Disusun Oleh:
1. Faticha Zakiya
2. Sri Wahyuningsih
3. Ika Widiastuti
4. Khaerudin Yeni Farida
5. Karwati
6. Grace Andita Dewi
A. Latar Belakang
Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa
berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu
sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014).
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menyita perhatian dunia. Hal ini disebabkan karena Angka
Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan dunia.
Terdapat berbagai komponen yang berpengaruh terhadap proses kematian ibu.
Yang paling dekat dengan kematian dan kesakitan ibu adalah kehamilan,
persalinan, atau komplikasinya, dan masa nifas. Karena seorang wanita harus
hamil atau bersalin terlebih dahulu sebelum dapat digolongkan dalam
kematian ibu. Pelayanan kebidanan meliputi pelayanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB. Seorang wanita yang telah melahirkan harus
mendapatkan pelayanan kontrasepsi untuk menunda/merencakan dan
mengakhiri kehamilan dikarenakan sebagai berikut: jarak yang aman untuk
persalinan adalah 2-4 tahun, kesuburan seorang wanita akan terus berlangsung
sampai mati haid, umur yang terbaik untuk hamil adalah 20-35 tahun dan
persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya (Saifuddin, 2014)
Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam
mengutarakan ide atau gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini
penting bagi pemimpin untuk dapat mendorong maju bawahan, memberikan
ataupun menerima bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama
Seorang pemimpin harus memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi
kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan gagasan dan menerima saran-
saran. Kepala ruang harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-
orang dengan berbagai ragam sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar
dengan penuh kemauan dan kesetiaan di bawah kepemimpinannya. Sebagai
seorang pemimpin, kepala ruang harus pandai mengadakan pendekatan
terhadap orang-orang dan menghargai pendapat-pendapat atau pandangan-
pandangan orang lain. Sedangkan kemampuan teknis diperlukan karena
dengan memiliki kemampuan ini seorang pemimpin akan lebih mudah
mengadakan koreksi bila terjadi kesalahan pelaksanaan tugas dari
bawahannya.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Halimatussakdiah (2016) tentang “Manajemen Persalinan Oleh Perawat Dan
Bidan Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Pemerintah Aceh” dengan hasil
penelitian menjelaskan bahwa bahwa sebagian besar fungsi manajemen dari
aspek perencanaan persalinan berada pada kategori efektif (66,7%),
pengorganisasian persalinan berada pada kategori efektif (72,7%),
penggerakan dan pelaksanaan persalinan berada pada kategori efektif (54,5%),
pengawasan dan pengendalian persalinan berada pada kategori efektif (63,6%)
dan fungsi manajemen persalinan berada pada kategori efektif sebanyak 19
responden (57,6%).
Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan pengelolan pelayanan
kebidanan sebagai kepala ruang di ruang bersalin (VK) di Rumah Sakit
Sebening Kasih Pati dalam menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan
yang berlaku tiap minggu.
C. Dasar Pemikiran
Kepala ruangan memerlukan suatu pemahaman tentang mengelola dan
memimpin orang lain, dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan aman, untuk kesembuhan pasien melalui pemberian asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang konsisten,
kontiniyu dan bermutu (Nursalam, 2014). Keselamatan pasien telah menjadi
isu dunia yang perlu mendapat perhatian bagi pelayanan kesehatan.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan, yang
memandang bahwa keselamatan merupakan hak setiap pasien dalam
menerima pelayanan Kesehatan. Keselamatan pasien merupakan suatu sistem
yang difokuskan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Fokus
tentang keselamatan pasien didorong oleh masih tingginya angka kejadian
tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit baik secara global maupun nasional
(Kemenkes, 2011). Tujuan dilakukannya proyek pengelolaan pelayanan
kebidanan di RS sebagai Karu VK adalah untuk mengurangi tingginya AKI di
rumah sakit Sebening Kasih Pati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil
1. Pengertian Kepala Ruang
Seorang tenaga Kebidanan profesional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan kebidanan di ruang
Instalasi Kamar Bersalin
2. Tanggung Jawab Kepala Ruang
a. Secara fungsional bertanggung Jawab kepada Sub Bidang Pelayanan
Kebidanan.
b. Secara operasional bertanggung Jawab kepada Kepala Instalasi
kamar bersalin ( Bidang Pelayanan Medik dan Kebidanan ).
3. Tugas Pokok Kepala Ruang
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan perawatan di
ruang Instalasi Kamar Bersalin
4. Uraian Tugas Kepala Ruang
a. Melaksanakan fungsi kebidanan meliputi :
1) Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu
tenaga kebidanan serta tenaga lainnya sesuai kebutuhan di Kamar
bersalin.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan yang berlaku
tiap minggu.
3) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan bidan.
4) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di Kamar Bersalin.
5) Menyusun program pengembangan staf di Kamar Bersalin.
6) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di
ruang perawatan Kamar bersalin.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksanaan meliputi :
1) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas
yang dibebankan.
2) Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan.
3) Memberi orientasi kepada siswa/pegawai baru.
4) Mengadakan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan alat-alat
maupun obat-obatan.
5) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
6) Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan yang
berprestasi baik.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi :
1) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
2) Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat
3) Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap pakai.
4) Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.
5. Wewenang Kepala Ruang
a. Memberikan penilaian kinerja staf Kamar Bersalin
b. Membuat prosedur pelayanan Kamar bersalin
c. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
d. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan
e. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan, dan mutu asuhan keperawatan di Ruang
Rawat Kebidanan/ Nifas.
f. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang Rawat.
g. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi Kebidanan dan
Penyakit kandungan dan Kepala Sub. Bidang Keperawatan untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
6. Hasil Kerja
a. Daftar Jaga Kamar Bersalin
b. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang dibutuhkan di
Kamar Bersalin
c. Standar Pelayanan Medik
d. Usulan yang berkaitan dengan Mutu Layanan
B. Tugas kepala ruang VK dalam menyusun dan mengatur daftar dinas
tenaga bidan yang berlaku tiap minggu
Saat menyusun jadwal dinas kepala ruang VK di rumah sakit biasanya
ditemukan sejumlah kendala dalam menentukan jumlah bidan pelaksana yang
pas dalam setiap shift, menentukan waktu shift yang proporsional serta
menentukan waktu libur dan cuti.
Beberapa cara dalam menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga
bidan di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1. Mengenali Jam Sibuk
Mengenali jam sibuk artinya mengetahui kondisi kerja yang terjadi
setiap harinya. Misal, pada siang hari, bidan lebih banyak melakukan
aktivitas fisik dalam melayani pasien, sedangkan pada malam hari
difokuskan pada pengawasan sembari harus selalu siap untuk keadaan
darurat.
2. Mengatur jadwal dengan adil
Konsep pergiliran pada shift kerja adalah sistem rotasi atau
perputaran. Pembagian antara shift pagi, siang dan malam harus adil.
Pembagian yang membuat tenaga bidan bekerja malam atau pagi secara
terus menerus tidak disarankan karena berisiko jangka panjang. Jika
tenaga bidan bekerja pada shift malam, sebaiknya tidak ditugaskan pada
shift pagi hari berikutnya.
3. Mengatur jadwal berdasarkan ketrampilan tenaga bidan
Setiap tenaga bidan memiliki kategori kompetensi masing-masing.
Mereka dapat dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk menerima
beban kerja yang sesuai dengan keahlian mereka. Bagaimanapun, tingkat
kepuasan kondisi bidan turut memengaruhi tingkat kepuasan pelayanan
rumah sakit.
4. Menyiapkan Backup Schedule
Selain menyusun shift normal, jangan lupa menyiapkan juga
jadwal cadangan untuk mengantisipasi ketidakhadiran tiba-tiba. Caranya
dengan membuat daftar bidan pengganti untuk hari-hari tertentu. Pastikan
sudah sesuai dengan kesediaan bidan.
5. Jadwal kerja dinas bidan di ruang VK di rumah sakit dalam bentuk
3 shift untuk 6 hari kerja per minggu.
Tenaga bidan di ruang VK dikelompokkan dalam 3 shift, dengan waktu
kerja 7 jam sehari (tidak termasuk istirahat 1 jam) dan 42 jam seminggu
(6 hari kerja). Kelebihan 2 jam kerja dapat dihitung sebagai jam lembur.
Pembagiannya meliputi : shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-23.00)
dan shift malam (23.00-07.00). Pembagian rentang waktu bisa
disesuaikan dengan kebijakan instansi masing-masing.
C. Tindak Lanjut
Rekomendasi untuk program berikutnya adalah melakukan peningkatan
penjaminan mutu di Rumah dengan cara meningkatkan pengelolaan
pelayanan kebidanan khususnya di ruang VK (bersalin)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara struktural, Kepala Ruang Ruang Bersalin/VK bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi Kebidanan dan Penyakit kandungan dan
berkoordinasi dengan Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Seksi Bidang
Pelayanan.
Dalam menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan yang berlaku
tiap minggu selaku kepala ruang di VK (kamar bersalin) di Rumah Sakit
Sebening Kasih Pati sudah dilakukan dengan baik karena sebagai kepala ruang
VK sudah menyiapkan Backup Schedule yang mana dapat digunakan dalam
mengantisipasi ketidakhadiran tiba-tiba bagi bidan pelaksana di ruang VK
sehingga tidak mempengaruhi kegiatan yang ada di ruang VK.
B. Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Kamar bersalin khususnya dan Rumah
Sakit Sebening Kasih Pati umumnya, diperlukan pembinaan/pengembangan
kompetensi tenaga dokter dan bidan Kamar bersalin. Pembinaan/ pengembangan
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Lampiran
CONTOH JADWAL DINAS TENAGA BIDAN DI RUANG VK