Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CONTINUITY OF CARE

Disusun oleh:
1. Dame Rohana Tambunan (077)
2. Meli Amelia (053)
3. Vinny Aulia Rahcmawati (056)

KELAS Tk. IB
PROGRAM STUDI TEMA 3
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah tema 3 filsafat dengan judul CONTINUITY OF CARE
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak terutama Bapak/Ibu dosen yang membimbing
serta yang memberi saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan pengetahuan yang kami miliki
oleh kerena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
memasukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bandung,18 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
TEORI

1.1 Latar Belakang


Continuity of Care Februari 2007, College Australia Bidan berpendapat bahwa
adalah hak setiap wanita hamil memiliki akses ke kesinambungan perawatan oleh
bidan yang dikenal mulai dari kehamilan, persalinan dan periode pasca kelahiran
awal. Bidan adalah penyedia layanan utama yang paling tepat bagi ibu dan bayi
baru lahir yang sehat dan mampu merujuk untuk perawatan medis spesialis jika
diperlukan.
Definisi: Kontinuitas perawatan kebidanan berarti seorang wanita mampu
mengembangkan hubungan dengan bidan untuk bekerja dalam kemitraan untuk
penyediaan perawatannya selama kehamilan, kelahiran tenaga kerja dan periode
postnatal. Meskipun ada banyak cara dimana perawatan kebidanan dapat diatur,
bidan dapat berfungsi mandiri sebagai penyedia layanan kesehatan primer, dan
melakukannya dengan tujuan untuk personalisasi (individualising) peduli setiap
wanita, memberikan arahan kepada para profesional kesehatan lainnya jika
diperlukan. Model pelayanan kebidanan group praktek dan tim memberikan
kontinuitas perawatan harus bertujuan untuk memberi perempuan dengan akses ke
bidan utama mereka untuk sebagian besar perawatan mereka.
Alasan: Kontinuitas perawatan diketahui untuk mengurangi kebutuhan
menghilangkan rasa sakit farmakologi di tingkat kelahiran kerja dan bedah
(keduanya kelahiran vagina dan operasi caesar) seta meningkatkan tingkat
menyusui dan kepuasan ibu.
Definisi perawatan bidan yang berkesinambungan dinyatakan dalam bidan diakui
sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja

dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan dan periode


postpartum dan untuk melakukan kelahiran merupakan tanggungjawab bidan dan

untuk memberikan perawatan pada bayi baru lahir..." (definisi ICM tahun 2005)
Perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer
memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang keschatan mereka dan perawatan keschatan mereka. Bidan yang
memenuhi syarat untuk bekerja di model kesinambungan perawatan dalam
berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan swasta, layanan
masyarakat, pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah terpencil dan praktek
Continuity of Care
Kontinuitas pelayanan kebidanan dicapai ketika hubungan berkembang dari waktu
ke waktu antara seorang wanita dan sekelompok kecil tidak lebih dari empat
bidan:
a. Pelayanan Kebidanan harus disediakan oleh kelompok kecil yang sama sebagai
pengasuh dari awal pelayanan (idealnya, pada awal kehamilan), selama semua
trimester, kelahiran dan enam minggu pertama pasca bersalin. Praktek
kebidanan harus memastikan ada 24-jam pada ketersediaan panggilan dari salah
satu kelompok bidan diketahui oleh wanita.
b. Sebuah filosofi yang konsisten perawatan dan pendekatan yang terkoordinasi
untuk praktek klinis harus dipelihara oleh pengasuh bekerja bersama, difasilitasi

oleh reguler pertemuan dan peer review. Salah satu kelompok bidan akan
diidentifikasi sebagai keschatan profesional bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan perawatan dan mengidentifikasi siapa yang bertanggung
jawab jika dia bukan pada call
C. Bidan kedua harus diidentifikasi sebagai bidan yang akan mengambil alih
peran ini jika bidan pertama tidak tersedia. Praktek harus memungkinkan
kesempatan bagi perempuan untuk bertemu bidan lain tepat untuk
mengakomodasi keadaan ketika mereka mungkin terlibat dalam perawatan.
Bidan mengkoordinasikan perawatan wanita dan bidan kedua harus membuat
komitmen waktu yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan saling
percaya dengan wanita selama kehamilan, untuk bisa memberikan yang aman,
perawatan individual, sepenuhnya mendorong kaum wanita selama persalinan dan
kelahiran dan untuk menvediakan verawatan vang kombrehensif untuk ibu dan
bayi baru lahir selama periode postpartum.
d. Para bidan diidentifikasi sebagai bidan pertama dan kedua biasanya akan
bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal dan
postnatal, dan untuk menghadiri kelahiran, dibantu :
1. Standar untuk kesinambungan pelayanan tidak membatasi jumlah bidan
yang dapat bekerja bersama dalam praktek.
2. Bidan dari praktek-praktek yang berbeda kadang-kadang dapat berbagi
pengasuhan klien
3. Hal ini konsisten dengan Indikasi Wajib Diskusi, Konsultasi dan Transfer Care.
Page 1 of 2 College of Bidan Ontario Kontinuitas Perawatan / Januari 1994
Kesinambungan perawatan' Istilah dapat merujuk kepada salah satu situasi
berikut:
a. Wanita melihat penyedia layanan yang sama di berbagai tahap kehamilan,
intrapartum dan seusai lahir.
b. Perempuan memiliki satu-ke-satu perawatan dari seorang praktisi tunggal
selama kehamilan dan persalinan.
c. Perempuan dirawat oleh sejumlah kecil penyedia layanan bekerja bersama
sebagai sebuah tim dengan filosofi bersama dan pedoman untuk latihan.
Perawatan Kebidanan ini mengacu pada model di mana bidan memberikan
perawatan semua atau sebagian antenatal. Ini memungkinkan penekanan pada
perawatan berkesinambungan. Kebidanan dipimpin model perawatan termasuk
klinik bidan, kebidanan dan perawatan kelahiran tim pusat. 'Standar atau
perawatan konvensional' mengacu pada rumah sakit klinik antenatal di mana

perempuan melihat dokter atau bidan yang tersedia pada saat pengangkatannya.
Para dokter dan bidan mungkin dalam pelatihan. Perempuan mungkin melihat
penyedia layanan yang sama setiap kunjungan jika rumah sakit tertentu beroperasi
dengan cara ini. Demikian juga, perempuan dapat dialokasikan untuk unit tertentu
atau tim.

Continuity of Care:
a.Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard praktik yang sama
filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan
b.Setiap bidan mempunyai komitmen sebagai berikut :
1.Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil
2.Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu
3.Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan
4. Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi

TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN KEHAMILAN


1. Bidan/midwives
2. Dokter umum
3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
4. Team/ antara dokter dan bidan

TIPE PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN


1. Independent Midwive/ BPS
Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang
asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan
kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan "bisa diberikan" dalam
wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan
komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada system
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
2. Obstetrician and Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan
meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi
dan mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Public Health Center/ Puskemas
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum.
Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan
pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi.
4. Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup
pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan
pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang
lebih tinggi tipenya.
5. Rumah Bersalin
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai
konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang
disesuaikan dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system
pelayanan yang lebih tinggi.

Konsep dasar asuhan kehamilan


Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986
cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang
dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam
memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi
asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis.
Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan
intervensi. Bidan harus memfashtasi proses alamiah dan kehamilan dan
menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti
manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care). Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari scoring
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik
selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family
centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan
yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak
hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat
penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu
hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat
dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry,
Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan

kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai
penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk
memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh penget ahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya.
Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan
merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat
informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar.
Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang
dilakukan bidan.

PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN


1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan schat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu
serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai
bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak
didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan &

pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan


menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak
mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu
keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi
yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan,
maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya.
Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa
yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan
ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus
melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan
bukti 1lmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan
pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan
menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan
kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas,
berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini
(praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN


Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian
maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu &
perkembangan bayi yang normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

HAK-HAK IBU DALAM LAYANAN ANC


Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :
1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus
diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap system
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara
pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap
pelaksanaan prosedur.
5. Menerima layanan senyaman mungkin.
6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM


ASUHAN KEHAMILAN
1. Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:
2. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi
Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan,
baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi
dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
5.Membantu mempersiapkan
1bu untuk memnyususi bavi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga
kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.

BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Model Praktik Continuity Of Care bertujuan untuk memberikan pelayanan
kebidanan secara berkesinambungan kepada ibu selama kehamilan awal, semua
trimester, persalinan, dan pasca persalinan. Dapat dilakukan oleh bidan tunggal
ataupun bidan dalam satu team kecil. Sangat memungkinkan bag ibu untuk
merasa lebih nyaman karena perawatan diberikan oleh bidan yang sudah dikenal
oleh ibu sehingga ibu akan lebih terbuka menyampaikan keluhan yang ada atau
bertanya tentang kesehatannya. Hal ini memudahkan bidan / team bidan untuk
memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan sangat baik sehingga tercapailah
tujuan pelayanan kebidanan yang aman sehingga mengurangi angka morbiditas
dan mortalitas ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai