengeluaran sehari-hari unsur tertentu seperti protein, elektrolit dan lain-lain.

6. Urinalysis

Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan mikroskopis.Pengujian inimeliputi
sejumlah tes untuk mengevaluasi spesimen urin mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat
jenis, dan kehadiran bakteri, darah kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit, protein, RBC, dan WBC.
Tes digunakan untuk mengkonfirmasikan gejala ISP, untuk memeriksa diabetes karena kelebihan kadar
glukosa, dan untuk memonitor fungsi ginjal pada pasien gagsl ginjal.

7. Urine flow studies

Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur kekuatan dan volume per detik aliran
urin dari kandung kemih ketika pasien buang air kecil ke dalam mesin tes. Tes ini membantu
mengidentifikasi sumbatan atau kelainan Saluran kencing dan membantu mengevaluasi seberapa baik
atau seberapa buruk pasien buang air kecil.

8. Voiding cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan uretra selama perkemihan.Suatu
material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam kandung kemih via kateter Foley ke dalam sluran
tubuh. Setelah sinar x diambil, kateter dipindahkan. Pasien buang air kecil sementara sinar x diperoleh.
Tes ini dilakukan untuk mencari kelainan sistem perkemihan, tumor kandung kemih, ureter, dan uretra,
atau untuk mengeluarkan ( refluks) urin dari kandung kemih ke ureter.

Pentalaksanaan

Menurut Marlene. 2016

1. Pencegahan

a. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily allowance,RDA) cairan pada dewasa
aktif sekitar 30 ml/kg/hari.

b. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga rekreasional)

c. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar kandung kemih.

d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause penderita pengosongan kandung


kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.

e. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih setelah senggama.

f. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi imun atau pasien dengan
retensi urien, atau disfungsi berkemih.

g. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami disfungsi berkemih dengan
program penatalaksanaan alternatif seperti pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk inkontinensia
urien, kateterisasi intermiten dan/ atau berkemih terjadwal.

2. Infeksi saluran kemih akut

a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang pertama pada wanita muda yang tidak
sehat ; mulai penatalaksanaan empiris sebelum diperoleh hasil kultur dan sensitivitas untuk infeksi
saluran kemih febris atau komplikata

b. Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila pielonefritis disertai dengan
mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.

c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda indikasi), frekuensi pemberian ,
risiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien, dan risiko peningkatan resistensi bakteri ( tabel 14-1).

d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi non komplikata selama 3 hari,
infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK febris selama 14 hari.
e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan (pyridium tersedia sebagai
obat yang dijual bebas) atau obat kombinasi, seperti Urised.

f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita dengan riwayat vaginitis
saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila diberikan nitrofurantoin.

g. Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemiH

Patofisiologi

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.
Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.

Ada 2 jalur utama terjadi ISK yaitu asending dan hematogen.

1) Secara Asending yaitu :

Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi dimana pada wanita
memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor
tekanan urin saat miksi,kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi

2) Secara Hematogen, yaitu :

Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi
secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga
mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan
distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya :

a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat

b) pengosongan kandung

c) kemih yang tidak lengkap

d) Mobilitas menurun

e) Nutrisi yang sering kurang baik

f) Sistem imunitas yang menurun


g) Adanya hambatan pada saluran urin

h) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan
sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri
dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan
fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius.
Selain itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih
proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebt
sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan perut ginjal, batu neoplasma dan
hipertropi prostat yang sering ditemukan pada laki-laki diatas 60 tahun.

Daftar Pustaka

Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : ECG

Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta: KDT

Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: KDT

Hurst, Marlene. 2016. Belajar Mudah Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Herdman, T Heather,. Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: ECG

Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Interventions Classification. Yogyakarta:
Mocco Media

Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Outcomes Classification. Yogyakarta:
Mocco Media

Depkes Ri, (2014).Wasdapa Infeksi SaluranKemih.http://www.depkes.go.id/index.php?


wasada+infeksi+saluran+kemih&act/. Diakses tanggal 200ktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai