Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DOSEN : IYAM MANUEKE,SSiT,M.Kes

“ CONTOH KASUS PERSALINAN YANG DI TOLONG OLEH


DUKUN DENGAN KEJADIAN INFEKSI POST PARTUM DAN
PENYELESAIAN MASALAH SERTA PERAN BIDAN DI
KOMUNITAS”

DISUSUN OLEH

AYU DEVI ANGGRAENY

NIM: 711530119011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN 2019

1
Skenario Kasus di Komunitas
Pada hari senin tanggal 16 september 2019 jam 09:30 wita, Seorang ibu inisial
Ny.R umur 18 tahun datang ke Puskesmas Mubune , postpartum hari keempat. Status
obstetrinya P2A0. Ibu diantar keluarganya ke Puskesmas dengan keluhan demam
tinggi. Hasil pemeriksaan fisik : TD 100/70 mmHg, HR 100 x/I, RR 28 x/I, T 38.6 0C,
TFU 1 jari dibawah pusat, Lochea Rubra berbau. Riwayat Kehamilan : ANC tidak
pernah ,Riwayat Persalinan: ditolong oleh dukun.
Ny.R mengatakan tidak melahirkan di puskesmas karena jarak rumah dan
puskesmas jauh,dan ibu tidak memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS dikarenakan
status ekonomi keluarga yang kurang.

Tinjauan kasus berdasarkan asuhan intranatal


Dilihat dari riwayat persalinan ibu, maka ada beberapa masalah yang perlu
dikaji, yakni :
a. Persalinan yang ditolong oleh dukun, sehingga beresiko terjadinya
infeksi dan komplikasi persalinan
b. Terjadinya komplikasi saat persalinan dengan adanya riwayat anemia
pada ibu
c. Tempat persaliananyang tidak steril.
Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan non- medis daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Kemiskinan
b. Tenaga medis yang di daerah-daerah pedalaman sulit di jangkau dan
jarak yang jauh
c. Kultur budaya masyarakat

2
Pemecahan masalah pada kasus INC
tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain
jarak tempat persalianan yang jauh ,dan Karena persalinan masih ditangani oleh
dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap
tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi
yang diderita ibu yang melahirkan, tidak dapat dilakukan.
Membina hubungan baik dengan dukun juga dilakukan agar kita bisa lebih
gampang menjalin kerjasama dengan dukun.

a. Peran bidan dengan dukun dalam pelaksanaan kemitraan


1) Periode Persalinan
BIDAN DUKUN
1. Mempersiapkan sarana prasara 1. Mengantar calon ibu bersalin ke
persalinan aman dan alat resusitasi Bidan
bayi baru lahir, termasuk pencegahan 2. Mengingatkan keluargamenyiapkan
infeksi. alat transport untukpergi ke
2. Memantau kemajuan persalinansesuai Bidan/memanggil Bidan.
dengan partogram 3. Mempersiapkan sarana prasaran
3. Melakukan asuhan persalinan. persalinan aman seperti :
4. Melaksanakan inisiasi menyusudini a. Air bersih
dan pemberian ASI segerakurang dari b. Kain bersih
1 jam. 4. Mendampingi ibu pada saatpersalinan
5. Injeksi Vit K1 dan salep 5. Membantu Bidan pada saat
mataantibiotik pada bayi baru lahir. prosespersalinan.
6. Melakukan perawatan bayi baru lahir 6. Melakukan
7. Melakukan tindakan ritualkeagamaan/tradisional yang
PPGDONapabila mengalami sehatsesuai tradisi setempat
komplikasi. 7. Membantu Bidan dalam

3
8. Melakukan rujukan bila diperlukan perawatanbayi baru lahir
9. Melakukan pencatatan persalinanpada 8. Membantu ibu dalam inisiasimenyusu
: dini kurang dari 1 jam.
a. Kartu ibu/partograf 9. Memotivasi rujukan bila diperlukan
b. Kohort Ibu dan Bayi 10. Membantu Bidan membersihkanibu,
c. Register persalinan tempat dan alat setelah persalinan.
10. Melakukan pelaporan:
a. Cakupan persalinan

2) Periode nifas
BIDAN NIFAS
1. Melakukan Kunjungan Neonatal dan 1. Melakukan kunjungan rumah dan
sekaligus pelayanan nifas (KN1, memberikan penyuluhan tentang :
KN2dan KN3) : a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit
a. Perawatan ibu nifas ibu nifas
b. Perawatan Neonatal b. Tanda-tanda bayi sakit
c. Pemberian Imunisasi HB 1 c. Kebersihan pribadi & lingkungan
d. Pemberian Vit. A ibu Nifas 2 kali d. Kesehatan & Gizi
e. Perawatan payudara e. ASI Ekslusif
2. Melakukan Penyuluhan dan f. Perawatan tali pusat
konseling pada ibu dan keluarga g. Perawatan payudara
mengenai : 2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk
a. Tanda-tanda bahaya dan penyakitibu ber-KB setelah melahirkan.
nifas. 3. Melakukan
b. Tanda-tanda bayi sakit ritualkeagamaan/tradisional yangsehat
c. Kebersihan pribadi & lingkungan sesuai tradisi setempat.
d. Kesehatan & Gizi 4. Memotivasi rujukan biladiperlukan.
e. ASI Ekslusif 5. Melaporkan ke Bidan apabilaada calon

4
f. Perawatan tali pusat akseptor KB baru.
g. KB setelah melahirkan
3. Melakukan rujukan apabila
diperlukan
4. Melakukan pencatatan pada :
a. Kohort Bayi
b. Buku KIA
5. Melakukan Laporan :
a. Cakupan KN

b. Menganjurkan pasien untuk membuat BPJS untuk mempermudah


administrasi di fasilitas kesehatan.

Pemecahan masalah pada kasus PNC


Masalah umum yang sering terjadi pada asuhan post natal meliputi :
anemia pada kehamilan, dan infeksi post partum. Hal ini paling sering terjadi
dimasyarakat, untuk itu beberapa pemecahan masalah yang ditawarkan seperti :
Masalah ibu
post partum
Solusi Permasalahan
berdasarkan
kasus
Ibu mengalami PENANGANAN SEPSIS PUERPURALIS
infeksi 1. 1. Peka terhadap tanda awal / gejala infeksi nifas
3. 2. Periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk mencari sumber
infeksi.
3. Bidan mencuci tangan dengan seksama sebelum dan
sesudah memeriksa ibu
4. Melakukan penatalaksaan pada ibu yang mengalami sepsis
5. Alat – alat yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan
lain, terutama untuk ibu nifas lain.

5
11 6. Beri nasehat kepada ibu pentingnya kebersihan diri,
penggunaan pembalut sendiri dan membuangnya pada
tempatnya
7. Menekankan pada anggota keluarga tentang pentingnya
istirahat, gizi baik dan banyak minum bagi ibu.
8. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI
9. Lakukan semua Pencatatan dengan seksama.
10. Amati ibu dengan seksama dan jika kondisinya tidak
membaik dalam 24 jam, segera rujuk ke RS.
11.Jika syok terjadi ikuti langkah – langkah penatalasaan syok
sesuai standar 21 (Penatalaksanaan syok).
Yang penting diperhatikan oleh bidan:
 Semua ibu nifas berisiko terkena infeksi, dan ibu yang telah
melahirkan bayi dalam keadaan mati, persalinan yang
memanjang, pecahnya selaput ketuban yang lama
mempunyai risiko yang lebih tinggi.
 Kebersihan dan cuci tangan sangatlah penting, baik untuk
pencegahan maupun penanganan sepsis.
 Infeksi bisa menyebabkan perdarahan postpartum sekunder.
 Keadaan ibu akan semakin memburuk jika antibiotika tidak
diberikan secara dini dan memadai.
 Lakukan tes sensitivitas sebelum memberikan suntikan
antibiotika
Ibu dengan sepsis puerpuralis perlu dukungan moril, karena
keadaan umumnya dapat menyebabkannya menjadi sangat
letih dan depresi.

Anda mungkin juga menyukai