Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI ALUR PEMERIKSAAN PASIEN TUBERKULOSIS


DENGAN RESISTENSI OBAT (RO) PADA ERA PANDEMI DI
UPTD RSUD CILACAP

Disusun Oleh:

NAMA : FAHLIAN WISNU AL MA’ARIF


NIP : 19900721 202012 1 013
NIS : 134
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA
SKPD : UPTD RSUD CILACAP
COACH : DIYAH MUBAROKAH AKHADIYATI, S.Pi., M.Pi
MENTOR : dr. YUYUNG BUDIWASKITO, MM

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 147


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN BADAN KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2021
ABSTRAK

OPTIMALISASI ALUR PEMERIKSAAN PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN


RESISTENSI OBAT (RO) PADA ERA PANDEMI DI UPTD RSUD CILACAP

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban seorang ASN harus bisa


mengimplementasikan nilai ANEKA dalam Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI. Sebagai Dokter Umum Ahli Pertama menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003, penulis
memiliki tugas pokok yaitu memberikan layanan kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang masyarakat, yang diuraikan
kegiatan masing-masing. Selama bekerja di UPTD RSUD Cilacap, penulis
menemukan tidak adanya skrining atau pemeriksaan pasien Tuberkulosis
dengan RO pada era pandemi seperti ini. Padahal skrining sangat dibutuhkan
Padahal skrining sangat dibutuhkan untuk dapat memisahkan pasien yang
disertai dengan covid19 dan non covid19.
Aktualisasi dilaksanakan selama tiga puluh hari kerja secara efektif dimulai
dari tanggal 20 September – 29 Oktober 2021 serta melaksanakan lima
rangkaian kegiatan untuk mengimplementasikan Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, dan Whole of Government, serta mengimplementasikan nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil:
(1) Mendapatkan draft Standar Operasional Prosedur pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien TB dengan RO, (2) Terlengkapinya alat Kesehatan
(antigen) sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining covid19 pada
pasien TB dengan RO, (3) Petugas non analis dapat melakukan pemeriksaan
skrining covid19 sesuai dengan prosedur, (4) Puskesmas melakukan
pemeriksaan skrining covid19 sebelum merujuk pasien TB dengan RO ke RSUD
Cilacap, (5) Masyarakat mengetahui tentang dilakukannya pemeriksaan skrining
covid19 di RSUD Cilacap jika ada kunjungan karena sakit TB dengan RO.
Capaian aktualisasi dan habituasi yang dialksanakan sebesar 100% dan
semua kegiatan telah dilaksanakan dan mendapatkan hasil sesuai harapan.
Semua kegiatan memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, tujuan dan
memberikan penguatan pencapaian nilai budaya kerja, yaitu Profesional,
Visioner,dan Kerjasama. Selanjutnya, penulis berkomitmen untuk melanjutkan
aktualisasi dan habituasi nilai dasar ANEKA dan implementasi Agenda 3.

Kata Kunci: Aktualisasi dan Habituasi, Nilai Dasar ANEKA, Covid19, Pasien TBC
dengan RO, Antigen, Skrining

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI ALUR PEMERIKSAAN PASIEN TUBERKULOSIS


DENGAN RESISTENSI OBAT (RO) PADA ERA PANDEMI DI
UPTD RSUD CILACAP

Nama Peserta : Fahlian Wisnu Al ma’arif


NIP : 19900721 202012 1 013
Nomor Daftar Hadir : 134

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jum’at
Tanggal : 5 November 2021
Tempat : BKPPD Kabupaten Cilacap (Virtual Zoom)

Cilacap, 4 November 2021


Menyetujui,

Coach Mentor
Kepala Bidang Pelayanan Medik
RSUD Cilacap,

DIYAH MUBAROKAH A, S.Pi., M.Pi dr. YUYUNG BUDIWASKITO, MM


Widyaiswara Ahli Madya Pembina
NIP.196901091997032002 NIP. 19670621200961002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI ALUR PEMERIKSAAN PASIEN TUBERKULOSIS


DENGAN RESISTENSI OBAT (RO) PADA ERA PANDEMI DI
UPTD RSUD CILACAP

Nama Peserta : Fahlian Wisnu Al ma’arif


NIP : 19900721 202012 1 013
Nomor Daftar Hadir : 134

Telah diseminarkan pada:


Hari : Jum’at
Tanggal : 5 November 2021
Tempat : BKPPD Kabupaten Cilacap (Virtual Zoom)

Cilacap, 5 November 2021


Mengesahkan,
Coach Mentor
Kepala Bidang Pelayanan Medik
RSUD Cilacap

DIYAH MUBAROKAH A, S.Pi., M.Pi dr. YUYUNG BUDIWASKITO, MM


Widyaiswara Ahli Madya Pembina
NIP.196901091997032002 NIP. 196706212009061002

Penguji/Narasumber,

SUPRIYONO, SKM, M.Kes


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 196210291983011002

iv
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan atas rahmat, barokah,
hidayah serta inayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Alur
Pemeriksaan Pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat (Multi Drugs
Resistance) pada era pandemi di UPTD RSUD Cilacap” merupakan
syarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat serta turut
membantu dalam proses penyusunan Laporan Aktualisasi ini:
1. Bapak H. Ganjar Pranowo, SH., MIP. selaku Gubernur Provinsi Jawa
Tengah yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk
mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang telah menyelenggarakan kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
3. Kepala BKPPD Kabupaten Cilacap Bapak Warsono, SH, M.Hum
yang telah memfasilitasin:atihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
147.
4. Bapak dr. Moch Ichlas Riyanto, MM. selaku Direktur UPTD Rumah
Sakit Umum Daerah Cilacap beserta pejabat struktural yang telah
memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis selama
kegiatan Latsar CPNS.
5. Bapak Supriyono, SKM,M.Kes selaku narasumber/penguji yang
telah penuh perhatian memberikan saran, masukan dan koreksi
yang membangun terhadap Laporan Aktualisasi saya.
6. Bapak dr. Yuyung Budiwaskito, MM. selaku mentor yang telah
membimbing, memberikan arahan dan memotivasi saya dalam
menyusun Laporan Aktualisasi selama masa mentoring.
7. Ibu Diyah Mubarokah Akhadiyati, S.Pi., M.Pi. selaku coach yang
telah sangat baik dalam membimbing dan memberikan arahan
kepada saya dalam penyusunan Laporan Aktualisasi.
8. Para Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi Nilai-Nilai Dasar, Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI untuk dapat diaktualisasikan di Instansi.
9. dr. Anggi Apriansyah Purwanto selaku Kasi Pelayanan Medik Rawat

v
Inap RSUD Cilacap yang berkenan menjadi narasumber sebagai
role model yang banyak menginspirasi penulis.
10. Seluruh panitia dari BKPPD Kabupaten Cilacap dan segenap
jajarannya, serta Binsuh Serka Yatiman yang dengan tekun selalu
memberikan teladan kedisiplinan dan sikap penuh syukur atas hidup
dan perjuangan, serta menanamkan prinsip bahwa nilai dari sebuah
kehormatan adalah tanggung jawab.
11. Rekan sejawat Dokter Spesialis Paru dan rekan-rekan perawat di
ruang Paru Center yang telah membantu untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan untuk Menyusun Laporan Aktualisasi ini.
12. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan
materil dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan
kewajiban pada masa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
13. Teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 147
Tahun 2021, dan khususnya keluarga baru Kelompok 2 Angkatan
147 yang telah bersama-sama berjuang, berdiskusi, dan saling
mengingatkan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi dan habituasi ini
masih kurang sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati
maka penulis menyampaikan permohonan maaf. Suatu kehormatan
dan menjadi harapan bagi penulis untuk dapat diberikan saran dan krtik
terkait dengan laporan ini agar ke depan penulis dapat membuat dan
menyusun laporan dengan lebih baik lagi.

Cilacap, 4 November 2021


Penulis,

Fahlian Wisnu Al ma’arif


NIP. 19900721 202012 1 013

vi
DAFTAR ISI

LAPORAN ......................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
BAB I. PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA............................. 1
A. Gambaran Umum Organisasi ........................................................ 1
1. Dasar hukum Pembentukan Organisasi ......................................... 1
2. Tugas Fungsi Organisasi .............................................................. 4
3. Struktur Organisasi Tempat Kerja ................................................. 4
4. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Budaya Kerja Organisasi ................ 6
B. Tugas Peserta ............................................................................. 8
C. Role Model .................................................................................. 9
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI ........................ 12
A. Identifikasi Isu........................................................................... 12
B. Analisis Isu ................................................................................ 16
C. Analisis Penyebab ...................................................................... 19
D. Dampak Bila Isu Tidak diselesaikan ............................................. 21
E. Gagasan Pemecahan Isu ............................................................ 22
F. Rancangan Aktualiasasi Habituasi ............................................... 23
G. Jadwal Kegiatan ........................................................................ 39
H. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ................................ 42
BAB III. PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI .................... 44
A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal ............................. 44
B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi ................................... 48

vii
1. Menyusun draft Standar Operasional Prosedur (SOP) skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat. .......... 48
2. Melengkapi kebutuhan alat kesehatan (antigen) sebagai penunjang
medis untuk melakukan skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis
dengan Resistensi Obat. ............................................................. 52
3. Memberikan pelatihan pemeriksaan skrining covid19 pada pasien
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat. ......................................... 58
4. Sosialisasi terhadap Puskesmas tentang pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat yang akan
dirujuk ke RS. ............................................................................ 64
5. Sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat yang akan
dirujuk ke RS. ............................................................................ 69
C. Gambaran Umum Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan
Kegiatan….. ...................................................................................... 73
BAB IV. KESIMPULAN ..................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 76
LEMBAR KOMITMEN....................................................................... 78
CURICULUM VITAE ………………………………………………………………….....79
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………. 80

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Identifikasi Isu……………………………………………………………….. 12


Tabel 2.2. Data Dukung Identifikasi Isu………………………………………………. 13
Tabel 2.3. Analisis Isu Dengan Metode APKL……………………………………….. 16
Tabel 2.4. Identifikasi Isu dengan Metode USG……………………………………... 18
Tabel 2.5. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi……………………………………. 21
Tabel 2.6. Matrik Rancangan Aktualisasi…………………………………………….. 22
Tabel 2.7. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………….. 31
Tabel 2.8. Strategi Menghadapi Kendala…………………………………………….. 33
Tabel 3.1. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal……………………………… 44
Tabel 3.2. Gambaran Umum Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi………… 72

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Foto UPTD RSUD Cilacap tampak depan………………….…….. 1


Gambar 1.2. Foto UPTD RSUD Cilacap tampak atas………………………… 1
Gambar 1.3. Bagan Organisasi RSUD Cilacap………………………………….. 4
Gambar 1.4. Role model dr. Anggi Apriansyah P……………………………….. 8
Gambar 2.1. Diagram Fishbone…………………………………………………… 19
Gambar 3.1. Pembentukan Tim…………………………………………………… 49
Gambar 3.2. Melakukan survey literasi pemeriksaan skrining covid19. 50
Gambar 3.3. Koordinasi dengan Satgas Covid19 di Rumah Sakit dan 50
Puskesmas……………………………………………………………...
Gambar 3.4. Menyusun draft SOP dengan tim…………………………………….. 51
Gambar 3.5. Koordinasi dengan bagian logistic dan farmasi……………………... 54
Gambar 3.6. Mengajukan alat antigen baru………………………………………… 55
Gambar 3.7. Menyusun jumlah keperluan alat pemeriksaan……………………... 55
Gambar 3.8. Mengecek barang riil dengan pengajuan……………………………. 56
Gambar 3.9. Konsultasi dengan mentor terkait pelatihan…………………………. 59
Gambar 3.10. Mempersiapkan materi untuk pelatihan pemeriksaan skrining 60
covid19…………………………………………………………………..
Gambar 3.11. Mengundang teman-teman profesi non analis yang berada di 60
ruang terkait…………………………………………………………….
Gambar 3.12. Melakukan pelatihan cara pengambilan swab antigen terhadap 61
tenaga kesehatan di ruangan terkait………………………………….
Gambar 3.13. Memberikan pelatihan dalam membaca hasil pemeriksaan antigen 62
Gambar 3.14. Mengevaluasi pelaksanaan pelatihan……………………………….. 64
Gambar 3.15. Membagikan undangan sosialisasi pemeriksaan skrining sebelum 65
melakukan rujukan ke RS……………………………………………..
Gambar 3.16. Membuat materi untuk sosialisasi ke Puskesmas………………….. 66
Gambar 3.17. Melakukan sosialisasi terhadap pemegang program TBC di 67
Puskesmas……………………………………………………………
Gambar 3.18. Mengedukasi prosedur rujukan pasien TBC RO……………………. 68
Gambar 3.19. Membuat materi untuk sosialisasi ke masyarakat dalam bentuk 70
poster…………………………………………………………………….
Gambar 3.20. Memberi edukasi dan sosialisasi dengan memanfaatkan media 71
sosial…………………………………………………………………….
Gambar 3.21. Memberi edukasi dan sosialisasi dengan memanfaatkan media 71
sosial ……………………………………………………………………

x
Gambar 3.22. Mengevaluasi kegiatan edukasi dan sosialisasi dengan melihat 72
respons masyarakat …………………………………………………..

xi
BAB I. PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Dasar hukum Pembentukan Organisasi

Gambar 1. 1. UPTD RSUD Cilacap (tampak depan)

Gambar 1. 2. UPTD RSUD Cilacap (tampak atas)

Rumah Sakit merupakan Lembaga Pemerintah yang


menjalankan fungsi kesehatan yakni memberikan sarana dasar,
upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang, dimana
dalam penyelenggaraan harus memperhatikan fungsi sosial.

1
Sebagai fungsi sosial di bidang kesehatan, Rumah Sakit
Umum Daerah Cilacap selanjutnya disingkat RSUD Cilacap
merupakan pelayanan publik yang senantiasa melakukan
pemasaran atas peran, fungsi dan manajemen Rumah Sakit. Oleh
karena RSUD Cilacap terus berbenah diri untuk mengembangkan
kualitas Manajemen Rumah Sakit, melaksanakan tugas dan fungsi
rumah sakit secara professional.
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap dirintis mulai tahun 1946
yang secara Yuridis Formal ditetapkan dengan Undang – Undang
Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah kota
kecil dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
Penyelenggaraan kegiatan di Rumah Sakit tidak lepas dari
berbagai peraturan Perundang-Undangan yang dapat digunakan
sebagai Payung Hukum Rumah Sakit. Dasar hukum atau peraturan-
peraturan tersebut antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355);
2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3952);
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 538);
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063 );Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara RI Tahun

2
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5072);
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
6) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8) Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) (Lembaran Daerah Kabupaten
Cilacap Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 11);
9) Peraturan Bupati Cilacap Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap;
10) Peraturan Bupati Cilacap Nomor Nomor : 120 Tahun
2016 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap;
11) Keputusan Bupati Nomor 446/209/44.1 tahun 2008
tanggal 27 Pebruari 2008 tentang Penetapan Status Badan

