Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

CP
DENGAN ALL (LEUKEMIA LIMFOSITIK/LIMFOBLASTIK AKUT) DI RUANG
FLAMBOYAN RSUP SANGLAH DENPASAR

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 / B-10-B

DEWA AYU SETIA DEWI (173222796)


GUSTI AYU PUTU PRAMITA (173222797)
I GEDE JAYENDRA KANA (173222798)
KOMANG WIWIK ARISTIANI (173222804)
MADE SINTA SITARASMI (173222805)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
DENPASAR
2018

KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan tugas PLKK ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan pada Penyakit Hematologi”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas PLKK.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak
dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah member
kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 28 Desember 2018

Kelompok 1
BAB I
PENHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan
metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan
sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti
makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh melalui
sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah
keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh
jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Komponen sistem peredaran darah, Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel- sel darah. Sel-sel darah terdiri dari
sel darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ). Komposisi
plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit sekitar 45 % l. Sel dan
keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di
sebut sentrifugasi.
Fungsi darah yaitu Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh, Mengangkut sari-sari
makanan keseluruh tubuh, Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida, urea,dan
asam laktat kealat ekskresi seperti Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang
membutuhkan, Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit serta melakukan
mekanisme pembekuan darah.
Kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah seperti
1 Anemia ( Kurang Darah ). Dikarenakan kurangnya darah Hb atau kurangnya jumlah eritrosit
dalam darah.
2 Varisis,adalah pelebaran pembuluh darah di betis.
3 Hemoroid ( Ambien ), Adalah perebaran pembuluh darah disekitar dubur (anus).
4 Arterios klerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena timbunan atau endapan kapur.
5 Atherosklerosis, ialah pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak.
6 Embolus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
7 Trombus, ialah tersumbatnya pembuluh darah karena bendah yang tidak bergerak.
8 Hemofilia, ialah kelainan darah sukar membeku karena faktor hereditas atau keturunan.
9 Leukimia ( kangker darah ) ialah bertambahnya leukosit secara tak terkendali.
10 Penyakit kuning pada bayi ( eritroblastosis Fetalis ), adalah merusaknya eritrosit bayi atau janin
akibat aglutinasi dari antibodi ibu, apabila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah yaitu Bagaimana pembiayaan
kesehatan melalui asuransi kesehatan sosial.
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui laporan pendahuluan asuhan keperawatan leukemia pada anak.
2 untuk mengetahui ilustrasi kasus asuhan keperawatan leukemia pada anak
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Laporan Pendahuluan (Konsep Dasar Penyakit)


1. Definisi
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam.
Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel – sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Leukemia ini mrupakan penyakit
proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferase
abnormal dari sel – sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada
sumsum tulang(Sunaryanti, 2011).
Leukimia adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leokusit), leukosit
yang dihasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan leukosit tersebut
melakukan infansi dalam berbagai organ tubuh, sel-sel leukemik berinfilstrasi ke dalam
sumsum tulang, mengganti unsur sel-sel yang normal(Betz Lynn. C & Sowden.AL, 2009).
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari
sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell)
yang akan membentuk suatu klon sel leukemia(Tarwoto & Wartonah, 2008).

2. Insidens
a) Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi : ALL terjadi pada 80 %
kasus leukemia anak.
b) Insidens paling tinggi terjadi pada anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun.
c) Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
d) Sedikitnya 60 % sampai 70 % akan mencapai menyembuhan atau kelangsungan hidup
jangka panjang.
e) Anak afrika, amerika mempunya frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
kesintasan midian yang lebih rendah.

3. Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti.Oleh sebab itu, sangat sulit bagi kita
untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi terhadap
frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain(Sunaryanti, 2011) yaitu :
a) Radiasi
Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi. Sedang LLK sendiri
jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Jadi ada kemungkinan pegawai radiologi
bisa memiliki kemungkinan terkena serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi
lebih sering menderita leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak
sendiri meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak itu,
mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini.
b) Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan
seperti benzena, Insektisida, obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan
memungkinkan terjadinya Leukemia.
c) Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia
Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel darah
putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus
leukemia feline.
d) Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down
lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20
kali lebih rentan dibanding yang normal.

4. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari leukimia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015) yaitu :
a) Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa
lelah, penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada
pemeriksaan fisis hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90%
kasus. Juga sering didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan
hepatomegali.Kadang-kadang ada purpura, perdarahan retina, panas,
pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang priapismus.
b) Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang,
anemia, petekie, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar
getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum.Kadang-kadang juga
ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan
mielomonositik.
c) Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali,
infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik,
trombositopenia, hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga
penderita mudah terserang infeksi.
d) Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa
infeksi, purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan
berat badan dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali,
limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan perdarahan retina.

5. Klasifikasi
Leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan leukemia kronik.Pembagian ini
tidak menggambarkan lamanya harapan hidup tetapi menggambarkan kecepatan
timbulnya gejala dan komplikasi. Pada garis besarnya pembagian leukemia
adalah sebagai berikut (Sunaryanti, 2011) yaitu :
a) Leukimia limfositik akut (LLA)
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.Penyakit ini juga terdapat
pada orang dewasa, terutama mereka yang telah berumur 65 tahun atau lebih.
b) Leukemia mielositik akut (LMA)
Penyakit yang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c) Leukimia limfositik kronis (LLK)
Penyakit ini sering di derita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55
tahun.Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-
anak.
d) Leukimia mielositik kronis (LMK)
Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit kemungkinannya.

6. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau
sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet.Seluruh sel darah normal diperoleh dari
sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.Sel batang dapat dibagi ke
dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal
bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai
hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul,
tulang dada, dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang.Biasanya dijumpai
tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang
sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal.Derajat kementahannya merupakan
petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi
ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang
leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel
blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel
stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel
plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem
limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T
helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.Sakit tulang juga
sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-
muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif & Kusuma, 2015).

PATHWAY

FACTOR PENCETUS
- Genetik - kelainan Sel neoplasma
kromosom berproliferasi didalam
- Radiasi - infeksi virus sumsum tulang
- Obat – obatan - paparan bahan kimia

Infiltrasi sumsum tulang Penyebaran ekstramedular Sel onkogen

Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik

Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe meningkat
limfe

Limfadenopati Defisit Nutrisi(D.0019)


Depresi
Sel normalproduksi
digantikan
Hepatosplenomegali Peningkatan
Nyeri
Suplai Akut(D.0077)
oksigentekanan
ke Perfusi perifer tidak
Penurunan
Penekanan
oleh
sumsumsel fungsi
ruang
kanker
tulang Hipermetabolisme
Infiltrasi
Penurunan
leukosit periosteal
eritrosit
trombosit Intoleransi
intra
jaringan
Fraktur
Tulang abdomen aktivitas
inadekuat
fisiologis
Kelemahan
lunak tulang
dan lemah (D.0056) efektif(D.0009)
Risiko perdarahan(D.0012)
abdomen Daya
Trombositopenia
Anemia
tahan tubuh Kecenderunga
infeksi(D.0142)
perdarahan
7. Komplikasi
Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut ((Betz Lynn. C &
Sowden. AL, 2009) :
a) Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemiadapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi Leukemiajuga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
b) Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)
padakeadaan Leukemia dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat
menyebabkan pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan
hematom.
c) Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau sendi.
Keadaanini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal
yangberkembang pesat.
d) Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaanleukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar,bahkan beresiko untuk pecah.
e) Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien dengan kasus
leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar
trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang
abnormal dan mengakibatkan stroke.
f) Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga dapat menurunkan
kadarleukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
g) Kematian.

8. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita leukemia
sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015 ; Ngastyah, 2005) yaitu :
a) Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah
tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk
leukimia.

b) Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder).
c) Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp cell.
d) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal.Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam
keadaan remisi maupun keadaan kambuh.Untuk mencegahnya diberikan metrotreksat
(MTX) secara intra tekal.

9. Pengobatan Penyakit Leukimia


Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu antara
lain sebagai berikut :
a) Kemoterapi dengan obat
Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker patologis yang
menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat mengakibatkan
kanker baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini ditambahkan dengan obat
penghambat munculnya penyakit baru. Biasanya obat yang digunakan adalah hydrea /
hydroksiurea, mercapto purinetol dan myleran. Rosy Periwinkle di hutan madagaskar
sering juga digunakan untuk penyembuhan Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini
terancam punah.
b) Transplantasi Sumsung tulang belakang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat.
Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel hasil
transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam waktu yang
sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.
c) Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
d) Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
e) Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker.
(Tarwoto dan Wartonah. 2008).

B. Konsep Dasar AsuhanKeperawatan

1. Pengkajian :
Penting dilakukan Pengkajian terhadap Klien secara holistik (Biologis,
Psikologis,Social dan Spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan
sistematis. Adapun metode yang dapat dipakai dalam Proses Pengkajian yaitu :
a. Status kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat kehamilan dan kelahiran
5) Riwayat imunisasi
6) Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
Berat badan
BBL : 2500 gr – 4000 gr
3 - 12 bulan : umur (bulan) + 9
2
1 - 6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8
6 - 12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5
2
b. Tinggi Badan
Tinggi badan lahir : 45 - 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
2 - 12 tahun : umur (tahun) x 6 + 7
Atau
1 tahun : 1,5 x TB lahir
4 tahun : 2 x TB lahir
6 tahun : 1,5 x TB setahun
13 tahun : 3 x TB lahir
Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
c. Perkembangan tiap tahap usia
Berguling : 3-6 bulan
Duduk : 6-9 bulan
Merangkak : 9-10 bulan
Berdiri : 9-12 bulan
Jalan : 12-18 bulan
Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan
Bicara : 2-3 tahun
Berpakaian tanpa dibantu : 3-4 tahun

b. Pola kebutuhan dasar


1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan,
pengetahuan tentang praktek kesehatan.
Komponen:
a. Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
b. Alasan kunjungan dan harapan,
c. Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
1) Kepatuhan terhadap pengobatan
2) Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
3) Penggunaan obat resep dan warung,
4) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi (misal :
rokok, alkohol)
5) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko timbulnya
penyakit
6) Gambaran kesehatan keluarga
2. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah,
kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan.
Komponen:
a. Gambaran yang biasa dimakan (Pagi,siang,sore,snack)
b. Tipe dan intake cairan
c. Gambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan
dan nafsu makan
d. Penggunaan obat diet
e. Makanan Kesukaan, Pantangan,alergi
f. Penggunaan suplemen makanan
g. Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bln,
h. Perubahan pada kulit (lesi, kering, membengkak,gatal)
i. Proses penyembuhan luka (cepat-lambat)
j. Adakah faktor resiko terkait ulcer kulit (penurunan sirkulasi, defisit sensori,penurunan
mobilitas)
3. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit.
Komponen :
a. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
b. Adakah masalah dalam proses miksi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi
c. Gambaran pola BAB, karakteritik
d. Penggunaan alat bantu
e. Bau bdn, Keringat berlebih,lesi & pruritus
4. Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
a. Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
b. Aktivitas saat senggang/waktu luang
c. Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri
pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level Fungsional (0-IV), Kekuatan
Otot (1-5)
5. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
a. Berapa lama tidur dimalam hari
b. Jam berapa tidur-Bangun
c. Apakah terasa efektif
d. Adakah kebiasaan sebelum tidur
e. Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
6. Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman, persepsi
nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
Komponen:
a. Kemampuan menulis dan membaca
b. Kemampuan berbahasa
c. Kemampuan belajar
d. kesulitan dalam mendengar
e. Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
f. Bagaimana visus
g. Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
h. Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
i. Apakah merasa nyeri(Skala dan karaketeristik)
7. Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
a. Bagaimana menggambarkan diri sendiri
b. Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
c. Apa hal yang paling menjadi pikiran
d. Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
8. Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
a. Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
b. Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
c. Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
d. Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
e. Bagaimana keadaan keuangan
f. Apakah mempunyai kegiatan sosial?
9. Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
a. Apakah kehidupan seksual aktif
b. Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
c. Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
d. Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause riwayat
kehamilan, masalah terkait dengan haid
10. Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung.
Komponen:
a. Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
b. Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan?efektif?
c. Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
d. Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
e. Adakah penggunaan obat/zat tertentu
11. Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
Komponen:
a. Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
b. Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
c. Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
d. Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan

c. Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2 Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3 Antropometri
- TB : Tinggi badan
- BB : Berat badan
- LLA : Lingkar lengan atas
- LK : Lingkar kepala
- LD : Lingkar dada
- LP : Lingkar perut
4 Pemeriksaan fisik Head To Toe
a. Pemeriksaan Kepala
Bentuk : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada
penderita leukemia betuk kepala simetris.
Rambut : Perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: Palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak
ada nyeri tekan.
b. Pemeriksaan Mata
Palpebra : Perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva :Anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
Sclera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.

c. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya
polip.Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut –
sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen.Palpasi nyeri tekan.Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan.Pada penderita leukemia biasanya tidak
ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP,
normalnya 5-2.Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan Thorak
Jantung :
Inspeksi : Iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat
Palpasi : Raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : Tentukan batas jantung.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru :
Inspeksi : Kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal.
Palpasi : Vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : Biasanya bunyi nafas vesikuler.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya
terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : Lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah
abdomen
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan
bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang
dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah
lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak
sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik,
anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis(mis: inflamasi, iskemia,
neoplasma).
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
c. Intoleransi fisik berhubungan dengan kelemahan.
d. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi(misalnya trombositopenia).
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
f. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin.
3. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Nyeri akut NOC NIC
Pain control Pain management
Factor yang
Indicator Aktivitas
berhubungan: Agen
a) Mengenali onsetnyeri  Melakukan pengkajian
pencedera fisiologis
b)Menjelaskan factor penyebab nyeri termasuk lokasi,
c) Melaporkan perubahan nyeri karateristik, onset/durasi,
d)Melaporkan gejala yang tidak frekuensi, kualitas atau
terkontrol keparahan nyeri, dan
e) Menggunakan sumber daya factor pencetusnyeri
yang tersedia untuk  Observasi tanda non
mengurangi nyeri verbal dari
f) Mengenali gejala nyeri yang ketidaknyamanan,
berhubungan dengan terutama pada pasien yang
penyakit tidak bisa berkomunikasi
g)Melaporkan nyeri terkontrol secara efektif
 Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalama nyeri pasien
dan respon pasienterhadap
nyeri
 Kaji pengetahuandan
kepercayaan pasien
tentang nyeri
 Tentukan dampak dari
nyeri terhadap kualitas
hidup (tidur, selera
makan, aktivitas,dll)
 Evaluasi keefektifan
manajemen nyeri yang
pernah diberikan
sebelumnya
 Control factor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien
 Kolaborasi dengan pasien,
anggota keluarga, dan
tenaga kesehatan lain
untuk implementasi
manajemen nyeri
nonfarmakologi
 Dukung pasien untuk
menggunakan pengobatan
nyeri yang adekuat

Defisit Nutrisi NOC: NIC


Berhubungan  Kaji adanya alergimakanan
a. Nutritional status: Adequacy
dengan :
ofnutrient  Kolaborasi dengan ahli gizi
Ketidakmampuan
b. Nutritional Status : foodand untuk menentukan jumlah
untuk menelan
FluidIntake kalori dan nutrisi yang
makanan
c. WeightControl dibutuhkanpasien
 Yakinkan diet yang dimakan
Setelah dilakukan tindakan
mengandung tinggi serat
keperawatan selama….x 24
untuk mencegahkonstipasi
jam, diharapkan nutrisi
 Ajarkan pasien bagaimana
kurang teratasi dengan kriteria
membuat catatan makanan
hasil :
harian.
 Albuminserum
 Monitor adanya penurunan
 Pre albuminserum
BB dan guladarah
 Hematokrit  Monitor lingkungan selama
makan
 Hemoglobin
 Jadwalkan pengobatan dan
 Total iron bindingcapacity
tindakan tidak selama jam
jumlah limosit
makan
 Monitor turgorkulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadarHt
 Monitor mual danmuntah

 Monitor pucat, kemerahan,


dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intakenuntrisi

 Informasikan pada klien dan


keluarga tentang manfaat
nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapatdipertahankan.

 Atur posisi semi fowler atau


fowler tinggi selamamakan
 Kelola pemberan anti emetik
 Anjurkan banyakminum
Pertahankan terapi IVline
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik apa bila
lidah dan cavitas oval
Intoleransi aktivitas NOC NIC
Berhubungan dengan : a. Energy conservation Manajemen energy
b. Activity tolerance
kelemahan
c. Self care : ADLs  Kaji status fisiologi pasien
yang menyebabkan
Kriteria Hasil:
kelelahan sesuai dengan
- Berpartisipasi dalam aktivitas
konteks usia dan
fisik tanpa disertai
perkembangannya
peningkatan tekanan darah,  Anjurkan pasien
nadi dan RR mengungkapkan perasaan
- Mampu melakukan aktivitas
secara verbal mengenai
sehari-hari secara mandiri
- Tanda-tanda vital normal keterbatasan yang dialami
- Energy psikomotor  Pilih intervensi untuk
- Level kelemahan mengurangi kelelahan baik
- Mampu berpindah dengan
secara farmakologis
atau tanpa alat bantu
- Status kardiopulmonari maupun non farmakologis,
dengan tepat
adekuat
 Tentukan jenis dan
- Sirkulasi status baik
- Status respirasi : pertukaran banyaknya aktivitas yang
gas dan ventilasi adekuat dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
 Monitor intake/asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energy yang
adekuat
 Lakukan ROM aktif/pasif
untuk menghilangkan
ketegangan otot

Bantuan perawatan diri

 Pertimbangan usia pasien


ketika meningkatkan
aktivitas perawatan diri
 Berikan lingkungan yang
terapeutik dengan
memastikan (lingkungan)
yang hangat, santai,
tertutup dan (berdasarkan)
pengalaman individu
 Berikan peralatan
kebersihan pribadi (mis;
sikat gigi dan sabun)
 Dorong kemandirian
pasien, tapi bantu ketika
pasien tak mampu
melakukannya
 Ajarkan orangtua/keluarga
untuk mendukung
kemandirian dengan
membantu hanya ketika
pasien tak mampu
melakukan (perawatan diri)
Risiko Infeksi NOC NIC Label :
berhubungan dengan a) Immune status Infection control (control
penyakit kronis b) Knowledge : infection infeksi)
control  Pertahankan teknik isolasi
c) Risk control  Bersihkan lingkungan
Setelah diberikan asuhan setelah dipakai pasien lain
keperawatan selama ..x 24 jam,  Instruksikan pada
diharapkan tidak terjadi resiko pengunjung untuk
infeksi dengan kriteria hasil : mencuci tangan saat
a) Klien bebas dari tanda dan berkunjung dan setelah
gejala infeksi berkunjung meninggalkan
b) Mendeskripsikan proses pasien.
penularan penyakit, factor  Gunakan sabun
yang mempengaruhi antimikrobia untuk cuci
penularan serta tangan
penatalaksanaannya  Perhatikan lingkungan
c) Menunjukkan kemampuan aseptik selama
untuk mencegah timbulnya pemasangan alat
infeksi  Tingkatkan intake nutrisi
d) Jumlah leukosit dalam batas  Berikan terapi antibiotic
normal bila perlu infection
e) Menunjukkan perilaku hidup protection (proteksi
sehat terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
 Monitor hitung granulosit,
WBC
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi
 Pertahankan teknik
asepsis pada pasien yang
beresiko
 Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
kemerahan, panas,
drainase
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Resiko Pendarahan NOC NIC
Berhubungan dengan : a) Blood lose severity Bleeding precautions
Gangguan koagulasi b) Blood koagulation  Monitor ketat tanda-tanda
(misalnya Setelah diberikan asuhan perdarahan
trombositopenia) keperawatan selama…x 24 jam,  Catat Hb dan HT sebelum
diharapkan tidak terjadi risiko dan sesudah terjadinya
pendarahan dengan kriteria hasil perdarahan
:  Monitor nilai lab
a) Tidak ada hematuria dan (Koagulasi) yang meliputi
hematemesis PT, PTT, Trombosit
b) Kehilangan darah yang  Pertahankan bedrest
terlihat selama perdarahan aktif
c) Tekanan darah dalam batas  Kolaborasi dalam
normal sistol dan diastole pemberian produk darah
d) Tidak ada distensi abdominal (platelet atau fresh frezen
e) Hamoglobin dan hematokrit plasma)
dalam batas normal  Lindungi pasien dari
f) Plasma, PT, PTT, dalam trauma yang dapat
batas normal menyebabkan perdarahan
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K
Bleeding reduction :
 Identifikasi penyebab
perdarahan
 Monitor tekanan darah
dan parameter
hemodinamika (Cvp,
pulmonary capillary atau
artery wedge pressure)
 Monitor status caitran
yang meliputi intake dan
output
 Pertahankan patensi IV
line
Perfusi perifer tidak NOC NIC
efektif a) Circulation status Peripheral sensation
Berhubungan dengan : b) Tissue perfusion : cerebral management (manajemen
Penurunan konsentrasi Setelah diberikan asuhan sensari perifer)
hemoglobin keperawatan selama..x 24 jam,  Monitor adanya daerah
diharapkan perfusi perifer tidak tertentu yang hanya peka
efektif dengan kriteria hasil : terhadap panas/ dingin/
a) Tekanan systole dan diastole tajam/ tumpul
dalam rentang yang  Monitor adanya paratese
diharapkan  Intruksikan keluarga
b) Tidak ada tanda- tanda untuk mengobservasi kulit
peningkatan tekanan jika ada isi laserasi
intracranial (tidak lebih dari  Gunakan sarung tangan
15 mmhg) untuk proteksi
c) Berkomunikasi dengan jelas  Batasi gerakan pada
dan sesuai dengan kepala, leher, dan
kemampuan punggung
d) Menunjukkan perhatian,  Monitor kemampuan
konsentrasi dan orientasi BAB
e) Memproses informasi  Kolaborasi pemberian
analgetik
 Monitor adanya
tromboplebitis
 Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
rencana keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi : keterampilan interpersonal, teknikal dan
intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan
respon pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit
dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada
tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap
keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien.
Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah:
a) Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c) Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan
muntah
e) Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak
nyaman
f) Masukan nutrisi adekuat
g) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan
bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
h) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut,
anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan
rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan
berpakaian menarik.

Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga


menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. CP
DENGAN ALL (LEUKEMIA LIMFOSITIK/LIMFOBLASTIK AKUT) DI
RUANG FLAMBOYAN RSUP SANGLAH DENPASAR
A. PENGKAJIAN
a. Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2018
b. Tanggal Masuk : 24 Desember 2018
c. Identitas Klien
 Nama : An. CP
 No RM : 17023077
 Alamat : Timor Leste
 Tanggal Lahir/ Umur : 12 Oktober 2008
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Agama : Kristen
 Diagnosis Medis : ALL
 Penanggung Jawab : Ayah
 Nama Orang Tua
Ayah : Tn. R
Ibu : Tn. D
 Pekerjaan : Swasta
 Alamat : Liquica Dili Timor Leste
 No. Telp. Yang bisa dhub : 081337004848
d. Keluhan Utama
Badan panas
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
± 4 setengah tahun yang lalu anak mengeluh pucat, semakin hari
semakin pucat, nyeri persendian seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 3
nyeri bertambah apabila digerakkan, badan panas, lemas, mengalami
perdarahan gusi, kemudian dibawa ke Rumah sakit Timor Leste,
dikatakan kemungkinan Leukimia, kemudian disana mendapatkan
transfuse darah 1 kolf darah merah kemudian trombositnya turun dan
dirujuk ke RSUP Sanglah, di RSUP Sanglah, di cek darahnya dan
dilakukan foto rontgen dan BMP kemudian oleh dokter dinyatakan
ALL.
f. Riwayat masa lalu
a. Kehamilan
Ny. D mengatakan An. CP merupakan anak pertama, dan tidak mempunyai
saudara. Ny. D mengatakan belum pernah mengalami aborsi dan selama
hamil Ny. D rutin memeriksakan kandungan ke bidan, selama hamil
mendapat suntikan tetanus 2x, vitamin dan obat tambah darah.
b. Persalinan
Ny. D mengatakan An. CP lahir spontan dengan usia kehamilan 38 minggu,
lahir di bidan dengan lama persalinan 8 jam.
c. Kelahiran
Ny. D mengatakan BB An. CP ketika lahir 3000 gram, PB 41 cm, lahir
langsung menangis dan berwarna merah, tidak ada kelainan.
d. Alergi
Ny. D mengatakan An. CP tidak mempunyai alergi terhadap makanan
ataupun obat-obatan.
e. Pertumbuhan dan perkembangan
Ketika lahir BB An. CP adalah 3000 gram dengan PB 41 cm, dan sekarang
di usia 10 tahun 2 bulan menjadi 28,5 kg dengan TB 135 cm. Ny. D
mengatakan gigi An. CP tumbuh pada usia 8 bulan, dan sekarang berjumlah
20. Tn.N mengatakan An. CP mulai tengkurap usia 5 bulan, duduk usia 6
bulan, merangkak usia 8 bulan, berdiri usia 12 bulan dan berjalan usia 15
bulan.
f.Imunisasi
Ny. D mengatakan An. CP sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital :
HR 90x/menit suhu 38,8 0 C
RR 24 x/menit
4. Kepala : rambut tipis, mudah rontok, tidak ada ketombe, tidak ada lesi
5. Mata : simetris, isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
6. Hidung : simetris, tidak ada discharge
7. Mulut : simetris, tidak ada epistaksis, perdarahan gusi (+).
8. Telinga : simetris, tidak ada discharge
9. Pipi : simetris, udem pada pipi kanan dan kiri
10. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
11. Dada
1) Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : ictus cordis teraba di SIC VI 2 cm lateral LMCS
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : bunyi jantung I-II murni
2) Paru-paru
a) Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi dada,
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan
12. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada lesi, ada udem
2) Auskultasi : bising usus 15 kali/menit
3) Palpasi : ada nyeri tekan, splenomegali, hepatomegali
4) Perkusi : timpani pada lambung
Lingkar perut : 53,5 cm
13. Ekstremitas : akral hangat, capillery refill < 2 detik, tidak ada udem pada
kaki kanan dan kiri, ADL dibantu keluarga.
h. Riwayat nutrisi
Ny. D mengatakan An. CP mau makan makanan yang diberikan RS dengan
paksaan, makan nasi, lauk dan sayur habis 1/4 sampai 1/2 porsi karena setelah
makan perut terasa mual dan selama sakit An. CP mengalami penurunan nafsu
makan.
Antopometri :
BB 28,5 kg
PB 135 cm
i. Riwayat kesehatan keluarga

1) Pohon keluarga

Tn.R (35 th) Ny.D (34 th)

An. CP
10 th
ALL
Keterangan :
: laki-laki : klien
: perempuan ------- : tinggal serumah

: meninggal

2) Penyakit
Ny. D mengatakan di dalam keluarganya maupun yang sakit seperti An. CP,
sehingga Ny. D tidak tahu tentang penyakit ALL dan perawatan untuk An.
CP termasuk makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Ny. D mengatakan tidak ada riwayat sakit hipertensi, diabetes melitus
ataupun penyakit jantung dalam keluarganya.
3) Kebiasaan keluarga
Ny. D mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan
ke puskesmas atau ke dokter.
4) Pola pengkajian gordon
 Pola Nutrisi
Ny. D mengatakan An. CP mau makan makanan yang diberikan RS dengan
paksaan, makan nasi, lauk dan sayur habis 1/4 sampai 1/2 porsi karena
setelah makan perut terasa mual dan selama sakit An. CP mengalami
penurunan nafsu makan.
 Pola istirahat /tidur
An. CP mempunyai kebiasaan tidur jam 11.00, jam 14.00 dan tidur malam
sekitar jam 20.00 WIB, klien tidur sekitar 10-12 jam /hari. Tapi setelah di
RS klien tidur sewaktu-waktu kadang bisa dengan nyenyak tapi juga sulit
tidur.
 Pola eliminasi
An. CP masih dibantu untuk BAK dan BAB 1x/sehari lancar, warna
kuning.
 Pola gerak dan aktivitas
Saat ini pasien telah mengikuti pendidikan anak usia dini dan dapat
mengikuti pelajaran yang diberikan. Pasien termasuk anak yang aktif dan
sering bergaul dengan teman-teman seumurannya, namun semenjak sakit
pasien jarang bermain dan lebih banyak beristirahat dirumah.
 Pola persepsi- Kogntif
Pasien belum mengerti dengan gambaran tentang dirinya sendiri dan
tingkat pendidikan.
 Pola Konsep Diri-Perepsi Diri
Pasien belum mengerti tentang konsep diri dan persepsi diri.
 Pola Hubungan –Peran
Pasien belum mengerti tentang hubungan dan perannya.
 Pola Reproduktif-sekusualitas
Pasien belum mengerti tentang pola reproduksi dan sessualitas
 Pola Tolerans Terhadap Stres-Koping
Ibu pasien mengatakan jika pasien merasa tidak nyaman maka pasien akan
menangis
 Pola Keyakinan-Nilai
Pasien belum mengerti tentan keyakinan dan nilai budaya yang dimiliki.

j. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 24 Desember 2018
Hb : 8,59 gr/dl
Ht : 22,7 %
Lekosit : 1000/m3
Trombosit : 8000/m3
Glukosa : 258 mg/dl (80-110)
Urea : 10 mg/dl (15-39)
Creatinin : 0,4 mg/dl (0,6-1,3)
Asam urat : 2,2 mg/dl (2,6-7,2)
Natrium : 130 mmol/L (136-145)
Kalium : 3,4 mmol/L (3,5-5,1)
Clorida : 100 mmol/L (98-1007)
Calsium : 1,62 mmol.L (2,1-2,5)
Urine :
BJ : 1,01
PH :8
Protein : -
Reduksi : 1000 mg/dl

Laboratorium tanggal 24 Desember 2018


Albumin : 3,6 gr/dl
Ureum : 16 mg/dl
Kreatinin : 0,38 mg/dl
Natrium : 128 mmol/L
Clorida : 102 mmol.L
Kalium : 2,5 mmol/L
SGOT : 85
SGPT :5
Hasil Pemeriksaan BMP (Bone Marrow Punction) menunjukkan adanya sel
Blast Berlebih.
k. Terapi obat: Dexametason 3x2 tb, Paracetamol Sirup 3x1 cth, Terapi Infus D5
½ NS 16 tetes/menit, rencana tranfusi PRC 2 kolf, Transfusi TC 10
Kolf, diet TKTP.

B. ANALISA DATA
Nama : An. CP
Umur : 10 tahun 2 Bulan
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Keluarga (ibu) mengatakan An. CP Leukosit Hipertermi
badannya teraba panas, semakin hari menurun
semakin pucat, lemas.
0
DO : Badan An. CP teraba panas, suhu: 38,8 Daya tahan
C, Nadi 90 x/mnt, kulit teraba hangat, Tubuh
leukosit 1000/mm3. menurun

Resiko infeksi

2 DS : Keluarga mengatakan An. CP mengeluh Sendi Nyeri


nyeri persendian, seperti tertusuk-tusuk,
skala nyeri 3 nyeri bertambah apabila Peradangan
digerakkan.
DO: Hasil Pemeriksaan BMP (Bone Marrow Kerusakan
Punction) menunjukkan adanya sel Blast Sendi
Berlebih.
3 DS: Klien mengeluh badannya lemas, nafsu Peradangan di Perubahan nutrisi
makan menurun dan mual muntah. pada dinding kurang dari
DO: Klien tambak gelisah, klien tampak pucat usus kebutuhan tubuh
dan lemas, turgor kulit jelek, mukosa
bibir kering, Hepatomegali, BB awal 31 Penyumbatan
kg, BB sekarang: 28,5 kg, Hb 8,59 gr/dl. usus parsial
menahun

Penyerapan
nutrisi
terganggu
4 DS : Keluarga mengatakan sebelumnya An. Trombosit Resiko tinggi
CP mengalami perdarahan gusi. menurun terjadi perdarahan
DO : klien tampak meringis, saat pengkajian ulang
sudah tak ada perdarahan, terdapat Beredar
memar, trombosit 8000 /mm3, keseluruh
splenomegali dan hepatomegali tubuh

Gusi

Peradangan
Periodontitis

Pendarahan
gusi
5 DS: Keluarga (ibu) mengatakan An. CP Eritrosit Intoleransi
mengeluh badan lemas. menurun aktivitas
DO: An. CP tampak pucat, Hb 8,59 gr/dl,
ADL dibantu oleh keluarga. Hipoksia

Resiko
Anemia

Lemah, lelah,
capek, pucat

C. RENCANA KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tgl No. Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama
Jam dan
TTD
Selasa, 25 1 Mengobservasi KU dan S : Keluarga (ibu) mengatakan
desember monitoring TTV pasien An. CP badannya teraba
2018 panas, semakin hari
08.00 semakin pucat, lemas.
WITA O : Badan An. CP teraba panas,
0
suhu: 38,8 C, Nadi 90 x/mnt,
kulit.
Pukul 5 Membantu ADL pasien S: Pasien mengatakan nyaman
08.30 ( memandikan, membantu seletah mandi, merasa segar,
WITA BAK dengan pispot)
O: Pasien bersih, nyaman, BAK
(+), warna kekuningan, pasien
BAK dan mandi di tempat tidur.
Pukul 2 Observasi tanda nyeri S: Keluarga mengatakan An. CP
09.00 mengeluh nyeri persendian,
WITA seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri
3 nyeri bertambah apabila
digerakkan.

O: klien tampak meringis

Pukul 1 Memberikan kompres S: demam berkurang


09.15 hangat O: suhu 37oC
WITA
Pukul 1,2,3 Melakukan pemeriksaan S: Mengatakan siap diperiksa
09.20 fisik Head To Toe head to toe
WITA
O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran: compos mentis
3. Tanda-tanda vital :
0
HR 90x/menit suhu 38,8
C
RR 24 x/menit
4. Kepala : rambut tipis,
mudah rontok, tidak ada
ketombe, tidak ada lesi
5. Mata : simetris, isokor,
konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
6. Hidung : simetris, tidak ada
discharge
7. Mulut : simetris, tidak ada
epistaksis, perdarahan gusi
(+).
8. Telinga : simetris, tidak ada
discharge
9. Pipi : simetris, udem pada
pipi kanan dan kiri
10. Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
11. Dada
1) Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis
tidak tampak
b) Palpasi : ictus cordis
teraba di SIC VI 2 cm
lateral LMCS
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : bunyi
jantung I-II murni
2) Paru-paru
a) Inspeksi : simetris,
tidak ada retraksi dada,
b) Palpasi : tidak ada
nyeri tekan
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : suara
dasar vesikuler, tidak
ada suara tambahan
12. Abdomen
5) Inspeksi : tidak ada lesi,
ada udem
6) Auskultasi : bising usus
15 kali/menit
7) Palpasi : ada nyeri tekan,
splenomegali,
hepatomegali
8) Perkusi : timpani pada
lambung
Lingkar perut : 53,5 cm
13. Ekstremitas : akral hangat,
capillery refill < 2 detik,
tidak ada udem pada kaki
kanan dan kiri, ADL dibantu
keluarga.

Pukul 5 Membantu BAK pasien S: -


10.00 O: pasien BAK, warna
WITA kekuningan.
Pukul 3 Menganjurkan makan S: pasien mengatakan mual (+),
10.15 porsi kecil tapi sering muntah (-), nafsu makan
WITA menurun.
O: porsi makan habis ¼

Pukul 3 Menimbang BB pasien S: keluarga pasien mengatakan


10.20 BB awal 31 kg,
WITA O: BB: 28,5 kg.
Pukul 3 Menganjurkan pasien untuk S: mual berkurang
10.25 minum air putih hangat
WITA
Pukul 2 Membantu ADL pasien S: Pasien mengatakan mual
11.00 ( Makan ) sedikit
WITA
O: makan habis ¼ porsi
Pukul 1,2,4 Memberikan obat S: -
12.00 Dexametason oral dan
WITA paracetamol sirup O: Obat diminum, alergi (-)
Pukul 5 Membantu ADL oral S: Pasien mengatakan segar
16.00 hygiene dan memandikan setelah gosok gigi dan mandi
WITA
O: Pasien kooperatif dalam
gosok gigi dan mandi. pasien
tampak nyaman.
Pukul 4 Memberikan transfusi TC 5 S: -
18.00 kolf O: tidak ada tanda-tanda reaksi
WITA alergi transfusi.
Pukul 1,2,3,4 Mengukur tanda-tanda vital S: Pasien mengatakan masih
20.00 pasien dan mengobservasi lemas, demam berkurang
WITA keadaan umum pasien
O: HR 90x/menit, suhu 370 C, RR
24 x/menit.
Pukul 1,2,4 Memberikan obat S: -
20.05 Dexametason oral dan
WITA paracetamol sirup O: Obat diminum, alergi (-)
Pukul 1 Menganjurkan keluarga S:keluarga pasien menerima
20.30 pasien untuk melakukan anjuran perawat.
kompres hangat
Pukul 1 Melakukan kompres hangat S: mengatakan demam berkurang
21.00
O: S: 36,8oC
Rabu, 25 1,2,4 Memberikan obat S: -
desember Dexametason oral dan
2018 paracetamol sirup O: Obat diminum, alergi (-)
Pukul
07.00
WITA
Pukul 1,2,3,4,5 Mengobservasi vital sign S:-
08.00 dan keadaan umum pasien O :KU=lemah
WITA Kesadaran = compos mentis
HR 90x/menit, suhu 370 C, RR 24
x/menit.
Pukul 3,4,5 Memberikan infus PRC 1 S:
09.00 kolf O: reaksi alergi transfusi tidak
WITA ada.
Pukul 3 Menganjurkan makan S: pasien mengatakan mual (+),
10.15 porsi kecil tapi sering muntah (-), nafsu makan
WITA menurun.

O: porsi makan habis ¼


Pukul 1 Membantu ADL pasien S: pasien mengatakan mual
11.00 (makan) O: Makan habis ½ porsi
Wita
Pukul 1 Melatih relaksasi nafas S: nyeri sedikit berkurang
13.00 dalam untuk mengurangi S: pasien tampak meringis sedikit
WITA nyeri
Pukul 2 Membantu ADL pasien S: pasien mengatakan sangat
16.00 wita (memandikan dan oral segar setelah mandi dan gosok
hygine) gigi.
O: pasien tampak bersih dan
nyaman
Pukul 4 Memberikan transfusi TC 5 S: -
18.00 kolf O: tidak ada tanda-tanda reaksi
WITA alergi transfusi.
Pukul 1,2,3,4 Mengobservasi vital sign S:-
20.00 dan keadaan umum pasien O :KU=lemah
WITA Kesadaran = compos mentis
RR=24x/mnt
N=98x/mnt
S=36,70C
Kamis, 28 1,2,3,4 Mengobservasi vital sign S:-
Desember dan keadaan umum pasien O :KU=lemah
2018 Kesadaran = compos mentis
Pukul RR=24x/mnt
08.00 N=100x/mnt
WITA S=36,60C
Pukul 1,2,4 Memberikan obat S: -
09.15 Dexametason oral
WITA O: Obat diminum, alergi (-)
Pukul 5 Membantu ADL pasien S: pasien mengatakan sangat
09.20 (memandikan dan oral segar setelah mandi dan gosok
WITA hygine) gigi.
O: pasien tampak bersih dan
nyaman
Pukul 2 Mengajarkan teknik S: pasien mengatakan nyeri
10.00 relaksai nafas dalam berkurang, sekala 2.
WITA
O: pasien tampak rileks
Pukul 3,4 Memberikan transfusi S: -
11.00 darah PRC 1 kolf O: tidak ada reaksi alergi
WITA transfusi.
Pukul 3,5 Membantu adl pasien, S: mual berkurang
12.00 memberikan makan O: makan habis 1 porsi
WITA
Pukul 1,4 Memberikan obat S: -
12.30 Dexametason oral
WITA O: Obat diminum, alergi (-)
Pukul 2 Membantu ADL pasien S: pasien mengatakan sangat
17.00 (memandikan dan oral segar setelah mandi dan gosok
WITA hygine) gigi.
O: pasien tampak bersih dan
nyaman
Pukul 1,2,3 Mengobservasi vital sign S:-
20.00 dan keadaan umum pasien O :KU=baik
WITA Kesadaran = compos mentis
RR= 24x/mnt
N=90x/mnt
S=36,50C
Pukul 1,2 Memberikan obat S: -
20.05 Dexametason oral
WITA O: Obat diminum, alergi (-)
E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO TGL/ JAM EVALUASI TTD


DX
KEP.
1 Kamis, 28 S : ibu pasien mengatakan pasien tidak
Desember 2018 demam lagi.
Pukul 21.00 O : Suhu : 36,5oC
WITA A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 Kamis, 28 S : pasien mengatakan nyeri berkurang,
Desember 2018 skala 2
Pukul 21.00 O : pasien rileks
WITA A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
3 Kamis, 28 S : ibu pasien mengatakan An.CP
Desember 2018 menghabiskan makan 1 porsi, mual tidak
Pukul 21.00 ada.
WITA O : makan habis 1 porsi

A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
4 Kamis, 28 S : ibu pasien mengtakan tidak ada
Desember 2018 pendarahan pada gusi
Pukul 21.00 O : perdarahan gusi tidak ada
WITA A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
5 Kamis, 28 S : pasien mengatakan lemas berkurang
Desember 2018 O : ADL pasien dibantu sebagian.
Pukul 21.00 A : masalah teratasi sebagian
WITA P : lanjutkan intervensi
Denpasar, 07 November 2014
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing Klinik/ CI

Luh Eka Wintari, S.St Kadek Dwi Junia Puspita Sari


NIP. 19780925200512004 NIM. P07120012051

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Ns. Suratiah, S.Kep, M.Biomed.


NIP. 197112281994022001

Anda mungkin juga menyukai