Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS TEKNIK PERNAPASAN HIDUNG DAN DIAFRAGMA UNTUK

MENURUNKAN KELUHAN SESAK NAFAS PADA IBU HAMIL

DOSEN PEMBIMBING
Sri Hadi Sulistiyaningsih,S.Si,T., M.Kes.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Ketua Kelompok ; Zanyra Nanda Adilistyah
Anggota :
1. Nina Nofriana 27. Rusni 53. Sri Suryani
2. Noni Juwita Bangun 28. Sari Damayanti 54. Nur Ardiyanti
3. Noor Khumaidatin 29 Yatik Anggraini 55. Ayu Wulandari
4. Nor Hikmah 30.Yuhana 56. Retno Palupi
5. Novi Andriyani 31.Yulia Rahmawati 57. Novia Yulika Utama
6. Novita Rudiana Putri 32. Rafeza Yulanda 58. Elok Novera Yuda
7. Nur Khasanah 33. Septy Indah Lestari 59. Dewingga Lutfiah A
8. Nurbaida Anope 34. Sintia Elmayanti 60. Dinda handayani
9. Nurika Farichah 35. Siti Elfa 61. Fitria Rahmawati
10. Nusti Pabate' 36. Siti Muhajaroh 62. Julyana
11. Oktayani 37. Siti Waliyana 63. Lya Puspita
12. Olha Sinta Mawo Topolega 38. Sri Ranti Korompot 64. Nor Hatiyasri
13. Posma Uli Pakpahan 39. Sri Wahyuni 65. Alisa Dinda Safitri
14. Rafika J. Pilanto 40. Sulasih 66. Wulandari
15. Rahma Ruliana Maspeke 41. Suniwanti 67. Restu Triyagyta
16. Rameanna 42. Suprapti 68. Yuliana Wago
17. Rani Amelia 43. Suratmi 69. Zalika Sarina
18. Rantia 44. Surianti 70. Yesi
19. Ratna Sari 45. Syahnita Syari 71. Yesi Daniati
20. Ratna Sari 46. Tety Yuliyani 72. Salfina Tumbo
21. Reni Rismarini 47. Thisna Megawati 73. Sarche Ivana Loban
22. Rista Novialyta Timang 50. Wike Feby Karina 74. Roosje Bonay
23. Roheti 51. Yeremia Kesya Pangeno
24. Rohimi 52. Rohmi Agustyani

PROGRAM STUDI AHLI JENJANG KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEAHATAN BHAKTI UTAMA PATI
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “ Analisis Teknis Pernafasan Hidung dan Diafragma Untuk
Menurunkan Keluhan Sesak Nafas pada Ibu Hamil” telah disetujui dan disyahkan untuk
diseminarkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pati, Juni 2022


Ketua Kelompok
Dosen Pembimbing

Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T.,M.Kes. Zanyra Nanda Adilistyah


NPP. 12005003 NIM…………………..

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini berjudul “Analisis Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk

Menurunkan Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil” dapat tersusun sampai dengan selesai.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa

pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Pati, Juni 2022

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..........................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Perumusan Masalah .................................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................4

D. Manfaat Makalah......................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5

A. Kehamilan.................................................................................................................5

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil...........................................................5

C. Perubahan Fisiologis Pada Sistem Pernapasan Selama Kehamilan..........................9

D. Perubahan Faal Paru Selama Kehamilan..................................................................12

E. Pengaruh Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma Untuk Menurunkan

Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil......................................................................13

F. Keluhan Pernapasan Pada Ibu Hamil Yang Menderita Penyakit Asma...................18

a. Pengertian.........................................................................................................22

b. Etiologi.............................................................................................................22

c. Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi............................................................23

d. Faktor Predisposisi............................................................................................23

e. Tanda dan Gejala..............................................................................................24

f. Komplikasi .......................................................................................................24

iv
g. Pengaruh Asma Dalam Kehamilan Terhadap Janin.........................................24

h. Patofisiologi......................................................................................................24

i. Penatalaksanaan Asma......................................................................................26

BAB III ANALISIS JURNAL............................................................................................23

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................29

A. Kesimpulan ..............................................................................................................29

B. Saran ........................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa kehamilan ditemukan berbagai perubahan fisiologis pada ibu dimana

perubahan ini sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut

selama kehamilan. Hampir semua perubahan tersebut akan kembali normal setelah

proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan fisiologis tersebut disebabkan oleh

adaptasi tubuh dan dirancang untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang adekuat untuk

ibu dan juga janinnya selama masa kehamilan untuk bertahan hidup. (Sarwono,

Prawirohardjo.(2010)

Pada umumnya kehamilan akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental. Masa

kehamilan yang berlangsung selama kurang lebih 40 minggu atau 9 bulan, akan disertai

berbagai perubahan pada tubuh wanita hamil baik secara fisik maupun mental.

Perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi tersebut akan menyebabkan gangguan atau

keluhan. Umumnya gangguan selama kehamilan terjadi karena peningkatan berat badan,

rahim yang membesar kira-kira sampai seribu kali lebih besar dari ukuran normal. Rahim

ini akan mendorong diafragma sehingga akan mengganggu sistem respirasi. Jantung

membesar, pembuluh darah melemah karena alirandarah meningkat, pemekaran

pembuluh darah (varices), kelemahan otot-otot perut dan dasar panggul serta pembesaran

payudara. Selain itu juga perubahan hormon diantaranya meningkatnya hormon estrogen,

progesteron, relaxin,insulin yang menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. Banyak

masalah yang akan timbul pada masa kehamilan khususnya pada sistem pernafasan. Pada

masa kehamilan ibu hamil bernafas lebih dalam tetapi peningkatan frekuensi

1
pernafasannya hanya sedikit saja yang menyebabkan ketidaknyamanan pada masa

kehamilan (Ferdiana, 2008)

Selama kehamilan ada banyak perubahan pada tubuh ibu mulai dari perubahan

anatomis pada rongga dada yang disebabkan oleh pembesaran uterus yang menggeser

diafragma ke atas hingga sejauh 4 cm, perubahan fisiologis pada paru yang mengalami

penurunan secara progresif kapasitas residu fungsional sekitar 10-12% yang diakibatkan

oleh perubahan anatomi rongga dada dan perubahan pada hormonal yaitu peningkatan

kadar estrogen dan progesteron yang dapat mengakibatkan saluran napas atas dan

mukosa jalan napas menjadi hiperemis, edema, dan hipersekesi, hormon juga akan

berkompetisi dan mencegah translokasi nuklear glukokortikoid, menyebabkan

perlawanan efek fisiologis steroid endogen dan eksogen (Nelson, 2001).

