PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hidronefrosis adalah suatu penyakit yang sering dalam gangguan system
urinaria atau system perkemihan. Hidronefrosis adalah adalah dilatasi piala dan perifer
ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat atau dapat
didefinisikan pula sebagai obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih
dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang
dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal. Penyakit ini dapat membuat
tubuh klien yang sangat tidak nyaman dan terdapat edema. Penyusunan asuhan
keperawatan ini kami susun agar lebih dapat menjadi bahan pembelajaran yang
berkelanjutan bagi proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep penyakit pada penyakit hidronefrosis?
b. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada penyakit hidronefrosis?
C. Tujuan
a. Mengetahui konsep penyakit pada penyakit hidronefrosis
b. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada penyakit hidronefrosis
BAB II
PEMBAHASAN
e.
f.
g.
h.
obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis
juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus.
Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan
distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu
ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar
secara bertahap (hipertropi kompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu.
5. Pathway
Terlampir
6. Komplikasi
Menurut Kimberly (2011) penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan komplikasi
sebagai berikut:
a. Batu ginjal
b. Sepsis
c. Hipertensi renovaskuler
d. Nefropati obstruktif
e. Infeksi
f. Pielonefritis
g. Ileus paralitik
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Urinalisis. Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik
dapat menunjukkan adanya batu atau tumor.
Hitung jumlah sel darah lengkap: leukositosis mungkin menunjukkan
infeksi akut. Kimia serum: hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat
mengakibatkan peningkatan kadar BUN dan kreatinin. Selain itu, hiperkalemia
dapat menjadi kondisi yang mengancam kehidupan.
b. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi adalah metode yang cepat, murah, dan cukup akurat untuk
mendeteksi hidronefrosis dan hidroureter, namun, akurasi dapat bergantung pada
pengguna. Ultrasonografi umumnya berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk
menetapkan diagnosis dan hidronefrosis.
c. Pyelography Intravena (IVP)
Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan
penyebab hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal merupakan penyebab paling
mudah yang dapat diidentifikasi berdasarkan temuan IVP.
5 | STIKes Wira Medika PPNI Bali
d. CT Scan
CT Scan memiliki peran penting dalam evaluasi hidronefrosis dan
hidroureter. Proses retroperitoneal menyebabkan obstruksi ekstrinsik dari ureter
dan kandung kemih dapat dievaluasi dengan sangat baik pada CT Scan.
8. Prognosis
Pembedahan pada hidronerosis biasanya berhasil jika infeksi dapat dikendalikan
dan ginjal berfungsi dengan baik.
9. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaannya adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
penyebab dari hidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan serta
melindungi fungsi ginjal
a. Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau
tipe divertasi lainnya.
b. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis.
c. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor,
obstruksi ureter).
d. Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan fungsinya hancur jalan satu-satunya
adalah nefrektomi (pengangkatan ginjal).
c.
serangan
itu
timbul,
lokasi,
kualitas,
factor
yang
dokter
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan obstruksi akut
b. Gangguan Keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan
c. Intoleransi aktivitas behubungan dengan kelemahan dan keletihan
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah
8 | STIKes Wira Medika PPNI Bali
No
1.
Rencana Keperawatan
tindakan Mandiri :
1. Catat lokasi, lamanya
keperawatan ...x 24 jam
intensitas skala (0-10) dan
diharapkan nyeri pasien dapat
penyebaran.
terkontrol
dengan
criteria
2.Berikan
tindakan
hasil :
nyaman, contoh pijatan
a. Pasien tampak rileks
b. Pasien mengungkapkan punggung, lingkungan
Rasional
dilakukan
rasa
1.Membantu
mengevaluasi
tempat
obstruksi.
2.Meningkatkan
relaksasi, menurunkan
tegangan
otot,
dan
nyeri
berkurang istirahat
meningkatkan koping
3.Bantu/dorong
dengan
skala
0-3
3.Mengarahkan
penggunaan
nafas
dengan
rentang
kembali perhatian dan
berfokus,
bimbingan
nyeridari 0-10
membantu
dalam
imajinasi da aktivitas
relaksasi otot
terapeutik
Health Education :
4. Jelaskan penyebab nyeri
4.
Memberikan
dan
pentingnya
kesempatan
untuk
melaporkan
ke
staf
pemberian
analgesi
terhadap
perubahan
sesuai
waktu
kejadian/karakterisitik
(membantu
dalam
nyeri
meningkatkan
kemampuan
pasien
dan
koping
dapat
menurunkan ansietas)
Kolaborasi :
da mewaspadakan staf
5. Berikan obat sesuai
akan
kemungkinan
indikasi :
Antispasmodik,
contoh lewatnya batu / terjadi
9 | STIKes Wira Medika PPNI Bali
flavoksat,
Oksibutin komplikasi.
