PROPOSAL
Disusun Oleh:
HASMA YAKUP
NIM : 12120321032
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH
HASMA YAKUP
NIM : 12120321032
Tanggal : ……………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH
HASMA YAKUP
NIM : 12120321032
Tanggal : ……………………………………………
Penguji 1 Penguji 2
Nama............................
NPP
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan atas berkat dan rahmat Allah SWT
sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Efektivitas Abdominal Streaching Terhadap Penurunan Nyeri Disminorhe Pada
Remaja Putri Di Smpn 2 Mamosalato Morowali Utara” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan proposal penelitian ini adalah untuk menyusun
tugas akhir Sekripsi sebagai syarat kululusan dalam studi Sarjana Kebidanan di
Stikes Bakti Utama Pati tahun ajaran 2021/2022.
Banyak hal yang mendukung sehingga proposal ini dapat selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Ucapan
terimakasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ibu Irfana Tri Wijayanti., S.Si.T., M.Kes.,M.Keb. selaku ketua stikes bakti
2. Ibu Ana Rofika, S.S.T., M.Kes. selaku ketua prodi sarjana kebidanan stikes
tempat bekerja UPT Puskeesmas Indo Lijo yang selalu memberikan dukungan
moril.
dengan baik, namun penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak
iv
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini berguna bagi para
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat.............................................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian............................................................................ 6
F. Lokasi Dan Waktu Peneltian ............................................................ 7
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................ 8
A. Tinjauan Teoritis................................................................................ 8
1. Remaja Putri................................................................................. 8
2. Nyeri Disminore........................................................................... 10
3. Abdominal Streching.................................................................... 23
B. Kerangka Teori.................................................................................. 28
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29
A. Kerangka Konsep ............................................................................... 29
B. Hipotesis ............................................................................................. 29
C. Rancangan Penelitian.......................................................................... 30
D. Variabel Peneltian .............................................................................. 30
E. Definisi Oprasional ............................................................................. 31
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................................................. 32
G. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ............................................ 33
H. Alat Ukur Penelitian ........................................................................... 34
I. Uji Validitas Dan Reabilitas ............................................................... 35
vi
J. Jenis Data Dan Pengumpulan Data .................................................... 36
K. Metode Pengolahan ............................................................................ 36
L. Analisa Data ....................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa
yang berusia antara 10-19 tahun. Berdasarkan sifat dan ciri perkembangan
masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu masa remaja awal 10-12 tahun, masa
remaja tengah 13-15 tahun, dan masa remaja akhir 16-19 tahun (Ramadani,
2014). Remaja mengalami perubahan dalam tiga aspek yaitu perkembangan
psikososial yang menyatakan bahwa remaja berusaha untuk mencari jati diri,
perkembangan kognitif yang merupakan kemampuan berfikir dan perubahan
fisik (Ferry, 2009 dalam, Ofiana Lestri 2019).
Perubahan fisik pada remaja terjadi karena perubahan hormonal yang
mengakibatkan adanya tanda-tanda pubertas. Perubahan fisik pada remaja juga
ditandai dengan percepatan pertumbuhan yang dapat dilihat dari pertambahan
tinggi badan yang mencapai 90% sampai 95%, kenaikan berat badan yang
mencapai 59% dan adanya pertambahan jaringan lemak karena adanya
perubahan hormonal dalam tubuh (Soetjiningsih, 2010). Salah satu perubahan
fisik/biologis adalah remaja putri mulai mengalami menstruasi/haid
(Kumalasari & Iwan, 2012).
Menstruasi merupakan proses pelapisan dinding rahim yang disertai
dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada
saat kehamilan terjadi. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Menstruasi akan terjadi selama 3-7
hari. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus
menstruasi berikutnya. Rata-rata perempuan mengalami siklus menstruasi
selama 21-40 hari. Hanya sekitar 15% perempuan yang mengalami siklus
menstruasi selama 28 hari (Wulandari, 2012).
Keluhan-keluhan yang sering muncul pada saat menstruasi adalah mudah
tersinggung, gelisah, sukar tidur, gangguan konsentrasi, payudara mengalami
pembesaran dan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa
dismenore (Manuaba & Gede, 2009 dalam Ofian Lestari 2019).
Dysmenorrhea adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani dan berarti
siklus haid yang sulit. Dysmenorrhea : dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal,
meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran (Gerzson, dkk., 2014) . Kumalasari
(2016), dismenore atau nyeri haid adalah salah satu ketidak nyamanan yang
sering dialami oleh perempuan. Keluhan yang dirasakan biasanya adalah
merasa nyeri pada perut bagian bawah dan menjalar sampai ke punggung
serta paha yang disebut nyeri haid atau dismenore. Hal ini terjadi karena
ketidak seimbangan hormon progesteron, prostaglandin, dan vasopresin.
Peningkatan dari hormon ini akan menyebabkan otot uterus berkontraksi
sehingga akan menimbulkan nyeri yang akan berlangsung selama beberapa
jam bahkan pada beberapa kasus dapat bertahan sampai dengan beberapa
hari.
Dysmenorrhea atau dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada
saat haid. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut
bagian bawah saat haid. Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri
begitu hebat sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan
(Sukarni & Margareth, 2013 dalam Purba, dkk, 2014).
Menurut Proverawati dan Misaroh, menstruasi yang terjadi pada usia remaja
awal (early adolescent) memang cenderung tidak teratur (irregular), namun
seiring bertambahnya usia, menstruasi akan menjadi teratur. Remaja awal
terjadi pada usia 10-15 tahun, sehingga pada usia tersebut remaja sedang
berada dalam jenjang pendidikan SMP dan sederajatnya (Verany Ayu, 2017).
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat tinggi. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan disetiap Negara mengalami nyeri haid. Di Amerika Serikat,
ssprevalensi nyeri haid diperkirakan 45-90 %. Insiden nyeri haid pada remaja
dilaporkan sekitar 92%. Dari Swedia yang melaporkan nyeri haid pada 90%
wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24
tahun (Mona, 2015). Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64% yang terdiri
2
dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Ernawati, Arifin, &
Bustan, 2019).
Sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan sekitar 10%
remaja yang mengalami nyeri haid akan mempengaruhi aktivitas akademik
dan sosialnya. Upaya remaja tersebut untuk mengatasi nyeri dengan
berkonsultasi dengan dokter dan minum obat – obatan bebas. Tetapi masih
banyak wanita yang sungkan pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Wanita yang mengalami dismenore tanpa patologis pelvis sebesar 50%. Wanita
tidak mampu beraktivitas 1-3 hari setiap bulan karena nyeri hebat dan tidak
masuk sekolah ada 25%(mona, 2015).
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dismenorea, baik terapi farmakologis maupun terapi non farmakologis. secara
farmakologis nyeri dapat ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan
metode paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. terapi ini dapat
berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang berbahaya
bagi pasien sedangkan terapi nonfarmakologis meliputi kompres hangat,
kompres dingin, masase lembut pada daerah perut, olahraga seperti senam
dismenorea, distraksi musik. Terapi nonfarmakologi dianggap lebih efektif
karena tidak menimbulkan efek samping (Verany Ayu, 2017).
Latihan fisik (exercise) sangat dianjurkan untuk mengatasi dismenorhea
dan exercise lebih aman dan tidak mengandung efek samping karena
menggunakan proses fisiologis tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa latihan
fisik memicu tubuh untuk menghasilkan endhorphin, opiate alami yang
meningkatkan perasaan sejahtera selain itu mengurangi nyeri (Daley, 2008).
Salah satu cara exercise untuk menurunkan nyeri haid adalah melakukan senam
abdominal stretching, yang merupakan suatu latihan peregangan otot terutama
pada perut yang dilakukan selama 10 menit. Senam ini dirancang khusus untuk
meningkatkan kekuatan otot daya tahan, dan fleksibilitas, sehingga diharapkan
dapat mengurangi nyeri haid (Thermacare, 2010), dapat meningkatkan
kebugaran, mengoptimalkan daya tangkap, meningkatkan mental dan relaksasi
fisik, meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh, mengurangi ketegangan
3
otot (kram otot), mengurangi nyeri otot dan mengurangi saat menstruasi (Alter,
2008 dalam Dewi Andria N, dkk, 2018).
Pengaruh melakukan Abdomonal Streching terbukti dapat menurunkan
nyeri disminore seperti yang dibuktikan dalam peneltian yang dilakukan oleh
Dewi Andariya Ningsih, dkk pada tahun 2018 dalam penelitian yang berjudul
Pengaruh senam Abdominal Stretching terhadap Efektifitas Penurunan Nyeri
Dismenorhea Primer Pada Remaja Putri di MA Al-Amiriyyah Blokagung Hasil
penelitian diperoleh nilai signifikan 000 (p< 0,05) artinya terdapat pengaruh
yang bermakna senam abdominal stretching terhadap efektifitas penurunan
nyeri dismenorhea primer.