Perubahan tersebut dapat menyebabkan penurunan oksigenasi maternal,

sementara kehamilan itu sendiri akan meningkatkan 20% konsumsi oksigen serta 15%

laju metabolik, hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.

Kebutuhan ekstra ini dapat diperoleh melalui peningkatan 40-50% resting minute

ventilation, yang berasal terutama dari peningkatan volume tidal, dan hiperventilasi

menyebabkan peningkatan tekanan oksigen arteri (PaO2) serta penurunan tekanan

karbondioksida arteri (PaCO2), dengan kompensasi penurunan konsentrasi bikarbonat

serum sampai 18-22 mmol/l. Alkalosis respiratorik ringan (pH 7,44) seringkali

ditemukan dalam kehamilan. Oleh karenanya sesak napas sering dijumpai selama

kehamilan (Nelson, 2001).

Hasil Penelitian Damayanti, Vivin Putri.(2019) tentang analisis pemberian

kombinasi teknik pernafasan diafragma dan bergantian lubang hidung dari jumlah

sampel 30 responden didapatkan seluruh sampel berada pada kecemasan rendah. bila

dilihat sebelum diberikan intervensi terjadi penurunan kecemasan dari 9 responden yang

2
mengalami kecemasan sedang, sesudah diberikan intervensi kecemasan tersebut

mengalami penurunan menjadi kecemasan rendah. Menurut peneliti, penurunan

kecemasan ibu hamil disebabkan karena dengan diberikannya kombinasi teknik

pernafasan diafragma dan bergantian lubang hidung, kecemasan ibu dapat teralihkan

yang membuat perasaan ibu hamil menjadi tenang, merelakskan fikiran, dan

menimbulkan rasa nyaman.

Hal ini sesuai dengan penelitian Resmaniasih (2014) bahwa teknik pernapasan

diafragma akan menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot dan

jaringan tubuh. Teknik pernafasan diafragma ini merupakan teknik pernafasan dasar dari

semua teknik pernafasan yoga (Pranayama). Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan

ketenangan.

Teknik pernafasan diafragma ini merupakan teknik pernafasan dasar dari semua

teknik pernafasan yoga (Pranayama).Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan

ketenangan.Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik

pernafasan yang menyeimbangkan aktivitas pikiran, menghilangkan kecemasan dan

menenangkan pikiran (Sindhu, 2009).Latihan pernafasan diafragma dapat

mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi berkurang dan ventilasi

meningkat.(Kartikasari, Jenie, & Primanda, 2019).

Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik

pernafasan yang menyeimbangkan aktivitas pikiran, menghilangkan kecemasan dan

menenangkan pikiran (Sindhu, 2009). Latihan pernafasan diafragma dapat

mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi berkurang dan ventilasi

meningkat.(Kartikasari, Jenie, & Primanda, 2019).

3
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami akan membahas tentang

“Analisis Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk Menurunkan Keluhan Sesak

Nafas pada Ibu Hamil”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat dirumuskan masalah “Bagaimana

Pengaruh Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk Menurunkan Keluhan

Sesak Nafas pada Ibu Hamil ?”

C. Tujuan Pembahasan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui teknik pernapasan hidung dan diafragma untuk menurunkan

keluhan sesak nafas pada ibu hamil.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk Mengetahui Pengertian Kehamilan

2) Untuk Mengetahui Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan

3) Untuk Mengetahui Perubahan Fisiologi Pernapasan Selama Hamil

4) Untuk Mengetahui Perubahan Faal Paru Selama Hamil

5) Untuk Mengetahui Pengaruh Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk

Menurunkan Keluhan Sesak Nafas pada Ibu Hamil

6) Untuk Mengetahui Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil Yang Menderita

Asma

D. Manfaat Makalah

Memberikan Informasi mengenai Teknik Pernapasan Hidung dan Diafragma untuk

Menurunkan Keluhan Sesak Nafas Pada Ibu Hamil.

4
5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang di mulai dari tahap konsepsi sampai

lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu ) di hitung

dari hari pertama haid ( Widatiningsih & Dewi, 2017.)

Selama kehamilan, ibu hamil mengalami perubahan anatomis dan fisiologis

yang signifikan untuk memelihara dan mengakomodasi janin yang sedang

berkembang. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil maupun orang disekitarnya

termasuk suami, untuk memahami perubahan fisiologis normal yang terjadi pada

kehamilan. Karena ini akan membantu dalam membedakan dari perubahan adaptasi

yang abnormal. Perubahan fisiologis terjadi pada kehamilan diantaranya adalah

Perubahan hematologis, perubahan pernafasan, perubahan adaptif pada saluran

pencernaan, perubahan endokrin, dan masih banyak perubahan yang lainya ( Pillay, et

al., 2016).

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Ovarium

Proses ovulasi terhenti, dan masih terdapat luteum graviditas sampai

terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan

prodesteron.

2) Uterus

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, ukuran rahim pada kehamilan normal

atau cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Beratnya pun naik dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40

6
minggu).

3) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut

dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan

banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah,warna menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar,

1998:35 dalam Dewi dkk, 2011:91)

4) Vagina dan Vulva

Terjadi perubahan pada vagina dan vulva karena terjadi hipervasikularisasi oleh

hormon esterogen, sehingga pada bagian tersebut terlihat merah kebiruan,

kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick. (Sofian,2011:29;

Prawirohardjo,2016:179)

b. Sistem Kardiovaskuler

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai

15 denyut per menit pada kehamilan. Besar dari jantung bertambah sekitar 12%

dan kapasitas jantung meningkat sebesar 70-80 ml. Pada trimester III volume

darah semakin meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel

darah sehingga terjadi semacam pengenceran darah. Hemodilusi mencapai

puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Selama kehamilan, dengan adanya

peningkatan volume darah pada hampir semua organ dalam tubuh, maka akan

terliht adanya perubahan yang signifikan pada sistem kardiovaskuler.

(Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

c. Sistem Pernapasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas.Hal ini disebabkan karena uterus yang

tertekan ke arah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara

7
yang diinspirasi / diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini

dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2

dalam darah meningkat. (Kumalasari, 2015:5)

d. Sistem Urinaria

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada

kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran

darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi

(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan

dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala

janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih. (Kumalasari, 2015:5)

e. Sistem Pencernaan

Pada saluran gastrointestinal, hormone esterogen membuat pengeluaran asam

lambung meningkat, yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang

berlebihan (hipersalivasi),daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan

sakit/pusing terutama pada pagi hari yang disebut hyperemesis gravidarum. Pada

trimester II dan III sering terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron

yang meningkat yang menimbulkan gerakan usus berkurang sehingga makanan

lebih lama berada didalam lambung. (Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

f. Sistem Metabolisme

Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu wanita

hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat. Tingkat

metabolisme basal pada ibu hamil meningkat hingga 15-20%, terutama pada

trimester akhir. Wanita 6 hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus

8
mengandung banyak protein untuk perkembangan fetus, alat kandungan,

payudara, dan badan ibu. (Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

g. Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dan peningkatan hormon eterogen dan progesteron dalam kehamilan

menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian, hal ini

terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh ibu hamil

secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen,

sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi

tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung.

(Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

h. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135%. Akan tetapi

kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Kelenjar tiroid

akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari

hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada

kehamilan normal akan mengecil. (Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

i. Payudara

Pada awal kehamilan, ibu hamil akan merasa payudaranya mejadi lebih lunak.

Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah besar dan vena-vena dibawah kulit

akan lebih terlihat, puting payudara akan lebih besar dan tegak. Setelah bulan

pertama, 7 kolostrum (cairan kekuningan) dapat keluar, areola akan menjadi besar

dan kehitaman. (Sofian,2011:29; Prawirohardjo,2016:179)

j. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,

dan terkadang hal tersebut terjadi di payudara dan paha. Perubahan ini disebut

9
strie gravidarum. Pada banyak perempuan, garis di pertengahan perutnya akan

berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan

muncul pada wajah yang disebut chloasma gravidarum. (Sofian,2011:29;

Prawirohardjo,2016:179)

C. Perubahan Fisiologis Pada Sistem Pernapasan Selama Kehamilan

Selama masa kehamilan, fungsi paru, pola ventilasi dan pertukaran gas akan

terpengaruh pada perubahan biokimia dan juga mekanikal. Salah satu yang menjadi

penyebab utama dari perubahan ventilasi pada fungsi pernapasan adalah sistem kerja

hormon pada masa kehamilan. (Antonella LM, Andrea A. 2015)

Hormon progesteron secara bertahap akan meningkat selama masa kehamilan,

dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama sampai 150 ng.mL pada 37 minggu kehamilan.

Dalam hal ini progesteron adalah sebuah pemicu utama pada pusat pernapasan

menjadi lebih sensitif terhadap karbondioksida karena alveolar menunjukan

perubahan sensitifitas yang signifikan terhadap karbondioksida. Progesteron

mengubah struktur otot polos pada jalan pernapasan dan menyebabkan efek

bronkodilator. Maka dari itu hal ini akan menjadikan adanya keadaan hyperaemia dan

oedem pada permukaan mukosa yang juga menyebabkan kongesti nasal. Selain itu

kadar estrogen juga meningkat pada saat masa kehamilan, hormon ini menjadi sebuah

mediator terhadap reseptor progesteron. Hal ini menyebabkan peningkatan sensitifitas

terhadap reseptor progesteron pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya sebagai

pusat dari saraf pernapasan. Hormon yang juga mempunyai peran yang sangat penting

adalah prostaglandin, dimana hormon ini akan menstimulasi otot polos pada uterus

disaat masa persalinan. Prostaglandin akan selalu ada di setiap trimester masa

kehamilan. Prostaglandin F2a akan meningkatkan tahanan jalan napas dengan

memberikan efek konstriksi pada otot polos bronkus, sedangkan efek bronkodilator

10
dapat disebabkan oleh prostaglandin E1 dan E2. (Antonella LM, Andrea A. 2015)

Adapun efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya perubahan pada

sistem respiratori selama masa kehamilan. Perkembangan uterus yang progresif

merupakan penyebab utama dari adanya perubahan pada volume paru dan dinding

dada selama kehamilan. Hal ini meliputi penekanan pada diafragma dan perubahan

bentuk toraks. Perbesaran uterus meningkatkan tekanan akhir respiratori abdomen dan

menyebabkan diafragma tertekan keatas. Adapun dua konsekuensi terhadap kejadian

ini, yang pertama tekanan negatif pada pleura akan meningkat, lalu dapat

menyebabkan penutupan dari jalan nafas kecil akan lebih cepat dan mengakibatkan

penurunan pada Funtional Residual Capacity (FRC) dan expiratory reserve volume.

(David RG, Brenda AB.2009; Antonella LM, Andrea A. 2015)

Pada masa kehamilan diameter sisi anterior –posterior dan sisi melintang akan

meningkat lalu akan terus meningkat hingga 5-7 cm pada lingkar dinding dada.

Sedangkan costal angel akan melebar sebanyak 50 % dari 68 menjadi 103.

Selanjutnya, dalam keadaan istirahat posisi diafragma akan berubah menjadi 4-5 cm

meningkat keatas. Semua perubahan ini adalah dampak dari perkembangan uterus.

Relaksasi pada ligament juga akan menekan kosta dan menyebabkan perubahan awal

terhadap bentuk dari ruang dada. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada

minggu ke 37 dan akan kembali normal pada 24 minggu setelah persalinan. (David

RG, Brenda AB.2009; Antonella LM, Andrea A. 2015)

Perubahan struktur pada ruang dada juga akan menyebabkan fungsi

pernapasan berubah. FRC akan menurun 300 sampai 500 mL dan penurunan ini

berdampak langsung terhadap peningkatan posisi istirahat dari diafragma. Perubahan

FRC selanjutnya akan terbagi ke dalam expiratory reserve volume dan residual

11
volume yang masing masing mengalami penurunan 100-300 mL. (David RG, Brenda

AB.2009; Antonella LM, Andrea A. 2015)

Kebutuhan oksigen akan meningkat selama masa kehamilan hingga lebih dari

20% untuk memenuhi kebutuhan metabolik terhadap ibu agar janinnya berkembang

dengan baik. Dengan begitu pada keadaan kehamilan ganda akan menimbulkan

kebutuhan oksigen yang lebih. Disamping itu, pada saat persalinan kebutuhan

oksigenpun lebih tinggi hingga 60%. Peningkatan progesterone menstimulasi pusat

pernapasan pada medulla yang akan menyebabkan peningkatan pada jalannya

pernapasan. Saat kehamilan berusia 8 minggu, minute ventilation meningkat hingga

30-50% dan begitu juga pada volume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatan

minute ventilation bersamaan dengan penurunan kapasitas residual fungsional

mengakibatkan peningkatan pada ventilasi alveolar hingga 50-70% dan akan

berdampak juga pada peningkatan tekanan oksigen alveolar (PaO2), penurunan

tekanan karbon dioksida arterial (PaCO2) dan sedikit penurunan pH darah. PaCO2

yang rendah sangat penting untuk mengimbangi carbondioksida yang di hasilkan dari

janin ke ibu. Rendahnya PaCO2 akan menyebabkan alkalosis respiratorik dan

selanjutnya akan dikompensasi oleh ginjal dengan meningkatkan eksresi bikarbonat.

Dengan adanya peningkatan kebutuhan oksigen dan penurunan kapasitas fungsional

residual, ibu hamil akan lebih mudah mengalami apnea khususnya pada saat

dilakukan intubasi. (David RG, Brenda AB.2009; Antonella LM, Andrea A. 2015)

Perubahan fisiologis, hormonal serta anatomi selama kehamilan dapat

meningkatkan kerja napas dan menjadikan proses bernapas untuk dua orang (ibu dan

janin, bahkan lebih bila kembar) merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Pada

saat ini asma seharusnya bukan menjadi masalah bagi pasien hamil karena telah

12
tersedia obat-obat asmarelatif aman. Derajat terkontrolnya asma melalui obat

pengontrol dapat meminimalkan risiko ibu dan janin (Gaga M, 2014)

↑ Progesteron Uterus membesar

↑ Ventilasi semenit
≈ KPT

KRF

VCE ↑
↑ Volume KI
tidal ≈
KV

Gambar a. Pengaruh Hormonal dan Mekanik pada Ibu Hamil terhadap Fungsi Paru-paru

Keterangan :

 KRF: Kapasitas Residu Fungsional;

 VCE: Volume Cadangan Ekspirasi;

 KPT: Kapasitas Paru Total;

 KI: Kapasitas Inspirasi;

 KV: Kapasitas Vital

D. Perubahan Faal Paru Selama Kehamilan

Parameter fungsi paru pada uji spirometri selama kehamilan dalam batas

normal yaitu Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama

(VEP1) dan Arus Puncak Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)

13
menurun secara perlahan dan terdapat penurunan 8- 40% pada kondisi aterm.

Kapasitas Residu Fungsional (KRF) juga menurun 9,5-25% sementara Kapasitas

Inspirasi (KI) meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total (KPT) dapat tetap

dipertahankan. Tahanan jalan napas cenderung menurun selama kehamilan terutama

akhir kehamilan sebagai akibat pengaruh hormonal merelaksasi otot polos

trakeobronkus. Komplains paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis paru tidak

berubah selama kehamilan. Fungsi pernapasan tidak berbeda pada kehamilan tunggal

atau kembar. (Damayanti Triya, Pudyastuti Sri. 2020)

Sims dkk (2005) mendapatkan bahwa tidak ditemukan perubahan rasio

VEP1/KV pada 12 ibu hamil bukan asma dan 27 ibu hamil dengan asma saat istirahat

dan latihan. Beckmann juga melaporkan tidak didapatkan perubahan nilai APE yang

dibuat tiap trimester pada 22 ibu hamil dengan asma.

E. Teknik Pernapasan hidung dan diafragma untuk menurunkan Keluhan Sesak

Napas Pada Ibu Hamil

Sistem pernapasan pada manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pernapasan

bagian atas dan bagian bawah. Sistem pernapasan bagian atas meliputi beberapa organ

antara lain rongga hidung, sinus, dan laring. Rongga hidung memiliki selaput lendir

dan rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menjebak partikel debu atau kotoran

pada udara yang masuk ke hidung, Sistem pernafasan bawah antara lain bronkus, paru-

paru, dan diafragma. Diafragma adalah otot pernafasan utama. Organ ini dapat

berkontraksi dan rileks secara bergantian, sehingga membuat udara dapat masuk dan

keluar dari paru-paru. (Cleveland Clinic : 2021)

Teknik relaksasi diafragma/ breathing exercise diafragmatic merupakan suatu

teknik pernafasan yang berkonsentrasi merasakan oksigen masuk melalui hidung

14
kemudian mengeluarkan dari mulut, dilakukan dengan posisi senyaman mungkin

dengan relaks dan menutup mata, pakaian yang digunakan disekitar leher dan

pinggang harus longgar. Teknik pernafasan diafragma perlu konsentrasi dan

keyakinan yang berfokus perhatian pada pernafasan. Teknik pernafasan diafragma

bertujuan meringankan sesak nafas dan dapat mengalami kenaikan kualitas hidup,

teknik pernafasan diafragma. (SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia: 2021).

Sedangkan menurut Pujiastuti (2009) bahwa manfaat dari pernafasan

bergantian lubang hidung yaitu untuk menyeimbangkan aktivitas pikiran, untuk

menghilangkan kecemasan dan menenangkan pikiran, untuk meningkatkan

konsentrasi dan keseimbangan tubuh dan pikiran.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan

dengan dua cara pernapasan, yaitu :

1. Respirasi / Pernapasan Dada

 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut

 Tulang rusuk terangkat ke atas

 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil

sehingga udara masuk ke dalam badan.

15
Gambar b. Sistem pernapasan Dada

2. Respirasi / Pernapasan Perut

 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi

 Diafragma datar

 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada

dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.

Gam

bar c. Sistem pernapasan perut

16
Berikut Teknik Napas Upaya untuk menurunkan keluhan nafas pada ibu

hamil

1. Teknik Pernapasan Dalam (The Slow Breathing)

Di usia kehamilan 35 minggu, mulai berlatih teknik pernapasan dalam.

Pernapasan dalam merupakan cara bernapas untuk melatih agar panjang napas

yang dihirup sama dengan panjang napas yang dihembuskan. Tujuan dari teknik

pernapasan ini agar energi tubuh seimbang dengan kadar oksigen yang keluar dan

masuk.

Berikut rincian tata cara latihan pernapasan dalam.

 Lakukan teknik ini di mana saja, secara teratur, agar kebiasaan ini menjadi

reaksi spontan dan natural.

 Duduk dengan posisi punggung, leher, dan kepala tegak namun tetap rileks.

Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung sambil berhitung 1 sampai 4 (bila

sudah sering berlatih, tingkatkan tahapannya sampai 10 atau lebih). Keluarkan

napas lewat hidung, pada hitungan yang sama. Usai mengeluarkan napas,

istirahat sejenak 1-2 detik. Ulangi pola pernapasan ini 8 kali dengan santai

dan berirama.

 Angkat kedua tangan, lurus sejajar kepala. Tarik napas perlahan. Rasakan

udara mengisi ruang paru-paru. Tahan beberapa detik. Hembuskan napas

perlahan sambil kedua bahu turun ke bawah. Ulangi 8 kali.

Bila sebelumnya tidak terbiasa berlatih teknik pernapasan dalam, pada

awal masa adaptasi, bisa merasa pusing atau mual, khususnya saat menahan

napas selama beberapa detik. Kondisi itu terjadi karena saat bernapas dalam,

17
menghirup banyak oksigen ke dalam darah, sehingga mengganggu mekanisme

otak yang mengontrol sistem pernapasan.

2. Teknik Napas Pembersihan (The Cleansing Breath)

Teknik pernapasan ini bermanfaat untuk memberikan ibu dan bayi ekstra

oksigen. Berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai dan fokus.

Lewat metode pernapasan ini, dapat memberitahu secara tidak langsung kepada

pendamping persalinan bahwa kontraksi sudah semakin terasa.

Berikut urutan cara melakukannya.

 Saat kontraksi datang, bernapaslah dengan ringan. Tariklah napas, tapi jangan

terlalu dalam (kurang lebih hanya separuh kapasitas maksimal ketika menarik

napas dalam), lalu hembuskan. Frekuensi pernapasan menjadi lebih kurang

dua kali lebih sering daripada pernapasan normal.

 Rilekskan juga perut dan dada, tetapi biarkan napas mengalir.

 Bernapaslah sering seperti ini seiring kontraksi terjadi.

 Saat merasa kontraksi mulai berakhir, hembuskan napas panjang bersamaan

dengan “mengusir” kontraksi tersebut.

3. Teknik Pernapasan Berpola (The Patterned Breathing)

Teknik menarik dan membuang napas dengan cepat. Diarahkan untuk

menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan dengan 2-3 hitungan cepat dari

mulut. Berikut cara melakukan teknik pernapasan berpola.

18
 Gunakan teknik pernapasan ini ketika terasa kontraksi. Cobalah menarik

napas panjang serta bernapas sesuai pernapasan normal. Namun, perhatikan

tingkat kestabilan napas yang dihirup.

 Berhitunglah dalam hati sesuai lamanya kontraksi.

 Saat kontraksi sedang berlangsung, tariklah napas sambil berhitung dalam hati

“Satu..dua..tiga..empat..” dan seterusnya hingga mencapai puncak kontraksi.

Jika kontraksi sudah mulai mereda, hembuskan napas sambil mengucapkan

“Satu.” Kata “satu” mengacu pada kondisi awal yang rileks.

 Lakukan pola ini dengan cara sendiri agar konsentrasi terpusat pada sesi

berhitung (angka), alih-alih pada rasa sakit.

 Jarak pengucapan antara angka 1, 2, 3, dan seterusnya, dapat diatur

sebebasnya. Selama pola tersebut paling nyaman untuk terapkan.

Teknik-teknik pernapasan tidak hanya bermanfaat saat kontraksi. Proses

alami yang mengiringi turunnya janin ke jalan lahir, juga dapat terbantu berkat

metode ini. Teknik bernapas dalam persalinan tidak ditujukan untuk mengejan.

Bernapas dan mengejan merupakan dua proses yang sama sekali berbeda. Proses

mengejan hanya boleh dilakukan saat pembukaan sudah lengkap.

(https://www.guesehat.com/pelajari-teknik-olah-napas-untuk-ibu-hamil)

F. Keluhan Pernapasan Pada Ibu Hamil Yang Menderita Penyakit Asma

a. Pengertian Asma

Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas

yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil

pengobatan. (Soeparman, 1990).

19
b. Etiologi

Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh semacam reaksi

alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap allergen, yakni zat-zat yang tidak

berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka.

Berdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis

yaitu asma intrinsic dan asma ektrinsik.

1) Asma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi alergik terhadap pencetus-

pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti tepung, sari jamur, debu, bulu

binatang, susu, telor, ikan, obat-obatan, serta bahn=bahan allergen yang lain.

2) Asma intrinsic (non atopic) ditandai dengan mekanisme non alergik yang

bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti : udara dingin, zat kimia,

yang bersifat sebagai iritan seperti ozon, eter, nitrogen, perubahan musim dan

cuaca, aktivitas fisik yang berlebih, ketegangan mental serta factor-faktor

intrinsic lain. ( Antoni C, 1997 dan Tjen Daniel, 1991)

c. Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi, yaitu :

1) Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)

Asma timbul karena seseorang yang atopic akibat pemaparan allergen. Allergen

yang masuk tubuh melalui saluran pernapasan, kulit, saluran pencernaan dan

lain-lain akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting

cells (APC)

2) Asma Bronkiale Tipe Non Atopik (Intrinsik)

Asma non alergenik (asma intrinsic) terjadi bukan karena pemaparan allergen

tetapi terjadi akibat beberapa factor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas,

olahraga atau kegiatan jasmani yang berat, serta tekanan jiwa atau stress

psikologik.

20
3) Asma Bronkiale Campuran (Mixed)

Pada tipe ini keluhan diperberat baik oleh factor-faktor intrinsic maupun

ekstrinsik.

d. Factor Predisposisi

1) Alergi

2) Infeksi saluran nafas

3) Stress

4) Olahraga / kegiatan jasmani yang berat

5) Obat-obatan

6) Polusi udara

7) Lingkungan kerja

e. Tanda dan Gejala

1) Nafas pendek

2) Nafas terasa sesak dan yang paling khas penderita asma adalah terdengar bunyi

wising yang timbul saat mengembuskan nafas

3) Pada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pada usia kehamilan 24

minggu sampai 36 minggu dan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi

f. Komplikasi

Komplikasi untuk ibu pada asma yang tidak terkontrol adalah kemungkinan bisa

terjadi :

1) Abortus,

2) Pendarahan vagina,

3) Persalinan premature,

4) Solusio plasenta 2,5%,

5) Korioamnionitis 10,4%,

21
6) Pada asma yang sangat berat dapat mengakibatkan kematian ibu dll.

g. Pengaruh Asma dalam Kehamilan terhadap janin :

1) Asma yang tidak ditangani dapat menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah)

2) IUGR (Intra Uterine Growth Rate)

3) Lepasnya plasenta (solusio placenta)

h. Patofisiologi

Pada asma akut, obstruksi akut disebabkan oleh kontraksi otot polos bronkus,

meningkatnya sekresi lender, dan radang saluran nafas serangan ini dipicu oleh

stimulasi yang beragam misalnya infeksi saluran nafas menghirup tepung sari atau

bahan kimia, udara dingin atau kelembapan. Suatu serangan asma timbul karena

seorang yang atopi terpapar dengan allergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari

dan membentuk immunoglobulin E (IgE).

i. Penatalaksanaan Asma

1) Menghindari factor pencetus, seperti :

 Infeksi saluran

 Allergen

 Udara dingin

 Psikis

2) Menggunakan obat

 Obat local (seperti aminofilin) atau kortikosteroid inhalasi atau oral pada

serangan asma ringan

 Obat antiasma umumnya tidak berpengaruh negative terhadap janin,

kecuali adrenalin.

 Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena penyempitan

22
pembuluh darah ke janin yang dapat mengagnggu oksigenisasi pada janin

tersebut

 Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus

3) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu:

 Memberikan cairan intravena

 Mengencerkan cairan sekresi di paru

 Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2) sehingga tercapai

PO2 lebih 60 mmHg dengan kejenuhan 95% oksigen atau normal.

 Cek fungsi paru

 Cek janin

 Memberikan obat kortikosteroid

4) Menangani status asmatikus dengan gagal napas

 Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan setelah

pengobatan intensif selama 30-60 menit.

 Memberikan antibiotik saat menduga terjadi infeksi.

5) Mengupayakan persalinan

 Persalinan spontan dilakukan saat pasien tidak berada dalam serangan,

 Melakukan ekstraksi vakum atau forceps saat pasien berada dalam serangan,

 Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tak pernah dilakukan,

 Meneruskan pengobatan regular asma selama proses kelahiran,

 Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamine tetapi pilihlah

morfin atau analgesik epidural,

 Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan prostaglandin E2 karena

dapat menyebabkan bronkospasme.

23
6) Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu

 Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan mengalami

gangguan pencernaan, gelisah dan gangguan tidur,

 Obat anti asma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya karena

kadarnya dalam air susu sangat kecil.

24
BAB III
ANALISIS JURNAL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Jurnal
N JUDUL METODE SAMPEL VARIABEL HASIL PENELITIAN
O PENELITIAN
1. Pengaruh Kombinasi penelitian Pra- 30 orang Variabel berdasarkan uji
Teknik Pernafasan Eksperimental independen wilcoxon diperoleh
Diafragma Dan design dengan yaitu nilai p=0,003 sehingga
Bergantian Lubang pendekatan one kombinasi didapatkan hasil
Hidung Terhadap group pretest- teknik bahwa Ha diterima dan
Keluhan Sesak posttest. pernafasan H0 ditolak.
Nafas diafragma dan
Analisis data bergantian Hasil analisis sesudah
yang digunakan lubang hidung pemberian kombinasi
analisa univariat teknik pernafasan
dan bivariat Variabel diafragma dan
dengan uji dependen yaitu bergantian lubang
Wilcoxon kecemasan ibu hidung dari jumlah
hamil trimester sampel 30 responden
III didapatkan seluruh
sampel berada pada
keluhan sesak nafas
rendah.

Damayanti, Vivin
Putri.(2019).

2. Pengaruh Relaksasi Penelitian 45 Variabel Berdasarkan hasil


Diafragma, eksperimen semu responden independen: penelitian
Relaksasi Otot (Quasi relaksasi bahwa relaksasi otot
Progresif Dan Eksperiment) diafragma, progresif lebih
Relaksasi Nafas dengan relaksasi otot berpengaruh terhadap
Terhadap Penurunan menggunakan progresif dan penurunan rasa cemas
Rasa Cemas Pada pendekatan Non- relaksasi nafas pada ibu hamil
Ibu Hamil Trimester randomized trimester III di BPM
III control Grup Pre Variabel Mira Laura Kota
test-Post test dependen : rasa dibandingkan dengan
Design cemas pada ibu relaksasi diafragma dan
hamil trimester relaksasi nafas.
III
Mulyati,dkk.(2021)

3. Pengaruh Nafas Uji yang 30 orang. variabel Hasil penelitian


Dalam Dan Posisi digunakan ialah independen : sebelum diberikan
Terhadap Saturasi Wilcoxon untuk Nafas Dalam nafas dalam dan
Oksigen menguji nilai dan Posisi pengaturan posisi untuk

25
Dan Frekuensi Nafas sebelum dan variable kelompok intervensi
Pada Pasien Asma setelah intervensi dependen : SpO2 mean 94,00
saturasi o2 dan dengan standar deviasi
Untuk frekuensi nafas 1,81. Pada kelompok
membandingkan kontrol sebelum di
variabel SpO2 Untuk berikan pengaturan
maupun variabel membandingka posisi SpO2 mean
RR digunakan uji n variable 93,13 dengan standar
mann SpO2 maupun deviasi 2,29. Hasil
whitney. variabel RR penelitian sebelum
antara diberikan nafas dalam
kelompok dan pengaturan posisi
intervensi dan untuk kelompok
kelompok intervensi RR mean
kontrol 30,00 dengan standar
deviasi 1,36. Pada
kelompok control
sebelum diberikan
pengaturan posisi RR
mean 30,93 dengan
standar deviasi 2,18.
Menurut analisa
peneliti terhadap
penelitian ini adalah di
temukan tinggi
respirasi sebelum
dilakukan nafas dalam
dan posisi dan
menurunnya saturasi
oksigen sebelum
diberikan terapi nafas
dalam dan posisi. Hal
ini disebabkan karena
asma dapat
menyebabkan
terjadinya penyempitan
saluran pernafasan
yang di interpretasikan
melalui sesak nafas dan
penurunan saturasi
oksigen dalam tubuh.

Yulia,dkk.(2019)

4. Latihan Pernapasan Uji yang 28 subjek Variabel Hasil penelitian


Diafragma digunakan ialah penelitian independen : terdapat perbedaan
Meningkatkan Arus Wilcoxon untuk secara latihan yang signifikan rerata
Puncak Ekspirasi menguji nilai random. pernapasan selisih APE kelompok
(Ape) sebelum dan randomisa diafragma intervensi (mean

26
Dan setelah intervensi. si terhadap 126,43±22,05 L/menit)
Menurunkan sejumlah peningkatan dan kelompok kontrol
Frekuensi Untuk 14 orang Arus Puncak (mean 52,14±56,45
Kekambuhan membandingkan untuk Ekspirasi L/menit) dengan p
Pasien Asma variabel masing- (APE), 0,001, serta terdapat
digunakan uji masing perbedaan yang
mann kelompok variable signifikan rerata selisih
whitney. dependen : frekuensi kekambuhan
penurunan kelompok intervensi
frekuensi (mean 1,29±0,61) dan
kekambuhan kelompok kontrol
pasien asma (mean 0,79±0,57)
dengan nilai p 0,038.
Latihan pernapasan
diafragma menjadi
pertimbangan dalam
penatalaksanaan pasien
asma.
Latihan Pernapasan
Diafragma
Meningkatkan APE
dan Menurunkan
Frekuensi Kekambuhan
Pasien Asma sedang
yang tidak
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma.
Selain itu, terdapat
penurunan frekuensi
kekambuhan lebih
tinggi pada kelompok
pasien asma ringan-
sedang yang
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma
dibandingkan dengan
kelompok pasien asma
ringan-sedang yang
tidak mendapatkan
latihan pernapasan
diafragma.

Kartikasari,dkk.(2019)

5. Pengaruh Teknik Quasi- Sampel Variable Hasil analisis pada


Pernapasan experimental penelitian independen : kelompok intervensi
(Pranayama) studies dengan ini adalah Pemberian didapatkan p value
Terhadap pendekatan pre ibu hamil Teknik 0,005 (p0,05), analisis
Pengurangan test dan post test trimester Pernapasan dua kelompok

27
Keluhan Ibu Hamil pada kelompok III (Pranayama), didapatkan p value
Trimester III intervensi dan 0,002 (p<0,05).
kelompok control. variable Berdasarkan penelitian
dependen : dapat disimpulkan
Uji statistik yang pengurangan bahwa teknik
digunakan adalah keluhan pada pernapasan
uji t-test tidak ibu hamil (pranayama) yang
berpasangan) dilakukan ibu hamil
trimester III dapat
mengurangi
ketidaknyamanan pada
keluhan kualitas tidur,
nyeri punggung serta
kecemasan.

Wijayanti, Aksohini R
T,dkk.(2018)

B. Pembahasan
Berdasarkan Jurnal penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa semua

kondisi kehamilan, termasuk yang normal atau tanpa adanya komplikasi kehamilan

bisa mengalami kesulitan bernapas atau mengalami sesak nafas (diapnea).

Ada dua alasan yang menyebabkan kesulitan bernapas selama kehamilan

ialah meningkatnya ukuran perut yang menyebabkan meningkatnya tekanan pada

diafragma dan kedua ialah meningkatnya tekanan di perut dan karena itu, pada

diafragma yang disebabkan oleh janin yang sedang tumbuh. Diafragma adalah

lengkung otot seperti struktur yang memisahkan organ-organ perut dan dada. Ia

bergerak naik dan turun selama bernapas. Penurunan keluhan sesak nafas pada ibu

hamil disebabkan karena dengan diberikannya kombinasi teknik pernafasan

diafragma dan bergantian lubang hidung, keluhan sesak nafas ibu dapat teralihkan

yang membuat perasaan ibu hamil menjadi tenang, merelakskan fikiran, dan

menimbulkan rasa nyaman.

Teknik relaksasi diafragma/ breathing exercise diafragmatic merupakan suatu

teknik pernafasan yang berkonsentrasi merasakan oksigen masuk melalui hidung

28
kemudian mengeluarkan dari mulut, dilakukan dengan posisi senyaman mungkin

dengan relaks dan menutup mata, pakaian yang digunakan disekitar leher dan

pinggang harus longgar. Teknik pernafasan diafragma perlu konsentrasi dan

keyakinan yang berfokus perhatian pada pernafasan. Teknik pernafasan diafragma

bertujuan meringankan sesak nafas dan dapat mengalami kenaikan kualitas hidup,

teknik pernafasan diafragma. (Mulyati,dkk.2021)

Didukung teori yang dikemukakan oleh Pratingyo (2014), bahwa manfaat

dari teknik pernafasan diafragma yaitu untuk meningkatkan suplai oksigen yang

masuk ke dalam paru-paru, untuk menguatkan otot jantung dan paru-paru,

menguatkan fungsi hati dan usus, untuk melancarkan energi dan sirkulasi darah,

untuk membuat tubuh dan pikiran lebih tenang, untuk membentuk ikatan batin antara

ibu dan bayi, untuk meningkatkan energi saat jeda kontraksi.

Sedangkan menurut Pujiastuti (2009) bahwa manfaat dari pernafasan

bergantian lubang hidung yaitu untuk menyeimbangkan aktivitas pikiran, untuk

menghilangkan kecemasan dan menenangkan pikiran, untuk meningkatkan

konsentrasi dan keseimbangan tubuh dan pikiran.

Berdasarkan penelitian Damayanti, Vivin Putri.(2019) diperoleh nilai

p=0,003 sehingga didapatkan hasil bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil analisis

sesudah pemberian kombinasi teknik pernafasan diafragma dan bergantian lubang

hidung dari jumlah sampel 30 responden di dapatkan seluruh sampel berada pada

keluhan sesak nafas rendah pada ibu hamil Trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Kamonji. Hal ini menerangkan bahwa teknik pernapasan diafragma akan

menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot dan jaringan tubuh.

Gelombang otak pada saat terjadi relaksasi akan mengalami penurunan dan bertahan

29
dari beta ke alpha. Teknik pernapasan diafragma mampu membuat tubuh masuk ke

dalam kondisi relaks.

Berdasarkan hasil analisis diatas bahwa pengaruh teknik pernafasan hidung

dan diafragma dapat menurunkan keluhan sesak nafas pada ibu hamil.

30
BAB IV
PENUTUP

C. KESIMPULAN

Teknik pernafasan diafragma ini bertujuan untuk meningkatkan ketenangan.

Pada teknik bergantian lubang hidung juga merupakan salah satu teknik pernafasan

yang menyeimbangkan aktivitas pikiran, menghilangkan kecemasan dan

menenangkan pikiran (Sindhu, 2009). Latihan pernafasan diafragma merupakan

terapi latihan pernafasan utama untuk pasien Asma Bronkial. Latihan pernafasan

diafragma dapat mengakibatkan CO2 keluar dari paru-paru, kerja napas menjadi

berkurang dan ventilasi meningkat.Peningkatan ventilasi menyebabkan

peningkatan perfusi sehingga tekanan intra alveoli meningkat dan pertukaran gas

efektif.Hal ini mengakibatkan derajat keasaman (pH) menurun sehingga CO2

dalam arteri menurun dan APE meningkat (Kartikasari, Jenie, & Primanda, 2019).

Pernafasan diafragma bertujuan membantu menggunakan diafragma dengan

benar selama pernafasan.dan bermanfaat untuk menguatkan diafragma dan

menurunkan kerja pernafasan. kemampuan ventilasi juga meningkat setelah

melakukan latihan pernafasan diafragma hal tersebut dapat menyebabkan

peningkatan nilai APE (Arus Puncak Ekspirasi) kanan terdorong ke atas.

D. SARAN
1. Bagi Ibu Hamil

Ibu hamil dapat mengetahui bagaimana cara teknik pernapasan hidung dan

diafragma untuk menurunkan keluhan sesak nafas pada ibu hamil.

31
2. Bagi Profesi Bidan

 Bidan mampu menguasai teknik pernafasan diafragma dan hidung

dengan baik dan benar

 Bidan mampu mengimplementasikan teknik pernafasan diafragma dan

hidung dengan baik dan benar

 Bidan mampu mengenali keluhan sesak nafas pada ibu hamil dan

bekerjasama dengan baik sehingga bisa terwujud manfaat dari teknik

pernafasan diafragma dan hidung

32
DAFTAR PUSTAKA

Antonella LM, Andrea A. (2015). “Respiratory Physiology of Pregnancy.” Italy. Politecnico

di Milano.

Chandraharan E. (2012).”Obstetric and Intrapartum Emergencies.” New York. Cambridge

University Press.

Damayanti, Vivin Putri.(2019). “Pengaruh Kombinasi Teknik Pernapasan Diafragma dan

Bergantian Lubang Hidung Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Trimester III.” Jurnal

Ilmiah Ilmu Kesehatan : Wawasan Kesehatan, Vol 6, No. 1, 2019, P 57-63.

(https://www.researchgate.net/publication/

334590015_Pengaruh_Kombinasi_Teknik_Pernafasan_Diafragma_dan_Bergantian_Lub

ang_Hidung_Terhadap_Kecemasan_Ibul_Hamil_Trimester_III)

David RG, Brenda AB. (2009). Obstetric Anesthesia. USA. Lippincott Williams and Wilkins.

(https://www.amazon.com/Practical-Approach-Obstetric-Anesthesia

ebook/dp/B01AVN4LGO)

Kartikasari, Dian., Jenie, Ikhlas Muhammad., & Primanda,Yanuar. (2019). Latihan

Pernapasan Diafragma Meningkatkan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan Menurunkan

Frekuensi Kekambuhan Pasien Asma. Jurnal Kesehatan Indonesia, Vol. 22, No. 1, 2019,

P 53-64. ( http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/691)

Lisa EM, Nigel P. (2013). Physiological Changes of Pregnancy. New York. Cambridge

UniversityPress.(https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/5427187/mod_resource/

content/1/2013%20Physiological%20changes%20of%20pregnancy.pdf)

Mulyati, Yuli., Novita, Astrid., & Trisna, Nurwita. (2021). Pegaruh Relaksasi Diafragma,

Relaksasi Otot Progresif dan Relaksasi Nafas Terhadap Penurunan Rasa Cemas Pada

Ibu Hamil Trimester III. Simfisis Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol. 1, No. 02, 2021, P

66-77. ( https://journals.mpi.co.id/index.php/SJKI/article/view/21)
Monika S, John DR, (2014). Cardiovaskular Physiology of Pregnancy. American Heart

Association.(https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.114.009029)

Sarwono, Prawirohardjo.(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

( http://eprints.undip.ac.id/44141/9/Rohmah_Budi_Pratiwi_Bab_VIII.pdf)

Yulia, Anita., Dahrizal., & Lestari, Widia. ( 2019 ). Pengaruh Nafas dalam dan Posisi

Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma.Jurnal

Keperawatan Raflesia, Vol. 1, No. 1, 2019, P 67-75.

(https://research.amanote.com/publication/fqO44nMBKQvf0BhiXAId/pengaruh-nafas-

dalam-dan-posisi-terhadap-saturasi-oksigen-dan-frekuensi-nafas-pada-pasien)

Wijayanti, Tut Rayani Aksohini and Maulina, Rifzul (2018) Pengaruh Teknik

Pernapasan (Pranayama) Terhadap Pengurangan Keluhan Ibu Hamil Trimester

III. Malang : Poltekkes RS dr. Soepraoen,.

Anda mungkin juga menyukai