Disusun Oleh:
Nama : dr. Herlina Puspasari
NIP : 19840927 202012 2 003
Unit Kerja : UPT Puskesmas Binuang
Instansi : Dinas Kesehatan
Hari : Jumat
Menyetujui,
Coach/Pembimbing Mentor/Atasan
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Judul : “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT
Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.”
Hari : Jumat
Menyetujui,
Coach/Pembimbing Mentor/Atasan
Evaluator,
ii
KATA PENGANTAR
5. Bapak Drs. Tata Zakaria, M.Si, selaku coach, atas semua bimbingan, motivasi dan
inspirasi yang telah diberikan;
6. Ibu Hj. Ida Rupaida, SST, selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi;
7. Bapak Dr. Agus Zaenal Mutaqin, M.Pd, selaku evaluator atas kritik dan masukannya
sehingga laporan aktualisasi ini dapat menjadi lebih baik.
8. Seluruh Panitia dan Widyaiswara yang telah membimbing dalam kegiatan
pembelajaran baik ketika synchronus maupun asynchronus;
9. Rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XII Tahun 2021
Kabupaten Serang, yang telah berjuang agar dapat lulus bersama-sama;
10. Kepada kedua orang tua, S uami dan anak -anak yang tiada henti melantunkan doa
dan dukungan yang tiada habisnya.
11. Kepada rekan Pegawai UPT Puskesmas Binuang yang telah memberikan dukungan.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat berharap bisa mendapatkan kritik, saran maupun
petunjuk guna mencapai hasil yang lebih baik ke depannya.
Serang, Oktober 2021
Penulis,
dr. Herlina Puspasari
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Aktualisasi ........................................................................................ 4
C. Manfaat Aktualisasi ...................................................................................... 5
D. Gambaran Umum Organisasi ....................................................................... 5
E. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi ……………………………………... 6
F. Tugas Pokok Peserta.................................................................................. 10
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………49
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR DIAGRAM
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
terdiri dari pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Seorang aparatur sipil Negara harus memiliki integritas,
profesional, netral, bebas dari intervensi politik dan bersih dari korupsi serta mampu
menjalankan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945.
1
2
Untuk menjadi ASN yang seutuhnya seseorang harus terlebih dahulu menjalani
beberapa tahapan. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah salah satu tahapan untuk
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk menjadi seorang PNS, CPNS harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana melaksanakan pelayanan publik
dengan baik. Oleh karena itu, seorang CPNS harus mengikuti diklat pendidikan dan
pembekalan. . Pembekalan pengetahuan dan keterampilan CPNS diatur dalam Peraturan
LAN nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
pada pasal1 butir 8 disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari pelatihan dalam kelas dan luar
kelas. Pelatihan dalam kelas yakni pembekalan yang mencakup materi dinamika
kelompok, pengembangan sumber daya aparatur dan nilai-nilai ASN, muatan teknis
substansi lembaga, wawasan kebangsaan, ANEKA, whole of government, manajemen
ASN, pelayanan publik, dan aktualisasi. Adapun pelaksanaan pelatihan diluar kelas
berupa habituasi yakni mengaktualisasikan rancangan aktualisasi pada lembaga atau
instansi terkait.
Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya.
Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis
3
Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek
kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilannya. Karena tanpa kesehatan
pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan tewujud. Adapun tujuan
pembangunan kesehatan juga menjadi yang tertuang dalam Undang- Undang No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis”. Cita-cita tersebut tidak akan tercipta tanpa upaya yang terukur dan terarah.
Pemerintah selaku penyelenggara Negara berkewajiban untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi seluruh warga Negara Indonesia.
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang penulis laksanakan di UPT
Puskesmas Binuang Kabupaten Serang adalah :
1. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab dan
integritas terhadap apa yang dikerjakan.
2. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar semangat
nilai-nilai Pancasila.
3. Mampu menerapkan nilai-nilai etika publik sehingga menciptakan lingkungan
sekolah dan masyarakat harmonis.
4. Mampu menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan pelayanan
yang prima terhadap pasien maupun masyarakat.
5. Mampu menerapkan nilai-nilai anti korupsi sehingga bisa mewujudkan sikap disiplin
maupun menjaga kedisiplinan.
5
b. Terwujudnya Penggunaan alat pelindung diri yang benar sebagai alat untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial
C. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai berikut:
1. Bagi Diri Sendiri
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai
dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai petugas
medik.
2. Bagi Puskesmas
Tabel 1.1
Identitas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
A. Identitas Puskesmas
Akreditasi Utama
No. Telepon
0254 – 8409032
Email/Website puskesmasbinuang@yahoo.co.id
a. Motto
b. Tata Nilai
“S I A G A “
S 5 Semua :Karyawan UPT Puskesmas Binuang selalu
S memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan
santun dalam memberikan pelayanan.
7
c. Budaya Kerja
“5 R”
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Ringkas : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
tepat
Rapih : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
Rapih dan terorganisir
8
3) Struktur Organisasi
Selain tugas di atas undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014 pasal 5 mengatur
tentang kode etik dan kode perilaku ASN, yang bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingankedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
11
A. Identifikasi Isu
Dalam pengamatan penulis, ada beberapa isu yang muncul di UPT Puskesmas
Binuang Kabupaten Serang. Beberapa isu tersebut di antaranya:
Keempat isu tersebut kemudian akan dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik
analisis APKL dan USG agar dapat ditemukan isu yang paling penting dan genting untuk
diselesaikan terlebih dahulu.
B. Penetapan Isu
Saat proses menentukan prioritas masalah, digunakan analisis APKL untuk
mengetahui isu mana yang menjadi prioritas utama. Metode analisis APKL sendiri dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. (A) Aktual : Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
2. (P) Problematik : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif.
3. (K) Kekhalayakan : Isu tersebut menyangkut hajat orang banyak.
4. (L) Layak : Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Keterangan:
Angka 5 : sangat besar
Angka 4 : besar
Angka 3 : cukup
Angka 2 : kurang
Angka 1 : tidak
C. Penyebab Masalah
Ada beberapa yang menjadi penyebab Kurangnya Pemahaman Prosedur
penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang. Setelah melakukan validasi isu dengan menggunakan tabel di atas,
maka untuk menentukan penyebab dari isu tersebut perlu melakukan analisis
menggunakan fishbone diagram sebagai berikut:
MATERIAL ENVIRONMENT
15
Tabel 2.2 Analisis Faktor Penyebab Isu Utama Melalui Metode USG
Keterangan:
5: Sangat Tinggi
4: Tinggi
3: Sedang
2: Rendah
1: Sangat Terendah
Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting
Seriousness :
Growth :
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
17
Berdasarkan hasil analisis penyebab isu menggunakan metode USG, penyebab isu
pertama mengenai “Kurangnya Pengetahuan mengenai Prosedur penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang” dinilai
sangat Penting dan akibat yang ditimbulkan sangat serius.
D. Dampak Masalah
Jika sebuah permasalahan di suatu instansi tidak segera diselesaikan, hal tersebut
akan menimbulkan dampak yang lebih besar di kemudian hari. Beberapa dampak yang
akan timbul jika isu Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri
(APD) pada petugas UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang tidak segera
diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Penularan penyakit tetap bisa terjadi walaupun petugas sudah mengenakan alat
pelindung diri yang sesuai standard. Hal ini diduga sebagai akibat self
contaminating saat proses melepaskan alat pelindung diri (doffing). Patogen yang
terdapat pada cairan yang mengkontaminasi alat pelindung diri (APD) dapat tetap
infeksius selama beberapa waktu. Meskipun tenaga medis sudah menggunakan
alat pelindung diri, namun jumlah tenaga medis yang tertular masih sangat
banyak.
2. Risiko self-contamination yang cukup tinggi saat proses melepaskan APD bila
tidak dilakukan dengan cara dan urutan yang benar.
1. Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Isu yang Diangkat : Kurangnya Pemahaman Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Gagasan Pemecah Isu : “Peningkatan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang.”
4 Pembuatan SOP 1. Menyiapkan bahan Terlaksananya tahap 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Prosedur Penggunaan untuk pembuatan pembuatan SOP Prosedur Dengan adanya pembuatan SOP memberikan menguatkan nilai
alat pelindung diri SOP Prosedur Penggunaan APD yang terdapat nilai inovasi untuk kontribusi terhadap UPT Puskesmas
(APD) Penggunaan Alat dibuktikan dengan adanya : meningkatkan mutu pelayanan visi dan misi UPT Binuang
Pelindung Diri 1.1 Dokumen bahan SOP 2. Etika Publik : Puskesmas Kabupaten Serang
(APD) 1.2 Dokumentasi photo Kegiatan pembuatan SOP Binuang
pembuatan SOP menggunakan fasilitas negara Kabupaten Serang
secara bertanggungjawab,
2. Membuat SOP 2.1 Dokumen SOP Prosedur efisien dan efektif
Prosedur Penggunaan Alat 3. Akuntabilitas :
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terdapat nilai tanggungjawab
Pelindung Diri dalam bekerja untuk
(APD) menyelesaikan rancangan
aktualisasi
4. Dan memberikan kejelasan
mengenai prosedur penggunaan
APD di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang
5 Pembuatan Manual 1. Menyiapkan bahan Terlaksananya Tahap 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Book Prosedur untuk pembuatan Pembuatan Manual Book Dengan adanya pembuatan memberikan menguatkan nilai
Penggunaan alat Manual Book Prosedur Penggunaan APD Manual Book terdapat nilai kontribusi terhadap UPT Puskesmas
pelindung diri (APD) Prosedur yang dibuktikan dengan inovasi untuk meningkatkan visi dan misi UPT Binuang
Penggunaan Alat adanya: mutu pelayanan Puskesmas Kabupaten Serang
Pelindung Diri 1.1 Dokumen bahan manual 2. Etika Publik : Binuang
23
7 Pelaksanaan 1. Melaksanakan Terlaksananya sosialisasi 1. Etika publik : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
sosialisasi kepada 15 koordinasi dengan kepada petugas yang Sosialisasi dilakukan dengan memberikan menguatkan nilai
orang petugas pimpinan dibuktikan dengan adanya : bahasa yang sopan dan santun kontribusi terhadap UPT Puskesmas
mengenai prosedur mengenai 1.1 Dokumentasi photo 2. Komitmen Mutu : visi dan misi UPT Binuang
penggunaan alat pelaksanaan koordinasi dengan Memberikan pengetahuan Puskesmas
pelindung diri (APD). sosialisasi pimpinan kepada petugas mengenai Binuang
8 Pelaksanaan Evaluasi 1. Merekap Lembar Terlaksananya tahap evaluasi 1. Komitmen mutu : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
hasil sosialisasi hasil pretest dan hasil sosialisasi yang Sangat menjaga mutu dari memberikan menguatkan nilai
post test dibuktikan dengan adanya : laporan tersebut sehingga kontribusi terhadap UPT Puskesmas
pemahaman 1.1 Dokumen rekapitulasi laporan tersebut membawa visi dan misi UPT Binuang
petugas mengenai Lembar hasil pretest dan perubahan lebih baik pada Puskesmas
prosedur post test pemahaman UPT Puskesmas Binuang Binuang
penggunaan alat prosedur penggunaan sebagai tempat aktualisasi di
Pelindung Diri alat pelindung diri masa mendatang
1.2 Dokumentasi photo 2. Etika Publik :
kegiatan evaluasi Bersikap sopan santun dalam
setiap berkomunikasi dengan
2. Membuat video 2.2 Dokumen video mentor
kesalahan APD kesalahan APD dan
dan testimoni testimoni perwakilan
perwakilan petugas
petugas
9 Penyusunan Laporan 1. Menyampaikan Terlaksananya kegiatan 1. Akuntabilitas : Kegiatan tersebut Kegiatan ini
Aktualisasi kepada mentor penyusunan laporan Melaporkan hasil kegiatan memberikan menguatkan nilai
terkait hasil kegiatan aktualisasi yang dibuktikan kepada atasan merupakan kontribusi terhadap UPT Puskesmas
yang telah dilakukan dengan adanya : perwujudan nilai tanggungjawab visi dan misi UPT Binuang
1.1 Dokumentasi photo 2. Etika Publik : Puskesmas
konsultasi dengan mentor Penyampaian laporan kepada Binuang
atasan dilakukan dengan
2. Menyusun hasil 2.1 Dokumen laporan Bahasa Indonesia yang baik
kegiatan dalam aktualisasi dan benar dan menerapkan 5S
bentuk laporan 3. Komitmen Mutu :
aktualisasi Melakukan penyusunan laporan
merupakan kegiatan yang
berorientasi pada mutu
4. Whole of Government :
Adanya komunikasi dengan
mentor dalam penyampaian
laporan aktualisasi.
27
PELAPORAN AKTUALISASI
Kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan yang bertujuan untuk
Meningkatkan Pemahaman Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Melalui
Sosialisasi di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang. Selain itu, kegiatan ini
merupakan bentuk internalisasi nilai-nilai dasar ASN yang meliputi nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan
pemahaman terhadap kedudukan, peran, dan fungsi ASN dalam NKRI sebagai Pelayan
Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Government.
Adapun sembilan kegiatan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ialah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi;
28
29
Keterkaitan : 1. Akuntabilitas :
Substansi Mata Mencatat saran dan masukan dari pembimbing secara cermat dan
Pelatihan teliti merupakan salah satu bentuk implementasi nilai akuntabilitas.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendokumentasikan saran dan
masukan pembimbing agar mudah dalam merevisi rancangan
aktualisasi.
2. Nasionalisme :
Adanya kegiatan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
bersama dalam berkonsultasi.
3. Etika Publik :
Diimplementasikan dengan melakukan diskusi dan menerima saran
serta masukan dari pembimbing. Selain itu, etika publik
diimplemantasikan dengan berbicara hormat, sopan dan santun
kepada pembimbing serta pemberian informasi secara komunikatif
dan jelas.
4. Komitmen Mutu :
Melakukan konsultasi dan diskusi sebelum melakukan kegiatan
agar kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.
5. WoG :
Melakukan koordinasi dengan pembimbing mengenai rancangan
aktualisasi merupakan salah satu bentuk implementasi dari nilai
Whole Of Government. Koordinasi tersebut bertujuan untuk dapat
merancang kegiatan aktualisasi secara tepat dan sistematis.
6. MASN :
Melaksanakan arahan pimpinan selama tidak bertentangan dengan
perundang-undangan.
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi- UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Misi Organisasi
Penguatan Nilai : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Organisasi Serang
Daftar Lampiran : Dokumen catatan arahan pimpinan, Dokumentasi photo saat
31
Kontribusi Terhadap : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Visi-Misi Organisasi
UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Penguatan Nilai : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Organisasi Serang
Kontribusi Terhadap : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Visi-Misi Organisasi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Nama Kegiatan : Pembuatan SOP Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD).
Tanggal Kegiatan : 6, 7 dan 8 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan untuk pembuatan SOP Prosedur Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)
2. Membuat SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Output Kegiatan : Terlaksananya tahap pembuatan SOP Prosedur Penggunaan APD yang
dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen bahan SOP
2. Dokumentasi photo pembuatan SOP
3. Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Akuntabilitas :
Terdapat nilai tanggungjawab dalam bekerja untuk
menyelesaikan rancangan aktualisasi dan memberikan kejelasan
mengenai prosedur penggunaan APD di UPT Puskesmas Binuang
Kabupaten Serang.
Kontribusi : Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
Terhadap Visi-Misi UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang
Organisasi
Penguatan : Kegiatan ini menguatkan nilai UPT Puskesmas Binuang Kabupaten
Nilai Serang
Organisasi
Daftar : Dokumen bahan SOP, Dokumentasi photo pembuatan SOP,
Lampiran Dokumen SOP Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Nama Kegiatan : Pembuatan Manual Book Prosedur Penggunaan alat pelindung diri
(APD).
Tanggal Kegiatan : 9, 10, 11, 12 dan 13 September 2021
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan untuk pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2. Membuat Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)
Output Kegiatan : Terlaksananya Tahap Pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan APD yang dibuktikan dengan adanya :
1. Dokumen bahan manual book
2. Dokumentasi photo pembuatan Manual Book Prosedur
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Dokumen Manual Book Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)
36
Nama Kegiatan : Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Daftar Lampiran : Dokumen rekapitulasi Lembar hasil pretest dan post test
pemahaman prosedur penggunaan alat pelindung diri,
Dokumentasi photo kegiatan evaluasi, Dokumen video kesalahan
APD dan testimoni perwakilan petugas, Dokumen catatan arahan
pimpinan, Dokumentasi photo saat melakukan konsultasi.
41
D. Manfaat Aktualisasi dan Analisis Dampak apabila Nilai-nilai Dasar PNS Tidak
Diterapkan
2. Nasionalisme
Nasionalisme mengutamakan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Menjadi warga negara yang baik adalah cerminan
keberhasilan dalam penerapan nilai-nilai nasionalisme. Apabila nasionalisme tidak
diterapkan, maka akan terjadi:
a) Kesenjangan sosial antar masyarakat
b) Pembentukan klasifikasi strata dalam kehidupan bermasyarakat
c) Tidak adanya toleransi terhadap perbedaan, sedangkan Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa yang majemuk
d) Runtuhnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa
45
3. Etika publik
Etika publik memiliki fokus terhadap tata cara pemberian pelayanan teradap
masyarakat. Kesesuaian pelayanan dengan prosedur yang berlaku serta
keramahtamahan menjadi wujud dari aktualisasi etika publik yang baik.
Apabila etika publik tidak diterapkan, maka akan terjadi:
a) Ketidaknyamanan dan ketidakpuasan masyarakat dalam menerima pelayanan
b) Masyarakat akan merasa enggan untuk menggunakan jasa pelayanan
c) Masyarakat akan bersikap apatis terhadap kemajuan program kegiatan
pemerintah
4. Komitmen mutu
Mutu merupakan poin penting yang akan menjadi penentu keberlangsungan suatu
lembaga pelayanan. Terjaminnya mutu akan membuat masyarakat tetap ingin
menggunkaan jasa pelayanan pemerintah. Oleh karena itu, sedapat mungkin mutu
harus selalu ditingkatkan agar sesuai dengan harapan masyarakat.
Apabila komitmen mutu tidak diterapkan, maka akan terjadi:
a) Penggunaan sumberdaya yang tidak tepat guna sehingga terjadi pemborosan
b) Kegiatan akan berjalan tanpa memperhatikan tujuan, sasaran dan prosedur yang
berlaku
c) Kekecewaan masyarakat karena rendahnya mutu pelayanan
d) Tidak adanya peningkatan atau kemajuan pada lembaga pelayan tersebut
5. Anti Korupsi
Korupsi merupakan tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Apabila nilai anti korupsi tidak diterapkan, maka akan terjadi :
a) Petugas tidak peduli dan tidak jujur dalam melakukan pelayanan
b) Ketidakpercayaan dari masyarakat kepada petugas dan berdampak pada
motivasi pengobatan dan pelayanan
c) Petugas tidak ada rasa disiplin dan tanggung jawab
d) Tidak adanya keadilan dari petugas kepada masyarakat dalam pemberian
pelayanan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Ada beberapa hal yang disampaikan dari kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan peserta :
1. Isu yang diangkat dalam Aktualisasi yaitu “Kurangnya Pemahaman Prosedur
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas UPT Puskesmas
Binuang Kabupaten Serang.” Isu ini berkaitan dengan Peran dan Kedudukan
PNS dalam Pelayanan Publik. Isu ini juga sudah melalui analisis prioritas
menggunakan metode APKL dan mendapatkan skor tertinggi diantara isu-isu
aktual lainnya.
2. Jumlah kegiatan aktualisasi yang akan diimplementasikan pada masa habituasi
terhitung dari tanggal 30 Agustus – 25 September 2021 adalah sebanyak 9
(sembilan) kegiatan.
3. Kegiatan tersebut antara lain: Pelaksanaan Konsultasi dengan Mentor mengenai
rancangan aktualisasi, Pelaksanaan koordinasi dengan pegawai dan pejabat terkait
mengenai kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan, Pelaksanaan koordinasi
dengan petugas inventaris barang mengenai ketersediaan alat pelindung diri
(APD), Pembuatan SOP tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD),
Pembuatan Manual book tentang Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD),
Pembuatan Video Prosedur Penggunaan alat pelindung diri (APD), Pelaksanaan
Sosialisasi kepada petugas mengenai prosedur penggunaan alat pelindung diri
(APD), Pelaksanaan Evaluasi hasil sosialisasi, dan Penyusunan Laporan
Aktualisasi
nilai-nilai anti korupsi sehingga bisa mewujudkan sikap disiplin maupun menjaga
kedisiplinan.
5. Hasil dari aktualisasi ini adalah Meningkatmya Pemahaman Prosedur Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Di UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang.
B. Saran
Untuk dapat konsisten melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung
jawab sesuai harapan masyarakat, alangkah baiknya kepada para Calon Aparatur Sipil
Negara untuk dapat terus menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupannya. Serta
diharapkan kepada pemerintah untuk tetap konsisten dalam memberikan Pelatihan
Dasar bagi para Calon ASN dengan kualitas materi yang lebih ditingkatkan lagi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Etika
Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Anti
Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
LAMPIRAN
KEGIATAN 1
Pelaksanaan Konsultasi Kepada Mentor
Mengenai Rancangan Aktualisasi
( Dilaksanakan Tanggal 30 - 31 Agustus 2021 )
EVIDENCE
1. Dokumentasi Kegiatan Konsultasi dengan Mentor
2. Dokumentasi Kegiatan mengolah rencana awal dan masukan
3. Dokumen Catatan hasil konsultasi dengan mentor
4. Dokumen Catatan Masukan dan Saran Mentor
5. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Mentor
6. Dokumen Kartu bimbingan aktualisasi dengan Coach
50
LAMPIRAN
KEGIATAN 2
Pelaksanaan Koordinasi Dengan Pegawai Dan Pejabat Terkait
Mengenai Kegiatan Aktualisasi Yang Akan Dilaksanakan
( Dilaksanakan Tanggal 1 - 2 September 2021 )
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 3
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 4
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 5
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 6
Pembuatan Video
Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
( Dilaksanakan Tanggal 14, 15, 16 dan 17 September 2021 )
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 7
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 8
EVIDENCE
LAMPIRAN
KEGIATAN 9
EVIDENCE
Disusun oleh :
Alhamdulilahi robbil ‘aalamiin puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
segala rahmat taufiq serta hidayah-NYA sehingga Buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dapat selesai disusun dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
pengikutnya.
Penulis memandang perlu untuk meningkatkan pemahaman khususnya tentang
penggunaan APD sebagai pegangan bagi tenaga medis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
di UPT Puskesmas Binuang.
Dengan ketulusan hati perkenankan kami mengucapkan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesarnya kepada:
1. Hj. Ida Rupaida, SST, selaku Kepala UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang atas
semua arahan, motivasi, masukan, bimbingan dan dukungannya selama proses
pembuatan buku ini.
2. Kepada kedua orang tua, suami dan keluarga yang tiada henti melantunkan doa dan
memberikan dukungan tiada habisnya.
3. Keluarga besar UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang atas dukungan dan
kerjasamanya.
Penulis sadar bahwa Buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ini masih
jauh dari sempurna dan tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan buku ini. Penulis berharap semoga
buku Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca. Atas segala kekurangan dan kelebihan penulis ucapkan terima kasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
B. Tujuan …………….…………………………………………………………... 4
C. Target …………………………………………………………………………. 4
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan suatu daerah. Aspek
kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilannya. Karena tanpa kesehatan
pelaksanaan pembangunan nasional yang menyeluruh tidak akan tewujud. Adapun tujuan
pembangunan kesehatan juga menjadi yang tertuang dalam Undang- Undang No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 2 yang berbunyi “Bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.” Cita-cita tersebut tidak akan tercipta tanpa upaya yang terukur dan terarah.
Pemerintah selaku penyelenggara Negara berkewajiban untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi seluruh warga Negara Indonesia.
Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas
pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat
ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30.000 – 50.000
penduduk atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kecamatan mempunyai satu Puskesmas.
Untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, setiap Puskesmas dibantu oleh 3-4
Puskesmas pembantu. Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
Berbagai cara dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terhadap
masyarakat salah satunya adalah menanggulangi dan mencegah terjadinya infeksi
nosokomial di Puskesmas. Keselamatan petugas pelayanan kesehatan sangatlah penting
dalam menjamin semua petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien juga memerlukan perlindungan terhadap infeksi/mikroorganisme dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri. Menurut beberapa penelitian kejadian penyakit infeksi
merupakan salah satu masalah karena dapat mengancam petugas kesehatan, dan
1
2
Diri (APD) yang tepat (yakni tepat dalam pemilihan jenis APD yang sesuai, cara
pemakaian, cara pelepasan dan cara pembuangan atau pencucian APD). Tenaga
kesehatan perlu diingatkan bahwa penggunaan APD hanya merupakan salah satu aspek
dari langkah – langkah pencegahan dan pengendalian infeksi. Dalam merawat pasien
COVID-19, tenaga kesehatan sangat rentan tertular maka APD yang digunakan adalah
APD standar yang berbasis asesmen risiko. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian
Kesehatan dengan Kelompok Kerja Nasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
menyusun petunjuk teknis penggunaan APD dalam menghadapi wabah COVID-19
dengan mengadopsi dan memodifikasi dari beberapa pedoman yang telah dikeluarkan
oleh WHO, CDC dan sumber lainnya. Dengan demikian setiap fasilitas pelayanan
kesehatan dapat membuat standar operasi prosedur (SOP) masing-masing dengan
merujuk buku petunjuk teknis ini berdasarkan kondisi setempat dengan tetap
menggunakan prinsip kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat kerja yang memiliki risiko
terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan
fasilitas terutama dalam masa pandemi COVID-19 ini. Pelayanan, keselamatan dan
kesehatan kerja di Fasyankes tertuang dalam PMK no 52 tahun 2018 dan K3RS tertuang
dalam Permenkes No 66 Tahun 2016.
Tenaga kesehatan baik tingkat pertama maupun lanjut mempunyai risiko tertular
pajanan biologi virus SARS-CoV-2 saat pandemi COVID-19. Tingkat risiko tertular virus
SARS-CoV-2 untuk tenaga kesehatan bisa kita bedakan menjadi 4 kelompok :
1. Risiko rendah, yaitu tenaga kesehatan yang tidak memberikan pelayanan atau kontak
langsung dengan pasien COVID-19 misalnya di manajemen dan administrasi.
2. Risiko sedang, yaitu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan atau kontak
langsung pasien yang belum diketahui status terinfeksi COVID-19.
3. Risiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan pada pasien
Suspek/ probable/konfirmasi COVID-19 namun tidak termasuk melakukan tindakan
aerosol.
4. Risiko sangat tinggi, yaitu tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan tindakan
aerosol pada pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19, serta tenaga kesehatan
yang melakukan pengambilan spesimen pernapasan (nasofaring dan orofaring) dan
otopsi.
4
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Memberikan acuan penggunaan APD dalam menghadapi wabah penyakit, salah
satunya yaitu Penyakit COVID-19.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Memberikan rekomendasi jenis APD yang digunakan oleh tenaga kesehatan dan
petugas
b. Memberikan rekomendasi APD untuk penanganan jenazah pasien COVID-19
c. Memberikan rekomendasi alternatif APD dalam masa krisis
d. Melakukan manajemen APD yang dapat digunakan kembali (reuseable)
C. TARGET
Memberikan pengetahuan kepada :
1. Manajemen fasilitas pelayanan kesehatan
2. Tim PPI
3. Tenaga kesehatan
D. GAMBARAN INSTITUSI
1. Deskripsi organisasi
1) Identitas Puskesmas
a. Motto
b. Tata Nilai
“S I A G A “
S 5S : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
selalu memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan
santun dalam memberikan pelayanan.
I INOVATIF : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
mampu berinovasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
A ADIL : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
mampu berlaku adil tanpa memandang status
apapun dalam memberikan pelayanan.
G GERAKAN : Semua karyawan UPT Puskesmas Binuang
berkomitmen Gerakan Semangat Pelayanan Prima.
A AMANAH : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang
Amanah dan Mengutamakan Keselamatan Pasien.
6
c. Budaya Kerja
“5 R”
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Ringkas : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
tepat
Rapih : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang bekerja dengan
rapih dan terorganisir
Resik : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang menanamkan
Perilaku Hidup bersih dan Sehat
Rawat : Semua Karyawan UPT Puskesmas Binuang memelihara Sarana
dan Prasarana dan lingkungan yang ada di Puskesmas
2. Struktur Organisasi
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD bertindak
sebagai penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit, mulut,
hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penghalang memiliki potensi
untuk memblokir penularan kontaminan dari darah, cairan tubuh, atau sekresi pernapasan.
Selain itu praktik pengendalian infeksi lainnya seperti mencuci tangan, menggunakan
pembersih tangan berbasis alkohol, dan menutupi hidung dan mulut saat batuk dan bersin
dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, dapat meminimalkan penyebaran infeksi dari satu
orang ke orang lain. Penggunaan APD yang efektif mencakup pemindahan dan atau
pembuangan APD yang terkontaminasi dengan benar untuk mencegah terpaparnya pemakai
dan orang lain terhadap bahan infeksius. Pada pemilihan APD yang tepat, perlu
mengidentifikasi potensial paparan penularan yang ditimbulkan serta memahami dasar kerja
setiap jenis APD yang akan digunakan di tempat kerja dimana potensial bahaya tersebut
mengancam pada petugas kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan mudah.
Masker bedah terdiri dari 3 lapisan material dari bahan non woven (tidak di
jahit), loose - fitting dan sekali pakai untuk menciptakan penghalang fisik antara mulut
dan hidung pengguna dengan kontaminan potensial di lingkungan terdekat sehingga
efektif untuk memblokir percikan (droplet) dan tetesan dalam partikel besar.
2. Masker N95
Masker N95 terbuat dari polyurethane dan polypropylene adalah alat pelindung
pernapasan yang dirancang dengan segel ketat di sekitar hidung dan mulut untuk
menyaring hampir 95 % partikel yang lebih kecil < 0,3 mikron. Masker ini dapat
menurunkan paparan terhadap kontaminasi melalui airborne.
10
Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang terbuat dari plastik digunakan
sebagai pelindung mata yang menutup dengan erat area sekitarnya agar terhindar dari
cipratan yang dapat mengenai mukosa. Pelindung mata/goggles digunakan pada saat
11
5. Gaun (Gown)
Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan melalui kontak atau droplet dengan
cairan dan zat padat yang infeksius untuk melindungi lengan dan area tubuh tenaga
kesehatan selama prosedur dan kegiatan perawatan pasien.
Persyaratan gaun yang ideal antara lain efektif barrier (mampu mencegah
penetrasi cairan), fungsi atau mobilitas, nyaman, tidak mudah robek, pas di badan (tidak
terlalu besar atau terlalu kecil), biocompatibility (tidak toksik), flammability, odor, dan
quality maintenance.
Jenis gaun antara lain gaun bedah, gaun isolasi bedah dan gaun non isolasi
bedah. Menurut penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2 yaitu gaun sekali pakai
(disposable) dan gaun dipakai berulang (reuseable).
Gaun ini dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai dan biasanya tidak
dijahit (non woven) dan dikombinasikan dengan plastik film untuk perlindungan
dari penetrasi cairan. Bahan yang digunakan adalah synthetic fibers, misalnya
polypropylene, polyester, polyethylene.
Gaun ini dipakai berulang, terbuat dari bahan 100% katun atau 100%
polyester, atau kombinasi antara katun dan polyester. Gaun ini dapat dipakai
berulang maksimal sebanyak 50 kali dengan catatan tidak mengalami kerusakan.
Gambar 6. Gown
6. Celemek / Apron
Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi luar gaun yang digunakan
oleh petugas kesehatan dari penetrasi cairan infeksius pasien yang bisa terbuat dari
plastik sekali pakai atau bahan plastik berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali
(reuseable) yang tahan terhadap klorin saat dilakukan desinfektan.
Gambar 7. Apron
7. Sarung Tangan
Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC),
nitrile, polyurethane, merupakan pelindung tangan tenaga kesehatan dari kontak cairan
13
infeksius pasien selama melakukan perawatan pada pasien. Sarung tangan yang ideal
harus tahan robek, tahan bocor, biocompatibility (tidak toksik) dan pas di tangan.
Sarung tangan yang digunakan merupakan sarung tangan yang rutin digunakan dalam
perawatan, bukan sarung tangan panjang.
8. Pelindung Kepala
Penutup kepala merupakan pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan dari
percikan cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan. Penutup kepala terbuat
dari bahan tahan cairan, tidak mudah robek dan ukurannya pas di kepala tenaga
kesehatan. Penutup kepala ini digunakan sekali pakai.
9. Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung dapat terbuat dari karet atau bahan tahan air atau bisa dilapisi
dengan kain tahan air, merupakan alat pelindung kaki dari percikan cairan infeksius
pasien selama melakukan perawatan. Sepatu pelindung harus menutup seluruh kaki
bahkan bisa sampai betis apabila gaun yang digunakan tidak mampu menutup sampai
ke bawah.
a. Resiko terpapar Alat pelindung diri digunakan oleh orang yang berisiko terpajan
dengan pasien atau material infeksius seperti tenaga kesehatan, petugas kebersihan,
petugas instalasi sterilisasi , petugas laundri dan petugas ambulans di Puskesmas.
b. Dinamika transmisi
1) Transmisi penularan COVID-19 ini adalah droplet dan kontak. APD yang
digunakan antara lain :
a) Gaun /gown
b) Sarung tangan
c) Masker N95/bedah
15
d) Pelindung kepala
f) Sepatu pelindung
Catatan : APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan pelindung wajah (face
shield)
2) Transmisi airborne
a) Gaun/gown
b) Sarung tangan
c) Masker N95
d) Pelindung kepala
g) Sepatu pelindung
APD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi COVID-
19 harus dikategorikan sebagai material infeksius. Tidak diperlukan prosedur khusus
dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain. Semua APD baik
disposable atau reuseable harus dikemas secara terpisah (dimasukkan ke dalam kantong
16
plastik infeksius atau tempat tertutup) yang diberi label dan anti bocor. Hindari
melakukan hal-hal di bawah ini :
a. Meletakkan APD di lantai atau di permukaan benda lain (misal di atas loker atau
di atas meja).
c. Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat tertutup berisikan APD terlalu
penuh.
Digunakan pada pelayanan triase, rawat jalan non Covid 19 dan kegiatan yang tidak
mengandung aerosol.
Penutup kepala
Masker medis
Baju/pakaian jaga
Penutup kepala
Masker medis
Baju/pakaian jaga
Gown
Penutup kepala
Coverall/gown
Tabel 2.1 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Yang Digunakan Pada Kasus COVID-19
Berdasarkan Tempat Layanan Kesehatan Profesi Dan Aktivitas Petugas Menurut WHO
FASILITAS KESEHATAN
Pelindung wajah
(face shield)
Pelindung kepala
Sepatu pelindung
dan Pelindung sepatu
Petugas Kesehatan
Tindakan yang APD Level 3 :
IGD menghasilkan aerosol Masker N95
(seperti intubasi trakea, Gaun/ gown
ventilasi non invasive, Sarung tangan 2
trakeostomi, resusitasi lapis
jantung paru, ventilasi Pelindung mata
manual sebelum intubasi, (goggles) dan atau
nafas
nafas
kesehatan
nafas
Keterangan :
a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik warna
kuning) untuk dimusnahkan di incenerator.
b. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan dilakukan
pencucian sesuai ketentuan.
a. Petugas memeriksa APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
b. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
cara 6 langkah
c. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoe covers)
dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas dan menutupi celana
panjang petugas
d. Pakai gaun bersih yang menutupi badan dengan baik dengan cara pertama memasukkan
bagian leher kemudian mengikat tali ke belakang dengan baik. Pastikan tali terikat
dengan baik
e. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang.
25
Keterangan :
Masker bedah direkomendasikan oleh WHO dipakai apabila melakukan
perawatan bagi pasien baik yang negative maupun positif COVID-19,
sedangkan CDC mengindikasikan masker N95 sebagai preferred, sedangan
masker bedah sebagai acceptable alternative apabila melakukan perawatan bagi
pasien suspek dan confirmed COVID-19. Masker N95 oleh WHO di
indikasikan hanya apabila petugas kesehatan akan melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi manual sebelum intubasi,
nebulasi dan bronskopi, pemeriksaan gigi seperti scaler ultrasonic dan high-
speed air driven, pemeriksaan hidung dan tenggorokan, pengambilan swab. •
CDC mengindikasikan masker N95 sebagai preferred, sedangan masker bedah
sebagai acceptable alternative apabila melakukan perawatan bagi pasien
tersangka dan positif COVID-19. Petugas kesehatan memasang masker N95
dengan cara menakupkan telapak tangan di depan masker N95 kemudian
meletakkan di depan hidung, mulut dan dagu. Tarik tali pertama ke atas kepala
kemudian tarik tali berikutnya ke arah belakang kepala. Tali tidak boleh
dipasang silang. Kuatkan segel yang ada di masker agar menutup rapat.
Selanjutnya lakukan Fit test dengan cara menarik nafas yang akan
menyebabkan masker N95 mengempis, kemudian tiup masker untuk
merasakan adanya aliran udara di dalam masker.
Keterangan :
g. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik
a. Petugas kesehatan masuk ke antero room, setelah memakai scrub suit di ruang ganti
b. Cek APD untuk memastikan APD dalam keadaan baik dan tidak rusak
c. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan
menggunakan 6 langkah
d. Kenakan sepatu pelindung (boots). Jika petugas menggunakan sepatu kets atau sepatu
lainnya yang tertutup maka petugas menggunakan pelindung sepatu (shoe covers)
dengan cara pelindung sepatu dipakai di luar sepatu petugas atau jika coverall tertutup
sampai sepatu petugas maka tidak perlu menggunakan pelindung sepatu
e. Pakai Coverall bersih dengan zipper yang dilapisi kain berada di bagian depan tubuh.
Coverall menutupi area kaki sampai leherdengan baik dengan cara memasukkan
bagian kaki terlebih dahulu, pasang bagian lengan dan rapatkan coverall di bagian
tubuh dengan menaikkan zipper sampai ke bagian leher, Hood atau pelindung kepala
dari coverall dibiarkan terbuka di belakang leher.
f. Pasang masker bedah dengan cara letakkan masker bedah didepan hidung dan mulut
dengan memegang ke dua sisi tali kemudian tali diikat ke belakang. (Keterangan di hal
20)
g. Pasang pelindung kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik
h. Pasang pelindung mata (goggles) rapat menutupi mata (Keterangan di hal 21)
Untuk pelepasan APD harus dilakukan dengan seksama serta urutan yang
benar agar tidak mengkontaminasi diri sendiri, serta menyebarkan infeksi pada
lingkungan.
b. Lepaskan sarung tangan dengan cara mencubit sedikit bagian luar sambil di tarik
mengarah ke depan kemudian lipat di bagian ujung dalam sarung tangan dan lakukan
yang sama di sarung tangan berikutnya dan secara bersama di lepaskan kemudian
dimasukkan ke tempat sampah infeksius
c. Buka gown perlahan dengan membuka ikatan tali di belakang kemudian merobek
bagian belakang leher lalu tangan memegang sisi bagian dalam gown melipat bagian
luar ke dalam dan usahakan bagian luar tidak menyentuh pakaian petugas lalu
dimasukkan ke tempat sampah infeksius
e. Buka pelindung kepala dengan cara memasukkan tangan ke sisi bagian dalam
pelindung kepala di mulai dari bagian belakang kepala sambil melipat arah dalam dan
perlahan menuju ke bagian depan dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian
dalam pelindung kepala kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius
Keterangan:
Apabila petugas menggunakan pelindung wajah (face shield), buka face shield
perlahan dengan memegang belakang face shield lalu dilepaskan dan menjauhi
wajah petugas kemudian pelindung wajah di masukkan ke dalam kotak tertutup.
Lakukan desinfeksi tangan sebelum membuka pelindung mata (goggles).
f. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang
sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan
menjauhi wajah petugas kemudian goggles di masukkan ke dalam kotak tertutup
h. Buka pelindung sepatu dengan cara memegang sisi bagian dalam dimulai dari bagian
belakang sepatu sambil melipat arah dalam dan perlahan menuju ke bagian depan
dengan mempertahankan tangan berada di sisi bagian dalam pelindung sepatu
kemudian segera masukkan ke tempat sampah infeksius
j. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan
kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius
Keterangan:
Apabila menggunakan Masker N95 maka buka masker N95 dengan cara sedikit
menundukkan kepala kemudian menarik keluar tali yang berada di belakang
kepala terlebih dahulu lalu menarik keluar tali di atas kepala dan pegang talinya
kemudian kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius.
k. Setelah membuka scrub suit, petugas harus segera mandi untuk selanjutnya memakai
baju biasa
b. Buka hood atau pelindung kepala coverall dengan cara buka pelindung kepala di mulai
dari bagian sisi kepala, depan dan kemudian perlahan menuju ke bagian belakang
kepala sampai terbuka (keterangan di hal 23)
c. Buka coverall perlahan dengan cara membuka zipper dari atas ke bawah kemudian
tangan memegang sisi dalam bagian depan coverall sambil berusaha membuka perlahan
dari bagian depan tubuh, lengan dengan perlahan sambil bersamaan membuka sarung
tangan kemudian dilanjutkan ke area yang menutupi bagian kaki dengan melipat bagian
luar ke dalam dan selama membuka coverall selalu usahakan menjauh dari tubuh
petugas kemudian setelah selesai, coverall dimasukkan ke tempat sampah infeksius
e. Buka pelindung mata (goggles) dengan cara menundukkan sedikit kepala lalu pegang
sisi kiri dan kanan pelindung mata (goggles) secara bersamaan, lalu buka perlahan
menjauhi wajah petugas kemudian goggles dimasukkan ke dalam kotak tertutup
f. Lepaskan masker bedah dengan cara menarik tali masker bedah secara perlahan
kemudian dimasukkan ke tempat sampah infeksius (keterangan di hal 23)
29
h. Setelah membuka scrub suit, Petugas segera membersihkan tubuh/ mandi untuk
selanjutnya menggunakan kembali baju biasa
a. Sarung tangan on steril (nitrile gloves) saat menangani material yang berpotensi
infeksius.
b. Jika pada petugas terdapat luka di kulit, setelah sarung tangan non steril (nitrile
gloves) kenakan sarung tangan rumah tangga.
c. Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan baju.
d. Gunakan face shield atau masker bedah (facemask) dengan goggles untuk
melindungi wajah, mata, hidung dan mulut dari percikan cairan tubuh pasien yang
berpotensi infeksius.
a. Kenakan sarung tangan bedah dua lapis / dobel yang disisipkan dengan lapisan
sarung tangan yang tahan goresan pisau
b. Gaun yang bersih, lengan panjang dan tahan air untuk melindungi kulit dan baju
dengan apron tahan air
Surgical scrub, pelindung sepatu dan pelindung kepala digunakan secara rutin.
Lepaskan APD secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi terhadap diri sendiri. APD
setelah dilepas, dibuang di tempat laundri atau tempat sampah infeksisus.
BAB III
MANAJEMEN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) REUSEABLE
Alat pelindung diri sebaiknya digunakan sekali pakai (disposible), namun pada saat
krisis maka APD dapat digunakan kembali setelah dilakukan pembersihan, pencucian,
desinfeksi dan penyimpanan yang benar.
B. MASKER N95
Masker N95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan atau
sterilisasi yang benar. Masker N95 yang telah digunakan kemudian dilepas tidak boleh
menyentuh bagian dalam dan luar masker. Apabila tersentuh, tenaga kesehatan harus segera
melakukan kebersihan tangan. Ada beberapa metode agar masker N95 dapat kembali
digunakan seperti :
1. Metode ke 1 : Masker N95 disimpan di kantong kertas berlabel nama petugas, tanggal
dan jam. Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5 kali selama 8
jam.
Gambar 11. Kantong Kertas
30
31
PENUTUP
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari
cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD bertindak
sebagai penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit, mulut,
hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penggunaan APD yang efektif
mencakup pemindahan dan atau pembuangan APD yang terkontaminasi dengan benar untuk
mencegah terpaparnya pemakai dan orang lain terhadap bahan infeksius.
Dampak yang akan terjadi bila prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak
diperhatikan dan dilaksanakan adalah :
1. Penularan penyakit tetap bisa terjadi walaupun petugas sudah mengenakan alat
pelindung diri yang sesuai standard, dikarenakan self contaminating saat proses
melepaskan alat pelindung diri (doffing). Jadi meskipun tenaga medis sudah
menggunakan alat pelindung diri, namun jumlah tenaga medis yang tertular masih
sangat banyak.
2. Risiko self-contamination yang cukup tinggi saat proses melepaskan APD bila tidak
dilakukan dengan cara dan urutan yang benar.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri
(APD) Dalam Menghadapi Wabah Covid 19. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Tim Mitigasi Dokter Pengurus Besar IDI. (2020). Pedoman Standar Perlindungan Dokter di
Era Covid 19. Jakarta : Tim Mitigasi Dokter Pengurus Besar IDI.
33