HANDOUT
Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi
komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses
kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan
kultural. .
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga
dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya,
perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah
komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh.
http://bidanshop.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-asuhan-kehamilan.html:
1.Varney. Varney midwifery. Jakarta;1997 .
2.Pusdiknakes;WHO;JHPIEGO. Buku asuhan antenatal; 2001 .
3. Saifudin, abdul bari dkk. Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta;2002.
4.Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Konsep asuhan kebidanan. Jakarta;2001
5.Neil, W.R. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001.
TUJUAN ASUHAN
Memantau kemajuan kehamilan memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
Membangun kepercayaan antara keluarga dan tenaga kesehatan dan menganjurkan mereka untuk berpartisipasi
memilih dan membuat informed choise tentang asuhan yang mereka dapatkan.
Deteksi dini adanya ketidaknormalan dan menyediakan penatalaksanaan atau pengobatan yang dibutuhkan.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat baik ibu maupun bayinya
Mempersiapkan masa nifas agar normal ASI eklusif
Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir (menjadi orang tua)
Tujuan Pokok Pengawasan Antenatal : Menyiapkan ibu sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka saat post partum sehat dan normal, tidak
hanya fisik tetapi juga mental.
STANDAR PEL. ANTENATAL
Terdapat 6 standar dalam pel.Antenatal:
Timbang BB
Ukur TD
Ukur TFU
Imunisasi TT
Pemberian Tablet Besi
Test PMS
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukkan
1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta
melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian
besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah
(evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman
mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada
kondisi tertentu.Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga.Untuk dapat mengambil suatu
keputusan mereka memerlukan informasi.Bidan harus memberikan informasi yang akurat
tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan
sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam
membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem
nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan
ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan
intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan
pertimbangan yang matang.Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi
tanggungan bidan.Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan
atas kebutuhan bidan.Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta
berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional
bidan.
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan
bahwa :
1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan
ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire)
membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya,
dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami
komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang
didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong
dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin,
2000 : 22).
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah
mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa
yang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko : adalah bahwa setiap bumil
beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap bumil harus
mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC
perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh
setiap wanita hamil.
Isi Refocusing ANC
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan
yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan
esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang
aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali
masalah dan merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi
dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi,
transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan
diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang
untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC,
IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di
RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi
abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah
mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
Dalam pelayanan/asuhan kehamilan standar minimal yang harus dilaksanakan termasuk 7T yaitu :
1. Timbang Berat Badan
Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainanyang tidak diinginkan ibu hamil tersebut. Kekurangan
makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, dan sebagainya. Sedangkan makan
secara berlebihan karena adanya salah persepsi bahwa ibu hamil makan untuk dua orang dapat pula mengakibatkan
komplikasi antara lain preeklamsi, bayi terlalu besar, dan sebagainya. Kenaikan BB wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg
(anjuran kenaikan BB disesuaikan dengan Indeks Masa Tubuh).
Bila BB naik lebih dari semestinya anjurkan untuk mengurangi karbohidrat, lemak, jangan dikurangi apalagi sayur
mayor dan buah-buahan. Bila BB tetap saja atau menurun, semua makanan dianjurkan terutama mengandung protein
dan besi.