Anda di halaman 1dari 4

Hidronefrosis, secara harfiah berarti air di dalam ginjal, mengacu pada distensi dan

pelebaran renal pelvis dan renal calyx, biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran
urin di ginjal. Apabila tidak diobati, hidronefrosis dapat mengarah ke atrofi ginjal progresif.[1]
Dalam kasus hidroureteronephrosis, ada distensi dari kedua ureter dan renal pelvis dan
kalises.[2]

Daftar isi
 1 Tanda dan gejala
 2 Penyebab
 3 Patofisiologi
 4 Diagnosis
 5 Pengobatan
 6 Referensi

Tanda dan gejala


Tanda-tanda dan gejala hidronefrosis tergantung pada apakah penyumbatan tersebut terjadi
secara akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, unilateral atau bilateral. Hidronefrosis yang
terjadi secara akut dengan onset mendadak (seperti yang disebabkan oleh batu ginjal) dapat
menyebabkan rasa sakit di daerah panggul (antara pinggul dan tulang rusuk).[3][4]

Sebaliknya, hidronefrosis yang berkembang secara bertahap pada umumnya akan


menyebabkan sakit berkepanjangan. Mual dan muntah juga dapat terjadi. Penyumbatan yang
terjadi pada uretra atau kandung kemih dapat menyebabkan rasa sakit dan tekanan yang
dihasilkan dari distensi kandung kemih. Terhalangnya aliran urin sering mengakibatkan
infeksi saluran kemih yang dapat mengarah pada pengembangan batu ginjal, demam, dan
darah atau nanah dalam urin. Jika penyumbatan lengkap terjadi, hal tersebut dapat
menyebapkan gagal ginjal.[5]

Tes darah dapat menunjukkan gangguan fungsi ginjal (peningkatan ureum atau kreatinin)
atau ketidakseimbangan elektrolit seperti hiponatremia atau asidosis metabolik
hiperkloremik. Urinalisis mungkin menunjukkan pH tinggi karena kerusakan sekunder nefron
dalam ginjal yang sakit.

Penyebab
Hidronefrosis bisa disebapkan dari beberapa kejadian patofisiologi yang abnormal. Kelainan
struktural dari persimpangan antara ginjal, ureter, dan kandung kemih yang menyebabkan
hidronefrosis dapat terjadi selama perkembangan janin. Beberapa dari cacat bawaan telah
diidentifikasi sebagai kondisi turunan, namun hubungan genetik untuk diagnosis dini belum
ditentukan.[6] Kelainan struktural lainnya bisa disebabkan oleh cedera, operasi, atau terapi
radiasi.

Kompresi satu atau kedua ureter dapat juga disebabkan oleh perkembangan janin yang tidak
sempurna. Kompresi bilateral dari ureter dapat terjadi selama kehamilan yang disebapkan
oleh pembesaran rahim. Perubahan kadar hormon selama waktu ini juga dapat mempengaruhi
kontraksi otot kandung kemih, yang dapat memperparah kondisi tersebut.
Sumber penyumbatan dapat timbul dari berbagai penyebab lain termasuk batu ginjal,
pembekuan darah, atau retroperitoneal fibrosis.[7]

Penyumbatan tersebut dapat bersifat sebagian atau keseluruhan dan dapat terjadi di manapun
dari urinary meatus sampai renal calyx renal pelvis.

Hidronefrosis juga dapat terjadi akibat arus balik urin dari kandung kemih kembali ke ginjal.
Arus balik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor di atas namun dapat juga disebapkan
oleh kompresi saluran keluar kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat atau
impaksi tinja di usus besar, serta kontraksi abnormal otot kandung kemih akibat disfungsi
neurologis atau gangguan otot lainnya.[5]

Patofisiologi
Penyumbatan yang terjadi di manapun di sepanjang saluran kemih atas akan menyebabkan
peningkatan tekanan di dalam ginjal karena ginjal tidak mampu membuang urin ke kandung
kemih. Penyebab yang paling umum penyumbatan tersebut adalah batu ginjal serta
penyumbatan sambungan ureteropelvik yang disebabkan oleh penyempitan intrinsik dari
ureter atau pembuluh di atasnya.

Penyumbatan yang terjadi di saluran kemih bawah juga dapat menyebabkan peningkatan
tekanan akibat kembalinya urin ke ginjal. Penyebab umum termasuk disfungsi kandung
kemih adalah neurogenic bladder dan penyumbatan uretra (seperti katup uretra posterior pada
bayi laki-laki) atau kompresi (seperti dari hipertrofi prostat pada orang laki-laki dewasa).

Apa pun penyebabnya, penyumbatan tersebut akan meningkatkan tekanan yang


ditransmisikan ke jaringan halus yang membentuk sistem filtrasi di dalam ginjal, yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan infeksi, pembentukan batu, atau kegagalan fungsi. Komplikasi
tambahan yang timbul dari penyumbatan saluran kemih bawah termasuk stagnasi aliran urin
yang juga dapat menyebabkan infeksi pada kandung kemih. Penyumbatan dapat juga
diakibatkan adanya tumor di panggul yang menekan ureter atau uretra, seperti pada penderita
kanker leher rahim stadium lanjut (stadium IIIA sampai IVB).

Diagnosis

Gambar USG hidronefrosis yang disebabkan oleh batu ureter kiri.


Hidronefrosis akibat batu ginjal di persimpangan saluran kemih vesikular terlihat pada CT.

Hidronefrosis besar seperti ditandai dengan panah.

Hidronefrosis dapat dideteksi dengan diagnosis prenatal,[8] dan pada kenyataannya, banyak
kasus pada pasien anak yang terdeteksi oleh pemeriksaan ultrasound rutin yang dilakukan
selama kehamilan.[9] Namun, sekitar setengah dari semua hidronefrosis yang diidentifikasi
sebelum lahir bersifat sementara, dan hilang pada saat bayi dilahirkan, dan 15% lainnya,
hidronefrosis terus berlanjut namun tidak sampai menyebapkan penyumbatan saluran kemih,
dan pada usia sekitar 3 tahun hidronefrosis akan hilang secara spontan. Namun 35% dari
kasus hidronefrosis prenatal, diketahui tidak hilang sampai dewasa.[10]

Pemeriksaan yang dilakukan tergantung pada usia pasien, serta apakah hidronefrosis
terdeteksi secara kebetulan atau terdeteksi sebelum bayi dilahirkan, atau terdeteksi karena
berhubungan dengan gejala lain.

Tes darah dapat dilakukan (biasanya dilakukan untuk mengukur kreatinin), meskipun hasil
pengujian ini harus ditafsirkan dengan hati-hati. Bahkan dalam kasus hidronefrosis unilateral
parah, fungsi ginjal secara keseluruhan dapat tetap bekerja secara normal karena kerja ginjal
yang sehat tidak terpengaruh kerja ginjal yang tersumbat.

Tes urin biasanya dilakukan untuk menentukan adanya darah (yang sering terjadi dalam
kasus batu ginjal) atau adanya tanda-tanda infeksi (seperti leukosit esterase positif atau nitrit).

Pemeriksaan radiologi seperti intravena urogram (IVU), USG, CT scan atau MRI juga dapat
dilakukan dalam menentukan keberadaan atau penyebab hidronefrosis. Pemeriksaan USG
dilakukan untuk mengetahui kondisi ureter dan ginjal serta menentukan ada atau tidaknya
hidronefrosis atau hidroureter. Pemeriksaan IVU berguna untuk menentukan lokasi
penyumbatan.

Pemilihan jenis radiologi yang dilakukan tergantung pada sejarah, gejala dan temuan saat
pemeriksaan awal. Dalam kasus renal kolik (rasa nyeri di salah satu sisi pinggang serta
biasanya disertai dengan jejak darah dalam urin) pemeriksaan awal biasanya menggunakan
CT scan spiral atau heliks. Pemeriksaan ini dapat membantu menunjukkan apakah ada
sumbatan aliran urin yang menyebabkan hidronefrosis serta menunjukkan fungsi ginjal
lainnya. Pemeriksaan sinar-X atau IVU tidak dapat mengetahui keberadaan batu ginjal tapi
99% dari batu ginjal terlihat pada pemeriksaan CT scan. Hal ini yang mendasari pemeriksaan
CT scan menjadi pilihan umum pemeriksaan awal. Namun CT scan biasanya tidak digunakan
apabila pasien harus menghindari paparan radiasi, seperti pasien yang sedang hamil.

Untuk kasus hidronefrosis yang terdeteksi sebelum kelahiran, pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan adalah USG ginjal setelah bayi dilahirkan, mengingat banyak kasus hidronefrosis
prenatal sembuh dengan sendirinya. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan beberapa hari
setelah bayi dilahirkan. Beberapa ahli merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan ulang
pada minggu ke 4 - 6 untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.[11]

Pengobatan
Pengobatan hidronefrosis dilakukan untuk menghilangkan faktor yang menyumbat, serta
mengeluarkan urin yang terkumpul di bagian yang tersumbat. Oleh karena itu, masing-
masing kasus harus diperlakukan secara berbeda tergantung pada di mana sumbatan terjadi,
dan apakah kasus ini merupakan kasus yang akut atau kronis.

Penyumbatan akut saluran kemih bagian atas biasanya diobati dengan menyisipkan tabung
nefrostomi. Penyumbatan kronis saluran kemih bagian atas biasanya diobati dengan diobati
dengan menyisipkan stent ureter atau pyeloplasty.

Penyumbatan saluran kemih bawah (seperti yang disebabkan oleh penyumbatan kandung
kemih sekunder terhadap hipertrofi prostat) biasanya diobati dengan memasukkan kateter
kemih atau kateter suprapubik.

Untuk semua kasus hidronefrosis, tidak diperlukan adanya operasi.[12]

Hidronefrosis pada bayi dapat diperiksa dengan menggunakan ultrasonografi ginjal


dan scan fungsi ginjal. Hasilnya akan memungkinkan dokter Anda menentukan lokasi
gangguan dan oleh karena itu dapat menyarankan opsi terapi terbaik untuk bayi Anda.

 Ada kemungkinan bahwa bayi Anda tidak memerlukan tindakan, dan pada sebagian
kasus, ginjal bayi dapat membaik seiring waktu.

Pembedahan mungkin diperlukan jika ujung atas ureter tersumbat sebagian untuk
membebaskan tekanan pada ginjal.

Anda mungkin juga menyukai