Disusun oleh :
Telah mengikuti Seminar Laporan Kegiatan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon PNS
yang dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2021.
Bali, 6 Agustus 2021
Penguji,
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................3
C. Manfaat.....................................................................................................3
C. Barchart...................................................................................................12
D. Capaian Aktualisasi.................................................................................13
BAB IV PENUTUP..........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................33
LAMPIRAN......................................................................................................35
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
ASN (Aparatur sipil negara) terdiri dari PNS (pegawai negeri sipil) dan PPPK
(pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Terdapat tiga fungsi ASN menurut
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut dengan baik, tentu dibutuhkan aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Untuk mewujudkan hal tersebut seorang calon pegawai negeri sipil harus
mengikuti dan lulus dalam kegiatan Pendidikan dan pelatihan dasar serta sehat
jasmani dan rohani. Dengan Pelatihan Dasar CPNS diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS sesuai dengan tugas dan fungsinya
di tempat kerja. Pada kegiatan Latsar CPNS tahun 2021 ini, setiap peserta diwajibkan
untuk membuat sebuah rancangan aktualisasi kegiatan. Dalam rancangan aktualisasi
kegiatan tersebut, CPNS diwajibkan untuk menganalisis isu yang ada di tempat kerja
masing-masing dan berupaya mencari solusinya. Rancangan aktualisasi kegiatan ini
selanjutnya akan dihabituasi di unit kerja masing-masing.
Dalam menjalankan salah satu fungsi, yakni sebagai pelayan publik, seorang
ASN tentu harus dapat melayani masyarakat sesuai bidang keahliannya. Berdasarkan
Permenkes No. 73 tahun 2013, salah satu tugas seorang dokter adalah memberikan
pelayanan kegawatdaruratan. Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak
asasi sekaligus kewajiban yang harus diberikan perhatian penting oleh setiap orang.
Pemerintah dan segenap masyarakat bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
1
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sebagai bagian utama
dari upaya pembangunan kesehatan.
IGD (Instalasi gawat darurat) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit yang
menyediakan penanganan pasien gawat darurat. IGD berfungsi menerima,
menstabilkan dan mengatur Pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan
segera, baik dalam kondisi sehari-hari maupun bencana (Permenkes RI No. 47 tahun
2018). Namun dalam realitanya pasien yang datang ke IGD tidak semuanya dalam
kondisi gawat darurat (true emergency). Masih banyak sekali pasien false emergency
yang datang mencari pelayanan kesehatan di IGD.
Secara definisi, menurut Pusponegoro (2016), true emergency merupakan
pelayanan medik gawat darurat yang memberikan pertolongan pertama mengenai
diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan
penderita dalam keadaan sebelum dirujuk. false emergency merupakan pasien yang
tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera, dapat menunggu sesuai antrian
sambil tetap dilakukan observasi longgar oleh petugas.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan di IGD RSUD Ratu Aji Putri Botung,
hasil prasurvei yang dilakukan peneliti didapatkan data jumlah kunjungan pasien di
IGD tahun 2016 sebanyak 11.704 dengan kasus gawat darurat (true emergency)
sebanyak 25% dan kasus bukan gawat darurat (false emergency) ada 75%. Dari data
diatas peneliti melihat masih banyak kasus bukan gawat darurat (false emergency)
yang datang dan ditangani oleh IGD RSUD Ratu Aji Putri Botung. Hal ini didukung
juga dengan 3 penyakit yang paling sering ditangani di IGD RSUD adalah: 1.
Dispepsia; 2. Vulnus; 3. Febris. Dari sini jelas terlihat bahwa masih banyak kasus
rawat jalan yang dilayani di IGD (Makisurat dkk., 2018).
Hal serupa pun terjadi di IGD RSUD Kabupaten Klungkung. Data di IGD
RSUD Klungkung, sejak periode Januari-Mei 2021, terdapat 6736 kunjungan pasien.
Dengan 3 penyakit tersering adalah: 1. Febris; 2. Dispepsia; 3. Vulnus. Berdasarkan
data tersebut, 2 penyakit terbanyak yang sering mencari penanganan di IGD adalah
pasien demam dan dispepsia. Jumlah dari dua pasien ini lebih dari 10% total
kunjungan RS. Pada orang yang mengalami demam dan dispepsia, tidak selalu dalam
kondisi yang gawat darurat. Ketidaktahuan pasien dan keluarga mengenai
penanganan awal dan kondisi gawat darurat pada keadaan ini sering kali membuat
pasien langsung berkunjung ke IGD.
Tingginya angka kunjungan di IGD baik oleh pasien dengan kondisi yang
true emergency maupun false emergency, menjadi penyebab utama keadaan
overcrowded di IGD sehingga terkadang pasien dengan kondisi yang gawat tidak
dapat tertangani tepat waktu (Schuetz, dkk., 2013). Jika terus dibiarkan, kondisi
seperti ini tentu dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan di IGD. Mutu
pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan aturan standar pelayanan minimal.
Berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung No. 80 Tahun 2019 tentang standar
pelayanan minimal Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Klungkung. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa standar
pelayanan minimal di IGD, waktu tanggap pelayanan Dokter di IGD harus ≤ 5 menit.
Jika terjadi overcrowded di IGD RSUD Klungkung tentu akan memperlambat waktu
tanggap pelayanan dan menyebabkan penurunan mutu pelayanan.
Oleh karena itu, isu ini dirasa perlu untuk segera dicarikan solusi, agar tidak
mengganggu proses pelayanan kesehatan di IGD. Adapun hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat tentang kondisi gawat darurat serta penanganan awal pada pasien
demam dan dispepsia.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini yaitu:
1. Untuk memahami nilai-nilai dasar ASN mencakup ANEKA (akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi)
2. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dokter di Rumah Sakit.
C. Manfaat
Sebagai wadah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dokter di Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
KOMITE-KOMITE SPI
KA.SIE.
PELAYANAN
MEDIS RAWAT KA.SIE. KA.SUB.BAG. KA.SUB.BAG.
KA.SIE. KA.SUB.BAG.
DARURAT, PELAYANAN PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
PENUNJANG PENDAPATAN
RAWAT INTENSIF KEPERAWATAN KA.SIE. DAN
PELAYANAN
DAN RAWAT RAWAT JALAN PENUNJANG PENGEMBANGAN
KHUSUS DAN RAWAT PELAYANAN RUMAH SAKIT
INAP NON MEDIS
KA.SIE.
KA.SUB.BAGEVAL
KA.SIE. KEPERAWATAN
UASI, PELAPORAN
PELAYANAN RAWAT DARURAT, KA.SIE.SARANA KA.SUB.BAG.
KA.SIE.REKAM DAN SISTEM KA.SUB.BAG.
MEDIS RAWAT RAWAT INTENSIF DAN UMUM DAN
MEDIS DAN INFORMASIMANAJ PERBENDAHARA
JALAN DAN DAN RAWAT PRASARANA KERUMAH
MEDIKO LEGAL EMEN RUMAH AN
RAWAT INAP KHUSUS TANGGAAN
SAKIT
KA.SUB.BAG.
KA.SUB.BAG.
HUKUM, KA.SUB.BAG.
DIKLAT,
HUBUNGAN VERIFIKASI DAN
SERTIFIKASI DAN
MASYARAKAT AKUNTANSI
PENGEMBANGAN
INSTALASI/ DAN
INSTALASI/ SUMBER DAYA
UNIT KERJASAMA
UNIT MANUSIA
A. Teori
ASN memiliki peranan sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsinya, ASN diharapkan
mampu menerapkan nilai – nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas kaitannya dengan profesi PNS merupakan pelaksanaan tugas
dan peran PNS yang dapat dipertanggungjawabkan. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa hal yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas
berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
menghasilkan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas
juga memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi dan akuntabilitas
stakeholder.
PNS yang akuntabel adalah PNS yang memiliki jiwa kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan dan konsistensi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebuah keputusan
yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan
keyakinan masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Setiap PNS harus
memiliki nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mampu
mengaktualisasikannya dalam fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Adapun indikator nasionalisme yang harus dimiliki PNS adalah :
1. Memahami peranan Pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme PNS
2. Memahami fungsi dan peran PNS sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan
publik
3. Memahami peran PNS sebagai pelayan publik
4. Memahami fungsi PNS sebagai pemersatu bangsa
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Sebagai pelaksana kebijakan publik tentu setiap PNS harus memiliki nilai-
nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya. Sebagai pelayan
publik, setiap PNS senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai perekat dan pemersatu bangsa,
setiap PNS harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan negara, menjadi pemersatu bangsa mengupayakan situasi damai
di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik
buruk, benar salah perilaku (rules of conduct), tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Pada prinsipnya terdapat 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu dimensi tujuan,
tindakan dan modalitas. Dimensi tujuan merujuk pada pelayanan public yang relevan
dan berkualitas, dimensi tindakan merujuk pada integritas publik dan dimensi
modalitas terdiri dari unsur-unsur akuntabilitas, transparansi dan netralitas. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa dalam pelaksanan tugas sebagai ASN, maka
aparatur perlu menanamkan nilai-nilai dari etika publik dalam setiap perilakunya
sesuai dengan peran dan fungsinya.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu mengacu kepada ukuran baik buruk yang dipersepsikan oleh
individu terhadap nilai suatu produk atau jasa. Kinerja aparatur dalam memberikan
layanan publik yang bermutu harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi dan
inovasi. Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita mendefinisikan efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakan. Sedangkan efisiensi organisasi
adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional.
Komitmen mutu merujuk kepada kemampuan untuk bekerja secara efektif dan
efisien, serta dapat menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan mutu pelayanan institusi. Berdasarkan indikatornya, komitmen mutu
selalu berorientasi pada inovasi terutama pelayanan publik yang berorientasi pada
mutu dengan menerpakan prinsip dan sifat inovasi tersebut yang kemudian dapat
dinilai oleh publik.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio yang berarti kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya
yang luar biasa menyebabkan kerusakan yang tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, korupsi berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. KPK bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan
dihasilkan sebanyak sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut: 1) jujur, 2) peduli, 3)
mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9)
adil.
B. Isu yang Diangkat
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode APKL dan USG
diperoleh kesimpulan bahwa isu “Banyaknya pasien false emergency yang datang ke
IGD RSUD Kabupaten Klungkung” merupakan isu dengan prioritas tertinggi,
sehingga isu tersebut yang diangkat untuk dicari pemecahan masalahnya. Oleh karena
pasien false emergency yang paling banyak datang ke IGD adalah pasien dengan
demam dan dispepsia, maka gagasan pemecahan untuk isu tersebut adalah pendidikan
kesehatan tentang kondisi gawat darurat pada demam dan dispepsia kepada
pengunjung instalasi rawat jalan RSUD Kabupaten Klungkung.
C. Barchart
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama periode 23 Juni 2021 sampai dengan 2
Agustus 2021 di RSUD Kabupaten Klungkung. Jadwal pelaksanaan aktualisasi
kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.
j. Bukti Kegiatan
e. Analisis Dampak
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan SAP ini tidak dilandasi oleh
nilai – nilai dasar ASN maka tidak akan tersusun SAP yang valid. SAP juga tidak
akan dikumpulkan tepat waktu kepada pihak PKRS. Jika SAP tidak dikumpulkan
tepat waktu, maka kegiatan yang dilakukan pun tidak dapat dilaksanakan tepat
waktu.
i. Output
Dalam kegiatan ini output yang didapat adalah berupa cetakan file SAP yang
diserahkan kepada pihak PKRS. SAP ini berisi rangkuman rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan.
j. Bukti Kegiatan
e. Analisis Dampak
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan materi ini tidak dilandasi
oleh nilai – nilai ANEKA maka tidak akan terkumpul materi yang valid, dan dapat
menjadi tindakan plagiarism karena sitasi materi yang digunakan tidak tercatat
dengan baik.
i. Output
Dalam kegiatan ini output yang didapat adalah berupa folder kumpulan sumber-
sumber materi, desain power point dan gambar pendukung yang akan digunakan
membuat media power point dan brosur.
j. Bukti Kegiatan
3.2.4 Pembuatan media power point dan brosurtentang kondisi gawat darurat
pada demam dan dispepsia
a. Waktu Pelaksanaan: 16-25 Juli 2021
b. Tempat pelaksanaan: RSUD Kabupaten Klungkung.
c. Tahapan Kegiatan:
1. Merangkai materi dari berbagai sumber menjadi satu presentasi power point
Berbagai materi yang telah didapat dirangkum menjadi satu presentasi. Materi
yang dibuat diupayakan agar mudah dipahami oleh masyarakat.
2. Mendesain dan mengedit presentasi power point
Tahap mendesain dan mengedit diperlukan untuk membuat tampilan yang
menarik untuk ditayangkan saat presentasi, sehingga tampilan presentasi tidak
membosankan.
3. Membuat brosur
Materi yang telah dikumpulkan juga dibuat menjadi brosur yang nantinya akan
dibagikan ke audiens saat pemberian materi.
4. Konsultasi dengan mentor dan ketua PKRS mengenai power point dan brosur
yang telah dibuat
Setelah power point dan brosur selesai dibuat, power point dikirim ke mentor
dan pihak PKRS untuk memeriksa kesesuaian materi dan format.
5. Perbaikan power point dan brosur
Perbaikan power point tidak dilakukan karena dari pihak mentor dan PKRS
tidak ada koreksi untuk media power point yang dibuat.
e. Analisis Dampak
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan media power point ini tidak
dilandasi oleh nilai – nilai ANEKA maka tidak akan tersusun media power point
yang valid dan menarik. Karena dalam pembuatannya dibutuhkan rasa tanggung
jawab dan disiplin yang tinggi. Selain itu, jika power point yang dibuat
menggunakan Bahasa yang tidak sopan atau mengandung SARA, maka dapat
menimbulkan ketersinggungan pada audiens.
j. Bukti Kegiatan
Berdasarkan data di atas tampak bahwa seluruh audiens yang mengisi pretest
dan posttest mengalami peningkatan dari nilai pretest ke posttest setelah
mendapat materi pendidikan kesehatan. Hal ini menunjukkan terdapat
peningkatan pengetahuan audiens setelah mendapat materi pendidikan
kesehatan.
e. Analisis dampak
Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pemberian pendidikan kesehatan ini tidak
dilandasi oleh nilai – nilai ANEKA maka kegiatan ini tidak akan terselenggara
dengan baik. Pelaksanaan kegiatan dapat terlambat dan tidak sesuai jadwal. Materi
yang disampaikan juga dapat menjadi tidak valid, dan mengandung unsur SARA.
Maka dari itu pengaplikasian nilai-nilai ANEKA penting untuk dilaksanakan.
i. Output
Adapun output dari kegiatan pemberian materi pendidikan kesehatan ini
adalah kegiatan dapat terlaksana dan audiens memahami materi yang diberikan. Hal
ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai dari pretest ke posttest.
j. Bukti Kegiatan
i. Output
Dalam kegiatan ini output yang didapat adalah tersusunnya laporan hasil
evaluasi kegiatan, dengan bukti kegiatan berupa file laporan hasil evaluasi kegiatan.
j. Bukti Kegiatan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di RSUD
Kabupaten Klungkung, selama pelaksanaan off campus, penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Sebagai pelayan publik, ASN diharapkan mampu menerapkan nilai akuntabilitas
dalam setiap kegiatan pelayanan pada masyarakat dengan baik dan optimal yang
didasari nilai nasionalisme setiap melaksanakan tugas sehingga dapat berguna bagi
nusa dan bangsa. ASN mengedepankan etika publik yang baik dan komitmen mutu
untuk menjaga kualitas pelayanan bagi masyarakat serta menanamkan rasa dan
nilai antikorupsi pada setiap tugas dan kewajiban ASN dalam pelaksanaan
pelayanan publik
2. Penulis telah merealisasikan 6 kegiatan dalam rancangan aktualisasi kegiatan di
RSUD Kabupaten Klungkung. Adapun 6 kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan
adalah:
a. Melakukan konsultasi dengan kepala instalasi rawat jalan, kepala unit IGD,
dan pihak PKRS
b. Menyiapkan SAP terkait pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang kondisi
gawat darurat pada demam dan dispepsia
c. Pengumpulan materi untuk pembuatan media tentang kondisi gawat darurat
pada demam dan dispepsia
d. Pembuatan media power point dan brosur tentang kondisi gawat darurat pada
demam dan dispepsia
e. Pemberian pendidikan kesehatan tentang kondisi gawat darurat pada demam
dan dispepsia
f. Pembuatan laporan evaluasi rangkaian kegiatan yang diberikan kepada pihak
PKRS
6. Seluruh kegiatan aktualisasi yang dirancang untuk mengatasi isu yang diangkat
yaitu “Banyaknya pasien false emergency yang datang ke IGD RSUD Kabupaten
Klungkung” telah berhasil dilaksanakan berkat dukungan seluruh jajaran di RSUD
Klungkung.
7. Adanya peningkatan pengetahuan mengenai kondisi gawat darurat pada demam
dan dispepsia dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan dari pretest dan
posttest yang dilakukan saat pelaksanaan kegiatan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat berikan agar upaya untuk mengatasi isu tersebut secara
optimal adalah:
1. Instansi
a. RSUD Kabupaten Klungkung dapat meningkatkan kuantitas kegiatan serupa
dan menyebarkan materi pendidikan kesehatan ini melalui berbagai platform
digital yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan wawasan masyarakat
secara lebih luas demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan setinggi-
tingginya
b. RSUD Kabupaten Klungkung beserta jajarannya dapat meningkatkan
koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait, seperti Dinas
Kesehatan Kabupaten Klungkung dan Puskesmas-Puskesmas untuk dapat
bersama-sama mengatasi isu tersebut.
c. Teman Sejawat di RSUD Kabupaten Klungkung terutama di IGD dapat
menggunakan media brosur dalam memberikan edukasi pada pasien demam
dan dispepsia yang datang ke IGD.
2. Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat memahami berbagai kondisi gawat darurat terutama
pada demam dan dispepsia, sehingga dapat mengalihkan kunjungannya dari IGD ke
dokter fasilitas kesehatan tingkat 1.
DAFTAR PUSTAKA
Makisurat JG, dkk. 2018. Pelaksanaan Pelayanan Gawat Darurat Bagi Peserta BPJS
Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung Ditinjau
Dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 856/Menkes/Sk/IX/2009 Tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. SOEPRA Jurnal Hukum
Kesehatan. 4(1).
Pusponegoro, A dkk. 2016. Basic Trauma & Basic Cardiac Life Suport (ed. 5).
Jakarta: Yayasan Ambulans Gawat Darurat
Schuetz, P., dkk. 2013. Optimizing triage and hospitalisation in adult general medical
emergency patient: the triage project. BMC Emergency Medicine,1-11
LAMPIRAN