Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN FILOSOFI KEBIDANAN DAN DEFINISI BIDAN SERTA

RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN

OLEH :
1. ICHA TYAS CAMELIA
NIM : 1815401068
2. LIDIA FERONIKA
NIM : 1815401074
3. NINA MULIYA JUNI SUNGKAR
NIM : 1815201095
4. RANI WULANDARI
NIM : 1815401093
5. ROSA ELMA WIRANTI
NIM : 1815401099

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Kata midwife ( bidan ) berarti “with woman” (bersama ibu). Kita sangat
mengenal dafinisi ini, tetapi apakah maknanya? Gambran tentang aktivitas bidan
bersama ibu menunjukkan sikap empati, keterbukaan, dan kesadaran mereka
tentang perasaan, pikiran, dan proses yang dialami ibu dan keluarganya.
Ketrampilan mengamati sangat penting: bidan mengamati dengan kesabaran dan
rasa cinta; melakukan palpasi dan memberikan sentuhan dengan perasaan dan rasa
sayang; mendengarkan dengan penuh perhatiandn menyediakan waktu untuk
mendangarkan; memiliki kepekaan terhadap pemahaman dam kekhawatiran.
Bidan digambarkan sebagai orang yang khusus dengan atribut yang
khusus, wanita yang bijaksana; dalam budaya tertentu, hanya wanita yang telah
menjadi ibu yang dapat menjadi bidan. Menjadi seorang bidan berarti
menggunakan diri sendiri untuk melakukan praktik kebidanan dan memberi
asuhan kepada ibu dan keluarganya. Kebidanan menjelaskan bahwa praktik
kebidanan bergantung pada cara bidan menggunakan dirinya sendiri. Mengenali
diri sendiri selalu menjadi bagian yang penting dalalm kebidanan dan merupakan
salah satu cara membedakan antara kebidanan dengan keperawatan yang sampai
sekarang sangat memerhatikan penyesuaian dan penekananpada individu.
Bidan yang memiliki kepekaa akan mendengar, menyentuh, dan mengerti
mengobservasi dan memahami, dengan menggunakan karakter kepribadiannya
tetapi tetap mampu mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi dengan
menggunakan ketrampilan yang diperolehnya melalui pendidikan dan praktik
kebidanan, untuk membandingkan infomasi yang dikumpulkan denagn
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan, pendidikan,
dan praktik kebidanan. Bidan telah banyak dibekali dengan buku ajar kebidanan
yang berisi pengetahuan berdasrkan riset dan uji coba yang menggambarkan dasar
pengetahuan praktik kebidanan.
Menurut kami inilah inti dan seni kebidnan, yaitu menjelaskan intuisi dan
empati. Empati yang tidak disetai dengan teori, pengetahuan, dan berfikir
refleksi, pada kondisi terbaik akan menjadi simpati dan dukungan yang tidak
membahayakan dan yang terburuk akan menjadi simpati dan kegagalan mengenali
masalah serius yang membutuhkan tindakan terampil. Bidan yang memiliki
empati tetapi kurang memiliki pengetahuan terbaru, yang tidak memikirkan
pengetahuan dan tidak menerapkannya dalam praktik sehari-hari tidak akan
mampu sepenuhnya “bersama ibu” dan menerapkan seni dalam kebidanan.

b. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran ini adalah:
1. Mengetahui definisi bidan.
2. Memahami falsafah asuhan kebidanan.
3. Memahami pelayanan kebidanan.
4. Memahami praktik kebidanan.
5. Mengetahui ruang lingkup asuhan kebidanan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

a. Definisi Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang
diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi
terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan/atau memiliki
izin formal praktik bidan.

b. Falsafah Asuhan Kebidanan


a. Pengertian Falsafah
Falsafah/Filsafat/Filosofi
Secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yaitu Phileinyang berarti cinta
dan Sophosyang berarti hikmah. Jadi makna dari falsafah adalah cinta pada
kebijaksanaan.
b. Falsafah Asuhan Kebidanan
Falsafah asuhan kebidanan menggambarkan keyakinan yang dianut
oleh bidan dan dijadikan panduan yang diyakini dalam memberikan
asuhan kebidanan. Falsafah asuhan kebidanan menjelaskan beberapa
keyakinan yang akan mewarnai asuhan. Keyakinan tersebut adalah:
1. Profesi kebidanan sacara nasional diakui dalam undang-undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salahsatu
tenaga pelayanan kesehatan profesional dan secara internasional diakui
oleh International Confederation of Midwives ( ICM), International
Federation of International Gynecologist and Obstertritian (FIGO), dan
WHO.
2. Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun Keputusan Menteri
Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah
bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI), meningkatkan pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman,
pelayanan Keluarga Berencana(KB), pelayanan kesehatan masyarakat,
dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memmuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan, dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebafian kecil yang
membutuhkan inrvensi medik.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayinya
berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
7. Penagalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa
remaja.
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebiodanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah
dalamrangka meningkatkan interaksi sosial serta azs penelitian dan
pengembangan yang dapat melandasi manajeman secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu
dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.

c. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatn yang bertujuan
meningkatkan kesehatn ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan
maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,
keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan.
a. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan.
2. Lyanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuahb proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh biodan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan
lain secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan
lainnya.
b. Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan
1. Perbaikan status gizi ibui dan bayi.
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan.
4. Menurunnya angka kematian neonatal.
5. Cakupan penanganan resiko tinggi.
6. Meningkatnya cakuapn pemeriksaan antenatal.
c. Pelayanan kebidanan yang adil
Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek pokok
dalam pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini
dimulai dengan:
1. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.
2. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani.
3. Adanya penelitian untuk mengembangkan/ meningkatkan pelayanan.
4. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan.
Tingkat ketersediaan tersebut diatas adalah syarat utama untuk
terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan
dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai kebutuhan klien dan
tidak membedakan pelayanan kepada siapapun.

d. Metode pemberian pelayanan kebidanan


Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik,yaitu:
memperhatikan aspek biopsikososiokulturalspiritual sesuai dengan
kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan
dan kelangsungan pelayanan.
Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Semangat untuk melayani
2. Simpati
3. Empati
4. Tulus ikhlas
5. Memberikan kepuasan
Setelah itu, bidan sebagai pemberi pelayanan harus memerhatikan hal-
hal seperti:
1. Aman
2. Nyaman
3. Privasi
4. Alami
5. Tepat
Metode pelayanan kebidanan yang sistematis, terarah dan terukur ini
dinamakan majemen kebidanan. Langkah-langkah dari manajemen
kebidanan adalah:
1. Mengumpulkan data, dilanjutkan dengan membuat/ menentukan
diagnosa kebidanan.
2. Membuat perencanan tindakan dan asuhan.
3. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan.
4. Evaluasi
e. Menjaga mutu pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraanya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan atas dua macam:
1. Kepuasan yang mengacu pda penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi kebidanan. Kepuasan yang dimaksud pada dasarnya
mencakup penilaian trerhadap kepuasan pasien mengenai:
a. Hubungan bidan dengan pasien
Hubungan antara bidan dengan pasien yang baik karena kepekaan,
kepedulian dan perhatian bidan terhadap pasien yang
memungkinkan bidan dapat memberikan penjelasan terhadap senua
informasi tindakan yang diperlukan pasien. Pasien mengerti,
menerima, dan menyetujuinya.
b. Kenyamanan pelayanan
Menyelenggarakan suatu pelayanan yang myaman adalah salah
satu dari kewajiban etik.
c. Kebebasan melakukan pilihan
Suatu pelayan kebidanan yang bermutu apabila kebebasan memilih
ini dapat diberikan oleh bidan.
d. Pengetahuan dan kompetwensi teknis ( scientific knowledge dan
technical skill)
Makin tinggi kemampuan teknis bidan akan lebih meningkatkan
mutu pelayan kebidanan.
e. Efektivitas pelayanan ( effectiveness)
Makin efektif pelayanan yang diberikan oleh bidan, makin tinggi
mutu pelayanannya.
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan. Suatu pelayanan dikatakan bermutu bila penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan dapet memuaskan pasien. Ukuran
pelayanan kebidanan yang bermutu adalah:
a. Ketersediaan pelayn kebidanan (available).
b. Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate).
c. Kesinambungan pelayan kebidanan ( continue).
d. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan (acceptable).
e. Ketercapaian pelayanan kebidanan (accessible).
f. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (affordable).
g. Efisiensi pelayanan kebidanan (efficient).
h. Mutu peleyanan kebidanan (quality).

d. Praktik Kebidanan
Penerapan ilmu kebidanan dalam pemberian pelayanan atau asuhan
kebidanan dengan klien menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.

Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada


perempuan, remaja putri, dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan
dan sesudahnya. Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanaan
kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter
spesialis dipusat-pusat rujukan.

e. Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan
dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan
dan jenis pelayanan kebidanan.
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :
a.   Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita
dewasa sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
b.  Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
c.   Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan
pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk: (persiapan
menjadi orang tua, menentukan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan
bayi).
d.  Konsultasi dan rujukan.
e.  Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat
tidak ada pertolongan medis.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan/atau memiliki izin formal praktik bidan. Bidan memiliki
falsafah yang dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan
kebidanan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Bidan memiliki batasan dari
kewenangan dalam menjalankan praktik yang berkaitan dengan upaya dan
jenis pelayanan kebidanan yang disebut ruang lingkup asuhan kebidanan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang sedang menjalankan program pendidikan
kebidanan sebainya kita memahami betul definisi, falsafah, pelayanan,
praktik, dan ruang lingkup asuhan kebidanan supaya kita dapat
memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu.
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani Dwiana, et all, 2009. Konsep Kebidanan, Edisi 3. Penerbit


Fitramaya, Yogyakarta.

Soepardan Suryani,2008. Konsep Kebidanan, Edisi 1. Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai