KELOMPOK 4
SOAL:
Buatkan tinjauan teori dan asuhan yang berkaitan dengan bidan sebagai care provider di komunitas di
bawah ini. (dikerjakan sesuai dengan pembagian tugas)
JAWABAN:
1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga
kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
2. Tujuan Khusus
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi.
Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif.
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T”, meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilogram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil
0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai
adanya preeklampsia.
Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak
ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau
ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut
adalah dengan:
care:
1) Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
2) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3) Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4) Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5) Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
2.1.2 Tujuan
Menurut Bahiyatun (2010), tujuan asuhan nifas adalah sebagai berikut :
1. Memulihkan kesehatan umum ibu nifas
Ibu mengalami persalinan yang sangat melelahkan disertai dengan pengeluran darah.
Disamping itu, ibu masih harus memberikan ASI-nya kepada bayinya. Hal ini perlu dilakukan
upaya pemulihan kesehatan umum ibu, yang akan membawapengaruh positif bagi bayi
juga.
2. Mempertahankan kesehatan psikologinya
Ibu nifas yang mengalami kesakitan saat persalinan maupun masa nifas serta adanya peran
baru sebagai ibu., sangat membutuhkan upaya pemulihan kesehatan psikologisnya. Tidak
sedikit ibu yang merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik bagi banyinya. Bidan
memberikan asuhan untuk menjamin kesehatan psikologis ibu nifas.
3. Mencegah infeksi dan komplikasinya
Ibu nifas mempunyai resiko yang cukup besar untuk mengalami infeksi dan komplikasi.
Bidan memberikan asuham berupa tindakan perawatan serta pemberian pendidikan
kesehatan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
4. Memperlancar pembentukan ASI
Berkaitan dengan peran baru ibu, ibu dituntut untuk dapat memberikan ASInya dengan
baik yang salah satunya harus diimbangi dengan produktivitas ASI yang cukup. Bidan
mempunyai peran besar untuk mendukung pemberian ASI.
5. Mengajarkan cara perawatan mandiri ibu dan bayi sampai nifas selesai
Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang cara perawatan ibu dan bayi
sehingga komplikasi masa nifas dapat dicegah.
6. Memberikan pelayanan KB (Anggraini 2010:3)
Masa nifas selesai akan bersambung dengan masa subur ibu. Ibu perlu waktu yang cukup
untuk pulih secara fisik dan psikis serta untuk merawat maupun memberikan kasih
sayangkepada bayi.bidan memberikan asuhan agar ibu dapat mengatur kehamilan
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
b) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini
dapat meliputi:
a) Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
b) Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar
lingkungan rumah klien.
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi
karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu
sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang
sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia.
Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca persalinan
keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan,
karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca
persalinan. Tujuan dari dilakukannya kunjungan pertama masa nifas adalah ; Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, dan
menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Kunjungan pertama meliputi :
a. ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara eksklusif, cara menyatukan
mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui cara memeras ASI
dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk mencegah nyeri putting
dan perawatan putting susu.
b. Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya, adakah
tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu: nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak
keras dan TFU menaik,kaji pasien apakah bisa memasase uterus dan ajari cara memasase
uterus agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak ada darah
berlebihan.
c. Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan pada pasien
mengenai involusi uterus.
d. Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang proses
tersebut.
e. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
f. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi
dan rencana menghadapi keadaan darurat.
2) Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca persalinan dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Kunjungan kedua meliputi :
a) Diet
Bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :
- Kalori
kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-800 Kkal jika laktasi
berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun yang berarti
jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk bayi.
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti : daging sapi, ayam,
buah-buahan.
- Protein
Selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas kebutuhan normal yaitu
50gram/hari. Dasar ketentuannya adalah setiap 100 ml ASI mengandung 1,2 gram protein,
dengan demikian 830 ml ASI mengandung 10gram protein. Contoh makanan yang
mengandung protein yaitu : Ikan salmon, telur, kentang, daging, kacang-kacangan”produk
kedelai, tahu, tempe, buncis dan lain-lain. Makanan diatas mengandung banyak protein
yang berguna untuk penambahan berat badan bayi melalui ASI yang diminum oleh bayi.
- Asam Lemak
Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam ikan kakap dan
tongkol, Asam ini diubah menjadi DHA yang dikeluarkan melalui ASI berfungsi sebagai
nutrisi pematangan sel otak bayi.
- Kalsium
Banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan yang dikeluarkan melalui ASI
berfungsi membantu perkembangan tulang bayi. Kebutuhan kalsium perhari selama masa
laktasi adalan 0,5-1gram/hari
- Zat Besi
Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti bayam, daun ubi kayu, daun katuk
yang berfungsi untuk mencegah anemia pada ibu dimasa menyusui dan memperlancar
produksi ASI, dibutuhkan 20gram zat besi/hari.
- Asam folat
Banyak terkandung pada jeruk, alpukat, asparagus, roti gandum yang berfungsi untuk
membantu perkembangan/pertumbuhan otak bayi melalui ASI yang diminumnya.
- Vit. C
Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning kemerahan seperti wortel,
tomat, jeruk, mangga,sirsak, apel yang berfungsi sebagai anti oksidan dan dapat membantu
perkembangan otak bayi serta sebagai pembantu absorbsi zat besi didalam tubuh.
- Cairan dan mineral
Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu sebanyak 3 liter/hari dengan asumsi 1 liter
setiap 8jam dalam beberapa kali minum terutama setelah selesai menyusui.
Selama menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak sayuran dan buahan
yang mengandung serat seperti : papaya, pisang, bayam, kangkung dll agar ibu terhindar
dari konstipasi dan berguna untuk menambah produksi ASI ibu.
b) Kebersihan atau perawatan diri sendiri
Bidan menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri, terutama putting susu dan
perineum karena sangat sering terjadi infeksi pada bagian perineum jika hyginie ibu kurang
dan terjadi lecet pada putting sehingga bisa menyebabkan peradangan pada putting susu
jika ibu tidak dapat merawat putting susu nya dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum dirumah :
- Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi maupun ibu dengan
tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan alergi kulit pada bayi.
- Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air bersih,
ajarkan ibu cara membersihkan nya dengan cara dibersihkan dari vulva terlebih dahulu
dari arah depan kebelakang dengan hati-hati.
- Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta membersihkan
kembali daerah genetalia pada saat mengganti pembalut.
- Ajarkan ibu untuk mencui tangan den gaan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia nya.
- Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan iu untuk tidak menyentuh daerah
luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.
c) Senam
Bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung pada kondisi
ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk mengembalikan kekencangan otot-
otot abdomen dan otot panggul serta membantu memperlancar peredaran darah ibu
dan lebih menyehatkan ibu selama masa nifas.
d) Kebutuhan akan istirahat
Bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur, meminta
bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah tangga.
e) Pengkajian adanya tanda-tanda post partum blues
Bidan melakukan pengkajian seperti ; ibu tidak peduli dengan bayinya, ibu menyendiri,
terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu kehilangan nafsu makan, status
emosional ibu tidak stabil, perasaan takut dan lelah.
f) Keluarga berencana
Bidan melakukan pembicaran awal kepada ibu mengenai tentang kembalinya masa
subur dan melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan
pengendalian kehamilan dan penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode
Amenorea Laktasi selama 6 bulan post partum.
g) Tanda-tanda bahaya
Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda
bahaya seperti ; perdarahan abnormal, sakit kepala berat, pandangan kabur, kaku
kuduk, nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran lochea yang abnormal, oedema
pada kaki/tangan, demam, muntah serta rasa sakit saat BAK & BAB, payudaraa
bengkak, anoreksia dalam waktu yang lama, merasa letih dan nafas sesak, kejang.
misalnya pada ibu dengan riwayat pre-eklampsi atau resiko eklampsia memerlukan
penekanan pada tanda-tanda bahaya dari pre-eklampsi atau eklampsia.
Pada kunjungan 2 minggu post partum dimana untuk teknis pemeriksaannya sama
persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Pada kunjungan ini fokus yang
dilakukan adalah menilai sejauh mana seorang ibu dapat melewati perubahan dan
tanggung jawab baru sebagai orang tua. Pada kunjungan ini bidan mengobservasi interaksi
ibu dan bayinya dan respoinsivitasnya terhadap kebutuhan bayi. Setiap kontak dengan ibu
merupakan kesempatan untuk berbagi mengenai perkembangan bayi, mendiskusikan
tentang keamanan, stimulasi bayi, dan keterampilan sebagai orang tua serta
mendiskusikan tentang imunisasi pada kunjungan ini merupakan waktu yang efektif untuk
memotivasi ibu menyusui dan mengatasi setiap masalah menyusui.
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari
ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul masa nifas. Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi
wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi kadang harus menemui kenyataan
bahwa tak semua menganggap seperti itu karena ada juga wanita yang mengalami depresi
setelah melahirkan.
Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologi yang dikenal dengan postpartum blues.
Dikomunitas sebaiknya dibentuk postpartum group yaitu kelompok ibu-ibu nifas. Dalam
postpartum group para ibu nifas bisa saling berkeluh kesah dan mendiskusikan pengalaman
melahirkannya, perasaannya saat ini dan bagaimana cara menghadapi masa nifas. Lewat
postpartum group ini maka gangguan-gangguan psikologis saat nifas diharapkan bisa diatasi
(Niken Meilani, 2009: 56).
Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan psikologis yang dalam bahasa
kedokterannya adalah depresi postpartum atau baby blues atau Postpartum Blues.
Postpartum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan yang sering terjadi
pada 50-70% wanita (Suherni, 2009).
Para ibu yang mengalami post partum membutuhkan dukungan untuk menemaninya
melalui masa nifas, salah satunya yaitu diberikan dukungan dari kelompok pendukung
seperti dukungan psikologis dan juga dukungan fisik yang harus juga dipenuhi. Mereka
membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi
yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat, atau
seringkali merasa gembira mendapatkan pertolongan yang praktis dan dukungan dari
kelompok dukungan postpartum.
Dengan bantuan dan dukungan teman ataupun keluarga, mereka mungkin perlu
mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan
beberapa kegiatan disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi.
Bila memang diperlukan dapat diperlukan dorongan dan pertolongan dari para ahli, misalnya
dari seorang psikologi atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
Para ahli obstetrik memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita
kemungkinan terjadinya gangguan mental post partum dan segera memberikan penanganan
yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi atau konseling
bila memang diperlukan.
Kelompok pendukung yang memadai dari para petugas obstetrik yaitu dokter dan bidan
atau perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai
atau adekuat tentang proses persalinan dan kehamilan, termasuk penyulit-penyulit yang
mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya.
2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :
1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll
2) Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayinya.
3) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya.
4) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
5) Memperbanyak dukungan dari suami.
6) Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
7) Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan.
8) Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.
9) Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
10) Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
3. Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :
1) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
2) Tidurlah ketika bayi tidur.
3) Berolahraga ringan.
4) Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
5) Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
6) Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
7) Bersikap fleksibel.
8) Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
9) Bergabung dengan kelompok ibu.
3. Gizi
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A
4. Menyusui
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A
5. Lochea
Pembagian lochea antara lain:
a. Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan darah,
sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
b. Lochea sanguilenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi darah
dan vernik kaseosa.
c. Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum
d. Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.
6. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan
otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala
nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
7. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu
dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai
hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
8. Keluarga berencana
Kadang-kadang ibu yang baru menjalani masa menjadi seorang ibu ingin mencari
kelompok khusus dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Kadangkala ibu postpartum
yang sudah pernah bertemu dalam kelas prenatal mulai bergabung untuk membentuk
kelompok pendukung yang saling membantu. Melihat hal tersebut, ternyata kelompok
pendukung merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu seorang wanita
yang mengalami transisinya dalam siklus kehidupan.
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Kehidupan
pada masa neonatus ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka kesakitan dan angka kematian neonatus.
2. Ciri-ciri
a. Lahir aterm antara 37-40 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting, (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipidan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing, (isap dan menelan) sudah terbentukdengan baik.
q. Refleks morro, (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentukdengan baik.
r. Refleks grapsing, (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
a. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang
sudahdisiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi
diantarakedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan
kering.Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir.
1. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
2. Apakah bayi bergerak aktif ?
3. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat, bergerak
aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak ada pada
bayi, bayi tidak dikatakan lahir normal/fisiologis.
b. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian,menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas (jika
perlu),mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya,
memotong tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikansuntik
vitamin K1 secara IM (Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi
baru lahir, memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% padakedua mata,
melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B00,5 ml secara IM
(intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1.
c. Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
1) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karenasetelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2) Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaanyang
dingin.
3) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya
melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin ruangan).
4) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai
suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
d. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum sempurna.
Olehkarena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan
mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalamikesakitan
berat atau bahkan kematian.
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dandiselimuti walaupun dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berasa dalam rungan yang
sangat hangat.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Padasaat
bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1) Beri salep mata segera setelah lahir
2) Beri imunisasi hepatitis B sebelum bayi berumur 7 hari ( 0,5 ml/10 mcg)
3) Jaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
4) Jangan bubuhi tali pusat dengan ramuan atau bahan lain
5) Peluk bayi dengan kasih sayang
6) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak
dengan bayi.
7) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
8) Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan benangtali
pusat telah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet
penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola
kakret penghisap untuk lebih dari satu bayi.
9) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
10) Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan
benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
11) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara denganmandi
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
12) Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
13) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-
1. Tujuan
a Menjelaskan pengertian asuh (Fisis Biomedis)
b Menyebutkan macam-macam kebutuhan dasar asuh Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah 81
Pemberian pangan / nutrisi
Perawatan kesehatan dasar
• Pelayanan kesehatan dasar
• Imunisasi
• Sebab morbiditas
Kebutuhan pangan
Kebutuhan perumahan
Kebutuhan higiene diri dan sanitasi lingkungan
Kebutuhan bermain, aktifitas fisik tidur
Kebutuhan rekreasi dan waktu luang
c. Menjelaskan kebutuhan dasar asih (Psikologi)
d. Menyebutkan macam-macam kebutuhan asuh
Kasih sayang orang tua
Menciptakan rasa aman dan nyaman anak merasa dilindungi c.
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan akan mandiri
Kebutuhan dibantu, didorong, dimotivasi
Kebutuhan akan kesuksesan
Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
Kebutuhan rasa memiliki
e. Pengertian kebutuhan dasar asah (stimulasi)
f. Menyebutkan dasar perlu stimulasi dini
g. Menyebutkan tempat mendapat asah
h. Menyebutkan macam contoh alat bermain balita
i. Menyebutkan ciri permainan anak usia dibawah 5 tahun
Usia 12-24 bulan
Usia 25-36 bulan
Usia 36-72 bulan
2. Manfaat
a Memahami Kebutuhan dasar dalam proses kehidupan yaitu kebutuhan biologis,
kasih sayang dan rangsanga yang dibutuhkan Bayi, Balita dan anak prasekolah.
b Mengetahui Kebutuhan dasar bagi perkembangan anak sangat menentukan
masa depan.
c Memberi gambaran kebutuhan anak dilihat dari 3 kebutuhan Asah, Asih dan
Asuh.
6. KEBUTUHAN PAKAIAN
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-
pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing).Kebutuhan rasa
aman dan nyaman yang diberikan pada anak dapatdiberikan melalui pemenuhan
kebutuhan pakaian pada anak. Pakaianmerupakan sebuah bentuk perlindungan dan
kehangatan yang diberikanuntuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai
benda yang dapatmembahayakan anak. Pakaian juga dapat meningkatkan percaya
diri anakdalam lingkungan sosialnya.
7. KEBUTUHAN PERUMAHAN
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Misalnya, ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak,
cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh
kembang anak. Rumah merupakan tempat yang menjadi tujuan akhir seseorang.
Rumah dijadikan sebagai tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan
sekitar, menyatukan keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
seseorang. Rumah yang sehat akan meningkatkankualitas kesehatan fisik dan
psikologis penghuninya.
8. HIGIENE DIRI DAN SANITASI LINGKUNGAN
Kebersihan, baik kebersihan perseorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang
akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran perncernaan
seperti: diarhe, cacingan dll, sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya
dengan penyakit saluran pernafasan, percernaan serta penyakit akibat nyamuk.
Pendidikan kesehatan kepada masayarakat harus ditumjukkan bagaimana membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa
aman bagi ibu/pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk
mengeksplorasi lingkungan.
Kesadaran tentang kebersihan lingkungan yang terdiri dari kebersihan diri
(personal hygiene) dan sanitasi lingkungan yang masih kurang menjadi salah satu
penyebab kekurangan gizi utamanya di negara berkembang seperti Indonesia.
Kebutuhan sanitasi lingkungan yang sehat akan mencegah anak terinfeksi dari
kuman yang masuk melalui lingkungan yang tidak baik. Lingkungan yang bersih akan
membantu mewujudkan hidup sehat, sehingga anak tidak akan mengalami
gangguan dalam pertumbuhan dan erkembangan.