Anda di halaman 1dari 66

Manajemen

Asuhan Kebidanan
Di Komunitas

Di Susun oleh :
Kelompok 1

1. Vivin Wulandari (02.21.001)


2. Adinda Dwi Zaibah (02.21.002)
Pembahasan
01 Asuhan Pada Ibu Antenatal
02 Asuhan Pada Ibu Intranatal

03 Asuhan Pada Ibu Post Partum

04 Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas Pada


Keluarga Tn. P Dengan Ibu Hamil KEK di Dusun I
Desa Wantiworo Kecamatan Kabawo Kabupaten
Muna Tanggal 25 Januari 2023
Asuhan antenatal, intranatal, maupun pelayanan lainnya pada individu di
komunitas/masyarakat mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
asuhan yang diberikan pada institusi kesehatan. Dalam asuhan kebidanan
pada individu di komunitas, dibutuhkan kemampuan analisis yang tinggi dan
cermat terutama yang berkaitan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya
setempat karena asuhan kebidanan pada individu di masyarakat sangat
dipengaruhi oleh berbagai fakta (Runjati, 2011).

Semua ibu hamil berpotensi mempunyai risiko, risiko atau bahaya adalah
terjadinya komplikasi dalam persalinan yang berdampak kepada 5D/5K,
yaitu: Kematian (Death), Kesakitan (Disease), Kecacatan (Disability),
Ketidaknyamanan (Discomfort), Ketidakpuasan (Dissastisfaction) baik pada
ibu maupun pada bayi baru lahir. Pemberian asuhan antenatal yang baik
dapat membantu dalam menurunkan angka kematian ibu (Yulifah &
Yuswanto, 2009).
01 Asuhan Pada Ibu Antenatal
di Komunitas
• Pengertian
Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan
untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan
janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan selama kehamilan.

Asuhan antenatal yang dilakukan di masyarakat


dinamakan asuhan kebidanan komunitas.
Manajemen Asuhan antenatal di komunitas
merupakan langkah-langkah alamiah dan sistematis
yang dilakukan bidan, dengan tujuan
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang
sehat berdasarkan standar yang berlaku dan
dilakukan dengan kerja sama dengan ibu, keluarga
dan masyarakat (Yulifah & Yuswanto, 2009).
• Tujuan Asuhan Antenatal

Tujuan Umum Tujuan Khusus

Memelihara dan meningkatkan  Memantau kemajuan kehamilan untuk


kesehatan ibu dan janin yang sesuai memastikan kesehatan serta
dengan kebutuhan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi
kehamilan dapat berjalan secara Mendeteksi adanya komplikasi yang
normal dan bayi dapat lahir dengan dapat mengancam jiwa ibu dan janin
sehat. Merencanakan asuhan khusus sesuai
dengan kebutuhan
 Mempersiapkan persalinan serta
kesiagaan dalam menghadapi
Mempersiapkan masa nifas dan
pemberian ASI Ekslusif
• Asuhan Antenatal
1. Melakukan kunjungan rumah.
Kunjungan rumah yang dilakukan minimal: satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester
II dan dua kali pada trimester III.
Untuk dapat melakukan asuhan antenatal di rumah, bidan harus dapat melakukan beberapa
hal berikut:
a) Mempunyai data ibu hamil di wilayah kerjanya
b) Melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan teratur
c) Melakukan ANC di rumah, apabila ibu tidak memeriksakan kehamilannya
d) Sebelum melakukan antenatal di rumah, lakukan kontrak waktu, tentang tanggal,
hari dan jam yang disepakati Bersama
e) Melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar sekaligus
mengidentifikasi lingkungan rumah untuk persiapan persalinan di rumah.
2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan
3. Apabila ada masalah, coba untuk membantu ibu dalam mencari pemecahannya
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan
• Standar pelayanan antenatal di komunitas

1) Identifikasi ibu hamil


2) Pemeriksaan dan pemantauan
antenatal
3) Palpasi abdomen
4) Pengelolaan anemia pada
kehamilan
5) Pengelolaan dini pada kasus
hipertensi dalam kehamilan
6) Persiapan persalinan
• Langkah-langkah Manajemen Asuhan antenatal di
komunitas
1) Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya
merasa nyaman
2) Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menetapkan prinsip mendengar efektif
3) Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
4) Melakukan pemeriksaan seperlunya
5) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Mis: albumin, Hb)
6) Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
7) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah
8) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk segera mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda:
Seperti : Perdarahan pervaginam, Sakit kepala lebih dari biasanya, Gangguan penglihatan , Nyeri
abdomen, dan Janin tidak bergerak seperti biasanya
9) Memberi konseling sesuai kebutuhan
10) Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai pada saat usia kehamilan 20 minggu
11) Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
12) Menjadwalkan kunjungan berikutnya
13) Mendokumentasikan hasil kunjungan
• Standar Alat Antenatal

Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.

