DOSEN PEMBIMBING
Sri Hadi Sulistiyaningsih,S.Si,T., M.Kes.
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Ketua Kelompok ; Zanyra Nanda Adilistyah
Anggota :
1. Nina Nofriana 27. Rusni 53. Sri Suryani
2. Noni Juwita Bangun 28. Sari Damayanti 54. Nur Ardiyanti
3. Noor Khumaidatin 29 Yatik Anggraini 55. Ayu Wulandari
4. Nor Hikmah 30.Yuhana 56. Retno Palupi
5. Novi Andriyani 31.Yulia Rahmawati 57. Novia Yulika Utama
6. Novita Rudiana Putri 32. Rafeza Yulanda 58. Elok Novera Yuda
7. Nur Khasanah 33. Septy Indah Lestari 59. Dewingga Lutfiah A
8. Nurbaida Anope 34. Sintia Elmayanti 60. Dinda handayani
9. Nurika Farichah 35. Siti Elfa 61. Fitria Rahmawati
10. Nusti Pabate' 36. Siti Muhajaroh 62. Julyana
11. Oktayani 37. Siti Waliyana 63. Lya Puspita
12. Olha Sinta Mawo Topolega 38. Sri Ranti Korompot 64. Nor Hatiyasri
13. Posma Uli Pakpahan 39. Sri Wahyuni 65. Alisa Dinda Safitri
14. Rafika J. Pilanto 40. Sulasih 66. Wulandari
15. Rahma Ruliana Maspeke 41. Suniwanti 67. Restu Triyagyta
16. Rameanna 42. Suprapti 68. Yuliana Wago
17. Rani Amelia 43. Suratmi 69. Zalika Sarina
18. Rantia 44. Surianti 70. Yesi
19. Ratna Sari 45. Syahnita Syari 71. Yesi Daniati
20. Ratna Sari 46. Tety Yuliyani 72. Salfina Tumbo
21. Reni Rismarini 47. Thisna Megawati 73. Sarche Ivana Loban
22. Rista Novialyta Timang 50. Wike Feby Karina 74. Roosje Bonay
23. Roheti 51. Yeremia Kesya Pangeno
24. Rohimi 52. Rohmi Agustyani
i
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “ Analisis Teknis Pernafasan Hidung dan Diafragma Untuk
Menurunkan Keluhan Sesak Nafas pada Ibu Hamil” telah disetujui dan disyahkan untuk
diseminarkan pada :
Hari :
Tanggal :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini berjudul “Analisis Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk
Menurunkan Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil” dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
D. Manfaat Makalah......................................................................................................4
A. Kehamilan.................................................................................................................5
a. Pengertian.........................................................................................................22
b. Etiologi.............................................................................................................22
d. Faktor Predisposisi............................................................................................23
f. Komplikasi .......................................................................................................24
iv
g. Pengaruh Asma Dalam Kehamilan Terhadap Janin.........................................24
h. Patofisiologi......................................................................................................24
i. Penatalaksanaan Asma......................................................................................26
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................29
A. Kesimpulan ..............................................................................................................29
B. Saran ........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa kehamilan ditemukan berbagai perubahan fisiologis pada ibu dimana
perubahan ini sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut
selama kehamilan. Hampir semua perubahan tersebut akan kembali normal setelah
proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan fisiologis tersebut disebabkan oleh
adaptasi tubuh dan dirancang untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang adekuat untuk
ibu dan juga janinnya selama masa kehamilan untuk bertahan hidup. (Sarwono,
Prawirohardjo.(2010)
Pada umumnya kehamilan akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental. Masa
kehamilan yang berlangsung selama kurang lebih 40 minggu atau 9 bulan, akan disertai
berbagai perubahan pada tubuh wanita hamil baik secara fisik maupun mental.
keluhan. Umumnya gangguan selama kehamilan terjadi karena peningkatan berat badan,
rahim yang membesar kira-kira sampai seribu kali lebih besar dari ukuran normal. Rahim
ini akan mendorong diafragma sehingga akan mengganggu sistem respirasi. Jantung
pembuluh darah (varices), kelemahan otot-otot perut dan dasar panggul serta pembesaran
payudara. Selain itu juga perubahan hormon diantaranya meningkatnya hormon estrogen,
masalah yang akan timbul pada masa kehamilan khususnya pada sistem pernafasan. Pada
masa kehamilan ibu hamil bernafas lebih dalam tetapi peningkatan frekuensi
1
pernafasannya hanya sedikit saja yang menyebabkan ketidaknyamanan pada masa
Selama kehamilan ada banyak perubahan pada tubuh ibu mulai dari perubahan
anatomis pada rongga dada yang disebabkan oleh pembesaran uterus yang menggeser
diafragma ke atas hingga sejauh 4 cm, perubahan fisiologis pada paru yang mengalami
penurunan secara progresif kapasitas residu fungsional sekitar 10-12% yang diakibatkan
oleh perubahan anatomi rongga dada dan perubahan pada hormonal yaitu peningkatan
kadar estrogen dan progesteron yang dapat mengakibatkan saluran napas atas dan
mukosa jalan napas menjadi hiperemis, edema, dan hipersekesi, hormon juga akan
sementara kehamilan itu sendiri akan meningkatkan 20% konsumsi oksigen serta 15%
Kebutuhan ekstra ini dapat diperoleh melalui peningkatan 40-50% resting minute
ventilation, yang berasal terutama dari peningkatan volume tidal, dan hiperventilasi
serum sampai 18-22 mmol/l. Alkalosis respiratorik ringan (pH 7,44) seringkali
ditemukan dalam kehamilan. Oleh karenanya sesak napas sering dijumpai selama
kombinasi teknik pernafasan diafragma dan bergantian lubang hidung dari jumlah
sampel 30 responden didapatkan seluruh sampel berada pada kecemasan rendah. bila
dilihat sebelum diberikan intervensi terjadi penurunan kecemasan dari 9 responden yang
2
mengalami kecemasan sedang, sesudah diberikan intervensi kecemasan tersebut
pernafasan diafragma dan bergantian lubang hidung, kecemasan ibu dapat teralihkan
yang membuat perasaan ibu hamil menjadi tenang, merelakskan fikiran, dan
Hal ini sesuai dengan penelitian Resmaniasih (2014) bahwa teknik pernapasan
diafragma akan menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot dan
jaringan tubuh. Teknik pernafasan diafragma ini merupakan teknik pernafasan dasar dari
semua teknik pernafasan yoga (Pranayama). Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan
ketenangan.
Teknik pernafasan diafragma ini merupakan teknik pernafasan dasar dari semua
ketenangan.Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik
mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi berkurang dan ventilasi
Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik
mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi berkurang dan ventilasi
3
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami akan membahas tentang
“Analisis Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk Menurunkan Keluhan Sesak
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat dirumuskan masalah “Bagaimana
C. Tujuan Pembahasan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
6) Untuk Mengetahui Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil Yang Menderita
Asma
D. Manfaat Makalah
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang di mulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu ) di hitung
berkembang. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil maupun orang disekitarnya
termasuk suami, untuk memahami perubahan fisiologis normal yang terjadi pada
kehamilan. Karena ini akan membantu dalam membedakan dari perubahan adaptasi
pencernaan, perubahan endokrin, dan masih banyak perubahan yang lainya ( Pillay, et
al., 2016).
1) Ovarium
prodesteron.
2) Uterus
atau cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Beratnya pun naik dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40
6
minggu).
3) Serviks Uteri
Terjadi perubahan pada vagina dan vulva karena terjadi hipervasikularisasi oleh
Prawirohardjo,2016:179)
b. Sistem Kardiovaskuler
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai
15 denyut per menit pada kehamilan. Besar dari jantung bertambah sekitar 12%
dan kapasitas jantung meningkat sebesar 70-80 ml. Pada trimester III volume
darah semakin meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
peningkatan volume darah pada hampir semua organ dalam tubuh, maka akan
(Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)
c. Sistem Pernapasan
Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas.Hal ini disebabkan karena uterus yang
7
yang diinspirasi / diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini
d. Sistem Urinaria
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi
(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan
dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala
e. Sistem Pencernaan
sakit/pusing terutama pada pagi hari yang disebut hyperemesis gravidarum. Pada
trimester II dan III sering terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
f. Sistem Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu wanita
hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat. Tingkat
metabolisme basal pada ibu hamil meningkat hingga 15-20%, terutama pada
trimester akhir. Wanita 6 hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
8
mengandung banyak protein untuk perkembangan fetus, alat kandungan,
g. Sistem Muskuloskeletal
terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh ibu hamil
sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi
(Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)
h. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135%. Akan tetapi
kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Kelenjar tiroid
akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari
i. Payudara
Pada awal kehamilan, ibu hamil akan merasa payudaranya mejadi lebih lunak.
Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah besar dan vena-vena dibawah kulit
akan lebih terlihat, puting payudara akan lebih besar dan tegak. Setelah bulan
pertama, 7 kolostrum (cairan kekuningan) dapat keluar, areola akan menjadi besar
j. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,
dan terkadang hal tersebut terjadi di payudara dan paha. Perubahan ini disebut
9
strie gravidarum. Pada banyak perempuan, garis di pertengahan perutnya akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan
Prawirohardjo,2016:179)
Selama masa kehamilan, fungsi paru, pola ventilasi dan pertukaran gas akan
terpengaruh pada perubahan biokimia dan juga mekanikal. Salah satu yang menjadi
penyebab utama dari perubahan ventilasi pada fungsi pernapasan adalah sistem kerja
dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama sampai 150 ng.mL pada 37 minggu kehamilan.
Dalam hal ini progesteron adalah sebuah pemicu utama pada pusat pernapasan
mengubah struktur otot polos pada jalan pernapasan dan menyebabkan efek
bronkodilator. Maka dari itu hal ini akan menjadikan adanya keadaan hyperaemia dan
oedem pada permukaan mukosa yang juga menyebabkan kongesti nasal. Selain itu
kadar estrogen juga meningkat pada saat masa kehamilan, hormon ini menjadi sebuah
terhadap reseptor progesteron pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya sebagai
pusat dari saraf pernapasan. Hormon yang juga mempunyai peran yang sangat penting
adalah prostaglandin, dimana hormon ini akan menstimulasi otot polos pada uterus
disaat masa persalinan. Prostaglandin akan selalu ada di setiap trimester masa
memberikan efek konstriksi pada otot polos bronkus, sedangkan efek bronkodilator
10
dapat disebabkan oleh prostaglandin E1 dan E2. (Antonella LM, Andrea A. 2015)
merupakan penyebab utama dari adanya perubahan pada volume paru dan dinding
dada selama kehamilan. Hal ini meliputi penekanan pada diafragma dan perubahan
bentuk toraks. Perbesaran uterus meningkatkan tekanan akhir respiratori abdomen dan
ini, yang pertama tekanan negatif pada pleura akan meningkat, lalu dapat
menyebabkan penutupan dari jalan nafas kecil akan lebih cepat dan mengakibatkan
penurunan pada Funtional Residual Capacity (FRC) dan expiratory reserve volume.
Pada masa kehamilan diameter sisi anterior –posterior dan sisi melintang akan
meningkat lalu akan terus meningkat hingga 5-7 cm pada lingkar dinding dada.
Sedangkan costal angel akan melebar sebanyak 50 % dari 68 menjadi 103.
Selanjutnya, dalam keadaan istirahat posisi diafragma akan berubah menjadi 4-5 cm
meningkat keatas. Semua perubahan ini adalah dampak dari perkembangan uterus.
Relaksasi pada ligament juga akan menekan kosta dan menyebabkan perubahan awal
terhadap bentuk dari ruang dada. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37 dan akan kembali normal pada 24 minggu setelah persalinan. (David
pernapasan berubah. FRC akan menurun 300 sampai 500 mL dan penurunan ini
FRC selanjutnya akan terbagi ke dalam expiratory reserve volume dan residual
11
volume yang masing masing mengalami penurunan 100-300 mL. (David RG, Brenda
Kebutuhan oksigen akan meningkat selama masa kehamilan hingga lebih dari
20% untuk memenuhi kebutuhan metabolik terhadap ibu agar janinnya berkembang
dengan baik. Dengan begitu pada keadaan kehamilan ganda akan menimbulkan
kebutuhan oksigen yang lebih. Disamping itu, pada saat persalinan kebutuhan
30-50% dan begitu juga pada volume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatan
tekanan karbon dioksida arterial (PaCO2) dan sedikit penurunan pH darah. PaCO2
yang rendah sangat penting untuk mengimbangi carbondioksida yang di hasilkan dari
residual, ibu hamil akan lebih mudah mengalami apnea khususnya pada saat
dilakukan intubasi. (David RG, Brenda AB.2009; Antonella LM, Andrea A. 2015)
meningkatkan kerja napas dan menjadikan proses bernapas untuk dua orang (ibu dan
janin, bahkan lebih bila kembar) merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Pada
saat ini asma seharusnya bukan menjadi masalah bagi pasien hamil karena telah
12
tersedia obat-obat asmarelatif aman. Derajat terkontrolnya asma melalui obat
↑ Ventilasi semenit
≈ KPT
↓
KRF
↓
VCE ↑
↑ Volume KI
tidal ≈
KV
Gambar a. Pengaruh Hormonal dan Mekanik pada Ibu Hamil terhadap Fungsi Paru-paru
Keterangan :
Parameter fungsi paru pada uji spirometri selama kehamilan dalam batas
normal yaitu Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama
(VEP1) dan Arus Puncak Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
13
menurun secara perlahan dan terdapat penurunan 8- 40% pada kondisi aterm.
Inspirasi (KI) meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total (KPT) dapat tetap
trakeobronkus. Komplains paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis paru tidak
berubah selama kehamilan. Fungsi pernapasan tidak berbeda pada kehamilan tunggal
VEP1/KV pada 12 ibu hamil bukan asma dan 27 ibu hamil dengan asma saat istirahat
dan latihan. Beckmann juga melaporkan tidak didapatkan perubahan nilai APE yang
Sistem pernapasan pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pernapasan
bagian atas dan bagian bawah. Sistem pernapasan bagian atas meliputi beberapa organ
antara lain rongga hidung, sinus, dan laring. Rongga hidung memiliki selaput lendir
dan rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menjebak partikel debu atau kotoran
pada udara yang masuk ke hidung, Sistem pernafasan bawah antara lain bronkus, paru-
paru, dan diafragma. Diafragma adalah otot pernafasan utama. Organ ini dapat
berkontraksi dan rileks secara bergantian, sehingga membuat udara dapat masuk dan
14
kemudian mengeluarkan dari mulut, dilakukan dengan posisi senyaman mungkin
dengan relaks dan menutup mata, pakaian yang digunakan disekitar leher dan
bertujuan meringankan sesak nafas dan dapat mengalami kenaikan kualitas hidup,
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
15
Gambar b. Sistem pernapasan Dada
Diafragma datar
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
Gam
16
Berikut Teknik Napas Upaya untuk menurunkan keluhan nafas pada ibu
hamil
Pernapasan dalam merupakan cara bernapas untuk melatih agar panjang napas
yang dihirup sama dengan panjang napas yang dihembuskan. Tujuan dari teknik
pernapasan ini agar energi tubuh seimbang dengan kadar oksigen yang keluar dan
masuk.
Lakukan teknik ini di mana saja, secara teratur, agar kebiasaan ini menjadi
Duduk dengan posisi punggung, leher, dan kepala tegak namun tetap rileks.
napas lewat hidung, pada hitungan yang sama. Usai mengeluarkan napas,
istirahat sejenak 1-2 detik. Ulangi pola pernapasan ini 8 kali dengan santai
dan berirama.
Angkat kedua tangan, lurus sejajar kepala. Tarik napas perlahan. Rasakan
awal masa adaptasi, bisa merasa pusing atau mual, khususnya saat menahan
napas selama beberapa detik. Kondisi itu terjadi karena saat bernapas dalam,
17
menghirup banyak oksigen ke dalam darah, sehingga mengganggu mekanisme
Teknik pernapasan ini bermanfaat untuk memberikan ibu dan bayi ekstra
oksigen. Berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai dan fokus.
Lewat metode pernapasan ini, dapat memberitahu secara tidak langsung kepada
Saat kontraksi datang, bernapaslah dengan ringan. Tariklah napas, tapi jangan
terlalu dalam (kurang lebih hanya separuh kapasitas maksimal ketika menarik
menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan dengan 2-3 hitungan cepat dari
18
Gunakan teknik pernapasan ini ketika terasa kontraksi. Cobalah menarik
Saat kontraksi sedang berlangsung, tariklah napas sambil berhitung dalam hati
Lakukan pola ini dengan cara sendiri agar konsentrasi terpusat pada sesi
alami yang mengiringi turunnya janin ke jalan lahir, juga dapat terbantu berkat
metode ini. Teknik bernapas dalam persalinan tidak ditujukan untuk mengejan.
Bernapas dan mengejan merupakan dua proses yang sama sekali berbeda. Proses
(https://www.guesehat.com/pelajari-teknik-olah-napas-untuk-ibu-hamil)
a. Pengertian Asma
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil
19
b. Etiologi
Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh semacam reaksi
alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap allergen, yakni zat-zat yang tidak
pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti tepung, sari jamur, debu, bulu
binatang, susu, telor, ikan, obat-obatan, serta bahn=bahan allergen yang lain.
2) Asma intrinsic (non atopic) ditandai dengan mekanisme non alergik yang
bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti : udara dingin, zat kimia,
yang bersifat sebagai iritan seperti ozon, eter, nitrogen, perubahan musim dan
Asma timbul karena seseorang yang atopic akibat pemaparan allergen. Allergen
yang masuk tubuh melalui saluran pernapasan, kulit, saluran pencernaan dan
lain-lain akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting
cells (APC)
Asma non alergenik (asma intrinsic) terjadi bukan karena pemaparan allergen
tetapi terjadi akibat beberapa factor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas,
olahraga atau kegiatan jasmani yang berat, serta tekanan jiwa atau stress
psikologik.
20
3) Asma Bronkiale Campuran (Mixed)
Pada tipe ini keluhan diperberat baik oleh factor-faktor intrinsic maupun
ekstrinsik.
d. Factor Predisposisi
1) Alergi
3) Stress
5) Obat-obatan
6) Polusi udara
7) Lingkungan kerja
1) Nafas pendek
2) Nafas terasa sesak dan yang paling khas penderita asma adalah terdengar bunyi
3) Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pada usia kehamilan 24
minggu sampai 36 minggu dan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi
f. Komplikasi
Komplikasi untuk ibu pada asma yang tidak terkontrol adalah kemungkinan bisa
terjadi :
1) Abortus,
2) Pendarahan vagina,
3) Persalinan premature,
5) Korioamnionitis 10,4%,
21
6) Pada asma yang sangat berat dapat mengakibatkan kematian ibu dll.
1) Asma yang tidak ditangani dapat menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah)
h. Patofisiologi
Pada asma akut, obstruksi akut disebabkan oleh kontraksi otot polos bronkus,
meningkatnya sekresi lender, dan radang saluran nafas serangan ini dipicu oleh
stimulasi yang beragam misalnya infeksi saluran nafas menghirup tepung sari atau
bahan kimia, udara dingin atau kelembapan. Suatu serangan asma timbul karena
seorang yang atopi terpapar dengan allergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari
i. Penatalaksanaan Asma
Infeksi saluran
Allergen
Udara dingin
Psikis
2) Menggunakan obat
Obat local (seperti aminofilin) atau kortikosteroid inhalasi atau oral pada
kecuali adrenalin.
22
pembuluh darah ke janin yang dapat mengagnggu oksigenisasi pada janin
tersebut
3) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu:
Cek janin
5) Mengupayakan persalinan
Melakukan ekstraksi vakum atau forceps saat pasien berada dalam serangan,
Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tak pernah dilakukan,
23
6) Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu
Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan mengalami
Obat anti asma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya karena
24
BAB III
ANALISIS JURNAL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Jurnal
N JUDUL METODE SAMPEL VARIABEL HASIL PENELITIAN
O PENELITIAN
1. Pengaruh Kombinasi penelitian Pra- 30 orang Variabel berdasarkan uji
Teknik Pernafasan Eksperimental independen wilcoxon diperoleh
Diafragma Dan design dengan yaitu nilai p=0,003 sehingga
Bergantian Lubang pendekatan one kombinasi didapatkan hasil
Hidung Terhadap group pretest- teknik bahwa Ha diterima dan
Keluhan Sesak posttest. pernafasan H0 ditolak.
Nafas diafragma dan
Analisis data bergantian Hasil analisis sesudah
yang digunakan lubang hidung pemberian kombinasi
analisa univariat teknik pernafasan
dan bivariat Variabel diafragma dan
dengan uji dependen yaitu bergantian lubang
Wilcoxon kecemasan ibu hidung dari jumlah
hamil trimester sampel 30 responden
III didapatkan seluruh
sampel berada pada
keluhan sesak nafas
rendah.
Damayanti, Vivin
Putri.(2019).
25
Dan Frekuensi Nafas sebelum dan variable kelompok intervensi
Pada Pasien Asma setelah intervensi dependen : SpO2 mean 94,00
saturasi o2 dan dengan standar deviasi
Untuk frekuensi nafas 1,81. Pada kelompok
membandingkan kontrol sebelum di
variabel SpO2 Untuk berikan pengaturan
maupun variabel membandingka posisi SpO2 mean
RR digunakan uji n variable 93,13 dengan standar
mann SpO2 maupun deviasi 2,29. Hasil
whitney. variabel RR penelitian sebelum
antara diberikan nafas dalam
kelompok dan pengaturan posisi
intervensi dan untuk kelompok
kelompok intervensi RR mean
kontrol 30,00 dengan standar
deviasi 1,36. Pada
kelompok control
sebelum diberikan
pengaturan posisi RR
mean 30,93 dengan
standar deviasi 2,18.
Menurut analisa
peneliti terhadap
penelitian ini adalah di
temukan tinggi
respirasi sebelum
dilakukan nafas dalam
dan posisi dan
menurunnya saturasi
oksigen sebelum
diberikan terapi nafas
dalam dan posisi. Hal
ini disebabkan karena
asma dapat
menyebabkan
terjadinya penyempitan
saluran pernafasan
yang di interpretasikan
melalui sesak nafas dan
penurunan saturasi
oksigen dalam tubuh.
Yulia,dkk.(2019)
26
Dan setelah intervensi. si terhadap 126,43±22,05 L/menit)
Menurunkan sejumlah peningkatan dan kelompok kontrol
Frekuensi Untuk 14 orang Arus Puncak (mean 52,14±56,45
Kekambuhan membandingkan untuk Ekspirasi L/menit) dengan p
Pasien Asma variabel masing- (APE), 0,001, serta terdapat
digunakan uji masing perbedaan yang
mann kelompok variable signifikan rerata selisih
whitney. dependen : frekuensi kekambuhan
penurunan kelompok intervensi
frekuensi (mean 1,29±0,61) dan
kekambuhan kelompok kontrol
pasien asma (mean 0,79±0,57)
dengan nilai p 0,038.
Latihan pernapasan
diafragma menjadi
pertimbangan dalam
penatalaksanaan pasien
asma.
Latihan Pernapasan
Diafragma
Meningkatkan APE
dan Menurunkan
Frekuensi Kekambuhan
Pasien Asma sedang
yang tidak
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma.
Selain itu, terdapat
penurunan frekuensi
kekambuhan lebih
tinggi pada kelompok
pasien asma ringan-
sedang yang
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma
dibandingkan dengan
kelompok pasien asma
ringan-sedang yang
tidak mendapatkan
latihan pernapasan
diafragma.
Kartikasari,dkk.(2019)
27
Keluhan Ibu Hamil pada kelompok III (Pranayama), didapatkan p value
Trimester III intervensi dan 0,002 (p<0,05).
kelompok control. variable Berdasarkan penelitian
dependen : dapat disimpulkan
Uji statistik yang pengurangan bahwa teknik
digunakan adalah keluhan pada pernapasan
uji t-test tidak ibu hamil (pranayama) yang
berpasangan) dilakukan ibu hamil
trimester III dapat
mengurangi
ketidaknyamanan pada
keluhan kualitas tidur,
nyeri punggung serta
kecemasan.
Wijayanti, Aksohini R
T,dkk.(2018)
B. Pembahasan
Berdasarkan Jurnal penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa semua
kondisi kehamilan, termasuk yang normal atau tanpa adanya komplikasi kehamilan
diafragma dan kedua ialah meningkatnya tekanan di perut dan karena itu, pada
diafragma yang disebabkan oleh janin yang sedang tumbuh. Diafragma adalah
lengkung otot seperti struktur yang memisahkan organ-organ perut dan dada. Ia
bergerak naik dan turun selama bernapas. Penurunan keluhan sesak nafas pada ibu
diafragma dan bergantian lubang hidung, keluhan sesak nafas ibu dapat teralihkan
yang membuat perasaan ibu hamil menjadi tenang, merelakskan fikiran, dan
28
kemudian mengeluarkan dari mulut, dilakukan dengan posisi senyaman mungkin
dengan relaks dan menutup mata, pakaian yang digunakan disekitar leher dan
bertujuan meringankan sesak nafas dan dapat mengalami kenaikan kualitas hidup,
dari teknik pernafasan diafragma yaitu untuk meningkatkan suplai oksigen yang
menguatkan fungsi hati dan usus, untuk melancarkan energi dan sirkulasi darah,
untuk membuat tubuh dan pikiran lebih tenang, untuk membentuk ikatan batin antara
p=0,003 sehingga didapatkan hasil bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil analisis
hidung dari jumlah sampel 30 responden di dapatkan seluruh sampel berada pada
keluhan sesak nafas rendah pada ibu hamil Trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Kamonji. Hal ini menerangkan bahwa teknik pernapasan diafragma akan
menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot dan jaringan tubuh.
Gelombang otak pada saat terjadi relaksasi akan mengalami penurunan dan bertahan
29
dari beta ke alpha. Teknik pernapasan diafragma mampu membuat tubuh masuk ke
dan diafragma dapat menurunkan keluhan sesak nafas pada ibu hamil.
30
BAB IV
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik pernafasan
terapi latihan pernafasan utama untuk pasien Asma Bronkial. Latihan pernafasan
diafragma dapat mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi
peningkatan perfusi sehingga tekanan intra alveoli meningkat dan pertukaran gas
dalam arteri menurun dan APE meningkat (Kartikasari, Jenie, & Primanda, 2019).
D. SARAN
1. Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil dapat mengetahui bagaimana cara teknik pernapasan hidung dan
31
2. Bagi Profesi Bidan
Bidan mampu mengenali keluhan sesak nafas pada ibu hamil dan
32
DAFTAR PUSTAKA
di Milano.
University Press.
Bergantian Lubang Hidung Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Trimester III.” Jurnal
(https://www.researchgate.net/publication/
334590015_Pengaruh_Kombinasi_Teknik_Pernafasan_Diafragma_dan_Bergantian_Lub
ang_Hidung_Terhadap_Kecemasan_Ibul_Hamil_Trimester_III)
David RG, Brenda AB. (2009). Obstetric Anesthesia. USA. Lippincott Williams and Wilkins.
(https://www.amazon.com/Practical-Approach-Obstetric-Anesthesia
ebook/dp/B01AVN4LGO)
Frekuensi Kekambuhan Pasien Asma. Jurnal Kesehatan Indonesia, Vol. 22, No. 1, 2019,
P 53-64. ( http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/691)
Lisa EM, Nigel P. (2013). Physiological Changes of Pregnancy. New York. Cambridge
UniversityPress.(https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/5427187/mod_resource/
content/1/2013%20Physiological%20changes%20of%20pregnancy.pdf)
Mulyati, Yuli., Novita, Astrid., & Trisna, Nurwita. (2021). Pegaruh Relaksasi Diafragma,
Relaksasi Otot Progresif dan Relaksasi Nafas Terhadap Penurunan Rasa Cemas Pada
Ibu Hamil Trimester III. Simfisis Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol. 1, No. 02, 2021, P
66-77. ( https://journals.mpi.co.id/index.php/SJKI/article/view/21)
Monika S, John DR, (2014). Cardiovaskular Physiology of Pregnancy. American Heart
Association.(https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.114.009029)
( http://eprints.undip.ac.id/44141/9/Rohmah_Budi_Pratiwi_Bab_VIII.pdf)
Yulia, Anita., Dahrizal., & Lestari, Widia. ( 2019 ). Pengaruh Nafas dalam dan Posisi
(https://research.amanote.com/publication/fqO44nMBKQvf0BhiXAId/pengaruh-nafas-
dalam-dan-posisi-terhadap-saturasi-oksigen-dan-frekuensi-nafas-pada-pasien)