Anda di halaman 1dari 5

PAPER METODE PENELITIAN

CONTINUITY OF CARE

Dosen Pembimbing :
Lasiyati Yuswo Yani,SST.,M.Keb

Disusun Oleh :
Hilda Arianti (201802018)
Nanda Vicha Laila (201802025)
Al Izzah Filisyati (201802031)
Nadila Dwi Hardiyanti (201802034)
Nurul Aini (201802035)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2020
1. Continuity Of Care Dalam Pelayanan Kebidanan
Continuity Of care dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan yang
berkesinambungan. Continuity of care meliputi pelayanan terpadu untuk ibu dan anak dari
pra kehamilan hingga persalinan, periode postnatal, dan masa kanak-kanak. Asuhan
disediakan oleh keluarga dan masyarakat melalui layanan rawat jalan, klinik, dan fasilitas
kesehatan lainnya. (RMNCH, 2015). Continuity of care merupakan bagian dari filosofi
kebidanan, hal ini mempunyai arti bahwa wanita mengembangkan kemitraan dengan bidan
untuk menerima asuhan selama masa kehamilan, masa persalinan, dan masa nifas.
Continuity of care memastikan ibu dan bayi mendapatkan asuhan yang terbaik dari bidan
pada seluruh periode kehamilan dan melahirkan.
Continuity of care yang berkesinambungan yaitu bidan diakui sebagai seorang
profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan
wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan untuk melakukan
kelahiran merupakan tanggungjawab bidan dan untuk memberikan perawatan pada bayi
baru lahir (ICM, 2005).
Perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer
memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka. Bidan yang memenuhi syarat untuk
bekerja di model kesinambungan perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah
sakit umum dan swasta, layanan masyarakat, pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah
terpencil dan praktek swasta.
Kontinuitas pelayanan kebidanan dicapai ketika hubungan berkembang dari waktu
ke waktu antara seorang wanita dan sekelompok kecil tidak lebih dari empat bidan:
a. Pelayanan Kebidanan harus disediakan oleh kelompok kecil yang sama sebagai
pengasuh dari awal pelayanan (idealnya, pada awal kehamilan), selama semua
trimester, kelahiran dan enam minggu pertama pasca bersalin. Praktek kebidanan harus
memastikan ada 24-jam pada ketersediaan panggilan dari salah satu kelompok bidan
diketahui oleh wanita.
b. Sebuah filosofi yang konsisten perawatan dan pendekatan yang terkoordinasi untuk
praktek klinis harus dipelihara oleh pengasuh bekerja bersama, difasilitasi oleh reguler
pertemuan dan peer review. Salah satu kelompok bidan akan diidentifikasi sebagai
kesehatan profesional bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perawatan dan
mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab jika dia bukan pada call
c. Bidan kedua harus diidentifikasi sebagai bidan yang akan mengambil alih peran ini jika
bidan pertama tidak tersedia. Praktek harus memungkinkan kesempatan bagi
perempuan untuk bertemu bidan lain tepat untuk mengakomodasi keadaan ketika
mereka mungkin terlibat dalam perawatan. Bidan mengkoordinasikan perawatan wanita
dan bidan kedua harus membuat komitmen waktu yang diperlukan untuk
mengembangkan hubungan saling percaya dengan wanita selama kehamilan, untuk bisa
memberikan yang aman, perawatan individual, sepenuhnya mendorong kaum wanita
selama persalinan dan kelahiran dan untuk menyediakan perawatan yang komprehensif
untuk ibu dan bayi baru lahir selama periode postpartum.
d. Para bidan diidentifikasi sebagai bidan pertama dan kedua biasanya akan bertanggung
jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal dan postnatal, dan untuk
menghadiri kelahiran, dibantu :
a) Standar untuk kesinambungan pelayanan tidak membatasi jumlah bidan
yang dapat bekerja bersama dalam praktik.
b) Bidan dari praktik-praktik yang berbeda kadang-kadang dapat berbagi
pengasuhan klien
c) Hal ini konsisten dengan Indikasi Wajib Diskusi, Konsultasi dan Transfer
Care.

Hasil satu studi menemukan bahwa COC dapat mengurangi intervensi obstetric
selama persalinan dan tidak ada kematian ibu sesuai dengan tujuan MDGs 4 dan MDGs 5
yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Asuhan yang berkesinambungan
mengakui bahwa melahirkan yang aman sangat penting bagi kesehatan ibu, bayi baru lahir
dan anak.
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus,
yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua asuhan dari satu bidan atau
tim praktinya. Bidan dapat bekerja sama secara multidisiplin dalam melakukan konsultasi
dan rujukan dengan tenaga kesehatan lainnya.
Menurut WHO, dimensi pertama dari continuity of care yaitu dimulai saat pra
kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-hari awal dan tahun kehidupan.
Dimensi kedua dari continuity of care yaitu tempat pelayanan yang menghubungkan
berbagai tingkat pelayanan mulai dari rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan.
Upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Pelaksanaan asuhan yang berkesinambungan sesuai dengan siklus kehidupan dilakukan
mulai dari pasangan usia subur dan wanita usia subur yang merupakan asuhan pra
konsepsi; setelah menikah dan hamil dilakukan pelayanan selama kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir; pemberian pelayanan bagi bayi dan balita yang disebut program
1000 hari pertama kehidupan; serta pelayanan bagi anak-anak sekolah dasar (SD), remaja,
hingga lansia.
Continuity Of Care diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard
praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan.
Setiap bidan mempunyai komitmen sebagai berikut :
a. Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil
b. Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu
c. Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan
d. Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi
2. Ya, sangat penting dilakukan Continuity Of Care
3. Continuity Of Care sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab
dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan
baik selain itu mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal si pemberi asuhan. Maka dari itu bidan harus memberikan pelayanan
kebidanan yang berkesinambungan mulai dari ANC, INC, asuhan BBL, asuhan
postpartum, asuhan neonatus dan pelayanan KB yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Diana, Sulis. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity of Care. Surakarta: Kekata

Group

Yani, Lasiyati Yuswo. 2018. Metedeologi Penelitian Dasar Kebidanan. Mojokerto: Karya

Bina Sehat

Anda mungkin juga menyukai