Peralatan Tidak Steril, Terdiri dari :


1. Timbangan dewasa 10. Pita pengukur lingkar lengan atas
2. Pengukur tinggi badan 11. Pengukur hb
3. Sphygmomanometer (tensimeter) 12. Metline
4. Stetoskop 13. Handuk kering
5. Funduskup 14. Tabung urine
6. Termometer aksila 15. Lampu spiritus
7. Pengukur waktu 16. Reagen untuk pemeriksaan urine
8. Senter 17. Bengkok
9. Refleks hammer 18. Tempat sampah
Lanjutan
 Formulir yang Disediakan
1. Buku KIA
 Peralatan Steril
2. Kartu status
1. Bak instrument
3. Formulir rujukan
2. Spatel lidah
4. Buku register
3. Sarung tangan (handscoen)
5. Alat tulis kantor
4. Spuit (jarum)
6. Kartu penapisan dini
7. Kohort ibu/bayi
 Bahan Habis Pakai
1. Kasa bersih
 Obat-Obatan
2. Kapas
1. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B kompleks)
3. Alkohol 70%
2. Tablet zat besi
4. Larutan klorin
3. Vaksin TT
4. Kapsul Yodium
5. Obat KB
• Skrining Antenatal pada ibu
hamil
Keterangan :
 Kehamilan Risiko Rendah (KRR): Kehamilan normal tanpa
masalah atau faktor risiko, kemungkinan besar kehamilan
normal, akan tetapi harus tetap waspada akan adanya
komplikasi persalinan.
 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT): kehamilan dengan faktor
risiko, baik dari ibu ataupun janin yang dapat
menyebabkan komplikasi persalinan, dampak terhadap
kesakitan, kematian, kecacatan baik pada ibu ataupun bayi
baru lahir. Diperlukan rujukan ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan khusus dan adekuat
 Kehamilan Risiko Tinggi (KRST): kehamilan dengan risiko
ganda atau lebih dari dua faktor risiko baik dari ibu
ataupun janin yang dapat menyebabkan komplikasi
persalinan atau risiko yang lebih besar yaitu kematian ibu
dan bayi, dibutuhkan rujukan kerumah sakit untuk
penanganan khusus dan adekuat (Yulifah & Yuswanto,
2009).
02 Asuhan Pada Ibu Antenatal
di Komunitas
• Pengertian

Persalinan adalah proses yang alami yang


ditandai oleh terbukanya serviks, diikuti dengan
lahirnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir
(Depkes, 2001).
Manajemen asuhan intranatal di komunitas
merupakan suatu pendekatan yang berpusat
kepada suatu individu di masyarakat yang
membutuhkan kemampuan analisis yang tinggi dan
cepat terutama yang berhubungan dengan aspek
sosial, nilai-nilai, dan budaya setempat.
Dengan memberikan asuhan intranatal yang
tepat dan sesuai standar, diharapkan dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu dan
bayi akibat perdarahan pada saat persalinan.
• Adapun tujuan dari dilaksanakannya asuhan
intranatal di rumah:
a. Memastikan persalinan telah dilaksanakan
b. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman dan dalam suasana yang menyenangkan
c. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan

Agar tujuan tersebut dapat tercapai ada hal penting yang perlu didiskusikan dengan ibu dan
keluarga yaitu sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan yang mencakup unsur-unsur
berikut: tempat persalinan, tenaga penolong persalinan, cafa menjangkau tempat
persalinan, pendamping persalinan, biaya yang dibutuhkan, siapa yang mengurus keluarga
pada saat ibu bersalin, rencana metode kontrasepsi yang akan digunakan.
2) Membuat rencana pengambilan keputusan pada keadaan gawat darurat, apabila pengambil
keputusan utama tidak ada ditempat
3) Mengatur sistem transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan
4) Mempersiapkan peralatan untuk melahirkan
• Persalinan di rumah :
Telah terjadi perubahan lingkungan dari perawatan akut di rumah sakit ke perawatan di rumah.
Hal ini mempengaruhi struktur organisasi perawatan, keterampilan yang diperlukan dalam
pemberian pertolongan, dan biaya yang dikeluarkan pasien (Safrudin & Hamidah, 2009).
Pemilihan persalinan di rumah diambil dengan pertimbangan:
a. Setiap ibu memiliki hak dan kepuasan atas dirinya
b. Ada beberapa ibu yang diperbolehkan untuk bersalin di rumah
c. Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
d. Anak lebih mendapatkan kasih sayang, suami lebih bebas mengekspresikan perasaannya
e. Persalinan di rumah didukung keluarga, dalam lingkungan yang dikenal, tempat mereka
merasa memiliki kendali terhadap tubuhnya.
f. Lingkungan rumah sendiri menimbulkan rasa tenang dan tentram pada ibu yang akan
melahirkan
g. Berdasarkan perbandingan dengan pengalaman melahirkan di rumah sakit, dalam
lingkungan yang kurang memiliki sentuhan pribadi yang penuh dengan peraturan dan staf
yang sibuk
Lanjutan
Selain memiliki beberapa pertimbangan yang menguntung persalinan dapat
dilakukan di rumah, persalinan dirumah juga mempunyai beberapa kerugian,
diantaranya ialah ketika proses kelahiran mengalami kesukaran, pertolongan lebih
lanjut tidak dapat segera diberikan. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya alat-alat
sehingga membutuhkan waktu lama sebelum di rumah sakit.
Melihat adanya beberapa bahaya yang dapat timbul selama proses persalinan di
rumah, maka ada beberapa indikasi dan syarat yang harus dipenuhi, diantaranya
adalah:
a. Multipara, jika persalinan bayi pertama tidak ada kesulitan, melahirkan bayi
berikutnya di rumah dapat diizinkan
b. Selama melakukan asuhan antenatal tidak didapati adanya kelainan atau penyakit
yang akan menyulitkan proses persalinan.
c. Jauh dari tempat pelayanan kesehatan (tinggal di pemukian pedesaan) (Safrudin &
Hamidah, 2009).
• Syarat Persalinan di Rumah

a. Adanya bidan terlatih dalam melakukan pertolongan persalinan


b. Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan
kemungkinan komplikasi
c. Bidan dipanggil, bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban pecah
d. Tersedianya ruangan hangat, bersih dan sehat
e. Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
f. Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetric
g. Adanya kesepakatan atau informed consent antara bidan dengan ibu/keluarga
h. Tersedianya alat transportasi untuk merujuk
i. Tersedianya peralatan yang lengkap dan berfungsi
• Persiapan Persalinan di Rumah

a. Persiapan Penolong
b. Persiapan Keluarga
1) Kemampuan. Mengingat pentingnya dan risiko yang
1) Keluarga telah mengambil
dihadapi, bidan harus mempunyai kemampuan yang
keputusan bahwa
cukup terampil, cepat berpikir, cepat menganalisis,
persalinan dilakukan di
cepat menginterprestasi tanda dan gejala, cepat
rumah, keluarga
menyusun konsep, dan mempunyai pengetahuan serta
memberikan masukan
pengalaman.
atau ide/mampu
2) Keterampilan. Bidan harus memiliki keterampilan yang
memberikan dukungan
cukup banyak dalam segala perawatan, pertolongan,
yang diperlukan
dan persalinan.
2) Kegiatan rumah tangga
3) Kepribadian, yang dimaksud dengan kepribadian adalah
secara rinci perlu dibahas
kesehatan jasmani dan rohani dalam segala aspek, yang
untuk membentuk
merupakan organisasi yang dinamis yang akan selalu
jaringan kerja, yaitu sp
mengalami perubahan dan perkembangan, aspek-aspek
yang mengurus anak-anak
tersebut ialah fisik, maturitas, mental, emosi, dan sikap
yang lain
(Safrudin & Hamidah, 2009).
Lanjutan

c. Persiapan Rumah dan Tempat Pertolongan Persalinan d. Persiapan Peralatan


1) Situasi dan kondisi yang perlu diketahui oleh 1) persiapan untuk
keluarga: apakah rumah cukup hangat dan aman? pertolongan persalinan:
Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk Waskom, sabun cuci,
menolong persalinan? Apakah tersedia air mengalir? handuk kering dan bersih,
Apakah kebersihan cukup terjamin? Apakah terseia selimut, pakaian ganti,
telepon atau media komunikasi lainnya pembalut, kain pel, lampu
2) Rumah harus sudah dilakukan pengecekan sebelum 2) persiapan untuk bayi:
usia kehamilan 37 minggu, persayaratan yang harus handuk bayi, tempat tidur
dipenuhi diantaranya: ruangan sebaiknya cukup luas,
bayi, botol air panas unuk
adanya penerangan yang cukup, tempat nyaman,
menghangatkan alas,
tempat tidur yang layak untuk pertolongan
pakaian bayi, selimut bayi
persalinan
(Yulifah & Yuswanto, 2009).
• Manajemen Asuhan Intranatal di Rumah
a. Asuhan Persalinan Kala I c. Asuhan Persalinan Kala III
Bertujuan untuk memberikan pelayanan Bidan sebagai tenaga penolong harus
kebidanan yang memadai dalam terlatih dan terampil dalam melakukan
pertolongan persalinan yang bersih dan manajemen aktif kala III. Hal penting
aman Bidan perlu mengingat konsep dalam asuhan persalinan kala III adalah
tentang konsep sayang ibu, rujuk bila mencegah kejadian perdarahan, karena
partograf melewati garis waspada atau penyebab salah satu kematian pada ibu
ada kejadian penting lainnya

d. Asuhan Persalinan Kala IV


b. Asuhan Persalinan Kala II Asuhan persalinan yang mencakup pada
Bertujuan memastikan proses persalinan pengawasan satu sampai dua jam setelah
aman, baik untuk ibu maupun bayi. Bidan plasenta lahir. Pengawasan/observasi
dapat mengambil keputusan sesegera ketat dilakukan pada hal-hal yang
mungkin apabila diperlukan rujukan menjadi perhatian pada asuhan
persalinan kala IV.
• Asuhan pada Kegawatdaruratan Persalinan
di Komunitas
a. Jangan menunda untuk melakukan
rujukan
b. Mengenali masalah dan memberikan
instruksi yang tepat
c. Selama proses merujuk dan menunggu
tindakan selanjutnya lakukan
pendampingan secara terus menerus
d. Lakukan observasi Vital Sign secara ketat
e. Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
f. Apabila memungkinkan, minta bantuan
teman untuk mencatat riwayat kasus
dengan singkat (Yulifah & Yuswanto,
2009).
• Pertolongan Persalinan Domino
(DOMinicilliary IN and Out)