3
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Cilacap (BLUD-RSUD).
12) Keputusan Bupati Cilacap Nomor: 445/86/35/TAHUN
2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif 24 (Dua Puluh Empat) Jam Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap.
2. Tugas Fungsi Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan unsur
pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan. Tugas
pokok RSUD Cilacap adalah melaksanakan pelayanan pengobatan,
pemulihan peningkatan kesejahteraan dan pencegahan penyakit.
Dalam melaksanan tugas pokok tersebut RSUD Cilacap
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi Tempat Kerja
Berikut adalah bagan organisasi RSUD Cilacap tahun 2021
sesuai dengan Perbup Cilacap Nomor 15 Tahun 2018:

4
Gambar 1. 3 Bagan Organisasi RSUD Cilacap

Susunan Struktur Organisasi:


1. Direktur
2. Wadir Bidang Umum & Keuangan
3. Wadir Bidang Pelayanan
4. Ka. Bag Program & Pengembangan
5. Ka. Bag Umum
6. Ka. Bag Keuangan
7. Ka. Bid Pelayanan Medik
8. Ka. Bid Pelayanan Keperawatan
9. Ka. Bid Pelayanan Penunjang Medik
10. Ka. Subag Anggaran dan Perbendaharaan
11. Ka. Subag Akuntansi dan Verifikasi
12. Ka. Subag Rumah Tangga, Logistik & Aset
13. Ka. Subag Tata Usaha, Kepegawaian & Humas
14. Ka. Subag Perencanaan dan Pengembangan RS
15. Ka. Subag Hukum, Pendidikan, Penelitian dan
Kerjasama
16. Ka. Sie Pelayanan Medik Rawat Inap
17. Ka. Sie Pelayanan Medik Rawat Jalan
18. Ka. Sie Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
19. Ka. Sie Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan

5
20. Ka. Sie Pelayanan Penunjang Medik Langsung
21. Ka. Sie Pelayanan Penunjang Medik Tidak
Langsung
4. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Budaya Kerja Organisasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit telah mengamanatkan bahwa rumah sakit
adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Upaya untuk merealisasi
kegiatan rumah sakit tersebut serta berdasar Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, maka RSUD Cilacap memiliki falsafah
Visi, Misi, Motto, Budaya Kerja dan Tujuan sebagai berikut:
1. Falsafah
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan Humanis dan
Paripurna serta membina jaringan kemitraan dan rujukan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Visi Organisasi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan pilihan
Masyarakat.
3. Misi Organisasi
1) Menyelenggarakan pelayanan yang prima, pelayanan
pendidikan, dan penelitian yang profesional
2) Menggunakan tata kelola manajerial yang profesional dan taat
hukum
3) Menjadikan pusat rujukan pelayanan kesehatan
4) Meningkatkan sumber daya manusia profesional dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan serta mengutamakan
keselamatan pasien
5) Menggunakan sistem informasi dan teknologi kedokteran
modern guna menunjang pelayanan pendidikan dan

6
penelitian untuk meningkatkan efektivitas kerja
4. Motto
Kepuasan Anda Tujuan Kami.
5. Budaya Kerja
1) Profesional
2) Visioner
3) Kerjasama
6. Tujuan
a. Bagi Pemilik (Pemerintah Daerah)
• Memberikan citra yang baik kepada Pemerintah Daerah.
• Mendukung pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah di
bidang Kesehatan.
• Memberikan iklim kerja yang inovatif.
b. Bagi Pelanggan
• Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan, cepat
dan akurat.
• Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
• Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
kode etik kedokteran
c. Bagi Karyawan
• Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara proporsional.
• Memperlakukan karyawan sebagai Asset Organisasi.
• Memberikan kesempatan pengembangan bakat,
kemampuan dan keteladanan.
• Memberikan kesempatan berkarir bagi karyawan yang
berprestasi.
• Menjadikan sebagai tempat bekerja dan mengabdi yang
menjanjikan dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

d. Bagi Masyarakat Sekitar


• Memberikan kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar di

7
lingkungan rumah sakit.
• Memberikan bantuan sosial bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas.
• Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai kelompok
pemasar rumah sakit.
• Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kesehatan
kepada masyarakat sekitar.
• Ikut membantu menciptakan suasana lingkungan yang
bersih dan sehat.
B. Tugas Peserta
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 disebutkan bahwa seorang Dokter
mempunyai tugas pokok yaitu memberikan layanan kesehatan pada
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian
dibidang masyarakat, yang diuraikan kegiatan masing-masing. Berikut
uraian tugas seorang Dokter Umum berdasarkan PMK No 73 Tahun
2013:
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
6. Menyusun draft visum et repertum
7. Melaksanakan tugas jaga
8. Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
9. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
10. Menyusun laporan lain-lain
Dalam sehari-hari tugas seorang Dokter Umum di Rumah Sakit

8
terbagi di beberapa tempat, saya sendiri ditugaskan di area Instalasi
Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap, dan Tim Akreditasi serta Tim
Vaksinasi.
Tugas pokok saya adalah di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang
Rawat Inap, dan bekerja dengan menggunakan sistem jam jaga.
Dimana terbagi menjadi jaga pagi, siang dan malam.
Tugas tambahan biasanya kami masuk dalam tim akreditasi
yang biasa dilakukan di setiap Rumah Sakit, untuk mendukung dan
mensukseskan akreditasi Rumah Sakit. Selain itu juga dokter umum
masuk dalam beberapa tim yang dirasa berkompeten di bidang non
medis.
Selain itu karena memang kita dalam kondisi pandemi, maka
Dokter Umum juga ditugaskan sebagai vaksinator program vaksinasi
dari Pemerintah dalam rangka untuk percepatan penanganan
pandemi.
C. Role Model

Gambar 1.4. dr. Anggi Apriansyah Purwanto

dr. Anggi Apriansyah Purwanto, lahir 32 tahun yang lalu, beliau


dilahirkan di Kecamatan Cimanggu, daerah barat dari Kabupaten
Cilacap. Beliau lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Karir sebagai Aparatur Sipil Negara
dimulai sejak tahun 2015 sebagai Dokter Umum Ahli Pertama di UPTD

9
RSUD Cilacap. Kemudian beliau dipercaya (akuntabilitas) sebagai
Koordinator Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cilacap karena dinilai
mempunyai rasa tanggungjawab (akuntabilitas) yang tinggi terhadap
profesi dan pekerjaannya, selain itu juga beliau menghargai
komunikasi (etika publik) sehingga mudah untuk menyampaikan dan
mensosialisasikan (nasionalisme sila 4) sesuatu yang penting pada
rekan kerja ataupun orang lain.
Sikap kepemimpinannya (akuntabilitas) sudah tampak sejak
awal penempatan CASN dengan selalu disiplin (antikorupsi) dalam
bekerja, domisili beliau di Purwokerto, Kabupaten Banyumas tetapi
beliau selalu bertanggungjawab (akuntabilitas) dan profesional
terhadap Kabupaten yang dipilihnya saat mendaftarkan diri sebagai
ASN. Tidak mudah untuk melakukan perjalanan sejauh itu yang
dilakukan setiap hari, kemampuan komunikasi (etika publik) dan
kasih sayang (nasionalisme sila 2) kepada keluargalah yang menjadi
kunci semuanya bisa berjalan dengan baik.
Beliau kemudian dipercaya sebagai Tenaga Kesehatan Haji
Daerah (TKHD) pada tahun 2018, dimana beliau bertugas menjaga dan
mengawasi kesehatan para jamaah haji asal Kabupaten Cilacap.
Keilmuan agama dan ibadahnya (nasionalisme sila 1) turut andil
dalam tugas yang diberikan ini, sehingga beliau dipercaya untuk
menjaga dan mengawasi jamaah haji asal Kabupaten Cilacap. Sosok
religius (nasionalisme sila 1) dan tanpa pamrih (komitmen mutu)
dalam membantu sesama, bersedekah (nasionalisme sila 1) dengan
rajin sehingga tanpa disangka di tahun 2018 beliau dipanggil Allah
untuk beribadah ke Mekkah bersama jamah haji asal Kabupaten
Cilacap. Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa.
Beliau adalah sosok yang berintegritas (akuntabilitas) tinggi,
jujur (antikorupsi) dalam melakukan tugas, dan selalu adil
(antikorupsi) terhadap bawahan, atasan ataupun rekan sejawatnya.
Dan kemampuan dalam memberikan kesempatan untuk diskusi

10
(nasionalisme sila 4) juga sebagai salah satu gaya kepemimpinannya,
sehingga akan berlaku adil bagi siapapun yang beliau pimpin. Inovasi
dan kreatif (komitmen mutu) nya juga sangat luar biasa, dengan
selalu berkoordinasi dengan unit yang terkait dari IGD. Sesuai dengan
apa yang sering disampaikan dalam diskusi, yaitu gotong royong
(nasionalisme sila 3) adalah salah satu solusi dalam menyelesaikan
masalah.
Jadi tidak heran jika dalam pengabdiannya (nasionalisme sila 3)
6 tahun setelah menjadi ASN, kemudian beliau sudah diangkat menjadi
Kasi Pelayanan Medik Rawat Inap pada tahun 2021. Hingga sekarang.
Di sisi lain, beliau mempunyai sikap yang sangat responsif (komitmen
mutu) terhadap isu yang terjadi di lingkungan RSUD Cilacap, sehingga
isu yang ada dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien (komitmen
mutu).
Beliaulah role model dari penulis, sebagai sosok yang sangat
inspiratif (akuntabilitas) dan dapat menciptakan positif vibe dalam
lingkungan kerja. Dan penulis percaya, semua pekerjaan akan selesai
dan setiap masalah pasti ada solusi jika dikerjakan dengan sungguh-
sungguh, bertanggungjawab, dengan gaya dan style nya masing-
masing yang tentunya harus mengedepankan prosedur yang berlaku,
serta menyertakan Allah SWT di setiap langkah.

11
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi Isu
Harrison (2008:550) dalam (Kriyantono, 2012) memberikan definisi
bahwa isu adalah berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena
publik, jika berlanjut, dapt secara signifikan memengaruhi operasional
atau kepentingan jangka panjang dari organisasi. Dapat disebut bahwa
isu merupakan titik awal munculnya konflik jika tidak dikelola dengan baik.
Sedangkan Prayudi mendefinisikakan isu muncul ketika ada
ketidaksesuaian antara pengharapan publik dengan praktek organisasi
yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi. Isu bisa
meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai.
(Prayudi, 2008:36)
Isu yang diangkat bersumber pada Kedudukan dan Peran Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dalam NKRI, yaitu:
a. Manajemen ASN → pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.
b. Whole of Government → sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
c. Pelayanan Publik → adalah segala bentuk pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.

12
Berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dan diskusi dengan
mentor serta rekan kerja, penulis menemukan beberapa isu yang
menjadi permasalahan di lingkungan UPTD RSUD Cilacap. dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Identifikasi Isu Dikaitkan dengan Agenda 3

Kondisi yang
No. Isu dan Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang optimalnya alur Semua pasien Tuberkulosis Pasien TBC diskrining,
pemeriksaan pasien Tuberkulosis (TBC) berada di ruang dan ruang tunggu
pada era pandemi tunggu pemeriksaan yang tempat pemeriksaannya
sama menyesuaikan hasil
Sumber isu: Whole of skrining
Government, pelayanan publik
dan manajemen ASN
2. Kurang optimalnya alur Pasien dan keluarga pasien Pasien dan keluarga
pelayanan di Instalasi Gawat banyak yang tidak paham memahami konsekuensi
Darurat pada era pandemi. dengan alur layanan IGD sakitnya ketika dibawa
khususnya isolasi, dan ke IGD
Sumber isu: Whole of cenderung emosional
Government, pelayanan publik,
dan manajemen ASN
3. Kurang optimalnya penanganan Keterbatasan tindakan Penanganan
kegawatdaruratan medis di ruang kegawatan karena produk kegawatdaruratan bisa
rawat inap pada era pandemi aerosol yang ditimbulkan lebih optimal, dan aman
sangat besar ketika dilakukan untuk petugas yang
Sumber isu: pelayanan publik resusitasi jantung paru melakukan tindakan.
dan manajemen ASN
4. Kurang optimalnya alur Semua pasien Tuberkulosis Pasien TBC dengan
pemeriksaan pasien (TBC) dengan Resistensi Resistensi Obat
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat berada di ruang tunggu diskrining, dan ruang
Obat (Multi Drugs Ressistance) pemeriksaan yang sama tunggu tempat
pada era pandemi pemeriksaannya
menyesuaikan hasil
Sumber isu: pelayanan publik, skrining
Manajemen ASN, Whole of
Government.
5. Belum optimalnya skrining Tidak ada form skrining TBC Dilampirkan form
pemeriksaan Tuberkulosis pada pada pekerja migran pemeriksaan TBC pada
pekerja migran pekerja migran

Sumber isu: Whole of


Government dan pelayanan
publik.

13
Tabel 2.2. Data Dukung Identifikasi Isu.
No. Isu dan Sumber Isu Data Dukung Isu
1. Kurang optimalnya alur - Pemeriksaan pasien TBC sebelum pandemi tidak ada
pemeriksaan pasien skrining
Tuberkulosis pada era pandemi

Sumber isu: whole of


government, pelayanan publik
dan manajemen ASN

2. Kurang optimalnya alur - Masih adanya pasien atau keluarga pasien yang belum
pelayanan di Instalasi Gawat memahami alur terbaru di era pandemi
Darurat pada era pandemi.

Sumber isu: whole of


government, pelayanan publik,
dan manajemen ASN

https://www.krjogja.com/berita-
lokal/jateng/banyumas/mengamuk-di-rsud-cilacap-
keluarga-pasien-diamankan/

14
3. Kurang optimalnya penanganan - Belum adanya kejelasan prosedur penanganan kegawatan
kegawatdaruratan medis di pada pasien dengan status suspect, probable ataupun
ruang rawat inap pada era terkonfirmasi covid1919
pandemi

Sumber isu: pelayanan


publik dan manajemen ASN

4. Kurang optimalnya alur - Pemeriksaan sebelum pandemi tidak ada skrining


pemeriksaan pasien
Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat pada era
pandemi

Sumber isu: pelayanan publik,


Manajemen ASN, whole of
government.

5. Belum optimalnya skrining - Belum spesifik dalam pemeriksaan TBC pada pekerja imigran
pemeriksaan Tuberkulosis pada
pekerja migran

Sumber isu: whole of


government dan pelayanan
publik.

15
B. Analisis Isu
Kelima isu di atas kemudian dianalisis lebih dalam menggunakan
metode APKL dan USG. Metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak) merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan dan layak dari isu yang ditemukan di unit
kerja. Adapun kriteria metode tersebut antara lain:
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat;
2. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya;
3. Khalayak artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak;
4. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, dan memang
prioritas untuk ditangani.
Hasil analisis isu dengan metode APKL diurutkan sesuai urgensi
isu yang ada di unit kerja. Masing-masing isu diberi nilai mulai dari 1
sampai 5 sesuai kriteria yang sudah ditentukan dengan menggunakan
Skala Likert. Skala Likert menurut Prof. Azwar (2010) adalah metode
penskalaan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan
nilai. Respon, dalam hal ini isu, dikategorikan menurut urgensinya
dengan nilai 1: sangat kurang penting, 2: kurang penting, 3: cukup

16
penting, 4: penting, dan 5: sangat penting. Hasil analisis APKL dengan
Skala Likert ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.3. Analisis Isu APKL

No. Isu dan Sumber Isu A P K L Total APKL Peringkat


1. Kurang optimalnya alur pemeriksaan pasien 5 4 4 3 16 III
Tuberkulosis pada era pandemi

Sumber isu: whole of government,


pelayanan publik dan manajemen ASN
2. Kurang optimalnya alur pelayanan di Instalasi 5 4 4 4 17 II
Gawat Darurat pada era pandemi.

Sumber isu: whole of government,


pelayanan publik, dan manajemen ASN
3. Kurang optimalnya penanganan 4 4 3 3 14 IV
kegawatdaruratan medis di ruang rawat inap
pada era pandemi

Sumber isu: pelayanan publik dan manajemen


ASN
4. Kurang optimalnya alur pemeriksaan skrining 5 5 4 4 18 I
pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat
pada era pandemi

Sumber isu: pelayanan publik, Manajemen


ASN, whole of government.
5. Belum optimalnya skrining pemeriksaan 4 3 3 3 13 V
Tuberkulosis pada pekerja migran

Sumber isu: whole of government dan


pelayanan publik.
Keterangan skala likert :5 sangat besar
4 besar
3 cukup besar
2 kecil
1 sangat kecil

Hasil analisis pada tabel di atas memperlihatkan peringkat isu


menggunakan metode APKL. Penulis kemudian membuat 3 peringkat
atas isu yang paling penting setelah dianalisis menggunakan metode

17
APKL, yaitu:
1. Kurang optimalnya alur pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
pada era pandemi dengan total skor 17 dan peringkat II.
2. Kurang optimalnya alur pemeriksaan pasien Tuberkulosis (TBC)
pada era pandemi dengan total skor 16 dan peringkat III.
3. Kurang optimalnya alur pemeriksaan pasien Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat pada era pandemi di UPTD RSUD Cilacap dengan
total skor 18 dan peringkat I.
Selanjutnya, ketiga isu paling penting tersebut ditapis dengan
metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) untuk menemukan isu
prioritas. Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, serta perkembangan. Adapun indikator analisis USG
sebagai berikut :
1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Metode analisis pada USG juga menggunakan Skala Likert untuk
menentukan isu prioritas. Nilai angka Skala Likert pada analisis USG
mengandung arti:
1: Isu tersebut sangat kurang penting, sangat kurang serius, dan sangat
kurang berkembang;
2: Isu tersebut kurang penting, kurang serius, dan kurang berkembang;
3: Isu tersebut cukup penting, cukup serius, dan cukup berkembang;
4: Isu tersebut penting, serius, dan berkembang;
5: Isu tersebut sangat penting, sangat serius, dan sangat berkembang.

18
Hasil analisis isu-isu dengan metode USG ditampilkan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 2.4. Identifikasi Isu dengan Metode USG
Total
No Isu dan Sumber Isu U S G Peringkat
USG
1. Kurang optimalnya alur pelayanan di 5 5 3 13 III
Instalasi Gawat Darurat pada era pandemi

2. Kurang optimalnya alur pemeriksaan 5 5 4 14 II


pasien Tuberkulosis pada era pandemi

3. Kurang optimalnya alur pemeriksaan 5 5 5 15 I


skrining pasien Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat pada era pandemi

Keterangan skala likert :5 sangat mendesak


4 mendesak
3 cukup mendesak
2 kurtang mendesak
1 tidak mendesak

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode USG dari tabel di


atas, maka isu prioritas yang harus diselesaikan adalah kurang
optimalnya alur pemeriksaan pasien Tuberkulosis dengan Resistensi
Obat (RO) pada era pandemi dengan skor 15 dan peringkat satu pada
waktu yang sudah ditentukan setiap bulan. Sumber isu antara lain,
Whole of Government (WoG), Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN.
C. Analisis Penyebab
Isu prioritas dianalisis dengan alat bantu fishbone untuk
mendapatkan penyebab yang perlu diintervensi dengan melakukan
kegiatan atau inovasi. Pendekatan diagram fishbone berupaya
memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-
cabang terkait. Namun demikian diagram fishbone lebih menekankan
pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali disebut sebagai cause
and effect diagram atau Ishikawa Diagram karena diperkenalkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang.
Diagram fishbone digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi

19
kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah kelompok
cenderung berpikir pada rutinitas (Tague, 2005).
Diagram fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial
dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori
yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, dan lingkungan
sekitar. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.

