Disusun Oleh :
Gusti Ayu Putu Pramita, A.Md.Kep
NIP.19951215 202012 2 015
NDH : 38
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Aktualisasi Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS melalui Zoom Meeting : https://baliprov-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
id.zoom.us/j/91202576461?pwd=bGFKdlhSck5McjBWSmNDQ1M0MkZHdz09 yang
Penguji,
iii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya lah saya dapat membuat
Laporan Aktualisasi Kegiatan yang berjudul “Gerakan Pakai Masker Di RSUD
Wangaya Kota Denpasar”. Melalui kesempatan yang berbahagia ini, penulis
mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Kepala BPSDM Provinsi Bali, Bapak I Gede Darmawa, S.E., M.Si yang telah
memberikan sarana prasarana dan fasilitas sehingga kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II ini dapat berlangsung baik.
2. Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bapak dr. Anak Agung Made Widiasa,
Sp.A yang sudah memberikan sarana prasarana dan fasilitas di Rumah Sakit
sehingga aktualisasi dapat dijalankan dengan baik.
3. Kepala Bidang Keperawatan RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bapak I Wayan
Wiratama, SH, S.Kep selaku mentor yang telah memberikan bimbingan dan
dukungan kepada penulis dalam proses penyusunan laporan aktualisasi ini.
4. Bapak Dr. I Made Sedana Yoga, ST, M.Si selaku coach yang telah membimbing,
memberi arahan, dan masukan dalam penulisan laporan aktualisasi.
5. Widyaiswara yang telah membekali dan memberikan berbagai pengetahuan
selama menjalani masa Pelatihan Dasar dan penyusunan laporan aktualisasi ini.
6. Seluruh rekan peserta Latsar Golongan II Angkatan XXXIII tahun 2021 atas kerja
samanya selama proses Pelatihan Dasar ini..
Penulis juga menyadari bahwa Laporan Aktualisasi Kegiatan ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat
penulis harapkan dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini. Penulis
berharap Laporan Aktualisasi Kegiatan ini dapat bermanfaat umumnya bagi instansi
dan khususnya bagi satuan kerja masing-masing.
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh pembina pejabat kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara, perlu dibangun ASN
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat sehingga pemerintah wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan, dengan mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Diklat
terintegrasi ini menuntut peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang diakronimkan menjadi
ANEKA, dan kemudian membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu
pelayan publik yaitu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya merupakan salah satu
rumah sakit tipe B tentunya masih terus berusaha meningkatkan standar
pelayanannya yang berorientasi pada keselamatan pasien (patient safety) dan
kepuasan pelanggan. Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya memiliki visi “Rumah
1
Sakit Pilihan Utama, Inovatif, Unggul dalam Pelayanan Kesehatan dan
Pendidikan Berbasis Budaya Kerja“
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan di dukung oleh banyak
SDM salah satunya adalah perawat. Perawat memiliki peranan integral di rumah
sakit. Hal ini dikarenakan profesi inilah yang akan berhubungan langsung dengan
pasien, jika pelayanan keperawatan berkualitas maka kepuasan dari pasien akan
meningkat. Perawat merupakan salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara yang
berprofesi sebagai pelayan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan.
Terdapat lima nilai-nilai dasar yang harus diterapkan oleh seorang ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
Perawat sebagai Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas dan perannya
sehari-hari mempunyai 3 peran sebagai ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayanan publik dan perekat persatuan bangsa.
Pengendalian Infeksi Nosokomial sebagai acuan peningkatan mutu pelayanan.
Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (Permenkes, 2017). Infeksi
Nosokomial merupakan suatu masalah serius yang kini menjadi perhatian di
banyak negara. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi menjadi
tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan karena infeksi dapat
meningkatkan morbilitas (kesakitan), mortalitas (kematian), meningkatkan biaya
kesehatan, serta terjadi penambahan waktu pengobatan dan perawatan di rumah
sakit (Belian, 2019).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa dalam kurun
waktu tertentu 1,4 juta penduduk dunia akan terkena infeksi nosokomial. Angka
kejadian infeksi nosokomial yang diperoleh dari berbagai sumber menunjukkan
angka kejadian yang tinggi. Menurut data WHO tahun 2016 kejadian infeksi
nosokomial terjadi pada 15% dari semua pasien rawat inap. Menurut Depkes
(2011) angka kejadian infeksi di rumah sakit sekitar 3 – 21% atau kurang lebih 1,4
juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Penelitian yang dilakukan
oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,70% dari 55 rumah sakit di 14 negara
yang berada di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Pasifik menunjukkan
adanya infeksi nosokomial. Jumlah kejadian infeksi nosokomial terbanyak berada
di Mediterania Timur dan Asia Tenggara yaitu sebesar 11,8% dan 10% (Hapsari,
2
2018). Di Indonesia infeksi nosokomial mencapai 15,74% jauh diatas negara maju
yang berkisar 4,8 – 15,5% (Sapardi, 2018).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Ruang ICU pada bulan Mei-Juli
2021 didapatkan hasil bahwa dari 15 orang pasien dan keluarga pasien yang
dilakukan wawancara mengenai infeksi nosokomial, sebanyak 14 orang tidak
mengetahui tentang infeksi nosokomial dan cara pencegahannya. Berdasarkan
hasil observasi masih banyak ditemukan keluarga dan pengunjung pasien tidak
taat pada tata tertib rumah sakit bahwa keluarga dan pengunjung yang sedang
batuk, flu tidak memakai masker dengan benar. Cara penggunaan masker pada
pasien dan keluarga pasien belum efektif yaitu memakai masker tidak sampai
hidung dan menggunakan masker di bawah dagu. Fenomena ini merupakan salah
satu faktor penyebab infeksi yang di dapat di rumah sakit semakin tinggi.
Berdasarkan dari uraian tersebut, pemberian edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien yang berfokus pada keselamatan pasien menjadi ujung tombak
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien di rumah sakit, maka
disusunlah aktualisasi yang berjudul “Gerakan Pakai Masker Di RSUD Wangaya
Kota Denpasar”.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya (chauvinism).
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain
(LAN RI, 2017:1). Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
3. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik (LAN RI, 2017:6). Integritas publik menuntut para pemimpin
dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi- dimensi pribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik. Etika dapat dipahami sebagai sistem
penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal- hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut. Indikator
nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
6
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai
Komitmen Mutu :
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan
juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
7
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan
untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah
dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan
atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan yang tidak baik,
buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar
norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti Korupsi adalah tindakan atau
gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun Nilai-
nilai dasar anti korupsi adalah meliputi :
a. Jujur : dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang.
Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalamkehidupan pegawai, tanpa
sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Peduli : adalah mengindahkan memperhatikan dan menghiraukan. Nilai
kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja
8
dan di masyarakat.
c. Mandiri : dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak
bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Disiplin : adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab : adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
f. Kerja Keras : didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan
dan pantang mundur.
g. Sederhana : dalam hal ini seorang PNS harus dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
Prinsip hidup sederhara merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
2.2 Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang didapat di rumah sakit. Istilah nosokomial
ini berasal dari bahasa Yunani yaitu nosokomeion yang berarti rumah sakit (nosos =
penyakit, komeo = merawat). Infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang
berasal atau terjadi di rumah sakit. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang berkenaan
atau berasal dari rumah sakit, digunakan untuk infeksi yang tidak mengalami masa
inkubasi sebelum dirawat di rumah sakit, tetapi terjadi 72 jam setelah perawatan di
rumah sakit. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda
infeksi yang kurang dari 3 x 24 jam, menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit
telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit. Suatu infeksi pada pasien dapat
dinyatakan sebagai infeksi nosokomial bila memenuhi beberapa kriteria.
1. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda klinis
infeksi tersebut.
2. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi infeksi tersebut.
9
3. Tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya 48 jam sejak mulai
perawatan.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa infeksi sebelumnya (Hapsari,2018).
2.3 Masker
2.3.1 Definisi Masker
Masker adalah perlindungan pernafasan yang digunakan sebagai metode untuk
melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau kontaminan yang berada di
udara, perlindungan pernafasan atau masker tidak dimaksudkan untuk menggantikan
metode pilihan yang dapat menghilangkan penyakit, tetapi digunakan untuk
melindungi secara memadai pemakainya. Masker secara luas digunakan untuk
memberikan perlindungan terhadap partikel dan aerosol yang dapat menyebabkan
bahaya bagi sistem pernafasan yang dihadapi oleh orang yang tidak memakai alat
pelindung diri, bahaya partikel dan aerosol dari berbagai ukuran dan sifat kimia yang
berbeda dapat membahayakan manusia (Kemenkes RI,2020).
2.3.2 Jenis Masker
1. Masker N95
Masker N95 menawarkan perlindungan paling tinggi dibanding dari masker lain yakni
dengan tingkat keefektifan 95% mampu menyaring partikel besar hingga partikel
yang sangat kecil. Beberapa masker N95 memiliki katup yang membuat lebih mudah
untuk bernapas. Masker N95 tidak untuk penggunaan umum hanya disediakan untuk
petugas kesehatan dan petugas medis. Masker N95 dimaksudkan untuk sekali pakai,
tetapi setelah diteliti cara untuk mendisinfeksi masker N95 dapat digunakan kembali.
3. Masker kain
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker non medis dikenal dengan
masker kain buatan sendiri dapat berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah
penyebaran virus dari pemakai ke orang lain. Masker non-medis direkomendasikan
10
WHO karena memiliki tiga lapisan terdiri atas lapisan dalam yang dapat menyerap,
lapisan bagian tengah sebagai penyaring, serta lapisan bagian luar yang berbahan
polyester. Masker kain memiliki tingkat keefektifan 7%-49% mampu menjebak
droplet yang dilepaskan saat orang yang memakai masker bersin, batuk, atau
berbicara. Masker kain mudah dibeli secara komersial atau dengan membuat sendiri,
dan dapat dicuci serta dipakai kembali. Masker kain akan mengurangi penyebaran
virus ketika digunakan secara luas oleh orang-orang di tempat umum (Kemenkes
RI,2020).
