Anda di halaman 1dari 9

Topik 1: Kehamilan Standar International Confederation Of Midwives (ICM)

Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubungan perubahan-perubahan terjadi


begitu cepat, maka bidan harus terus memperbaharui keterampilan serta harus meningkatkan
serta harus meningkatkan pengetahuanya menjadikan bidan praktek harus kompeten dalam
pengetahuan dan keterampilan yang di haruskan, agar bisa menjadi seorang praktis yang
aman saat ia memulai pekerjanya.Akan tetapi, tugas belajarnya tersebut barulah merupakan
permulaan. Saat pengetahuan dan ketrampilan bertambah maka adanya memulai
pengabdianya, ia akan tumbuh dalam memainkan peran dan tanggung jawabnya sebagai
seorang bidan profesional.

Beberapa dari tanggung jawab bidan ini adalah:

1. Menjaga agar pengetahuanya tetap up to data, terus mengembangkan pengetahuan,


keterampilan kemahiranya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran
seorang bidan.

2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya dalam


kliniknya.

3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan
tersebut.

4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa hormat dan
martabat.

5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem perujukan yang optimal.

6. Kegiatan membantu mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan yang
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.

7. Bekerja sama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses mutu.

8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi hidup
mereka serta menghilangkan praktek-praktek Kultur yang sudah terbukti merugikan
kaum wanita.

Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.(H. Farrer,
1999 : 33)

b. Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal
yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Sarwono,
1999)

c. Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan
oleh sperma.(Zr. Dra. Christina, 1996 : 63)

  Pendidikan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan pada waktu:


1. Pengawasan hamil di Puskesmas atau pondok bersalin desa dan praktik bidan swasta.
2. Saat menyelenggarakan Posyandu.
3. Melalui pertemuan berkala atau kursus pada PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga).
4. Pada saat memberi penyuluhan khusus.
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah.

Peran bidan dalam memberikan dukungan antara lain: melalui kelas antenatal, memberikan
kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah untuk konsultasi, meyakinkan bahwa ibu
dapat menghadapi perubahan selama kehamilan, membagi pengalaman yang pernah
dirasakan sendiri, dan memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu dalam menghadapi
kehamilannya.

Topik 2 : Peran Bidan di Pelayanan Kesehatan Primer Termasuk Lingkup Praktik


Bidan
 
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta
menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan  baik. Sebagai seorang bidan
janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya karena tugas seorang bidan adalah
membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib memberikan hak kepada ibu bidan
yang telah menolong persalinan ibu melahirkan. Kegiatan pelayanan kesehatan diberikan
dalam bentuk upaya pelayanan yang berjenjang meliputi pencegahan penyakit
(promotif), peningkatan kesehatan (preventif), pengobatan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Adapun bentuk dari pelayanan kesehatan terdiri dari
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.  
2
Peran bidan di komunitas:

1.Peran pelaksana
Asuhan/pelayanan kebidanan Dalam peran ini mencakup tugas mandiri, kolaborasi/kerja
sama, dan rujukan. Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana  pelayanan
kebidanan.
 Pelayanan Mandiri/Primer

Layanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan sesuai dengan kewenangannya.

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan


2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai
klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien /
keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana
8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium serta menopause
9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan pelaporan
asuhan.

 Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.

3
4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga.
7. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama
klien dan keluarga.

 Tugas ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

1. Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan


fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan
dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
keluarga.
6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
klien/keluarga.

4
Topik 3 : Persalinan Standar International Confederation Of Midwives (ICM)

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita.
Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum adanya
pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses
persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk,
2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny,
2013).

Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal antara lain,
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang baik ketika persalinan
(Reeves, 2010). Faktor lain yang dapat mengurangi angka kematian maternal yaitu akses ke
tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye,
2013).Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari
tahun ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait komplikasi saat
persalinan antara lain kelainan letak/presentasi janin, partus macet/distosia, perdarahan pasca
persalinan, infeksi berat/sepsis, placenta previa, Intra Uterine Fetal Death (IUFD).

Tata laksanan ideal persalinan memerlukan dua sudut pandang yang berbeda.
Pertama, persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian besar
perempuan mengalaminya tanpa komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum yang muncul
secara cepat dan tiba-tiba harus diantisipasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan persalinan, yaitu (Sumarah,
2009):

1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. persalinan.
3. Power (kekuatan ) adalah kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti posisi
berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.

5
5. Psikologis dimana tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia
tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya.

Tanda-tanda Melahirkan

 Merasakan kontraksi palsu


Kontraksi ini biasa disebut Braxton Hicks atau terjadi pengencangan perut yang
datang dan pergi. Namun kontraksi palsu ini tidak sekuat kontraksi asli yang terjadi
saat melahirkan. Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Berbeda
dengan kontraksi sungguhan, kontraksi Braxton Hicks dapat hilang ketika Anda
berpindah posisi atau rileks. Kontraksi ini akan Anda rasakan sebelum mengalami
kontraksi sungguhan. Perbedaan kontraksi asli dan palsu lainnya, yaitu kontraksi
Braxton Hicks hanya terasa di daerah perut atau panggul, sementara kontraksi
sungguhan biasanya terasa di bagian bawah punggung kemudian berpindah ke bagian
depan perut. Selain itu, untuk menentukan kontraksi asli atau palsu, bisa dilakukan
pemeriksaan oleh dokter atau bidan, misalnya dengan cardiotocography.
 Rasa sakit atau nyeri
Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut atau kram layaknya sedang mengalami
masa pramenstruasi. Terkadang, rasa nyeri ini juga bisa menyerupai rasa mulas saat
hamil
 Air ketuban pecah
Tanda melahirkan paling umum yang diketahui oleh kebanyakan orang adalah
pecahnya air ketuban. Kebanyakan wanita lebih dulu merasakan kontraksi sebelum air
ketuban pecah, tapi ada juga yang mengawalinya dengan pecahnya ketuban. Ketika
hal ini terjadi, biasanya persalinan akan menyusul dengan segera. Namun bahayanya,
jika air ketuban sudah pecah, tapi Anda tidak juga mengalami kontraksi, maka bayi
Anda akan lebih mudah terserang infeksi. Hal itu dikarenakan cairan yang selalu
melindungi bayi dari kuman selama berada di kandungan ini telah habis. Jika hal ini
terjadi, proses induksi mungkin akan dilakukan untuk menjaga keselamatan bayi
Anda.
 Sulit untuk tidur
Tidur malam yang terganggu dan perasaan gelisah bisa menjadi tanda-tanda
melahirkan. Usahakan untuk tidur atau beristirahat di siang hari, karena Anda
membutuhkan tenaga ketika persalinan berlangsung.
 Frekuensi buang air kecil meningkat
Beberapa pekan atau jam sebelum persalinan, bayi akan turun ke rongga panggul

6
Anda. Kondisi ini membuat rahim menekan kandung kemih, sehingga frekuensi
buang air kecil menjadi makin meningkat dibandingkan biasanya.
 Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina
Selama hamil, serviks Anda ditutupi oleh lendir yang kental. Namun ketika mendekati
persalinan, serviks Anda akan membesar dan membuat jalan agar lendir itu keluar
melalui vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit berdarah. Namun
lendir bercampur darah tidak selalu menjadi tanda awal bahwa Anda akan melahirkan.
Lendir ini bisa keluar juga ketika Anda berhubungan seks saat hamil.
 Perubahan pada serviks
Jaringan pada serviks Anda akan melunak atau menjadi elastis. Jika Anda sudah
pernah melahirkan, serviks Anda akan lebih mudah terbuka sekitar satu atau dua
sentimeter sebelum persalinan dimulai. Namun jika Anda baru pertama kali
mengalami masa-masa ini, pembukaan serviks sebesar satu sentimeter tidak bisa
menjadi jaminan Anda akan segera melahirkan.

Berikut empat fase (kala) persalinan normal:

* Kala 1 Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin.

Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :

1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.

2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam
jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30
detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-
90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban
secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan
sebagai ketuban pecah dini.

Kala 2 Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu
sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir
lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang
lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit. Refleks mengejan juga terjadi akibat
rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga

7
mengejan dan kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.

* Kala 3 Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini
biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun.
Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.

* Kala 4 Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh
ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik
dan tidak boleh ada gumpalan darah. Logo Parapuan Artikel ini merupakan bagian dari
Parapuan. Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

8
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubungan perubahan-perubahan


terjadi begitu cepat, maka bidan harus terus memperbaharui keterampilan serta harus
meningkatkan serta harus meningkatkan pengetahuanya menjadikan bidan praktek harus
kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan yang di haruskan, agar bisa menjadi seorang
praktis yang aman saat ia memulai pekerjanya.Akan tetapi, tugas belajarnya tersebut barulah
merupakan permulaan. Saat pengetahuan dan ketrampilan bertambah maka adanya memulai
pengabdianya, ia akan tumbuh dalam memainkan peran dan tanggung jawabnya sebagai
seorang bidan profesional. Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau
kaya karena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib
memberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu melahirkan. Kegiatan
pelayanan kesehatan diberikan dalam bentuk upaya pelayanan yang berjenjang meliputi
pencegahan penyakit (promotif), peningkatan kesehatan (preventif), pengobatan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Adapun bentuk dari pelayanan kesehatan
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.  

Saran

Diharapkan kepada petugas kesehatan melakukan pelayanan dan penyuluhan kesehatan, sebagai
berikut :
1. Petugas kesehatan : memberikan penyuluhan ibu hamil harus ANC (ante natal care), tidak
hanya pada ibu hamil yang bersangkutan saja namun keluarga juga harus dapat mengambil
keputusan secara cepat dan tepat terhadap ibu hamil
2. Tetap melakukan kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya
pada ibu hamil supaya mengonsumsi makanan makanan bernutrisi sehingga persalinan
diharapkan lancar.
3. Mengonsumsi vitamin C lebih banyak dan minum suplemen.

Anda mungkin juga menyukai