Dalam penelitian lain yang di lakukan Intan Okta Kusuma, yang berjudul
Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Dan Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenore di SMA Negeri 3 Samarinda
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji statistic menggunakan
Paired T-Test, uji Abdominal stretching exercise pada kelompok 1 dengan nilai
p = 0,001 dan relaksasi nafas dalam pada kelompok 2 dengan nilai p = 0,003.
Terlihat bahwa abdominal stretching exercise dan relaksasi nafas dalam dapat
menurunkan skala nyeri dismenore namun saat dibandingkan antara abdominal
stretching exercise dan relaksasi nafas dalam tidak ditemukan perbedaan yang
bermakna dikarenakan kedua intervensi ini sama-sama efektif dalam
menurunkan skala nyeri dismenore.
Latihan abdominal stretching disarankan untuk digunakan remaja dan
sebagai bagian dari intervensi kebidanan untuk mengatasi dismenorhea.
Abdominal stretching merupakan salah satu bentuk relaksasi dari teknik relaksasi yang
dapat menurunkan nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot yang mengalami
spasme yang disebabkan oleh peningkatkan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami
spasme dan iskemik (Windastiwi, 2017).
Di SMPN 2 Mamosalato Morowali Utara terdapat 30 total remaja putri, 22
diantaranya mengalami nyeri saat menstruasi. Di SMPN 2 Mamosalato
terdapat 30 siswa putri dengan jumlah siswa yang mengalami disminore 22
4
orang. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada remaja putri yang
berusia 12-18 tahun di SMPN 2 Mamosalato dengan membagikan kuisioner
pada 10 remaja putri, didapatkan data bahwa penanganan yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri haid dengan obat analgesik sebanyak 2 orang, Menggunakan
aroma terapi 1 orang, minum air hangat 2 orang, dibiarkan dan tidur saja
sebanyak 5 orang sedangkan untuk latihan fisik terutama latihan abdominal
stretching tidak pernah dilakukan.
Berdasarkan studi pendahuluan di atas penelti tertarik melakukan penelitian
tentang Evektifitas Abdominal Sterching Terhadap Penurunan Nyeri
Disminore Pada Remaja Putri Di SMPN 2 Mamosalato Kab. Morowali Utara
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas tentang Latihan abdominal
stretching terhadap intensitas nyeri dismenorea pada remaja putri, maka
peneliti merumuskan pernyataan : “Bagaimana efektivitas abdominal
stretching terhadap penurunan dismenorea pada remaja putri di SMPN 2
MAMOSALATO”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan abdominal
stretching terhadap penurunan intensitas nyeri haid (dismenorea) remaja
putri di SMPN 2 MAMOSALATO”
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui nyeri disminore pada remaja putri sebelum diberikan latihan
abdominal streching.
b. Mengetahui nyeri disminore pada remaja putri setelah diberikan latihan
abdominal streching.
c. Menganalisis perbedaan nyeri disminore pada remaja putri sebelum dan
setelah diberikan latihan Abdominal straching.
D. Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
5
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya kebidanan yang
berkaitan dengan efektivitas abdominal streatcing pada dismenore remaja
putri
2. Bagi Pasien
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pasien dalam menangani
keluhan nyeri haid dengan abdominal streatcing.
3. Bagi Peneliti
Mempunyai pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan serta
hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya
4. Bagi Pendidikan
Untuk institusi pendidikan agar memberikan masukan mengenai
efektivitas abdominal streatcing pada dismenore remaja putri.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Penelitian terkait dengan Evektivitas Abdominal Stereching Terhadap
Penurunan Nyeri Disminorhe Pada Remaja Putri Di SMPN 2 Mamosalato
Morowali Utara
NO PENELITIAN METODE VARIABEL HASIL
1 Efektifitas Metode: Quasi Variabel 1. Teknik pengambilan sampel
Senam eksperimen Depanden : simple random sampling.
Dismenore Dan dengan Two Nyeri Jumlah sampel dalam
Abdominal Group Pre-test Disminore penelitian ini yaitu 22 orang,
Stretching and Post-test Non Variabel 11 orang kelompok senam
Terhadap Equivalent independen : dismenore dan 11 orang
Dismenore Di Control Group Senam kelompok abdominal
Sma N 1 Desain. Disminore stretching.
Dukun dan 2. Hasil: Hasil uji Wilcoxon
Kabupaten Abdominal kelompok senam dismenore
Magelang Strching p = 0,003 (p < 0,05) dan
Tahun 2019. kelompok abdominal
stretching p = 0,003 (p <
0,05), hal ini menunjukkan
bahwa kedua perlakuan
memiliki pengaruh terhadap
6
penurunan dismenore.
Tabel 1.1
Penelitian terkait dengan Evektivitas Abdominal Stereching Terhadap Penurunan Nyeri
Disminorhe Pada Remaja Putri Di SMPN 2 Mamosalato Morowali Utara (lanjutan)
A. TINJAUAN TEORI
1. Remaja Putri
a. Definisi Remaja
Secara etiomilogi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Defenisi
remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah
periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa
bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai
24 tahun. Sementara itu, menurut the health resources and services
adminisstrations guidelins amerika serikat, rentang usia remaja adalah
11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (18-21
tahun). Defenisi ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda
(young people) yang mencakup usia 10-24 tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan masa anak-anak kemasa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialamai sebagai persiapan
memasuki masa dewasa, Gunarsa,1968. (kusmiran eny, 2019).
b. Klasifikasi Remaja
Batasan usia pada remaja adalah 12 tahun sampai usia 21 tahun,
sedangkan batasan pada remaja akhir adalah usia 17 tahun sampai
21 tahun (Paramitasari, dkk, 2012).
Sarwono (2006:204, dalam verany ayu 2017) menyatakan pada proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja
yaitu:
8
1) Remaja awal (early adolescence)
Tahapan usia remaja awal ini antara usia 12-15 tahun. Pada
tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran
pikiran baru dan adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.
2) Remaja madya (middle adolescence)
Tahapan usia remaja awal ini antara usia 15-18 tahun. Pada
tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan dan adanya
kecederungan untuk narsistik. Selain itu, pada tahap ini, remaja juga
berada dalam kondisi kebingungan karena dia tidak tahu harus
memilih yang mana : peka atau tidak peduli : ramai-ramai atau
sendiri, idealis atau matrealis dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipus complex dengan cara
mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
3) Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi melalui periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian dibawah ini :
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual.
b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
dan pengalaman baru.
c) Terbentuk identitas sosial yang sudah tidak akan berubah lagi.
d) Egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dan orang lain.
e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan
masyarakat umum.
c. Ciri-Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja
1) Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
a) Sikap Protes Terhadap Orang Tua
9
Remaja pada usia ini cenderung tidaak menyetujui nilai-nilai hidup
orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap
orangtua.
b) Preokupasi Dengan Badan Sendiri.
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang
cepat sekali. Perubahan perubahan ini menjadi perhatian khusus
bagi diri remaja.
11
Wilkins, (2012) Dismenore adalah menstruasi yang nyeri yang
tidak disebabkan penyakit panggul, keluhan ginekologis yang paling
sering, gangguan primer yang dimulai sejak 6 bulan hingga 12 bulan
setelah awitan ovulasi, gangguan sekunder yang biasanya dimulai antara
usia 20 dan 30 tahun, tetapi terjadi kapan saja setelah menarce.
Kowalak, (2014) Dismenore adalah keadaan haid dengan rasa
nyeri yang menyertai ovulasi dan tidak berhubungan dengan penyakit
pelvik. Adapun menurut Smeltzer, (2013), menstruasi adalah ovum
berdisintegrasi dan membran mukosa yang melapisi uterus
(endometrium), yang telah menebal dan memadat, menjadi hemoragik.
Lapisan teratas sel-sel yang melapisi dan darah yang tampak dalam
rongga uterus dikeluarkan melalui serviks dan vagina (menstruasi) setiap
kurang lebih 28 hari selama tahun-tahun reproduktif. Setelah menstruasi
berhenti, endometrium berproliferasi dan menebal akibat stimulasi
estrogen, ovulasi terjadi lagi, dan siklus dimulai lagi.
Dismenore adalah gangguan ginekologi yang paling umum terjadi
pada wanita usia reproduksi. Istilah dysmenorea ini berasal dari kata
Yunani dys (sulit, menyakitkan atau tidak normal), meno (bulan) dan
rrhea (aliran) (Shah, dkk, 2015). Dismenore adalah kondisi medis yang
terjadi sewaktu haid yang dapat mengganggu aktifitas dan memerlukan
pengobatan. Dismenore ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah
perut atau pinggul, nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut
bagian bawah. Nyeri kram yang terasa sebelum atau selama haid bisa
juga nyeri pada pantat. Rasa nyeri pada bagian dalam perut, mual,
muntah, diare, pusing atau bahkan pingsan (Rustam, 2014).
Dismenore merupakan perasaan nyeri pada waktu menjelang
haid (2 atau 3 hari sebelum haid). Nyeri haid itu digambarkan berupa
nyeri kejang otot (spasmodik) di perut bagian bawah dan menyebar ke
sisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang menjelang haid atau
selama haid akibat kontraksi otot rahim (Deharnita, dkk, 2014).
12
Menurut (Pratiwi 2011 dalam ), nyeri haid dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
1) Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu, dengan lebih stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah atau melahirkan. Nyeri haid
ini adalah normal, namun dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh
faktor fisik dan psikis seperti stress, shock, penyempitan
pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, kondisi
tubuh yang menurun, atau pengaruh hormon prostaglandine. Gejala
ini tidak membahayakan kesehatan (Pratiwi, 2011).
2) Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit yang datang kemudian. Penyebabnya adalah kelainan atau
penyakit seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar
kandungan, atau kelainan kedudukan rahim yang menetap. Ada juga
yang disebut dengan endometrios, yaitu kelainan letak lapisan dinding
rahim yang menyebar keluar rahim, sehingga apabila menjelang
haid, pada saat lapisan dinding rahim menebal, akan dirasakan sakit
yang luar biasa. Endometriosis ini bisa mengganggu kesuburan
(Pratiwi, 2011).
c. Patogenesis Dismenore
Patogenesis dismenore primer disebabkan karena pelepasan
prostaglandin F2α (PGF2α) dari endometrium pada saat haid. Selama
siklus haid ditemukan penimgkatan dari kadar prostaglandin terutama
PGF2 dan PGE2. Pada fase proleferasi konsentrasi kedua prostaglandin
ini rendah namun pada fase sekresi konsentrasi PGF2 lebih tinggi
13
dengan tanpa adanya gangguan haid. Oleh karna itu baik secara normal
saat haid. Begitu juga dengan PGE2 dimana dalam suatu penelitian
21
No Kategori Skor
0 1 2
1 Face (Wajah) Tidak ada Terkadang Sering
ekspresi meringis, menggeretakkan
khusus, menarik diri dagu dan
senyum mengatupkan
rahang
2 Leg (Kaki) Normal, Gelisah tegang Menendeang,
rileks kaki tertekuk,
melengkungkan
punggung.
3 Activity Berbaring Menggeliat, Kaku atau
(Aktivitas) tenang, tidak bisa menghentak
posisi diam, kaku
normal, mengerang
mudah
bergerak
4 Cry (Menangis) Tidak Merintih, Terus menangis,
menangis merengek, berteriak, sering
kadang-kadang mengeluh
mengeluh.
5 Consability Rileks Dapat Sulit di bujuk.
(Constability) ditenangkan
dengan
ssentuhan,
pelukan,
bujukan, dapat
dialihkan
22
Klien yang menunjukkan nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami
kerusakan dalam interaksi sosial. Klien sering kali meringis,
mengeryitkan dahi, menggigit bibir, gelisah, imobilisasi, mengalami
ketegangan otot, melakukan gerakan melindungi bagian tubuh sampai
dengan menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, dan
hanya fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri
4) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Klien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi
dalam aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam melakukan
tindakan kebersihan normal serta dapat mengganggu aktivitas social.
h. Penatalaksanaan Nyeri
Wahit, (2015) mengatakan bahwa ada 2 penatalaksanaan nyeri adalah
sebagai berikut :
1) Farmakologi
a) Analgesik narkotik
Analgesik narkotik terdiri atas berbagai derivat opium seperti
morvin dan kodein. Narkotik dapat memberikan efek
menurunan nyeri dan kegembiraan karea obat ini membuat
ikatan dengan reseptor opiat dan mengaktifkan penekanan
nyeri endogen pada sususnan saraf pusat.
b) Analgesik nonnarkotik
Analgesik nonnarkotik seperti aspirin, asetaminorfin, dan
ibuprofen selain memiliki efek antinyeri juga memiliki efek
antiinflamasi dan antipiretik.
2) Nonfarmakologi
a) Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan
emosi pada nyeri. Stretching adalah istilah yang digunakan untuk
23
memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek, rileksasi,
nyeri berkurang dan spasme berkurang. Ningsis (2011) dalam wardina
(2017) exercise merupakan salah satu manajemen non farmakologis
yang telah aman digunakan karena menggunakan proses fisiologi.
b) Stimulus kutaneus placebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologis dalam
bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul,
cairan injeksi, dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas
larutan gula, larutan salin normal, atau air biasa.
c) Teknik distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan
cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal yang lain
sehingga klien lupa terhadap nyeri yang dialami.
4. Abdominal Streching
a. Definisi
Yulien (2007) dalam wardina (2017) Stretching adalah istilah yang
digunakan untuk memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek,
rileksasi, nyeri berkurang dan spasme berkurang. Ningsis (2011) dalam
wardina (2017) exercise merupakan salah satu manajemen non
farmakologis yang telah aman digunakan karena menggunakan proses
fisiologi.
Abbasfour (2007) dalam Renika. (2015) Latihan adalah
menyebabkan pelepasan endorphins, zat-zat yang diproduksi oleh otak,
yang meningkatkan ambang nyeri. Abdominal Stretching merupakan
salah satu bentuk relaksasi dari tehnik relaksasi yang dapat menurunkan
nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot yang memngalami spasme
yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkanaliran darah ke daerah
yang mengalami spasme dan iskemik (Windastiwi, 2017).
Abdominal stretching merupakan salah satu bentuk relaksasi dari
teknik relaksasi yang dapat menurunkan nyeri dengan cara
24
merelaksasikan otot-otot yang mengalami spasme yang disebabkan oleh
peningkatkan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah
dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme
dan iskemik (Windastiwi, 2017).
b. Manfaat stretching abdominal
Latihan peregangan telah ditemukan untuk mengurangi ketidaknyamanan
menstruasi melalui peningkatan mempercepatkan, dan penurunan
iskemia; pelepasan endogen opiat, khusus beta endorfin dan penindasan
prostaglandin dan menutup aliran darah dari visera mengakibatkan
kemacetan panggul. Hal ini mengurangi rasa sakit. Jadi latihan
peregangan membantu melunakkan kembali sakit, menghilangkan rasa
sakit, meningkatkan fleksibilitas, memulihkan mobilitas meningkatkan
sirkulasi dalam jaringan tulang dan sendi, menenangkan otot-otot rahim
yang tegang dan menjaga nada perut yang baik. Berbasis peregangan
latihan telah ditemukan untuk menurunkan Involuntary kolam
motoneuron
(Scholz & Campbell, 1980 dalam Renuka. K, 2015). Adapun manfaat
lain menurut Renuka. K, 2015 yaitu :
1) Aman & efektif.
2) Mual dan muntah, dismenore gejala yang berkurang.
3) Membantu mengurangi perubahan suasana hati pada fase pra
menstruasi.
4) Jantung memompa efektif.
5) Nada naik elastisitas dan memperkuat tulang belakang & otot
panggul.
6) Diafragma elastis dan kuat, dan dapat meregang untuk
mengakomodasi rahim dengan mudah.
7) Darah yang sehat, oksigenasi dan cairan lainnya beredar dengan
benar ke rahim.
8) Latihan menstabilkan sistem saraf.
9) Rasa sakit pada sendi dan punggung menurun.
25
10) Latihan membantu untuk merangsang nafsu makan dan usus
tindakan, maka sembelit menurun.
11) Meningkatkan tingkat energi dan juga membantu dalam pemeliharaan
metabolisme.
12) Anemia penurunan & aliran bebas selama menstruas.
13) Obesitas dikendalikan.
14) Menjaga keseimbangan hormon.
c. Hal-hal Penting
Menurut Renuka. K, (2015) Hal-hal penting yang harus diperhatikan
pada saat latihan stretching abdominal adalah :
1) Tepat latihan peregangan
Untuk membantu organ reproduksi dan panggul untuk memastikan
mudah menstruasi dan memastikan optimal pasokan darah dan nutrisi
ke rahim. Gadis-gadis remaja mungkin praktek merekomendasikan
latihan selama 30 menit setiap hari.
2) Tepat Diet
Harus memasukkanprotein, karbohidrat, vitamin, mineral dan lemak,
gula, kolesterol, tinggi sayuran, buah-buahan, serat dan biji-bijian
harus diambil. Minum setidaknya 8-10 gelas air.
3) Bernapas
Membantu orang untuk dapat berlabuh di saat ini, menenangkan dan
pikiran benar-benar. Selama menstruasi praktek latihan memudahkan
ketegangan kontraksi rahim, membuat mereka disinkronisasi dan
harmonis.
4) Tepat relaksasi
Teknik bersantai pada jari-jari kaki, pergelangan kaki, otot betis,
lutut, paha, pinggang (pinggul), perut, dada, leher, bahu, lengan,
lengan, jari, wajah, kepala.
5) Tepat hal/sikap positif
Harus menjadi dingin dan menenangkan orang tanpa kebingungan
dan harus memiliki visi yang jelas, pemahaman, percaya diri,
26
komitmen dan juga kreativitas sepanjang hidup gadis-gadis
remaja.Persiapan
d. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum pemberian Stretching
Abdominal adalah:
1) Persiapan alat
Menggunakan pakaian nyaman dan memperhatikan penggunaan
waktu ideal dalam pemberian Stretching Abdominal selama 30 menit
(Aboushady, 2016)
2) Persiapan pasien
a) Informed consent
b) Menjelaskan tujuan dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama
melakukan latihan Stretching Abdominal.
3) Penatalaksanaan
Pelaksanaan Abdomonal streaching di lakukan seminggu sebelum
jadwal haid selanjutnya, dilakukan 3 kali dalam 1 minggu dengan
mengikuti latihan rutin Abdominal steraching dengan cara sebagai
berikut :
a) Cat stretch
Posisi awal : tangan dan lutut di lantai.
1) Pungung di lengkungkan perut digerkakan ke arah lantai
senyaman mungkin. Tegakkan dagu dan mata melihat ke
lantai tahan 10 detik di hitung bersama dan rilaks.
28
Latihan dilakukan sebanyak 3 kali
c) Buttock / Hip Stretch
Posisi awal : berbaring terlentang, lutut di tekuk.
1) Letakkan pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas lutut.
2) Pegang bagian belakang paha dan tarik kearah dada senyaman
mungkin Tahan selama 20 detik sambil hitung dengan
bersuara, kemudian kembali keposisi awal dan rilaks.
29
3) Lengkungkan sebagian tubuh ke arah lutut tahan selama 20
detik.
30
1) Ratakan pungung di lantai dengan mengencangkan otot-otot
perut dan bokong.
2) Angkat pingggul dan pungung bawah untuk membentuk garis
lurus dari lutut ke dada. Tahan selama 20 detik sambil hitung
dan bersuara. Kemudian perlahan kembali ke posisi awal dan
relaks.
31
B. KERANGKA TEORI
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Remaja Putri
Nyeri Dsiminore
Ket :
:Yang tidak di Teliti Abdominal Streching
:Yang akan di teliti
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukandan memberikan landasan yang kuat terhadap judul yang dipilih
sesuai dengan identifikasi masalahnya (Nursalam 2013). Kerangka konsep
dalam penelitian ini dapat di gambarkan seperti gambar di bawah ini :
Variabel Independen Variabel dependen
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu
pernyataan dalam penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu atau bagian dari
permasalahan (Nursalam, 2014). Yang menjadi hipotesa pada penelitian ini
adalah :
Ha : Bagaimana Evektifitas abdominal stretching terhadap penurunan nyeri
dismenore pada remaja putri di SMPN 2 Mamosalato Morowali Utara.
C. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah rancangan Pra Eksperimen
dengan desain penelitian one-group pre-post test design. Desain penelitian ini,
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, yaitu
diberi pre test kemudian diobservasi kembali setelah pemberian perlakuan atau
33
intervensi untuk mengetahui akibat dari perlakuan atau intervensi yang telah
diberikan (Nursalam, 2014 ).
Tabel 3.2. Desain Penelitian Pra Experiment One-group pre-post test design
(Nursalam, 2014)
Subjek Pre-test Intervensi (X) Post-test
R O1 I1I2I3 O2
Keterangan :
K : subjek (klien yang mengalami dismenore)
O1 : nilai Pre-test (sebelum diberi stretching abdominal )
X : intervensi (stretching abdominal)
O2 : nilai Post-Test (sesudah diberi stretching abdominal)
D. Variabel Peneltian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dua variabel yaitu :
1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain,
apabila variabel indevenden berubah maka akan menyebabkan variabel lain
berubah (Notoatmodjo, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah terapi Abdominal Stretching.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen, artinya variabel dependen dapat berubah dikarenakan
perubahan pada variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah penurunan Nyeri Disminore.
E. Definisi Oprasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan . Adapun
definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
34
Tabel 3.1 Definisi Oprasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur skala Skor
Abdominal yang dapat dilakukan SOP -Responden Nominal 1. Melakukan
Stretching remaja putri untuk melakukan Abdominal
mengurangi nyeri dengan baik streching
disminore, Salah satu dan benar 2. Tidak
bentuk relaksasi teknik sesuai prosedur melakukan
relaksasi yang dapat (prosedur Abdominal
menurunkan nyeri pelaksaan, Streching
dengan cara setiap gerakan
merelaksasikan otot- abdominal
otot yang mengalami streching
spasme. dilakukan 3 dan
dilaksankan kali
seminggu).
-Responden
melakukan
perlakuan
dengan waktu
30 menit.
35
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan, adalah suatu
tempat dimana peneliti menangkap keadaan sebenarnya dari objek yang
diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan (wikipedia).
Penelitian di lakukan di SMPN 2 Mamosalato Morowali Utara.
2. Waktu Peneltian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2022 – Januari 2023
J. Metode Pengolahan
Pada tahap pengambilan data awal menggunakan wawancara dan kuesioner.
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan menggunakan software
statistik.
Menurut notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi :
1. Editing (Penyuntingan data)
Editing adalah upaya utnuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau di kumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Dalam penelitian ini Hasil
wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner disunting (edit) terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan dalam
tabel data obsevasi.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Data entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam
program atau “Software” komputer. Data yakni jawaban masing-masing
responden dalam bentuk kode (angka) dimasukkan dalam program atau
40
software computer. Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah
program SPSS statistic 24 for window.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini
disebut pembersihan data (data cleaning) (Nugroho, 2012).
5. Tabulating
Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian
atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel yang akan
ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai dengan kebutuhan analisis.
K. Analisa Data
Data yang telah di olah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan
bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis. Menganalisis
data tidak sekedar mendeskripsikanya dan menginterpresentasikan data yang
telah diolah. Tujuan dilakukan analisa data adalah memperoleh gambaran dari
hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian membuktikan
hipotesis-hipotesis penelitian yang merupakan konstribusi dalam
pengembangan ilmu yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012). Analisis data
yang akan dilakukan :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2014). Analisis
univariat dalam penelitian ini univariate pada penelitian ini adalah distribusi
frekuensi berdasarkan nomor responden (1-20), tanggal pengisian (diisi
pada kuesioner penelitian), jenis kelamin (diisi pada kuesioner penelitian),
umur responden (diisi pada kuesioner penelitian).
Analisis univarariat mengguanakan uji statsitik analitik presentase untuk
tiap-tiap variabel dengan rumus persentase. Menurut (budiarto, 2013).
41
dengan perhitungan rumus penentuan besarnya presentase sebagai
berikut:
Rumus : f
%= N X 100 %
Keterangan:
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua
variabel. Pada penelitian ini uji bivariat dilakukan untuk mengetahui
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan Abdominal
streching. Penelitian ini dianggap ada hubungan atau perbedaan bermakna
jika p-value < 0.05.
Analisa bivariat menggunakan uji T-Test jika data berdistribusi normal
dan menggunakan uji Mann Whitney jika data berdistribusi tidak normal,
dengan bantuan salah satu software dari komputer. Dasar pengambilan
keputusan penerimaan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu
sebagai berikut (Ghozali, 2011) :
a. Jika nilai sign p ≤ α (0,05), maka Ho ditolak, yang artinya ada
b. Jika nilai sign p ≥ α (0,05), maka Ho gagal tolak, yang artinya tidak
42
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo. & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta :
ANDI.
44
LAMPIRAN
45
INFORMED CONSENT
(...........................................)
46
KUESIONER PENGUKURAN NYERI PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 2
MAMOSALATO MOROWALI UTARA
( ……………………………………………………… )
48