Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP

NYERI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA


PUTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL
MUTTAQIN KARANG MELATI

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kebidanan Pada
Program Studi Sarjana Kebidanan

Disusun Oleh :

NURYANTI
NIM. 12120523145

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
2024
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP


NYERI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA
PUTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL
MUTTAQIN KARANG MELATI
KOMERING ULU TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
NURYANTI
NIM. 12120523145

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti


Uji Proposal Skripsi Program Studi Sarjana Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Tanggal : 6 Desember 2023

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Putri Yunita Sari, S.ST., M.K.M Suparjo, S.Kp., M.Kes


NPP. 12005122

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP


NYERI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA
PUTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL
MUTTAQIN KARANG MELATI
KOMERING ULU TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
NURYANTI
NIM. 12120523145

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Disetujuiuntuk Melakukan


Penelitian

Pada tanggal 20 Desember 2023

Penguji I Penguji II Penguji III

Nur Cahyani Ari Lestari.,S.SiT.,M.Kes Putri Yunita Sari, S.ST., M.K.M Suparjo.,S.Kp.,M.Kes
N

Mengesahkan,
Ketua
Program Studi Sarjana Kebidanan

Ana Rofika.,S.ST.,M.Kes
NPP. 1200595

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat

dan karunianya-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Nyeri Dismenorea

Primer Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang

Melati Komering Ulu Timur”

Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai Gelar

Sarjana Kebidanan pada Program Studi Sarjana Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu

Bakti Utama Pati. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

atas tersusunnya proposal skripsi ini kepada:

1. Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.

2. Ana Rofika, S.S.T., M.Kes., selaku Ketua Prodi Sarjana Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.

3. Putri Yunita Sari, S.ST., M.K.M, selaku dosen pembimbing I dalam menyusun

proposal skripsi ini, terimakasih atas segala bimbingan dan bantuan yang

diberikan

4. Suparjo, S.Kp., M.Kes, selaku dosen pembimbing II dalam menyusun proposal

skripsi ini, terimakasih atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan.

5. Nur Cahyani Ari Lestari, S.Si.T., M.Kes, selaku dosen penguji proposal skripsi

yang telah memberikan arahan untuk perbaikan proposal skripsi ini.

6. Ketua Yayasan dan Pengurus Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati

Komering Ulu yang telah memberikan ijin penelitian.

iv
7. Semua Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.

8. Semua teman-teman mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya proposal skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Pati, Desember 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN .............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
1. Tujuan Umum .......................................................... 5
2. Tujuan Khusus ........................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
1. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu ........................... 6
2. Manfaat Bagi Objek Penelitian ................................. 6
3. Manfaat Bagi Peneliti ............................................... 6
E. Keaslian Penelitian ........................................................ 7
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 11
A. Konsep Teori ................................................................ 11
1. Konsep dasar remaja ............................................... 11
2. Konsep dasar menstruasi ......................................... 12
3. Dismenore ............................................................... 15
4. Konsep dasar nyeri .................................................. 26
5. Aroma terapi lavender ............................................. 31
B. Kerangka teori .............................................................. 35

vi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 36
A. Kerangka Konsep ............................................................ 36
B. Hipotesa ......................................................................... 36
C. Rancangan penelitian ..................................................... 37
D. Variabel penelitian ......................................................... 38
E. Definisi Operasional ...................................................... 38
F. Tempat dan waktu penelitian .......................................... 40
G. Populasi, sampel dan teknik sampling ............................ 40
H. Alat ukur penelitian ........................................................ 42
I. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................. 42
J. Jenis data dan pengumpulan data .................................... 43
K. Metode pengolahan data ................................................. 45
L. Analisis data ................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 35

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 36

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................ 7

Tabel. 3.1 Definisi Operasional ............................................................. 40

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal tahapan penelitian

Lampiran 2 Permohonan Ijin penelitian

Lampiran 3 Persetujuan ijin penelitian

Lampiran 4 Surat permohonan menjadi subjek penelitian

Lampiran 5 Surat persetujuan menjadi subjek penelitian

Lampiran 6 Instrumen penelitian (Kuesioner, angket, lembar observasi)

Lampiran 7 Lembar konsultasi bimbingan proposal skripsi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu

periode masa pematangan organ reproduksi manusia yang sering disebut masa

pubertas pada masa pubertas ini terdapat masalah yang sering dihadapi oleh

remaja saat menstruasi (Puspita, 2019). Salah satu gangguan yang paling sering

terjadi saat menstruasi adalah dismenore. Dismenore yaitu nyeri yang dirasakan

pada perut bagian bawah dan terjadi sebelum, selama, atau sesudah menstruasi

(Maulidiyah et al., 2023)

Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian dismenore

cukup tinggi di seluruh dunia. Rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada

wanita muda antara 16,8-81%. Rata-rata di negara Eropa dismenore terjadi pada

45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi

mencapai 94% di negara Finlandia. Di Amerika Serikat, dismenore diakui

sebagai penyebab paling sering ketidakhadiran di sekolah yang dialami remaja

putri (Wildayani et al., 2023)

Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 54,89% dismenore

primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Dismenorea terjadi pada remaja

dengan prevalensi berkisar antara 43% hingga 93%, dimana sekitar 74- 80%

remaja mengalami dismenorea ringan, sementara angka kejadian endometriosis

pada remaja dengan nyeri panggul diperkirakan 25-38%, sedangkan pada

1
2

remaja yang tidak memberikan respon positif terhadap penanganan untuk nyeri

haid, endometriosis ditemukan pada 67% kasus. Kelainan terjadi pada 60-70%

wanita di Indonesia dengan 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka

menjadi terbatas akibat dismenorea (Wildayani et al., 2023)

Sementara angka kejadian dismenore atau nyeri haid di Provinsi

Sumatera Selatan pada tahun 2022 sebesar 64,3% dari seluruh remaja putri yang

mengalami haid. Untuk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur prevalensi

dismenore pada remaja putri ada 60,2% dari seluruh remaja putri yang

mengalami haid. (Riona et al., 2021)

Data kejadian disminore di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang

Melati Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang saya peroleh dari

wawancara 25 orang santriwati terdapat 19 orang siswa yang mengalami

dismenore dan sekitar 75% remaja putri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin

Karang Melati Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang mengalami

dismenore, 68,9% diantaranya mengalami sulit berkonsentrasi karena

ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid yang menyebabkan

gangguan dalam aktivitas belajar.

Pada fase awal menstruasi, remaja sering mengalami nyeri haid, kondisi

psikis yang belum stabil, mudah emosi sehingga belum dapat beradaptasi dalam

merespon rasa nyeri pada menstruasi atau dismenore. Selain itu pada terjadi

pula pada remaja yang masih duduk dibangku sekolah yang dibebankan oleh

kegiatan, pelajaran yang sulit, tuntutan dari sekolah, bahkan ada yang sampai

tidak masuk sekolah dikarenakan masalah dismenore. Saat mengalami


3

dismenore lebih banyak tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa

malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit sering

membuat data penderita penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan

secara mutlak (Noviary, 2021)

Penatalaksanaan nyeri haid biasanya digunakan manajemen secara

farmakologi atau memakai obat-obatan baik analgesic, narkotik atau non

narkotik. Penanganan farmakologi dapat menggunakan obat-obatan seperti

prostagladin inhibitor, analgesik nonsteroid anti-inflammantori = NSAIDS.

Sedangkan terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan melakukan terapi

non-farmakologi berupa aromaterapi menggunakan minyak essensial.

Aromaterapi yang banyak digemari salah satunya ialah lavender (Fransiska,

2023)

Oil aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, dimana

efek sedatif pada lavandula angustifolia terjadi karena adanya senyawa-

senyawa coumarin dalam minyak tersebut sekalipun kandungannya rendah,

yaitu 0,25%. Selain itu pada penelitian terdahulu, kandungan lavender oil terdiri

dari: linalool, linalyl acetate, α- dan β- piene dan 1,8-cineole dapat menurunkan

secara spontan kontraksi uterus pada tikus yang sedang mengalami spasme pada

otot intestinalnya. Lavender yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat

untuk mengurangi kecemasan pada pasien yang mengalami dialysis,

meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan agitasi pasien dengan

dimensia. Disamping itu lavender juga dapat mengurangi rasa tertekan, stress,
4

rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, hysteria, rasa frustasi, kepanikan, rasa

nyeri, dan dapat memberikan relaksasi (Mu’awanah, 2019)

Aromaterapi dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan

tingkat nyeri. Ketika minyak esensial terhirup, sel-sel reseptor penciuman

dirangsang dan impuls ditransmisikan ke pusat emosional otak, atau sistem

limbik. Aromaterapi dapat memberikan efek santai, dan menenangkan, selain

itu meningkatkan sirkulasi darah. Aromaterapi merupakan terapi yang murah

dan aman untuk disemenore (Mu’awanah, 2019)

Hasil studi pendahuluan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di

Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati pada tanggal 10 Oktober 2023

dengan mewawancarai beberapa pertanyaan kepada 25 orang santriwati. Dari

hasil wawancara mengenai apakah pernah mengalami dismenore, dari 25 orang

santriwati terdapat 16 orang yang menyatakan pernah mengalami dismenore

saat menstruasi dan 6 orang diantaranya saat ini sedang menstruasi dan

mengalami dismenore. Dari hasil wawancara kepada 16 orang yang pernah

mengalami dismenore mengenai skala nyeri yang dirasakan saat dismenore

serta penanganan yang dilakukan, sebesar 5 orang siswa mengalami rasa nyeri

haid ringan (skala 1-3) gejala yang dirasakan sedikit pegal di punggung dan

nyeri perut bagian bawah selama beberapa saat seiring darah haid keluar dan

tidak ada tindakan pengobatan lebih lanjut, karena mereka menganggap rasa

nyeri akan hilang dengan sendirinya. Sebanyak 6 orang siswa mengatakan

mengalami nyeri haid sedang (skala 4-6) dengan keluhan rasa nyeri diperut

bagian bawah dan pegal-pegal dipunggung dan akan bertambah hebat jika
5

melakukan aktivitas dan tindakan yang dilakukan responden hanya beristirahat

di tempat tidurnya dan memberikan minyak kayu putih yang dioleskan diperut.

Serta terdapat 8 orang santriwati yang mengalami nyeri haid berat (skala 7-9)

sehingga memungkinkan harus istirahat di UKS atau bahkan ijin pulang,

beberapa responden mengatakan tindakan yang dilakukan hanya memberikan

minyak kayu putih dan beristirahat.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap

Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Darul

Muttaqin Karang Melati Tahun 2023”.

B. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri dismenorea

primer pada remaja putri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati

Tahun 2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri

dismenorea primer pada remaja putri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin

Karang Melati Tahun 2023.


6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi nyeri dismenorea primer pada

remaja putri sebelum diberikan aroma terapi lavender di Pondok

Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati Tahun 2023.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi nyeri dismenorea primer pada

remaja putri setelah diberikan aroma terapi lavender di Pondok

Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati Tahun 2023

c. Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri

dismenorea primer pada remaja putri di Pondok Pesantren Darul

Muttaqin Karang Melati Tahun 2023

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa

serta menambah literatur perpustakaan di STIKES Bakti Utama Pati

khususnya teori-teori yang berhubungan dengan pengaruh aroma terapi

lavender terhadap nyeri dismenorea primer pada remaja putri.

2. Manfaat Bagi Objek yang Diteliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi petugas

kesehatan dalam memberikan penyuluhan kepada remaja putri khususnya

di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati tentang cara

penanganan dismenore primer pada remaja putri dengan pengobatan non


7

farmakologi yaitu pemberian aroma terapi lavender sehingga remaja putri

dapat melakukan tindakan penanganan nyeri dismenore secara mandiri.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti

lainnya yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh aroma terapi

lavender terhadap nyeri dismenorea primer pada remaja putri sehingga

dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dari penelitian

sebelumnya sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.


8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Nama Peneliti Judul Desain Sampel Variabel Uji Statistik Hasil
Penelitian
1. (Mu’awanah, Pengaruh Penelitian ini Pengambilan Variabel Analisis data Hasil penelitian
2019) pemberian menggunakan sampel dengan independen : menggunakan menunjukkan bahwa
aromaterapi quasi menggunakan pemberian uji Mann- ada perbedaan yang
experimental signifikan antara
lavender terhadap teknik aromaterapi Whitney dan
dengan intensitas nyeri sebelum
penurunan rancangan purposive lavender uji Friedman. dan setelah diberikan
intensitas nyeri penelitian pre sampling Variabel aromaterapi lavender
haid pada remaja test and post test didapatkan dependen : pada responden yang
putri di SMA with control sampel penurunan mengalami dismenore
Negeri 5 group sebanyak intensitas nyeri primer dengan nilai p
Semarang design 40 responden haid pada value = 0,001 yang
berarti ada pengaruh
remaja putri
pemberian aromaterapi
lavender terhadap
penurunan intensitas
nyeri haid.
2. Indria et al Pengaruh Desain Sampel dalam Variabel Aalisa data Hasil penelitian
(2018) Pemberian Aroma penelitian dalam penelitian ini independen : menggunakan menunjukkan bahwa
Terapi Lavender penelitian ini berjumlah 25 pemberian uji-T dependen ada pengaruh aroma
Terhadap menggunakan terapi lavender terhadap
responden aromaterapi
Dismenore Pada pre- nyeri dismenore primer
Remaja Putri experimental lavender pada remaja putri
9

one group Variabel dengan nilai p value


pretest-posttest dependen : 0,001.
Dismenorea Tingkat nyeri dismenore
sebelum pemberian
pada remaja
aroma terapi lavender
putri yaitu nyeri ringan 48%,
nyeri sedang 52% dan
setelah pemberian
aroma terapi lavender
yaitu tidak nyeri 52%,
nyeri ringan 48%.

3. Rahayu et al The Effectiveness Desain Sampel dalam Variabel Aalisa data Hasil penelitian
(2019) Of Lavender penelitian penelitian ini independen : menggunakan menunjukkan bahwa
Aromatherapy In menggunakan berjumlah 34 lavender aroma uji-T dependen ada pengaruh aroma
Reducing The Pre- therapy terapi lavender terhadap
responden,
Level Of experimental Variabel nyeri dismenore primer
Dysmenorrhea In one group pengambilan dependen : pada remaja putri
Adolescent Girls pretest-posttest sampel level of dengan nilai p value
dilakukan dysmenorrhea 0,000. Tingkat nyeri
dengan metode dismenore sebelum
purposive pemberian aroma terapi
sampling lavender yaitu nyeri
sedang 76,5%, nyeri
berat 23,5% dan setelah
pemberian aroma terapi
lavender yaitu tidak
10

nyeri 44,1%, nyeri


ringan 55,9%.

4. Pramita et al The Effect Of quasy Sampel dalam Variabel Aalisa data Hasil penelitian
(2020) Lavender experimental penelitian ini independen : menggunakan menunjukkan bahwa
Aromatherapy On one group berjumlah 30 lavender aroma uji-T dependen ada pengaruh aroma
Dysmenorrhoea pretest-posttest therapy terapi lavender terhadap
responden,
Students In Variabel nyeri dismenore primer
Institute Of pengambilan dependen : pada remaja putri
Health Science sampel pain scale dengan nilai p value
Medica Persada dilakukan dysmenorrhea 0,000. Tingkat nyeri
Bali dengan metode dismenore sebelum
purposive pemberian aroma terapi
sampling lavender yaitu nyeri
sedang 73,7%, nyeri
berat 26,3% dan setelah
pemberian aroma terapi
lavender yaitu nyeri
ringan 79%, nyeri
sedang 21%.
11

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Januari-Februari

2024 dan akan dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang

Melati Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu

Timur Sumatera Selatan.

3. Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu kebidanan pada

kesehatan reproduksi.
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Konsep Dasar Remaja

a. Definisi

Masa remaja (Adolescence) merupakan masa dimana terjadi

transisi masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13 dan

20 tahun, yang mengalami perubahan psikologis, kognitif, dan

seksualitas. Anak usia sekolah mengalami perubahan mulai dari 6-18

tahun sangat luas dan mencakup seluruh area pertumbuhan dan

perkembangan (Wildayani et al., 2023)

Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang,

yaitu masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak

mengalami percepatan pertumbuhan, perubahan-perubahan baik fisik

maupun psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai

oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja antara usia

10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi

manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa pubertas ditandai

dengan terjadinya perubahan- perubahan fisik (meliputi penampilan

fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis

(kematangan organ-organ seksual) (Rahayu et al., 2019)

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-19, dan masa remaja terbagi atas masa

12
13

remaja awal (early adolescence) berusia 10-13 tahun, masa

remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-16 tahun dan masa

remaja akhir (late adolescence) berusia 17-19 tahun (Wildayani et al.,

2023).

b. Tahapan Usia Remaja

Menurut (Rahayu et al., 2019), tahapan usia remaja antara lain:

1) Remaja awal/dini (early adolescence): 11-13 tahun

2) Remaja pertengahan (middle adolescence): 14-16 tahun

3) Remaja lanjut (late adolescence): 17-20 tahun

2. Konsep Dasar Menstruasi

a. Definisi

Istilah menstruasi sebenarnya tidak terlepas dari makna teologis,

kata menstruasi (mens) berasal dari bahasa Indo-Eropa, yakni dari akar

manas, mana, atau men yang juga sering disingkat menjadi maa artinya

sesuatu yang berasal dari dunia gaib kemudian menjadi makanan suci

(divine food) yang telah diberkahi lalu mengalir ke dalam tubuh dan

memberikan kekuatan, bukan hanya pada jiwa tetapi juga fisik. Mana

juga berhubungan dengan kata mens (bahasa Latin) yang kemudian

menjadi kata mind (pikiran) dan moon (bulan), keduanya mempunyai

makna yang berkonotasi kekuatan spiritual. Dalam bahasa Greek, men

berarti Month (bulan) yang kemudian menjadi menstruata yang artinya

datang bulan. (Nuroniyah, 2019)


14

Menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina perempuan yang

merupakan proses alami sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Setiap

perempuan yang normal atau sehat akan mengalami menstruasi. Menstruasi

pertama normalnya terjadi pada usia 11-14 tahun, akan tetapi sekarang

cenderung lebih cepat, bisa terjadi pada usia 9 tahun (Ocviyanti, 2020).

b. Patofisiologi Menstruasi

Proses keluarnya darah menstruasi secara gampang dapat

diterangkan sebagai berikut: Salah satu fungsi dari organ reproduksi pada

perempuan adalah ovulasi (pembuahan). Kira-kira sebulan sekali sebuah sel

telur atau ovum dari indung telur tumbuh menjadi matang, kemudian lepas

dan masuk ke dalam saluran telur yang terdekat serta meluncur menuju

rahim. Sementara itu sebuah darah dan jaringan terbentuk di dalam rahim.

Jika sel telur yang telah masak tersebut dibuahi oleh sperma atau sel jantan,

maka sel telur itu akan memasuki rahim dan menempelkan diri ke lapisan

darah dan jaringan yang sudah terbentuk tersebut kaya akan gizi yang

dibutuhkan untuk pembentukan seorang bayi. Jika sel telur tidak dibuahi,

maka sel telur akan memasuki rahim sehingga terjadi desintegrasi atau tidak

tumbuh (mati). Lapisan darah dan jaringan yang penuh gizi makanan bagi

janin itu tidak diperlukan, begitu juga sel telur yang mati karena tidak

dibuahi tersebut. Keduanya terbuang keluar tubuh sebagai darah menstruasi

(Nuroniyah, 2019)
15

c. Usia Pertama Kali Menstruasi dan Berakhirnya Menstruasi

Seorang wanita mengalami menstruasi pertama kali (menarche)

rata-rata pada usia 12- 13 tahun 25 Tetapi nampaknya ada kecenderungan

penurunan usia menarche dari tahun ke tahun sehingga banyak wanita yang

sudah mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. Perubahan usia

menarche ini dikarenakan adanya perbaikan nutrisi serta kemajuan kondisi

lingkungan sehingga seorang wanita mengalami pematangan seksual yang

lebih cepat (Nuroniyah, 2019)

Adapun batas akhir wanita haid (menopause) sulit ditentukan karena

umur terjadinya menopause sangat bervariasi. Berdasarkan penelitian kira-

kira setengah dari wanita berhenti menstruasi pada usia 45- 50 tahun 25%

nya berhenti menstruasi sebelum usia 45 tahun dan 25% sisanya mengalami

menopause pada usia lebih dari 45 tahun (Nuroniyah, 2019)

d. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah siklus hormonal bulanan yang ditandai

dengan menstruasi setiap bulan. Siklus menstruasi dihitung dari hari

pertama menstruasi hingga hari pertama periode menstruasi berikutnya.

Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi siklus ini dapat

bervariasi pada setiap perempuan mulai 21 sampai 35 hari. Saat menstruasi

darah akan keluar dari vagina secara alami selama 2-7 hari. Darah yang

keluar pun bisa sedikit atau banyak, tergantung dari hormon estrogen dan

progesteron. Naik turunnya tingkat hormon ini turut mengontrol siklus

menstruasi (Ocviyanti, 2020).


16

Siklus menstruasi berlangsung dari hari pertama menstruasi ke hari

pertama dari siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi wanita

dikatakan normal terjadi pada interval 22-35 hari (Nuroniyah, 2019)

Interval siklus menstruasi yang seringkali dipakai sebagai patokan

adalah 28 hari, tetapi sebenarnya terdapat variasi pada setiap wanita. Siklus

menstruasi di hitung dari hari pertama menstruasi sampai pada hari pertama

menstruasi berikutnya. Seorang wanita seringkali mengalami perubahan

dalam siklus menstruasinya. Perubahan siklus dalam batas-batas tertentu

bukan berarti fertilitas karena pada dasarnya tidak ada siklus yang benar-

benar teratur (Nuroniyah, 2019).

3. Dismenore

a. Definisi

Istilah dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani

kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,

abdominal. Sedangkan meno berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran

atau arus. Secara singkat dismenore dapat di difinisikan sebagai aliran

menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri. Nyeri haid

disebut juga dengan dismenorea (Wildayani et al., 2023).

Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri

menstruasi. Dalam bahasa Inggeris, dismenorea sering disebut sebagai

“painful period” atau menstruasi yang menyakitkan (Sinaga et al.,

2020)
17

Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri saat menstruasi. Kata

dysmenorrhea berasa dari bahsa yunani, yaitu dysmenorrhea, dari kata

“dys” berarti sulit, “meno” berarti bulan, dan “rrhea” berarti aliran.

Dysmenorrhea biasanya disertai dengan rasa kram dan terpusat

diabdomen bawah. Keluhan nyeri 14 haid bisa terjadi bervariasi, mulai

dari nyeri ringan hingga nyeri berat. Keparahan dysmenorrhea

berhubungan dengan lama dan jumlah darah haid (Swandari, 2022).

Dismenorea (Nyeri haid) merupakan keluhan ginekologi karena

adanya ketidakseimbangan hormon progesterone di dalam darah

sehingga menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan yang paling sering

terjadi pada perempuan. Perempuan dengan dismenorea memproduksi

prostaglandin lebih banyak yaitu 10 kali lebih banyak dari pada

perempuan yang tidak mengalami dismenorea. Dismenore

berhubungan dengan terjadinya ketidakseimbangan hormon

prostaglandin. Ketidakseimbangan prostaglandin terjadi menjelang dan

saat terjadinya menstruasi. Pada masa ini, terjadi peningkatan kontraksi

otot rahim dan tidak teratur akibatnya tekanan darah uterus berkurang

dan sensitifitas saraf perifer meningkat akhirnya terjadi rasa nyeri

(dismenore) (Maulidiyah et al., 2023)

b. Klasifikasi Dismenore

Nyeri haid dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dysmenorrhea primer

dan dysmenorrhea sekunder (Mu’awanah, 2019).


18

1) Dysmenorrhea primer terjadi karena meningkatnya sekresi hormone

prostaglandin yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus.

Umumnya, jenis nyeri haid ini timbul setelah dimulainya mentrusasu

pertama dan hilang setelah hamil atau dengan meningkatnya umur.

2) Dysmenorrhea sekunder berhubungan dengan adanya gangguan

ginekologis yang mendasarinya, seperti endometriosis, radang panggul,

dan tumor rahim. Umumnya, terjadi pada wanita yang lebih tua yang

sebelumnya tidak mengalami nyeri haid

Menurut (Wildayani et al., 2023) ada dua tipe dari dismenore, yaitu :

1) Dismenore Primer

Nyeri haid yang dijumpai pada alat-alat genital yang nyata. Dismenore

primer terjadi beberapa waktu setelah menarche. Dismenore primer

adalah suatu kondisi yang dihubungkan dengan siklus ovulasi.

2) Dismenore Sekunder

Adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh kelainan ginekologi

atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia lebih

dari 25 tahun. Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang

berkembang dari dismenore primer yang terjadi sesudah usia 25 tahun

dan penyebabnya karena kelainan pelvis.

c. Etiologi

Menurut (Sinaga et al., 2020), dismenorea dapat disebabkan oleh:

1) Dismenorea primer
19

Sebagaimana yang sudah disampaikan, dismenorea primer adalah

proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram menstruasi primer

disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang

dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak

diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia alami

yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut

prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot halus dinding

rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan

makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat.

Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat

tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan

mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan

nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan makin menurunnya kadar

prostaglandin.

2) Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau

gangguan pada sistem reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang

panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenorea sekunder

dapat diatasi hanya dengan mengbati atau menangani penyakit atau

kelainan yang menyebabkannya.

a) Fibroid adalah pertumbuhan jaringan di luar, di dalam, atau pada

dinding rahim. Banyak kasus fibroid yang tidak menimbulkan

gejala, artinya perempuan yang memiliki fibroid tidak merasakan


20

gangguan atau rasa sakit yang nyata. Fibroid yang terdapat pada

dinding rahim dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang parah.

Fibroid yang menimbulkan gejala biasanya ditandai dengan

perdarahan menstruasi yang berat, durasi atau periode menstruasi

lebih dari satu minggu, sakit atau pegal pada panggul, dan sering

berkemih.

b) Endometriosis adalah suatu kelainan di mana jaringan dari lapisan

dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga

rahim. Lokasi endometriosis yang paling sering adalah pada

organorgan di dalam rongga panggul (pelvis), seperti indung telur

(ovarium), dan lapisan yang melapisi rongga abdomen

(peritoneum), atau pada tuba fallopii dan disamping rongga rahim.

Perdarahan ini menimbulkan rasa sakit dan nyeri, terutama di sekitar

masa menstruasi

c) Adenomiosis adalah adalah suatu keadaan dimana jaringan

endometrium tumbuh di dalam dinding otot rahim. Biasanya terjadi

di akhir masa usia subur dan pada wanita yang telah melahirkan.

d) Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar

rahim, biasanya di dalam tuba falopii. Situasi ini membahayakan

nyawa karena dapat menyebabkan pecahnya tuba falopii jika

kehamilan berkembang.
21

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dismenore

Menurut (Wildayani et al., 2023), faktor-faktor yang mempengaruhi

dismenore antara lain :

1) Faktor menstruasi

Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden

dismenore lebih tinggi. Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa

perempuan dengan siklus yang panjang mengalami dismenore yang

lebih parah.

2) Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal

ini menunjukkan bahwa insiden dismenore primer menurun setelah

pertama kali melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat

keparahan.

3) Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal ini

juga terlihat bahwa kejadian dimenore pada atlet lebih rendah,

kemungkinan karena siklus yang anovulasi. Akan tetapi bukti untuk

penjelasan itu masih kurang.

4) Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral

sebaiknya dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan atau

memperburuk kondisi. Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi lainnya

dapat mempengaruhi nyeri dismenore.

5) Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan

endometriosis dengan dismenore primer


22

6) Faktor psikologis (stress). Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak

stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang

proses haid, mudah timbul dismenore. Selain itu, stress emosional dan

ketegangan yang menghubungkan dengan sekolah atau pekerjaan

memperjelas beratnya nyeri.

Faktor resiko dismenore primer ialah wanita usia subur terutama

remaja, namun dismenore juga bisa terjadi karena faktor psikologi,

psikis,riwayat keturunan keluarga, Indeks massa tubuh (IMT), kesehatan

jasmani, menarche, siklus menstruasi, pola hidup tidak sehat serta pengaruh

hormon prostaglandin. Gejala dismenore bisa dialami oleh setiap wanita

yang masih mengalami menstruasi. Dismenore dapat mengganggu kegiatan

sehari-hari dan menurunkan kinerja. Jika tidak ditangani dengan baik, maka

dapat menjadi tanda dan gejala penyakit misalnya gangguan menstruasi,

kehamilan ektopik tidak terdeteksi, endometritis, kemandulan, pecahnya

kista, infeksi dan berbagai macam penyakit lainnya. Dismenore juga dapat

menyebabkan gangguan psikologi contohnya adalah gangguan emosional,

kegelisahan, perasaan tidak nyaman, perasaan tertekan serta perasaan

terisolasi (Fransiska, 2023)

e. Patofisiologi Dismenore

Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama

PGF2) dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi uterus

yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga menimbulkan nyeri.

Selama periode menstruasi, wanita yang mempunyai riwayat dismenorea


23

mempunyai tekanan intrauterine yang lebih tinggi dan memiliki kadar

prostaglandin dua kali lebih banyak dalam darah (menstruasi) dibandingkan

dengan wanita yang tidak mengalami nyeri. Uterus lebih sering kontraksi

dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat peningkatan aktivitas

uterus yang abnormal tersebut, aliran darah menjadi berkurang sehingga

terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang menyebabkan timbulnya nyeri.

Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh prostaglandin dan hormone lain

yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif terhadap

kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Wildayani

et al., 2023)

Kadar vasopressin mengalami peningkatan selama menstruasi pada

wanita yang mengalami dismenore primer. Apabila disertai dengan

peningkatan kadaroksitosin, kadar vasopressin yang lebih tinggi

menyebabkan ketidakteraturan kontraksi uterus yang mengakibatkan

adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita yang mengalami

dismenorea primer tanpa disertai peningkatan prostaglandin akan terjadi

peningkatan aktivitas alur-5 lopoksigenase. Hal seperti ini menyebabkan

peningkatan sintesis leukotrien, vasokontriktor sangat kuat yang

menginduksi kontraksi otot uterus (Wildayani et al., 2023)

f. Cara Mengatasi Dismenore

Menurut (Sinaga et al., 2020), cara mengatasi dismenorea dapat

dilakukan dengan menggunakan aroma terapi lavender. Pada aromaterapi

lavender terdapat kandungan utamanya yaitu linalyl asetat dan linalool,


24

dimana linalyl asetat berfungsi untuk mengendorkan dan melemaskan

sistem kerja saraf dan otot yang mengalami ketegangan sedangakan linalool

berperan sebagai relaksasi dan sedatif sehingga dapat menurunkan nyeri

haid (Pustikawaty, 2020)

g. Intervensi Fisioterapi Dismenore

Menurut (Swandari, 2022), ada beberapa program fisioterapi

yang dapat dilakukan untuk kondisi disminore ini adalah :

1) Aroma Terapi Lavender

Lavender adalah salah satu minyak aroma terapi yang banyak

digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik

pijatan dan lavender mengandung linalool yang memiliki efek

menenangkan atau relaksasi. Aroma terapi lavender memiliki rasa

nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan serta dapat mengurangi rasa

tertekan, stres, rasa sakit atau nyeri, emosi yang tidak seimbang, histeria,

rasa frustasi dan kepanikan.

Aromaterapi lavender dipercaya dapat menurunkan skala nyeri haid.

Hal ini disebabkan pada saat seseorang menghirup aromaterapi

lavender, molekul yang mudah menguap (volatile) dari minyak tersebut

dibawa ke sel-sel reseptor dihidung. Ketika molekul-molekul tersebut

menempel pada rambut-rambut halus di hidung, maka terjadilah suatu

pesan elektrokimia yang akan ditransmisikan melalui saluran olfactory

ke otak kemudian ke sistem limbik yang akan merangsang hipotalamus

untuk melepaskan hormon serotonin dan hormon endorphin, yang mana


25

fungsi hormon serotonin yaitu dapat memperbaiki suasana hati

sedangkan hormon endorphin sebagai penghilang rasa sakit alami serta

menghasilkan perasaan rileks, tenang dan senang.28 Ketika seseorang

menghirup aromaterapi lavender selama 15-30 menit maka dapat

mengendorkan otot-otot yang mengalami ketegangan dan kemudian

dapat membuka aliran darah yang sempit sehingga dapat menurunkan

nyeri haid (Pustikawaty, 2020).

2) Kompres Hangat (hot pack)

Kompres hangat (hot pack) merupakan salah satu modalitas

fisioterapi yang digunakan dalam mengani disminore. Kompres

hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu setempat

yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Pada kondisi

disminore pengompresan menggunakan air hangat (hot pack) di

aplikasikan di perut bagian bawah. Fungsi dari pengompresan ini

adalah untuk membantu merilekskan otot-otot pada daerah perut

sehingga bisa mengurangi nyeri yang timbul selama menstruasi.

Kompres hangat (hot pack) menyebabkan terjadinya vasodilatasi

pembuluh darah, dengan terjadinya vasodilatasi atau pelebaran

pembuluh darah ini maka suplai aliran darah akan meningkat.

Dengan lancarnya peredaran darah tersebut maka akan dapat

menyingkirkan produk-produk penyebab nyeri atau substansia P

seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin. Sehingga dengan


26

hilangnya produk produk tersebut maka nyeri akan berkurang.

Selain itu rasa hangat dari hot pack juga dapat merilekskan otot

otot pada perut sehingga kekakuan pada perut akan berkurang

3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton (TENS).

Salah satu modalitas fisioterapi untuk mengurangi nyeri

dengan menggunakan energi listrik yang sudah dimodifikasi untuk

merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. Pada kasus

disminore tens bisa diaplikasikan pada area nyeri atau perut bagian

bawah. Waktu aplikasi kurang lebih 15 menit. Pengurangan nyeri

dengan menggunakan modalitas TENS adalah melalui beberapa

mekanisme, salah satunya adalah melalui mekanisme gerbang

control (pain gates). cara kerja mekanisme gerbang control yaitu

bahwa TENS dapat mengaktivasi serabut saraf tipe besar (A-Beta),

kemudian dapat memfasilitasi medulla spinalis cornu dorsalis

yang terdapat substansia gelatinosa. Dengan ini maka gerbang

akan menutup, kondisi ini akan dapat menekan serabut saraf

berdiameter kecil (A-delta dan C) sehingga nyeri akan berkrang.

4. Konsep Dasar Nyeri

a. Definisi

Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi


27

telah menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International

Association The Study of Pain) yang berbunyi ”nyeri adalah pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan

jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam

bentuk kerusakan tersebut. Nyeri merupakan masalah kesehatan yang

kompleks, dan merupakan salah satu alasan utama seseorang datang untuk

mencari pertolongan medis. Nyeri dapat mengenai semua orang, tanpa

memandang jenis kelamin, umur, ras, status sosial, dan pekerjaan (Pinzon,

2019).

Nyeri merupakan rasa indrawi yang tidak menyenangkan. Keluhan

tanpa unsur tidak menyenangkan, tidak dapat dikategorikan sebagai nyeri.

Nyeri selain merupakan rasa indrawi (fisik) juga merupakan pengalaman

emosional (psikologik) yang melibatkan efeksi jadi suatu nyeri

mengandung paling sedikit dua dimensi yakni dimensi pisik dan psikologis

(Suwondo, 2017)

b. Tipe Nyeri

Tipe nyeri yang digunakan secara luas adalah nosiseptif, inflamasi,

neuropatik, dan fungsional. Saat ini mulai jelas mekanisme neurobiologi

yang mendasari berbagai tipe nyeri tersebut. Tipe nyeri yang berbeda

memiliki faktor etiologik yang berbeda pula. Saat ini pendekatan terapi

nyeri telah bergeser dari pendekatan terapi yang bersifat empirik menjadi

pendekatan terapi yang didasarkan pada mekanisme (Pinzon, 2019).


28

Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya

kerusakan jaringan. Nyeri akan membantu individu untuk tetap hidup dan

melakukan kegiatan secara fungsional. Pada kasus-kasus gangguan sensasi

nyeri (misalnya: neuropati akibat diabetes) maka dapat terjadi kerusakan

jaringan yang hebat. Nyeri pada umurrmya dapat dibagi menjadi 2 bagian

besar, yaitu: nyeri adaptif dan nyeri maladaptif. Nyeri adaptif berperan serta

dalam proses bertahan hidup dengan melindungi organisme dari cedera

berkepanjangan dan membantu proses pemulihan. Sebaliknya, nyeri

maladaptif merupakan bentuk patologis dari sistem saraf (Pinzon, 2019).

c. Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan durasinya, nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

(Pinzon, 2019) :

1) Nyeri akut

Nyeri akut di definisikan sebagai nyeri yang dirasakan seseorang selama

beberapa detik sampai dengan 6 (enam) bulan. Nyeri akut biasanya

datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika ada

kerusakan maka berlangsung tidak lama dan tidak ada penyakit

sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan proses

penyembuhan. Beberapa pustaka lain menyebutkan nyeri akut adalah

bila < 12 minggu. Nyeri antara 6-12 minggu adalah nyeri sub akut. Nyeri

diatas 12 minggu adalah nyeri kronis.

2) Nyeri kronis
29

Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung

selama 6 (enam) bulan atau lebih. Nyeri kronis bersifat konstan atau

intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis

dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk

diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap

pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.

Berdasarkan intensitasnya (berat ringannya nyeri), nyeri dapat

diklasifikasikan menjadi (Pinzon, 2019) :

1) Tidak nyeri

Kondisi dimana seseorang tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri

atau disebut juga bahwa seseorang terbebas dari rasa nyeri.

2) Nyeri ringan

Seseorang merasakan nyeri dalam intensitas rendah. Pada nyeri

ringan seseorang masih bisa melakukan komunikasi dengan baik, masih

bisa melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak terganggu kegiatannya.

3) Nyeri sedang

Rasa nyeri seseorang dalam intensitas yang lebih berat. Biasanya

mulai menimbulkan respon nyeri sedang akan mulai mengganggu

aktivitas seseorang.

4) Nyeri berat

Nyeri berat/ hebat merupakan nyeri yang dirasakan berat oleh pasien

dan membuat pasien tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa,


30

bahkan akan terganggu secara psikologis dimana orang akan merasa

marah dan tidak mampu untuk mengendalikan diri.

d. Skala Intensitas Nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS)

Skala Numeric Rating Scale (NRS) adalah skala unidimensional

yang mengukur intensitas nyeri. Skala NRS adalah versi angka dari VAS

yang menggambarkan 0-10 dalam skala nyeri. Pada umumnya dalam bentuk

garis. Skala untuk NRS adalah skala numerik tunggal berisi 11 nilai, yaitu

0 “tidak sakit sama sekali” dan 10 “sakit terhebat yang bisa dibayangkan”.

Nilai NRS bisa digunakan untuk evaluasi nyeri, dan pada umumnya

pengukuran kedua tidak lebih dari 24 jam pasca pengukuran pertama. Nilai

NRS dapat disampaikan secara verbal maupun dalam bentuk gambar.

Klasifikasi nilai NRS adalah nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6), dan

nyeri hebat (7-10). Nilai NRS dapat diperoleh dalam waktu kurang dari 1

menit dan dapat dikerjakan dengan sangat mudah. Nilai NRS memiliki

reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk evaluasi pasca terapi

nyeri.

Gambar 1 Numeric Rating Scale (NRS)

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri


nyeri Ringan sedang Berat terkontrol Berat tidak
terkontrol
31

Keterangan :

a. Skala 0 : tidak ada nyeri


b. Skala 1-3 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau
masih dapat ditolerir karena masih dibawah ambang
rangsang.
c. Skala 4-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan mengeluh
ada yang sambil menekan pada bagian yang nyeri
d. Skala 7-9 : termasuk nyeri berat terkontrol, klien mungkin
mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu melakukan
kegiatan biasa
e. Skala 10 : termasuk nyeri berat tidak terkontrol, pada tingkat ini
klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.

5. Aroma Terapi Lavender

a. Definisi

Lavender adalah salah satu minyak aroma terapi yang banyak

digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik

pijatan dan lavender mengandung linalool yang memiliki efek

menenangkan atau relaksasi. Aroma terapi lavender memiliki rasa nyaman,

rasa keterbukaan dan keyakinan serta dapat mengurangi rasa tertekan, stres,

rasa sakit atau nyeri, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi dan

kepanikan. Aroma lavender berpengaruh secara langsung terhadap otak

seperti obat analgesik dan dapat membantu tubuh untuk merasa rileks (Sari,

2021)
32

b. Kandungan dan Manfaat Aroma Terapi Lavender

Menurut (Mukaromah, 2021) kandungan dan manfaat aroma terapi

lavender yaitu :

1) Linalool dan linalyl asetat : releksasi sistem kerja saraf dan otot serta

sebagai relaksasi dan sedatif sehingga dapat menurunkan nyeri

dismenore primer.

2) Cinole, cinolla, alpha-pinema, beta-pinema, dan p-cymena : berfungsi

sebagai anti-fungi, karena pada saat menstruasi tidak menutup

kemungkinan tumbuhnya jamur pada daerah vagina akibat kondisi yang

lembab.

3) Eugenol : berfungsi sebagai anatesi-local untuk meredakan rasa sakit

4) Cuomarin dan caryophyliene axida : berfungsi sebagai anti-inflamasi,

karena dapat menghambat enzim siklooksigenase yang menyebabkan

penurunan produksi prostaglandin sehingga mengurangi

ketidaknyamanan pada dismenore primer.

c. Manfaat Aroma Terapi Lavender

Aroma lavender menginduksi pikiran untuk memperbaiki kualitas

tidur seseorang dan dapat memberikan efek sedasi topromote ringan.

Aromaterapi digunakan untuk mempengaruhi emosi seseorang dan

membantu meredakan gejala penyakit. Minyak esensial yang digunakan

dalam aromaterapi ini berkhasiat untuk mengurangi stress, melancarkan

sirkulasi darah, meredakan nyeri, mengurangi bengkak, menyingkirkan zat

racun dari tubuh, mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan
33

darah tinggi, gangguan pernafasan, insomnia (sukar tidur), gangguan

pencernaan, dan penyakit lainnya (Aulia, 2021).

Lavender yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfaat untuk

mengurangi kecemasan pada pasien yang mengalami dialysis,

meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan agitasi pasien dengan

dimensia. Disamping itu lavender juga dapat mengurangi rasa tertekan,

stress, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, hysteria, rasa frustasi,

kepanikan, rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi (Mu’awanah, 2019)

Menurut (Sari, 2021), manfaat aroma terapi lavender antara lain:

1) Dapat memberikan rasa tenang

2) Mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf

dan otot-otot yang tegang

3) Membantu menanggulangi insomnia

4) Memperbaiki mood seseorang

5) Menurunkan tingkat kecemasan

6) Memberikan efek relaksasi

7) Menurunkan frekuensi mual dan muntah

d. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi aromatera terapi lavender dapat diberikan pada klien yang

mengalami keluhan berupa kecemasan dan mengalami nyeri. Sedangkan

kontraindikasi penggunaan aroma terapi lavender diantaranya tidak

diberikan bagi klien yang mengalami masalah atau gangguan pada indera
34

penciumannya, memiliki masalah diiritasi di membrane mukosa hidung,

atau mengalami penurunan saraf penciuman olfaktori (Azizah et al., 2020).

Menurut (Sari, 2021), indikasi dan kontraindikasi penggunaan aroma terapi

lavender antara lain :

1) Indikasi

Diberikan pada klien yang akan dan mengalami keluhan mual dan atau

muntah

2) Kontraindikasi

Klien yang mempunyai alergi terhadap aromaterapi khususnya aroma

terapi lavender.

e. Fisiologi Aromaterai Lavender

Aromaterapi dapat merangsang pelepasan neurotransmiter otak yang

menimbulkan relaksasi sehingga dapat mengurangi nyeri. Wangi yang

dihasilkan aromaterapi akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan

enkefalin dan endorphin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami.

Wangi aromaterapi akan diteruskan oleh nervus olfaktorius menuju bagian

otak kecil, yaitu nukleus raphe yang kemudian akan melepaskan neurokimia

serotonin. Serotonin bekerja sebagian neuromodulator untuk menghambat

informasi nosiseptif dalam medula spinalis. Neuromodulator ini menutup

mekanisme pertahanan dengan cara menghambat pelepasan substansi P di

dalam kornu dorsalis. Pelepasan neurotransmiter substansi P menyebabkan

transmisi sinaps dari saraf perifer (sensori) ke saraf traktus spinotalamikus.

Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam


35

sistem saraf pusat. Penghambatan serabut saraf yang mentransmisikan nyeri

(nosiseptif) akan membuat impuls nyeri tidak dapat melalui sel transmisi

(sel T), sehingga tidak dapat diteruskan pada proses yang lebih tinggi di

kortek somatosensoris, transisional, dan sebagainya. Minyak esensial

meningkatkan aktivitas serat saraf aferen untuk mengurangi persepsi nyeri

dengan cara menutup gate/ gerbang nyeri (Azizah et al., 2020).

Beberapa tetes Aromaterapi lavender (Lavendula Augustfolia) dapat

membantu mengatasi insomnia, memperbaiki suasana hati, serta dapat

memberikan efek relaksasi. Aromaterapi lavender bersifat analgesik, dapat

meringankan nyeri kepala, nyeri otot, serta bersifat antibakterial, antifungal,

antiinflamasi, antiseptik, dan penenang. Oleh karena itu aromaterapi

lavender (Lavendula Augustfolia) dapat menjadi salah satu alternatif terapi

untuk penanganan nyeri persalinan secara non farmakologis, sehingga dapat

mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis ibu menjadi lebih baik (Azizah

et al., 2020).

Molekul dan partikel lavender ketika dihirup akan masuk melalui

hidung, kemudian diterima oleh reseptor saraf sebagai signal yang baik dan

diinterpretasikan sebagai aroma yang menyenangkan, sehingga membuat

sensori aroma tersebut dapat masuk mempengaruhi sistem limbik sebagai

pusat emosi seseorang, sehingga saraf dan pembuluh darah perasaan akan

semakin relaks dan akhirnya rasa nyeri dapat berkurang. Saat aromaterapi

dihirup, zat aktif yang terdapat di dalamnya akan merangsang hipotalamus

(kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan hormon endorpin yang merupakan


36

zat yang dapat menimbulkan rasa tenang, relaks, dan bahagia (Azizah et al.,

2020).

Aromaterapi lavender (Lavendula Augustfolia) mempunyai kandungan

zat aktif berupa linalool dan linalyl yang dapat berfungsi sebagai analgetik,

serta dapat meningkatkan hormon endorpin sebagai akibat rangsangan

hipotalamus oleh aromaterapi lavender (Lavendula Augustfolia), dapat

menghasilkan rasa tenang, rasa bahagia dan relaks, serta melemasakan

otototot yang tegang akibat rasa nyeri, sehingga rasa nyeri yang dialami ibu

pasca persalinan dapat berkurang dengan terapi inhalasi aromaterapi

lavender (Lavendula Augustfolia). Dan sejauh ini tidak diketahui adanya

kontraindikasi serta efek samping penggunaan inhalasi aromaterapi

lavender (Azizah et al., 2020).

f. Efek Samping

Di balik manfaatnya, minyak aromaterapi ternyata menyimpan beragam

efek samping yang merugikan kesehatan. Terkait manfaatnya, salah satunya

penelitian yang dipublikasi oleh Journal of Alternative and Complementary

Medicine, minyak esensial yang mengandung linalyl acetate atau linalool

yang biasa digunakan dalam aromaterapi terbukti memiliki efek relaksasi.

Kedua zat tersebut dapat menyebabkan relaksasi otot polos, menurunkan

laju detak jantung dan rasa panik (Putri, 2019)

Menurut sebuah jurnal yang dipulikasi melalui International Journal of

Risk & Safety in Medicine, penggunaan aromaterapi perlu diwaspadai pada

seseorang dengan epilepsi, asma, gangguan saluran napas, dan bagian kulit
37

yang sedang luka. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa aromaterapi bisa

menimbulkan efek samping berupa iritasi pada kulit dan dermatitis kontak.

Tak sekadar itu, aromaterapi juga bisa mengakibatkan efek samping yang

lebih berat lagi. Disebutkan bahwa minyak esensial tersebut dapat

menyebabkan penumpukan cairan di rongga paru atau pulmonari edema,

diare, sesak napas, mual, muntah kerusakan ginjal, kejang, koma, hingga

kematian (Putri, 2019)

g. Model Aroma Terapi Lavender

Menurut (Mukaromah, 2021) aroma terapi lavender dapat

diterapkan dengan cara yang paling sederhana dan cepat yaitu menggunakan

metode inhalasi. Inhalasi sama dengan metode penciuman bau, di mana

dapat dengan mudah merangsang olfaktori pada setiap kali bernafas dan

tidak akan mengganggu pernafasan normal apabila mencium bau yang

berbeda dari minyak essensial. Model aroma terapi lavender dengan metode

inhalasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1) Diffuser : alat yang berfungsi untuk mengubah minyak esensial menjadi

uap wangi atau aromaterapi dan menyebarkannya di udara, sehingga

lebih mudah dihirup

2) Lilin aroma terapi lavender : lilin yang memiliki aroma lavender dan dapat
membuat tenang atau rileks

h. Cara Penggunaan Aroma Terapi

Metode pemakaian aroma terapi dapat di aplikasikan dalam beberapa cara

yaitu (Mukaromah, 2021) :

1) Dihirup
38

Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan

aromaterapi yang paling sederhana dan cepat.Inhalasi juga merupakan

metode yang paling tua. Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam

tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu lewat paru-paru di alirkan

ke pembuluh darah melalui alveoli. Inhalasi sama dengan metode

penciuman bau, di mana dapat dengan mudah merangsang olfaktori

pada setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu pernafasan

normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak essensial.

Aromaterapi inhalasi dapat dilakukan dengan menggunakan elektrik,

baterai, atau lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi dalam jumlah

yang sedikit pada selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk

minyak essensial relaksasi dan penenang

2) Penguapan

Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara

penguapan ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin

kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti

cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan

beberapa tetes minyak esensial. Cara penggunaannya adalah mengisi

cekungan cangkir pada tungku dengan air dan tambahkan beberapa tetes

minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu minyak atau listrik.

Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan pun terjadi dan

seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatic.


39

3) Pijatan

Pijat merupakan salah satu bentuk pengobatan yang sangat sering

dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak esensial

dicampurkan dalam minyak untuk pijat sehingga dapat memberikan

efek simultan antara terapi sentuhan dan terapi wangiwangian. Pijatan

dapat memperbaiki peredaran darah, mengembalikan kekenyalan otot,

membuang racun dan melepaskan energi yang terperangkap di dalam

otot. Wangi-wangian memicu rasa senang dan sehat.

4) Semprotan untuk ruangan

Minyak esensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang dapat

merusak ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi ruangan.

Penggunaannya adalah dengan menambahkan sekitar 10- 12 tetes

minyak esensial ke dalam setengah liter air dan menyemprotkan

campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan bantuan botol

penyemprot

5) Mandi dengan berendam Mandi dengan berendam merupakan cara yang

paling mudah untuk menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes

minyak aroma ke dalam air berendam, kemudian berendamlah selama

20 menit. Minyak esensial akan berefek pada tubuh dengan cara

memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak esensial dengan cara

yang tepat, karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam air.
40

i. Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Nyeri Dismenore Primer

Pada Remaja Putri

Pada saat menstruasi terjadi pembentukan prostaglandin terus

meningkat yang bergantung pada kerusakan iskemik dan nekrotik pada

jaringan sehingga menyebabkan hiperaktivitas uterus dan miometrium

berkontraksi yang dapat meningkatkan tekanan intrauterin dimana tekanan

tersebut menyebabkan nyeri dismenore primer pada remaja putri (Manuaba,

2010). Cara mengatasi dismenore primer pada remaja putri dengan

menggunakan aroma terapi lavender karena memiliki kandungan linalyl

asetat dan linalool yang dipercaya dapat memberikan efek relaksasi bagi

saraf dan otot-otot yang tegang (carminative) setelah lelah beraktivitas dan

saat nyeri dismenore primer (Mukaromah, 2021)

Pada saat remaja putri menghirup aroma terapi lavender, molekul

yang mudah menguap dari lavender tersebut akan dibawa ke hidung dan

terjadilah suatu pesan elektrokimia yang akan ditransmisikan melalui

saluran olfactory ke dalam sistem limbic yaitu bagian otak yang sangat

berperan dalam pembentukan tingkah laku emosi (marah, taktit, dorongan

seksual), dimana hal tersebut akan merangsang hipotalamus untuk

melepaskan hormon serotonin dan hormon endorphin, yang mana fungsi

hormon serotonin yaitu dapat memperbaiki suasana hati sedangkan hormon

endorphin sebagai penghilang rasa sakit alami serta menghasilkan perasaan

rileks, tenang dan senang serta membuka aliran darah yang sempit sehingga

dapat menurunkan nyeri dismenore primer (Mukaromah, 2021)


41

B. Kerangka Teori

Bagan 1 Kerangka Teori


Remaja Putri

Menstruasi

Faktor yang mempengaruhi disemenore


1) Faktor menstruasi
2) Paritas
3) Olahraga
4) Metode kontrasepsi
5) Riwayat keluarga
6) Faktor psikologis (stress)

Dismenore primer Dismenore sekunder

Penanganaan disemenore:
1. Farmakologi : obat penghilang nyeri/anti-
inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen,
naproxen, dan obat obat analgesik-anti inflamasi
lainnya
2. Non farmakologi : olahraga, kompres dengan
botol air hangat, mandi air hangat, pijat,
berbaring, makanan yang bergizi
3. Fisioterapi : aromaterapi lavender, kompres
hangat, Transecutaneus Elektrikal Nerve
Stimulaton (TENS)

Aroma terapi lavender

Mengurangi rasa tertekan, stress, rasa sakit, emosi


yang tidak seimbang, hysteria, rasa frustasi, kepanikan,
rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi

Sumber : (Maulidiyah et al., 2023), (Wildayani et al., 2023), (Sinaga et al., 2020),
(Swandari, 2022)
42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep dan variabel-variabel, baik independen (variabel bebas, sebab dan

mempengaruhi) maupun dependen (variabel tergantung), akibat dan pengaruh

yang diamati atau diukur melalui pengertian - pengertian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2018a).

Kerangka konsep penelitian ini secara sistematis digambarkan sebagai

berikut :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Aroma terapai Nyeri dismenorea primer


lavender pada remaja putrri

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari suatu penelitian

(Notoatmodjo, 2018a). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri dismenorea primer

pada remaja putri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati.

42
43

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian

mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis

dan implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir, data yang

selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran (Notoatmodjo, 2018a).

Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen

semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada

satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok

pembanding atau kelompok kontrol (Arikunto, 2006). Desain penelitian yang

digunakan adalah one group pre test-post test design, yaitu penelitian

eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dipilih secara

random dan tidak dilakukan tes kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok

sebelum diberi perlakuan.

Desain penelitian one group pre test and post test design ini diukur

dengan menggunakan pre test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan terapi

aroma terapi lavender dan post test yang dilakukan setelah diberi perlakuan

terapi aroma terapi lavender untuk setiap seri pembelajaran. Dengan demikian

hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Untuk menghilangkan bias dari

hasil penelitian, maka pre test dan post test akan dilakukan pada setiap seri

pembelajaran. Skema one group pre test-post test design ditunjukkan sebagai

berikut:
44

Bagan 3.1 Skema One Group Pre Test and Post Test Design

Pre Test Treatment Post Test

T1 X T2

Keterangan :

T1 : Test awal (pre test) dilakuan sebelum diberikan perlakukan

X : Perlakuan (treatment) diberikan kepada remaja putri yang mengalami

dismenore dengan melakukan aroma terapi lavender

T2 : Test akhir (post re test) dilakuan setelah diberikan perlakukan

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek dalam suatu penelitian atau yang menjadi

titik perhatian dalam penelitian (Agung & Yuesti, 2020). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel independen yaitu aroma terapi lavender sedangkan yang

menjadi variabel dependen yaitu dismenore primer remaja putri.

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

1. Aroma Minyak SOP Memberikan 1. Sebelum Nominal


terapi aroma terapi aroma terapi aroma dilakukan
lavender yang terapi terapi lavender aroma terapi
lavender yang di oleskan lavender
digunakan
pada tisue dan 2. Setelah
untuk meminta dilakukan
mengatasi responden untuk aroma terapi
nyeri. Aroma menghirupnya lavender
terapi selama 10 menit
45

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

lavender
memiliki
rasa nyaman,
rasa
keterbukaan
dan
keyakinan
serta dapat
mengurangi
rasa tertekan,
stres, rasa
sakit atau
nyeri, emosi
yang tidak
seimbang,
histeria, rasa
frustasi dan
kepanikan
2. Nyeri Nyeri pada Instrumen Meminta Data skala nyeri Ordinal
dismenore saat Numerical responden untuk Numerical
primer menstruasi Rating mengungkapkan Rating Scale
rasa nyeri yang (NRS) dengan
remaja yang Scale
dirasakan hasil :
putri disebabkan (NRS) dengan 0 : tidak nyeri
kerena menunjuk angka 1-3 : nyeri
adanya 0-10 ringan
produksi zat berdasarkan 4-6 : nyeri
prostaglandin skala NRS sedang
yang terjadi 7-9 : nyeri berat
terkontrol
24 jam
10 : nyeri berat
sebelum tidak
terjadi terkontrol
perdarahan
dan dapat
bertahan
selama 24-
36 jam,
terutama
pada bagian
perut bagian
bawah yang
muncul pada
46

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

saat
sebelum,
selama, dan
setelah
menstruasi.
Pengukuran
nyeri
dilakukan 2
kali yaitu
pada hari
pertama
menstruasi
sebelum
dilakukan
intervensi
dan kedua
dilakukan
pada hari
ketiga
menstruasi
setelah
dilakukan
intervensi

F. Lokasi Penelitian

Tempat dan waktu penelitian merupakan sumber data dan dianggap sebagai

suatu populasi sehingga dapat diambil sebagai sampelnya (Adiputra, 2021).

Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang

Melati Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Sumatera Selatan
47

G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja

putri kelas 1 SMP yang mengalami dismenore di Pondok Pesantren Darul

Muttaqin Karang Melati Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten Ogan

Komering Ulu Timur Sumatera Selatan yang berjumlah 25 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri kelas 1 SMP yang

mengalami dismenore di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati

Kecamatan Semendawai Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Sumatera Selatan yang berjumlah 24 orang.

Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan rumus

Slovin yaitu :

Keterangan:

n = besarnya sampel

N = total populasi

e = error margin = 5% = 0,05

sehingga n = 25 (1 + (25 x 0,05²)


48

n = 25/ (1 + (25 x 0,0025)

n = 25/ (1 + 0,0625)

n = 25/1,0625

n = 23,52

n = 24

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan

sampel (Ahyar, Hardani, 2020). Untuk menentukan jumlah sampel disini

penulis menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel

dimana peneliti sudah mengetahui ciri atau sifat-sifat populasi sebelumnya

dan mengidentifikasi semua karateristik responden dengan melakukan studi

pendahuluan terlebih dahulu sehingga cara pengambilan sampel dengan

menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan (Notoatmodjo, 2018a).

Kriteria Inklusi :

a. Remaja putri yang mengalami menstrusi hari pertama

b. Remaja putri yang mengalami dismenore

c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian

d. Bersedia mengikuti aroma terapi lavender sesuai dengan instruksi

peneliti

Kriteria Eksklusi :

a. Remaja putri yang mengalami menstruasi namun tidak mengalami

dismenore.

b. Remaja putri yang alergi dengan aroma terapi lavender

c. Mengkonsumsi obat pereda nyeri selama dismenore


49

H. Alat Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian merupakan bagian yang sangat vital dalam kegiatan

penelitian karena alat ukur penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

yang kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai kesimpulan hasil penelitian

(Ahyar, Hardani, 2020)

Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini lembar pengukuran skala

nyeri NRS (Numeric Rating Scale) untuk mengetahui responden dalam

mengalami dismenorea yang diperoleh peneliti dari buku Konsep dan Aplikasi

Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas karangan Solehati dan Kosasih

(2015). Skala ini berbentuk garis horizontal yang menunjukkan angka-angka

dari 0-10, yaitu angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri, angka 1-3 menunjukkan

nyeri ringan, angka 4-6 menunjukkan nyeri sedang, 7-9 menunjukkan nyeri

berat terkontrol dan 10 menunjukkan nyeri berat tidak terkontrol. Sedangkan

intervensi aroma terapi lavender diberikan sesuai dengan SOP.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data data yang

ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur

(Agung, 2019). Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah

lembar Observasi berupa Numerical Rating Scale (NRS) yang diadopsi dari

penelitian yang dilakukan Li, Liu & Herr dalam dalam (Khazaro, 2020)

yang membandingkan antara Numeric Rating Scale (NRS), Face Pain


50

Scale Revised (FPS-R), Verbal Descriptor Scale (VRS), dan Visual

Analaog Scale (VAS) pada pasien post operasi di Southern Medical

University, China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat skala

nyeri tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Uji validitas

skala nyeri NRS menunjukkan r = 0,90.

2. Uji Rehabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan

sebudh instrumen. Jadi reliabilitas menunjukan apakah instrumen tersebut

secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang

diukur pada waktu yang berlainan (Agung, 2019). Uji reliabilitas dalam

penelitian ini sesuai dengan penelitian Li, Liu & Herr dalam (Khazaro,

2020) menunjukkan reliabilitas > 0,95.

J. Jenis Data dan Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data primer yaitu data atau informasi yang langsung berasal dari

yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut

(Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini menggunakan data primer

yang dilakukan wawancara secara langsung kepada responden dengan

menggunakan lembar Observasi berupa skala nyeri Numerical Rating

Scale (NRS).
51

2. Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat

diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,

dokumentasi dan sebagainya (Adiputra, 2021).

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan pengajuan judul kepada dosen pembimbing

2) Mengurus surat ijin untuk melakukan studi pendahuluan dan

penelitian di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati

Kecamatan Semendawai Timur.

3) Setelah mendapat ijin peneliti melakukan studi pendahuluan dengan

meminta data siswi dan melakukan wawancara dengan beberapa

siswa tentang nyeri dismenore yang dialami dan tindakan

penanganan yang dilakukan.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melengkapi proposal penelitian berdasarkan data dan teori-teori

dengan mengambil referensi dari buku, jurnal dan internet.

2) Melakukan penelitian dengan terlebih dahulu menentukan sampel

yang mau diambil berdasarkan teknik purposive sampling

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

3) Menjelaskan pada responden tentang tujuan penelitian dan meminta

responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden jika bersedia menjadi subyek peneltian.


52

4) Membagikan lembar observasi

5) Menjelaskan cara pengisian lembar observasi (pengukuran tingkat

nyeri)

6) Melakukan pengukuran skala nyeri (pretest) berdasarkan skala

Numerical Rating Scale (NRS).

7) Melakukan aroma terapi lavender dengan cara dioleskan di tangan

8) Melakukan pengukuran skala nyeri (posttest) berdasarkan skala

Numerical Rating Scale (NRS).

9) Mencatat skala nyeri pretest dan posttest kedalam tabulasi data

penelitian.

c. Tahap Pelaporan

1) Melakukan pengolahan data meliputi editing, cleaning, coding,

scoring dan tabulating.

2) Mengolah data kedalam aplikasi pengolahan dengan menggunakan

aplikasi SPSS menggunakan uji paired sample t test

3) Menyusunan laporan hasil akhir penelitian.

K. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data adalah bagian dari penelitian setelah pengumpulan

data. Pada tahap ini data mentah atau raw data yang telah dikumpulah dan diolah

atau dianalisis sehingga menjadi informasi (Ahyar, Hardani, 2020).

Empat tahap dalam pengolahan data menurut Notoatmodjo (2018)

adalah sebagai berikut :

1. Editing (Pengeditan Data)


53

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian check list apakah

jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap, jelas relevan dan konsisten.

2. Coding (Pengkodean)

Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat

entry data.

3. Proccessing (Pemrosesan)

Setelah semua isian check list terisi penuh dan benar dan juga sudah

melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses

data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara

mengentry data dari check list ke paket program komputer.

4. Cleaning data (pembersihan data)

Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah

ada kesalahan atau tidak.

L. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi variabel independen dan dependen dari

hasil penelitian pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2018). Analisa

univariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menilai distribusi


54

frekuensi nyeri dismenore yang dialami responden sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan aroma terapi lavender.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat (Notoatmodjo, 2018)

Analisa bivariat yaitu analisa yang digunakan untuk melihat pengaruh

dua variabel yang meliputi variable independent (aroma terapi lavender) dan

variable dependent (nyeri dismenore primer pada remaja putri). Peneliti

ingin mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap nyeri

dismenorea primer pada remaja putri.

Pada penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan uji normalitas data primier menggunakan uji kolmogorov

smirnov jika sampel > 50 orang dan menggunakan saphiro wilk jika sampel

< 50 orang dengan ketentuan jika p value ≥ 0,05 berarti data terdistribusi

normal dan jika jika p value < 0,05 berarti data tidak terdistribusi normal.

Selanjutnya untuk uji pengaruh menggunakan uji statistik berpasangan

(Paired Samples t-test) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 bila data

terdistribusi normal, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka

menggunakan uji non parametrik Wilcoxon dengan ketentuan jika p value <

0,05 berarti ada pengaruh dan jika jika p value ≥ 0,05 berarti tidak ada

pengaruh.
55

DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, I. M. S. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
Agung, A. A. P., & Yuesti, A. (2020). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. AB Publisher.
Ahyar, Hardani, and D. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
CV. Pustaka Ilmu.
Aulia, N. (2021). PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS
TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER TIGA.
Azizah, N., Rosyidah, R., & Machfudloh, H. (2020). Efektivitas Inhalasi
Aromaterapi Lavender (Lavendula Augustfolia) dan Neroli (Citrus
Aurantium) terhadap Penurunan Nyeri Proses Persalinan. 6(1), 26–31.
https://doi.org/10.21070/midwiferia.v

Fransiska, Y. (2023). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap


Penurunan Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 1
Godean. Journal of Midwifery and Health Research, 1(2), 35–45.
https://doi.org/10.36743/jmhr.v2i1.459
Maulidiyah, T. H., Ningrum, N. P., & Hidayatunnikmah, N. (2023). Pengaruh
Aroma Terapi Lavender Esential Oil Terhadap Disemenore Pada Remaja
Putri. 2421–2428.
Mu’awanah, A. M. N. (2019). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di SMA Negeri
5 Semarang. Kebidanan.

Mukaromah, C. F. M. (2021). Pengaruh Aroma Terapi Lavender terhadap Nyeri


Dismenore Primer Pada Remaja Putri: Literaratur Review. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dr Soebandi, Skrpsi.
Notoatmodjo, S. (2018a). Metode Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2018b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.
Noviary, R. (2021). PREVALENSI ANTARA TINGKAT STRES DENGAN
KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS IX
MADRASAH TSANAWIYAH AL-FITRIYAH BOGOR TAHUN 2021.
Nuroniyah, W. (2019). Fiqih Menstruasi.
http://repository.syekhnurjati.ac.id/3307/1/BUKU_Fikih
Menstruasi_wardah.pdf
Ocviyanti, D. (2020). Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Penccgahan
perkawinann anak. Piminan Pusat Muslimat NU.
56

Pinzon, R. T. (2019). Klasifikasi nyeri. In Buku pengkajian nyeri. Betha Grafika


Yogyakarta.
Pustikawaty, R. (2020). Pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid
siswi kelas x sekolah menengah atas negeri 1 sungai ambawang kabupaten
KUBU RAYA. Revista CENIC. Ciencias Biológicas, 152(3), 28.
file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-
institucional.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://w
ww.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.doi.
org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://www.cenetec.
Putri, M. (2019). Waspada Efek Negatif di Balik Minyak Aromaterapi. 1–6.
Rahayu, A., Noor, M. S., Yulidasari, F., Rahman, F., & Andini Octaviana Putri.
(2019). Kesehatan Reproduksi Remaja & Lansia. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Riona, S., Anggraini, H., & Yunola, S. (2021). Hubungan Pengetahuan, Usia
Menarche Dan Status Gizi Dengan Nyeri Haid Pada Siswi Kelas VIII Di SMP
N 2 Lahat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021. Jurnal
Doppler, 5(Vol. 5 No. 2 (2021)), 149–156.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/2540/
pdf
Sari, B. P. (2021). Pengaruh pemberian aromaterapi lavender dalam mengurangi
emesis gravidarum pada ibu hamil trimester i di wilayah kerja puskesmas
telaga dewa kota bengkulu.
Sinaga, E., Saribanon, N., Suprihatin, & Sa’adah, N. (2020). Maanajemen
Kesehatan Menstruasai. Universitas Nasional IWWASH.
Suwondo, B. S. (2017). BUKU AJAR NYERI. Perkummpulan Nyeri Indonesia
(Indonesian Painn Society).
Swandari, A. (2022). Buku Ajar Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Dismenore. 1–
59.
Wildayani, D., Lestari, W., & Ningsih, W. L. (2023). Dismenore : Asupan Zat Besi
, Kalsium Dan Kebiasaan Olahraga. In Buku monograf dismenore. Pustaka
Galeri Mandiri.
57

JADWAL TAHAPAN PENELITIAN

Bulan / Minggu
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
No. Kegiatan
2023 2023 2024 2024 2024 2024 2024 2024
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Rencana Judul
2. Konsultasi Bab 1-3
3. Ujian Proposal
Revisi Paska Ujian
4.
Proposal
5. Penelitian
6. Penyusunan Bab IV dan V
7. Konsultasi Bab IV dan V
8. Ujian skripsi
9 Revisi paska ujian skripsi
SURAT IZIN SURVEI DATA AWAL
SURAT PERMOHONAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth,
Saudara/ I Calon Responden

Di –
Tempat
Dengan hormat,

Saya adalah mahasiwa Program Studi Sarjana Kebidanan STIKES Bakti Pati
Utama

Nama : Nuryanti

Nim : 12120523145

Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Aroma Terapi


Lavender Terhadap Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di Pondok
Pesantren Darul Muttaqin Karang Melati Komering Ulu Timur”

Adapun segala informan akan dijamin akan kerahasiannya dan saya


bertanggungjawab apabila informan yang diberikan merugikan ibu maka itu ibu
tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila ibu setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.

