Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KELOMPOK KONSEP KEBIDANAN

“PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR BIDAN“

DISUSUN OLEH KELOMPOK 14:


1. Nazia Zanida (P07124122033)
2. Ni Nyoman Putri Juliari (P07124122034)
3. Nilayaturrabbani (P07124122035)
4. Gusti Ayu Surya Ayustina (P07124122068)

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

PENEGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR BIDAN


Telah diseminarkan di depan pembimbing
Pada tanggal 16 November 2022

Oleh
Kelompok: 14

1. Nazia Zanida (P07124122033)


2. Ni Nyoman Putri Juliari (P07124122034)
3. Nilayaturrabbani (P07124122035)
4. Gusti Ayu Surya Ayustina (P07124122068)

Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Pendidikan I Pembimbing Pendidikan II

Devi Triyuliana, A.Md.Keb. Mutiara R.Suseno, SST, M.Keb. Lina Sundayani, S. Pd, M.Kes.
NIP : 198807232010012010 NIP : 198406222012122001 NIP : 196710171990032002

Ketua Jurusan Kebidanan

Syajaratuddur Faiqah, S.SiT., M.Kes.


NIP: 197608032003122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai dan tepat waktu.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Hasil Wawancara Pengembangan Profesi
dan Karir Bidan di UPT Puskesmas Ampenan Tahun 2022.” Dalam penyusunan
laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, serta pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sebagai berikut.
1. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Mataram,
2. Irwansyah, S.KM., M.M. selaku kepala UPT Puskesmas Ampenan,
3. Syajaratuddur Faiqah, S.Si.T., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Mataram,
4. Imtihanatun Najahah, S.ST., M.Kes. selaku Ketua Program Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Mataram,
5. Mutiara R. Suseno, S.ST., M.Keb. selaku Pembimbing Pendidikan yang
telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, serta saran yang
sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan ini,
6. Lina Sundayani, S.Pd., M.Kes. selaku Pembimbing Pendidikan yang telah
banyak memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, serta saran yang sangat
bermanfaat dalam penyusunan laporan ini.
7. Devi Triyuliana, A.Md.Keb. selaku Pembimbing Klinik yang telah banyak
memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, serta saran yang sangat
bermanfaat dalam penyusunan laporan ini,
8. Seluruh dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
yang banyak memberikan bekal pengetahuan dan wawasan kepada penulis,
9. Seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Ampenan yang membantu penulis
dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan laporan ini,

iii
10. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Ampenan, 16 November 2022

Kelompok 14

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................v

BAB I........................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................1
Karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan
jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri
pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan
dalam organisasinya. Pengembangan karir bidan merupakan
kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan
dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu
organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam
organisasi. Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional
dan karir struktur.............................................................................1

1.2 Metode Laporan............................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................1

1.4 Manfaat..........................................................................................2

BAB II.......................................................................................................3

TINJAUAN TEORI.................................................................................3

2.1 Pengembangan Karir Bidan........................................................3

2.1.1 Pengertian Pengembangan Karir Bidan..................................3

Karir mempunyai 3 (tiga) pengertian yang berbeda, di antaranya


sebagai berikut.........................................................................................3

1) Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi


ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hierarki yang dialami
oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya,...............................3

2) Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki


gambaran atau pola pengembangan yang jelas dan sistematis,..........3

v
3) Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu
rangkaian pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseorang
setelah selama masa kerjanya................................................................3

Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum
karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang
berarti setiap orang pasti mempunyai karir.........................................3

Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang


dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi
bekerja di organisasi tersebut. Pengembangan karir (career
development) menurut Mondy (XXXX), meliputi aktivitas-aktivitas
untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir
yang direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip
pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut.............3

Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar


terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan
menyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di
pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas rencana
pengembangan formal. Bentuk pengembangan skill yang
dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik.
Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda
dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle manager...........3

Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum


memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika
tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu,
maka individu yang telah memiliki yang dituntut pekerjaan akan
menempati pekerjaan yang baru...........................................................3

Waktu yang di gunakan untuk pengembangan dapat


direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian
penempatan pekerjaan individu yang rasional. Perkembangan karir
(career development) terdiri dari sebagai berikut.................................4

1) Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses


dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-
langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir
melibatkankan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan
dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai
tujuan tersebut,........................................................................................4

2) Manajemen karir (career management), proses di mana


organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan
para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang
yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang

vi
akan dating (Simamora, 200 1:504). .....................................................4

