Anda di halaman 1dari 164

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN XII

PENINGKATAN PEMAHAMAN PROSEDUR PENGGUNAAN


ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI UPT PUSKESMAS BINUANG KABUPATEN SERANG

Disusun Oleh:
Nama : dr. Herlina Puspasari
NIP : 19840927 202012 2 003
Unit Kerja : UPT Puskesmas Binuang
Instansi : Dinas Kesehatan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI BANTEN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

Judul : “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.”

Dinyatakan di setujui untuk di Seminarkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 15 Oktober 2021

Tempat : BPSDMD Provinsi Banten

Serang, 15 Oktober 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. Herlina Puspasari


NIP. 19840927 202012 2 003

Menyetujui,

Coach/Pembimbing Mentor/Atasan

Drs. TATA ZAKARIA, M.Si Hj. Rupaida, SST


Widyaiswara Ahli Utama Kepala UPT Puskesmas Binuang
NIP. 19611220 198309 1 001 NIP. 19760428 200701 2 012

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

Judul : “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT
Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.”

Dinyatakan di setujui untuk di Seminarkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 15 Oktober 2021

Tempat : BPSDMD Provinsi Banten

Serang, 15 Oktober 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. Herlina Puspasari


NIP. 19840927 202012 2 003

Menyetujui,

Coach/Pembimbing Mentor/Atasan

Drs. Tata Zakaria, M.Si Hj. Rupaida, SST


Widyaiswara Ahli Utama Kepala UPT Puskesmas Binuang
NIP. 19611220 198309 1 001 NIP. 19760428 200701 2 012

Evaluator,

Dr. Agus Zaenal Mutaqin, M.Pd


Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 19730425 199903 1 004

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT yang atas segala berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi yang diberi judul “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang” dengan baik. Penulis
menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak
pihak. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bupati Kabupaten Serang;

2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Banten;

3. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten


Serang;
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang;

5. Bapak Drs. Tata Zakaria, M.Si, selaku coach, atas semua bimbingan, motivasi dan
inspirasi yang telah diberikan;
6. Ibu Hj. Ida Rupaida, SST, selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi;
7. Bapak Dr. Agus Zaenal Mutaqin, M.Pd, selaku evaluator atas kritik dan masukannya
sehingga laporan aktualisasi ini dapat menjadi lebih baik.
8. Seluruh Panitia dan Widyaiswara yang telah membimbing dalam kegiatan
pembelajaran baik ketika synchronus maupun asynchronus;
9. Rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XII Tahun 2021
Kabupaten Serang, yang telah berjuang agar dapat lulus bersama-sama;
10. Kepada kedua orang tua, S uami dan anak -anak yang tiada henti melantunkan doa
dan dukungan yang tiada habisnya.
11. Kepada rekan Pegawai UPT Puskesmas Binuang yang telah memberikan dukungan.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat berharap bisa mendapatkan kritik, saran maupun
petunjuk guna mencapai hasil yang lebih baik ke depannya.
Serang, Oktober 2021
Penulis,
dr. Herlina Puspasari
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Aktualisasi ........................................................................................ 4
C. Manfaat Aktualisasi ...................................................................................... 5
D. Gambaran Umum Organisasi ....................................................................... 5
E. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi ……………………………………... 6
F. Tugas Pokok Peserta.................................................................................. 10

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI


A. Identifikasi Isu ........................................................................................... 12
B. Penetapan Isu ............................................................................................. 12
C. Penyebab Masalah ..................................................................................... 14
D. Dampak Masalah ....................................................................................... 17
E. Gagasan Pemecahan Isu ............................................................................. 17
F. Matriks Rancangan Aktualisasi .................................................................. 19
G. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ................................................... 27

BAB III PELAPORAN AKTUALISASI


A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi.................................................... 28
B. Kendala, Strategi dan Pelaksanaan Aktualisasi ……………………………. 42
C. Kondisi Sebelum dan Sesudah Kegiatan ...................................................... 42
D. Manfaat Aktualisasi dan Analisis Dampak …………………………………43
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 46
B. Saran ......................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 48

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………49
iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identitas UPT Puskesmas Binuang …................................................. 5


Tabel 2.1 Hasil Analisis APKL ........................................................................ 13
Tabel 2.2 Analisis Faktor Penyebab Isu Utama Melalui Metode USG ……….. 15
Tabel 2.3 Rancangan Aktualisasi ...................................................................... 19
Tabel 2.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi .......................................... 27

v
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Fishbone ................................................................................................. 16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi ...................................................................................... 9

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
terdiri dari pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Seorang aparatur sipil Negara harus memiliki integritas,
profesional, netral, bebas dari intervensi politik dan bersih dari korupsi serta mampu
menjalankan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945.

Berdasarkan Undang – Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


(ASN), fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu fungsi Aparatur Sipil
Negara adalah sebagai pelayan publik, yakni melaksanakan tugas dan memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat. Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut cekatan dan
mumpuni menyelenggarakan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat, berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, dan
sanggup berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada lagi Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang berfikir dirinya adalah seorang penguasa yang harus dilayani.

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai nilai-nilai dasar utama, yaitu


Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, komitmen mutu, anti korupsi yang biasa
disingkat ANEKA. Nilai nilai dasar tersebut harus di aktualisasikan dalam profesi
masing-masing Aparatur Sipil Negara (ASN) dan dijadikan pedoman dalam menjalani
profesinya. Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja untuk instansi
pemerintah.

1
2

Untuk menjadi ASN yang seutuhnya seseorang harus terlebih dahulu menjalani
beberapa tahapan. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah salah satu tahapan untuk
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk menjadi seorang PNS, CPNS harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana melaksanakan pelayanan publik
dengan baik. Oleh karena itu, seorang CPNS harus mengikuti diklat pendidikan dan
pembekalan. . Pembekalan pengetahuan dan keterampilan CPNS diatur dalam Peraturan
LAN nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
pada pasal1 butir 8 disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.

Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari pelatihan dalam kelas dan luar
kelas. Pelatihan dalam kelas yakni pembekalan yang mencakup materi dinamika
kelompok, pengembangan sumber daya aparatur dan nilai-nilai ASN, muatan teknis
substansi lembaga, wawasan kebangsaan, ANEKA, whole of government, manajemen
ASN, pelayanan publik, dan aktualisasi. Adapun pelaksanaan pelatihan diluar kelas
berupa habituasi yakni mengaktualisasikan rancangan aktualisasi pada lembaga atau
instansi terkait.

Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (LATSAR) pola


baru ini yang disebut dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk
kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
disingkat ANEKA. Dengan demikian peserta LATSAR dapat menjadi ASN yang
profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya.

Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya.
Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis
3

untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari ASN menjadi profesional.

Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek
kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilannya. Karena tanpa kesehatan
pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan tewujud. Adapun tujuan
pembangunan kesehatan juga menjadi yang tertuang dalam Undang- Undang No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis”. Cita-cita tersebut tidak akan tercipta tanpa upaya yang terukur dan terarah.
Pemerintah selaku penyelenggara Negara berkewajiban untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi seluruh warga Negara Indonesia.

Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas


pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat
ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30.000 – 50.000
penduduk atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kecamatan mempunyai satu Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.

Berbagai cara dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terhadap


masyarakat salah satunya adalah menanggulangi dan mencegah terjadinya infeksi
nosokomial di Puskesmas. Menurut beberapa penelitian kejadian penyakit infeksi
merupakan salah satu masalah karena dapat mengancam petugas kesehatan, dan
pengunjung. WHO menjelaskan bahwa 2,5% petugas kesehatan diseluruh dunia
menghadapi pajanan HIV, sekitar 40% menghadapi pajanan virus hepatitis B dan virus
Hepatitis C, dan sebagian besar infeksi yang dihasilkan di negara-negara berkembang.
Dan pada masa pandemi ini, petugas kesehatan sangat rentan terhadap penularan Penyakit
Covid 19. Sehingga dalam tugas pelayanan kesehatan khususnya tanggung jawab sebagai
seorang Dokter ditemukan beberapa kendala yang butuh perhatian khusus untuk
diselesaikan.
4

Sesuai pengamatan dan observasi penulis di UPT Puskesmas Binuang diperoleh


beberapa temuan isu sebagai berikut :
1. Kurangnya Pemahaman Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD) pada
petugas di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.
2. Kurangnya Kepatuhan Berobat Pada Pasien Kusta di UPT Puskesmas Binuang.
3. Kurangnya Kesadaran Pada Pengunjung Untuk Menggunakan Masker di area UPT
Puskesmas Binuang.
4. Seringnya persetujuan informed consent dilakukan setelah melakukan tindakan.
Temuan isu diatas memunculkan kondisi yang diharapkan penulis yakni sebagai
berikut :
1. Meningkatnya Pemahaman Tentang Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) pada petugas di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.
2. Kepatuhan Pasien Kusta Dalam Pengobatan.
3. Meningkatnya kesadaran pengunjung untuk menggunakan masker di
area UPT Pusksmas Binuang.
4. Informed consent dilakukan sebelum melakukan tindakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memutuskan untuk membuat
rancanan aktualisasi dengan judul “PENINGKATAN PEMAHAMAN PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI UPT PUSKESMAS BINUANG
KABUPATEN SERANG.”

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang penulis laksanakan di UPT
Puskesmas Binuang Kabupaten Serang adalah :
1. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab dan
integritas terhadap apa yang dikerjakan.
2. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar semangat
nilai-nilai Pancasila.
3. Mampu menerapkan nilai-nilai etika publik sehingga menciptakan lingkungan
sekolah dan masyarakat harmonis.
4. Mampu menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan pelayanan
yang prima terhadap pasien maupun masyarakat.
5. Mampu menerapkan nilai-nilai anti korupsi sehingga bisa mewujudkan sikap disiplin
maupun menjaga kedisiplinan.
5

Secara spesifik, tujuan dalam aktualisasi ini yaitu :

a. Meningkatkan Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) pada


petugas Kesehatan.

b. Terwujudnya Penggunaan alat pelindung diri yang benar sebagai alat untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial

C. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai berikut:
1. Bagi Diri Sendiri
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai
dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai petugas
medik.

2. Bagi Puskesmas

• Meningkatkan pemahaman prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) pada


petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.

• Membantu mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten


Serang.
3. Bagi Pasien
• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman.

• Mencegah terjadinya resiko infeksi nosokomial kepada pasien.

D. Gambaran Umum Organisasi

Tabel 1.1
Identitas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang

A. Identitas Puskesmas

Nama Puskesmas UPT Puskesmas Binuang


Alamat Puskesmas
Jln. Raya Lanud Gorda KM.7 Kecamatan
Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten
6

Akreditasi Utama
No. Telepon
0254 – 8409032
Email/Website puskesmasbinuang@yahoo.co.id

1) Visi dan Misi UPT Puskesmas Binuang

“Mewujudkan Puskesmas Dengan Pelayanan Prima Secara Menyeluruh Dan


Berkualitas”

Misi UPT Puskesmas Binuang


Untuk mewujudkan Visi di bidang kesehatan tersebut, maka ditetapkan 3 misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara menyeluruh baik perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan di wilayah kerja
UPT Puskesmas Binuang.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di dukung oleh
alat dan teknologi serta SDM yang Profesional.
c) Mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat hidup sehat dengan bimbingan
dan penyuluhan secara berkesinambungan.
d) Melayani dengan ramah, cepat dan tepat.

2) Motto, Tata Nilai dan Budaya Kerja

a. Motto

“UPT Puskesmas Binuang melayani dengan BISA”


UPT Puskesmas Binuang bertekad selalu memberi pelayanan Kesehatan dengan
BISA (Bersahaja, Ikhlas, Santun dan Amanah).

b. Tata Nilai
“S I A G A “
S 5 Semua :Karyawan UPT Puskesmas Binuang selalu
S memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan
santun dalam memberikan pelayanan.
7

I I Semua :Karyawan UPT Puskesmas Binuang mampu


N berinovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan.
O
V
A
T
I
F
A A Semua :Karyawan UPT Puskesmas Binuang mampu
D berlaku adil tanpa memandang status apapun
I dalam memberikan pelayanan.
L
G G Semua : karyawan UPT Puskesmas Binuang
E berkomitmen Gerakan Semangat Pelayanan Prima.
R
A
K
A
N
A A Semua Karyawan
: UPT Puskesmas Binuang Amanah
M dan Mengutamakan Keselamatan Pasien
A
N
A
H

c. Budaya Kerja

“5 R”
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Ringkas : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
tepat
Rapih : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
Rapih dan terorganisir
8

Resik : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang menanamkan


Perilaku Hidup bersih dan Sehat
Rawat : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang memelihara
Sarana dan Prasarana dan lingkungan yang ada di Puskesmas
Rajin : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
bersungguh sungguh dan disiplin
9

3) Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi


10

E. Tugas dan Fungsi Pokok


1) Tugas ASN

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara


sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa. Seperti yang dijelaskan Undang-undang Aparatur Sipil Negara
Nomor 5 tahun 2014, Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain tugas di atas undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014 pasal 5 mengatur
tentang kode etik dan kode perilaku ASN, yang bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingankedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
11

sendiri atau untuk orang lain;


k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

2) Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum

Sebagai dokter umum memiliki tugas :

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama

2. Membuat catatan medik pasien rawat jalan

3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana

4. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan


(P3K)

5. Melakukan tindakan pemulihan fisik tingkat sederhana

6. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana

7. Melakukan penyuluhan medik

8. Melakukan pengamatan epidemiologi penyakit

9. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak

10. Melakukan pelayanan KB, gizi, Imunisasi

11. Melayani/menerima konsultasi dari dalam

12. Melayani konsultasi dari luar atau keluar

13. Menguji kesehatan individu


BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Dalam pengamatan penulis, ada beberapa isu yang muncul di UPT Puskesmas
Binuang Kabupaten Serang. Beberapa isu tersebut di antaranya:

1. Kurangnya Pemahaman Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD) pada


petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.
2. Kurangnya Kepatuhan Berobat Pada Pasien Kusta Di UPT Puskesmas Binuang.
3. Kurangnya Kesadaran Pada Pengunjung Untuk Menggunakan Masker Di Area
Puskesmas.
4. Tidak dilakukan persetujuan informed consent sebelum melakukan tindakan
medis.

Keempat isu tersebut kemudian akan dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik
analisis APKL dan USG agar dapat ditemukan isu yang paling penting dan genting untuk
diselesaikan terlebih dahulu.

B. Penetapan Isu
Saat proses menentukan prioritas masalah, digunakan analisis APKL untuk
mengetahui isu mana yang menjadi prioritas utama. Metode analisis APKL sendiri dapat
dijabarkan sebagai berikut:

1. (A) Aktual : Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
2. (P) Problematik : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif.
3. (K) Kekhalayakan : Isu tersebut menyangkut hajat orang banyak.
4. (L) Layak : Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

Jika keempat masalah tersebut dianalisis menggunakan teknis analisis APKL,


akan didapatkan hasil sebagai mana berikut :
12
13

Tabel 2.1 Hasil Analisis APKL

NO ISU KRITERIA SKOR RANGKING


A P K L
1 Kurangnya Pemahaman 5 4 5 5 19 I
Prosedur penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada
petugas UPT Puskesmas
Binuang Kabupaten Serang
2 Kurangnya Kepatuhan Berobat 4 4 3 4 15 II
Pada Pasien Kusta Di UPT
Puskesmas Binuang

3 Kurangnya Kesadaran Pada 3 4 3 3 13 III


Pengunjung Untuk
Menggunakan Masker Di Area
Puskesmas
4 Tidak dilakukan Persetujuan 2 4 2 3 11 IV
Informed consent sebelum
melakukan tindakan medis

Keterangan:
Angka 5 : sangat besar
Angka 4 : besar
Angka 3 : cukup
Angka 2 : kurang
Angka 1 : tidak

Hasil analisis APKL menunjukkan bahwa isu Kurangnya Pemahaman Prosedur


penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Serang mendapatkan poin paling tinggi dibandingkan dengan isu yang lain. Ini
menggambarkan bahwa isu tersebut merupakan isu yang paling penting untuk diselesaikan
terlebih dahulu dibanding dengan isu lainnya. Dengan begitu, isu yang akan ditindaklanjuti
saat aktualisasi adalah isu Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung
diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.
14

C. Penyebab Masalah
Ada beberapa yang menjadi penyebab Kurangnya Pemahaman Prosedur
penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang. Setelah melakukan validasi isu dengan menggunakan tabel di atas,
maka untuk menentukan penyebab dari isu tersebut perlu melakukan analisis
menggunakan fishbone diagram sebagai berikut:

Diagram 2.1 Fishbone

MACHINE MAN POWER

Belum adanya SOP Prosedur


Penggunaan APD
Kurang Pengetahuan
Kurangnya
tentang Prosedur
Pemahaman
Penggunaan APD
Belum ketatnya pengawasan Prosedur
Penggunaan
Alat
Pelindung
Kurang mendukungnya
Tidak nyaman nya Diri (APD)
keadaan lingkungan yang
APD saat dipakai
panas

MATERIAL ENVIRONMENT
15

Setelah menemukan penyebab-penyebab dari isu utama berdasarkan kriteria-


kriteria, kemudian penyebab-penyebab tersebut di analisis dan dinilai dengan
menggunakan metode USG, Kriteria penilaian dengan metode USG yaitu dengan
menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.
Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan
berkaitan dengan dimensi waktu, dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala
penilaian 1– 5.
b. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa
menimbulkan masalah baru dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala
penilaian 1– 5, dan
c. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang menjadi buruk kalau tidak
diselesaikan,dan ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan skala penilaian 1-5.

Tabel 2.2 Analisis Faktor Penyebab Isu Utama Melalui Metode USG

NO MASALAH POKOK KRITERIA TOTAL PERINGKAT


U S G
1 Tidak nyaman nya Keadaan 2 3 2 7 V
Alat Pelindung Diri (APD) saat
dipakai Petugas
2 Kurangnya pengetahuan 4 4 4 12 I
petugas mengenai Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD).
3 Belum adanya SOP Prosedur 4 4 3 11 II
Penggunaan APD
4 Belum ketatnya pengawasan 4 3 3 10 III
dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD)
5 Kurang mendukungnya keadaan 3 3 3 9 IV
lingkungan yang panas bila
menjelang siang
16

Keterangan:

5: Sangat Tinggi

4: Tinggi

3: Sedang

2: Rendah

1: Sangat Terendah

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:

Urgency :

1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting
Seriousness :

1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius

2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius

3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius

4. : Akibat yang ditimbulkan serius

5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth :

1 : Tidak berkembang

2 : Kurang berkembang

3 : Cukup berkembang

4 : Berkembang

5 : Sangat berkembang
17

Berdasarkan hasil analisis penyebab isu menggunakan metode USG, penyebab isu
pertama mengenai “Kurangnya Pengetahuan mengenai Prosedur penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang” dinilai
sangat Penting dan akibat yang ditimbulkan sangat serius.

D. Dampak Masalah
Jika sebuah permasalahan di suatu instansi tidak segera diselesaikan, hal tersebut
akan menimbulkan dampak yang lebih besar di kemudian hari. Beberapa dampak yang
akan timbul jika isu Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri
(APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang tidak segera
diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Penularan penyakit tetap bisa terjadi walaupun petugas sudah mengenakan alat
pelindung diri yang sesuai standard. Hal ini diduga sebagai akibat self
contaminating saat proses melepaskan alat pelindung diri (doffing). Patogen yang
terdapat pada cairan yang mengkontaminasi alat pelindung diri (APD) dapat tetap
infeksius selama beberapa waktu. Meskipun tenaga medis sudah menggunakan
alat pelindung diri, namun jumlah tenaga medis yang tertular masih sangat
banyak.
2. Risiko self-contamination yang cukup tinggi saat proses melepaskan APD bila
tidak dilakukan dengan cara dan urutan yang benar.

E. Gagasan Pemecahan Isu


Merujuk pada permasalahan di atas, maka penulis mengusulkan sebuah gagasan
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan “Peningkatan Pemahaman Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.”
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka dibutuhkan beberapa rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja yaitu di UPT
Puskesmas Binuang Kabupaten Serang. Rangkaian kegiatan aktualisasi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Konsultasi dengan Mentor mengenai rancangan aktualisasi.
2. Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait mengenai kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan koordinasi dengan petugas inventaris barang mengenai ketersediaan
alat pelindung diri (APD).
18

4. Pembuatan SOP tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD).


5. Pembuatan Manual book tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD).
6. Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD).
7. Pelaksanaan Sosialisasi kepada petugas mengenai prosedur penggunaan alat
pelindung diri (APD).
8. Pelaksanaan Evaluasi hasil sosialisasi.
9. Penyusunan Laporan Aktualisasi.
19

F. Matriks Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Identifikasi Isu :

1. Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang

2. Kurangnya Kepatuhan Berobat Pada Pasien Kusta di UPT Puskesmas Binuang

3. Kurangnya Kesadaran Pada Pengunjung Untuk Menggunakan Masker Di Area Puskesmas

4. Tidak dilakukan Persetujuan Informed consent sebelum melakukan tindakan medis

Isu yang Diangkat : Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Gagasan Pemecah Isu : “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang.”

Tabel 2.3 Rancangan Aktualisasi


Keterkaitan Substansi Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
Kegiatan MataPelatihan Terhadap Visi Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Pelaksanaan 1. Melakukan Terlaksananya konsultasi 1. Nasionalisme : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Konsultasi dengan konsultasi dengan kepada mentor, yang Adanya kegiatan musyawarah memberikan menguatkan nilai
Mentor mengenai mentor mengenai dibuktikan dengan adanya : untuk mencapai kesepakatan kontribusi terhadap UPT Puskesmas
rancangan aktualisasi kegiatan yang akan 1.1. Dokumen catatan arahan bersama dalam berkonsultasi visi dan misi UPT Binuang
dilakukan pimpinan 2. Etika Publik : Puskesmas Kabupaten Serang
1.2. Dokumentasi photo saat Konsultasi dilakukan dengan Binuang
20

melakukan konsultasi salam, sopan dan santun Kabupaten Serang


3. Komitmen mutu :
2. Memaparkan 2.1 Dokumen catatan Melakukan konsultasi dan
rancangan masukan dan saran diskusi sebelum melakukan
aktualisasi, pimpinan kegiatan agar kegiatan berjalan
mengumpulkan 2.2 Dokumentasi photo saat dengan efektif dan efisien
masukan dan saran memaparkan rancangan 4. Whole of Government :
perbaikan aktualisasi Koordinasi dengan mentor dan
couch mengenai rancangan
3. Mengolah rencana 3.1 Dokumentasi photo saat aktualisasi.
awaldan masukan mengolah masukan dan 5. Akuntabilitas :
untuk mendapat perbaikan rencana Mencatat saran dan masukan
perbaikan rencana rancangan aktualisasi dari pembimbing secara cermat
dan teliti
6. MASN :
Melaksanakan arahan pimpinan
selama tidak bertentangan
dengan perundang-undangan
2 Pelaksanaan 1. Menghubungi dan Terlaksananya koordinasi 1. Whole of Government : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
koordinasi dengan Melakukan dengan pegawai dan pejabat Adanya koordinasi dengan memberikan menguatkan nilai
pegawai dan pejabat koordinasi dengan terkait yang dibuktikan pegawai dan pejabat terkait kontribusi terhadap UPT Puskesmas
terkait mengenai pegawai dan dengan adanya : 2. Etika publik : visi dan misi UPT Binuang
kegiatan aktualisasi pejabat terkait isu 1.1 Dokumen catatan hasil Dilakukan dengan salam, sopan Puskesmas Kabupaten Serang
yang akan yang akan diangkat koordinasi dan santun Binuang
dilaksanakan menjadi rancangan 1.2 Dokumentasi photo saat 3. Akuntabilitas : Kabupaten Serang
21

aktualisasi. melakukan koordinasi Mencatat saran dan masukan


dari pegawai dan Pejabat
2. Memaparkan 2.1 Dokumen catatan hasil Terkait secara cermat dan teliti
rancangan koordinasi 4. Nasionalisme :
aktualisasi, Adanya kegiatan musyawarah
2.2 Dokumentasi photo saat
mencatat hasil untuk mencapai kesepakatan
memaparkan rancangan
koordinasi bersama dalam berkoordinasi
aktualisasi
3 Pelaksanaan 1. Melakukan Terlaksananya koordinasi 1. Whole of Government : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
koordinasi dengan koordinasi dengan dengan petugas inventaris Adanya koordinasi dengan memberikan menguatkan nilai
petugas inventaris petugas inventaris barang yang dibuktikan petugas inventaris kontribusi terhadap UPT Puskesmas
barang mengenai barang mengenai dengan adanya : 2. Etika publik : visi dan misi UPT Binuang
ketersediaan alat ketersediaan APD 1.1 Dokumen catatan hasil Koordinasi dilakukan dengan Puskesmas Kabupaten Serang
pelindung diri (APD) koordinasi salam, sopan dan santun Binuang
1.2 Dokumentasi photo saat 3. Akuntabilitas : Kabupaten Serang
melakukan koordinasi Mencatat saran dan masukan
dari petugas inventaris secara
2. Melakukan 2.1 Dokumen catatan hasil cermat dan teliti
pemeriksaan pemeriksaan ketersediaan 4. Nasionalisme :
ketersediaan APD APD Adanya kegiatan musyawarah
di ruang pelayanan 2.2 Dokumentasi photo saat untuk mencapai kesepakatan
melakukan pemeriksaan bersama dalam berkoordinasi
ketersediaan APD
22

4 Pembuatan SOP 1. Menyiapkan bahan Terlaksananya tahap 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Prosedur Penggunaan untuk pembuatan pembuatan SOP Prosedur Dengan adanya pembuatan SOP memberikan menguatkan nilai
alat pelindung diri SOP Prosedur Penggunaan APD yang terdapat nilai inovasi untuk kontribusi terhadap UPT Puskesmas
(APD) Penggunaan Alat dibuktikan dengan adanya : meningkatkan mutu pelayanan visi dan misi UPT Binuang
Pelindung Diri 1.1 Dokumen bahan SOP 2. Etika Publik : Puskesmas Kabupaten Serang
(APD) 1.2 Dokumentasi photo Kegiatan pembuatan SOP Binuang
pembuatan SOP menggunakan fasilitas negara Kabupaten Serang
secara bertanggungjawab,
2. Membuat SOP 2.1 Dokumen SOP Prosedur efisien dan efektif
Prosedur Penggunaan Alat 3. Akuntabilitas :
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terdapat nilai tanggungjawab
Pelindung Diri dalam bekerja untuk
(APD) menyelesaikan rancangan
aktualisasi
4. Dan memberikan kejelasan
mengenai prosedur penggunaan
APD di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang
5 Pembuatan Manual 1. Menyiapkan bahan Terlaksananya Tahap 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Book Prosedur untuk pembuatan Pembuatan Manual Book Dengan adanya pembuatan memberikan menguatkan nilai
Penggunaan alat Manual Book Prosedur Penggunaan APD Manual Book terdapat nilai kontribusi terhadap UPT Puskesmas
pelindung diri (APD) Prosedur yang dibuktikan dengan inovasi untuk meningkatkan visi dan misi UPT Binuang
Penggunaan Alat adanya: mutu pelayanan Puskesmas Kabupaten Serang
Pelindung Diri 1.1 Dokumen bahan manual 2. Etika Publik : Binuang
23

(APD) book Kegiatan pembuatan Manual Kabupaten Serang


1.2 Dokumentasi photo Book menggunakan fasilitas
pembuatan Manual Book negara secara
Prosedur Penggunaan Alat bertanggungjawab, efisien dan
Pelindung Diri (APD) efektif
3. Akuntabilitas :
2. Membuat Manual 2.1 Dokumen Manual Book Terdapat nilai tanggungjawab
Book Prosedur Prosedur Penggunaan Alat dalam bekerja untuk
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menyelesaikan rancangan
Pelindung Diri aktualisasi
(APD)
6 Pembuatan Video 1. Menyiapkan Terlaksananya tahap 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Prosedur Penggunaan bahan dan alat pembuatan video prosedur Dengan adanya pembuatan memberikan menguatkan nilai
alat pelindung diri untuk pembuatan penggunaan APD yang video terdapat nilai inovasi kontribusi terhadap UPT Puskesmas
(APD) video dibuktikan dengan adanya : untuk meningkatkan mutu visi dan misi UPT Binuang
1.1 Dokumentasi photo pelayanan Puskesmas Kabupaten Serang
penyiapan pembuatan 2. Akuntabilitas : Binuang
video Terdapat nilai tanggungjawab
dalam bekerja untuk
2. Membuat Video 2.1 Video Prosedur menyelesaikan rancangan
Prosedur Penggunaan Alat aktualisasi
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pelindung Diri
(APD)
24

7 Pelaksanaan 1. Melaksanakan Terlaksananya sosialisasi 1. Etika publik : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
sosialisasi kepada 15 koordinasi dengan kepada petugas yang Sosialisasi dilakukan dengan memberikan menguatkan nilai
orang petugas pimpinan dibuktikan dengan adanya : bahasa yang sopan dan santun kontribusi terhadap UPT Puskesmas
mengenai prosedur mengenai 1.1 Dokumentasi photo 2. Komitmen Mutu : visi dan misi UPT Binuang
penggunaan alat pelaksanaan koordinasi dengan Memberikan pengetahuan Puskesmas
pelindung diri (APD). sosialisasi pimpinan kepada petugas mengenai Binuang

2. Menyiapkan 2.1 Dokumen undangan prosedur penggunaan APD

jadwal jadwal pelaksanaan untuk meningkatkan mutu

pelaksanaan sosialisasi pelayanan


3. Akuntabilitas :
sosialisasi
Dengan adanya sosialisasi
3. Menyiapkan 3.1 Dokumen bahan lembar
maka akan memberikan
lembar pretest dan pretest dan post test
kejelasan informasi dan
post test
ketentuan pekerjaan
4. Menyiapkan alat 4.1 Dokumentasi photo 4. Nasionalisme :
dan bahan untuk penyiapan sosialisasi Sosialisasi diadakan tanpa
sosialisasi membedakan sesama
5. Melaksanakan 5.1 Dokumentasi photo
sosialisasi kepada pelaksanaan sosialisasi
15 orang petugas
mengenai
prosedur
penggunaan alat
pelindung diri
25

8 Pelaksanaan Evaluasi 1. Merekap Lembar Terlaksananya tahap evaluasi 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
hasil sosialisasi hasil pretest dan hasil sosialisasi yang Sangat menjaga mutu dari memberikan menguatkan nilai
post test dibuktikan dengan adanya : laporan tersebut sehingga kontribusi terhadap UPT Puskesmas
pemahaman 1.1 Dokumen rekapitulasi laporan tersebut membawa visi dan misi UPT Binuang
petugas mengenai Lembar hasil pretest dan perubahan lebih baik pada Puskesmas
prosedur post test pemahaman UPT Puskesmas Binuang Binuang
penggunaan alat prosedur penggunaan sebagai tempat aktualisasi di
Pelindung Diri alat pelindung diri masa mendatang
1.2 Dokumentasi photo 2. Etika Publik :
kegiatan evaluasi Bersikap sopan santun dalam
setiap berkomunikasi dengan
2. Membuat video 2.2 Dokumen video mentor
kesalahan APD kesalahan APD dan
dan testimoni testimoni perwakilan
perwakilan petugas
petugas

3. Melakukan 3.1 Dokumen catatan arahan


konsultasi dengan pimpinan
mentor mengenai 3.2 Dokumentasi photo saat
evaluasi hasil melakukan konsultasi
sosialisasi
26

9 Penyusunan Laporan 1. Menyampaikan Terlaksananya kegiatan 1. Akuntabilitas : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Aktualisasi kepada mentor penyusunan laporan Melaporkan hasil kegiatan memberikan menguatkan nilai
terkait hasil kegiatan aktualisasi yang dibuktikan kepada atasan merupakan kontribusi terhadap UPT Puskesmas
yang telah dilakukan dengan adanya : perwujudan nilai tanggungjawab visi dan misi UPT Binuang
1.1 Dokumentasi photo 2. Etika Publik : Puskesmas
konsultasi dengan mentor Penyampaian laporan kepada Binuang
atasan dilakukan dengan
2. Menyusun hasil 2.1 Dokumen laporan Bahasa Indonesia yang baik
kegiatan dalam aktualisasi dan benar dan menerapkan 5S
bentuk laporan 3. Komitmen Mutu :
aktualisasi Melakukan penyusunan laporan
merupakan kegiatan yang
berorientasi pada mutu
4. Whole of Government :
Adanya komunikasi dengan
mentor dalam penyampaian
laporan aktualisasi.
27

G. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

Tabel 2.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi


Agustus 2021 September 2021
No. Kegiatan 30 31 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25
1. Pelaksanaan konsultasi kepada
Pimpinan

2. Pelaksanaan koordinasi dengan


pegawai dan pejabat terkait mengenai
kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan

3. Pelaksanaan koordinasi dengan petugas


inventaris barang mengenai
ketersediaan alat pelindung diri (APD)
4. Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan
alat pelindung diri (APD)

5. Pembuatan Manual Book Prosedur


Penggunaan alat pelindung diri (APD)
6 Pembuatan Video Prosedur
Penggunaan alat pelindung diri (APD)
7 Pelaksanaan sosialisasi kepada petugas
mengenai prosedur penggunaan alat
pelindung diri (APD).
8 Pelaksanaan Evaluasi hasil sosialisasi

9 Penyusunan laporan aktualisasi


BAB III

PELAPORAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman


Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Serang.” dilaksanakan selama masa off campus yaitu pada tanggal 30 Agustus 2021 – 25
September 2021.

Kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan yang bertujuan untuk
Meningkatkan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Melalui
Sosialisasi di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang. Selain itu, kegiatan ini
merupakan bentuk internalisasi nilai-nilai dasar ASN yang meliputi nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan
pemahaman terhadap kedudukan, peran, dan fungsi ASN dalam NKRI sebagai Pelayan
Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Government.

Adapun sembilan kegiatan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ialah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi;

2. Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait mengenai kegiatan


aktualisasi yang akan dilaksanakan;

3. Pelaksanaan koordinasi dengan petugas inventaris barang mengenai ketersediaan


alat pelindung diri (APD);

4. Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD);

5. Pembuatan Manual Book Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD);

6. Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD);

7. Pelaksanaan sosialisasi kepada 15 orang petugas mengenai prosedur penggunaan


alat pelindung diri (APD);

8. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Sosialisasi;

9. Penyusunan Laporan Aktualisasi;

28
29

Berikut merupakan penjelasan hasil kegiatan aktualisasi dan habituasi meliputi


nama kegiatan, tanggal kegiatan, tahapan kegiatan, output kegiatan, kotribusi terhadap
visi dan misi organisasi, penguatan terhadap nilai organisasi, dan lampiran :

1. Pelaksanaan Konsultasi dengan Mentor Mengenai Rancangan Aktualisasi

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pelaksanaan konsultasi dengan Mentor Mengenai Rancangan


Aktualisasi

Tanggal Kegiatan : 30 – 31 Agustus 2021

Tahapan Kegiatan : 1. Sebelum rangkaian kegiatan aktualisasi dilaksanakan, terlebih


dahulu dilakukan konsultasi dengan Mentor selaku Kepala UPT
Puskesmas Binuang. Konsultasi dilakukan dengan bertukar
pendapat dan gagasan yang dimungkinkan untuk dapat membantu
proses pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
2. Memaparkan rancangan aktualisasi, dalam hal ini, Kepala UPT
Puskesmas Binuang selaku pimpinan berperan penting dalam
memberikan arahan, kritik, dan saran yang kemudian dicatat.
Masukan dan saran dikumpulkan agar kegiatan dapat berjalan
lebih baik.
3. Mengolah rencana awal dan masukan untuk mendapat perbaikan
rencana. Setelah adanya proses konsultasi, rencana awal dan
masukan akan digunakan sebagai pedoman untuk setiap kegiatan.

Output Kegiatan : Terlaksananya konsultasi kepada mentor, yang dibuktikan dengan


adanya :
1. Dokumen catatan hasil konsultasi dengan pimpinan
2. Dokumentasi photo saat melakukan konsultasi
3. Dokumentasi photo saat memaparkan rancangan aktualisasi
4. Dokumentasi photo saat mengolah masukan dan perbaikan
rencana rancangan aktualisasi
30

Keterkaitan : 1. Akuntabilitas :
Substansi Mata Mencatat saran dan masukan dari pembimbing secara cermat dan
Pelatihan teliti merupakan salah satu bentuk implementasi nilai akuntabilitas.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendokumentasikan saran dan
masukan pembimbing agar mudah dalam merevisi rancangan
aktualisasi.
2. Nasionalisme :
Adanya kegiatan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
bersama dalam berkonsultasi.
3. Etika Publik :
Diimplementasikan dengan melakukan diskusi dan menerima saran
serta masukan dari pembimbing. Selain itu, etika publik
diimplemantasikan dengan berbicara hormat, sopan dan santun
kepada pembimbing serta pemberian informasi secara komunikatif
dan jelas.
4. Komitmen Mutu :
Melakukan konsultasi dan diskusi sebelum melakukan kegiatan
agar kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.
5. WoG :
Melakukan koordinasi dengan pembimbing mengenai rancangan
aktualisasi merupakan salah satu bentuk implementasi dari nilai
Whole Of Government. Koordinasi tersebut bertujuan untuk dapat
merancang kegiatan aktualisasi secara tepat dan sistematis.
6. MASN :
Melaksanakan arahan pimpinan selama tidak bertentangan dengan
perundang-undangan.
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi- UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Misi Organisasi
Penguatan Nilai : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Organisasi Serang
Daftar Lampiran : Dokumen catatan arahan pimpinan, Dokumentasi photo saat
31

melakukan konsultasi, Dokumen catatan masukan dan saran


pimpinan, Dokumentasi photo saat memaparkan rancangan
aktualisasi, Dokumentasi photo saat mengolah masukan dan
perbaikan rencana rancangan aktualisasi.

2. Pelaksanaan Koordinasi Dengan pegawai Dan Pejabat Terkait Mengenai Kegiatan


Aktualisasi Yang Akan Dilaksanakan

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :


Nama Kegiatan : Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait
mengenai kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan
Tanggal Kegiatan : 1 – 2 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menghubungi dan Melakukan koordinasi dengan pegawai dan
pejabat terkait isu yang akan diangkat menjadi rancangan
aktualisasi. Koordinasi dilakukan kepada Ketua Pokja UKP, dan
Petugas Pengelola Barang.
2. Memaparkan rancangan aktualisasi, mencatat hasil koordinasi
agar kegiatan dapat berjalan lebih baik.
Output Kegiatan : Terlaksananya koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait yang
dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen catatan hasil koordinasi
2. Dokumentasi photo saat melakukan koordinasi
3. Dokumentasi photo saat memaparkan rancangan aktualisasi

Keterkaitan Substansi 1. Whole of Government :


Mata Pelatihan
Adanya koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait
2.Etika publik :
Dilakukan dengan salam, sopan dan santun
3.Akuntabilitas :
Mencatat saran dan masukan dari pegawai dan Pejabat Terkait
secara cermat dan teliti
4.Nasionalisme :
Adanya kegiatan musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama
dalam berkoordinasi
32

Kontribusi Terhadap : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Visi-Misi Organisasi
UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang

Penguatan Nilai : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Organisasi Serang

Daftar Lampiran : Dokumen catatan hasil koordinasi, Dokumentasi photo saat


melakukan koordinasi, Dokumentasi photo saat memaparkan
rancangan aktualisasi

3. Pelaksanaan Koordinasi Dengan Petugas Inventaris Barang Mengenai Ketersediaan


Alat Pelindung Diri (APD)
Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pelaksanaan koordinasi dengan petugas inventaris barang mengenai


ketersediaan alat pelindung diri (APD).
Tanggal Kegiatan : 3 – 4 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan koordinasi dengan petugas inventaris barang
mengenai ketersediaan APD.
Berkoordinasi dengan petugas inventaris barang dengan
menjunjung tinggi etika, berperilaku sopan dan mengutarakan
maksud dan tujuan.
2. Melakukan pemeriksaan ketersediaan APD di ruang pelayanan.
33

Output Kegiatan : Terlaksananya koordinasi dengan petugas inventaris barang yang


dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen catatan hasil koordinasi
2. Dokumentasi photo saat melakukan koordinasi
3. Dokumen catatan hasil pemeriksaan ketersediaan APD
4. Dokumentasi photo saat melakukan pemeriksaan ketersediaan
APD

Keterkaitan 1. Whole of Government :


Substansi Mata Melakukan koordinasi dengan Petugas Inventaris Barang
Pelatihan mengenai rancangan aktualisasi merupakan salah satu bentuk
implementasi dari nilai Whole Of Government. Koordinasi
tersebut bertujuan pengadaan Barang kebutuhan Alat Pelindung
Diri sesuai Kebutuhan.
2. Etika publik :
Nilai etika publik diimplementasikan dengan melakukan diskusi
dan menerima saran serta masukan dari Petugas Inventaris
Barang. Selain itu, etika publik diimplemantasikan dengan
berbicara hormat, sopan dan santun kepada Petugas Inventaris
Barang serta pemberian informasi secara komunikatif dan jelas.
3. Akuntabilitas :
Mencatat saran dan masukan dari petugas inventaris secara
cermat dan teliti
Mencatat saran dan masukan dari Petugas Inventaris Barang
secara cermat dan teliti merupakan salah satu bentuk
implementasi nilai akuntabilitas. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk mendokumentasikan saran dan masukan serta mendata
ketersediaan Alat Pelindung Diri.
4. Nasionalisme :
Adanya kegiatan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
bersama dalam berkoordinasi
34

Kontribusi Terhadap : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Visi-Misi Organisasi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang

Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten


Nilai Serang
Organisasi
Daftar Lampiran : Dokumen catatan hasil koordinasi, Dokumentasi photo saat
melakukan koordinasi, Dokumen catatan hasil pemeriksaan
ketersediaan APD, Dokumentasi photo saat melakukan pemeriksaan
ketersediaan APD.

4. Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD).
Tanggal Kegiatan : 6, 7 dan 8 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan untuk pembuatan SOP Prosedur Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)
2. Membuat SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Output Kegiatan : Terlaksananya tahap pembuatan SOP Prosedur Penggunaan APD yang
dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen bahan SOP
2. Dokumentasi photo pembuatan SOP
3. Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Keterkaitan 1. Komitmen mutu :


Substansi Mata
Dengan adanya pembuatan SOP terdapat nilai inovasi untuk
Pelatihan
meningkatkan mutu pelayanan.
2. Etika Publik :
Kegiatan pembuatan SOP menggunakan fasilitas negara secara
bertanggungjawab, efisien dan efektif.
35

3. Akuntabilitas :
Terdapat nilai tanggungjawab dalam bekerja untuk
menyelesaikan rancangan aktualisasi dan memberikan kejelasan
mengenai prosedur penggunaan APD di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang.
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi
Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Nilai Serang
Organisasi
Daftar : Dokumen bahan SOP, Dokumentasi photo pembuatan SOP,
Lampiran Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

5. Pembuatan Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pembuatan Manual Book Prosedur Penggunaan alat pelindung diri
(APD).
Tanggal Kegiatan : 9, 10, 11, 12 dan 13 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan untuk pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2. Membuat Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)
Output Kegiatan : Terlaksananya Tahap Pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan APD yang dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen bahan manual book
2. Dokumentasi photo pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Dokumen Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)
36

Keterkaitan 1. Komitmen mutu :


Substansi Mata Nilai komitmen mutu diterapkan dalam Memberikan pengetahuan
Pelatihan kepada petugas mengenai pentingnya penggunaan APD untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bentuk inovatif dalam
meningkatkan mutu pelayanan.
2. Etika Publik :
Kegiatan pembuatan Manual Book menggunakan fasilitas negara
secara bertanggungjawab, efisien dan efektif serta Nilai Etika
Publik diimplementasikan dalam menyampaikan informasi
berguna dalam setiap isi Manual Book Prosedur Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).
3. Akuntabilitas :
Nilai akuntabilitas diimplementasikan ketika memberikan
penjelasan mengenai penggunaan APD di Puskesmas dengan
tanggungjawab, cermat, dan teliti. Hal ini sangat diperlukan untuk
menjadi dasar kegiatan aktualisasi berikutnya. Serta terdapat nilai
tanggungjawab dalam bekerja untuk menyelesaikan rancangan
aktualisasi.
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi
Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang
Nilai Kabupaten Serang
Organisasi
Daftar Lampiran : Dokumen bahan manual book, Dokumentasi photo pembuatan
Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
Dokumen Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD).
37

6. Pembuatan Video Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD)

Tanggal Kegiatan : 14, 15, 16 dan 17 September 2021


Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan video
2. Membuat Video Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD)

Output Kegiatan : Terlaksananya tahap pembuatan video prosedur penggunaan APD


yang dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumentasi photo penyiapan pembuatan video
2. Video Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Keterkaitan 1. Komitmen mutu :
Substansi Dengan adanya pembuatan video terdapat nilai inovasi untuk
Mata meningkatkan mutu pelayanan
Pelatihan 2. Akuntabilitas :
Terdapat nilai tanggungjawab dalam bekerja untuk
menyelesaikan rancangan aktualisasi
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi UPT
Terhadap Visi- Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Misi
Organisasi
Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Nilai Serang
Organisasi
Daftar : Dokumentasi photo penyiapan pembuatan video, Video Prosedur
Lampiran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
38

7. Pelaksanaan Sosialisasi Kepada 15 Orang Petugas Mengenai Prosedur Penggunaan


Alat Pelindung Diri (APD)

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :

Nama Kegiatan : Pelaksanaan sosialisasi kepada 15 orang petugas mengenai


prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD).
Tanggal Kegiatan : 18 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melaksanakan koordinasi dengan pimpinan mengenai
pelaksanaan sosialisasi
2. Menyiapkan jadwal pelaksanaan sosialisasi
3. Menyiapkan lembar pretest dan post test
4. Menyiapkan alat dan bahan untuk sosialisasi
5. Melaksanakan sosialisasi kepada 15 orang petugas mengenai
prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD).
Output Kegiatan : Terlaksananya sosialisasi kepada petugas yang dibuktikan dengan
adanya :
1. Dokumentasi photo koordinasi dengan pimpinan
2. Dokumen undangan jadwal pelaksanaan sosialisasi
3. Dokumen bahan lembar pretest dan post test
4. Dokumentasi photo penyiapan sosialisasi
5. Dokumentasi photo pelaksanaan sosialisasi
Keterkaitan 1. Etika publik :
Substansi Mata Sosialisasi dilakukan dengan bahasa yang sopan dan santun
Pelatihan 2. Komitmen Mutu :
Memberikan pengetahuan kepada petugas mengenai prosedur
penggunaan APD untuk meningkatkan mutu pelayanan
3. Akuntabilitas :
Dengan adanya sosialisasi maka akan memberikan kejelasan
informasi dan ketentuan pekerjaan
4. Nasionalisme :
Sosialisasi diadakan tanpa membedakan sesama
39

Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi


Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi
Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Nilai Serang
Organisasi
Daftar Lampiran : Dokumentasi photo koordinasi dengan pimpinan, Dokumen
undangan jadwal pelaksanaan sosialisasi, bahan lembar pretest
dan post test, Dokumentasi photo penyiapan sosialisasi,
Dokumentasi photo pelaksanaan sosialisasi.

8. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Sosialisasi

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :


Nama Kegiatan : Pelaksanaan evaluasi hasil sosialisasi
Tanggal Kegiatan : 20 - 21 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Merekap Lembar hasil pretest dan post test pemahaman petugas
mengenai prosedur penggunaan alat Pelindung Diri
2. Membuat video kesalahan APD dan testimoni perwakilan petugas
3. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai evaluasi hasil
sosialisasi
Dari kegiatan ini didapat beberapa data tentang pemahaman
Prosedur penggunaan APD oleh 15 orang petugas di UPT
Puskesmas Binuang, sehingga didapatkan hasil peningkatan dari
data sebelumnya. Pada data sebelum adanya sosialisasi tersebut
pemahaman petugas tentang APD adalah 53,3% yaitu dari 15 orang
petugas yang memiliki pemahaman baik 8 orang petugas dan yang
memiliki pemahaman cukup 7 orang petugas. Setelah dilakukan
sosialisasi APD pemahaman petugas meningkat menjadi 93,3%
yaitu dari 15 orang petugas yang memiliki pemahaman baik tentang
APD yaitu 14 orang petugas dan yang memiliki pemahaman yang
cukup yaitu 1 orang petugas.
40

Output Kegiatan : Terlaksananya tahap evaluasi hasil sosialisasi yang dibuktikan


dengan adanya :
1. Dokumen rekapitulasi Lembar hasil pretest dan post test
pemahaman prosedur penggunaan alat pelindung diri
2. Dokumentasi photo kegiatan evaluasi
3. Dokumen video kesalahan APD dan testimoni perwakilan
petugas
4. Dokumen catatan arahan pimpinan
5. Dokumentasi photo saat melakukan konsultasi
Keterkaitan 1. Komitmen mutu :
Substansi Mata Sangat menjaga mutu dari laporan tersebut sehingga laporan
Pelatihan tersebut membawa perubahan lebih baik pada UPT Puskesmas
Binuang sebagai tempat aktualisasi di masa mendatang
2. Etika Publik :
Bersikap sopan santun dalam setiap berkomunikasi dengan
mentor

Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi


Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi

Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten


Nilai Serang
Organisasi

Daftar Lampiran : Dokumen rekapitulasi Lembar hasil pretest dan post test
pemahaman prosedur penggunaan alat pelindung diri,
Dokumentasi photo kegiatan evaluasi, Dokumen video kesalahan
APD dan testimoni perwakilan petugas, Dokumen catatan arahan
pimpinan, Dokumentasi photo saat melakukan konsultasi.
41

9. Penyusunan Laporan Aktualisasi

Uraian kegiatan terperinci pada tabel berikut ini :


Nama Kegiatan : Penyusunan Laporan Aktualisasi
Tanggal Kegiatan : 22, 23, 24 dan 25 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menyampaikan kepada mentor terkait hasil kegiatan yang telah
dilakukan
2. Menyusun hasil kegiatan dalam bentuk laporan aktualisasi
Output Kegiatan : Terlaksananya kegiatan penyusunan laporan aktualisasi yang
dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumentasi photo konsultasi dengan mentor
2. Dokumen laporan aktualisasi
Keterkaitan 1. Akuntabilitas :
Substansi Mata Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan merupakan perwujudan
Pelatihan nilai tanggungjawab
2. Etika Publik :
Penyampaian laporan kepada atasan dilakukan dengan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dan menerapkan 5S
3. Komitmen Mutu :
Melakukan penyusunan laporan merupakan kegiatan yang
berorientasi pada mutu
4. Whole of Government :
Adanya komunikasi dengan mentor dalam penyampaian laporan
aktualisasi
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi

Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten


Nilai Serang
Organisasi

Daftar Lampiran : Dokumentasi photo konsultasi dengan mentor, Dokumen laporan


aktualisasi
42

B. Kendala dan Strategi dalam Pelaksanaan Aktualisasi


Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi terdapat faktor-faktor pendukung
antara lain :
a. Dukungan penuh dari Kepala Puskesmas baik berupa motivasi ataupun arahan
yang membuat penulis semakin semangat dalam melaksanakan setiap tahapan
aktualisasi agar berjalan dengan baik.
b. Kerjasama dan koordinasi yang baik dari semua pegawai yang membuat setiap
tahapan kegiatannya dapat terlaksana dengan efektif.
Dalam melaksanakan proses aktualisasi, diantara kendala yang ditemui ialah
mengenai rentang waktu yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan aktualisasi.
Pelaksanaan pembuatan SOP, Manual Book dan Video Prosedur Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) terlaksana dengan cukup memakan waktu karena harus
mengumpulkan materi dan membuat video agar menarik dan mudah dimengerti.
Adapun strategi dalam pelaksanaan aktualisasi adalah dengan pemanfaatan
waktu yang seefisien mungkin dalam pelaksanaan setiap kegiatan dan lebih
mengutamakan kepada terjalinnya koordinasi yang baik antara Pimpinan dan antar
pegawai UPT Puskesmas Binuang agar semua rangkaian kegiatan dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya.

C. Kondisi Sebelum Dan Sesudah Kegiatan


1. Kondisi Sebelum Kegiatan

a. Pengetahuan dan pemahaman petugas mengenai prosedur penggunaan alat


pelindung diri (APD) masih kurang

b. Pelayanan kesehatan belum optimal

2. Kondisi Sesudah Kegiatan

a. Pengetahuan dan pemahaman petugas mengenai prosedur penggunaan alat


pelindung diri (APD) meningkat

b. Pelayanan Kesehatan semakin optimal

c. Mutu Pelayanan semakin baik


43

D. Manfaat Aktualisasi dan Analisis Dampak apabila Nilai-nilai Dasar PNS Tidak
Diterapkan

Analisis dampak merupakan kegiatan menganalisis dampak yang ditimbulkan


jika aktualisasi ini tidak dilakukan. Kegiatan aktualisasi yang seperti dinyatakan di
awal merupakan kegiatan untuk menangani isu atau permasalahan yang muncul di
UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang. Untuk mengatasi isu tersebut penulis
merumuskan solusi berupa Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang, salah satu
kegiatannya yaitu Sosialisasi Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
mengimplementasi nilai-nilai ANEKA. Dalam analisis dampak ini akan disampaikan
dampak- dampak yang bisa terjadi jika hal tersebut tidak diterapkan. Berikut disajikan
analisis dampak tersebut :
1. Optimalisasi pemahaman prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) pada
petugas UPT Puskesmas Binuang tidak tercapai.
2. Tidak terciptanya Pelayanan Kesehatan yang aman dan nyaman.
Beberapa dampak yang dijabarkan diatas merupakan sesuatu yang harus segera
ditangani. Hal ini tidak hanya merugikan petugas, namun juga pasien atau pengunjung
puskesmas. Penulis melalui kegiatan aktualisasi telah melakukan kegiatan-kegiatan
yang dapat meminimalisir sekaligus menghilangkan dampak-dampak yang akan
terjadi di kemudian hari.
Untuk menjadi seorang ASN yang kompeten di bidangnya, tentu diperlukan
adanya suatu pembinaan dan pelatihan yang disiplin seperti program yang telah dibuat
oleh pemerintah untuk mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) bagi para ASN angkatan
tahun 2021 ini. Pelatihan dasar ini dilaksanakan dengan melakukan proses
pembelajaran secara daring (Zoom Meeting) yang terdiri dari materi wawasan
kebangsaan dan tentunya nilai-nilai dasar ASN. Kemudian, peserta akan menjalani
masa aktualisasi di tempat kerjanya masing masing selama 30 hari. Setelah itu, setiap
peserta akan melaporkan hasil dari aktualisasi yang telah dilaksanakannya tersebut.
Dalam proses aktualisasi ini peserta dilatih untuk dapat menerapkan nilai-nilai dasar
ASN dengan disiplin dan sepenuh hati sebagai sarana pelatihan menjadi ASN yang
kompeten sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat sebagai penerima jasa
pelayanan.
44