Di Inggris terdapat perawatan maternitas lain yang dapat dipilih


sebagai pilihan persalinan adalah persalinan Domino. Persalinan
domino adalah persalinan kombinasi antara rumah pasien dan
unit kesehatan. Program persalinan domino hanya disediakan di
beberapa rumah sakit tertentu. Ibu yang menggunakan
pelayanan Domino dilayani oleh bidan di komunitas dan datang
ke rumah sakit ketika mereka akan melahirkan dan ditolong oleh
salah satu tim domino. Ibu dan bayi tinggal dirumah sakit selama
beberapa jam dan dilakukan perawatan berkelanjutan di rumah
sampai 4 minggu postnatal.
• Keuntungan dan Kerugian Persalinan Domino
(DOMinicilliary IN and Out)

Keuntungan persalinan domino: Kerugian persalinan domino:


a. Pelayanan berkesinambungan anatara
a. Risiko terutama ke rumah
komunitas dan dokter
sakit karena jarak yang
b. Kontak dengan kegiatan rumah sakit sedikit
jauh
c. Gangguan kehidupan keluarga sedikit atau
minimal b. Merepotkan waktu pulang
d. Mudah memperoleh fasilitas untuk ke rumah dari rumah sakit
pertolongan emergency setelah persalinan (Reid,
e. Pilihan alternative untuk ibu yang tidak 2007)
memenuhi persyaratan persalinan di rumah
f. Bidan tetap dapat mempertahankan
keterampilan menolong persalinan
03 Asuhan Pada Ibu Post
Partum di Komunitas
• Pengertian

Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi


setelah proses persalinan (2 jam setelah kala IV
sampai 6-8 minggu kemudian) Kunjungan rumah
diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan
minggu ke-4 sampai ke-6.

Manajemen Asuhan Post Partum di komunitas


adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas di masyarakat. Pemberian
asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada
ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan
melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat disekitarnya (Yulifah &Yuswanto,
2009).
• Ruang Lingkup Asuhan Post Partum

Asuhan kebidanan pada ibu Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu
nifas di komunitas meliputi: dan keluarga mengenai
1) Melakukan kunjungan nifas a) Tanda bahaya dan penaykit ibu nifas
dan neonatal (KN1 dan b) Tanda bayi sehat
KN2) c) Kebersihan pribadi dan lingkungan
a) Perawatan ibu nifas d) Kesehatan dan gizi
b) Perawatan neonatal e) ASI eksklusif
c) Pemberian imunisasi Hb I f) Perawatan tali pusat’KB setelah melahirkan
d) Pemberian vitamin A ibu g) Melakukan rujukan apabila diperlukan
nifas h) Melakukan pencatatan pada:
(1) Kohort bayi
(2) Buku KIA
(3) Melakukan laporan (PWS KIA dan
AMP)
• Tujuan Asuhan Post Partum

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis


2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusun pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik
ibu dan bayinya. Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa
nifas. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan meliputi pencegahan,
pendeteksian, dan penanganan masalah yang terjadi pada masa nifas.
• Jadwal Kunjungan Rumah
1. Kunjungan I (6-8 jam sesudah 2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
persalinan) a) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
a) Mencegah perdarahan masa nifas berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada
karena atonia uteri perdarahan abnormal, tidak ada bau
b) Mendeteksi dan merawat penyebab b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infkesi atau
lain perdarahan perdarahan abnormal.
c) Memberikan konseling pada ibu atau c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, carian dan
salah satu anggota keluarga bagaimana istirahat.
mencegah perdarahan masa d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
nifaskarena atonia uteri memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
d) Pemberian ASI dini e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
e) Membina hubungan antara ibu dan bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi baru lahir bayi sehari-hari
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
3. Kunjungan III (2 minggu setelah a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
persalinan) ibu atau bayi alami.
Tindakan yang diberikan sama dengan b) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Runjati,
kunjungan II 2011).
• Manajemen Asuhan Post Partum di Komunitas
1. Pengkajian 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan 4. Evaluasi
a) Anamnesis a) Perencanaan Tindakan/perlakuan Langkah akhir untuk
(1) Data yang harus di digunakan yang dilakukan pada melihat keberhasilan
eksplorasi adalah sebagai acuan ibu nifas sesuai dari tindakan yang telah
riwayat kesehatan untuk melakukan dengan yang dilakukan dan untuk
lengkap serta implementasi dan direncanakan menilai status
pemeriksaan fisik dan evaluasi berdasarkan pada kesejahteraan ibu nifas
panggul b) Dibuat hasil pengkajian. dan bayi. Hal yang perlu
(2) Pemenuhan berdasarkan Disini diberikan dan diperhatikan adalah
kebutuhan seksual masalah yang nasihat atau memberikan asuhan
(3) Fungsi bowel dan aktul, dapat penyuluhan seputar yang bersifat
fungsi perkemihan diukur dan sesuai nifas, menyusui, dan komprehensif dengan
(4) Metode KB yang dengan permasalahanya. memadukan antara
diinginkan kebutuhan kebutuhan ibu,
(5) Tanda bahaya ibu keluarga, masyarakat
nifas dan program
(6) Dll pemerintah.
• Kelompok Post Partum / Post Partum Group
Salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah,
dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas.

4. Perencanaan
1. Program Ibu Nifas
Buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat
Kunjungan pada ibu nifas dan neonates, ASI eksklusif,
tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan
tablet tambah darah dan vitamin A.
kelompok. Perencanaan meliputi kegiatan yang akan
dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan 5. Pelaksanaan
kunjungan pada ibu nifas dan neonates. Data yang Jadikan contoh (Role Model) orang sebagai penentu
dibutuhkan antara lain: jumlah ibu nifas; kebiasaan atau kebijakan dan lakukan diskusi untuk membentuk susunan
tradisi setempat; permasalahan pada masa nifas; sumber organisasi. Bidan dapat berperan sebagai narasumber
daya masyarakat; dan penentu kebijakan kemudian buat rencana tindak lanjut.

3. Mengatur Strategi 6. Evaluasi


Pendekatan dengan keluarga ibu, tomas, togam, kepala Dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4.
desa dan kader sebagai pengambil keputusan dan Pastikan bahwa tujuan akhir dari pembentukan
penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta
suatu kelompok ibu nifas. nifas berjalan normal.
Manajemen Asuhan
Kebidanan Komunitas
Pada Keluarga Tn. P

04
Dengan Ibu Hamil
KEK di Dusun I Desa
Wantiworo Kecamatan
Kabawo Kabupaten
Muna Tanggal 25
Januari 2023
Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. P
Dengan Ibu Hamil KEK di Dusun I Desa Wantiworo Kecamatan
Kabawo Kabupaten Muna Tanggal 25 Januari 2023

Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2023


Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. P
Nama Pengkajian : Vivin Wulandari dan
Adinda Dwi Zaibah
• I. DATA KULTURAL

A. Kepala Keluarga B.Anggota Keluarga

Nama : Tn. P Nama : Ny. M


Umur :44 tahun Umur :37 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : IRT
Penghasilan : +- 200.000 Hubungan Keluarga : Istri
Menikah : 1 tahun Menikah : 1 tahun
Pernikahan ke : II / Pernikahan ke : II
Lama Menikah : +- 1 Tahun Lama Menikah : +- 1 Tahun
Alamat : Dusun I Desa Wantiworo Alamat : Dusun I Desa
Wantiworo
• II. KEBUTUHAN KESEHATAN DASAR MANUSIA DAN KEADAAN
A. Riwayat Kesehatan dalam I Tahun Terakhir
1. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita keluarga dalam satu tahun terakhi
2. Tidak ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


3. Pola Nutrisi
a. Makanan pokok keluarga yaitu nasi
b. Pola makan keluarga yaitu makanan pokok, sayur, huk buah dan susu
c. Frekuensi makan 3x/hari
d. Kebiasaan buruk kepah keluarga yaitu merokok
2. Jenis Rekreasi dan Hiburan
Jenis rekraesi dan hiburan yang dilakukan yaitu menonton televisi dan berkebun

3. Pola Komunikasi Keluarga


a. Yang mengambil keputusan dalam mencari jalan pemecahan dalam keluarga adalah kepala keluarga
b. Perselisihan konflik antara keluarga tidak ada
c. Upaya pemecahan masalah jika ada perselisihan konflik antar anggota keluarga adalah keputusan
kepala keluarga
Lanjutan
4. Data personal hygiene dalam keluarga

a. Rambut
1) Keluarga Tn. P mempunyai kebiasaan mencuci rambut 3 kali dalam seminggu
2) Bahan mencuci rambut yaitu menggunakan sampo
3) Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai masalah rambut

b. Mulut dan Gigi


4) Keluarga Tn. P memiliki kebiasaan menggosok gigi 2 kali seturi
5) Alat yang digunakan untuk menggosok gigi yaitu sikat gigi
3) Keluarga menggunakan pasta gigi
4) Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai masalah gigi
5) Keluarga tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi secara berkala

c. Kebersihan Kulit
6) Keluarga Tn. P mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari
7) Menggunakan sabun mandi
8) Keluarga mandi di dekat sumur
Lanjutan
d. Kebersihan Tangan dan Kaki
1) Keluargs Tn.P mempunyai kebiasaan memotong kuku setiap lebih dari 1 minggu
2) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan
3) Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan alas kaki
4) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur

e. Kebersihan Pakaian
5) Keluarga Tn P mempunyai kebiasaan mengganti pakaian 2 kali sehari
6) Keluarga mempunyai kebiasaan mengganti pakaian dalum 2 kali sehari

5. Pola Kebiasaan Istirahat keluarga


a. Kebiasaan Istirahat Tidur siang. Keluarga tidur sang mulai jam 12.00 sampai
dengan 13.00
b. Istrahat pada malam hari yaitu mulai jam 24.00 sampai dengan 06.00
c. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki masalah pada pola istrahat
• III. PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN
NARKOBA
A. Penyakit Memulir Seksual
Keluarga tidak pernah mendengar tentang PMS
B. Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim
Keluarga pernah mendengar tentang kanker mulut rahim dan didengar melalui televisi
C. Pengetahuan tentang Penggamaan Narkoba
Keluarga pernah mendengar tentang narkoba ditelevisi dan tidak ada anggota keluarga
yang pernah menggunakan narkoba

• IV. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN


KESEHATAN
Menurut keluarga pelayanan kesehatan cukup baik karena akses kesehatan mudah
dijangkau
• V. DATA KIA/KB
A. Keadaan kehamilan sekarang
1. GIVPIIIAO
2. HPHT tanggal 08 Mei 2022
3. Umur kehamilan 37 minggu 3 hari
4. Tafsiran Persalinan 15 Februari 2023
5. Ny. M memeriksakan kehamilan di
posyandu dan telah memeriksakan
diri sebanyak 1 kali dan tidak diberi
buku KIA
6. Pemeriksaan kehamilan dan
penyuluhan kesehatan yang
diberikan :
Lanjutan
7. Gizi ibu hamil :
a. Ukuran LILA : 22,5 cm
b. Jenis makanan : Nasi, sayur, buk, dan buah
c. Frekuensi makanan: 2 kali sehari (Thu kurang nafsu makan)
d. Porsi makan : 1 piring sekali makan
e. Makanan pantangan : tidak ada
f. Jumlah minum dalam sehari 3 gelas/hari

8. Obat-obatan yang diminum selama hamil (termasuk Fe)


Ibu tidak pernah minum tablet Fe
9. Tidak ada keluhan selama hamil
10. Pada keadaan darurat siapa yang akan dihubungi keluarga akan menghubungi bidan
11. Persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan, seperti : Donor, Ongkos, Angkutan, dan
Suami siaga

B. Keluarga Berencana
Keluarga termasuk pasangan usia subur tetapi ibu sedang hamil
• VI. DATA KHUSUS KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Sumber air bersih keluarga Tn. P diambil dari sumur gali
B. Status kepemilikan sumber air bersih yaitu menumpang
C. Jenis jamban yang dimiliki keluarga Tn. P tidak ada
D. Jenis SPAL yang dimiliki keluarga Tn. P tidak ada
E. Tempat pembuangan keluarga Tn. P tidak ada
F. Pemanfaatan pekarangan rumah. Keluarga memanfaatkan
pekarangan rumah
G. Faktor Lingkungan
Keluarga menempati rumah yang sederhana milik sendiri dengan
luas 70 meter, panjang 10 meter dan lebar 7 meter dengan
kontruksi rumah panggung berdinding dan berlantai papan

Keterangan :
1) I : Ruang tamu
2) II : Kamar tidur
3) III: Runing tengah
4) IV: Dapur
• VII. KEADAAN KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

A. Keadaan Kesehatan
1. Kondisi kesehatan keluarga umumnya baik
2. Bapak dalam keadaan baik namun mempunyai kebiasaan buruk merokok
3. Keadaan kesehatan ibu secara umum baik, bu dalam keadaan hamil pada kehamilannya
sekarang ibu mengatakan:
a. Hamil anak keempat
b. HPHT tanggal 08 Mei 2022
c. Umur kehamilan sekarang sekitar 8 bulan
d. Nafsu makan ibu baik kurang
e. Tidak ada keluhan selama hamil, tidak menderita penyakit kronis serta penyakit
menular juga penyakit keturunan seperti DM, Jantung, dan ASMA
4. Keadaan gin keluarga Anggota keluarga memiliki gizi baik dan ibu memiliki gizi kurang

B. Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB sebelumnya
• VIII. PEMERIKSAAN FISIK
Sehubungan dengan keadaan kesehatan keluarga, maka diadakan pemeriksaan fisik, sebagai berikut:

A. Bapak :
1. Tidak ada kelainan dan nampak sehat
2. Tinggi badan : 160 cm
3. Berat badan : 59 kg
4. Tekanan darah : 100/70 mmHg

B. Ibu :
5. Keadaan umum bu bak
6. Kesadaran composmentis
7. Tanda-tanda vital:
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : 36,8°C
 Pernapasan : 20x/menit
4. Tinggi badan : 150 cm
5. Berat badan : 48 kg
6. LILA : 22,5 cm
Lanjutan
7. Pemeriksaan fisik head to toe :
a. Kepala : Rambut bersih, tidak rontok dan tidak ada benjola
b. Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema
c. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sklera putih
d. Hidung : Lubang simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan polip
e. Mulut dan Gigi : Gigi bersih, tidak ada karies gigi, bibir tidak pucat dan tidak ada sariawan
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan serumen
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada pelebaran vera jugularis
h. Payudara : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol dan tidak ada benjolan
i. Abdomen Tampak bekas luka, tonus otot perut kendor dan tidak ada nyeri tekan
 Pengukuran :
 TFU : 29 cm
 Leopold I : bagian yang teraba pada fundus bulat tidak melenting dan lunak (Bokong)
 Leopold II: Punggung Kanan
 Leopold III : bagian terendah janin (Kepala)
 Leopold IV : Belum masuk PAP
 DJJ : 143x/menit
j. Ekstremitas atas dan bawah
Kuku tangan dan kaki bersih, tidak pucat, tidak ada varices dan tidak oedema dan pemeriksaan refleks patella
tidak dilakukan
• IX. PENGKAJIAN FISIK • X. PENGKAJIAN • XI.HARAPAN
PENGETAHUAN TERHADAP KELUARGA
A. Status Emosi KESEHATAN
Tingkat emosi keluarga cukup baik TERHADAP
semua masalah yang terjadi keluarga
A. Keluarga sudah tahu tentang PETUGAS
dapat diselesaikan
B. Konsep diri
pemanfaatan fasilitas kesehatan dan KESEHATAN
akan pergi ketempat pelayanan
Bapak seorang yang pendiam dan
kesehatan apabila mengalami Keluarga berharap
bertindak sebagai pengambil
gangguan kesehatan yang cukup pembinaan ini dapat
keputusan pembawaan ibu ramah
mengkhawatirkan untuk gangguan memberikan
dan hubungan dengan masyarakat
penyakit ringan keluarga lebih memilih pengetahuan yang
sekitar baik
menggunakan pengobatan tradisional berhubungan dengan
C. Pola Interaksi
B. Keluarga belum mengetahui akibat masalah-masalah
Pola interaksi keluarga cukup baik,
yang akan menimbulkan dari kesehatan dan
bahasa yang dipakai sehari-hari
kebiasaan buruk yang dimiliki seperti berharap bil
adalah dan bahasa Indonesia dan
merokok melahirkan nanti
bahasa muna
C. Keluarga belum mengetahui PMS dapat ditolong oleh
D. Pola Pemecahan masalah keluarga
D. Keluarga tidak mengetahui pentingnya bidan, anak dan istri
Bapak dan ibu sering memahami jika
WC selamat dan sehat.
ada masalah mereka dapat
E. Keluarga tidak mengetahui pentingnya
mengatasinya
SPAL
• XII. ANALISIS DATA
Lanjutan
• XIII. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data maka ada


beberapa permasalahan yang dilakukan pada keluarga Tn. P.
beberapa diantaranya disebabkan faktor ketidaktahuan karena
informasi yang kurang dan kurangnya kesadaran dari keluarga.
Perumusan masalahnya:
C. Bapak memiliki kebiasaan merokok yang merugikan Kesehatan
D. Keluarga belum mengetahui tentang penyakit menular seksual
Lanjutan

Skala Prioritas Masalah


C. Kurangnya
pengetahuan tentang
penyakit menular
seksual
Lanjutan

Skala Prioritas Masalah


D. Kebiasaan buruk
merokok yang
merugikan kesehatan
• XIV. PRIORITAS MASALAH
Untuk mengetahui masalah keluarga Tn. P tidak dapat dilakukan secara keseluruhan, sehingga ditetapkan
prioritas masalah keluarga yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit menular seksual
3. Bapak memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok

• XV. RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Jangka Panjang Meningkatkan status kesehatan keluarga melalui perubahan pola pikir serta sikap terhadap
masalah kesehatan terutama tentang:
a) Keluarga mengetahui tentang PMS, jenis-jenis PMS khususnya HIV/AIDS
c) Kebiasaan buruk merokok dapat di kurangi frekuensinya
2. Jangka Pendek
d) Keluarga mengerti tentang Penyakit menular seksual
c) Kebiasaan bunak merokok frekuensinya mulai di kurangi
Lanjutan
B. Kriteria
Sebelum berakhirnya periode PAKK tanggal 11 Februari 2017 muka :
1. Keluarga telah mengetahui dan mengerti tentang PMS dengan ibu telah mampu mengetahui PMS
terutama HIV/AIDS
2. Kepala keluarga sudah bisa mengurangi frekuensi merokoknya

C. Tindakan
3. Lakukan pendekatan pada keluarga
4. Beritahu masalah yang ada :
a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang PMS
b. Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang merugikan
Lanjutan

3. Bersama keluarga membahas tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah yang ada
b. Keluarga tidak mengetahui tentang PMS
Jelaskan tentang PMS

d. Kebiasaan buruk merokok sederhana


Anjurkan pada bapak untuk mengurangi frekuensi merokoknya
4. Tentukan waktu untuk kunjungan ulang
• XVI. IMPLEMENTASI
Tanggal 2-6 Februari 2023

1. Melakukan pendekatan pada keluarga


Hasil : Keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang baik terhadap mahasiswa

2. Memberitahukan masalah yang ada


a. Keluarga tidak mengetahui tentang PMS
c. Bapak yang merokok
Hasil : Keluarga mengerti dengan masalah yang ada

3. Bersama keluarga membahas tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah yang ada
Lanjutan

b. Keluarga tidak mengetahui tentang PMS Melakukan penyuluhan tentang bahaya PMS dengan
memberikan lembar leaflet
Hasil : Keluarga mengerti tentang bahaya PMS

d. Kebiasaan buruk merokok


Menganjurkan pada bapak untuk mengurangi frekuensi merokoknya dan menjelaskan bahaya merokok
Hasil : Bapak mau mendengar penjelasan dan mau mengurangi frekuensi merokoknya

e. Tentukan waktu kunjungan ulang untuk kunjungan berikutnya


Hasil : Keluarga bersedih
• XVII. EVALUASI

Tanggal : 02 Februari 2023


1. Keluarga mengetahui tentang PMS

Tanggal 04 Februari 2023


2. Bapak sudah bersedia mengurangi frekuensi merokoknya

Tanggal 06 Februari 2023


Masalah telah teratasi
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga
Tn. P Dengan Ibu Hamil KEK di Dusun I Desa Wantiworo
Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna Tanggal 25 Januari 2023

Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2023


Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. P
Nama Pengkajian : Vivin Wulandari dan
Adinda Dwi Zaibah
• Identitas Suami dan Istri

Suami Istri

Nama : Tn. P Nama : Ny. M


Umur :44 tahun Umur :37 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : IRT
Penghasilan : +- 200.000 Hubungan Keluarga : Istri
Menikah : 1 tahun Menikah : 1 tahun
Pernikahan ke : II / Pernikahan ke : II
Lama Menikah : +- 1 Tahun Lama Menikah : +- 1 Tahun
Alamat : Dusun I Desa Wantiworo Alamat : Dusun I Desa
Wantiworo
DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan :
1. Hamil keempat dan tidak pernah keguguran
2. HPHT tanggal 08 Mei 2022
3. Pergerakan janin sudah dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan
5. Bapak mempunyai kebiasaan bunk merokok
6. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit menular seksual

DATA OBYEKTIF
7. Keadaan umum keluarga baik
8. Bibir bapak tampak berwarna gelap dan gigi berwarna kuning
9. Pemeriksaan fisik
Lanjutan
a. Bapak :
1. Tidak ada kelainan dan nampak sehat
2. Tinggi badan : 160 cm
3. Berat badan : 59 kg
4. Tekanan darah : 100/70 mmHg

b. Ibu :
5. Keadaan umum bu bak
6. Kesadaran composmentis
7. Tanda-tanda vital:
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : 36,8°C
 Pernapasan : 20x/menit
4. Tinggi badan : 150 cm
5. Berat badan : 48 kg
6. LILA : 22,5 cm
Lanjutan
5. Pemeriksaan fisik head to toe :
a. Kepala : Rambut bersih, tidak rontok dan tidak ada benjola
b. Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema
c. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sklera putih
d. Hidung : Lubang simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan polip
e. Mulut dan Gigi : Gigi bersih, tidak ada karies gigi, bibir tidak pucat dan tidak ada sariawan
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan serumen
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada pelebaran vera jugularis
h. Payudara : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol dan tidak ada benjolan
i. Abdomen Tampak bekas luka, tonus otot perut kendor dan tidak ada nyeri tekan
 Pengukuran :
 TFU : 29 cm
 Leopold I : bagian yang teraba pada fundus bulat tidak melenting dan lunak (Bokong)
 Leopold II: Punggung Kanan
 Leopold III : bagian terendah janin (Kepala)
 Leopold IV : Belum masuk PAP
 DJJ : 143x/menit
j. Ekstremitas atas dan bawah
Kuku tangan dan kaki bersih, tidak pucat, tidak ada varices dan tidak oedema dan pemeriksaan refleks patella
tidak dilakukan
ASSASMENT
1. Kekarga tidak mengetahui tentang PMS
3. Kebiasaan buruk kepala keluarga merokok

PENATALAKSANAAN
Tanggal 02 Februari 2023
1. Melakukan pendekatan pada keluarga
Hasil: Keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang ramah dan baik terhadap mahasiswa
2. Memberitahu masalah yang ada
c. Kepala keluarga merokok
d. Keluarga tidak mengetahui tentang PMS
Hasil : Keluarga mengerti dengan masalah yang ada
Lanjutan

3. Bersama keluarga membahas tindakan yang dilakukan terhadap masalah yang ada

b. Keluarga tidak mengetahui tentang PMS


1) bahaya PMS dengan menggunakan leaflet
Hasil : Keluarga mengerti tentang bahaya PMS
Lanjutan
d. Kebiasaan buruk merokok
Menganjurkan pada bapak untuk mengurangi frekuensi merokoknya dan menjelaskan bahaya merokok
Hasil : Bapak mau mendengar penjelasan dan mau mengurangi frekuensi merokoknya

e. Menentukan kunjungan ulang tanggal 4 februari 2017 untuk kunjungan berikutnya


Hasil : Keluarga bersedia

EVALUASI
3. Bapak sudah mulai mengurangi frekuensi merokoknya
4. Keluarga telah mengetahui tentang PMS
• CATATAN PERKEMBANGAN PERTAMA KUNJUNGAN KE II
Tanggal : 04 Februari 2023
DATA SUBYEKTIF
Keluarga mengatakan
1. bapak sudah mulai mengurangi frekuensi merokoknya

DATA OBYEKTIF
1. Ibu
a. Berat badan : 48 kg
b. Tanda-tanda vital
• TD : 110/70 mmHg , N : 80/menit, P : 20x/menit, S : 36,8°C
c. LILA : 22,5 cm

ASSASMENT
Masalah teratasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai