3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan
tersebut.
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa hormat dan
martabat.
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem perujukan yang optimal.
6. Kegiatan membantu mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan yang
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.
8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi hidup
mereka serta menghilangkan praktek-praktek Kultur yang sudah terbukti merugikan
kaum wanita.
Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.(H. Farrer,
1999 : 33)
b. Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal
yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Sarwono,
1999)
c. Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan
oleh sperma.(Zr. Dra. Christina, 1996 : 63)
Peran bidan dalam memberikan dukungan antara lain: melalui kelas antenatal, memberikan
kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah untuk konsultasi, meyakinkan bahwa ibu
dapat menghadapi perubahan selama kehamilan, membagi pengalaman yang pernah
dirasakan sendiri, dan memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu dalam menghadapi
kehamilannya.
1.Peran pelaksana
Asuhan/pelayanan kebidanan Dalam peran ini mencakup tugas mandiri, kolaborasi/kerja
sama, dan rujukan. Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan
kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan.
Pelayanan Mandiri/Primer
Layanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan sesuai dengan kewenangannya.
Tugas Kolaborasi
3
4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
5. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga
6. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga.
7. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama
dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama
klien dan keluarga.
Tugas ketergantungan
4
Topik 3 : Persalinan Standar International Confederation Of Midwives (ICM)
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita.
Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum adanya
pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses
persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk,
2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny,
2013).
Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal antara lain,
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang baik ketika persalinan
(Reeves, 2010). Faktor lain yang dapat mengurangi angka kematian maternal yaitu akses ke
tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye,
2013).Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari
tahun ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait komplikasi saat
persalinan antara lain kelainan letak/presentasi janin, partus macet/distosia, perdarahan pasca
persalinan, infeksi berat/sepsis, placenta previa, Intra Uterine Fetal Death (IUFD).
Tata laksanan ideal persalinan memerlukan dua sudut pandang yang berbeda.
Pertama, persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian besar
perempuan mengalaminya tanpa komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum yang muncul
secara cepat dan tiba-tiba harus diantisipasi.
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. persalinan.
3. Power (kekuatan ) adalah kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti posisi
berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.
5
5. Psikologis dimana tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia
tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya.
Tanda-tanda Melahirkan
6
Anda. Kondisi ini membuat rahim menekan kandung kemih, sehingga frekuensi
buang air kecil menjadi makin meningkat dibandingkan biasanya.
Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina
Selama hamil, serviks Anda ditutupi oleh lendir yang kental. Namun ketika mendekati
persalinan, serviks Anda akan membesar dan membuat jalan agar lendir itu keluar
melalui vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit berdarah. Namun
lendir bercampur darah tidak selalu menjadi tanda awal bahwa Anda akan melahirkan.
Lendir ini bisa keluar juga ketika Anda berhubungan seks saat hamil.
Perubahan pada serviks
Jaringan pada serviks Anda akan melunak atau menjadi elastis. Jika Anda sudah
pernah melahirkan, serviks Anda akan lebih mudah terbuka sekitar satu atau dua
sentimeter sebelum persalinan dimulai. Namun jika Anda baru pertama kali
mengalami masa-masa ini, pembukaan serviks sebesar satu sentimeter tidak bisa
menjadi jaminan Anda akan segera melahirkan.
* Kala 1 Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin.
1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam
jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30
detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-
90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban
secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan
sebagai ketuban pecah dini.
Kala 2 Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu
sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir
lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang
lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit. Refleks mengejan juga terjadi akibat
rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga
7
mengejan dan kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
* Kala 3 Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini
biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun.
Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
* Kala 4 Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh
ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik
dan tidak boleh ada gumpalan darah. Logo Parapuan Artikel ini merupakan bagian dari
Parapuan. Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Diharapkan kepada petugas kesehatan melakukan pelayanan dan penyuluhan kesehatan, sebagai
berikut :
1. Petugas kesehatan : memberikan penyuluhan ibu hamil harus ANC (ante natal care), tidak
hanya pada ibu hamil yang bersangkutan saja namun keluarga juga harus dapat mengambil
keputusan secara cepat dan tepat terhadap ibu hamil
2. Tetap melakukan kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya
pada ibu hamil supaya mengonsumsi makanan makanan bernutrisi sehingga persalinan
diharapkan lancar.
3. Mengonsumsi vitamin C lebih banyak dan minum suplemen.