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktualisasi ini sangat bermanfaat


dan berpengaruh untuk pembentukan pribadi ASN yang unggul sesuai dengan
kompetensinya masing-masing untuk dapat memenuhi harapan masyarakat.
Sebagaimana telah diketahui bahwa ASN memiliki lima nilai-nilai dasar yang
harus diterapkan, yaitu Akuntabulitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu,
dan Anti korupsi.
Kelima nilai dasar ini harus dapat dipenuhi dan diaktualiasikan agar peserta
Latsar dapat menjadi seorang ASN yang memenuhi kualifikasi untuk bisa menjalankan
tugasnya dengan baik. Karena apabila nilai-nilai dasar ini tidak dipenuhi, maka akan
terjadi dampak-dampak yang tidak diharapkan. Adapun beberapa dampak yang bisa
terjadi apabila nilai-nilai ini tidak dipenuhi yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki kaitan erat dengan tanggung jawab dan integritas. Apabila
akuntabilitas tidak diterapkan, maka akan terjadi:
a) Hilangnya rasa tanggung jawab untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
b) Banyak pekerjaan yang terbengkalai
c) Kebutuhan masyarakat akan terabaikan dan tidak dapat terpenuhi
d) Ketiadaan integritas yang menyebabkan aturan hanya akan dilaksanakan apabila
ada pengawasan
e) Tidak adanya laporan kerja yang akurat sesuai dengan kenyataan di lapangan kerja

2. Nasionalisme
Nasionalisme mengutamakan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Menjadi warga negara yang baik adalah cerminan
keberhasilan dalam penerapan nilai-nilai nasionalisme. Apabila nasionalisme tidak
diterapkan, maka akan terjadi:
a) Kesenjangan sosial antar masyarakat
b) Pembentukan klasifikasi strata dalam kehidupan bermasyarakat
c) Tidak adanya toleransi terhadap perbedaan, sedangkan Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa yang majemuk
d) Runtuhnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa
45

3. Etika publik
Etika publik memiliki fokus terhadap tata cara pemberian pelayanan teradap
masyarakat. Kesesuaian pelayanan dengan prosedur yang berlaku serta
keramahtamahan menjadi wujud dari aktualisasi etika publik yang baik.
Apabila etika publik tidak diterapkan, maka akan terjadi:
a) Ketidaknyamanan dan ketidakpuasan masyarakat dalam menerima pelayanan
b) Masyarakat akan merasa enggan untuk menggunakan jasa pelayanan
c) Masyarakat akan bersikap apatis terhadap kemajuan program kegiatan
pemerintah
4. Komitmen mutu
Mutu merupakan poin penting yang akan menjadi penentu keberlangsungan suatu
lembaga pelayanan. Terjaminnya mutu akan membuat masyarakat tetap ingin
menggunkaan jasa pelayanan pemerintah. Oleh karena itu, sedapat mungkin mutu
harus selalu ditingkatkan agar sesuai dengan harapan masyarakat.
Apabila komitmen mutu tidak diterapkan, maka akan terjadi:
a) Penggunaan sumberdaya yang tidak tepat guna sehingga terjadi pemborosan
b) Kegiatan akan berjalan tanpa memperhatikan tujuan, sasaran dan prosedur yang
berlaku
c) Kekecewaan masyarakat karena rendahnya mutu pelayanan
d) Tidak adanya peningkatan atau kemajuan pada lembaga pelayan tersebut
5. Anti Korupsi
Korupsi merupakan tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Apabila nilai anti korupsi tidak diterapkan, maka akan terjadi :
a) Petugas tidak peduli dan tidak jujur dalam melakukan pelayanan
b) Ketidakpercayaan dari masyarakat kepada petugas dan berdampak pada
motivasi pengobatan dan pelayanan
c) Petugas tidak ada rasa disiplin dan tanggung jawab
d) Tidak adanya keadilan dari petugas kepada masyarakat dalam pemberian
pelayanan
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Ada beberapa hal yang disampaikan dari kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan peserta :
1. Isu yang diangkat dalam Aktualisasi yaitu “Kurangnya Pemahaman Prosedur
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas
Binuang Kabupaten Serang.” Isu ini berkaitan dengan Peran dan Kedudukan
PNS dalam Pelayanan Publik. Isu ini juga sudah melalui analisis prioritas
menggunakan metode APKL dan mendapatkan skor tertinggi diantara isu-isu
aktual lainnya.
2. Jumlah kegiatan aktualisasi yang akan diimplementasikan pada masa habituasi
terhitung dari tanggal 30 Agustus – 25 September 2021 adalah sebanyak 9
(sembilan) kegiatan.
3. Kegiatan tersebut antara lain: Pelaksanaan Konsultasi dengan Mentor mengenai
rancangan aktualisasi, Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait
mengenai kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan, Pelaksanaan koordinasi
dengan petugas inventaris barang mengenai ketersediaan alat pelindung diri
(APD), Pembuatan SOP tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD),
Pembuatan Manual book tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD),
Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD), Pelaksanaan
Sosialisasi kepada petugas mengenai prosedur penggunaan alat pelindung diri
(APD), Pelaksanaan Evaluasi hasil sosialisasi, dan Penyusunan Laporan
Aktualisasi

4. Kegiatan aktualisasi ini dilakukan bertujuan untuk : a. Mampu menerapkan nilai-


nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab dan integritas terhadap apa
yang dikerjakan, b. mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja
atas dasar semangat nilai-nilai Pancasila, mampu menerapkan nilai-nilai etika
publik sehingga menciptakan lingkungan sekolah dan masyarakat harmonis,
mampu menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan pelayanan
yang prima terhadap peserta didik maupun masyarakat, dan mampu menerapkan
46
47

nilai-nilai anti korupsi sehingga bisa mewujudkan sikap disiplin maupun menjaga
kedisiplinan.
5. Hasil dari aktualisasi ini adalah Meningkatmya Pemahaman Prosedur Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.

B. Saran
Untuk dapat konsisten melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung
jawab sesuai harapan masyarakat, alangkah baiknya kepada para Calon Aparatur Sipil
Negara untuk dapat terus menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupannya. Serta
diharapkan kepada pemerintah untuk tetap konsisten dalam memberikan Pelatihan
Dasar bagi para Calon ASN dengan kualitas materi yang lebih ditingkatkan lagi.
48

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Etika
Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Anti
Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas


LAMPIRAN
( EVIDENCE )
49

LAMPIRAN
KEGIATAN 1
Pelaksanaan Konsultasi Kepada Mentor
Mengenai Rancangan Aktualisasi
( Dilaksanakan Tanggal 30 - 31 Agustus 2021 )

EVIDENCE
1. Dokumentasi Kegiatan Konsultasi dengan Mentor
2. Dokumentasi Kegiatan mengolah rencana awal dan masukan
3. Dokumen Catatan hasil konsultasi dengan mentor
4. Dokumen Catatan Masukan dan Saran Mentor
5. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Mentor
6. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Coach
50

Konsultasi dengan Mentor


51

Kegiatan Saat Memaparkan Rancangan Aktualisasi

Kegiatan Mengolah Rencana Awal dan Masukan


52

Lembar Konsultasi dengan Mentor

Dokumen catatan masukan dan saran Mentor


53

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


54

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


55

LAMPIRAN
KEGIATAN 2
Pelaksanaan Koordinasi Dengan Pegawai Dan Pejabat Terkait
Mengenai Kegiatan Aktualisasi Yang Akan Dilaksanakan
( Dilaksanakan Tanggal 1 - 2 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumentasi Saat Melakukan Koordinasi


2. Dokumentasi saat memaparkan Rancangan Aktualisasi
3. Dokumen catatan hasil koordinasi
4. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Mentor
5. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Coach
56

Kegiatan Koordinasi Dengan Ketua Pokja UKP

Kegiatan Koordinasi Dengan Petugas Pengelola Barang


57

Kegiatan Memaparkan Rancangan Aktualisasi


58

Lembar Koordinasi dengan Pegawai dan Pejabat Terkait


59

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


60

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


61

LAMPIRAN
KEGIATAN 3

Pelaksanaan Koordinasi dengan petugas inventaris barang mengenai


ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD)
( Dilaksanakan Tanggal 3 – 4 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumen catatan hasil koordinasi


2. Dokumentasi photo saat melakukan koordinasi
3. Dokumen catatan hasil pemeriksaan ketersediaan APD
4. Dokumentasi photo saat melakukan pemeriksaan ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD)
62

Kegiatan Koordinasi Dengan Petugas Farmasi


63

Lembar Koordinasi dengan Petugas Farmasi

Dokumen Catatan Hasil Pemeriksaan APD


64

Kegiatan Pemeriksaan Ketersediaan APD


65
66

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


67

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


68

LAMPIRAN
KEGIATAN 4

Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


( Dilaksanakan Tanggal 6, 7 dan 8 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumen bahan SOP


2. Dokumentasi photo pembuatan SOP
3. Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
69

Dokumen Bahan SOP

Panduan cara pemakaian dan pelepasan APD dari PAPDI


https://youtu.be/fRDY8zJeles
70

Dokumentasi photo pembuatan SOP

Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


71

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


72

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


73

LAMPIRAN

KEGIATAN 5

Pembuatan Manual Book


Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
( Dilaksanakan Tanggal 9, 10, 11, 12 dan 13 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumen bahan Manual Book


2. Dokumentasi photo pembuatan Manual Book
3. Dokumen Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD)
74

Dokumen Bahan Manual Book


75

Dokumentasi photo pembuatan Manual Book

Dokumen Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


76

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


77

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


78

LAMPIRAN

KEGIATAN 6

Pembuatan Video
Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
( Dilaksanakan Tanggal 14, 15, 16 dan 17 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumentasi photo penyiapan pembuatan Video


2. Video Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
79

Dokumentasi photo penyiapan pembuatan video

Video Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


https://youtu.be/IMv-_anPSZM
80

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


81

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


82

LAMPIRAN

KEGIATAN 7

Pelaksanaan Sosialisasi kepada 15 orang petugas


Mengenai Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
( Dilaksanakan Tanggal 18 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumentasi photo koordinasi dengan pimpinan


2. Dokumen undangan jadwal pelaksanaan sosialisasi
3. Dokumen bahan lembar pretest dan posttest
4. Dokumentasi photo penyiapan sosialisasi
5. Dokumentasi photo pelaksanaan sosialisasi
83

Dokumentasi photo koordinasi dengan pimpinan

Dokumen undangan jadwal pelaksanaan sosialisasi


84

Dokumen bahan lembar pretest dan posttest

Dokumentasi photo penyiapan sosialisasi


85

Dokumentasi photo pelaksanaan sosialisasi


86

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


87

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


88

LAMPIRAN

KEGIATAN 8

Pelaksanaan Evaluasi Hasil Sosialisasi


( Dilaksanakan Tanggal 20 - 21 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumen rekapitulasi lembar hasil pretest dan post test


2. Dokumentasi photo kegiatan evaluasi
3. Video kesalahan APD dan testimoni perwakilan petugas
4. Dokumen catatan arahan pimpinan
5. Dokumentasi photo saat melakukan konsultasi
89

Dokumen rekapitulasi lembar hasil pretest dan post test

Dokumentasi photo kegiatan evaluasi


90

Video kesalahan APD dan testimoni perwakilan petugas


https://drive.google.com/file/d/1s1PR-8pLRU5IYDoXOmaG2xi3H349h0-Q/view?usp=drivesdk

Dokumen catatan arahan pimpinan

Dokumentasi konsultasi dengan pimpinan


91

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


92

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


93

LAMPIRAN

KEGIATAN 9

Penyusunan Laporan Aktualisasi


( Dilaksanakan Tanggal 22, 23, 24 dan 25 September 2021 )

EVIDENCE

1. Dokumentasi photo konsultasi dengan mentor


2. Dokumen laporan aktualisasi
94

Dokumentasi konsultasi dengan mentor

Dokumen laporan aktualisasi


95

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Mentor


96

Kartu Bimbingan Aktualisasi Dengan Coach


97
98
PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
UPT PUSKESMAS BINUANG
KABUPATEN SERANG

Disusun oleh :

Nama : dr. Herlina Puspasari


NIP : 19840927 202012 2 003
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi robbil ‘aalamiin puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
segala rahmat taufiq serta hidayah-NYA sehingga Buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dapat selesai disusun dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
pengikutnya.
Penulis memandang perlu untuk meningkatkan pemahaman khususnya tentang
penggunaan APD sebagai pegangan bagi tenaga medis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
di UPT Puskesmas Binuang.
Dengan ketulusan hati perkenankan kami mengucapkan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesarnya kepada:
1. Hj. Ida Rupaida, SST, selaku Kepala UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang atas
semua arahan, motivasi, masukan, bimbingan dan dukungannya selama proses
pembuatan buku ini.
2. Kepada kedua orang tua, suami dan keluarga yang tiada henti melantunkan doa dan
memberikan dukungan tiada habisnya.
3. Keluarga besar UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang atas dukungan dan
kerjasamanya.
Penulis sadar bahwa Buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ini masih
jauh dari sempurna dan tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan buku ini. Penulis berharap semoga
buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca. Atas segala kekurangan dan kelebihan penulis ucapkan terima kasih.

Serang, 13 September 2021

Penulis,

dr. Herlina Puspasari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. iv


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Tujuan …………….…………………………………………………………... 4

C. Target …………………………………………………………………………. 4

D. Gambaran Institusi ……………………………………………………………. 4

BAB II JENIS DAN PENGGUNAAN APD ……...…………………………… 8


A. Jenis APD …........…………………………………………………………….. 9
B. Penggunaan APD …...……………………………………………………….... 14
C. Cara Pemakaian dan Pelepasan APD ................................................................. 24

D. APD Dalam Penanganan Jenazah COVID-19.................................................... 29

BAB III MANAJEMEN PENGGUNAAN APD REUSEABLE .……………… 30

A. Gaun Reuseable, Coverall, Apron, Surgical Hood, Masker Kain……….…….. 30

B. Masker N95 ……………………………………………………….…………... 30

C. Pelindung Mata Dan Pelindung Wajah ……………………………………….. 31

D. Sepatu Pelindung Dan Jas Hujan ……………………………………………... 31

BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. v

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Alat Pelindung Diri Yang Digunakan……………………………. 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang ……... 7

Gambar 2 Masker Bedah ……...………………………………………………….... 9

Gambar 3 Masker N95 ……………………………………………………………... 10

Gambar 4 Pelindung Wajah .……………………………………………………….. 10

Gambar 5 Pelindung Mata …………………………………………………………. 11

Gambar 6 Gown ……………………………………………………………………. 12

Gambar 7 Apron ……………………………………………………………………. 12

Gambar 8 Sarung Tangan …………………………………………………………... 13

Gambar 9 Pelindung Kepala ………………………………………………………... 13

Gambar 10 Sepatu Pelindung ……………………………………………………….. 14

Gambar 11 Kantong Kertas ………………………………………………………… 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek
kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilannya. Karena tanpa kesehatan
pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan tewujud. Adapun tujuan
pembangunan kesehatan juga menjadi yang tertuang dalam Undang- Undang No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.” Cita-cita tersebut tidak akan tercipta tanpa upaya yang terukur dan terarah.
Pemerintah selaku penyelenggara Negara berkewajiban untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi seluruh warga Negara Indonesia.
Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas
pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat
ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30.000 – 50.000
penduduk atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kecamatan mempunyai satu Puskesmas.
Untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, setiap Puskesmas dibantu oleh 3-4
Puskesmas pembantu. Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
Berbagai cara dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terhadap
masyarakat salah satunya adalah menanggulangi dan mencegah terjadinya infeksi
nosokomial di Puskesmas. Keselamatan petugas pelayanan kesehatan sangatlah penting
dalam menjamin semua petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien juga memerlukan perlindungan terhadap infeksi/mikroorganisme dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri. Menurut beberapa penelitian kejadian penyakit infeksi
merupakan salah satu masalah karena dapat mengancam petugas kesehatan, dan

1
2

pengunjung. Penggunaan APD sebenarnya sudah dipergunakan bertahun- tahun,


kemunculan infeksi baru COVID-19 (atau infeksi lain) pemakaian APD yang tepat dan
benar menjadi semakin penting. WHO menjelaskan bahwa 2,5% petugas kesehatan
diseluruh dunia menghadapi pajanan HIV, sekitar 40% menghadapi pajanan virus
hepatitis B dan virus Hepatitis C, dan sebagian besar infeksi yang dihasilkan di negara-
negara berkembang. Dan pada masa pandemi ini, petugas kesehatan sangat rentan
terhadap penularan Penyakit COVID-19.
Memakai alat pendung diri (APD) saat bekerja bisa mengurangi risiko apabila
terjadi kecelakaan kerja. Jenis APD berbeda-beda, tergantung dari pekerjaan yang
dilakukan. Masa pandemi virus corona seperti sekarang, APD atau disebut hazmat suit
merupakan kebutuhan utama bagi tenaga kesehatn saat menangani pasien terinfeksi virus
COVID-19. Penggunaan APD sangat penting demi mencegah dari terpapar COVID-19.
Memakai atau melepas alat pelindung diri pun tidak bisa sembarangan. Harus benar-benar
sesuai dengan panduan agar tidak terjadi kecelakaan saat bekerja.
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV2). Penyakit ini
ditularkan melalui manusia ke manusia dimana sebagian besar orang yang terinfeksi
(COVID-19) akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh
tanpa memerlukan perawatan khusus. Pada penderita usia lanjut dan memiliki masalah
kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan
kanker, dapat memperberat penyakit tersebut. Cara terbaik untuk mencegah dan
memperlambat penularan adalah dengan edukasi tentang COVID-19, pola hidup sehat
dan melakukan kebersihan tangan secara benar.
WHO sejak 11 Maret 2020 telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global
dimana terdapat lebih dari 118.000 kasus di 114 negara dan 4291 orang telah meninggal
dunia. Indonesia sendiri menetapkan penyakit COVID-19 sebagai bencana nasional sejak
14 maret 2020. Berdasarkan berbagai penelitian ilmiah, COVID-19 ditularkan melalui
kontak erat dan droplet, kecuali jika ada tindakan medis yang memicu terjadinya aerosol
(seperti bronkoskopi, nebulisasi dan lain lain) dimana dapat memicu terjadinya risiko
penularan melalui airborne. Individu yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang
mengalami kontak erat dengan pasien COVID-19 atau petugas kesehatan yang merawat
pasien COVID-19. Petugas kesehatan dapat melindungi diri ketika merawat pasien
dengan mematuhi praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, yang mencakup
pengendalian administratif, lingkungan dan engineering serta penggunaan Alat Pelindung
3

Diri (APD) yang tepat (yakni tepat dalam pemilihan jenis APD yang sesuai, cara
pemakaian, cara pelepasan dan cara pembuangan atau pencucian APD). Tenaga
kesehatan perlu diingatkan bahwa penggunaan APD hanya merupakan salah satu aspek
dari langkah – langkah pencegahan dan pengendalian infeksi. Dalam merawat pasien
COVID-19, tenaga kesehatan sangat rentan tertular maka APD yang digunakan adalah
APD standar yang berbasis asesmen risiko. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian
Kesehatan dengan Kelompok Kerja Nasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
menyusun petunjuk teknis penggunaan APD dalam menghadapi wabah COVID-19
dengan mengadopsi dan memodifikasi dari beberapa pedoman yang telah dikeluarkan
oleh WHO, CDC dan sumber lainnya. Dengan demikian setiap fasilitas pelayanan
kesehatan dapat membuat standar operasi prosedur (SOP) masing-masing dengan
merujuk buku petunjuk teknis ini berdasarkan kondisi setempat dengan tetap
menggunakan prinsip kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat kerja yang memiliki risiko
terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan
fasilitas terutama dalam masa pandemi COVID-19 ini. Pelayanan, keselamatan dan
kesehatan kerja di Fasyankes tertuang dalam PMK no 52 tahun 2018 dan K3RS tertuang
dalam Permenkes No 66 Tahun 2016.
Tenaga kesehatan baik tingkat pertama maupun lanjut mempunyai risiko tertular
pajanan biologi virus SARS-CoV-2 saat pandemi COVID-19. Tingkat risiko tertular virus
SARS-CoV-2 untuk tenaga kesehatan bisa kita bedakan menjadi 4 kelompok :
1. Risiko rendah, yaitu tenaga kesehatan yang tidak memberikan pelayanan atau kontak
langsung dengan pasien COVID-19 misalnya di manajemen dan administrasi.
2. Risiko sedang, yaitu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan atau kontak
langsung pasien yang belum diketahui status terinfeksi COVID-19.
3. Risiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan pada pasien
Suspek/ probable/konfirmasi COVID-19 namun tidak termasuk melakukan tindakan
aerosol.
4. Risiko sangat tinggi, yaitu tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan tindakan
aerosol pada pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19, serta tenaga kesehatan
yang melakukan pengambilan spesimen pernapasan (nasofaring dan orofaring) dan
otopsi.
4

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM
Memberikan acuan penggunaan APD dalam menghadapi wabah penyakit, salah
satunya yaitu Penyakit COVID-19.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Memberikan rekomendasi jenis APD yang digunakan oleh tenaga kesehatan dan
petugas
b. Memberikan rekomendasi APD untuk penanganan jenazah pasien COVID-19
c. Memberikan rekomendasi alternatif APD dalam masa krisis
d. Melakukan manajemen APD yang dapat digunakan kembali (reuseable)

C. TARGET
Memberikan pengetahuan kepada :
1. Manajemen fasilitas pelayanan kesehatan
2. Tim PPI
3. Tenaga kesehatan

D. GAMBARAN INSTITUSI

1. Deskripsi organisasi

1) Identitas Puskesmas

a. Nama Puskemas : UPT Puskesmas Binuang

b. Alamat Puskesmas : Jln. Raya Lanud Gorda KM.7 Kecamatan Binuang

Kabupaten Serang Provinsi Banten

c. Telepon : 0254 – 8409032

d. Status Akreditasi : Utama

2) Visi dan Misi UPT Puskesmas Binuang

“Mewujudkan Puskesmas Dengan Pelayanan Prima Secara Menyeluruh


Dan Berkualitas”

Misi UPT Puskesmas Binuang


5

Untuk mewujudkan Visi di bidang kesehatan tersebut, maka ditetapkan 3 misi


pembangunan kesehatan sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara menyeluruh baik perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Binuang.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di dukung
oleh alat dan teknologi serta SDM yang Profesional.
c) Mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat hidup sehat dengan
bimbingan dan penyuluhan secara berkesinambungan.
d) Melayani dengan ramah, cepat dan tepat.

3) Motto, Tata Nilai dan Budaya Kerja

a. Motto

“UPT Puskesmas Binuang melayani dengan BISA”


UPT Puskesmas Binuang bertekad selalu memberi pelayanan Kesehatan
dengan BISA (Bersahaja, Ikhlas, Santun dan Amanah)

b. Tata Nilai

“S I A G A “
S 5S : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
selalu memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan
santun dalam memberikan pelayanan.
I INOVATIF : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
mampu berinovasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
A ADIL : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
mampu berlaku adil tanpa memandang status
apapun dalam memberikan pelayanan.
G GERAKAN : Semua karyawan UPT Puskesmas Binuang
berkomitmen Gerakan Semangat Pelayanan Prima.
A AMANAH : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
Amanah dan Mengutamakan Keselamatan Pasien.
6

c. Budaya Kerja

“5 R”
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Ringkas : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
tepat
Rapih : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
rapih dan terorganisir
Resik : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang menanamkan
Perilaku Hidup bersih dan Sehat
Rawat : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang memelihara Sarana
dan Prasarana dan lingkungan yang ada di Puskesmas

Rajin : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan


bersungguh sungguh dan disiplin
7

2. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi


BAB II
JENIS DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD bertindak
sebagai penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit, mulut,
hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penghalang memiliki potensi
untuk memblokir penularan kontaminan dari darah, cairan tubuh, atau sekresi pernapasan.
Selain itu praktik pengendalian infeksi lainnya seperti mencuci tangan, menggunakan
pembersih tangan berbasis alkohol, dan menutupi hidung dan mulut saat batuk dan bersin
dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, dapat meminimalkan penyebaran infeksi dari satu
orang ke orang lain. Penggunaan APD yang efektif mencakup pemindahan dan atau
pembuangan APD yang terkontaminasi dengan benar untuk mencegah terpaparnya pemakai
dan orang lain terhadap bahan infeksius. Pada pemilihan APD yang tepat, perlu
mengidentifikasi potensial paparan penularan yang ditimbulkan serta memahami dasar kerja
setiap jenis APD yang akan digunakan di tempat kerja dimana potensial bahaya tersebut
mengancam pada petugas kesehatan di Puskesmas.

Prinsip yang harus dipenuhi dalam pemilihan APD :

 Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau


bahaya-bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak langsung maupun tidak
langsung).

 Berat APD hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak


menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

 Dapat dipakai secara fleksibel (reuseable maupun disposable).

 Tidak menimbulkan bahaya tambahan.

 Tidak mudak rusak.

 Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.

 Pemeliharaan mudah.

 Tidak membatasi gerak.


8
9

A. JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Jenis APD yang direkomendasikan untuk disediakan adalah :

1. Masker bedah (surgical/facemask)

Masker bedah terdiri dari 3 lapisan material dari bahan non woven (tidak di
jahit), loose - fitting dan sekali pakai untuk menciptakan penghalang fisik antara mulut
dan hidung pengguna dengan kontaminan potensial di lingkungan terdekat sehingga
efektif untuk memblokir percikan (droplet) dan tetesan dalam partikel besar.

Gambar 2. Masker bedah

2. Masker N95

Masker N95 terbuat dari polyurethane dan polypropylene adalah alat pelindung
pernapasan yang dirancang dengan segel ketat di sekitar hidung dan mulut untuk
menyaring hampir 95 % partikel yang lebih kecil < 0,3 mikron. Masker ini dapat
menurunkan paparan terhadap kontaminasi melalui airborne.
10

Gambar 3. Masker N95

3. Pelindung Wajah (Face Shield)

Pelindung wajah umumnya terbuat dari plastik jernih transparan, merupakan


pelindung wajah yang menutupi wajah sampai ke dagu sebagai proteksi ganda bagi
tenaga kesehatan dari percikan infeksius pasien saat melakukan perawatan.

Gambar 4. Pelindung wajah (face shield)

4. Pelindung Mata (Googles)

Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang terbuat dari plastik digunakan
sebagai pelindung mata yang menutup dengan erat area sekitarnya agar terhindar dari
cipratan yang dapat mengenai mukosa. Pelindung mata/goggles digunakan pada saat
11

tertentu seperti aktifitas dimana kemungkinan risiko terciprat /tersembur, khususnya


pada saat prosedur menghasilkan aerosol, kontak dekat berhadapan muka dengan muka
pasien COVID-19.

Gambar 5. Pelindung Mata (goggles)

5. Gaun (Gown)

Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan melalui kontak atau droplet dengan
cairan dan zat padat yang infeksius untuk melindungi lengan dan area tubuh tenaga
kesehatan selama prosedur dan kegiatan perawatan pasien.

Persyaratan gaun yang ideal antara lain efektif barrier (mampu mencegah
penetrasi cairan), fungsi atau mobilitas, nyaman, tidak mudah robek, pas di badan (tidak
terlalu besar atau terlalu kecil), biocompatibility (tidak toksik), flammability, odor, dan
quality maintenance.

Jenis gaun antara lain gaun bedah, gaun isolasi bedah dan gaun non isolasi
bedah. Menurut penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2 yaitu gaun sekali pakai
(disposable) dan gaun dipakai berulang (reuseable).

a. Gaun sekali pakai (Disposable)

Gaun ini dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai dan biasanya tidak
dijahit (non woven) dan dikombinasikan dengan plastik film untuk perlindungan
dari penetrasi cairan. Bahan yang digunakan adalah synthetic fibers, misalnya
polypropylene, polyester, polyethylene.

b. Gaun dipakai berulang (reuseable)


12

Gaun ini dipakai berulang, terbuat dari bahan 100% katun atau 100%
polyester, atau kombinasi antara katun dan polyester. Gaun ini dapat dipakai
berulang maksimal sebanyak 50 kali dengan catatan tidak mengalami kerusakan.

Gambar 6. Gown

6. Celemek / Apron

Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi luar gaun yang digunakan
oleh petugas kesehatan dari penetrasi cairan infeksius pasien yang bisa terbuat dari
plastik sekali pakai atau bahan plastik berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali
(reuseable) yang tahan terhadap klorin saat dilakukan desinfektan.

Gambar 7. Apron

7. Sarung Tangan

Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC),
nitrile, polyurethane, merupakan pelindung tangan tenaga kesehatan dari kontak cairan
13

infeksius pasien selama melakukan perawatan pada pasien. Sarung tangan yang ideal
harus tahan robek, tahan bocor, biocompatibility (tidak toksik) dan pas di tangan.
Sarung tangan yang digunakan merupakan sarung tangan yang rutin digunakan dalam
perawatan, bukan sarung tangan panjang.

Gambar 8. Sarung Tangan

8. Pelindung Kepala

Penutup kepala merupakan pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan dari
percikan cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan. Penutup kepala terbuat
dari bahan tahan cairan, tidak mudah robek dan ukurannya pas di kepala tenaga
kesehatan. Penutup kepala ini digunakan sekali pakai.

Gambar 9. Pelindung Kepala


14

9. Sepatu Pelindung

Sepatu pelindung dapat terbuat dari karet atau bahan tahan air atau bisa dilapisi
dengan kain tahan air, merupakan alat pelindung kaki dari percikan cairan infeksius
pasien selama melakukan perawatan. Sepatu pelindung harus menutup seluruh kaki
bahkan bisa sampai betis apabila gaun yang digunakan tidak mampu menutup sampai
ke bawah.

Gambar 10. Sepatu pelindung

B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Penggunaan APD memerlukan 4 unsur yang harus dipatuhi yaitu :

1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dengan mempertimbangkan :

a. Resiko terpapar Alat pelindung diri digunakan oleh orang yang berisiko terpajan
dengan pasien atau material infeksius seperti tenaga kesehatan, petugas kebersihan,
petugas instalasi sterilisasi , petugas laundri dan petugas ambulans di Puskesmas.

b. Dinamika transmisi

1) Transmisi penularan COVID-19 ini adalah droplet dan kontak. APD yang
digunakan antara lain :

a) Gaun /gown

b) Sarung tangan

c) Masker N95/bedah
15

d) Pelindung kepala

e) Pelindung mata (goggles)

f) Sepatu pelindung

Catatan : APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan pelindung wajah (face
shield)

2) Transmisi airborne

Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang memicu terjadinya


aerosol seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, resusitasi
jantung paru, ventilasi manual sebelum intubasi, nebulasi dan bronskopi,
pemeriksaan gigi seperti scaler ultrasonic dan high-speed air driven,
pemeriksaan hidung dan tenggorokan, pengambilan swab. APD yang digunakan
antara lain :

a) Gaun/gown

b) Sarung tangan

c) Masker N95

d) Pelindung kepala

e) Pelindung mata (goggles)

f) Pelindung wajah (face shield)

g) Sepatu pelindung

Catatan : APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan apron

2. Cara “ memakai” dengan benar

3. Cara “melepas” dengan benar

4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah di pakai.

APD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi COVID-
19 harus dikategorikan sebagai material infeksius. Tidak diperlukan prosedur khusus
dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain. Semua APD baik
disposable atau reuseable harus dikemas secara terpisah (dimasukkan ke dalam kantong
16

plastik infeksius atau tempat tertutup) yang diberi label dan anti bocor. Hindari
melakukan hal-hal di bawah ini :

a. Meletakkan APD di lantai atau di permukaan benda lain (misal di atas loker atau
di atas meja).

b. Membongkar kembali APD yang sudah dimasukkan ke kantong plastik infeksius


atau tempat tertutup.

c. Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat tertutup berisikan APD terlalu
penuh.

 Alat Pelindung Diri Level 1

Digunakan pada pelayanan triase, rawat jalan non Covid 19 dan kegiatan yang tidak
mengandung aerosol.

 Penutup kepala

 Masker medis

 Baju/pakaian jaga

 Sarung tangan lateks

 Alat Pelindung Diri Level 2

Digunakan pada pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi pernapasan, pengambilan


spesimen non pernapasan yang tidak menimbulkan aerosol, ruang perawatan COVID-
19, pemeriksaan pencitraan pada suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19.

 Penutup kepala

 Pelindung mata dan wajah (Faceshield)

 Masker medis

 Baju/pakaian jaga

 Gown

 Sarung tangan lateks


17

 Alat Pelindung Diri Level 3

Digunakan pada prosedur dan tindakan pada pasien suspek/probable/terkonfirmasi


COVID-19, kegiatan yang menimbulkan aerosol (intubasi, ekstubasi, trakeotomi, resusitasi
jantung paru, bronkoskopi, pemasangan NGT, endoskopi gastrointestinal) pada pasien
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19.

 Penutup kepala

 Pelindung mata dan atau wajah (Goggles/ Faceshield)

 Masker N95 atau ekuivalen

 Baju scrub/pakaian jaga

 Coverall/gown

 Sarung tangan bedah lateks

 Boots/sepatu karet dengan pelindung sepatu

Tabel 2.1 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Yang Digunakan Pada Kasus COVID-19
Berdasarkan Tempat Layanan Kesehatan Profesi Dan Aktivitas Petugas Menurut WHO

LOKASI TARGET JENIS AKTIVITAS JENIS APD YANG


PETUGAS DIGUNAKAN
ATAU PASIEN

FASILITAS KESEHATAN

IGD DAN FASILITAS PENUNJANG

Merawat secara langsung APD Level 3 :


pasien COVID-19  Masker N95
 Gaun/ Gown
 Sarung tangan 2
lapis
 Pelindung mata
(goggles) dan atau
18

 Pelindung wajah
(face shield)
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
dan Pelindung sepatu
Petugas Kesehatan
Tindakan yang APD Level 3 :
IGD menghasilkan aerosol  Masker N95
(seperti intubasi trakea,  Gaun/ gown
ventilasi non invasive,  Sarung tangan 2
trakeostomi, resusitasi lapis
jantung paru, ventilasi  Pelindung mata
manual sebelum intubasi, (goggles) dan atau

nebulasi ,bronskopi,  Pelindung wajah


(face shield)
pengambilan swab,
 Pelindung kepala
pemeriksaan gigi seperti
 Sepatu pelindung
scaler ultrasonic dan
dan pelindung sepatu
highspeed air driven,
pemeriksaan hidung dan
tenggorokan dll) pada
pasien COVID-19

Cleaning service Masuk ke ruang rawat  Masker bedah


pasien COVID-19  Gaun/ gown
 Sarung tangan tebal
 Pelindung mata
(goggles)
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Area lain yang Semua staf, Semua kegiatan dimana Menggunakan masker
digunakan untuk termasuk petugas tidak terjadi kontak bedah
transit pasien kesehatan langsung dengan pasien
(misal koridor, COVID 19
bangsal)
19

Petugas Kesehatan Skrining awal dan tidak  Menjaga jarak


dengan pasien
terjadi kontak langsung
(minimal 1 m)
 Menggunakan
masker bedah
Triase Pasien dengan Semua jenis kegiatan  Menjaga jarak
dengan pasien
gejala infeksi
(minimal 1 m)
saluran nafas
 Menggunakan
masker bedah
Pasien tanpa gejala Semua jenis kegiatan  Menggunakan
infeksi saluran masker bedah

nafas

Laboratorium Analis Lab Mengerjakan sampel  Masker N95


saluran nafas  Gaun / Gown
 Sarung tangan
 Pelindung mata dan
atau
 Pelindung wajah
(face shield)
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Instalasi Sterilisasi Petugas di ruang Petugas yang melakukan APD Level 3
dekontaminasi pencucian alat instrumen  Masker Bedah
bedah  Gaun/gown
 Sarung tangan
panjang
 Pelindung mata
(goggles) dan atau
 Pelindung wajah
(face shield)
 Pelindung kepala
 Celemek (apron)
 Sepatu pelindung
20

Laundri Di ruang Menangani linen infeksius  Masker bedah


penerimaan linen  Gaun/gown
infeksius dan  Sarung tangan
mesin infeksius panjang
 Pelindung mata
(goggles) dan atau
 Pelindung wajah
(face shield)
 Pelindung kepala
 Celemek (apron)
 Sepatu pelindung
Bagian Bagian pendaftaran  Masker bedah
Administrasi Pelayanan, petugas Kasir  Menjaga jarak
dengan pasien 1
meter
Area Administrasi Seluruh staf, Tugas yang bersifat  Menggunakan
termasuk petugas administratif dan tidak ada masker bedah

kesehatan kontak langsung dengan


pasien COVID-19

FASILITAS RAWAT JALAN


Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pada  Masker bedah
pasien dengan gejala  Gaun / Gown
infeksi saluran nafas.  Sarung tangan
 Pelindung mata dan
atau Pelindung
wajah (face shield )
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pada  Masker N 95
pasien tanpa gejala  Gaun / Gown
infeksi saluran nafas,  Sarung tangan
tetapi melakukan
 Pelindung mata dan
tindakan : pemeriksaan atau Pelindung
wajah (face shield)
21

bronskopi, pengambilan  Pelindung kepala


swab, pemeriksaan gigi  Celemek (Apron)
seperti scaler ultrasonic  Sepatu pelindung
dan highspeed air driven,
pemeriksaan hidung dan
tenggorokan dan
pemeriksaan mata
Ruang Konsultasi
Pasien dengan Segala jenis kegiatan  Mengenakan masker
gejala infeksi bedah

saluran nafas  Jaga jarak minimal 1


meter
Pasien tanpa gejala Segala jenis kegiatan  Mengenakan masker
infeksi saluran bedah

nafas  Jaga jarak minimal 1


meter
Cleaning Service Setelah dan di antara  Masker bedah
kegiatan konsultasi pasien  Jubah/ gaun
dengan infeksi saluran  Sarung tangan tebal
nafas oleh petugas
 Pelindung mata
kesehatan (goggles)
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Pasien dengan Segala jenis kegiatan  Kenakan masker
gejala infeksi bedah pada pasien.

saluran nafas  Segera pindahkan


pasien ke ruangan
lain yang terpisah
dengan pasien
lainnya. Jika tidak
memungkinkan
Ruang Tunggu tempatkan pasien
dengan jarak
minimal 1 m dengan
pasien lainnya.
22

Pasien tanpa gejala Segala jenis kegiatan  Menggunakan


infeksi saluran masker bedah

nafas

Area Administrasi Seluruh staf, Pekerjaan administratif  Menggunakan


termasuk petugas masker bedah

kesehatan

Petugas kesehatan Skrining awal tanpa kontak  Jaga jarak dengan


pasien minimal 1 m.
dengan pasien
 Menggunakan
masker bedah
Pasien dengan Segala jenis kegiatan  Jaga jarak dengan
gejala infeksi pasien minimal 1 m.

saluran nafas  Menggunakan


masker bedah
Triase Pasien tanpa gejala Segala jenis kegiatan  Menggunakan
infeksi saluran masker bedah

nafas

Cleaning service Membersihkan ruang  Masker bedah


isolasi  Gaun / Gown
 Sarung tangan tebal
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Petugas kesehatan Transport pasien curiga  Masker bedah
COVID-19 ke RS rujukan  Gaun / Gown
 Sarung tangan tebal
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Hanya bertugas sebagai  Menjaga jarak
sopir pada proses transport minimal 1 m

pasien curiga COVID19


23

dan area sopir terpisah  Menggunakan


masker bedah
dengan area pasien

Membantu mengangkat  Masker bedah


Sopir
pasien dengan suspect  Gaun / Gown
Ambulance COVID-19  Sarung tangan
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung
Tidak ada kontak langsung  Masker bedah
dengan pasien curiga
COVID19 namun area
sopir tidak terpisah dengan
area pasien

Pasien dengan Dilakukan transport ke RS  Masker bedah


suspek Covid 19 rujukan

Cleaning service Membersihkan setelah atau  Masker bedah


di antara kegiatan  Gaun / Gown
pemindahan pasien curiga  Sarung tebal
COVID19 ke RS rujukan
 Pelindung mata
 Pelindung kepala
 Sepatu pelindung