2.3.3 Cara Menggunakan Masker
11
BAB III
2. Misi
Misi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar yaitu:
a. Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
b. Mengelola sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan secara
optimal.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia melalui pendidikan
dan pelatihan.
d. Mengelola administrasi umum, keuangan secara optimal.
e. Meningkatkan peran rumah sakit dalam Pendidikan penelitian
Kesehatan.
12
2. Fungsi RSUD Wangaya
13
3.2 Profil Penulis
3.2.1 Identitas Penulis
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Peran ASN sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa
CPNS wajib mengikuti Masa percobaan selama 1 (satu) tahun melalui proses
pendidikan dan pelatihan dasar CPNS. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang tidak terkecuali bidang
kesehatan khususnya profesi perawat. Adapun identitas penulis adalah sebagai
berikut:
Nama : Gusti Ayu Putu Pramita, A.Md.Kep
NIP : 19951215 202012 2 015
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc
Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar/ 15 Desember 1995
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : D-III Keperawatan
Alamat : Jl. Kebo Iwa, Robokan, Gg. Gn Batur, Padang
Sambian Kaja, Denpasar Barat
Instansi : Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Jabatan : Perawat Pelaksana/Terampil
14
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Tugas pokok Perawat Terampil menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 25 Tahun
2014:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung fisik pada
pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya
preventif
5. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya (melakukan
pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada individu dalam rangka
upaya preventif
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka
melakukan upaya preventif
7. Memberikan oksigenasi sederhana
8. Memberikan bantuan hidup dasar
9. Melakukan pengukuran antropometri
10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
11. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien
14. Melakukan fiksasi fisik
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada
pasien
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien
19. Memandikan pasien
20. Membersihkan mulut pasien
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
15
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming blanket)
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
30. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu
33. Melakukan supervisi lapangan
16
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Dalam rangka mewujudkan visi RSUD Wangaya yaitu menjadi Rumah Sakit
pilihan utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan Pendidikan berbasis
budaya kerja, diperlukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan supaya derajat
kesehatan masyarakat optimal melalui peningkatan kesejahteraan, kesadaran, dan
kesehatan masyarakat. Sesuai misi pertama dan kedua RSUD Wangaya, yaitu
memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau dengan
mengutamakan keselamatan pasien; dan mengelola sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kesehatan secara optimal.
Kurangnya pengetahuan mengenai penempatan masker N95 sesuai standar PPI
setelah digunakan dari ruang infeksius adalah isu pertama yang penulis angkat.
Setelah keluar dari ruang infeksius seringkali masker N95 masih digunakan sampai di
rumah, seharusnya masker di lepas terdahulu di rumah sakit untuk disteril lagi
sehinnga bisa digunakan kembali.
17
merupakan salah satu faktor penyebab infeksi yang di dapat di rumah sakit semakin
tinggi. Isu ini penulis temukan sebagai isu ketiga.
Isu keempat yang penulis temukan adalah komunikasi antara perawat dan dokter
dalam kenyataannya tidak selalu terjadi secara baik, jelas dan terperinci. Komunikasi
antar perawat dan dokter di rumah sakit terkait perawatan secara rutin terjadi pada
saat visite. Komunikasi yang terjadi juga terkadang tidak bersifat diskusi tetapi hanya
instruksi dan konfirmasi saja tanpa adanya transfer keilmuan diantara keduanya
18
Tabel 1. Identifikasi Isu
No. Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
1. Kurangnya Management ASN Setelah keluar dari ruang
pengetahuan (Profesionalitas) infeksius seringkali masker
mengenai N95 masih digunakan sampai
penempatan Pelayanan public di rumah, seharusnya masker
masker N95 sesuai (Efektif dan Efisien) di lepas terdahulu di rumah
standar PPI setelah sakit untuk disteril lagi
digunakan dari Whole of Government sehinnga bisa digunakan
ruang infeksius (Tujuan bersama kembali.
koordinasi dengan
Komite PPI)
2. Kurangnya Management ASN Kepuasan pasien sebagai
pengetahuan (Partisipatif) tolak ukur kualitas pelayanan
mengenai evaluasi kesehatan merupakan
waktu pelayanan Pelayanan Publik masalah yang kompleks. Hal
pemulangan pasien (Efektif dan Efisien) ini dikarenakan banyak faktor
sebagai salah satu yang mempengaruhi
tolak ukur kepuasan pasien. Salah satu
kepuasan faktor yang
pelanggan mempengaruhinya adalah
pemberian informasi yang
jelas, komunikasi yang
efektif, dan edukasi yang
dibutuhkan oleh pasien dan
keluarga
3. Kurangnya Management ASN Masih banyak pengunjung
pemberian edukasi (Profesionalitas) yang sedang batuk, flu atau
kepada pasien dan memliki penyakit menular
keluarga pasien Pelayanan Publik tidak diijinkan untuk
mengenai gerakan (Partisipatif) berkunjung, namun pada
pakai masker kenyataanya keluarga pasien
19
No. Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
untuk Whole of Government dan pengunjung masih tetap
pengendalian (WoG) berkunjung walaupun dengan
infeksi nosokomial (Tujuan bersama, keadaan sakit. Cara
sebagai acuan Koordinasi dengan penggunaan masker pada
peningkatan mutu Mentor, Komite PPI dan pasien dan keluarga pasien
pelayanan Kepala Ruangan) juga belum efektif yaitu
memakai masker tidak sampai
hidung dan menggunakan
masker di bawah dagu .
Fenomena ini merupakan
salah satu faktor penyebab
infeksi yang di dapat di
rumah sakit semakin tinggi.
4. Kurangnya Management ASN Komunikasi antara perawat
penerapan (Kompetensi:attitude) dan dokter dalam
komunikasi efektif kenyataannya tidak selalu
antar perawat dan Pelayanan public terjadi secara baik, jelas dan
dokter dalam (Efektif dan Efisien) terperinci. Komunikasi antar
pelaporan kondisi perawat dan dokter di rumah
pasien Whole of Government sakit terkait perawatan secara
(Tujuan bersama rutin terjadi pada saat visite.
koordinasi dengan Komunikasi yang terjadi juga
perawat dan dokter) terkadang tidak bersifat
diskusi tetapi hanya instruksi
dan konfirmasi saja tanpa
adanya transfer keilmuan
diantara keduanya
20
Tabel 2. Validasi Isu Dengan Metode AKPL
No Isu Metode Ket
A K P L
1 Kurang pengetahuan mengenai penempatan Valid
masker N95sesuai standar PPI (pencegahan dan
pengendalian infeksi) setelah digunakan dari
ruang infeksius
2 Kurang pengetahuan mengenai evaluasi waktu Valid
pelayanan pemulangan pasien sebagai salah satu
tolak ukur kepuasan pelanggan
3 Kurangnya pemberian edukasi kepada pasien Valid
dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai
masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
sebagai acuan peningkatan mutu pelayanan
4 Kurangnya penerapan komunikasi efektif antar Valid
perawat dan dokter dalam pelaporan kondisi
pasien
Keterangan :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
21
Tabel 3. Prioritas Isu dengan Metode USG
NO Isu U S G TOTAL RANK
Kurang pengetahuan mengenai penempatan
masker N95sesuai standar PPI (pencegahan dan II
1. 3 3 4 10
pengendalian infeksi) setelah digunakan dari
ruang infeksius
Kurang pengetahuan evaluasi waktu pelayanan
2. pemulangan pasien sebagai salah satu tolak 3 3 3 9 III
ukur kepuasan pelanggan
Kurangnya pemberian edukasi kepada pasien
3. dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai 4 5 5 13 I
masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Kurangnya penerapan komunikasi efektif antar
4. perawat dan dokter dalam pelaporan kondisi 2 3 3 8 IV
pasien
Keterangan :
U = Urgency 5 = Sangat gawat/serius/berdampak
S = Seriousness 4 = Gawat/serius/berdampak
G = Growth 3 = Cukup gawat/serius/berdampak
2 = Kurang gawat/serius/berdampak
1 = Tidak gawat/serius/berdampak
22
isu yang masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Beberapa isu yang berhasil diidentifikasi di RSUD Wangaya Kota Denpasar
adalah
1. Kurang pengetahuan mengenai penempatan masker N95sesuai standar
PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) setelah digunakan dari ruang
infeksius
2. Kurang pengetahuan mengenai evaluasi waktu pelayanan pemulangan
pasien sebagai salah satu tolak ukur kepuasan pelanggan
3. Kurangnya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
4. Kurangnya penerapan komunikasi efektif antar perawat dan dokter dalam
pelaporan kondisi pasien
Dari isu yang telah ditetapkan diatas, selanjutnya penulis menetapkan prioritas
isu (core isu) dengan menganalisis menggunakan bantuan alat USG sehingga
didapatkan prioritas isu “kurangnya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial”.
Gagasan pemecahan isu pada prioritas isu diatas adalah pemberian edukasi pada
pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian
infeksi nosocomial melalui leaflet di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya, melalui kegiatan:
1. Pelaksanaan koordinasi dengan Mentor mengenai jadwal aktualisasi
Tahapan Kegiatan:
a. Kontrak waktu untuk koordinasi aktualisasi dengan mentor.
b. Penentuan tempat untuk berdiskusi.
c. Pelaksanaan diskusi terkait teknis dan jadwal aktualisasi yang akan
dilaksanakan.
d. Pencatatan dan pendokumentasian hasil diskusi.
2. Penyiapan leaflet edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan
pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Penyiapan materi untuk pembuatan leaflet tentang gerakan pakai masker.
b. Pendisignan leaflet.
c. Pelaksanaan koordinasian dengan mentor dan PPI terkait design dan materi
leaflet tentang gerakan pakai masker.
d. Pembelajaran isi dari leaflet sebelum dibagikan kepada responden.
24
e. Pencetakan leaflet.
f. Minta persetujuan kelayakan leaflet kepada tim PKRS
g. Perbanyakan leaflet.
h. Pendokumentasiaan hasil kegiatan.
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai
masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Pelaksanaan kontrak waktu dengan kepala ruangan/wakil kepala ruangan di
ruang ICU terkait akan diadakannya pemberian edukasi.
b. Pelaksanaan kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien.
c. Penyiapan sarana dan prasarana yang diberikan.
d. Pemberian edukasi pada pasien dan keluarga pasien menggunakan leaflet
tentang gerakan pakai masker.
e. Pemberian kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien untuk bertanya jika
ada hal yang kurang jelas
f. Pendokumentasian kegiatan.
4. Pelaksanaan demonstrasi terkait gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi
nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Penyiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk demonstrasi.
b. Pelaksanakan praktik demonstrasi gerakan pakai masker.
c. Pemberian kesempatan pasien dan keluarga untuk mempraktikan kembali yang
telah di demonstrasikan.
d. Pendokumentasian kegiatan.
5. Pelaksanaan evaluasi pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Pemberian pertanyaan sesuai dengan check list pertanyaan yang telah dibuat
kepada pasien dan keluarga pasien
b. Pencatatan respon pasien dan keluarga pasien
c. Pencatatan kegiatan edukasi kedalam rekam medis catatan edukasi terintegrasi
pasien
d. Pengolahan dan Penganalisisan data evaluasi
25
e. Pendokumentasian hasil kegiatan
26
4.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Isu yang diangkat : Edukasi Kepada Pasien Dan Keluarga Pasien Mengenai Gerakan Pakai Masker Untuk
Gagasan pemecahan : “Pemberian Edukasi Kepada Pasien Dan Keluarga Pasien Mengenai Gerakan Pakai Masker
Untuk Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Ruang ICU RSUD Wangaya Kota Denpasar”
27
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
1. Koordinasi 1. Kontrak waktu untuk • Tersusunnya Akuntabilitas: Melalui kegiatan Mendukung Janji
dengan Mentor koordinasi aktualisasi jadwal Tanggung jawab ini, diharapkan Layanan RSUD
mengenai dengan mentor aktualisasi Bertanggung jawab dapat berkontribusi Wangaya yaitu
jadwal kegiatan. 2. Penentuan tempat untuk kegiatan tersusunnya jadwal pada visi dan misi memberikan
berdiskusi kegiatan “edukasi RSUD Wangaya pelayanan yang
3. Diskusi terkait teknis dan kepada pasien dan yaitu aman dan
jadwal pelaksanaan keluarga pasien • Visi bermutu.
aktualisasi yang akan mengenai gerakan Menjadi Rumah
dilaksanakan pakai masker untuk Sakit pilihan utama,
4. Pencatatan dan pengendalian infeksi inovatif, unggul
pendokumentasian hasil nosokomial ”. dalam pelayanan
diskusi Kejelasan Kesehatan dan
Mengkoordinir Pendidikan berbasis
penyusunan jadwal budaya kerja
sesuai dengan alur • Misi
28
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Etika Publik :
Menghargai
komunikasi,
konsultasi dan
29
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
kerjasama dengan
mentor dalam hal
pembuatan jadwal
kegiatan.
Membuat keputusan
berdasarkan prinsip
keahlian
Membuat keputusan
tahapan-tahapan
kegiatan “edukasi
kepada pasien dan
keluarga pasien
mengenai gerakan
pakai masker untuk
pengendalian infeksi
nosokomial ”
30
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Komitmen Mutu :
Efektif dan efesien
Berdiskusi dengan
mentor yang dilandasi
kepercayaan sehingga
kegiatan yang
direncanakan dapat
berjalan dengan efektif
dan efisien.
Anti Korupsi:
Kerja keras
Pembuatan jadwal
kegiatan dilakukan
upaya maksimal
sehingga tidak
memerlukan waktu
31
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
yang lama
Manajemen ASN:
Profesionalitas
Kegiatan pembuatan
jadwal kegiatan
dilakukan dengan
professional sesuai
kode etik ASN.
Whole of Government
Koordinasi
Melakukan koordinasi
dengan mentor
mengenai kegiatan
pembuatan jadwal
32
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
2 Penyiapaan 1. Penyiapan materi untuk • Tersedianya Akuntabilitas: Melalui kegiatan Mendukung Janji
leaflet edukasi pembuatan leaflet leaflet Kejelasan ini, diharapkan Layanan RSUD
kepada pasien tentang gerakan pakai Leaflet dibuat sesuai dapat berkontribusi Wangaya yaitu
dan keluarga masker dengan materi dan pada visi dan misi memberikan
pasien 2. Pendesignan leaflet sumber yang jelas RSUD Wangaya pelayanan yang
mengenai 3. Pelaksanaan koordinasi Tanggung jawab yaitu aman dan
gerakan pakai dengan mentor dan PPI Bertanggung jawab • Visi bermutu, karena
masker untuk terkait design dan materi atas tersusunnya Menjadi Rumah hasil kolaborasi
pengendalian leaflet tentang gerakan leafleat. Sakit pilihan utama, harus dapat
infeksi pakai masker. Intergritas inovatif, unggul dipertanggung
nosokomial 4. Pembelajaran isi dari Melaksanakan dalam pelayanan jawabkan demi
leaflet sebelum dibagikan kegiatan sesuai dengan Kesehatan dan keselamatan dan
kepada responden perencanaan. Pendidikan berbasis perawatan
5. Pencetakan leaflet budaya kerja kontinuitas
6. Minta persetujuan Nasionalisme: • Misi pasien.
kelayakan leaflet kepada Mengamalkan sila Mengelola sarana
33
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Etika Publik:
Memberikan layanan
kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat,
berdaya guna,
berhasil guna, dan
santun
Berpenampilan yang
rapi dan sopan, santun
34
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
serta menggunakan
bahasa yang baik dan
bersikap ramah.
Komitmen Mutu:
Efesien dan efektif
Informasi dalam
leaflet singkat, jelas,
dan menarik sehingga
edukasi yang diberikan
mudah dimengerti,
efektif, dan efisien.
Anti Korupsi:
Jujur
Tidak memungut biaya
saat leaflet dibagikan
35
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Manajemen ASN:
Profesionalitas
Kegiatan ini dilakukan
dengan professional
sesuai kode etik ASN
serta saran dan kritik
dengan baik mengenai
penyusunan leaflet.
Whole of Government
Koordinasi
Dalam koordinasi akan
terbentuk kolaborasi
untuk pencapaian
36
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
tujuan dalam
pembuatan leaflet.
3. Pemberian 1. Kontrak waktu • Pasien dan Akuntabilitas: Melalui kegiatan Mendukung Janji
edukasi kepada dengan kepala keluarga Kejelasan ini, diharapkan Layanan RSUD
pasien dan ruangan/wakil kepala paham Informasi yang dapat berkontribusi Wangaya yaitu
keluarga pasien ruangan di ruang ICU mengenai diberikan sesuai pada visi dan misi memberikan
mengenai terkait akan edukasi yang dengan edukasi RSUD Wangaya pelayanan yang
gerakan pakai diadakannya diberikan kepada pasien dan yaitu aman dan
masker untuk pemberian edukasi keluarga pasien • Visi bermutu, dengan
pengendalian 2. Kontrak waktu kepada mengenai gerakan Menjadi Rumah memberi edukasi
infeksi pasien dan keluarga pakai masker untuk Sakit pilihan utama, sesuai standar dan
nosokomial pasien pengendalian infeksi inovatif, unggul dapat
3. Penyiapan seluruh nosokomial dalam pelayanan dipertanggung
sarana dan prasarana Transparansi Kesehatan dan jawabkan
yang diberikan Bahan informasi yang Pendidikan berbasis
4. Pemberian edukasi diberikan adalah yang budaya kerja
37
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
38
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
mengenai gerakan
pakai masker untuk
pengendalian infeksi
nosokomial dan tidak
membedakan
berdasarkan sosial
ekonomi pasien
Etika Publik:
Memberikan layanan
kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat,
berdaya guna,
berhasil guna, dan
santun
39
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Berpenampilan yang
rapi dan bersih ketika
bertemu pasien.
Pemberian edukasi
dengan sopan santun,
serta ramah kepada
pasien atau keluarga.
Memberikan
kesempatan pasien
atau keluarga bertanya
terkait kegiatan yang
akan berlangsung.
Komitmen Mutu:
Efektif dan efisiensi
Pemberian edukasi
40
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
diberikan dengan
lengkap, jelas dan
tepat sasaran.
Anti Korupsi:
Disiplin
Waktu pelaksanaan
pemberian edukasi
dilakukan sesuai
dengan kesepakatan
Manajemen ASN:
Keterbukaan
Dalam melakukan
kegiatan sosialisasi
saya akan
menyampaikan
41
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
informasi secara
terbuka tanpa ada
yang ditutup-tutupi
Pelayanan Publik:
Partisifatif
Edukasi merupakan
bentuk pelayanan
publik untuk
memberikan
informasi dan
pengetahuan.
4. Pelaksanaan 1. Penyiapan sarana dan • Pasien dan Akuntabilitas: Melalui kegiatan Mendukung Janji
demonstrasi prasarana yang akan keluarga pasien Kejelasan ini, diharapkan Layanan RSUD
kepada pasien digunakan untuk dapat Informasi yang dapat berkontribusi Wangaya yaitu
dan keluarga demonstrasi mendemonstras diberikan sesuai pada visi dan misi memberikan
pasien 2. Pelaksanakan praktik ikan kembali dengan materi yang RSUD Wangaya pelayanan yang
42
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
mengenai gerakan pakai masker dan mengerti dibahas dan jelas yaitu aman dan
gerakan pakai 3. Pemberian kesempatan cara Tanggung jawab • Visi bermutu
masker untuk pasien dan keluarga penggunaan Bertanggung jawab Menjadi Rumah
pengendalian untuk mempraktikan masker atas pemberian Sakit pilihan utama,
infeksi kembali yang telah di edukasi. inovatif, unggul
nosokomial demonstrasikan Nasionalisme: dalam pelayanan
4. Pendokumentasian Mengamalkan sila Kesehatan dan
kegiatan ke-3 dalam pancasila Pendidikan berbasis
yaitu budaya kerja
penggunaan Bahasa • Misi
Indonesia yang baik Memberikan
dan benar dalam pelayanan
penyampaian Kesehatan yang
demonstrasi gerakan bermutu dan
pakai masker untuk terjangkau dengan
pencegahan mengutamakan
43
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
44
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
demonstrasi bersikap
dengan sopan santun,
serta ramah kepada
pasien atau keluarga.
Memberikan
kesempatan pasien
atau keluarga bertanya
terkait kegiatan yang
akan berlangsung.
Komitmen Mutu:
Efektivitas dan
efesiensi
Demonstrasi gerakan
pakai masker untuk
45
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
pencegahan
pengendalian infeksi
dilakukan sesuai SPO
yang ada pada rumah
sakit
Anti Korupsi:
Disiplin
Waktu pelaksanaan
pemberian edukasi
dilakukan sesuai
dengan kesepakatan
dan tidak
mengharapkan
imbalan dari pasien
maupun keluarga
pasien
46
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Pelayanan Publik:
Partisipatif
Dengan melakukan
demonstrasi kegiatan
pelaksanaan berarti
pasien dan keluarga
pasien berpatisipasi
dalam keberhasilan
pelayanan.
5. Pelaksanaan 1. Pemberian pertanyaan • Pasien atau Akuntabilitas: Melalui kegiatan Mendukung Janji
evaluasi sesuai dengan check list keluarga Kejelasan ini, diharapkan Layanan RSUD
pemberian pertanyaan yang telah pasien mampu Informasi yang dapat berkontribusi Wangaya yaitu
edukasi kepada dibuat kepada pasien dan menjawab diberikan sesuai pada visi dan misi memberikan
pasien dan keluarga pasien pertanyaan dengan materi yang RSUD Wangaya pelayanan yang
keluarga pasien dengan benar dibahas dan jelas yaitu aman dan
2. Pencatatan respon pasien
mengenai Tanggung jawab • Visi bermutu
47
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
48
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Etika Publik:
Memberikan layanan
kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat,
berdaya guna,
berhasil guna, dan
santun
Berpenampilan yang
rapi dan bersih ketika
bertemu pasien. Saat
melakukan
demonstrasi bersikap
dengan sopan santun,
serta ramah kepada
49
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
Komitmen Mutu:
Efektivitas dan
efesiensi
Demonstrasi edukasi
gerakan pakai masker
untuk pencegahan
pengendalian infeksi
dilakukan sesuai SPO
yang ada pada rumah
50
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
sakit
Anti Korupsi:
Disiplin
Waktu pelaksanaan
pemberian evaluasi
dilakukan sesuai
dengan kesepakatan
dan tidak
mengharapkan
imbalan dari pasien
maupun keluarga
pasien
Pelayanan Publik:
Partsipatif
Dalam pemantauan
51
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Pelatihan Organisasi
edukasi dibutuhkan
masyarakat yaitu
pasien dan keluarga
pasien dalam
melaksanakan
edukasi dan di akhir
sesi mengevaluasi
materi yang saya
berikan.
52
4.6 Rancangan Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar pada tanggal 5 September sampai
dengan 15 Oktober 2021. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel berikut
53
No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan
Output Portofolio / Bukti Fisik
September Oktober
II III IV I II III
mengerti cara menggunakan
masker
5 Evaluasi untuk mengukur • Pasien atau keluarga pasien mampu • Hasil jawaban dari pertanyaan yang
keberhasilan kegiatan menjawab pertanyaan dan diberikan
• Hasil rekapitulasi pemberian
edukasi gerakan pakai mendemonstrasikan kembali cara
edukasi
masker penggunaan masker dengan benar. • Foto evaluasi kegiatan
• Penulis merekapitulasi hasil
pemberian edukasi
Keterangan : Pelaksanaan kegiatan
54
BAB V
CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI
5.1 Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal
Bimbingan yang dilakukan bersama coach, Bapak Dr. I Made Sedana Yoga,
ST., M.Si. Berdasarkan dari koordinasi dan bimbingan tersebut, maka terdapat
perubahan pada judul dan tahapan aktualisasi yaitu pada judul awal “GERMAS
(GERAKAN MEMAKAI MASKER)” Di RSUD Wangaya Kota Denpasar menjadi
“GERAKAN PAKAI MASKER” Di RSUD Wangaya Kota Denpasar dengan
tujuan utama kegiatan yang masih sama yaitu dapat meningkatkan pemahaman
pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian
infeksi nosokomial. Perubahan pada aktualisasi juga terjadi pada tahapan kegiatan
tanpa mengganti atau menghilangkan kegiatan utama dan mengubah tujuan dari
pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai berikut.
1. Pelaksanaan koordinasi dengan Mentor mengenai jadwal aktualisasi
Tahapan Kegiatan:
a. Kontrak waktu untuk koordinasi aktualisasi dengan mentor.
b. Penentuan tempat untuk berdiskusi.
c. Pelaksanaan diskusi terkait teknis dan jadwal aktualisasi yang akan
dilaksanakan.
d. Pencatatan dan pendokumentasian hasil diskusi.
2. Penyiapan leaflet edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan
pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Penyiapan materi untuk pembuatan leaflet tentang gerakan pakai masker.
b. Pendisignan leaflet.
55
c. Pelaksanaan koordinasian dengan mentor dan PPI terkait design dan materi
leaflet tentang gerakan pakai masker.
d. Pembelajaran isi dari leaflet sebelum dibagikan kepada responden.
e. Pencetakan leaflet.
f. Minta persetujuan kelayakan leaflet kepada tim PKRS
g. Perbanyakan leaflet.
h. Pendokumentasiaan hasil kegiatan.
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gerakan pakai
masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Pelaksanaan kontrak waktu dengan kepala ruangan/wakil kepala ruangan di
ruang ICU terkait akan diadakannya pemberian edukasi.
b. Pelaksanaan kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien.
c. Penyiapan sarana dan prasarana yang diberikan.
d. Pemberian edukasi pada pasien dan keluarga pasien menggunakan leaflet
tentang gerakan pakai masker.
e. Pemberian kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien untuk bertanya jika
ada hal yang kurang jelas
f. Pendokumentasian kegiatan.
4. Pelaksanaan demonstrasi terkait gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi
nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Penyiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk demonstrasi.
b. Pelaksanakan praktik demonstrasi gerakan pakai masker.
c. Pemberian kesempatan pasien dan keluarga untuk mempraktikan kembali
yang telah di demonstrasikan.
d. Pendokumentasian kegiatan.
5. Pelaksanaan evaluasi pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai gerakan pakai masker untuk pengendalian infeksi nosokomial
Tahapan Kegiatan:
a. Pemberian pertanyaan sesuai dengan check list pertanyaan yang telah dibuat
kepada pasien dan keluarga pasien
b. Pencatatan respon pasien dan keluarga pasien
56
c. Pencatatan kegiatan edukasi kedalam rekam medis catatan edukasi terintegrasi
pasien
d. Pengolahan dan Penganalisisan data evaluasi
e. Pendokumentasian hasil kegiatan
57
5.2 Capaian Kegiatan Aktualisasi
58
kegiatan yaitu melakukan kontrak waktu untuk koordinasi
aktualisasi dengan mentor, melakukan penentuan tempat untuk
berdiskusi, melakukan diskusi terkait teknis pelaksanaan aktualisasi
yang akan dilaksanakan, mencatat dan mendokumentasikan hasil
diskusi.
Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan adalah melakukan
kontrak waktu dengan mentor terkait akan dilakukannya
koordinasi. Kontrak waktu dilakukan melalui media whatsap pada
tanggal 6 September 2021 dan disepakati tanggal dilakukannya
koordinasi adalah pada tanggal 7 September 2021 pukul 13.00 Wita
bertempat di Ruang Kepala Bidang Keperawatan.
Saat dilakukannya diskusi terkait pelaksanaan teknis aktualisasi
dengan mentor Bapak I Wayan Wiratama, SH, S.Kep. mentor
memberikan beberapa saran dan masukan yaitu sebelum
dilakukannya aktualisasi sebaiknya penulis melakukan koordinasi
terkait materi yang akan dibuat, koordinasi dilakukan kepada Tim
PPI yang khusus menangani mengenai infeksi nosokomial di rawat
inap, dan juga berkonsultasi dengan tim PKRS terkait media yang
akan dibuat. Mentor juga menambahkan agar saat melakukan
aktualisasi tetap menjaga kesehatan di masa pandemi covid-19 ini
dan tetap menjaga protocol kesehatan. Kegiatan ini berkaitan
dengan indikator nilai nilai mata pelatihan yaitu indikator
Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan Kejelasan), indikator
Nasionalisme (Musyawarah Mufakat), indikator Etika Publik
(Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama dan Membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian), indikator Komitmen Mutu
(Efektif dan efesien), indikator Anti Korupsi (Kerja keras), indikator
Manajemen ASN (Profesionalitas), indikator Whole of Government
(Koordinasi).
59
Keterkaitan Akuntabilitas:
Dengan Mata Tanggung jawab
Pelatihan Tanggung jawab dalam kegiatan ini adalah penulis melakukan
koordinasi sesuai dengan alur yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan standar yang berlaku di rumah sakit. Hal ini terlihat dari
hirarki yang ditetapkan oleh rumah sakit, yaitu sebelum melakukan
diskusi lebih lanjut kepihak terkait perlu dilakukannya koordinasi
dengan mentor/pembimbing di rumah sakit. Responsibilitas atau
tanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi dari
responsibilitas individu yaitu dengan memberikan pengakuan dan
pelaporan secara jelas terhadap mentor terkait mengenai perubahan
terhadap rancangan yang terjadi selama pelaksanaan koordinasi dan
perancangan sebagai bentuk tanggungjawab dari keputusan yang
dibuat dengan pertimbangan dapat memberikan dampak dan
manfaat yang lebih besar terhadap publik tanpa menghilangkan
esensi atau inti dari rancangan.
Kejelasan
Mengkoordinir penyusunan jadwal sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan standar yang berlaku di rumah sakit
dengan mentor/pembimbing di rumah sakit agar mendapatkan hasil
yang jelas dan transparan. Kejelasan pada pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini yaitu dengan memberikan pengakuan dan pelaporan
secara jelas terhadap mentor terkait mengenai perubahan terhadap
rancangan yang terjadi selama pelaksanaan koordinasi dan
perancangan sebagai bentuk tanggungjawab dari keputusan yang
dibuat dengan pertimbangan dapat memberikan dampak dan
manfaat yang lebih besar terhadap publik tanpa menghilangkan
esensi atau inti dari rancangan.
Nasionalisme :
Mengamalkan sila ke-4 dalam pancasila yaitu tentang musyawarah
demi mencapai mufakat atau tujuan bersama. Nilai nasionalisme
dalam kegiatan ini adalah mengamalkan sila ke-4 dalam pancasila
60
yaitu tentang musyawarah demi mencapai mufakat atau tujuan
bersama. Dapat dilihat dari adanya diskusi antara penulis dan
mentor yang dilakukan ada beberapa masukan yang diberikan dan
penulis menerima saran dan masukan tersebut dengan terbuka,
penulis juga mengutarakan pendapat yang berhubungan dengan
aktualisasi yang akan dilakukan, kemudian hasil dari diskusi
tersebut nantinya akan berguna untuk kepentingan bersama.
Etika Publik :
Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama nilai etika
publik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah berkomunikasi
dengan sopan, ramah, santun dan hormat kepada mentor. Dapat
dilihat dari sebelum melakukan diskusi penulis telah meminta
persetujuan dan kontrak waktu kepada mentor terkait akan
dilakukannya diskusi agar mentor dapat memberikan waktu luang
kepada penulis tanpa mengganggu kegiatan lainnya. Serta saat
diskusi dilakukan, penulis menyampaikan beberapa hal dengan
memperhatikan bahasa yang sopan dan santun. Komunikasi dan
konsultasi selalu dilaksanakan kepada atasan dan mentor pada
setiap tahapan kegiatan untuk dapat menginformasikan dan
berdiskusi terkait perkembangan dari pelaksanaan aktualisasi.
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
Setelah melakukan komunikasi, konsultasi dan kerjasama
selanjutnya penulis dan mentor mendapatkan keputusan yang jelas
berdasarkan hasil diskusi. Selanjutnya penulis melaksanakan
keputusan berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan yang sudah
disetujui oleh mentor. Dan juga perubahan yang terjadi pada
rancangan yang pada awalnya adalah dengan judul GERMAS
(GERAKAN MEMAKAI MASKER) menjadi GERAKAN PAKAI
MASKER karena penulis yakin akan keinginan, keyakinan,
kemampuan dan dukungan yang dimiliki terhadap pelaksanaan
rancangan ini. Adanya mentor dan coach yang memiliki kompetensi
dan keahlian yang memadai untuk dapat mengarahkan dan
61
membimbing mewujudkan perubahan pada rancangan, membuat
penulis yakin untuk membuat keputusan.
Komitmen Mutu :
Efektif dan efesien
Nilai komitmen mutu yang terkandung dalam kegiatan ini adalah
membangun kerja sama dengan mentor yang dilandasi kepercayaan
sehingga kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Dilihat dari penulis tidak langsung menjalankan
kegiatan aktualisasi tanpa dilakukannya diskusi dan mendapat
persetujuan dari mentor. Setiap kegiatan yang akan dilakukan
penulis selalu menghubungi mentor untuk mendapatkan persetujuan
kegiatan yang akan dilakukan, seingga kepercayaan antara mentor
dan penulis dapat dijaga dengan baik
Anti Korupsi:
Kerja keras
Nilai anti korupsi yang terkandung dalam kegiatan ini adalah
diskusi/koordinasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang
telah ditentukan yaitu selama 30 menit, karena penulis menyadari
mentor memiliki kegiatan penting lainnya yang harus
dilaksanakan. Sehingga penulis dan mentor dapat menjalankan
kegiatan lainnya di rumah sakit. Setelah disepakati hasil diskusi
bersama penulis akan bekerja keras untuk melaksanakan tahap-
tahapan kegiatan dengan penuh tanggung jawab. Penulis juga
selalu berupaya untuk dapat memberikan usaha terbaik dan kerja
keras dengan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
berbagai pihak terutama dari unit kerja terkait untuk dapat
memberikan output kegiatan yang mencapai tujuan serta tepat dan
berdaya guna. Sebelum kegiatan koordinasi dilakukan, penulis
mempelajari terlebih dahulu materi leaflet dan menyusun ide serta
gagasan yang akan disampaikan saat berdiskusi, sehingga proses
diskusi berjalan dengan lancar dengan upaya maksimal sehingga
tidak memerlukan waktu yang lama.
62
Manajemen ASN:
Profesionalitas
Pelaksanaan tahapan kegiatan dilaksanakan secara professional dan
bertanggungjawab sesuai dengan kode etik ASN dan tujuan dari
aktualisasi dengan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah
disusun pada rancangan dan tentunya dengan alur koordinasi dan
pelaporan yang sesuai dengan aturan organisasi dan kode etik.
Dalam setiap kegiatan penulis selalu berkoordinasi dengan mentor
demi terwujudnya capaian kegiatan aktualisi yang terbaik untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat khususnya menekan angka
infeksi nosokomial dengan gerakan pakai masker sesuai dengan
materi aktualisasi yang penulis angkat.
Whole of Government
Koordinasi
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan prinsip Whole of
Government (WoG) yaitu penulis melakukan koordinasi sesuai
dengan alur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan standar yang
berlaku di rumah sakit. Hal ini terlihat dari hirarki yang ditetapkan
oleh rumah sakit, yaitu sebelum melakukan diskusi lebih lanjut
kepihak terkait perlu dilakukannya koordinasi dengan
mentor/pembimbing di rumah sakit setelah diberikan ijin oleh
mentor baru penulis melanjutkan kegiatan aktualisasi dan habituasi
ketahapan selanjutnya.
Keterkaitan Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada visi dan
Visi/Misi misi RSUD Wangaya yaitu Visi “Menjadi Rumah Sakit pilihan
Organisasi utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan
Pendidikan berbasis budaya kerja” dan Misi “Memberikan
pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau dengan
mengutamakan keselamatan pasien” didasarkan dari tujuan
penyusunan jadwal aktualisasi mengenai edukasi penggunaan
masker yaitu memberikan informasi masyarakat mengenai
pemakaian masker yang baik dan benar sehingga terhindar dari
63
infeksi nasokomial di rumah sakit yang tujuannya yaitu
mengutamakan keselamatan pasien untuk menekan angka
kesakitan karena infeksi nosokomial.
Kendala dan Dalam penyusunan jadwal aktualisasi tidak ada kendala yang
Solusi ditemukan
Kegiatan
Penguatan Mendukung Janji Layanan RSUD Wangaya yaitu memberikan
Organisasi pelayanan yang aman dan bermutu untuk menghasilkan jadwal
kegiatan aktualisasi mengenai edukasi gerakan pakai masker
tujuannya untuk mengedukasi masyarakat sehingga dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu guna
menekan angka kejadian infeksi nosokomial yang terdapat
dirumah sakit sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan terhindar
dari infeksi nosocomial saat berada di rumah sakit.
Bukti Fisik Gambar 2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan
September Oktober
II III IV I II III
1 Koordinasi mengenai
jadwal aktualisasi dengan
Mentor
2 Menyiapkan leaflet tentang
gerakan pakai masker
3 Melaksanakan pemberian
edukasi
4 Melaksanakan demonstrasi
64
Gambar 3. Foto Kegiatan Koordinasi Dengan Mentor
65
Tabel 7. Capaian Kegiatan Aktualisasi Kedua
Kegiatan 2 Menyiapkan leaflet edukasi mengenai gerakan pakai masker
66
Deskripsi Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang dilakukan oleh penulis.
Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 September sampai dengan
21 September 2021. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa
tahapan kegiatan yaitu menyiapkan materi terkait isi leaflet,
berkoordinasi dengan Mentor, Tim PPI dan Tim PKRS terkait design
leaflet yang dibuat, membuat leaflet tentang Gerakan Pakai Masker,
Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan adalah menyiapkan
materi terkait isi leaflet. Tahap kegiatan ini penulis lakukan pada
tanggal 10 September 2021. Dalam tahap kegiatan ini penulis
mencari materi dari berbagai sumber atau refrensi yang valid yang
tekait dengan Gerakan Pakai Masker. Kemudian materi yang telah
didapatkan dikumpulkan dan selanjutnya penulis membuat Design
Leaflet tentang Gerakan Pakai Masker. Selanjutnya penulis
melakukan koordinasi dengan Mentor dengan membawa leafleat
pada tanggal 14 September 2021 yang penulis design, mentor
membaca isi dari leaflet yang penulis buat, mentor menyarankan
agar ditambahkan gambar pada leaflet agar terlihat menarik dan
selanjutnya dikonsulkan dengan Tim PPI dan Tim PKRS untuk
mendapatkan kelayakan. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi
dengan Ibu Ni Nengah Juniasih, A.Md.Kep, S.K.M selaku Tim
PPI, penulis menyampaikan maksud dan tujuan pembuatan leaflet
yaitu untuk melaksanakan kegiatan habituasi aktualisasai dalam
penugasan Latihan Dasar CPNS. Penulis memberikan leaflet yang
telah dibuat serta memaparkan tentang isi dari leaflet tersebut. Tim
PPI memberikan beberapa masukan terkait materi leaflet yang telah
dibuat oleh penulis yaitu PPI menginstrusikan agar materi yang
dicantumkan di leaflet disederhanakan agar orang awam khususnya
pasien dan keluarga pasien paham isi leaflet tersebut, dan juga
design dari leaflet dibuat semenarik mungkin dan disertai dengan
banyak gambar agar pembaca lebih tertarik untuk membaca leaflet
tersebut. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi dengan Ibu L.
G Wiwik Darmini, S.K.M selaku Tim PKRS saat koordinasi
67
dengan Tim PKRS penulis menyampaikan maksud dan tujuan
pembuatan leaflet yaitu untuk melaksanakan kegiatan habituasi
aktualisasai dalam penugasan Latihan Dasar CPNS. Penulis
memberikan leaflet yang telah dibuat serta memaparkan tentang isi
dari leaflet tersebut. Tim PKRS memberikan saran agar ditambahkan
materi mengenai pemakaian double masker, disini penulis mendisgn
ulang leafleat sesuai dengan masukan yang diberikan oleh Mentor,
Tim PPI dan Tim PKRS. Tahap kegiatan selanjutnya yang penulis
kerjakan adalah melakukan beberapa hal yang perlu dikoreksi
dari leaflet atas masukan dari Mentor, Tim PPI dan Tim PKRS yang
telah penulis buat sebelum leaflet disebar kepada pasien dan
keluarga pasien. Dan tahap selanjutnya adalah mencetak leafleat
untuk mendapatkan kelayakan dari Tim PKRS. Leaflet yang telah
dicetak kemudian dicatat pada buku register leaflet PKRS dan
mendapatkan nomor leaflet. Ibu Kepala Instalasi PKRS meminta
untuk menambahkan penomoran leaflet pada halaman depan leaflet
sebelum leaflet disebarluaskan. Setelah mendapatkan kelayakan
dari Tim PKRS selanjutnya memperbanyak leafleat. Dan kegiatan
selanjutnya adalah mendokumentasikan kegiatan melalui foto.
Kegiatan ini berkaitan dengan indikator nilai- nilai mata pelatihan
yaitu indikator Akuntabilitas (Kejelasan, Tanggung Jawab dan
Integritas), indikator Nasionalisme (sila ke-3, leaflet dibuat dengan
gambar dan kalimat yang tidak mengandung unsur SARA), indikator
Etika Publik (Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun), indikator Komitmen Mutu (Efisien dan Efektif), indikator
Anti Korupsi (Jujur), indikator Manajemen ASN (Profesionalitas),
indikator Whole of Government (Koordinasi)
Keterkaitan Akuntabilitas:
Dengan Mata Kejelasan
Pelatihan Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah penulis membuat isi
leaflet sesuai dengan sumber yang jelas. Dan juga saat pembuatan
68
leaflet penulis membuat dengan rasa tanggung jawab, jelas dan
transparan, serta dibuat sesuai hasil diskusi yang didapat dari
koordinasi dengan pihak terkait agar terciptanya media edukasi yang
menarik dan mudah dipahami oleh pasien dan keluarga pasien.
Tanggung jawab
Responsibilitas atau tanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan
kedua merupakan aktualisasi dari responsibilitas individu yaitu
dengan melakukn koordinasi secara jelas terhadap mentor/Kepala
Bidang terkait leaflet yang telah disusun serta penulis juga
melakukan perbaikan leaflet sesuai arahan dari Kepala Bidang
Keperawatan. Setiap pelaksanaan tahapan kegiatan kedua dilakukan
penulis dengan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan untuk
dapat melampirkan seluruh output dan bukti kegiatan sebagai bentuk
pertanggungjawaban, responsibilitas individu dalam pelaksanaan
kegiatan. Responsibilitas institusi dengan memberikan kewenangan
bagi Kepala Bidang Keperawatan untuk dapat membimbing
pelaksanaan aktualisasi karena kompetensi dan pengalaman yang
dimiliki bermanfaat bagi penulis dalam menyusun leaflet Gerakan
Pakai Masker ini.
Intergritas
Penulis melaksanakan kegiatan secara bersungguh-sungguh sebagai
bukti integritas dengan mencari sumber terpercaya untuk pembuatan
leaflet. Dan juga saat pembuatan leaflet penulis membuat dengan
rasa tanggung jawab, jelas dan transparan, serta dibuat sesuai hasil
diskusi yang didapat dari koordinasi dengan Mentor, Tim PPI dan
Tim PKRS agar terciptanya media edukasi yang menarik dan mudah
dipahami oleh pasien dan keluarga pasien. Selanjutnya
melaksanakan edukasi dengan penuh integritas sesuai dengan
tahapan kegiatan untuk benar-benar dapat mewujudkan aktualisasi
dengan baik dan mencapai sasaran yaitu pasien dan keluarga pasien
mengerti dengan edukasi yang diberikan.
69
Nasionalisme:
Mengamalkan sila ke-3 Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini
adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam leaflet dan
tidak mengandung gambar SARA, dalam melakukan diskusi sebagai
bentuk musyawarah demi mencapai tujuan bersama. Kegiatan
pembuatan media tahap kegiatan diskusi menanamkan nilai
nasionalisme yaitu kerja sama, kepentingan bersama dan gotong
royong. Implementasi dari nilai persatuan adalah penulis
melaksanakan dengan giat dan tekun seluruh tahapan kegiatan yang
ada, serta dengan sungguh-sungguh dan profesional untuk
memperoleh hasil atau output kegiatan sesuai yang diharapkan.
Ketekunan ini dibuktikan dengan penulis mencari dan
mengumpulkan referensi tidak terbatas hanya pada satu sumber
melainkan beberapa sumber yang relevan dan dapat dijamin
kebenarannya. Penulis juga secara tekun dan teliti menyusun leaflet
berdasarkan materi yang diperoleh, sehingga tersusun leaflet yang
menarik dan memberikan informasi secara singkat dan jelas.
Etika Publik:
Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
Nilai etika public yang terkandung dalam kegiatan ini adalah dalam
melakukan konsultasi dengan Mentor, tim PKRS dan tim PPI penulis
menyampaikan dengan bahasa yang sopan dan santun. Dalam
membuat laporan materi dan desain media edukasi penulis
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan tidak
menggunakan unsur SARA.
Komitmen Mutu:
Efesien dan efektif
Nilai komitmen mutu dapat dilihat dari penulis melakukan
koordinasi dengan Mentor, tim PKRS dan tim PPI dalam
penyusunan materi dan desain media edukasi sehingga didapatkan
70
hasil yang bermutu, efektif dan efisien dan diharapkan menghasilkan
media yang menarik, informatif dan mudah dipahami oleh pasien
dan keluarga. Dan juga pelaksanaan kegiatan kedua dilakukan secara
efektif dan efisien dengan ketercapaian output kegiatan sesuai
dengan rencana/jadwal rancangan, hemat karena tidak ada sumber
daya dalam bentuk uang yang dihabiskan dalam pelaksanaan karena
pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan memanfaatkan sumber yang
telah tersedia secara luas tanpa berbayar di internet hanya
membutuhkan jaringan data dan koneksi internet.
Anti Korupsi:
Jujur
Kejujuran penulis dalam melaksanakan kegiatan dibuktikan dalam
penyusunan leaflet dengan menggunakan materi yang didapat dari
pengumpulan referensi yang sebenarnya tanpa mengubah materi
tersebut. Hal lain yang menunjukkan kejujuran penulis yaitu pada
saat melakukan koordinasi penulis memaparkan dengan jujur dan
terbuka hasil penyusunan leaflet serta menyampaikan permasalahan
dan pertanyaan secara terbuka tanpa ada yang ditutupi.Penulis tidak
memungut biaya saat leaflet dibagikan kepada pasien dan keluarga
pasien karena penulis memberikan edukasi demi keselamatan
bersama
Manajemen ASN:
Profesionalitas
Kegiatan ini penulis lakukan dengan professional sesuai kode etik
ASN serta saran dan kritik dengan baik mengenai penyusunan leaflet
oleh Mentor, Tim PKRS dan Tim PPI sangat membangun. Dan
tujuan dari aktualisasi yaitu melaksanakan kegiatan dengan tekun dan
giat yang bepedoman pada jadwal yang telah disusun pada rancangan
sehingga kegiatan diselesaikan tepat waktu. Pengembangan kualitas
dilakukan penulis dengan belajar untuk dapat melaksanakan tugas
dengan lebih teliti dan hati-hati dan membuat materi leafleat yang
71
baik dan benar untuk dapat mencapai hasil dan output yang sesuai
dengan sasaran yaitu pasien dan keluarga pasien paham dengan
edukasi mengenai gerakan pakai masker.
Whole of Government
Koordinasi
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan prinsip Whole of Government
(WoG) yaitu melakukan koordinasi/kerjasama dengan pihak terkait
melalui diskusi agar media leaflet yang dibuat dapat disebarkan ke
pada khalayak. Kegiatan dilakukan dengan koordinasi dengan
mentor, menerima kritik dan saran dengan baik. Dengan hasil
kesediaan dan keterlibatan Kepala Bidang untuk dapat berpartisipasi
dan memberikan evaluasi pada leaflet yang penulis susun. Hal ini
sangat membantu penulis untuk dapat mencapai tujuan dari
pelaksanaan kegiatan yaitu menyusun leaflet Gerakan Pakai Masker
sehingga dapat meningkatkan pemahaman pembaca tentang leaflet
Gerakan Pakai Masker.
Keterkaitan Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada visi dan
Visi/Misi misi RSUD Wangaya yaitu Visi Menjadi Rumah Sakit pilihan
Organisasi utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
berbasis budaya kerja dan Misi Mengelola sarana dan prasarana
penunjang pelayanan kesehatan secara optimal dimana leaflet
diharapkan dapat disosialisasikan kepada pasien dan keluarga pasien
sehingga pengetahuan pasien dan keluarga pasien akan meningkat.
Kendala dan Dalam menyusun leaflet tidak ada kendala yang ditemukan
Solusi
Kegiatan
72
Dengan tersusunnya leaflet maka informasi mengenai Gerakan Pakai
Masker akan dapat membantu menyediakan media dalam proses
pemberian KIE maupun pelayanan terhadap pasien. Hal ini yang
diharapkan mendukung pelaksanaan pelayanan yang lebih bermutu.
73
Gambar 8. Foto Kegiatan Konsul Leaflet Dengan Tim PKRS
74
Tabel 8. Capaian Kegiatan Aktualisasi Ketiga
75
dengan pemberian edukasi, melakukan kontrak waktu dengan kepala
ruangan/wakil kepala ruangan di ruang ICU terkait akan
diadakannya pemberian edukasi, melakukan kontrak waktu kepada
pasien dan keluarga pasien, melakukan pemberian edukasi pada
pasien dan keluarga pasien menggunakan leaflet, memberikan
kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien untuk bertanya jika
ada hal yang kurang jelas, mengintruksikan pasien dan keluarga
pasien untuk mengisi daftar penerima edukasi, mendokumentasikan
kegiatan.
Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan adalah menyiapkan
seluruh sarana dan prasarana. Tahap kegiatan ini penulis lakukan
adalah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk memberikan
edukasi, menyiapkan leaflet untuk dijelaskan kepasien, menyiapkan
form daftar penerima edukasi. Setelah itu tahapan kgiatan
selanjutnya adalah melakukan kontrak waktu dengan kepala
ruangan/wakil kepala ruangan, tahap kegiatan ini dilakukan di
ruang ICU dan telah diberikan persetujuan untuk diadakannya
pemberian edukasi. Selanjutnya penulis melakukan kontrak waktu
kepada pasien dan keluarga pasien yang akan diberikan edukasi,
kontrak waktu disepakati selama 15 menit. Setelah pasien dan
keluarga pasien setuju dan sepakat maka selanjutnya penulis
melakukan pemberian edukasi melalui media leaflet tentang
Gerakan Pakai Masker, kegiatan ini dilakukan oleh penulis dengan
mengajak pasien dan keluarga pasien untuk mendengarkan
penjelasan di leaflet yang telah dibuat oleh penulis sambil penulis
memperjelas maksud dari leaflet tersebut agar pasien lebih paham
dan mengerti. Selanjutnya setelah menjelaskan mengenai leaflet
penulis memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
pasien untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas, pada tahap
kegiatan ini pasien dan keluarga pasien lebih banyak bertanya
tentang pengaruh masker jika tidak digunakan dengan cara yang
benar, jadi disini terlihat pasien dan keluarga pasien terlihat antusias
76
dan peduli tentang kondisinya jika sudah memasuki area rumah sakit.
Setelah sesi Tanya jawab selesai selanjutnya penulis
mengintruksikan pasien dan keluarga pasien untuk mengisi
daftar penerima edukasi, didalam form penerima edukasi menulis
nama dan tanda tangan saja, selanjutnya seluruh kegiatan
didokumentasikan di lembar implementasi keperawatan sebagai
bukti kegiatan telah dilaksanakan dengan baik.
Kegiatan ini berkaitan dengan indikator nilai- nilai mata pelatihan
yaitu indikator Akuntabilitas (Kejelasan, Tanggung Jawab dan
Integritas), indikator Nasionalisme (sila ke-2 dalam pancasila yaitu
memberikan kesempatan yang sama pada seluruh pasien dan
keluarga untuk mendapatkan edukasi mengenai gerakan pakai
masker), indikator Etika Publik (Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun), indikator Komitmen Mutu (Efisien dan Efektif),
indikator Anti Korupsi (Disiplin), indikator Manajemen ASN
(Keterbukaan), indikator Pelayanan Publik (Partisifatif).
Keterkaitan Akuntabilitas:
Dengan Mata Kejelasan
Pelatihan Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah penulis menyampaikan
secara jelas dan transparan maksud dan tujuan dari kegiatan yang
akan dilakukan. Bertanggung jawab terhadap materi edukasi yang
diberikan dan menjelaskan materi sesuai dengan apa yang dibuat dan
apa yang akan dilaksanakan.
Transparansi
Bukti dan hasil dari pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dilaporkan
dan dilampirkan penulis secara jujur dan transparan tanpa
memanipulasi hasil pelaksanaan kegiatan. Penulis melaksanakan
kegiatan secara bersungguh-sungguh dan menjalankan tugas secara
mandiri dan mengusahakan hasil terbaik dengan menyampaikan
edukasi secara jelas dan transparan maksud dan tujuan dari kegiatan
yang akan dilakukan agar pasien dan keluarga pasien dapat mengerti
77
mengenai edukasi yang disampaikan dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Intergritas
Penulis melaksanakan kegiatan secara bersungguh-sungguh dan
menjalankan tugas secara mandiri dan mengusahakan hasil terbaik
dengan menyampaikan edukasi secara jelas dan transparan maksud
dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Agar pasien dan
keluarga pasien dapat mengerti mengenai edukasi yang disampaikan
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Nasionalisme:
Mengamalkan sila ke-2 nilai nasionalisme dalam kegiatan ini
adalah diwujudkan dengan pemberian edukasi diberikan kepada
semua pasien yang terindikasi tanpa membedakan SARA, tidak
membedakan berdasarkan sosial ekonomi pasien. Tujuan dari
kegiatan ini juga untuk membangun kerjasama diantara pasien dan
keluarga, keluarga dengan perawat dalam mengoptimalkan kondisi
pasien.
Etika Publik:
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
Nilai etika publik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah
berpenampilan yang rapi dan bersih ketika bertemu pasien.
Pemberian edukasi dengan sopan santun, serta ramah kepada pasien
atau keluarga. Memberikan kesempatan pasien atau keluarga
bertanya terkait kegiatan yang akan berlangsung..
Komitmen Mutu:
Efektif dan efisiensi
Nilai komitmen mutu dapat dilihat dari penulis memberikan edukasi
secara lengkap, jelas dan tepat sasaran. Sehingga pemberian edukasi
tidak asal namun ngena dan pasien dapat mengerti keseluruhan
edukasi, dan dapat diterapkan selamanya..
78
Anti Korupsi:
Disiplin
Nilai anti korupsi yang terkandung dalam kegiatan ini diwujudkan
dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang
sudah disepakati saat kontrak waktu. Dan pada kegiatan ini penulis
tidak mengharapkan imbalan apapun dari pasien dan keluarga
pasien, penulis lakukan pemberian edukasi murni untuk kepentingan
bersama.
Manajemen ASN:
Keterbukaan
Dalam melakukan kegiatan edukasi penulis menyampaikan
informasi secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi. Bukti dan
hasil dari pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dilaporkan dan
dilampirkan penulis secara jujur dan transparan tanpa
memanipulasi hasil pelaksanaan kegiatan. Penulis melaksanakan
kegiatan secara bersungguh-sungguh dan menjalankan tugas secara
mandiri dan mengusahakan hasil terbaik dengan menyampaikan
edukasi secara jelas dan terbuka dengan maksud dan tujuan dari
kegiatan yang akan dilakukan. Agar pasien dan keluarga pasien
dapat mengerti mengenai edukasi yang disampaikan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan Publik:
Partisifatif
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan nilai ASN sebagai pelayan
publik, karena disini penulis memberikan edukasi kepada seluruh
pasien dan keluarga pasien agar tidak terjadinya infeksi dirumah
sakit, sehingga nantinya akan berakibat pada peningkatan kualitas
pelayanan dan mutu pelayanan rumah sakit terhadap publik dalam
hal pengendalian dan pencegahan infeksi.
Keterkaitan Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada visi dan
Visi/Misi misi RSUD Wangaya yaitu Visi “Menjadi Rumah Sakit pilihan
utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
79
Organisasi berbasis budaya kerja” dan Misi “Mengembangkan kompetensi
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan”. Kegiatan
pemberian edukasi mengenai gerakan pakai masker dilakukan
dengan semangat dan komitmen untuk memberikan pengetahuan
kepada pasien dan keluarga pasien sehingga berkontribusi dalam
memberikan pendidikan untuk menekan angka infeksi nosokomial.
Kendala dan Dalam memberikan edukasi gerakan pakai masker tidak ada kendala
Solusi yang ditemukan
Kegiatan
80
Gambar 11. Foto Kegiatan Pemberian Edukasi Gerakan Pakai
Masker
81
82
Tabel 9. Capaian Kegiatan Aktualisasi Keempat
83
sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk demonstrasi,
melaksanakan demonstrasi gerakan pakai masker bersama-sama
dengan pasien dan keluarga pasien, mendokumentasikan kegiatan.
Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan adalah menyiapkan
seluruh sarana dan prasarana. Tahap kegiatan ini penulis lakukan
adalah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk
melaksanakan demonstrasi yang perlu penulis siapkan adalah
masker untuk demonstrasi penggunaan pakai masker yang benar.
Setelah itu tahapan kgiatan selanjutnya adalah melaksanakan
demonstrasi, tahap kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih 5
menit. Demonstrasi dilakukan bersama-sama dengan pasien dan
keluarga pasien, dalam kegiatan ini pasien sangan kooperatif dan
antusias walaupun hanya dapat melakukan demonstrasi berbaring
ditempat tidur. Selanjutnya seluruh kegiatan didokumentasikan di
lembar implementasi keperawatan sebagai bukti kegiatan telah
dilaksanakan dengan baik.
Kegiatan ini berkaitan dengan indikator nilai- nilai mata pelatihan
yaitu indikator Akuntabilitas (Kejelasan dan Tanggung Jawab),
indikator Nasionalisme (sila ke-3 dalam osocomia yaitu
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
penyampaian demonstrasi gerakan pakai masker dan tidak
mengandung SARA), indikator Etika Publik (Memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun), indikator Komitmen Mutu
(Efektivitas dan efesiensi), indikator Anti Korupsi (Disiplin),
indikator Pelayanan Publik (Partisifatif).
Keterkaitan Akuntabilitas:
Dengan Mata Kejelasan
Pelatihan Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah penulis melakukan
demonstrasi sesuai dengan prinsip pencegahan infeksi dan juga
informasi yang diberikan sesuai dengan materi yang dibahas dan
jelas. Kegiatan demonstrasi ini dilakukan dengan penuh tanggung
84
jawab sehingga penulis berusaha agar seluruh pasien dan keluarga
pasien seluruhnya dapat melakukan pencegahan infeksi di rumah
sakit dengan benar.
Tanggung jawab
Kegiatan demonstrasi ini dilakukan dengan penuh tanggung jawab
sehingga penulis berusaha agar seluruh pasien dan keluarga pasien
seluruhnya dapat melakukan pencegahan infeksi di rumah sakit
dengan benar sehingga bisa menerapkannya dimana saja dan menjadi
contoh yang baik dimasyarakat, sehingga angka infeksi semakin
menurun.
Nasionalisme:
Mengamalkan sila ke-3 Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini
adalah diwujudkan dengan saat demonstrasi berlangsung penulis
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
penyampaian demonstrasi penggunaan masker dan tidak
mengandung unsur SARA, dan juga demonstrasi dilakukan kepada
seluruh pasien tanpa terkecuali dan tanpa membeda-bedakan suku,
ras, agama, social, dan ekonomi. Jadi seluruh pasien memiliki
kesempatan yang sama untuk dilakukannya demonstrasi penggunaan
masker.
Etika Publik:
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
Nilai etika publik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah
Berpenampilan yang rapi dan bersih ketika bertemu pasien. Saat
melakukan demonstrasi bersikap dengan sopan santun, serta ramah
kepada pasien atau keluarga. Memberikan kesempatan pasien atau
keluarga bertanya terkait kegiatan yang akan berlangsung. Dan juga
dapat dilihat dari sebelum penulis melakukan pemberian edukasi dan
demonstrasi penulis meminta persetjuan pasien dan keluarga pasien
tanpa adanya paksaan, kegiatan ini juga dilakukan saat pasien sedang
tidak istirahat sehingga penulis tidak mengganggu waktu istirahat
85
pasien dan keluarga pasien.
Komitmen Mutu:
Efektivitas dan efesiensi
Nilai komitmen mutu dapat dilihat dari penulis melakukan
demonstrasi penggunaan masker dilakukan sesuai SPO yang ada.
Dan juga pelaksanaan demonstrasi diakukan dengan efektif dan
efesien, dengan waktu demonstrasi disesuaikan dan juga efektif
dalam penggunaan bahan.
Anti Korupsi:
Disiplin
Nilai anti korupsi yang terkandung dalam kegiatan ini dapat dilihat
dari penulis melakukan kegiatan ini secara sederhana yang
maksudnya penulis menggunakan alat dan bahan yang memang telah
ada di rumah sakit, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan untuk terselenggaranya kegiatan ini. Penulis juga tidak
mengharapkan imbalan dari kegiatan ini kepada pasien dan keluarga
pasien, penulis murni melakukan kegiatan ini demi turunnya angka
kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit.
Pelayanan Publik:
Partisipatif
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan nilai ASN sebagai pelayan
publik, karena disini penulis memberikan demonstrasi langsung
kepada seluruh pasien dan keluarga pasien agar dapat melakukan
pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit, sehingga nantinya
akan berakibat pada peningkatan kualitas pelayanan dan mutu
pelayanan rumah sakit terhadap publik dalam hal pengendalian dan
pencegahan infeksi.
Keterkaitan Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada visi dan
Visi/Misi misi RSUD Wangaya yaitu Visi “Menjadi Rumah Sakit pilihan
Organisasi utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
berbasis budaya kerja” dan Misi “Mengembangkan kompetensi
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan”. Kegiatan
86
pemberian demonstrasi mengenai gerakan pakai masker dilakukan
dengan semangat dan komitmen untuk memberikan pengetahuan
kepada pasien dan keluarga pasien sehingga berkontribusi dalam
memberikan pendidikan untuk menekan angka infeksi nosokomial.
Kendala dan Dalam memberikan demonstrasi gerakan pakai masker tidak ada
Solusi kendala yang ditemukan
Kegiatan
87
88
89
Tabel 10. Capaian Kegiatan Aktualisasi Kelima
90
penulis ingin mengetahui seberapa mampu pasien dan keluarga
pasien memahami edukasi yang telah diberikan dan juga dapat
menerapkanya, disini penulis tidak memaksakan pasien maupun
keluarga pasien harus dapat menjawab seluruh pertanyaan, penulis
menghargai setiap usaha pasien dan keluarga pasien untuk
menyimak materi. Setelah itu tahapan kegiatan selanjutnya adalah
mencatat respon setiap pasien, tahap kegiatan ini dilakukan yaitu
mencatat seluruh respon pasien dan keluarga pasien setiap jawaban
dari seluruh pertanyaan. Respon akan diberikan sesuai dengan nilai
yaitu rentang 1-5, berikut rentang respon yang akan diberikan :
Skor 1 : tidak respon sama sekali (tidak antusias dan keinginan
belajar)
Skor 2 : tidak paham (ingin belajar tapi kesulitan mengerti)
Skor 3 : paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan
sendiri
Skor 4 : dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi harus
dibantu edukator
Skor 5 : dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tanpa dibantu
edukator
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah mendokumentasikan
dalam rekam medis catatan edukasi terintegrasi pasien, pada
tahap kegiatan ini penulis mendokumentasikan pemberian edukasi
dan demonstrasi pada pasien dan keluarga pasien melalui catatan
pemberian edukasi terintegritas yang terletak di rekam medis pasien,
penulis mendokumentasikan dengan lengkap dan jelas serta
menginstrusikan pasien dan keluarga pasien untuk menandatangani
sebagai bukti telah dilakukannya pemberian edukasi. Tahapan
kegiatan selanjutnya adalah mengumpulkan data hasil evaluasi.
Tahap kegiatan ini penulis lakukan adalah mengumpulkan hasil
evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis dengan mencatat respon
setiap pasien. Setelah itu tahapan kegiatan selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisis data, tahap kegiatan ini dilakukan
dengan mengolah data hasil evaluasi melalui computer dan juga
91
menganalisis sesuai dengan hasil yang telah didapatkan.
4
Respon 1
3 Respon 2
Respon 3
2 Respon 4
Respon 5
1
0
Jumlah Pasien
92
Keterkaitan Akuntabilitas:
Dengan Mata Kejelasan
Pelatihan Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah evaluasi dilakukan
secara jelas sesuai dengan checklist pertanyaan yang telah dibuat
untuk mengetahui pemahaman pasien setelah diberikan edukasi
sehingga mendapatkan data hasil evaluasi.
Tanggung jawab
Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah penulis bertanggung
jawab atas pemberian evaluasi sehingga bermanfaat bagi pasien dan
keluarga pasien dalam pencegahan infeksi sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Nasionalisme:
Mengamalkan sila ke-3 Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini
adalah diwujudkan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Tidak melakukan diskriminasi, mengevaluasi peserta
penyuluhasn secara adil dan menyeluruh tanpa membeda-bedakan
yang satu dengan lainnya.
Etika Publik:
Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
Nilai etika publik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah
Memberikan pertanyaan yang jelas dalam rangka mengevaluasi
kegiatan dengan sikap sopan dan ramah. Serta mengapresiasi
keikutsertaan pasien atau keluarga dalam kegiatan ini.
Komitmen Mutu:
Efektivitas dan efesiensi
Nilai komitmen mutu dapat dilihat dari pelaksanaan evaluasi dengan
sungguh-sungguh bertujuan untuk menyamakan persepsi antara
edukator dan keluarga sehingga nantinya dapat disimpulkan bahwa
kegiatan tersebut berkualitas, efektivitas dan efisiensi dan memiliki
manfaat untuk khalayak yang membutuhkan.
93
Anti Korupsi:
Disiplin
Nilai anti korupsi yang terkandung dalam kegiatan ini adalah hasil
evaluasi merupakan hasil nyata kemampuan pasien bukan di
manupulasi jadi hasil evaluasi ini murni dari penilaian penulis.
Pelayanan Publik:
Partsipatif
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan nilai ASN sebagai pelayan
publik, karena disini penulis memberikan evaluasi langsung kepada
seluruh pasien dan keluarga pasien agar dapat melakukan
penggunaan masker yang baik dan benar dirumah sakit, sehingga
nantinya akan berakibat pada peningkatan kualitas pelayanan dan
mutu pelayanan rumah sakit terhadap publik dalam hal
pengendalian dan pencegahan infeksi.
Keterkaitan Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada visi dan
Visi/Misi misi RSUD Wangaya yaitu Visi “Menjadi Rumah Sakit pilihan
Organisasi utama, inovatif, unggul dalam pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
berbasis budaya kerja” dan Misi “Mengembangkan kompetensi
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan”. Kegiatan
pemberian evaluasi mengenai gerakan pakai masker dilakukan
dengan semangat dan komitmen untuk memberikan evaluasi kepada
pasien dan keluarga pasien agar penulis mengetahui respon pasien
dan keluarga pasien sehingga penulis mengetahui seberapa
pengetahuan pasien mengenai edukasi dan demonstrasi yang
diberikan sehingga diharapkan pasien dan keluarga pasien
mengemukakan respon yang baik mengenai kegiatan evaluasi ini
agar penulis bisa berkontribusi untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pendidikan berbasis kerja serta unggul.
Kendala dan Dalam memberikan evaluasi gerakan pakai masker tidak ada kendala
Solusi yang ditemukan
Kegiatan
94
Penguatan Mendukung Janji Layanan RSUD Wangaya yaitu memberikan
Organisasi pelayanan yang aman dan bermutu, dengan memberi edukasi sesuai
standar dan dapat dipertanggung jawabkan. Kegiatan evaluasi
tentang gerakan pakai masker sudah dipersiapkan penulis yaitu
pertanyaan evaluasi dibuat dari sumber yang relevan sehingga akan
memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien ilmu
yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan.
Bukti Fisik Gambar 14. Foto Kegiatan Evaluasi Gerakan Pakai Masker
Kegiatan
95
96
Gambar 15. Foto Keluarga Pasien menulis pemberian edukasi di
form catatan edukasi terintegrasi pasien
97
98
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
100
DAFTAR PUSTAKA
Belian.2019. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi(PPI).Yogyakarta: Unisa Creative.
Kemenkes RI. 2020. Cara Menggunakan Masker Yang Benar. Di akses tanggal 26
Agustus 2021 pada https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/cara-
memakai-masker-yang-benar2
101
Sapardi, Vivi Syofia. 2018. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pencegahan Dan
Pengendalian Healthcare Associated Infections Di Rsi Ibnusina. Jurnal
Endurance vol.3, No.2. 358-366
102
LAMPIRAN
103
Gambar 17. Notulen Bimbingan Mentor
104
Gambar 18. Foto Bimbingan melaui Zoom Dengan Coach
105
Gambar 19. Foto Bimbingan melaui Zoom Dengan Coach
106