Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan
sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan persalinan dan nifas,
membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal
selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian dan merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian komunikasi terapeutik ?
b. Apa pengertian keperawatan maternitas ?
c. Apa tujuan komunikasi keperawatan ?
d. Bagaimana pendekatan pelayanan keperawatan maternitas ?
e. Bagaimana model konsep keperawatan maternitas ?
f. Apa paradigma keperawatan maternitas ?
g. Bagaimana trend & issue pelayanan keperawatan maternitas ?

1
1.3 Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik.
b. Mengetahui pengertian keperawatan maternitas.
c. Mengetahui tujuan komunikasi keperawatan.
d. Mengetahui pendekatan pelayanan keperawatan maternitas.
e. Mengetahui model konsep keperawatan maternitas.
f. Mengetahui paradigma keperawatan maternitas.
g. Mengetahui trend & issue pelayanan keperawatan maternitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk membrikan informasi yang
akurat dan membina hubungan saling percaya dengan klien sehingga klien akan merasa puas
dengan peleyanan keprawatan yang diterimanya.

Hubungan antara perawat dengan klien yang terapeutik bias terwujud dengan adanya
interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi tersebut harus dilakukan sesuai dengan
tahapan-tahapan baku interaksi terapeutik perawat dengan klien, tahapan iru adalah tahap
orientasi, tahap kerja dan terminasi (Stuart and Sunden,1998)

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48).

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling


memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in
adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan
ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien
menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).

Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus


direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai
karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam
latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).

2.2 Pengertian Keperawatan Maternitas


Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari
klien, keluarga , dan bayi baru lahir (May & Mahlmeister, 1990).

3
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana
perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa
prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal (Auvenshine & Enriquez, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi
sampai dengan enam minggu setelah melahirkan (Shane,et.al.,1990).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan
pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan,
melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan
keluarga sebagai sentra pelayanan (Reede, 1997).

2.3 Tujuan Komunikasi Keperawatan


Tujuan komunikasi keperawatan maternitas adalah menciptakan kepercayaan antara
perawat dengan klien dalam:

1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi
kehamilan
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
3. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

2.4 Pendekatan Pelayanan Keperawatan Maternitas


Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
a. Holistik
b. Penghargaan terhadap pasien
c. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
d. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
e. Proses keperawatan
f. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)

4
g. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan dasar klien;
Penyuluhan/konseling kesehatan.
2.5 Model Konsep Keperawatan Maternitas
1. Tradisional Care
Keperawatan maternitas yang dilakukan secara tradisional. Pada penggunaan konsep ini,
proses kelahiran ditangani oleh tenaga yang tidak terlatih.
Ciri-ciri dari TC adalah,
a. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
b. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
c. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
d. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
e. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
f. Kontak orang tua & anak kurang.
g. Pemberian susu bayi dibatasi.
h. Waktu berkunjung dibatasi.
i. Rooming-in dibatasi.
j. Tidak ada Follow-up ke rumah.
k. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
Contoh dari TC adalah pemisahan ruang rawat ibu dan bayi. Bayi mempunyai ruangan
khusus yang didalamnya terdapat bayi dari seluruh ibu yang telah melewati proses persalinan.
Ibu dan bayi hanya dipertemukan saat waktu pemberian ASI pada bayi tersebut tiba.
Penggunaan metode ini mengakibatkan kontak batiniah antara ibu dan anak tidak terlalu kuat.
2. FCMC (Family Centered Maternity Care)
Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan mampu
melaksanakan proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan calon ibu sampai
perawatan bayi dan masa nifas ibu pasca melahirkan.
a. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
b. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
c. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
d. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
e. Menetapkan peraturan yang flexibel.

5
f. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
g. Mengadakan kontak dini bayi dan orang tua.
h. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
i. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
j. Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
k. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
Contoh dari konsep FCMC adalah tindakan Kurtase dan metode kanguru.
Tindakan kurtase adalah tindakan yang dilakukan pada klien abortus yang dikarenakan
keabnormalan dari janin klien tersebut yang dapat membahayakan jiwa klien. Pada masa TC,
abortus hanya dilakukan oleh tenaga tidak terlatih, sehingga proses abortus hanya sebatas
mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan tanpa adanya usaha untuk membersihkan
seluruh sisa dari janin yang telah dikeluarkan. Proses kurtase ini baru digunakan dalam
konsep FCMC karena konsep kurtase ini membutuhkan tenaga ahli dan profesional serta
harus didukung oleh peralatan yang memadai.
Sedangkan metode kanguru adalah metode yang diterapkan pada bayi prematur.
Metode kanguru ini merupakan pengganti metode inkubator. Di beberapa negara maju di
dunia, lebih memilih menggunakan metode kanguru dibandingkan dengan metode inkubator.
Karena dengan metode kanguru, kontak batin antara ibu-anak akan lebih terbentuk
dibandingkan dengan menggunakan inkubator yang membuat ibu dan bayinya terpisah.
3. Model Konsep “Self Care Orem” :
a. Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu & bayi.
b. Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
c. Melihat dari kemampuan.
d. Berdasarkan kondisi.
4. Model Konsep “Adaptasi” :
a. Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
b. Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
c. Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan fisik,
psikologis, dan social.
5. Model Konsep “I King” :
a. Personal.

6
b. Interpersonal.
c. Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan informasi).
2.6 Paradigma Keperawatan Maternitas
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk
melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi
dalam profesi tersebut. Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.
1. Manusia
Manusia terdiri dari:
a. WUS
b. PUS
c. Perempuan dan Janin
d. Perempuan masa persalinan
e. Perempuan nifas hingga 6 minggu
f. Bayi sampai usia 40 hari
g. Keluarga
h. Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang.
2. Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan
social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan
semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan
mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
3. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana
perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang. Setiap
individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
4. Keperawatan Ibu

7
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada
wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya.
2.7 Trend & Issue Pelayanan Keperawatan Maternitas
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya
atau buktinya.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang rofesional. Keadaan ini memberikan
implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan
professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya,
memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan
malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18
persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73
juta anak.
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB

8
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004).
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab
komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun
pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus
gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara
lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik
TMA, 1997).
Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang
perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko
seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu
sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama
hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar
yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan
yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan
merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI,
Dirjen Yanmedik, 2005)
4. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3
juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati.
Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap
berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin,
seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari
infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah

9
dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi
seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan
b. Penemuan Teknologi Terbaru
1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang
dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di
badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari
jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu
akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan
menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa
nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan
lahir akan lebih cepat.
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas
seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal
dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan
sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin
dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan
ketepatan diagnosa.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu
kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa
lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat

10
menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil
farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek
antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,
glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid
menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan
tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat
tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat
ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari
apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat
keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu
berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis
masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian
rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai
perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat
akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa
peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan
adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk
memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari
keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat
mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang
utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang
sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua,
bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari
calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang
diwarisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.

12
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk
mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan
masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah
klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien
dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan
memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan
masyarakat.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat kita harus mengetahui bahwa keperawatan masih terbagi
lagi contoh nya keperawatan maternitas. Kita harus mampu menangani dan melayani seorang WUS
beseeta keluarganya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta.

Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.

Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.

http://hawiyahawi.blogspot.co.id/2012/06/keperawatan-maternitas.html

http://ppnigrhasiadiy.blogspot.co.id/2015/12/trend-dan-issue-keperawatan.html

https://tintahmerah.wordpress.com/2015/05/22/issue-dan-trens-keperawatan-maternitas/

https://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/komunikasi-terapeutik/

14

Anda mungkin juga menyukai