(Ditropan)
6. Berikan kompres hangat
pada punggung
5.
enurunkan
spasme
reflex
dapat
Menghilangkan
reflex
spasme
2
Setelah
dilakukan
tindakan Mandiri :
1. Tingkatkan pemasukan
keperawatan
...x24
jam
cairan sampai 3-4 L/hari
diharapkan
tidak
terjadi
dalam toleransi jantung
gangguan
volume
cairan,
2. Timbang berat badan
dengan criteria hasil :
tiap hari
a. Pasien dapat berkemih
1.
Mempertahankan
keseimbangan
cairan
untuk homeostasis
2. Peningkatan berat
badan
yang
cepat
mungkin berhubungan
Observasi :
dengan retensi
dan pola biasanya
3. Awasi pemasukan dan
b. Pasien
tidak
3.
Membandingkan
pengeluaran
mengalami
tanda
keluaran actual dan
obstruksi
yang
diantisipasi
4. Awasi tanda vital.
membantu
dalam
Evaluasi nadi, pengisian
evaluasi adanya/derajat
kapilar, turgor kulit, dan
stasis/kerusakan ginjal
membrane mukosa
4. Indikator hidrasi
Kolaborasi :
5. Berikan obat sesuai /volume sirkulasi dan
indikasi
contoh
(Compazin)
3
Setelah
dilakukan
tindakan Mandiri :
1. Berikan
5.
Menurunkan
mual/muntah
lingkungan 1. Menghemat energy
10 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i
keperawatan
diharapkan
...x24
pasien
jam tenang
dan
periode untuk
aktivitas
dan
seluler
yang
diukur
b. Pasien
3.
Efek
mungkin
anemia
kumulatif
Memaksimalkan
Setelah
dilakukan
tindakan Mandiri :
1. Ukur masa otot melalui
keperawatan
...x24
jam,
lipatan trisep atau prosedur
diharapkan nutrisi pasien dapat
serupa
terpenuhi dengan criteria hasil :
a. Menunjukkan
berat
badan
stabil
peningkatan
tujuan
mencapai
dalam
laboratorium
dan
tak
malnutrisi
ada
nilai
1.
Mengkaji
keadekuatan
penggunaan
melalui
nutrisi
pengukuran
perubahan
2.
Perhatikan
adanya
lemak
yang
normal
adanya/tak
tanda
Berikan
dapat
memperkirakan
mual/muntah
3.
deposit
makanan
adanya
katabolisme jaringan
2.
Gejala
yang
menyertai
akumulasi
11 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i
konsumsi
dapat
mengubah/menurunkan
pemasukan
dan
masukan kalori perhari
Health Education :
memerlukan intervensi
5. Berikan penjelasan 3. Porsi lebih kecil
kepada
pasien
untuk dapat
meningkatka
4.
Kolaborasi :
6. Rujuk ke ahli gizi
Mengidentifikasi
Membantu
pasien
dan
memungkinkan
kesempatan
untuk
memenuhi
keinginan
individu
Berguna
untuk
memenuhi
meningkatkan
Setelah
dilakukan
keperawatan
diharapkan
tindakan Mandiri :
1. Diskusikan program 1.
...x24
jam
obat-obatan, hindari obat diberikan
pasien
dapat
Obat-obatan
untuk
12 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i
contoh
nyeri
hematuria,
atau
mengalkalikan
urine,
tergantung
pada
penyebab
dasar
pembentukan batu
2. Membantu pasien
bekerja
melalui
perasaan
dan
meningkatkan
rasa
control
apa
terhadap
yang terjadi
3.
Memberikan
pengetahuan
dasar
dimana
dapat
pasien
membuat
pilihan
berdasarkan informasi
4. Dengan peningkatan
kemungkinan
berulangnya
batu,
komplikasi
serius
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. Evaluasi
Dx 1
Dx 2
Dx 3
Dx 4
Dx 5
14 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hidronefrosis adalah penggelembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal
karena aliran air kemih tersumbat. Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari
ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.
Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabungtabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan
air kemih (perlvis renalis). Hal ini aka menyebabkan ginjal menggelembung dan
menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhirnya tekanan hidronefrosis yang
menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan ginjal akan
kehilangan fungsinya.
15 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i
DAFTAR PUSTAKA
16 | S T I K e s W i r a M e d i k a P P N I B a l i