DISUSUN OLEH:
NIP : 199004162019021006
Gol/Angkatan : II/IV
No. Presensi : 26
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
Drs.Joeliono
Widyaiswara
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan
karunianya semata, sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II dan menyelesaikan
laporan aktualisasi.
iv
9. Istri dan anak tercinta yang telah mensupport penulis dari depan
ataupun belakang, kalianlah semangat penulis.
10. Orang tua dan mertua yang telah mendukung penulis dengan
ikhlas.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.................................................................... i
PRAKATA.................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Identifikasi Isu............................................................ 4
C. Tujuan........................................................................ 11
D. Manfaat ..................................................................... 11
A. Profil Organisasi....................................................... 12
C. Role Model.............................................................. 24
Dasar ANEKA.......................................................... 37
vi
ANEKA..................................................................... 47
A. Kesimpulan.............................................................. 51
B. Rekomendasi........................................................... 52
C. Rencana Aksi........................................................... 52
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan ion, sehingga saat
kehilangan cairan tubuh, bukan hanya air yang hilang tapi juga ion.
Ion memiliki peranan penting dalam mencegah kelelahan pada otot.
Salah satu penyebab kelelahan otot adalah terhambatnya glikolisis
atau pemecahan glikogen menjadi tenaga. Seharusnya asam laktat
dapat digunakan sebagai cadangan tenaga, namun karena tubuh
kurang cairan, proses perubahan itu menjadi terganggu. Sehingga
timbul gejala tubuh lemas dan kelelahan.
1
dengan menggunakan jarum. Perlu diingat bahwa pemberian cairan
infus harus berdasarkan pemeriksaan dari dokter.
Presentasi cairan dalam tubuh adalah 60% dari total berat badan
laki-laki dewasa. Presentasi cairan tubuh bervariasi antara individu
sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita
dewasa presentasi cairan 50% dari total berat badan, sementara pada
bayi dan anak-anak presentasi cairan relatif lebih besar dibandingkan
dengan orang dewasa. Dalam pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit dalam tubuh diatur oleh beberapa organ yakni ginjal, kulit,
paru-paru dan gastrointestinal.
2
sangat penting dalam penentuan jenis cairan dan jumlah kebutuhan
cairan. Untuk itu perawat harus mengetahui jumlah kebutuhan cairan
yang dibutuhkan oleh pasien yang didapat berdasarkan
penilaian/pengkajian oleh perawat.
3
korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat memberikan kontribusi
melalui kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif sehingga nantinya
bisa menjadi ASN yang profesional sebagai perawat di RSUD
Majenang. Selama bekerja, penulis menemukan beberapa
permasalahan, salah satunya belum optimalnya pengawasan
pemberian cairan infus pada pasien di Bangsal Aster RSUD
Majenang.
B. Identifikasi Isu
4
1. Isu-isu yang Ada di Bangsal Melati RSUD Majenang
5
d. Belum optimalnya tingkat kebersihan kamar mandi bangsal di
bangsal Aster RSUD Majenang
Kamar mandi bersih dan wangi adalah salah satu syarat
yang bisa membuat orang lain bisa nyaman disuatu tempat. Di
Rumah Sakit Majenang pun berlaku hal tersebut. Kadang dari
pihak kebersihan Rumah Sakit kurang teliti dalam
membersihkan, sehingga bisa menimbulkan komplain oleh
keluarga pasien.
e. Belum optimalnya pengawasan pemberian cairan infus pada
pasien di bangsal Aster RSUD Majenang
Cairan infus digunakan untuk mengganti cairan yang
hilang karena dehidrasi ataupun terjadinya kehilangan cairan
secara aktif yang disebabkan muntah, diare dan sebagainya.
Tetapi kelebihan cairan pun bisa menimbulkan masalah
serius, dari sesak nafas sampai kematian. Oleh karena
pengawasan terhadap pemberian cairan infus juga harus
diperhatikan.
6
a. APKL
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu
dengan indikator sebagai berikut (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, 2008).
7
2 Belum optimalnya + - + + Tidak Masih adanya
penerapan 5S memenuhi pelayanan yang
(Salam, Senyum, syarat belum menerapkan
Sapa, Sopan dan 5S dibangsal
Santun) pada
petugas kesehatan
di bangsal Aster
RSUD Majenang
8
b. USG
Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah
analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindak lanjuti. Adapun indikator analisis USG adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.3 Parameter USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
demgan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalu
masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab
isu akan semakin memburuk jika dibiarkan
1 Belum optimalnya 5 4 4 13
pengaplikasian five
moment hand hygiene
pada petugas kesehatan
di bangsal Aster RSUD
Majenang
9
2 Belum optimalnya tingkat 3 3 3 9
kebersihan bangsal di
bangsal Aster RSUD
Majenang
3 Belum optimalnya 5 5 5 15
pengawasan pemberian
cairan infus pada pasien
di bangsal Aster RSUD
Majenang
10
C. Tujuan
D. Manfaat
11
BAB II
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang didirikan pada tahun
1960 dengan nama Rumah Sakit Pembantu Majenang, dengan
kapasitas 15 tempat tidur, kemudian pada tahun 1972 diubah
statusnya sebagai Puskesmas Rawat Inap Utama, dan pada
tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 1410/Menkes/XII/1997 tanggal 8
Desember 1997 diubah statusnya menjadi Rumah Sakit kelas C
dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Majenang dan
diresmikan oleh Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI pada tanggal
30 April 1998.
Dengan Terbitnya Peraturan Bupati Cilacap Nomor :
446/37/36 /Tahun 2012, RSUD Majenang menjadi BLUD ( Badan
Layanan Umum Daerah) dalam Tata Kelola Keuangan, tetapi
efektif dilaksanakan pada tahun 2013.
12
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
g. Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2004, tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
h. Peraturan Pemerintah Nomor. 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
i. Peraturan Pemerintah Nomor.58 Tahun 2005, tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
j. Peraturan Pemerintah Nomor.65 Tahun 2005, tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stadar Pelayanan
Minimal
k. Peraturan Pemerintah Nomor.8 Tahun 2006, tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
l. Peraturan Pemerintah Nomor. 38 Tahun 2007, tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/kota
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 61 Tahun 2007,
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 6 Tahun 2007,
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 79 Tahun 2007,
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal
q. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah
Sakit
13
r. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
159.b / Menkes / SK / Per / II / 1988, tentang Rumah Sakit
s. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1410 / Menkes / XII / 1997 tanggal 8 Desember 1997 tentang
Perubahan Status RSUD Majenang menjadi RSUD Klas C
t. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal
u. Surat Keputusan KARS Nomor.800/33.A/2008 tetang
Akreditasi RSUD Majenang
v. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor. 6/2009
tentang Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD
Majenang
w. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor.14/2010
tentang SOTK RSUD Majenang
14
c. Indikator Visi
1) Meningkatnya jumlah kinerja layanan.
2) Meningkatnya jumlah kinerja keuangan.
3) Meningkatnya kinerja manfaat (pelayanan kepada
masyarakat miskin).
d. Tujuan Rumah Sakit
Acuan yang digunakan untuk merumuskan tujuan yang
telah ditentukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah
dan Kementerian terkait.
Adapun tujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah
Majenang Kabupaten Cilacap dibagi menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus.
1) Tujuan Umum
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pelayanan
rujukan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta pengabdian.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang optimal.
b) Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
Kabupaten Cilacap sebagai pusat rujukan di wilayah
Cilacap bagian barat.
f. Falsafah
1) Pasien adalah sasaran pasar dan customer yang perlu
diutamakan dalam pelayanan.
2) Pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan pasien
akan menjadikan rumah sakit berkembang.
3) Profesionalisme dalam pelayanan dan semangat kerja
yang tinggi akan menjadi kunci keberhasilan.
15
4) Karyawan merupakan aset yang sangat berharga perlu
didukung dalam pengem-bangan karier dan
kesejahteraan.
g. Budaya Organisasi / Budaya Kerja
RSUD Majenang mempunyai Budaya organisasi atau
Budaya kerja yang telah disepakati oleh semua karyawan,
yaitu 5 S dan 1E.
1) Senyum : Selalu senyum kepada customer dan rekan
kerja.
2) Salam : Selalu mengucapkan salam kepada customer
dan rekan kerja.
3) Sapa : Selalu bertegur sapa kepada customer dan
rekan kerja.
4) Sopan : Selalu bersikap sopan kepada customer dan
rekan kerja.
5) Santun : Selalu berperilaku santun kepada customer dan
rekan kerja.
6) Empati : Selalu memiliki rasa empati kepada customer
dan rekan kerja.
16
3. Struktur organisasi
Gambar Struktur Organiasi RSUD Majenang Cilacap
Perda No. 14 Tahun 2010.
DIREKTUR
JAB.FUNGSIONAL KA.BAG.UMUM
KA.BID.PELAYANAN KA.BID.KEPERAWATAN
KA.SI.PENUNJANG, KA.SI.PELAYANAN
PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN
17
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lainnya
a. Deskripsi SDM
Pengelolaan rumah sakit diperlukan tata kelola
keuangan yang fleksibel dan responsif yang dapat menjawab
permasalahan pengelolaan rumah sakit pada umumnya.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor. 23
Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Keuangan Badan
Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor.61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah diharapkan menjadi
angin segar bagi pengelolaan Rumah Sakit di seluruh
Indonesia, begitu pula dengan RSUD Majenang untuk
menjawab tantangan masa kini dan masa depan, menjadi
BLUD (Badan Layanan umum Daerah) merupakan hal yang
pasti sehingga dalam penerapannya akan menganut pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek praktek bisnis yang
sehat, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta untuk
menghadapi persaingan global
Tabel 2.1 Jumlah SDM RSUD Majenang
1 Direktur 1 1
2 Struktural 10 10
3 Dokter Spesialis 9 2 11
4 Dokter Umum 14 3 17
5 Dokter Gigi 1 1 2
6 Perawat 71 9 55 135
7 Perawat Gigi 2 1 3
8 Bidan 14 26 40
18
9 Rehabilitasi Medik 3 3
10 Perekam Medis 1 5 6
11 Radiologi 6 6
12 Laboratorium 4 5 9
13 Apoteker 5 2 7
14 Asisten Apoteker 5 1 1 4 11
15 Gizi /Nutrisionis 4 1 5
16 Sanitarian 2 2
17 Psikologi 1 1
18 Refraksionis 1 1
20 Tenaga Administrasi 21 3 20 44
21 Pengemudi 2 1 2 5
22 Tenaga Teknis 4 1 12 17
19
2) Pelayanan penunjang medis meliputi :
a) Fisioterapi
b) Radiologi
c) Laboratorium
d) Gizi
e) Farmasi
f) Rehabilitasi Medis
g) Haemodialisa
3) Pelayanan buka 24 jam meliputi :
a) Instalasi Gawat Darurat / IGD
b) Instalasi Bedah Sentral / IBS
c) Instalasi Laboratorium
d) Instalasi Radiologi
e) Instalasi Care Unit (ICU)
4) Fasilitas Alat Kesehatan yang dimiliki :
a) Peralatan Obgyn : USG 4D, Alat Vacum,
Gynocolog elektrik, CTG,Dopler, Curetage set,
Partus set
b) Peralatan bedah : Instrumen Mayor Set, Mesin
Anaestesi, Ventilator, Meja Operasi, Operating
Microscope
c) Peralatan penyakit dalam : Mesin Haemodialisa, ECG,
USG multi pungsi
d) Peralatan penyakit Anak : Nebulizer, Baby incubator,
Photo Therapy
e) Peralatan Rontgen : X-ray unit 300 MA, X-ray unit
300 MA, Panoramic and Chepalometric X-ray
f) Peralatan ICU : Bed side monitor, Mobile Ventilator,
Respirator
g) Peralatan Laboratorium : Hematologi Analizer, Photo
meter, Blood Gas Analizer, Electrolit Analizerdonah
20
h) Peralatan Rehabilitasi medis : TEN, SWD, Traksi unit,
Tread mild with monitor
i) Alat pengolah limbah : Incenerator
j) Peralatan Mata : Digital Slit Lamp, Funduscopy Direct
Opthalmoscope, Tonometer Sctizot, Auto Chart
Projector, Trial lens set, Microscop Katarak set.
Tabel 2.2 Data Jumlah Tempat Tidur per ruangan di RSUD Majenang
FLAMBOYAN 4 - 9 - - - - 13
ASTER 2 1 4 2 11 - - 20
ICU - - - - - 6 - 6
BOUGENVILE - 1 2 4 14 - - 21
MAWAR 2 2 1 3 13 - - 21
SOKA - - - - 12 - - 12
ANGGREK - - - 14 - - - 14
MELATI - 1 - - 26 - - 27
CEMPAKA - - - - 15 - - 15
WIJAYA
2 - - - - - 4 6
KUSUMA
JUMLAH 10 5 16 23 91 6 4 155
21
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Tugas Pokok Perawat
Menurut Permenpan Nomor 25 Tahun 2014 menjelaskan
tugas pokok dan fungsi perawat terampil yaitu :
(1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
(2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif
(3) Membuat media untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif
(4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera
pada individu dalam rangka upaya preventif
(5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien)
pada individu dalam rangka upaya preventif
(6) Memfasilitasi penggunaan pelindung daripada kelompok
dalam melakukan upaya preventif
(7) Memberikan oksigenasi sederhana
(8) Memberikan bantuan hidup dasar
(9) Melakukan pengukuran antropometri
22
(10) Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi
(11) Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
(12) Melakukan mobilisasi posisi pasien
(13) Mempertahankan posisi anatomis pasien
(14) Melakukan fiksasi fisik
(15) Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
(16) Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
(17) Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamaan pada pasien
(18) Melakukan pemeliharaan diri pasien
(19) Memandikan pasien
(20) Membersihkan mulut pasien
(21) Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
(22) Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan
(23) Melakukan komunikasi teraupetik dalam pemberian asuhan
keperawatan
(24) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(25) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
(26) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka
dan kematian
(27) Memfasilitasi suasana lingkungan yang aman dan tenang.
(28) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
(29) Menyusun rencana kegiatan individu perawat
(30) Melaksanakan kegiatan bantuan/partispasi kesehatan
(31) Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
(32) Melakukan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
(33) Melakukan supervisi lapangan
23
C. Role Model
Dalam kegiatan aktualisasi ini, figur yang menjadi role model
adalah Bapak H. Sonhaji, S.Kep.,Ns selaku Kepala Bidang
Keperawatan RSUD Majenang. Meskipun di usia yang sudah tidak
lagi muda dan hampir memasuki masa pensiun, namun semangat
kerja beliau sangat patut untuk ditiru. Beliau sudah cukup banyak
berpengalaman di berbagai posisi jabatan di RSUD Majenang.
Selama menjalani tugas beliau selalu tegas, cekatan dan teliti. Beliau
begitu memperhatikan setiap detail pekerjaan. Semua tertata secara
rapi dan hal ini menjadi sumber inspirasi bagi penulis khusunya dalam
melakukan pekerjaan di masa kini dan masa yang akan datang.
Kedisiplinan, penampilan, kepedulian terhadap lingkungan
sekitar yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil
negara yang berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur
yang cocok untuk penulis jadikan role model.
24
BAB III
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI-HABITUASI
25
4. Rancangan Kegiatan
a. Pembuatan Tabel Gantungan Pengawasan Cairan Infus
1) Mengkonsultasikan rencana pembuatan tabel gantungan
pengawasan cairan infus kepada atasan
2) Merancang pembuatan tabel gantungan pengawasan
cairan infus
3) Menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat
tabel gantungan pengawasan cairan infus
4) Mencetak tabel gantungan pengawasan infus yang akan
diuji coba
b. Pengujian Tabel Gantungan Pengawasan Infus
1) Melakukan pengujian tabel gantungan pengawasan infus
2) Memastikan posisi tabel gantungan pengawasan infus
agar mudah dalam pengamatan baik oleh dokter visit
ataupun teman perawat bangsal Aster untuk menulis dan
mengamati
c. Pembuatan SOP Tabel Gantungan Pengawasan Infus
1) Mengkonsutasikan pembuatan SOP tabel gantungan
pengawasan infus kepada atasan
2) Mencetak SOP tabel gantungan pengawasan infus dan
mengajukan kepada direktur RSUD Majenang
d. Sosialisasi dan Penyetokan Tabel Gantungan Pengawasan
Infus
1) Mensosialisasikan kepada teman sejawat perawat
bangsal Aster tentang Tabel Gantungan pengawasan
infus
2) Mendistribusikan Tabel Gantungan pengawasan infus di
bangsal
26
e. Evaluasi Tabel Gantungan pengawasan infus
1) Mengamati penggunaan dan keefektifan Tabel Gantungan
pengawasan infus
2) Membuat evaluasi dengan kepala ruang bangsal Aster
setiap 3 hari sekali tentang penggunaan Tabel Gantungan
pengawasan infus
27
Tabel 3.1 rancangan kegiatan aktualiasi
1 2 3 4 5 6 7
28
musyawarah
yaitu saat
konsultasi
dengan atasan
sebagai
pembimbing
dalam
kegiatan.(Sila ke-
3)
d. Komitmen Mutu:
membuat desain
pelebelan
merupakan
bagian dari kita
beinovasi untuk
memajukan
pelayanan.
e. Anti Korupsi:
dalam
pembuatan tabel
gantungan
pengawasan
infus dilakukan
dengan mandiri,
kerja keras dan
dengan penuh
tanggung jawab
akan tugas pokok
dan fungsi
profesi penulis..
29
2 Pengujian 1. Melakukan a. Foto a. Akuntabilitas: Dengan melakukan Berinovasi dan
Tabel pengujian Tabel penempatan dalam pengujian pengujian untuk berkreasi untuk
Gantungan Gantungan tabel tabel gantungan jumlah flabot infus meningkatkan
pengawasan pengawasan infus gantungan infus diperlukan maka misi Rumah pelayanan pada
infus 2. Memastikan posisi pengawasan kejelasan dan Sakit tentang masyarakat
Tabel Gantungan infus konsistensi Meningkatkan mendukung nilai
pengawasan infus dalam
kualitas pelayanan budaya organisasi
agar mudah dalam penerapannya
di semua instansi yaitu empati
pengamatan baik agar bisa
oleh dokter visit dimanfaatkan sesuai protap dan
ataupun teman oleh teman profesional bisa lebih
perawat bangsal sejawat yang lain optimal
Aster untuk menulis b. Etika publik:
dan mengamati dalam pengujian
tabel
pengawasan
infus diperlukan
sifat
Memberikan
layanan kepada
publik secara
jujur, tanggap,
cepat, tepat,
akurat, berdaya
guna, berhasil
guna, dan
santun.
c. Nasionalisme:
dalam pengujian
tabel
pengawasan
30
infus dilakukan
dengan tidak
memihak pasien
dengan latar
belakang
apapun.(sila ke-
5)
d. Komitmen Mutu:
dengan
melakukan
pengujian
mencerminkan
sifat inovatif yang
ada pada diri kita.
e. Anti korupsi: saat
melakukan
pengujian tabel
pengawasan
infus dilakukan
dengan rasa
tanggung jawab
dan disiplin akan
tugas penulis.
31
Gantungan pengawasan infus atasan konsistensi kualitas pelayanan
dan mengajukan c. SOP kegiatan yang di semua istalasi
pengawasan
kepada direktur pengisian optimal sesuai protap dan
infus RSUD Majenang tabel b. Nasionalisme: profesional secara
pengawasan pembuatan SOP lebih optimal
cairan infus pengisian tabel
pengawasan infus
dilakukan dengan
musyawarah atau
konsultasi dengan
pihak terkait
seperti atasan
penulis.(sila ke-3)
c. Etika Publik: dalam
pembuatan SOP
penulis
menerapkan rasa
Menghargai
komunikasi,
konsultasi, dan
kerjasama agar
kegiatan lebih
maksimal
d. Komitmen Mutu:
membuat konsep
melatih kreatifitas
penulis.
e. Anti korupsi:
pembuatan SOP
pengisian tabel
pengawasan infus
32
dilakukan dengan
jujur dan tanggung
jawab agar proses
bisa transparan
untuk semua
teman sejawat.
33
maka sosialiasi
akan berjalan baik
d. Komitmen Mutu:
dengan melakukan
sosialisasi maka
penulis
menerapkan
keefektifan
kegiatan agar bisa
dipahami oleh
teman sejawat dan
kegiatan bisa
berjalan dengan
baik.
e. Anti korupsi: saat
mensosialisasikan
dilakukan dengan
penuh tanggung
jawab, disiplin dan
berani
34
penggunaan Tabel evaluasi sesuai kepuasan pelanggan
Gantungan dengan asas
pengawasan infus kaedilan
kepada semua
pihak (sila ke-5)
c. Etika publik:
melakukan
evaluasi
kegiatan harus
dengan nilai
Menjalankan
tugas secara
profesional dan
tidak berpihak.
d. Komitmen
Mutu: dengan
melakukan
evaluasi
kegiatan, kita
bisa mengawasi
keefektifan
kegiatan
apakah berjalan
sesuai protap
atau tidak.
e. Anti korupsi:
melakukan
evaluasi
dengan rasa
tanggung jawab
dan adil.
35
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
36
BAB IV
HASIL KEGIATAN AKTUALISASI-HABITUASI
37
Tabel 4.1 kegiatan dengan keterkaitan ANEKA
Tahapan Kontribusi Dampak Jika Kegiatan
Output / Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terhadap Visi Tidak Dilaksanakan
Kegiatan Nilai Organisasi
Misi Organisasi dengan Nilai ANEKA
1 2 3 4 5 6 7 8
38
Tabel dengan atasan Jika dalam
Gantungan sebagai pembuatan tabel
pengawasan pembimbing dalam pengawasan infus
infus yang kegiatan.(Sila ke- tidak didasari
akan diuji 3) kualitas mutu
coba d. Komitmen Mutu: pelayanan maka
membuat desain akan terjadi
pelebelan ketidakefektifan
merupakan bagian kegiatan.
dari kita beinovasi 4. Etika publik
untuk memajukan Jika dalam
pelayanan. pembuatan tabel
e. Anti Korupsi: gantungan infus
dalam pembuatan penulis tidak bisa
tabel gantungan berinovatif dan
pengawasan infus bertanggungjawab
dilakukan dengan maka hasil yang
mandiri, kerja didapatkan tidak
keras dan dengan akan maksimal
penuh tanggung 5. Anti Korupsi
jawab akan tugas Dalam pembuatan
pokok dan fungsi tabel gantungan
profesi penulis. pengawasan infus
jika penulis tidak
melakukannya
dengan penuh
tanggung jawab
dan kemandirian
maka hasil
pengerjaan
kegiatan itupun
39
tidak akan sesuai
yang diharapkan.
40
memihak pasien menyulitkan
dengan latar pengawasan
belakang 4. Komitmen Mutu
apapun.(sila ke-5) Jika dalam
i. Komitmen Mutu: pengujian tidak
dengan melakukan didasari sifat
pengujian inovatif maka hasil
mencerminkan yang
sifat inovatif yang didapatkanpun
ada pada diri kita. tidak akan
j. Anti korupsi: saat maksimal
melakukan 5. Anti Korupsi
pengujian tabel Jika dalam
pengawasan infus pengujian tidak
dilakukan dengan didasari rasa
rasa tanggung tanggungjawab
jawab dan disiplin yangtinggi dan rasa
akan tugas disiplin maka akan
penulis. terjadi
keterlambatan
dalam mengatur
waktu kegiatan.
41
pengawasan 2. Mencetak cairan infus yang optimal kualitas empati 2. Nasionalisme
SOP Tabel g. Nasionalisme: pelayanan di Jika tidak dilakukan
infus
Gantungan pembuatan SOP semua istalasi musyawarah dalam
pengawasan pengisian tabel sesuai protap dan pembuatan SOP
infus dan pengawasan infus profesional secara maka akan terjadi
mengajukan dilakukan dengan lebih optimal ketidak sesuaian
kepada musyawarah atau konsep format baku
direktur RSUD konsultasi dengan dari pihak Rumah
Majenang pihak terkait seperti Sakit
atasan penulis.(sila 3. Anti Korupsi
ke-3) Jika dalam
h. Etika Publik: dalam pembuatan SOP
pembuatan SOP tidak dilakukan
penulis menerapkan dengan jujur dan
rasa Menghargai transparan akan
komunikasi, menyebabkan
konsultasi, dan ketidak sesuaian
kerjasama agar pengisian tabel
kegiatan lebih pengawasan infus.
maksimal 4. Etika Publik
i. Komitmen Mutu: Jika dalam
membuat konsep pembuatan SOP
melatih kreatifitas penulis tidak
penulis. menerapkan rasa
j. Anti korupsi: kepedulian,
pembuatan SOP tanggungjawab dan
pengisian tabel inovatif maka hasil
pengawasan infus pembuatan SOP
dilakukan dengan tidak akan bisa
jujur dan tanggung selesai tepat sesuai
jawab agar proses target
42
bisa transparan 5. Komitmen Mutu
untuk semua teman Dalam membuat
sejawat. SOP jika penulis
tidak menerapkan
kreatifitas maka
hasil pengerjaan
akan tersendat dan
selesai tidak sesuai
target.
43
kinerja pegawai menerapkan rasa
maka sosialiasi kebersamaan dan
akan berjalan baik kepedulian maka
i. Komitmen Mutu: para audience pun
dengan melakukan tidak akan paham
sosialisasi maka dengan yang
penulis menerapkan penulis sampaikan
keefektifan kegiatan 4. Komitmen Mutu
agar bisa dipahami Bila penulis tidak
oleh teman sejawat melakukan
dan kegiatan bisa sosialisasi maka
berjalan dengan kegaiatan tidak
baik. akan bisa berjalan
j. Anti korupsi: saat efektif di bangsal
mensosialisasikan 5. Anti Korusi
dilakukan dengan Bila penulis tidak
penuh tanggung menerapkan rasa
jawab, disiplin dan tanggungjawab
berani maka kegiatan
sosialiasi tidak
akan berjalan dan
kegiatan yang
lainpun tidak akan
berjalan
44
infus pengawasan berkeadilan pelayanan budaya evaluasi kegiatan
infus g. Nasionalisme: disemua instalasi organisasi yaitu tidak akan bisa
2. Membuat dengan sesuai protap dan empati dievaluasi secara
evaluasi melakukan profesional serta optimal
dengan kepala evaluasi sesuai menciptakan 2. Nasionalisme
ruang bangsal dengan asas kepuasan jika evaluasi tidak
Aster setiap 3 kaedilan kepada dilakukan dengan
pelanggan
hari sekali semua pihak (sila adil maka penilaian
tentang ke-5) keefektifan
penggunaan h. Etika publik: kegiatan tidak bisa
Tabel melakukan dijadikan acuan
Gantungan evaluasi kegiatan keberhasilan
pengawasan harus dengan kegiatan
infus nilai 3. Etika Publik
Menjalankan Jika dalam evaluasi
tugas secara tidak didasari rasa
profesional dan tanggungjawab
tidak berpihak. maka hasil evaluasi
i. Komitmen Mutu: yang diharapkan
dengan tidak akan
melakukan maksimal
evaluasi 4. Komitmen Mutu
kegiatan, kita Jika dalam
bisa mengawasi melakukan evaluasi
keefektifan penulis tidak
kegiatan apakah menjaga mutu
berjalan sesuai evaluasi maka
protap atau tidak. keefektifan
j. Anti korupsi: kegaiatan tidak
melakukan akan bisa
evaluasi dengan dipertahankan.
45
rasa tanggung 5. Anti Korupsi
jawab dan adil. Bila dalam evaluasi
tidak didasari rasa
tanggungjawab dan
adil maka
pencapaian
kegiatan tidak akan
bisa dipastikan.
46
B. Matriks Rekapitulasi Aktualisasi dan Habituasi Nilai-nilai ANEKA
Berikut ini adalah uraian proporsi penerapan Nilai-nilai ANEKA dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Matriks Rekapitulasi Aktualisasi dan Habituasi Nilai-nilai ANEKA
Capaian Nilai-nilai Dasar ANEKA Jumla
No. Nama Kegiatan
A N E K A h
47
5. Evaluasi pelaksanaan Tabel Menjalankan
Gantungan Pengawasan Cairan tanggung tugas secara tanggung
Infus sila ke-5 efektif 5
jawab, adil profesional dan jawab, adil
tidak berpihak.
Jumlah 5 5 5 5 5 25
48
Proporsi penerapan Nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan
kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas sebesar 20%. Nilai dasar akuntabilitas diterapkan
hampir pada seluruh kegiatan untuk memecahkan isu. Nilai
akuntabilitas yang paling sering digunakan adalah tanggung jawab.
Melalui kegiatan aktualisasi diharapkan nilai akuntabilitas dapat
dihabituasikan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai
perekam medis.
2. Nasionalisme sebesar 20%. Nilai nasionalisme yang paling sering
digunakan adalah sila ke-3 dan sila ke-5 yaitu pelaksanaan
musyawarah untuk mufakat dan adanya perlakuan adil terhadap
setiap orang.
3. Etika Publik sebesar 20%. Nilai dasar etika publik diterapkan pada
hampir seluruh kegiatan pemecahan isu, terutama kegiatan yang
berhubungan dengan konsultasi dan diskusi dengan pihak yang
berkaitan. Nilai yang paling banyak digunakan adalah menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama, serta mengutamakan
pencapaian hasil.
4. Komitmen Mutu sebesar 20%. Nilai dasar komitmen mutu
diutamakan pada sebagian besar kegiatan yaitu untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang lebih baik, terutama
di bagian rekam medis. Semua nilai yang terdapat pada komitmen
mutu diterapkan selama aktualisasi yaitu nilai efektif, efisien,
inovasi, dan mutu.
5. Anti Korupsi sebesar 20%. Nilai dasar anti korupsi yang diterapkan
adalah nilai berani, jujur, dan tanggung jawab. Nilai tersebut
berkontribusi dalam optimalisasi kegiatan aktualisasi yang telah
berjalan.
Nilai-nilai yang diaktualisasikan dan dihabituasikan tersebut
bertujuan untuk mendukung penyelesaian isu terkait belum optimalnya
pengawasan pemberian cairan infus pada pasien di Bangsal Aster
RSUD Majenang.
49
C. Antisipasi Dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
No Kegiatan Kendala Antisipasi & Strategi
1 Membuat tabel Atasan yang sedang Membuat janji terlebih
gantungan dinas luar untuk dahulu dengan atasan
pengawasan cairan berkonsultasi
infus
2 Menguji coba tabel Tinggi badan perawat Meletakan tabel
gantungan yang berbeda-beda ditempat yang mudah
pengawasan cairan dijangkau semua
infus perawat
3 Membuat SOP Atasan yang sedang Membuat janji terlebih
Pengisian Tabel dinas luar untuk dahulu dengan atasan
Pengawasan Cairan berkonsultasi
Infus
4 mensosialisasikan Teman sejawat Bergantian dalam
Tabel gantungan sedang sibuk mensosialisasikan
pengawasan cairan mengurusi pasien atau mencari waktu
infus saat personil sedang
kumpul semua
5 mengevaluasi Kurang konsistennya Melakukan evaluasi
pelaksanaan petugas dalam setiap 3 hari sekali
kegiatan tabel melaksanakan bersama kepala ruang
gantungan evaluasi
pengawasan infus
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah awal dari implementasi aktualisasi adalah rancangan
aktualisasi. Rancangan ini memetakan isu yang yang terjadi serta
kegiatan sebagai jawaban isu yang akan di aktualisasikan di tempat kerja
nantinya secara khusus dalam hal ini RSUD Majenang. Rancangan
aktualisasi ini juga mencoba menganalisis kegiatan mensingkronisasikan
nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi setra
kedudukan PNS di didalam NKRI seperti Whole of Goverment, Pelayan
Publik, ataupun Manajemen ASN.
Selain penyerapan nilai dasar ASN, rancangan aktualisasi ini juga
memetakan kontribusinya terhadap misi organisasi dan tata nilai RSUD
Majenang. Tujuan dari penyusunan laporan ini untuk memberikan
gambaran tentang apa yang akan diaktualisasikan selama proses
habituasi.
Pentingnya penyusunan laporan aktualisasi dan habituasi ini
diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan
aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan tersebut
mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh
sebab itu Penulis berharap agar rancangan aktualisasi di Bangsal Aster
RSUD Majenang bisa berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang
telah disusun dengan dukungan segenap pihak.
Dampak jika laporan aktualisasi optimalisasi pengawasan
pemberian cairan infus pada pasien di bangsal Aster RSUD Majenang
tidak dilaksanakan maka akan berdampak pada kesehatan pasien yang
bisa menjadi lebih memburuk dari sebelumnya.
51
B. Rekomendasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilandasi
semangat melaksanakan seluruh nilai-nilai dasar ANEKA terbukti
memberikan dampak positif, baik untuk pribadi, lingkungan maupun
instansi. Berikut rekomendasi agar implementasi nilai-nilai ANEKA dapat
dilakukan secara berkelanjutan:
1. Untuk peserta LATSAR
Melakukan aktualisasi dan habituasi dengan menerapkan nilai-nilai
ANEKA pada setiap aktifitas kerja sebagai upaya mewujudkan
pribadi PNS yang handal, berkompeten dan berkualitas.
2. Untuk RSUD Majenang
Harapan penulis niali-nilai yang terkandung dalam ANEKA dapat
diterapkan secara menyeluruh kepada PNS yang ada di RSUD
Majenang agar Visi dan Misi yang telah ada di RSUD Majenang
bisa tercapai dengan hasil yang memuaskan serta bisa melayani
masyarakat dengan lebih maksimal.
C. Rencana Aksi
Rencana aksi kegiatan pada aktualisasi dan habituasi Nilai-Nilai
Dasar PNS merupakan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan sebagai
bentuk komitmen penulis. Kemudian mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar
PNS untuk menjalankan fungsi PNS sebagai pelaksana kebijakan,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa diharapkan dapat
terinternalisasi pada ASN. Uraian rencana aksi secara rinci tercantum
dalam tabel berikut:
52
Tabel 5.1 Rencana Aksi Kegiatan pada Aktualiasi dan Habituasi
No Kegiatan Rencana Aksi Waktu Pelaksanaan
1 Membuat tabel 1. Melakukan pengecekan 1. Setiap 2 minggu
gantungan ketersedian tabel di bangsal sekali
pengawasan cairan 2. Melakukan pengecekan kondisi 2. Setiap operan jaga
infus tabel yang terpasang pada perawat
pasien rusak atau tidak
2 Melakukan 1. Melakukan review apakah perlu 1. Jika diperlukan
pengujian tabel melakukan revisi untuk kegiatan 2. Jika diperlukan
gantungan 2. Melakukan review apakah perlu
pengawasan cairan untuk penambahan kolom
infus pemantauan
3 Membuat SOP 1. Menjalankan SOP pengisian 1. Setiap pasien baru
pengisian tabel tabel pengawasan cairan infus atau lama
pengawasan cairan 2. Melakukan review apakah 2. Jika diperlukan
infus diperlukan revisi atau tidak
4 Sosialisasi tentang 1. Menambah pemahaman 1. Setiap pelayanan
pengisian tabel petugas bangsal terutama yang langsung
gantungan perawat bangsal yang langsung bersentuhan
pengawasan cairan melakukan kegiatan tersebut dengan pasien
infus 2. Merekomendasikan ke instalasi 2. Meminta izin ke
lain untuk menerapkannya kepala ruang lain
5 Melakukan evaluasi 1. Melakukan review pelaksanaan 1. Review
kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh pelaksanaan setiap
penerapan tabel kepala bangsal 1 minggu sekali
gantungan 2. Melakukan review kefektifan 2. Review kefektifan
pengawasan cairan kegiatan terhadap keamanan setiap 1 bulan
infus pasien sekali.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ridwan Kustanto Prakoso,A.Md.Kep
NIP : 19900416 201902 1 006
Unit Kerja : RSUD Majenang
Gol/Angkatan : II/IV
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat,Tgl.Lahir : Purbalingga, 16 April 1990
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Jl. Garuda RT 4 RW 1 Kec. Maos Kab. Cilacap
No.Telp : 081358837658
Email : ridwanprakoso90@gmail.com
Pendidikan : Diploma III Keperawatan
Pendidikan
1. SD N Karangrena 03
2. SMP N 02 Maos
3. SMA N 1 Cilacap
4. AKPER Serulingmas Cilacap
Pengalaman Kerja
1. Perawat Magang di RSI Arafah Rembang selama 3 bulan
2. Perawat Pelaksana di Klinik Hamada Kuripan selama 4 bulan
3. Perawat pelaksana di RSU Siaga Medika Banyumas selama 2 tahun
4. Perawat pelaksana di RSI Fatimah Cilacap selama 6 bulan
5. Perawat pelaksana di RSUD Prembun Kebumen selama 2 tahun
6. Perawat pelaksana di RSUD Majenang Cilacap sampai sekarang
55
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN I
1. Pembuatan tabel gantungan pengawasan cairan infus
a. Foto
b. Video
c. Lembar Konsultasi
56
Gambar 1 Konsultasi dengan mentor
57
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN II
2. Pengujian tabel gantungan pengawasan cairan infus
a. Foto
58
gambar 3 pengujian pemasangan tabel gantungan pengawasan cairan infus
59
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN III
3. Pembuatan SOP pengisian tabel pengawasan cairan infus
a. Foto
b. Draf Pengajuan SPO
60
Gambar 5 Konsultasi dengan mentor tentang pembuatan SOP
61
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN IV
4. Sosialisasi tentang tabel gantungan pengawasan cairan infus
a. Foto
b. Video
c. Undangan Sosialisasi
d. Daftar Hadir
e. Notulen
62
Kepada Yth.
Karyawan Karyawati
Bangsal Aster
Di tempat
Waktu : 09.00
terima kasih.
Hormat saya,
63
Gambar 7 Kegiatan sosisalisasi di bansal Aster
64
Gambar 8 Kegiatan sosisalisasi di bangsal Aster
65
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN V
5. Evaluasi kegiatan penggunaan tabel gantungan pengawasan cairan
infus
a. Foto
b. Form Catatan Evaluasi
66
Gambar 9 Evaluasi kegiatan bersama Kepala Bangsal
67
Gambar 11 Aplikatif Tabel yang sudah digunakan di Bangsal
68