Keterangan :

a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik warna
kuning) untuk dimusnahkan di incenerator.

b. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan dilakukan
pencucian sesuai ketentuan.

c. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan (pengukuran suhu


tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara
terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal 1 m.
24

C. CARA PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD

Hal yang perlu diingat yaitu:

 Menggunakan baju kerja (scrub suit)

 Lepaskan seluruh perhiasan atau aksesoris yang digunakan

 Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD

1) Langkah – Langkah Pemakaian APD Gaun / Gown

a. Petugas memeriksa APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak

b. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
cara 6 langkah

c. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoe covers)
dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas dan menutupi celana
panjang petugas

d. Pakai gaun bersih yang menutupi badan dengan baik dengan cara pertama memasukkan
bagian leher kemudian mengikat tali ke belakang dengan baik. Pastikan tali terikat
dengan baik

e. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang.
25

Keterangan :
 Masker bedah direkomendasikan oleh WHO dipakai apabila melakukan
perawatan bagi pasien baik yang negative maupun positif COVID-19,
sedangkan CDC mengindikasikan masker N95 sebagai preferred, sedangan
masker bedah sebagai acceptable alternative apabila melakukan perawatan bagi
pasien suspek dan confirmed COVID-19. Masker N95 oleh WHO di
indikasikan hanya apabila petugas kesehatan akan melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi manual sebelum intubasi,
nebulasi dan bronskopi, pemeriksaan gigi seperti scaler ultrasonic dan high-
speed air driven, pemeriksaan hidung dan tenggorokan, pengambilan swab. •
 CDC mengindikasikan masker N95 sebagai preferred, sedangan masker bedah
sebagai acceptable alternative apabila melakukan perawatan bagi pasien
tersangka dan positif COVID-19. Petugas kesehatan memasang masker N95
dengan cara menakupkan telapak tangan di depan masker N95 kemudian
meletakkan di depan hidung, mulut dan dagu. Tarik tali pertama ke atas kepala
kemudian tarik tali berikutnya ke arah belakang kepala. Tali tidak boleh
dipasang silang. Kuatkan segel yang ada di masker agar menutup rapat.
Selanjutnya lakukan Fit test dengan cara menarik nafas yang akan
menyebabkan masker N95 mengempis, kemudian tiup masker untuk
merasakan adanya aliran udara di dalam masker.

f. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata

Keterangan :

Apabila petugas kesehatan akan melakukan tindakan aerosol maka petugas


kesehatan dapat menambahkan pelindung wajah (face shield) setelah
pemasangan pelindung kepala dengan menempatkan bando face shield di atas
alis dan pastikan pelindung wajah menutupi seluruh wajah sampai ke dagu

g. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik

h. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan gaun

Petugas sudah siap untuk masuk ke ruang perawatan pasien Covid 19


26

2) Langkah – langkah pemakaian APD dengan coverall

a. Petugas kesehatan masuk ke antero room, setelah memakai scrub suit di ruang ganti

b. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak

c. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
menggunakan 6 langkah

d. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoe covers)
dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas atau jika coverall tertutup
sampai sepatu petugas maka tidak perlu menggunakan pelindung sepatu

e. Pakai Coverall bersih dengan zipper yang dilapisi kain berada di bagian depan tubuh.
Coverall menutupi area kaki sampai leherdengan baik dengan cara memasukkan
bagian kaki terlebih dahulu, pasang bagian lengan dan rapatkan coverall di bagian
tubuh dengan menaikkan zipper sampai ke bagian leher, Hood atau pelindung kepala
dari coverall dibiarkan terbuka di belakang leher.

f. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang. (Keterangan di hal
20)

g. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik

h. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata (Keterangan di hal 21)

i. Pasang sarung tangan dengan menutupi lengan gaun

Petugas sudah siap untuk masuk ke ruang perawatan pasien Covid 19

Untuk pelepasan APD harus dilakukan dengan seksama serta urutan yang
benar agar tidak mengkontaminasi diri sendiri, serta menyebarkan infeksi pada
lingkungan.

3) Langkah – langkah pelepasan APD dengan menggunakan gaun

a. Petugas kesehatan berdiri di area kotor


27

b. Lepaskan sarung tangan dengan cara mencubit sedikit bagian luar sambil di tarik
mengarah ke depan kemudian lipat di bagian ujung dalam sarung tangan dan lakukan
yang sama di sarung tangan berikutnya dan secara bersama di lepaskan kemudian
dimasukkan ke tempat sampah infeksius

c. Buka gown perlahan dengan membuka ikatan tali di belakang kemudian merobek
bagian belakang leher lalu tangan memegang sisi bagian dalam gown melipat bagian
luar ke dalam dan usahakan bagian luar tidak menyentuh pakaian petugas lalu
dimasukkan ke tempat sampah infeksius

d. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah

e. Buka pelindung kepala dengan cara memasukkan tangan ke sisi bagian dalam
pelindung kepala di mulai dari bagian belakang kepala sambil melipat arah dalam dan
perlahan menuju ke bagian depan dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian
dalam pelindung kepala kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius

Keterangan:

Apabila petugas menggunakan pelindung wajah (face shield), buka face shield
perlahan dengan memegang belakang face shield lalu dilepaskan dan menjauhi
wajah petugas kemudian pelindung wajah di masukkan ke dalam kotak tertutup.
Lakukan desinfeksi tangan sebelum membuka pelindung mata (goggles).

f. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang
sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan
menjauhi wajah petugas kemudian goggles di masukkan ke dalam kotak tertutup

g. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah

h. Buka pelindung sepatu dengan cara memegang sisi bagian dalam dimulai dari bagian
belakang sepatu sambil melipat arah dalam dan perlahan menuju ke bagian depan
dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam pelindung sepatu
kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius

i. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah


28

j. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan
kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius

Keterangan:

Apabila menggunakan Masker N95 maka buka masker N95 dengan cara sedikit
menundukkan kepala kemudian menarik keluar tali yang berada di belakang
kepala terlebih dahulu lalu menarik keluar tali di atas kepala dan pegang talinya
kemudian kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius.

k. Setelah membuka scrub suit, petugas harus segera mandi untuk selanjutnya memakai
baju biasa

4) Langkah – langkah pelepasan APD dengan menggunakan coverall

a. Petugas kesehatan berdiri di area kotor

b. Buka hood atau pelindung kepala coverall dengan cara buka pelindung kepala di mulai
dari bagian sisi kepala, depan dan kemudian perlahan menuju ke bagian belakang
kepala sampai terbuka (keterangan di hal 23)

c. Buka coverall perlahan dengan cara membuka zipper dari atas ke bawah kemudian
tangan memegang sisi dalam bagian depan coverall sambil berusaha membuka perlahan
dari bagian depan tubuh, lengan dengan perlahan sambil bersamaan membuka sarung
tangan kemudian dilanjutkan ke area yang menutupi bagian kaki dengan melipat bagian
luar ke dalam dan selama membuka coverall selalu usahakan menjauh dari tubuh
petugas kemudian setelah selesai, coverall dimasukkan ke tempat sampah infeksius

d. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer dengan menggunakan 6 langkah

e. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang
sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan
menjauhi wajah petugas kemudian goggles dimasukkan ke dalam kotak tertutup

f. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan
kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius (keterangan di hal 23)
29

g. Lakukan desinfeksi tangan dengan hand sanitizer menggunakan 6 langkah

h. Setelah membuka scrub suit, Petugas segera membersihkan tubuh/ mandi untuk
selanjutnya menggunakan kembali baju biasa

D. APD DALAM PENANGANAN JENAZAH PASIEN COVID-19

1. APD minimum pada saat tidak dilakukan otopsi

a. Sarung tangan on steril (nitrile gloves) saat menangani material yang berpotensi
infeksius.

b. Jika pada petugas terdapat luka di kulit, setelah sarung tangan non steril (nitrile
gloves) kenakan sarung tangan rumah tangga.

c. Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan baju.

d. Gunakan face shield atau masker bedah (facemask) dengan goggles untuk
melindungi wajah, mata, hidung dan mulut dari percikan cairan tubuh pasien yang
berpotensi infeksius.

2. APD minimum pada saat dilakukan otopsi

a. Kenakan sarung tangan bedah dua lapis / dobel yang disisipkan dengan lapisan
sarung tangan yang tahan goresan pisau

b. Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan baju
dengan apron tahan air

c. Goggles atau face shield

d. Masker N95 sekali pakai atau yang lebih tinggi :

Powered, air-purifying respirators (PAPRs) dengan HEPA filters dapat disediakan


untuk meningkatkam keamanan petugas selama melakukan prosedur otopsi lebih
dalam.

Surgical scrub, pelindung sepatu dan pelindung kepala digunakan secara rutin.
Lepaskan APD secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi terhadap diri sendiri. APD
setelah dilepas, dibuang di tempat laundri atau tempat sampah infeksisus.
BAB III
MANAJEMEN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) REUSEABLE

Alat pelindung diri sebaiknya digunakan sekali pakai (disposible), namun pada saat
krisis maka APD dapat digunakan kembali setelah dilakukan pembersihan, pencucian,
desinfeksi dan penyimpanan yang benar.

A. GAUN REUSEABLE, COVERALL, APRON, SURGICAL HOOD, MASKER KAIN


Gaun reusable, coverall, apron, surgical hood dan masker kain dapat digunakan
kembali setelah dilakukan pencucian dan desinfektan dengan cara :
1. Pencucian gaun dilakukan pada suhu 57.2°C – 71°C selama minimal 25 menit.
2. Desinfektan yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1 : 99

B. MASKER N95
Masker N95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan atau
sterilisasi yang benar. Masker N95 yang telah digunakan kemudian dilepas tidak boleh
menyentuh bagian dalam dan luar masker. Apabila tersentuh, tenaga kesehatan harus segera
melakukan kebersihan tangan. Ada beberapa metode agar masker N95 dapat kembali
digunakan seperti :
1. Metode ke 1 : Masker N95 disimpan di kantong kertas berlabel nama petugas, tanggal
dan jam. Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5 kali selama 8
jam.
Gambar 11. Kantong Kertas

30
31

2. Metode ke 2: Masker N95 dapat digunakan kembali setelah diletakkan kering di


ruangan terbuka dalam suhu kamar selama 3 – 4 hari. Masker N95 terbuat dari
polypropylene yang bersifat hidrofobik dan sangat kering sehingga Covid -19 tidak
dapat bertahan hidup. Masker N95 tidak boleh di jemur di bawah sinar matahari karena
akan merusak material polypropylene. Masker N95 juga rusak oleh sinar ultraviolet
3. Metode ke 3: Sterilisasi dengan cara menggantung masker N95 menggunakan jepitan
kayu di dalam oven dapur dengan suhu 70oC selama 30 menit
4. Metode ke 4 Sterilisasi dengan menggantung masker N95 di atas uap air panas dari air
mendidih selama 10 menit

C. PELINDUNG MATA DAN PELINDUNG WAJAH


Pelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan kembali setelah dilakukan
pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan sarung tangan dengan
cara :
1. Membersihkan bagian dalam pelindung mata dan pelindung wajah dengan
menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke deterjen
2. Membersihkan bagian luar pelindung mata dan pelindung wajah dengan menggunakan
kain bersih yang sudah dicelupkan ke desinfektan (klorin) dan kemudian dibersihkan
kembali dengan menggunakan air bersih atau alkohol untuk melepaskan residu.
3. Mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah dengan cara di jemur atau dilap
bersih

D. SEPATU PELINDUNG DAN JAS HUJAN


Sepatu pelindung dan jas hujan dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian
dan desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan sarung tangan dengan cara :
1. Mencuci sepatu pelindung dengan menggunakan deterjen pada suhu 20 – 30oC
2. Menggunakan desinfektan klorin setelah dibilas dengan menggunakan air bersih
3. Mengeringkan sepatu pelindung dan jas hujan dengan cara di jemur
BAB IV

PENUTUP

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung


jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan.
Berbagai cara dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terhadap
masyarakat salah satunya adalah menanggulangi dan mencegah terjadinya infeksi nosokomial
di Puskesmas. Keselamatan petugas pelayanan kesehatan sangatlah penting dalam menjamin
semua petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien juga
memerlukan perlindungan terhadap infeksi/mikroorganisme dengan penggunaan Alat
Pelindung Diri.

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari
cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD bertindak
sebagai penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit, mulut,
hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penggunaan APD yang efektif
mencakup pemindahan dan atau pembuangan APD yang terkontaminasi dengan benar untuk
mencegah terpaparnya pemakai dan orang lain terhadap bahan infeksius.

Dampak yang akan terjadi bila prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak
diperhatikan dan dilaksanakan adalah :

1. Penularan penyakit tetap bisa terjadi walaupun petugas sudah mengenakan alat
pelindung diri yang sesuai standard, dikarenakan self contaminating saat proses
melepaskan alat pelindung diri (doffing). Jadi meskipun tenaga medis sudah
menggunakan alat pelindung diri, namun jumlah tenaga medis yang tertular masih
sangat banyak.
2. Risiko self-contamination yang cukup tinggi saat proses melepaskan APD bila tidak
dilakukan dengan cara dan urutan yang benar.

Penggunaan APD sangat penting demi mencegah dari terpapar penyakit,


khususnya COVID-19. Memakai atau melepas alat pelindung diri pun tidak bisa
sembarangan. Harus benar-benar sesuai dengan panduan agar tidak terjadi kecelakaan
saat bekerja.
32
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri
(APD) Dalam Menghadapi Wabah Covid 19. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Tim Mitigasi Dokter Pengurus Besar IDI. (2020). Pedoman Standar Perlindungan Dokter di
Era Covid 19. Jakarta : Tim Mitigasi Dokter Pengurus Besar IDI.

33

Anda mungkin juga menyukai