Berdasarkan pengertian di atas, maka terdapat tanggung jawab


yang berbeda antara individu/pegawai dan organisasi proses untuk
hal-hal berikut.........................................................................................4

1) Menyediakan diri sendiri terhadap peluang, kesempatan,


kendala, pilihan, dan koreksi,...............................................................4

2) Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir,4

3) Penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang


berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat
pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan
langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir................4

Tujuan dari pengembangan karir bidan di antaranya sebagai


berikut......................................................................................................4

1) Mendapatkan persyaratan menempati posisi/jabatan tertentu,


4

2) Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis


tercapai, tergantung pada lowongan/jabatan, keputusan, dan
tergantung pemimpin,.............................................................................4

3) Peraturan, ketentuan, dan cara pengembangan karir terdapat


pada. 4

2.1.2 Prinsip Pengembangan Karir Bidan.........................................4

Berikut beberapa hal yang menjadi perkembangan karir bidan.......4

1) Pendidikan lanjut..........................................................................4

Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan


kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan
sesuai dengan kebutuhan/pelayanan, dan standar yang telah di
tentukan oleh hasil melalui pendidikan formal dan non formal.
Perkembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang
berkesimpulan, berjenjang, dan berkelanjut ditengah-tengah
masyarakat. Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah untuk
mempertahankan profesionalisme bidan, baik melalui pendidikan
formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah
dan swasta dengan dukungan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah
program D-III dan D-IV Bidan Pendidik,............................................4

vii
2) Job fungsional................................................................................5

Job fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas,


kewajiban, hak, serta wewenang pegawai negeri sipil yang dalam
melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan
pangkatnya menggunakan angka kredit. Adapun jenis jabatan
dibidang kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
apoteker, farmasi dan lain-lain. Jabatan dapat ditinjau dari 2 (dua)
aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan
struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur
dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan
fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta di hargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat negara,...............5

2.2 Prinsip Pengembangan Karir Bidan dikaitkan dengan Peran,


Fungsi, dan Tanggung Jawab Bidan.....................................................5

2.2.1 Peran Seorang Bidan..................................................................5

1) Sebagai Pelaksana.........................................................................5

Bidan melaksanakan tugas mandiri, kolaborasi atau kerja sama,


dan ketergantungan,................................................................................5

2) Sebagai Pengelola..........................................................................5

Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan


kebidanan untuk individu, keluarga, dan masyarakat di wilayah
kerja dengan melibatkan klien atau masyarakat. Berpartisipasi
dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerja,............................................................5

3) Sebagai Pendidik...........................................................................6

Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan pihak
terkait, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Keluarga Berencana
(KB),..........................................................................................................6

4) Sebagai Peneliti.............................................................................6

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang


kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok..............................6

viii
2.2.2 Fungsi Seorang Bidan................................................................6

1) Memberikan konseling kepada remaja putri, pra nikah, pra


hamil, ibu bersalin, ibu nifas, klimakterium, dan menopause,........6

2) Memberikan pelayanan kebidanan normal, antara lain


kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan pemeriksaan fisik......6

3) Memberikan pelayanan kebidanan abnormal sebagai berikut.


6

a. Pada ibu hamil, seperti abortus imminens, hiperemesis tingkat


1, pre eklampsi, anemia,..........................................................................6

b. Pada persalinan, seperti letak sungsang, Ketuban Pecah Dini


(KPD) tanpa infeksi, Hemorrhagic Postpartum (HPP), laserasi,
distosia,.....................................................................................................6

4) Memberikan pelayanan kebidanan kepada anak, seperti


intranatal, hiportemia, kontak dini, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif,
perawatan tali pusar, resusitas pada asfiksia, pengobatan penyakit
ringan,.......................................................................................................6

5) Memberikan pelayanan KB, penanganan efek samping,


pengertian alkon, suntik, pil, AKBP, tanpa penyulit...........................6

2.2.3 Tanggung Jawab Seorang Bidan...............................................6

1) Tanggung jawab bidan terhadap perundang-undangan,.........6

2) Tanggung jawab bidan terhadap pengembangan kompetensi, 6

3) Tanggung jawab bidan terhadap penyimpanan catatan


kebidanan,................................................................................................6

4) Tanggung jawab budan terhadap keluarga yang dilayani,......6

5) Tanggung jawab bidan terhadap profesi, dan...........................6

6) Tanggung jawab bidan terhadap masyarakat...........................6

2.3 Standar Profesi Bidan...................................................................7

2.3.1 Pengertian Standar Profesi Bidan.............................................7

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Standar Kopetensi Bidan. .7

ix
2.3.3 Teknis Penyusun Standar Profesi Bidan..................................7

2.3.4 Standar Profesi Bidan................................................................7

2.3.5 Standar Pendidikan Bidan.........................................................8

2.3.6 Standar Pendidikan Berkelanjutan........................................11

2.3.7 Standar Pelayanan Kebidanan................................................11

2.3.8 Standar Praktik Kebidanan....................................................12

2.4 Konsep Kebidanan......................................................................13

2.5 Filosofi Kebidanan......................................................................13

2.6 Paradigma Kebidanan................................................................13

BAB III...................................................................................................15

HASIL LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA.................15

3.1 Profil Puskesmas Ampenan........................................................15

3.1.1 Tenaga Bidan Beserta Koordinator di Puskesmas Ampenan


16

3.2 Hasil Wawancara........................................................................17

3.2.1 Pengembangan Profesi dan Karir Bidan di Puskesmas


Ampenan................................................................................................17

3.2.2 Format Wawancara Bidan Puskemas Ampenan...................19

3.2.3 Wawancara Bidan....................................................................19

BAB IV...................................................................................................21

PEMBAHASAAN HASIL WAWANCARA.......................................21

4.1 Pengembangan Profesi dan Karir Bidan Secara Teori dan


Hasil Observasi di Lapangan...............................................................21

BAB V.....................................................................................................22

PENUTUP..............................................................................................22

x
5.1 Kesimpulan..................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................23

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang
jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi
dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya. Pengembangan karir
bidan merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan
dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam
jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi. Pengembangan karir bidan
meliputi karir fungsional dan karir struktur.
Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan
dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik
secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan
kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan
nantinya sebagai pelaksana, pengelola, dan pendidik, sedangkan karir bidan dalam
jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah di rumah sakit,
puskesmas, bidan di desa, atau instansi swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh
bidan ditiap pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan
dan kesempatan kebijakan yang ada.

1.2 Metode Laporan


1) Wawancara
Kami melakukan wawancara kepada bidan mengenai pengembangan
profesi dan karir bidan di UPT. Puskesmas Ampenan.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengkaji pengembangan profesi dan karir bidan dan
mampu memahami prinsip dan acuan pengembangan profesi dan karir bidan.

1
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengamati dan mengobservasi pengembangan profesi dan karir bidan,
2) Mengamati dan mengobservasi pengaplikasian dan penerapan
pengembangan profesi dan karir bidan praktik kebidanan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu,
sehingga dapat digunakan sebagai laporan didalam melaksanakan tugas sebagai
mahasiswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi
pada kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada
kehamilan, sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengembangan Karir Bidan


2.1.1 Pengertian Pengembangan Karir Bidan
Karir mempunyai 3 (tiga) pengertian yang berbeda, di antaranya sebagai
berikut.
1) Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang
lebih tinggi dalam jenjang hierarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja
selama masa kerjanya,
2) Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola
pengembangan yang jelas dan sistematis,
3) Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan
atau posisi yang pernah dipegang seseorang setelah selama masa kerjanya.
Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan umum karena
setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap orang pasti
mempunyai karir.
Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam
organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja di organisasi
tersebut. Pengembangan karir (career development) menurut Mondy (XXXX),
meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan
jalur karir yang direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan
karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang
berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas
rencana pengembangan formal. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan
ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk
menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi
middle manager.
Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh
skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan

3
lebih lanjut oleh seorang individu, maka individu yang telah memiliki yang
dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru.
Waktu yang di gunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi
dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.
Perkembangan karir (career development) terdiri dari sebagai berikut.
1) Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses dimana individu
dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai
tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkankan pengidentifikasian
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan tersebut,
2) Manajemen karir (career management), proses di mana organisasi memilih,
menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan dating (Simamora, 200 1:504).
Berdasarkan pengertian di atas, maka terdapat tanggung jawab yang berbeda
antara individu/pegawai dan organisasi proses untuk hal-hal berikut.
1) Menyediakan diri sendiri terhadap peluang, kesempatan, kendala, pilihan,
dan koreksi,
2) Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir,
3) Penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan
arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan
karir.
Tujuan dari pengembangan karir bidan di antaranya sebagai berikut.
1) Mendapatkan persyaratan menempati posisi/jabatan tertentu,
2) Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai,
tergantung pada lowongan/jabatan, keputusan, dan tergantung pemimpin,
3) Peraturan, ketentuan, dan cara pengembangan karir terdapat pada.
2.1.2 Prinsip Pengembangan Karir Bidan
Berikut beberapa hal yang menjadi perkembangan karir bidan.
1) Pendidikan lanjut
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

4
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan/pelayanan, dan standar yang telah di tentukan oleh hasil melalui
pendidikan formal dan non formal. Perkembangan pendidikan kebidanan
seyogyanya dirancang berkesimpulan, berjenjang, dan berkelanjut ditengah-
tengah masyarakat. Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah untuk
mempertahankan profesionalisme bidan, baik melalui pendidikan formal yang
telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan
dukungan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) adalah program D-III dan D-IV Bidan
Pendidik,
2) Job fungsional
Job fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban,
hak, serta wewenang pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya
diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka
kredit. Adapun jenis jabatan dibidang kesehatan adalah dokter, dokter gigi,
perawat, bidan, apoteker, farmasi dan lain-lain. Jabatan dapat ditinjau dari 2 (dua)
aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah
jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta di
hargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat negara,

2.2 Prinsip Pengembangan Karir Bidan dikaitkan dengan Peran, Fungsi,


Tanggung Jawab Bidan, dan Jenis Jabatan Bidan
2.2.1 Peran Seorang Bidan
1) Sebagai Pelaksana
Bidan melaksanakan tugas mandiri, kolaborasi atau kerja sama, dan
ketergantungan,
2) Sebagai Pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan
untuk individu, keluarga, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
klien atau masyarakat. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program
kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah

5
bimbingan dalam wilayah kerja,
3) Sebagai Pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan,
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), dan Keluarga Berencana (KB),
4) Sebagai Peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun kelompok.
2.2.2 Fungsi Seorang Bidan
1) Memberikan konseling kepada remaja putri, pra nikah, pra hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, klimakterium, dan menopause,
2) Memberikan pelayanan kebidanan normal, antara lain kepada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan pemeriksaan fisik
3) Memberikan pelayanan kebidanan abnormal sebagai berikut.
a. Pada ibu hamil, seperti abortus imminens, hiperemesis tingkat 1, pre
eklampsi, anemia,
b. Pada persalinan, seperti letak sungsang, Ketuban Pecah Dini (KPD)
tanpa infeksi, Hemorrhagic Postpartum (HPP), laserasi, distosia,
4) Memberikan pelayanan kebidanan kepada anak, seperti intranatal,
hiportemia, kontak dini, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, perawatan tali pusar,
resusitas pada asfiksia, pengobatan penyakit ringan,
5) Memberikan pelayanan KB, penanganan efek samping, pengertian alkon,
suntik, pil, AKBP, tanpa penyulit.
2.2.3 Tanggung Jawab Seorang Bidan
1) Tanggung jawab bidan terhadap perundang-undangan,
2) Tanggung jawab bidan terhadap pengembangan kompetensi,
3) Tanggung jawab bidan terhadap penyimpanan catatan kebidanan,
4) Tanggung jawab budan terhadap keluarga yang dilayani,
5) Tanggung jawab bidan terhadap profesi, dan
6) Tanggung jawab bidan terhadap masyarakat.

6
2.2.4 Jenis Jabatan Bidan
Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan
fungsional.
1) Jabatan struktural
Jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam
suatu organisasi. Jabatan struktural bidan dilihat dari tempat kerja bidan (rumah
sakit, puskesmas, institusi pendidikan dan lain-lain). Bidan yang menduduki
jabatan struktural berhak mendapat tunjangan struktural sesuai dengan struktur
yang dipegangdan kemampuan yang dimiliki,
2) Jabatan fungsional
Jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam
kehidupan masyarakat dan Negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam
kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang
yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan
fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan
jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional
2.3 Standar Profesi Bidan
2.3.1 Pengertian Standar Profesi Bidan
Standar profesi bidan merupakan penampilan atau keadaan ideal atau
tingkat pencapain tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas
penerimaan minimal yang dilakukan oleh seorang bidan. Standar profesi bidan ini
diatur dalam Permenkes Nomor 369 Tahun 2007. Standar profesi bidan ini
mengatur tentang standar kompetensi bidan, standar pendidikan bidan, standar
pendidikan bidan berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan, dan standar praktik
kebidanan. Standar profesi bidan ini dibuat berdasarkan paradigma dan falsafah
kebidanan tujuan dibuatnya standar profesi bidan ini adalah untuk menjamin
pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan
perkembangan profesi bidan.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Standar Kopetensi Bidan
1) Pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam
kondisi normal di tempat kerja,

7
2) Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan
dalam situasi dan lingkungan yang berbeda,
3) Standar kopetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan saja tetapi dilandasi pula dengan
bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan.
2.3.3 Teknis Penyusun Standar Profesi Bidan
1) Pembentukan tim penyusun,
2) Strategi dan metodologi,
3) Kerangka penulisan standar kopetensiaegi dan metodologi,
4) Penyusun draft standar kopetensi, dan
5) Tahap penyusun standar kopetensi.
2.3.4 Standar Profesi Bidan
1) Memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir, serta
keluarganya,
2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, pencernaan kehamilan, dan
kesiapan menjadi orang tua,
3) Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini pengobatan atau
rujukan,
4) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang
bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang lahir,
5) Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat,
6) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
baru lahir sehat sampai 1 (satu) bulan,

8
7) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperehensif pada bayi
balita sehat 1 (satu) bulan sampai 5 (lima) tahun,
8) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperehensif pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat,
9) Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem
reproduksi.
2.3.5 Standar Pendidikan Bidan
Standar pendidikan bidan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
bidan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Standar pendidikan bidan tersebut dibagi atas beberapa standar, antara lain
sebagai berikut.
1) Standar Lembaga Pendidikan
Lembaga pedidikan kebidanan berada pada suatu institusi Pendidikan tinggi
baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan kaidah-kaudah yang tercantum
pada sistem pendidikan nasional.
2) Standar Falsafah
Lembaga pendidikan kebidanan mempunyai falsafah yang mencerminkan
visi misi dan institusi yang tercermin dalam kurikulum.
a. Falsafah mencakup kerangka keyakinan dan nilai-nilai mengenai
pendidikan kebidanan dan pelayanan kebidanan,
b. Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistem pendidikan
nasional Indonesia.
3) Standar Organisasi
a. Stuktur organisasi pendidikan kebidanan mengacu pada sistem
pendidikan nasional,
b. Ada kejelasan tentang hubungan kerja,
c. Ada uraian tugas untuk masing-masing komponen pada organisasi.
4) Standar Sumber Daya Pendidikan
a. Dukungan administrasi tercermin pada anggaran dan sumber-sumber
untuk program,
b. Sumber daya teknologi dan lahan praktik cukup dan memenuhi
persyaratan untuk mencapai tujuan,

9
c. Persiapan tenaga pendidik dan kependidikan mengacu kepada undang-
undang dan peraturan yang berlaku,
d. Peran dan tanggung jawab tenaga pendidikan dan kependidikan
mengacu pada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
5) Standar Pola Pendidikan Kebidanan
Pendidikan kebidanan terdiri dari pendidikan diploma, pendidikan sarjana,
pendidikan profesi, dan pendidikan pasca sarjana.
a. Jalur pendidikan vokasi,
b. Jalur pendidikan akademik,
c. Jalur pendidikan profesi.
6) Standar Kurikulum
Penyelenggara pendidikan menggunakan kurikulum nasional yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dan organisasi profesi serta
dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu
pada falsafah dan misi dari lembaga pendidikan kebidanan.
7) Standar Tujuan Pendidikan
Tujuan dan desain kurikulum pendidikan mencerminkan falsafah
pendidikan kebidanan dan mempersiapkan perkembangan setiap mahasiswa yang
berpotensi khusus.
a. Definisi operasional
1) Tujuan pendidikan merupakan dasar bagi pengembangan
kurikulum pendidikan, pengalaman belajar, dan evaluasi,
2) Tujuan pendidikan selaras dengan perilaku akhir yang
ditetapkan,
3) Kurikulum meliputi kelompok ilmu dasar (alam, sosial, dan
perilaku humaniora), ilmu biomedik, ilmu kesehatan, dan ilmu
kebidanan,
4) Kurikulum mencerminkan kebutuhan pelayanan kebidanan dan
kesehatan masyarakat,
5) Kurikulum direncanakan sesuai dengan standar praktik
kebidanan,

10
6) Kurikulum kebidanan menumbuhkan profesionalisme sikap etis,
kepemimpinan, dan manajemen,
7) Isi kurikulum dikembangkan sesuai perkembangan teknologi
mutakhir.
8) Standar Evaluasi Pendidikan
9) Standar Lulusan
Lulusan pendidikan bidan mengemban tanggung jawab profesional sesuai
dengan tingkat pendidikan.
a. Definisi operasional
1) Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan D-III
kebidanan merupakan bidang pelaksanaan yang memilih
kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi
pelayanan maupun praktik perorangan,
2) Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma-IV/S1 merupakan
bidan profesional yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun
praktik perorangan, mereka dapat berperan sebagai pemberi
layanan, pengelola, dan pendidik,
3) Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3 merupakan bidan
professional yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik
perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi layanan
pengelola, pendidik, peneliti, pengembang, dan konsultan dalam
pendidikan bidan maupun sistem atau ketatalaksanaan
pelayanan kesehatan secara universal,
4) Lulusan program kebidanan tingkat master dan doktor
melakukan praktik kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan,
konsultan pendidikan dan ketatalaksanaan pelayanan,
5) Lulusan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan
kebijakan dalam bidan kesehatan,

11
6) Lulusan berperan aktif dalam merancang dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagai tanggapan terhadap perkembangan
masyarakat.
2.3.6 Standar Pendidikan Berkelanjutan
a. Standar I : Organisasi
b. Standar II : Falsafah
c. Standar III : Sumber daya pendidikan
d. Standar IV : Program pendidikan
e. Standar V : Fasilitas
f. Standar VI : Dokumen penyelenggaraan pendidikan
g. Standar VII : Pengendalian mutu
2.3.7 Standar Pelayanan Kebidanan
a. Standar I : Falsafah dan tujuan
b. Standar II : Administrasi dan pengelolaan
c. Standar III : Staf dan pimpinan
d. Standar IV : Fasilitas dan peralatan
e. Standar V : Kebijakan prosedur
f. Standar VI : Pengembangan staf dan program pendidikan
g. Standar VII : Standar asuhan
h. Standar VIII : Evaluasi dan pengendalian mutu
2.3.8 Standar Praktik Kebidanan
a. Standar I
Metode asuhan, asuhan kebidanan dilaksanakan metode manajemen
kebidanan dengan langkah pengumpulan data dan analis data, penentuan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi,
b. Standar II
Pengkajian, pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis dan keseimbangan. Data yang diperoleh dicatat
dan dianalisis,
c. Standar III
Diagnosa kebidanan, dirumuskan berdasarkan analisis data yang
dikumpulkan,

12
d. Standar IV
Rencana asuhan, dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan,
e. Standar V
Tindakan, dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan klien, tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan
klien,
f. Standar VI
Partisipasi klien, dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan
keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulian kesehatan,
g. Standar VII
Dokumentasi, monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara
terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien,
h. Standar VIII
Evaluasi asuhan kebidanan, dilaksanakan terus menerus seiring
dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana
yang telah dirumuskan,
i. Standar IX
Dokumentasi, asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan
standar dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan.

2.4 Konsep Kebidanan


Bidan dalam bahasa Inggris berasal dari kata midwife yang artinya
pendamping wanita, sedangkan dalam bahasa Sanskerta “Wirdhan” yang artinya
wanita bijaksana. Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan
bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh Internasional
Confederation of Midwives (ICM) Tahun 1972 dan Internasional Federation of
International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) Tahun 1973, World Health
Organization (WHO), dan badan lainnya. Pada tahun 1990, pada pertemuan
dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan
oleh FIGO (1991).

13
2.5 Filosofi Kebidanan
Filosofi kebidanan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai
kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. Bidan
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan serta berkeyakinan bahwa setiap indivu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan budaya.

2.6 Paradigma Kebidanan


Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang
pada paradigma berupa pandangan terhadap manusia atau perempuan, lingkungan,
prilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan, dan keturunan.
1) Perempuan
Sebagai penerus generasi sehingga keberadaan perempuan yang sehat
jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan. Kualitas manusia sangat ditentukan
oleh keberadaan/ kondisi perempuan/ibu dalam keluarga,
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu baik
lingkungan fisik, psikososial, biologis,
3) Perilaku
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
tindakan,
4) Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi, atau rujukan. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,
keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan. Pelayanan kebidanan dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Layanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan,

14
b. Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau
sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan,
c. Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan
dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan
oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.
5) Keturunan
Keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia.
Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat.

BAB III
HASIL LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

3.1 Profil Puskesmas Ampenan


Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan.
Semua kegiatan di Puskesmas Ampenan tahun 2021 dirangkum dalam
bentuk profil puskesmas tahun 2022. Profil ini memuat data dan informasi
mengenai situasi kesehatan baik kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian

15
program program kesehatan di wilayah kerja Ampenan yang dianalisis sederhana
dan ditampilkan dalam bentuk tabel, peta, dan grafik.
Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019,
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Kesehatan Kota Mataram yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, Puskesmas Ampenan mempunyai
visi dan misi sebagai berikut.
1) Visi
Terwujudnya kemandirian masyarakat Ampenan dalam hidup bersih dan
sehat.
2) Misi
a) Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan
manajemen yang profesional, akun tabel, efektif, dan efisien,
b) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
program kesehatan puskesmas sesuai SOP dalam setiap pelayanan,
c) Meningkatkan peran kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian hidup sehat,
d) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya berperilaku
hidup bersih dan sehat,
e) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Puskesmas Ampenan memiliki tenaga bidan sebanyak 16 (enam belas)
orang yang terbagi kedalam beberapa kelompok yang sesuai dengan jabatan dan
tugasnya masing-masing.
3.1.1 Tenaga Bidan Beserta Koordinator di Puskesmas Ampenan
Puskesmas Ampenan memiliki tenaga bidan sebanyak 16 (enam belas)
orang yang terbagi kedalam beberapa kelompok yang sesuai dengan jabatan dan
tugasnya masing-masing.
Kordinator Bidan Puskesmas Ampenan
Hj. Nana Mariana, SST

16
Bidan Wilayah
1. Ika Liana Mariyatiningsih, A.Md.Keb
2. Devi Triyuliana Nasti, A.Md.Keb
3. Siti Nurlaela Fajrin, A.Md.Keb
4. Ni Kadek Yunita Adnyaswari, A.Md.Keb
Bidan Puskesmas
1. Heny Silfianti, S.Tr.Keb., Bdn
2. Ifat Silfianti, A.Md.Keb
3. Baiq Mutia Oktaningrum, S.ST
4. Isnaeni Oktavia, A.Md.Keb
5. Baiq Nurul Ihsan Handayani, A.Md.Keb
6. Gerbira Irfan Monika, A.Md.Keb
7. Risna Juniarti, S.ST
8. Winda Syahliana, A.Md.Keb
9. Yeni Mustikasari, A.Md.Bid
10. Urwatul Wusqa, A.Md.Bid
11. Indri Septiani, A.Md.Keb

17
3.2 Hasil Wawancara
3.2.1 Pengembangan Profesi dan Karir Bidan di Puskesmas Ampenan
Jabatan
Pendidikan Tugas dan Bidan STR SIPB
No Nama Bidan (Fungsional/ PMB/Klinik
Terakhir Tanggung Jawab Puskesmas/Wilayah (Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
Struktural)
Bidan
1. HJ. Nana Mariana, S.ST D-IV Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Koordinator
Kordinator Ruang
2. Ifat Silfianti, A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional KIA, Bersalin, Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Nifas
Ruang KIA,
3. Isnaeni Oktavia, A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Bersalin, Nifas
Ruang KIA,
4. Bq. Nurul Ihsan H., A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Bersalin, Nifas
Gerbira Irfan Monika, Ruang KIA,
5. D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
A.Md.Keb Bersalin, Nifas
Ruang KIA,
6. Winda Syahliana, A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Bersalin, Nifas

Ruang KIA,
7. Indri Septiani, A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Bersalin, Nifas
Koordinator
8. Yeni Mustikasari, A.Md.Bid D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Ruang Bersalin

Ruang KIA,
9. Urwatul Wusqa, A.Md.Bid D-III Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
Bersalin, Nifas

18
10 Ruang KIA,
Heny Ernawati, S.Tr.Keb. D-IV Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas
11 Ruang KIA,
Baiq Mutia Oktaningrum, S.ST D-IV Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas
12 Ruang KIA,
Risna Januarti, S.ST D-IV Kebidanan Fungsional Bidan Puskesmas Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas
13 Ruang KIA,
Ika Liana M., A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Wilayah Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas
14 Devi Triyuliana Nasti, Ruang KIA,
D-III Kebidanan Fungsional Bidan Wilayah Tidak Ada Ada Ada
. A.Md.Keb Bersalin, Nifas
15 Ruang KIA,
Siti Nurlaela Fajrin, A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Wilayah Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas
16 Ruang KIA,
Ni Kadek Y. A., A.Md.Keb D-III Kebidanan Fungsional Bidan Wilayah Tidak Ada Ada Ada
. Bersalin, Nifas

19
3.2.2 Format Wawancara Bidan Puskemas Ampenan
No Wawancara Keterangan
Berapakah tenaga bidan yang ada di
1. 16 (enam belas) orang bidan
wilayah Puskesmas Ampenan?
Rata-rata bidan di Puskesmas
Pendidikan terakhir tenaga bidan di Ampenan lulusan D-III
2.
wilayah Puskesmas Ampenan? Kebidanan, beberapa lainnya D-
IV dan S.Tr.
Apakah tenaga bidan di puskesmas ada Semua bidan yang ada di
3. yang memiliki jabatan fungsional atau Puskemas Ampenan hanya
struktural? memiliki jabatan fungsional saja
Semua tenaga bidan di
Puskesmas Ampenan
Dimanakah tenaga bidan ditugaskan
ditempatkan di Puskesmas
apakah semua bidan ditempatkan di
4. tetapi bidan juga menjadi
puskesmas atau apakah bidan ada yang
penanggung jawab wilayah
menjadi bidan desa?
yang disebut dengan bidan
wilayah
Apakah dari tenaga bidan yang ada di
5. puskesmas ada yang membuka bidan Tidak ada
praktik mandiri atau klinik di rumah?
Apakah tenaga bidan memiliki STR dan
6. Ya
SIPB?

3.2.3 Wawancara Bidan


Nama Bidan : Devi Triyuliana Nasti, A.Md.Keb
Pertanyaan :
1) Apakah bidan ikut pelatihan? Untuk apa bidan melakukan pelatihan?
Jawaban :
Ya, untuk meningkatkan kompetensi serta menambah pengetahuan
dalam penanganan gawat darurat pada bayi,
2) Apakah bidan melanjutkan pendidikan dan kenaikan pangkat?
Jawaban :
Ya, ada bidan yang melanjutkan pendidikan di Puskesmas Ampenan,
3) Apa fungsi STRB dan SIPB?
Jawaban :
Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada bidan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi, sedangkan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada

20
bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
bidan,
4) Apakah disetiap tahun ada pelatihan yang diikuti oleh bidan di
Puskesmas Ampenan?
Jawaban :
Ya, ada,
5) Jenis pelatihan apa saja yang diikuti oleh bidan di Puskesmas
Ampenan?
Jawaban :
Kegawatdaruratan pada ibu dan bayi,
6) Berapa orang bidan yang mengikuti pelatihan?
Jawaban :
Tergantung permintaan dari dinas, untuk jumlahnya kadang 1 (satu)
atau 2 (dua) orang bidan,dan kadang dengan dokter atau perawat.

21
BAB IV
PEMBAHASAAN HASIL WAWANCARA

4.1 Pengembangan Profesi dan Karir Bidan Secara Teori dan Hasil
Observasi di Lapangan
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan selama melaksanakan
Praktik Laboratorium Klinik I terdapat 16 (enam belas) orang bidan yang bertugas
di wilayah kerja Puskesmas Ampenan dan semua bidan memiliki peran dan fungsi
masing-masing. Sesuai standar para bidan memberikan asuhan dengan baik
kepada pasien. Para bidan selalu siap baik itu di ruang KIA dan ruang bersalin.
Sesuai dengan standar profesi bidan yang diatur dalam Permenkes Nomor
369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan, standar profesi bidan adalah
acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh
aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari
aspek input, proses, dan output. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian bayi (AKB). Bidan diakui
sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.
Para bidan di Puskesmas Ampenan sudah menempuh pendidikan sesuai
standar profesi bidan dan kurikulum serta paradigma kebidanan, falsafah
kebidanan, dan kualifikasi pendidikan. Sesuai dengan Permenkes Nomor 39
Tahun 2007, para bidan di Puskesmas Ampenan memberikan dukungan dan
nasehat selama masa kehamilan, melayani kunjungan, persalinan, nifas, serta
asuhan kepada bayi baru lahir. Para bidan di Puskesmas Ampenan sudah memiliki
STRB dan SIPB sesuai dengan standar pendidikan dan pengembangan profesi dan
karir bidan.

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Untuk menjadi seorang bidan profesional harus memenuhi standar profesi
bidan diantarnya standar kompetensi bidan, standar pendidikan, standar
pendidikan berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan, dan standar praktik
kebidanan,
5.1.2 Standar kompetensi tersebut harus dipenuhi karena itu merupakan keadaan
ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas
penerimaan minimal yang dilakukan oleh seorang bidan, yang bertujuan
untuk menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan
untuk standarisasi dan perkembangan profesi bidan.

5.2 Saran
Harapan saya, semoga kita semua dapat menerapkan ilmu dan pengalaman
yang telah di dapat dalam melaksanakan asuhan kebidanan serta dapat memahami
perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi pada saat kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardina, N. 2020. Buku Pengantar Ilmu Kebidanan dan Standar Proesi Bidan

23
Fitriaini Nur Damayanti,2012,Jurnal Perbandingan Antara Kepeilikan Kopetensi
Bidan dengan Pelaksanaan Kewenangan Bidan

Poltekkes kemenkes Palangka Raya,2019,Modul Praktik Konsep Kebidanan

Rina Widiyanti Buku Konsep Kebidanan 1

24

Anda mungkin juga menyukai