TINJAUAN PUSTAKA
10
11
B. Masa kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
di defenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasioal. Kehamilan terbagi dalam 3 Trimester, di mana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27 minggu ), dan trimester ketiga 13 minggu ( minggu
ke-28 hingga ke-40 ). ( Sarwono Prawirohardjo, 2014, Hal : 213 ).
Kehamilan adalah suatu karunia yang begitu didambakan bagi
seorang wanita. Selama masa kehamilan biasanya seorang wanita
mengalami banyak perubahan dan berbagai macam keluhan, oleh karena
itu ibu harus memperhatikan dan menjaga buah kehamilannya dengan
baik. Proses kehamilan diawali dari bersatunya sel telur dengan sel
sperma, kemudian dilanjutkan dengan pembelahan-pembelahan dan
implantasi dalam rahim. (Aprilia Nurul Baety, 2011).
14
warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari
kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih
kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut kolostrum.
3) Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi.
4) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali.
Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter
lebih berdelatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang
berat ke kanan.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menamapung urin dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urin.
5) Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan ,
usus besar, kearah atas dan lateral.
6) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan
tubuh dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan
cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi
abdomen yang membuat panggul miring kedepan, penurunan tonus otot
dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan
penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan.
16
7) Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni
berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan
ini belum diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang
berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada
kehamilan terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah
granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
8) Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae
gravidarum.
9) Sistem Metabolisme
Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan
perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi didalam tubuh untuk
pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI.
a) Trimester III
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi
makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan
ASI.
Perubahan metabolisme adalah metabolisme basal naik
sebesar 15% sampai 20% dari semula terutama pada trimester ke-III.
(1) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
perliter menjadi 145 mEq perliter disebabkan hemodilusi darah
dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
17
b. Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan
berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah
sebagaimana telah diterangkan.
12) Sistem Persyaratan
Trimester I-III
Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil,
selain perubahan-perubahan neurohormonal Hipotalami-Hipofisis.
Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya
gejala neurologi dan neuromuskular berikutnya :
a. Kompersi saraf panggul atau statis vaskuler akibat pembesaran
uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
b. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan
pada saraf atau kompresi akar saraf.
c. Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal
tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Edema
menekan saraf median bagian bawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan.
Sinrom ini di tandai oleh parestesia (Sensasi abnormal
seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf
sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
d. Akroestesia (Gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk, di rasakan pada beberapa wanita selama hamil.
Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus
drakialis.
e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu merasa
cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat
juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahan
refraksi, sinusitis atau migrant.
f. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan
(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan
19
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur
dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vkitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut
adalah :
1) Untuk pertumbuhan jani9n yang ada dalam kandungan
2) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu
sendiri.
3) Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
4) Guna mengadkan cadangan untuk masa laktasi.
Caranya :
a) Ibu harus makan teratur 3x sehari
b) Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang
terdiri dari makanan pokok, lauk-lauk, sayuran dan buah-
buahan dan diusahakan minum susu 1 gelas setiap hari.
c) Perguanakan aneka ragam makanan yang ada.
d) Pililah, berbagai macam bahan makanan yang segar.
Beberapa bahan makanan yang
dibutuhkan, bila kondisi badan si ibu terganggu, maka
jumlah atau besar makanan yang dapat di atur sebagai
berikut :
1) Pada trimester III
Makanan harus disesuaikan dengan
keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat
badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-
tepung dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran
dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
23
3. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi
dianjurkan sedikitnya 2x sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat. Menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (Ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut,
perlu mndapat perhatian karena sering sekali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selamam masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene, mulut
dan dapat menimbulkan caries gigi.
4. Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu
hamilo adalah memenuhi criteria berikut ini :
a. Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut.
b. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
c. Pakailah bra yang menyokong payudara.
d. Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
e. Pakaian dalam yang selalu bersih.
5. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.
Konstipasi terjadi karena adannya pengaruh hormone
progesterone ynag mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah
satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi. Sedangkan pada trimester ke
III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada
kantong kemih, tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan , karena akan menyebabkan
dehidrasi.
24
6. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang
kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan
pervaginam,riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus
imminens, ketuban pecah sebelum waktunya.
7. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegitan/aktifitas fisik biasa
selama terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan
pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari
gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubbuh dan
menghindari kelelahan ketika menggunakan alat penyedot debu,
lakukan dengan berdiri tegak lurus, hindari memutarkan badan karena
dapat membebani sendi sakroiliaka dan linea alba. Beratnya pekerjaan
harus dikaji untuk mempertahankan postur tubuh yang baik-penyokong
yang tinggi dapat mencegah bungkuk dan kemungkinan nyeri
punggung. Ibu dapat dianjurkan untuk melakukan tugas dengan posisi
duduk lebih banyak dari pada berdiri. Ketika menyetrika, bila memilih
posisi berdiri, tingginya meja setrika harus memungkinkan kenyamanan
ibu untuk berdiri dan bergerak dari satu sisi kesisi lain secara ritmis.
8. Body Mekanik
Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan
pelebaran/pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen
ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligamen karena adanya
pembesaran rahim nyeri pada ligamen ini merupakan suatu
ketidaknyaman pada ibu hamuil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan
oleh ibu hamil:
a) Duduk
Duduk adalah posisi yang lazim dipilih, sehingga postur
yang baik dan kenyamanannya penting. Ibu harus diingatkan untuk
25
d) Tidur
Karena resiko hipotensi akibat berbaring telentang,
berbaring dapat harus dihindari setelah empat bulan kehamilan. Bila
ibu memilih berbaring telentang pada awal kehamilan, dengan
meletakkan bantal dibawah kedua paha akan memberi kenyamanan.
Sejalan bertambahnya usia kehamilan, biasanya ibu merasa makin
sulit mengambil posisi yang nyaman, karena peningkatan ukuran
tubuh dan berat badannya.
Penting bila ibu mengubah posisinya dan disokong dengan
baik yang memberi tekanan merata pada semua bagian tubuh dalam
rangka mendapatkan istirahat dan tidur serta mencegah peredangan.
Untuk posisi setengah duduk, ekstra beberapa bantal atau
penyanggah cukup dapat meninggikan kepala dan bahu atau satu
bantal dibawah paha akan mencegah peregangan punggun bawah
dan lutut.
Kebanyakan ibu menyukai posisi berbaring miring dengan
sanggaan dua bantal dibawah kepala dan satu di bawah lutut atas
serta paha untuk mencegah peregangan pada sendi sakroiliaka.
Sebuah bantal kecil atau gulungan handuk menambah rasa
nyaman bila diletakkan di bawah pinggang atau abdomen, terutama
bila alas tempat tidur tidak terbuat dari bahan yang tidak terlalu
keras.
Bila memilih posisi berbaring miring, tambahkan satu
bantal harus diberikan untuk menopong lengan atas. Nyeri dan
peregangan pada simfisis pubis dan sendi sakroiliaka dapat dikurangi
bila ibu menekuk lututnya keatas dan menambahnya bersama-sama
ketika berbalik di tempat tidur.
e) Bangun dan Baring
Untuk bangun dari tempat ridur, geser dulu tubuh ibu
ketempat tidur, kemudian tekut lutut. Angkat tubuh ibu perlahan
dengan kedua tangan, putar tubuh lalu pelahan diturunkan kaki ibu.
27
a. Berikan penjelasan
11 Nyeri ligamentum
mengenaipenyebab nyeri
rotundum.
b. Tekuk lutut ke arah abdomen
Trimester II dan III c. Mandi air hangat
d. Gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal
lainnya letakkan di antara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring
miring
Panas perut. a. Makan sedikit-sedikit tetapi sering
Mulai bertambah sejak b. Hindari makan berlemak dan
trimester II dan berbumbu tajam
12 bertambah semakin c. Hindari berbaring setelah makan
lamanya kehamilan. d. Hindari minum air putih saat
Hilang pada waktu makan
persalinan e. Tidur dengan kaki ditinggikan
teratur
c. Lakukan senam secara teratur
Pusing/ sakit kepala. a. Bangun secara perlahan dari
posisi istirahat
14 Trimester II dan III
b. Hindari berbaring, posisi
terlentang
a. Makan sedikit tetapi sering
b. Hindari makanan berlemak dan
Mual dan muntah.
goreng-gorengan
15 Trimester I c. Minum supplement vitamin B6
dan zat besi juga khrom
Sakit punggung atas a. Posisi/ sikap tubuh yang baik
dan bawah. selama melakukan aktifitas
b. Hindari mengangkat barang berat
Trimester II dan III
16 c. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung
17. Pekerjaan
Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-
hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi
wanita pekerja, ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus.
Pekerjaan jangan dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama
kurang lebih 8 jam sehari.
Pada keadaan tertentu seperti partus prematurus imminens,
ketuban pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus
dibatasi. Bila sedang bepergian, ia tidak boleh duduk terus menerus
selama 1-2 jam, melainkan harus selang-seling dengan berdiri dan
berjalan. Senam hamil sebaiknya dianjurkan untuk dilaksanakan baik
secara kelompok maupun individu.
i. Mati rasa dan geli pada jari tangan dan kaki : dapat dikurangi atau
dicegah dengan jelaskan kemungkinan penyebab, perhatikan postur
tubuh yang benar, rebahkan diri
j. Nyeri ligamentum bundar : dapat dikurangi atau dicegah dengan tekuk
lutut ke arah abdomen, mandi air hangat, kaki bantalan pemanas pada
daerah yang sakit, topang uterus dengan bantal dibawahnya
k. Panas dalam : dapat dikurangi atau dicegah dengan makan sedikit tapi
sering, hindari makanan berlemak, kunyah permen karet
l. Perut kembung : dapat dikurangi atau dicegah dengan hindari
makanan yang menghasilkan gas, mengunyah secara sempurna, senam
secara teratur, pertahankan kebiasaan BAB
m. Pusing : dapat dikurangi atau dicegah dengan bangun perlahan,
hindari berdiri terlalu lama, hindari berbaring dalam posisi supine
n. Sakit kepala : dapat dikurangi atau dicegah dengan biofeedback,
teknik relaksasi, memasase leher dan otot bahu, penggunaan
bungkusan panas atau es ke leher, istirahat, mandi air hangat
o. Sakit punggung atas dan bawah : dapat dikurangi atau dicegah dengan
gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat benda,
gunakan BH yang pas dan menopang, berlatih dengan mengangkat
panggul, hindari dengan menggunakan sepatu berhak tinggi, gunakan
kasur keras untuk tidur, gunakan bantal untuk meluruskan punggung
p. Varicositas pada kaki / vulva : dapat dikurangi atau dicegah dengan
meninggikan kaki, berbaring pada posisi tegak lurus, kaki tidak
bersilangan, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, istirahat dalam
posisi berbaring miring ke kiri, sena, hindari pakaian ketat
( Ai Yeyeh Rukiah, S.Si.T, MKM, 2013, Hal :135-139 )
5. Pengkajian
1) Anamnesa
a) Identitas
b) Riwayat menstruasi
40
3) Pemerikasaan Laboratorium
Jenis tes tersebut yang paling penting yang dapat dipakai
untuk menilai adanya masalah pada ibu hamil dan jika tertangani
maka akan mencegah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Tes
lain berguna hanya jika ada indikasi perlunya tes tersebut :
Haemoglobin, Protein Urin, Glukosa Dalam Urin, VDRL/RPL, Faktor
Rhesus, Golongan Darah, Human Immunodeficiency Virus ( HIV ),
rubela, tinja untuk Ova / telur cacing dan parasit.
Diagnosa /
Tes Nilai Nilai Tidak
Masalah
Laboratorium Normal Normal
Yang Terikat
Terlacak/
Protein urine >atau = 2 Protein urine
negatif
dipstick + keruh ( mungkin ada
Bening /
merebus ( pos ) infeksi PHI )
negatif
Glukosa dalam
urin Diabetes
benedict’s
VDRL / KPR
tes
pemeriksaan Negatif Positif Sypilis
Sypilis
pertama
RH
Faktor Rhesus RH+ RH -
sensitization
42
Ketidak
Gol. darah A B O AB - cocokan
ABO
HIV + AIDS
Anomi pada
janin jika ibu
Rubela Positif Negatif
mengalami
infeksi
Anemia akibat
Tinja Ova /
cacing
telur cacing Negatif Positif
( cacing
dan parasit
tambang )
( Ai Yeyeh Rukiah, S.Si.T, MKM, 2013, Hal :149-150
4) Persiapan
5) Memberi konseling
6) Menjadwalkan kunjungan ulang
Bersama-sama dengan ibu hamil bidan melakukan diskusi
sehubungan dengan hasil dan rencana tindakan yang sudah dilakukan,
kemudian bidan menyarankan kepada ibu untuk melakukan rencana
kunjungan, jika mengikuti standar kunjungan bahwa ibu dapat
melakukan kunjungan minimal 4 kali selama kehamilannya sehingga
jika ibu datang pada kunjungan awal ini pada trimester pertama,
sehingga ibu dijadwalkan kunjungan ulang pada umur kehamilan
trimester kedua satu kali dan trimester ketiga dua kali, jika ibu ingin
melakukan kunjungan ideal, maka ibu dianjurkan untuk melakukan
kunjungan setiap bulan pada umur kehamilan trimester pertama,
setelah umur kehamilan 28 minggu, maka ibu datang 2 minggu satu
kali dan setelah umur kehamilan diatas 36 minggu datang seminggu
satu kali sampai umur kehamilan 40 minggu.
43
7) Dokumentasi
a) Model-model dokumentasi kebidanan
Pendokumentasian merupakan hal yang tidak terpisahkan
dari asuhan yang diberikan oleh . Ada berbagai macam model
pendokumentasian yang dipergunakan oleh fasilitas-fasilitas
kesehatan, salah satunya ialah POR ( Problem Oriented Record )
yang merupakan pendokumentasian yang berdasarkan masalah.
Model pendokumentasian berhubungan dengan teknik
pendokumentasian, dimana model pendokumentasian merupakan
44
d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian dan
perencanaan dan evaluasi berdasarkan Assesment SOAP
untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi
dimasukkan dalam “ P “.
1) Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang
akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien yang sebaik mungkin atau menjaga
mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk
kriteria tujuan tertentu kebutuhan pasien yang harus
dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang
diambil harus menbantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi
dokter ; Planning merupakan rencana, pelaksanaan dan
evaluasi sesuai dengan analisa yang ditetapkan.
2) Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk
menghilangkan dan mengurangi masalh klien.
Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila
tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin
menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien
berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau
disesuaikan.
3) Evaluasi
Jika kriteria tujuan tidak tercapai proses
evaluasidapat menjadi dasar untuk mengembangkan
tindakan alternatif sehingga mencapai tujuan.
54
f) Prinsip dokumentasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri juga bagi tenaga kesehatan
yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan
prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi :
a. Ditinjau dari isi
Mempunyai nilai adsmintrasif: suatu berkas
pencatatan nilai medis, karna catatan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang
harus diberikan kepada klien.
Mempunyai nilai hukum: semua catatan
informasi tentang klien merupakan dekumentasi resmi dan
bernilai hokum. Bila terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan profesi kebidananan, dimana bidan
sebagai pemberi jasa dank lien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai barang bukti dipengadilan. Oleh karena itu data
data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif,
dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan.
Mempunyai nilai ekonomi: dokumentasi
mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan
yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap yang dapat digunakan sebagai acuan atau
pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.
Mempunyai nilai edukasi: dokumentasi
mempunyai nilai pendidikan, karna isi menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi siswa atau profesi keshatan lainnya.
Mempunyai nilai penelitian: dokumentasi
kebidanan mempunyai nilai penelitian data yang terdapat
55
C. Masa persalinan
1. Pengertian
Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup ( viabel ) dari dalam uterus ke dunia luar melalui jalan lahir.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan
janin turun ke dalam jalan lahir, kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan
dengan presentasi LBK yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu / janin. (Aprilia Nurul Baety, 2011, Hal : 110 - 111).
2. Jenis-jenis persalinan
a. Macam-macam persalinan berdasarkan cara pengeluarannya
1) Persalinan spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan
Persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya
forcep / vakum / SC
3) Persalinan anjuran
Persalinan dengan bantuan diberi obat-obatan baik disertai
/ tanpa pemecahan ketuban
b. Macam-macam kehamilan berdasarkan usia kehamilan
1) Abortus
Keluarnya hasil konsepsi ( bayi ) sebelum dapat hidup
pada UK < 20 minggu
2) Persalinan imatur
Keluarnya hasil konsepsi pada UK 20-27 minggu
3) Persalinan prematur
Keluarnya hasil konsepsi pada UK 28-35 minggu
58
4. Tanda-tanda persalinan
1) Tanda Persalinan Sudah Dekat
a) Terjadi Lightening
Yaitu kepala turun memasuki PAP terutama
primigravida menjelang minggu ke-36. Lightening menyebabkan :
(1) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
(2) Dibagian bawa terasa sesak.
(3) Terjadi kesulitan saat berjalan dan sering miksi
b) Terjadi His Permulaan
Sifat His Permulaan atau Palsu :
(1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
(2) Datangnya tidak teratur dan durasinya pendek.
(3) Tidak ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila
beraktivitas.
2) Tanda Pasti Persalinan
Terjadi His Persalinan yang Sifatnya :
a) Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika
beraktivitas dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
Keluar lendir dan darah serta cairan ketuban.
(Aprilia Nurul Baety, 2011, Hal : 113).
Ukuran-Ukuran Panggul :
(1) Involutir
(2) Intermiten
(3) Terasa sakit
(4) Terkoordinasi
(5) Serta kadang dipengaruhi oleh fisik, kimia, psikis
62
2) Mengejan
Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang
amat menentukan, yakni passenger (janin), passage (jalan lahir) dan
power (kontraksi). Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga
komponen tersebut harus sama-sama dalam kondisi baik. Bayi yang
ukurannya tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui jalan lahir
normal, jalan lahir yang baik akan memudahkan bayi keluar,
kekuatan ibu mengejan akan mendorong bayi cepat keluar.
Kelainan Power :
c. Passengger
Passenger terdiri dari :
1) Janin
Selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetic dan kebiasaan ibu
yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal antara
lain :
65
2) Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-
20 cm tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
3) Air Ketuban
Sabagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan
perkembangan janin. Air ketuban berfungsi sebagai bantalan untuk
melindungi janin terhadap trauma dari luar. Tak hanya itu saja, air
ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, menstabilkan
perubahan suhu dan menjadi sarana yang memungkinkan janin
bergerak bebas.
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, aktifitas
organ tubuh janin juga memengaruhi cairan ketuban. Saat usia
kehamilan mulai memasuki 25 minggu, rata-rata air ketuban didalam
rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia
kehamilan 33 minggu.
Kelebihan air ketuban dapat berdampak pada kondisi
janin. Untuk menjaga kestabilan air ketuban, bayi meminum air
ketuban didalam tubuh ibunya dan kemudian mengeluarkannya
dalam bentuk kencing. Jadi jika terdapat volume air ketuban yang
berlebih diprediksi terdapat gangguan pencernaan atau gangguan
pada saluran pembuangan sang bayi yang ditandai dengan
kencingnya yang tidak normal.
Kekurangan cairan ketuban bisa disebabkan bebagai hal,
di antaranya menurunnya fungsi plasenta akibat kehamilan yang
melebihi waktu, ketuban yang bocor atau kelainan janin yang
berhubungan dengan penyumbatan kandung kemih.
68
(a) USG
(b) Leukosit dan suhu badan (37,5ºC) untuk menilai adanya infeksi
(Leukositosis).
(c) Pemantauan kesejahteraan janin
(d) Pemeriksaan labolatorium, contoh : TORCH
(Elisabeth Siwi Walyani, 2015, Hal : 18-26).
69
6. Pimpinan persalinan
a. Kala I (Kala pembukaan)
1) Diagnosa Kala I
Kala I atau kala pembukaan berlangsung dari pembukaan
nol (0 cm) sampai pembukaan lengkap (10 cm). kal I untuk
Primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar
8 jam. Berdasrkan kurva fridman, diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam
(Nurul Jannah, 2014).
2) Pemeriksaan Dalam (VT)
Frekuensi pemeriksaan vagina yang diiperlukan selama
persalinan bergantung pada kasus individu, seringkali, satu atau
dua pemeriksaan sudah cukup, sedangkan pada kasus lain,
diperlukan lebih banyak pemeriksaan. Jika terjadi pecah ketuban,
sangat penting untuk membatasi jumlah pemeriksaan vagina guna
memberikan perlindungan terhadap infeksi.jika terjadi perdarahan
per vaginam, pertama kali yang harus diperhatikan bahwa tidak
ada diagnosis plasenta previa sebelum pemeriksaan vagina dapat
dilakukan dengan aman, jika tidak maka dapat terjadi perforasi
plasenta yangmerupakan becana besar.((Reeder DKK, 2011)
3) Partograf
a) Pengertian partograf
Partograf adalah alat untuk mencatat informasi berdasarkan
informasi,anamnesis, dan pemeriksaan fisik pada ibu dalm
persalinan, dan sangat penting khususnya untum membuat
keputusan klinik selama kala I persalinan.
b) Tujuan utama
Tujuan utama penggunaan partograf adalah mengamati dan
mencatat hasil observasi dan kemajuan persalianan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam dan
menentukan normal atau tidaknya persalianan lama sehingga
70
b. Kala II
Dimulai sejak pembukaan lengkap dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Lama kala II : pada primigravida 1½ jam, pada
multigravida ½ jam.
1) Penatalaksanaan
a) Perlengkapan, bahan dan obat yang dibutuhkan
Pastikan perlengkapan jenis dan jumlah bahan yang
diperlukan dalam keadaan siap pakai untuk setiap persalinan
dab kelahiran. Kegagalan untuk menyediakan semua
perlengkapan, bahan dan obat esensial pada saat asuhan yang
diberikan, dapat meningkatkan resiko terjadi penyulit pad ibu
dan bayi baru lahir yang dapat membahayakan keselamatan
jiwa mereka.
b) Memberikan Asuhan Sayang Ibu
(1) Pemberian dukungan emisional
(2) Pengaturan posisi
(3) Pemberian Cairan dan Nutrisi
(4) Pengosongan Kandung Kemih
(5) Persiapan Rujukan
79
pada salah satu perineum dan empat jari pada sisi yang lain dan
tangan yang lain pada belakang kepal bayi. Tahan kepal bayi agar
posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap
melawati introtus dan perineum.
Jangan melakukan pengisapan lendir secar rutin pada mulut
dan hidung bayi. Sebagian besar bay sehat dapat menghilangkan
lendir tersebut secara almiah pada dengan mekanisme bersin dan
menagis saat lahir. Pada pengisapan lendir yang terlalu dalam,
ujung kanul pengisap dapat menyemntuh daerah orofaring yang
kaya denga persyrafan parsipatis sehingga dapat menimbulkan
reaksi vaso-vegal.
Selalu isap mulut bayi lebih dulu sebelum menghisap
hidungnya. Menghisap hidung lebih dulu dapat menyebabkan
bayi menarik nafas dan terjadi asprasi mekonium atau cairan yang
ada dimulutnya.
5) Periksa Tali Pusat Pada Leher
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran
dan bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah telilit tali pusat. Jika
dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat
mak jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3
cm, kemudian potong tali pusat atara 2 klem tersebut.
6) Melahirkan bahu
a) Setelah menyeka mulut dan hidung dan memeriksa tali pusat,
tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar
secar spontan.
b) Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta
ibu untuk meneran sambil menekan kepala kearah bawah dan
lateral tubuh bayi sehingga bahu depan mlewati simfisis.
83
c. Kala III
Kala III persalinan adalah priode yang dimulai ketika bayi
lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya suddah dilahirkan.
Kala III pada primigravida berlangsung 15 menit, sedangkan
multigravida 10 menit.
1) Menejemen aktif kala III
a) Pemberian suntikan oksitosin
Oksitosin 10 IU secara IM dapat di berikan dalam 2 menit
setelah bayi lahir dan dapat di ulangi setelah 15 menit jika
plasenta belum lahir. Berikan oksitosin 10 IU secara IM pada
1/3 paha kanan bawah bagian luar.
b) Penanganan tali pusat terkendali
84
d. Kala IV
Kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam
sesudahnya. Hal yang perlu diperhatikan pada kal IV adalah kontraksi
uterus smapaiuterus kembali ke bentuk normal.
1) Penanganan pada kala IV
a) Tanda Vital
Pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital meliputi usaha
untik memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik,
tidak terjadia perdarahan pervagina atau alt genetalia lainnya,
plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap, kanduang
kemih kosong, luka pada perineum terawatt baik dan tidak
terjadi hematoma. Selain itu, ibu dan bayi berada dalama
keadaan yang baik.
Tanda syok pada ibu harus diperhatikan seperti nad cepat
dan lemah (110 kali/menit), tekanna darah rendah sistolik
>90 mmHg, pucat, berkeringat, dingin, kulit lembab, nafas
cepat, kesadaran menurun, dan urin protein sangat sedikit.
b) Kontraksi uterus
Kontraksi yang baik pada uterus adalah bahwa uterus terba
keras dan tidak lembak dan tinggi fundus uteri berada 1-2 jari
di bawah pusat setelah melahirkan. Pemeriksaan kontraksi
uterus dilakukan 15 menit pada jam pertama pascapartum,
dan 30 menit 1 jam kedua pascapartum.
c) Lockea
Selema beberapa hari persalinan, lokhea tampak merah
karena ditemukan eritrosit atau disebut lochea rubra. Setelah
3 sampa 4 hari, loche menhjadi pucar atau lochea serosa, dan
hari ke 10, lochea tampak putih atau kekuning-kuningan atau
lochea alba. Lochea berbau busuk dapat menjadi indikasi
dengan endometrisis.
d) Kandung kemih
91
2. Ciri-ciri BBL
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500 – 4000 gram
c. Panjang badan 48 – 52 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. Lingkar dada 30 – 38 cm
f. Lingkar lengan 11-12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x / menit
h. Pernapasan 40 – 60 x / menit
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nila APGAR > 7
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
o. Refleks rooting ( mencari puting susu dengan rangsang taktil pada pipi
dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking ( isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik
93
3. Penilaian BBL
APGAR SCORE
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Tubuh
Apperance Pucat /biru Seluruh tubuh
merah,ekstremitas
( warna kulit ) seluruh tubuh kemarahan
biru
Pulse
Tidak ada < 100 .> 100
( denyut jantung )
Grimace
Ekstremitas
( tonus otot ) Tidak ada Gerakan aktif
sedikit fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
( aktivitas ) menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada menangis
( pernapasan ) teratur
94
Interpretasi :
a. Nilai 1 – 3 asfiksia berat
b. Nilai 4 – 6 asfiksia sedang
c. Nilai 7 – 10 asfiksia ringan ( normal )
( Vivian Nanny Lia Dewi, 2011 hal : 2-3 )
4. Penatalaksanaan awal BBL
a. Membersihkan jalan nafas sekaligus menilai Apgar menit pertama.
b. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain yang halus dan handuk.
c. Memotong dan mengikat tali pusat dengan memperhatikan teknik
antseptik sekaligus menjadi Skor Apgar menit kelima.
d. Mempertahankan suhu tubuh.
e. Membersihkan badan bayi.
f. Member obat untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata.
g. Melaksankan pemeriksaan kesehatan bayi.
h. Memasang pakain bayi.
i. Mengajarkan ibu cara membersihkan jalan nafas, membersihkan air
susu ibu (ASI) dan manfaatnya, perwatan tali pusat, perwatan bayi
sehari-hari, peawatan payudara selama menyusui.
j. Menjelaskan pentingnya memberikan ASI sedini mungkin, makan
bergizi bagi ibu, mengikuti program imunisasi utuk bayi, an KB bagi
ibu sesegera mungkin
k. Melaksanakan follow up atau kunjungan rumah kembali
( Sari Wahyuni, Thn 2011, Hal : 04-05 ).
b. Sistem Pernapasan
c. Peredaran Darah
d. Suhu Tubuh
1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda
sekitarnyayang kontak langsung dengan tubuh bayi ( pemindahan
panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung ).
Sebagai contoh,konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa
98
h. Traktus Digestivus
i. Hati
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka
lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastic tali
pusat ( bila tersedia ).
a. Berat badan
b. Panjang badan, pengukuran antripometri dilakukan satu jam setelah
lahir ada dalam dekapan ibu
c. Jenis kelamin
d. Penilaian bayi baru lahir. Setelah bayi lahir, langsung dinilai apakah
ada penyulit atau tidak, dikatakan ada penyulit jika bayi lahir tidak
langsung menangis dan warnanya tidak merah
e. Jika ada penyulit apa tindakan bidan, nilai apakah ada cacat bawaan
f. Pemberian ASI pertama kali juga di dokumentasikan, selain untuk
kebutuhan bayi, pendikumentasian ini dapat juga untuk menilai
bonding attacment.
( Ambar Dwi Erawati, S.SIT, Tahun 2016 )
104
E. Masa nifas
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa hamil atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa
latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini dise but
puerperium yaitu dari kata yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi
puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi
dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca-persalinan
yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi.
(Vivian Nanny Lia Dewi dkk, 2012 Hal : 30)
untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk
menghindari/tidak menyentuh daerah luka.
c. Melaksanakan skrining secara komprehensif. Melaksanakan skrining
yang komprehensif dengan mendeteksi masalah, mengobati, dan
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada hal ini
seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang
meliputi pemeriksaan plasenta, pengawasan TFU, pengawasan PPV,
pengawasan konsistensi rahim, dan pengawasan keadaan umum ibu.
Bila ditemukan permasalahan, maka harus segera melakukan tindakan
sesuai dengan standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri. Memberikan pelayanan
kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat.
1) Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan
payudara, yaitu sebagai berikut.
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara.
c) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.
Menyusui tetap dilakukan melalui dari puting susu yang tidak
lecet.
d) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya
bendungan ASI.
Konseling mengenai KB. Bidan memberikan
konseling mengenai KB, antara lain seperti berikut ini.
(1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada
106
c) Remote Puerpurium
Mochtar ( 1998 : 115 ) mengatakan remote puerpurium
adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bagi ibu selama hamil atau melahirkan mempunyai
komplikasi. Waktu sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan dan tahunan.
a. Tekanan darah
b. Suhu tubuh
c. Evaluasi payudara.
109
d. Pengkajian abdomen.
e. Pemeriksaan perineum termasuk pengkajian lokia
3) Lokia serosa
Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 post partum.
Warnanya biasa kekuningan atau kecoklatan. Lokia ini
terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum,
juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi plasenta.
4) Lokia alba
Lokia ini muncul lebih dari hari ke 10 post
partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta
lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks,
dan serabut jaringan yang mati.
Bila pengeluaran lokia tidak lancar, maka disebut
lochiastasis. Jika lokia tetap berwarnah merah setelah dua
minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau
karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan
retroflexio uteri. Lokia mempunyai suatu karakteristik bau
yang tidak sama dengan sekret menstrual. Bau yang paling kuat
pada lokia serosa dan harus dibedakan juga dengan bau yang
menandakan infeksi.
Lokia disekresikan dengan jumlah banyak pada awal
jam postpartum dan selanjutnya akan berkurang sejumlah besar
sebagai lokia rubra, sejumlah kecil sebagai lokia serosa, dan
sejumlah lebih sedikit lagi lokia alba. Umumnya jumlah lokia
lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam posisi
berbaring dari pada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan
bersatu di vagina bagian atas manakala wanita dalam posisi
berbaring dan kemudian akan mengalir keluar manakala dia
berdiri. Total rata-rata pembuangan lokia kira-kira 8-9 az atau
sekitar 240 dan 270 ml.
114
2. Curah jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah
jantung meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah
wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahwa lebih tinggi
selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi
sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
Nilai ini meningkat pada semua jenis kelahiran.
3. Perubahan sistem hematologi
Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen
dan plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat.
117
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmentis/samnolen/apatis
(3) Tanda-tandea vital :
Tekanan Darah : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Pernapasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,2 0C
129
Auskultasi :
1) Dada :
ada ronchi atau wheezing atau tidak
Perkusi :
1) Reflek patella + / -
Ds :
Do :
Nadi : 80 – 90 x / Menit
Pernapasan : 20 – 30 x/ Menit
Suhu : 36,5 – 37 0C
F. Keluarga berencana
1. Pengertian keluarga berencana
Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. (
BKKBN, 2013 hal : 3 )
2. Tujuan keluarga berencana
a. Tujuan umum
Meningkatkan akses dan kualitas dan menjamin
pelayanan KB di wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (
Galcitas )
b. Tujuan khusus
1) Mendekatkan pelayanan KB ke wilayah Galcitas yang tidak
atau kurang memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan
yang kompeten
2) Meningkatkan akses ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
khususnya metode kontrasepsi jangka panjang
3) Menurunkan unmet need di wilayah Galcitas
( BKKBN, 2013 hal : 2 )
3. Jenis-jenis kontrasepsi
a. Kontrasepsi darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai
setelah senggama oleh wanita yang tidak hamil untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
Keuntungan Kontrasepsi Darurat :
1) Tidak menyebabkan keguguran
2) Dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3) Mencegah aborsi.
4) Tidak menimbulkan cacat bawaan bila diketahui ibu hamil.
134
a) Mudah digunakan
b) Tidak memerlukan biaya
c) Metode lendir serviks merupakan metode keluarga
berencana alami yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
139
Keterbatasannya :
Keterbatasan :
a) Efektifitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempan
pertahun pertama)
b) Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan.
c) Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan
dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.
d) Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi
sebelum elakukan hubungan seksual (Tablet busa vagina,
suppositoria dan krim).
e) Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam.
e. Kontrasepsi pil
1) Mini Pil
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung
hormon progesteron dalam dosis rendah. Mini pil atau
progesteron disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang
digunakan 0,03-0,05 mg pertablet.
Kerugian Mini Pil
a) Memerlukan biaya
b) Harus selalu tersedia
c) Efektivitas berkurang apabila menyusui juga berkurang
d) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberculosis
atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi
rendah
e) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang
sama.
f) Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar
dan konsisten.
g) Tidak melindungi dari penyakit enular seksual termasuk
HBV dan HIV/AIDS
143
d) Jangka panjang
e) Efek samping sangat kecil
f) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
g) Pemberin aman, efektif dan relative mudah
Kerugian KB 1 bulan :
Kerugian IUD :
h. Kontrasepsi implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah
kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang
mengandung levonogetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic
silicon (Polydimethylsiloxane) dan dipasang dibawah kulit.
Sangat efektif (Kegagalan 0,2-1 Kehamilan per 100 Perempuan).
Keuntungan Implant :
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan implant.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Bebas dari pengaruh ekstrogen, Tidak mengganggu hubungan
saat senggama, Tidak mengganggu produksi ASI
6) Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
7) Dapat dicbut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kerugian Implant :
1) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih. Petugas kesehatan harus dilatih khusus
2) Harga implant yang mahal, Implant sering mengubah pola
haid
3) Implant dapat terlihat dibawah kulit
i. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong
saluran telur (Pada Perempuan) dan seluruh sperma (Pada Laki-
Laki). Itulah sebabnya kontrasepsi ini disebut kontrasepsi mantap
kontrasepsi mantap dijalankan dengan melakukan operasi kecil
pada organ reproduksi yang terbagi menjadi :
149
Kerugian Tubektomi :
Kerugian :
G. Teori pendokumentasian
Menurut Kepmenkes No.938/Menkes/SK/VII/2007
1. Pengertian
Pengertian standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan
kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan
asuhan kebidanan. ( Yanti, S.ST M.Keb, Nurul Eko W, S.SIT )
2. Tahap-tahap pendokumentasian SOAP
a. STANDAR 1 : Pengkajian
1) Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat
relevan danl engkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
2) Kriteria Pengkajian
a) Data tepat, akurat dan lengkap, Terdiri dari data subyektif (Hasil
anamneses, biodata, keluhan utama, riwayat obstertri, riwayat
kesehatan dan latar belakang social budaya)
b) Data obyektif (Hasil Pemeriksaan Fisik, Psikologis dan
Pemeriksaan Penunjang).
b. STANDAR II : Perumusan Diagnose dan atau Masalah Kebidanan
1) Pernyataan Standar
Bidan menganalisa data yang di peroleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.
2) Kriteria perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan
a) Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b) Masalah di rumuskan sesuai dengan kondisi klien
c) Dapat di selesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
153
1) Ruang Lingkup :
a) Pelayanan bayi baru lahir
b) Pelayanan bayi
c) Pelayanan anak balita
d) Pelayanan anak pra sekolah
2) Kewenangan :
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk Resuitasi,
pencegahan Hipotermi, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), injeksi
vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28
hari) dan perawatan tali pusat.
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
f) Pemberian konseling dan penyuluhan
g) Pemberian surat keterangan kelahiran
h) Pemberian surat keterangan kematian
157