Atas kesedian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti Responden

(Nuryanti) (…………………….)
SURAT PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan

penelitian dan memahami informasi yang di berikan oleh peneliti serta mengetahui

tujuan dan manfaat penelitian maka dengan ini saya sukarela bersedia menjadi

partisipan dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Aroma Terapi Lavender

Terhadap Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren

Darul Muttaqin Karang Melati Komering Ulu Timur”.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

kesadaran tanpa paksaan dari siapapun,

Palembang, Januari 2024

Partisipan
SOP PEMBERIAN AROMA TERAPI LAVENDER

A. Perlengkapan
1. Aromaterapi minyak lavender
2. Tissue
B. Pelaksanaan
1. Perkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
2. Lakukan cuci tangan dan menggunakan handscoon
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Teteskan 3 tetes aromaterapi lavender pada tissue
5. Anjurkan pasien untuk menghirup aromaterapi lavender selama 10 menit
6. Observasi selama 30 menit setelah pemberian aromaterapi
7. Rapikan alat-alat
8. Lakukan evaluasi mual muntah pasien setelah diberikan aromaterapi
lavender (Sari,2020)
LEMBAR PENGUKURAN SKALA NYERI (PRETEST)

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP NYERI


DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK
PESANTREN DARUL MUTTAQIN KARANG MELATI
KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2023

Nama :
Usia :
Usia Awal Haid :
Lama Haid :
Hari Haid :
Pengukuran nyeri pra test (sebelum dilakukan aroma terapi lavender)
Petunjuk :
Dibawah ini terdapat sebuah garis lurus yang menunjukkan angka dari 0-10, angka
0 menunjukkan “tidak ada nyeri” dan angka 10 menunjukkan “nyeri buruk sampai
tidak tertahan”. Lingkarilah satu titik sepanjang garis yang telah diberi nomor
sesuai dengan nyeri yang saudari rasakan.

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri


nyeri Ringan sedang Berat terkontrol Berat tidak
terkontrol
Gambar 2.2 Numerical Rating Scale (NRS)
No Skala Definisi Gejala
(Centang)
1 0 Tidak nyeri
2 1-3 nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau
masih dapat ditolerir karena masih dibawah ambang
rangsang.
3 4-6 nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan
mengeluh ada yang sambil menekan pada bagian yang
nyeri
4 7-9 termasuk nyeri berat terkontrol, klien mungkin
mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu
melakukan kegiatan biasa
5 10 termasuk nyeri berat tidak terkontrol, pada tingkat ini
klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.
LEMBAR PENGUKURAN SKALA NYERI (POST TEST)

PENGARUH AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP NYERI


DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK
PESANTREN DARUL MUTTAQIN KARANG MELATI
KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2023

Nama :
Usia :
Usia Awal Haid :
Lama Haid :
Hari Haid :
Pengukuran nyeri post test (setelah dilakukan aroma terapi lavender)
Petunjuk :
Dibawah ini terdapat sebuah garis lurus yang menunjukkan angka dari 0-10, angka
0 menunjukkan “tidak ada nyeri”, angka 1-3 menunjukkan “nyeri ringan”, angka 4-
6 menunjukkan “nyeri sedang” dan angka 7-10 menunjukkan “nyeri berat”.
Lingkarilah satu titik sepanjang garis yang telah diberi nomor sesuai dengan nyeri
yang saudari rasakan.

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri


nyeri Ringan sedang Berat terkontrol Berat tidak
terkontrol

Gambar 2.2 Numerical Rating Scale (NRS)


No Skala Definisi Gejala
(Centang)
1 0 Tidak nyeri
2 1-3 nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau
masih dapat ditolerir karena masih dibawah ambang
rangsang.
3 4-6 nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan
mengeluh ada yang sambil menekan pada bagian yang
nyeri
4 7-9 termasuk nyeri berat terkontrol, klien mungkin
mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu
melakukan kegiatan biasa
5 10 termasuk nyeri berat tidak terkontrol, pada tingkat ini
klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.
Lembar Konsultasi Proposal Skripsi
Program Studi Sarjana Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati 2023/2024

NIM : 12120523145
Nama : Nuryanti
Tema : Remaja
Judul Skripsi : Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap
Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri
di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang
Melati Komering Ulu Timur
Dosen Pembimbing Utama : Putri Yunita Sari, S.ST., M.K.M

No Hari/tanggal Jam Topil konsultasi


Materi Hasil bimbingan
1 29 September Konsul judul ACC
2023
2 28 Oktober 2023 BAB 1-3 1. Lampirkan juga : Lembar
persetujuan ttd 2 dosen, Kata
pengantar, Daftar Pustaka, Daftar isi,
Daftar table, dsb
2. penomoran hal pada awal BAB di
bagian tengah bawah
3. penomoran hal pada awal BAB di
bagian tengah bawah
4. uraikan terkait fenomena desminore
yang terjadi di lingkungan sekitar
dan tambahkan bukti (jurnal/artikel
)yang mendukung fenomena tsb
yang dituliskan saat ini masih
memuat teori yang bisa dimasukkan
di BAB 2
5. Manfaat Penelitian : Manfaat bagi
perkembangan ilmu, Manfaat bagi
objek yang diteliti, Manfaat bagi
peneliti
6. Masukkan teori mengenai efektifitas
pemberian aromaterapi lavender
dalam mengatasi dismenore
7. Tambahkan bukti pendukung lain
yang menegaskan aroma lavender
dapat mengurangi nyeri haid
8. Kerangka teori : Cantumkan sumber
yang digunakan Tandai untuk tiap
variable yang akan diteliti
9. Hipotesis : Definisi hipotesis
menurut ahli dan Tuliskan hipotesis
dlm penelitian ini Ho/Ha
10. Rancangan penelitian : Definisi
rancangan penelitian menurut ahli
11. Variabel : Tambahkan definisi
variable penelitian menurut ahli
12. Defenisi operasional : Sesuaikan
dengan buku panduan
13. Lokasi penelitian : Definisi lokasi
penelitian menurut ahli
14. Definisi Teknik sampling menurut
ahli
15. Kriteria : bersedia mengikuti aroma
dan Kriteria eksklusi bukan
kebalikan dari kriteria inklusi
16. Alat ukur : Definisi alat ukur
penelitian menurut ahli
17. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
18. Definisi jenis data menurut ahli dan
pengumpulan data
19. Definisi metode pengolahan data
menurut ahli
20. Defenisi analisis univariate dan
bivariate
21. Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,
Buat lembar konsultasi sesuai format

3 6 Desember BAB 1-3 ACC dan daftar ujian

Pati, Desember 2023

Dosen pembimbing

Putri Yunita Sari, S.ST., M.K.M


Lembar Konsultasi Proposal Skripsi
Program Studi Sarjana Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati 2023/2024

NIM : 12120523145
Nama : Nuryanti
Tema : Remaja
Judul Skripsi : Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap
Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri
di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Karang
Melati Komering Ulu Timur
Dosen Pembimbing pendamping : Suparjo.,S.Kp.,M.Kes

No Hari/tanggal Jam Topil konsultasi


Materi Hasil bimbingan
1 29 September Konsul judul ACC
2023
2 28 Oktober 2023 BAB 1-3 1. Lampirkan juga : Lembar
persetujuan ttd 2 dosen, Kata
pengantar, Daftar Pustaka, Daftar isi,
Daftar table, dsb
2. penomoran hal pada awal BAB di
bagian tengah bawah
3. penomoran hal pada awal BAB di
bagian tengah bawah
4. uraikan terkait fenomena desminore
yang terjadi di lingkungan sekitar
dan tambahkan bukti (jurnal/artikel
)yang mendukung fenomena tsb
yang dituliskan saat ini masih
memuat teori yang bisa dimasukkan
di BAB 2
5. Manfaat Penelitian : Manfaat bagi
perkembangan ilmu, Manfaat bagi
objek yang diteliti, Manfaat bagi
peneliti
6. Masukkan teori mengenai efektifitas
pemberian aromaterapi lavender
dalam mengatasi dismenore
7. Tambahkan bukti pendukung lain
yang menegaskan aroma lavender
dapat mengurangi nyeri haid
8. Kerangka teori : Cantumkan sumber
yang digunakan Tandai untuk tiap
variable yang akan diteliti
9. Hipotesis : Definisi hipotesis
menurut ahli dan Tuliskan hipotesis
dlm penelitian ini Ho/Ha
10. Rancangan penelitian : Definisi
rancangan penelitian menurut ahli
11. Variabel : Tambahkan definisi
variable penelitian menurut ahli
12. Defenisi operasional : Sesuaikan
dengan buku panduan
13. Lokasi penelitian : Definisi lokasi
penelitian menurut ahli
14. Definisi Teknik sampling menurut
ahli
15. Kriteria : bersedia mengikuti aroma
dan Kriteria eksklusi bukan
kebalikan dari kriteria inklusi
16. Alat ukur : Definisi alat ukur
penelitian menurut ahli
17. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
18. Definisi jenis data menurut ahli dan
pengumpulan data
19. Definisi metode pengolahan data
menurut ahli
20. Defenisi analisis univariate dan
bivariate
21. Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,
Buat lembar konsultasi sesuai format

3 6 Desember BAB 1-3 ACC dan daftar ujian

Pati, Desember 2023

Dosen pembimbing

Suparjo.,S.Kp.,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai