Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

DI SUSUN OLEH :

OSI HENDANA

1.A KEBIDANAN

PO72242212040

DOSEN PENGAMPU :

IBU DEWI MEY LESTANTI M, SST.,M.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG

PRODI DIII KEBIDANAN

2022
FILOSIFI KEBIDANAN

Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan
yang mendasari bidan untuk berperilaku dalam memberikan asuhan kehamilan. Pada
prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut :

 Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
 Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial yang
berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga
berbeda dan tidak boleh disamakan
 Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan
dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau konseling,
maupun dengan upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan
tablet tambah darah.
 Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan di
mana mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan).
 Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan
teknologidilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan profesi lain
untukmemberdayakan perempuan.

LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN

Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan indenifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah
adanya komplikasi kehamilan

POKOK ASUHAN KEHAMILAN

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.Sebagai
bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi
proseskehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar
wanita. Tidak perlumelakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah
(evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu,
bidan harus memberdayakan ibu(dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan &
pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatanagar dapat merawat dan menolong
diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyakmengkritik.
3. Otonomi Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu
keputusan merekamemerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang
akurat tentang resiko dan manfaat darisemua prosedur, obat-obatan, maupun
test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untukmenyetujuinya. Bidan juga harus
membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yangterbaik bagi ibu &
bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga
4. Tidak membahayakanIntervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik,
bukan sebagai rutinitas sebab test-testrutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yangterampil harus tahu kapan ia
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah amanberdasarkan
bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yangmatang. Akibat yang timbul dari tindakan yang
dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yangdiberikan harus berdasarkan
kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yangberkualitas,
berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek
terbaik)menjadi tanggung jawab semua profesional bidan

Anda mungkin juga menyukai