BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d) Ovarium
Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak
berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta yang
telah terbentuk.
2) System payudara
Pada trimester III pertumbunhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan
32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat
encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini disebut kolostrom.
3) System endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularisasi.
Pengaturan konsentrasi kalsium sangat berhubungan erat
dengan magnesium, fosfat, hormone pada tyroid, vitamin D, dan
kalsium. Adanya gangguan pada salah satu factor itu akan
menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma
hormone pada tyroid akan menurun pada trimester pertama dan
kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi penting dari
hormone para tyroid ini adalah untuk memasok janin dengan
kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai
peran dalam produksi peptide pada janin, plasenta, dan ibu.
4) System perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan
tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdelatasi dari
pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan.
Perubahan perubahan yang ini membuat pelvis dan ureter
12
a) Kalori
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan dan plasenta dan menambah volume darah serta
cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna
sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan
menyusui.
Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-
padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-
kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak,
anda bisa mengkonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlamak, alpukat dan minyak nabati.
b) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari
100 reaksi kimia didalam tubuh yang melibatkan enzim.
Selain membantu metabolisme asam amino, karbohidrat,
lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan
dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia yang
penghantar pesan antara sel saraf). Makan hewani adalah
sumber yang kaya akan vitamin ini.
c) Yodium
Yidium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa
tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisme yang
baru terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya
proses perkembangan janin, termasuk otaknya terhambat
dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
d) Vitamin B12
Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi Tiamin
sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2
miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga
vitamin B ini bisa anda konsumsi dari keju, susu, kacang-
kacangan, hati dan telur.
16
e) Air
Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru,
mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses
metabolisme zat-zat gizi, serta mempertahankan volume
darah yang meningkat selama kehamilan. Sebaiknya minum
8 gelas air putih sehari. Selain air putih bisa pula dibantu
dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan.tapi
jangan lupa agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi
minuman bergula seperti sirup dan softdrink.
3) Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi
dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil
cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri teruatama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
daerah genetalia) dengan cara membersihkan dengan air dan di
keringkaan.
4) Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat
secara langsung terhadap kesejahteraan janin, namun perlu
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam pakaian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu
hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini:
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut.
b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat
c) Pakailah bra yang menyokong payudara
d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah
e) Pakaian dalam yang selalu bersih
17
5) Eliminasi
Kebutuhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang utama
dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal
tersebut adalah kondisi yang fisiologi. Pada trimester III terjadi
pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada
kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk
mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi.
6) Seksual
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika
kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, coitus sebaiknya
dihetikan karena dapat menimbulkan rasa sakit dan perdarahan.
7) Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. ibu hamil dapat dianjurkan
untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama
dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi
ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan. (Flisabeth,
2015)
d. Keadaan patologis yang biasa terjadi pada kehamilan trimester III
1) Pre-eklampsia dan eklampsia
2) Solusio plasenta
3) Prematur
4) Kehamilan ganda/gemelly
5) KPD atau Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW)
6) Polihidramnion dan oligohidramnion
7) Kelainan letak. (Marmi,dkk, 2015)
18
e. Pengkajian
1) Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan
pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak keterangan yang bisa di
peroleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa
kehamilan, yaitu anamnesa sosial (biodata dan latar belakang
sosial), keluarga, medik, haid dan kebidanan. (Marmi, dkk,
2015)
2) Persiapan Pemeriksaan Kehamilan
Alat : Meja troli dan alas/ baki dengan alas, tensimeter,
penlight, leanec/monoral, termometer, jangka panggul,
metlin/pengukur lila, jam tangan, reflek patella/ hammer,
nierbekken, kapas DTT dalam kom steril, perlak dan alasnya,
handscone steril, tempat sampah, tissue dan tempatnya,
pengukur lila, timbangan berat badan dan pengukur tinggi
badan, sampiran/skerm, tempat tidur, buku catatan dan pulpen.
3) Memberikan konseling
Konseling asuhan kehamilan adalah suatu proses bantuan
oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap
muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, dan
menyusun rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Menurut Williamson (1961) dalam Latipun (2005) tujuan
umum pelaksanaan konseling adalah membantu klien mencapai
perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensi yang
dimiliki. Secara lebih perinci dinyatakan menjadi tiga tujuan
utama oleh Krumboltz, yaitu:
a) Mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku
yang sehat.
b) Membimbing klien belajar membuat keputusan.
19
b) Psinsip dokumentasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan
bermanfaat bagi diri sendiri juga bagi tenaga kesehatan
yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan
prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi:
(1) Ditinjau dari isi
(a) Mempunyai nilai administratif: suatu berkas
pencatatan mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar
merencanakan tindakan yang harus diberikan
kepada klien.
(b) Mempunyai nilai hukum: semua catatan informasi
tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu massalah yang
berubungan dengan profesi kebidanan, dimana
bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai
pengguna jasa, maka dokumentasi dapat digunakan
sewaktu-waktu, sebagai barang bukti pengadilan.
Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi
secara lengkap, jelas, objektif, dan ditanda
tangangani oleh petugas kesehatan.
(c) Mempunyai nilai ekonomi: odkumentasi
mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan
kebidanan yang belum, sedang, dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan
sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan
bagi klien.
22
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentase letak belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Hasdiana hasan rohan,dkk,
2013)
b. Jenis – Jenis Persalinan
1) Jenis persalinan berdasarkan tehnik
a) Persalinan Spontan, yaitu persalinan bersalinan dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
b) Persalinan Buatan, yaitu Persalinan dengan tenaga tenaga
dari luar dengan ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan
section sesaria.
c) Persalinan Anjuran, yaitu persalinan tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlansung setelah pemecahan
ketuban, persalinan Pitocin aprostaglandin.
2) Jenis persalinan menurut umur kehamilan
a) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
b) Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28
minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan
999 gram.
c) Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan
2499 gram.
25
4) Teori prostaglandin
a) Kosentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
b) Pemberian prostaglandian saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
dikeluarkan.
c) Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya
persalinan. (Rohani, dkk, 2011)
d. Tanda – Tanda Persalinan
1) Tanda – tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya”
atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan
tanda – tanda sebagai berikut : Lightening atau settling atau
dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu
kentara: Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun,
perasaan sering kencing atau susah kencing karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawa janin : Persaan sakit diperut
dan pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah uterus,
kadang–kadang disebut “fasrse labor pains” serviks menjadi
lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
2) Tanda – tanda inpartu
Wanita yang mendekati persalinan akan merasakan rasa
sakit oleh adanya his yang lebih kuat, sifatnya sering dan teratur,
interval makin pendek, keluar lendir bercampur darah (show)
yang lebih banyak karena robekan–robekan kecil pada serviks
serta cairan ketuban. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
berlansung dalam waktu 24 jam. (Ai yeyeh rukiah, dkk, 2012)
27
e) Pemeriksaan dalam
Langkah-langkah pemeriksaan dalam, adalah sebagai
berikut:
(1) Tutupi badan ibu dengan sarung atau selimut.
(2) Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekut dan
paha dibentangkan.
(3) Gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
atau steril.
(4) Gunakan kapas atau kasa DTT basah, lakukan vulva
hygiene dengan benar.
(5) Periksa genetalia eksternal untuk mengetahui adanya
luka atau massa ( termasuk kondilomata), varikositas
vulva atau rektum, atau luka parut diperineum.
(6) Periksa cairan vagina dan tentukan apakah terdapat
bercak darah, perdarahan pervagina, atau mekonium.
(a) Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan
pemeriksaan dalam
(b) Jika ketuban pecah, lihat warna dan baunya. Jika
mekonium ditemukan, tentukan kental atau encer,
dan periksa DJJ.
(c) Jika mekonium encer dan DJJ baik, pantau terus
dengan partograf.
(d) Jika mekonium kental, periksa DJJ dan rujuk
(e) Jika ada bau busuk, mungkin ibu mengalami
infeksi dan segera rujuk.
(7) Buka labia dengan jari manis dan ibu jari
tangan,masukkan jari telunjuk dengan hati-hati yang
diikuti dengan jari tengah. Pada saat kedua jari berada
didalam vagina, jangan mengeluarkan sebelum
pemeriksaan selesai.
33
(b) Kala I
Data kala I terdiri atas pertanyaan tentang
patograf saat melewati garis waspada, masalah
yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil dari
penatalaksanaan tersebut.
(c) Kala II
Data kala II terdiri atas episiotomi,
pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah penyerta, penatalaksanaan, dan hasilnya.
Jawaban diberi tanda “√” pada kotak disamping
jawaban yang sesuai.
(d) Kala III
Data kala III terdiri atas lama kala III,
pemberian oksitosin, penanganan tali pusat
terkendali, masase uterus, plasenta lahir lengkap,
plasenta tidak lahir > 30 menit, lasaerasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya.
(e) Kala IV
Data kala IV terdiri atas tekanan darah, nadi,
suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan. Pemantauan kala IV
dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama
setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada 1 jam
berukutnya.
(f) Bayi baru lahir
terdiri atas berat dan panjang badan, jenis
kelmain, penilaian kondisi bayi baru
lahir,pemberian ASI, masalah penyerta,
penatalaksanaan terpilih, dan hasilnya. (Nurul
Jannah, 2015)
40
Gambar 2.1
Partograf
41
42
2) Kala II
a) Pengertian
Kala II atau disebut juga “pengusiran”, dimulai dengan
pembukaan lengkap serviks (10cm) dan berakhir dengan
kelahiran bayi. (Nurul Jannah, 2015)
Kala II ditandai dengan:
(1) His terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira
2-3 menit sekali.
(2) Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul secara
reflektoris menimbulkan rasa mengejan.
(3) Tekanan pada rektum anus terbuka, serta vulva
membuka dan perineum meregang. (Nurul Jannah,
2015)
b) Diagnosa
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap atau kepala janin sudah tampakdi vulva dengan
diameter 5-6 cm. (Saifuddin, 2013)
c) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan didasarkan pada prinsip bahwa kala II
merupakan peristiwa normal yang diakhiri dengan kelahiran
normal tanpa adanya intervensi. Saat pembukaan sudah
lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan
dorongan alamiahnya dan beriatirahat diantara kontraksi.
Jika menginginkan, ibu dapat mengubah posisinya, biarkan
ibu mengeluarkan suara selama persalinan dan proses
kelahiran berlangsung.
Biasanya ibu akan di bimbing untuk meneran tanpa
berhenti selama 10 detik atau lebih, tiga sampai empat
perkontraksi. Meneran dengan cara ini dikenal sebagai
43
3) Kala III
a) Pengertian
Kala III atau kala pelepasan uri adalah periode yang
dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat pelepassan
seluruhnya sudah dilahirkan. Lama kala III pada
primigravida hampir sama berlangsung ± 10 menit. (Nurul
jannah, 2015)
b) Manajemen aktif kala III
(1) Pemberian suntikan oksitosin
Oksitosin 10 unit secara IM dapat diberikan dalam
1 menit setelah bayi lahir dan dapat di ulangi setelah 15
menit jika plasenta belum lahir. Berikan oksitosin 10
UI secara IM pada ⅓ bawah paha bagian luar.
(2) Penegangan tali pusat terkendali
(3) Pemijatan fundus uteri (masase). (Nurul Jannah, 2015)
47
c) Penanganan
(1) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva
(2) Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan
klem dengan tangan yang lain.
(3) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah dorso-kranial secara hati-hati, seperti gambar
berikut, untuk mencegah terjadinya inversio uteri.
(a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk menstimulasi
puting susu.
Gambar 2.8
Penegangan tali pusat terkendali
0 1 2
Seluruh tubuh
Apparance Badan merah,
Pucat kemerah-
(warna kulit) ekstremitas biru
merahan
Pulse rate
Tidak ada < 100 >100
(frek. Nadi)
Grimance
Sedikit gerakan
(Reaksi Tidak ada Batuk/bersin
mimik (grimance)
rangsangan)
Activity Ekstremitas dalam
Tidak ada Gerakan aktif
(Tonus otot) sedikit flexi.
Respiration Lemah/tidak Baik/
Tidak ada
(pernafasan) teratur menangis
Jumlah
Sumber : Hasdiana hasan rohan, dkk, 2013
d. Penatalaksanaan awal BBL
1) Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan
kain yang cukup hangat untk mencegah hipotermi.
2) Mengisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi
dan kebutuhan.
3) Memotong dan mengikat tali pusat, memberi antisepstik sesuai
ketentuan setempat.
4) Bonding attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada
ibunya.
5) Menilai apgar menit pertama dan menit kelima.
6) Memberi identitas bayi. Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu
jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat.
52
4. Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas dimulai setelah 2 jam post partum dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan harus baik secara fisiologis maupun psikologis akan
pulih dalam waktu 3 bulan. (Siti Nunung Nurjanah, dkk, 2013)
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Adapun tujuan masa nifas adalah sebagai berikut:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
2) Melaksanakan screening secara komprehensif, deteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatandiri, nutrisi, KBx, menyusui, pemberian imunisasi
pada bayinya dan perawatan bayi sehat
4) Memberikan pelayanan KB.
5) Untuk mendapatkan kesehatan emosi.
6) Melancarkan pembentukan air susu ibu (ASI)
7) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri
sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik,
sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal. (Reni Yuli Astutik, 2015)
c. Tahapan-tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (postpartum/puerperium)
adalah sebagai berikut:
1) Puerperium dini: masa kepulihan, yakni saat-saat ibu
dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
57
setelah uteri
persalinan b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal
e) Memberi bimbingan kepada ibu bagaimana
tehnik melakukan melakukan hubungan antara
ibu dan BBL
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara menjaga
hipotermi
2 6 hari a) Memastikan involusio uterus berjalan normal:
setelah uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus
persalinan tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada
bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat , dan perawatan bayi sehari-hari.
3 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalinan
4 6 minggu a) Menyatakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
setelah yang dialami atau bayinya
persalinan b) Memberikan konseling KB secara dini.
c) Menganjurkan atau mengajak ibu membawa
bayinya ke posyandu atau ke puskesmas untuk
menimbang dan imunisasi
Sumber : Reni Yuli Astutik, 2015
65
c) Latihan
d) Gizi
(1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
(2) Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
(3) Minum minimal 3 liter/hari
(4) Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan
pascasalin, terutama di daerah dengan prevalensi
anemia tinggi
(5) Suplemen vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum
segera setelah persalinan dan 1 kapsul 200.000 IU
diminum 24 jam kemudian.
e) Menyusui dan merawat payudara
f) Senggama
(1) Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar
dan ibu tidak merasa nyeri ketika memasukan jari ke
dalam vagina
(2) Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan
g) Kontrasepsi dan keluarga berencana : Jelaskan kepada ibu
mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga berencana
setelah bersalin. (IBI, 2013)
g. Pendokumentasian pada masa nifas
1) Pengkajian
a) Data subjektif
(1) Biodata
(a) Nama istri/ suami
(b) Umur
untuk mengetahui umur pasien, menentukan
konseling dan resiko
(c) Pendidikan
67
(e) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien sehingga
memudahkan kunjungan rumah.
(f) Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan klien datang ke tenaga
kesehatan
(g) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
(2) Perubahan pada vhaid seperti mual, sakit kepala, nyeri
payudara ringan dan penambahan berat badan.
(3) Riwayat Haid
Untuk mengetahui keadaan alat kontrasepsi pasien
(4) Riwayat Pernikahan :
(a) Menikah :........kali
(b) Lama menikah :.......tahun
(c) Umur Pertama menikah :......tahun
(d) Jumlah anak :.......
(5) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu perna menderita penyakit
menular, kronis maupun penyakit keturunan.
(6) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
suatupenyakit menular maupun kronis pada saat ini.
(7) Riwayat Kesehatan Keluatga
68
Rumus :
Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek –
18
Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang
– 11
(5) Kekurangan
Sebagai Metode Keluarga Berencana Alami, Metode
Lendir Serviks ini memiliki kekurangan antara lain :
(a) Tidak efektif bila di gunakan sendiri, sebaiknya di
kombinasikan dengan metode lain (missal Metode
Simptothermal).
(b) Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai
menyentuh alat kelaminnya.
(c) Wanita yang memiliki saluran reproduksi dapat
mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
(d) Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
d) Metode Senggama Terputus
(1) Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah
Metode Keluarga Berencana tradisional atau alamiah,
dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum mencapai ejakulasi.
(2) Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka
tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan
kehamilan dapat di cegah. Ejakulasi di luar vagina
77
(1) Kondom
(a) Pengertian
kondom merupakan selubung atau sarung
karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
karet(lateks), plastik(vinil) atau bahan
alami(produksi hewani) yang dipasang pada penis
untuk menampung sperma ketika seorang pria
mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual.
(b) Cara kerja kondom: dapat mencegah sperma masuk
ke saluran reproduksi wanita, sebagai pelindung
terhadap infeksi atau tramisi mikro organisme
penyebab PMS.
(c) Efektifitas kondom
Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat
sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan
per tahun.
(d) Manfaat kondom : tidak mengganggu kesehatan
pasien, murah dan tersedia di berbagai tempat,
adanya peran serta suami untuk ber-KB, dapat
mencegah penularan penyakit menular seksual.
(e) Keterbatasan kondom : tumpahan atau bocoran
sperma dapat terjadi jika kondom disimpan atau
79
4) Kontrasepsi Hormonal
a) Kontrasepsi pil
(1) Mini pil
(a) Pengertian
Mini pil adalah pil KB yang hanya
mengandung hormone progesterone dalam dosis
rendah. Mini pil atau pil progestin disebut juga pil
menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-
0,05 mg per tablet.
(b) Cara kerja mini pil : menghambat ovulasi,
mencegah implantasi, mengentalkan lender serviks
sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah
motilitas tuba sehingga transportasi sperma
menjadi terganggu.
(c) Efektifitas mini pil atau progestin sangat efektif
(98,5%) untuk digunakan pada ibu menyusui bila
penggunaaan yang benar dan konsisten sangat
mempengaruhi tingkat efektifitasnya.
(d) Kerugian mini pil : memerlukan biaya, harus selalu
tersedia, mini pil harus diminum setia hari dan
pada waktu yang sama, tidak melindungi dari
81
(1) Pengertian
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang
mengandung levonogetrel yang dibungkus dalam
kapsul silastic silicon (polydimethylsiloxane) dan
dipasang dibawah kulit. Sangat efektif (kegagalan 0,2-1
kehamilan per 100 perempuan).
(2) Ciri-ciri kontrasepsi implant
(a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk
jedana, indoplant, atau implanon
(b) Nyaman
(c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia
reproduksi
(d) Pemasangan dan segera kembali setelah implant
dicabut
(e) Efek samping utama berupa perdarahan tidak
teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
(f) Aman dipakai pada masa laktasi
(3) Jenis implant
Terdapat 4 jenis implant, yaitu :
(a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm
yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
(b) Implanon dan sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm dan diameter 2mm, yang diisi
dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
(c) Jadena dan indoplant
89
2) Kewenangan :
a) Epsiotomi.
b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
c) Penanganan kegawat-daruratan,dilanjutkan dengan perujukan.
d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini (IMD) dan promosi
air susu ibu (ASI) ekslisif.
g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post
partum.
h) Penyuluhan dan konseling.
i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
j) Pemberian surat keterangan kematian.
k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
b. Pelayanan kesehatan anak
1) Ruang lingkup :
a) Pelayanan bayi baru lahir.
99
b) Pelayanan bayi.
c) Pelayanan anak balita.
d) Pelayanan anak pra sekolah.
2) Kewenangan :
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi,inisiasi menyusui dini( IMD), injeksi
vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatus (0-
28 hari), dan perawatan tali pusat.
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
c) Penanganan kegawat daruratan,dilanjutkan dengan perujukan.
d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
f) Pemberian konseling dan penyuluhan.
g) Pemberian surat keterangan kelahiran.
h) Pemberian surat keterangan kematian.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
dengan kewenangan :
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus
bagi bidan yang menjalankan program pemerintah mendapat
kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang
meliputi :
a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan,alat kontrasepsi dalam
lahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsibawah kulit.
b) Asuhan antenatal terintegrasi denagan intervensi khusus
penyakit kronis tertentu ( dilakukan dibawah supervisi dokter)
c) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan.
100