20
MATERIAL
MAN
Dokter takut
Pasien takut Keterbatasan
terpapar
terpapar alat skrining Kurang
covid19
covid19 covid19 Sample optimalnya
Pasien kurang pemeriksaan alur
minat datang ke Belum tersedia alat TB yang pemeriksaan
RS baku standard meningkat skrining
pemeriksaan pasien
Tuberkulosis
dengan
Resistensi
Belum ada standar Kurangnya
Obat (Multi
operasional koordinasi
rujukan Drugs
prosedur di masa Keterbatasan Ressistance)
dengan Keterbatasan
pandemi validasi dalam Puskesmas literatur di pada era
pembacaan Puskesmas pandemi
Belum ada hasil antigen
pelatihan cara
pengambilan
sample antigen MILIEU/ENVIRONMENT
METHOD
Gambar 2.1. Diagram Fishbone

Setelah dilakukan analisis penyebab terhadap isu prioritas dengan


menggunakan fishbone, diperoleh penyebab-penyebab prioritas yang
perlu diselesaikan, yaitu:
1. Man: Dokter takut terpapar covid19 karena tidak adanya
pemeriksaan skrining.
2. Material: Keterbatasan alat pemeriksaan skrining.
3. Method: Belum adanya standar operasional prosedur pemeriksaan
skrining pasien TBC dengan RO di era pandemi.
4. Mileu: Kurangnya koordinasi dengan Puskesmas terkait rujukan
pasien TBC dengan RO di era pandemi.
D. Dampak Bila Isu Tidak diselesaikan
Dampak isu kurang optimalnya alur pemeriksaan skrining pasien
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat pada era pandemi bila tidak
diselesaikan dapat mengakibatkan risiko paparan covid19 semakin
meningkat, khususnya untuk pasien-pasien yang sudah mempunyai

21
masalah dengan kondisi kesehatan paru-parunya. Di sisi lain, untuk
pasien sendiri jika ternyata disertai dengan covid1919 tanpa gejala khas
tetapi tidak terskrining, akan menyebabkan pengobatan atau
tatalaksananya tidak dapat maksimal.
E. Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan uraian di atas, maka judul gagasan pemecah isu
prioritas adalah “Optimalisasi Alur Pemeriksaan Skrining Pasien
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat (RO) pada era pandemi dan
setelahnya”. Yang selanjutnya akan dilakukan 5 kegiatan, yaitu:
1. Menyusun draft Standar Operasional Prosedur skrining covid19
pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat. Menyelesaikan
penyebab pada kriteria Man (Dokter takut terpapar covid19 karena
tidak adanya pemeriksaan skrining) dan Method (Belum adanya
standar operasional prosedur pemeriksaan skrining pasien TBC
dengan RO di era pandemi).
2. Melengkapi kebutuhan alat kesehatan (antigen) sebagai penunjang
medis untuk melakukan skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis
dengan Resistensi Obat. Menyelesaikan penyebab pada kriteria
Material (Keterbatasan alat pemeriksaan skrining).
3. Memberikan pelatihan pemeriksaan skrining covid19 pada pasien
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat. Menyelesaikan penyebab
pada kriteria Method (Belum adanya standar operasional prosedur
pemeriksaan skrining pasien TBC dengan RO di era pandemi).
4. Sosialisasi terhadap Puskesmas tentang pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat yang
akan dirujuk ke Rumah Sakit. Menyelesaikan penyebab pada
kriteria Milieu (Kurangnya koordinasi dengan Puskesmas terkait
rujukan pasien TBC dengan RO di era pandemi).
5. Sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat yang
akan dirujuk ke Rumah Sakit. Menyelesaikan penyebab pada

22
kriteria Milieu (Kurangnya koordinasi dengan Puskesmas terkait
rujukan pasien TBC dengan RO di era pandemi).

F. Rancangan Aktualiasasi Habituasi


Tabel 2.5. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
Unit Kerja : UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya alur pemeriksaan pasien
Tuberkulosis pada era pandemi. .
(Sumber isu: Whole of Government, Pelayan Publik,
Manajemen ASN)
2. Kurang optimalnya alur pelayanan di Instalasi Gawat
Darurat pada era pandemi.
(Sumber isu: Whole of Government, Pelayanan publik,
dan Manajemen ASN)
3. Kurang optimalnya alur pelayanan di Instalasi Gawat
Darurat pada era pandemi.
(Sumber isu: Whole of Government, Pelayanan Publik,
dan Manajemen ASN)
4. Kurang optimalnya alur pemeriksaan skrining pasien
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat (Multi Drugs
Ressistance) pada era pandemic.
(Sumber isu: Pelayanan Publik, Manajemen ASN,
Whole of Government)
5. Belum optimalnya skrining pemeriksaan Tuberkulosis
pada pekerja migran
(Sumber isu: Whole of Government dan Pelayanan
Publik)

Isu yang : Kurang optimalnya alur pemeriksaan skrining pasien


Diangkat Tuberkulosis dengan Resistensi Obat pada era pandemi di
UPTD RSUD Cilacap.
(Sumber isu: Pelayanan Publik, Manajemen ASN, Whole of
Government)

Gagasan yang : Optimalisasi Alur Pemeriksaan Skrining Pasien Tuberkulosis


Diangkat dengan Resistensi Obat (RO) pada era pandemic dan
setelahnya.

23
Tabel 2.6. Matrik Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyusun draft Mendapatkan draft Kegiatan menyusun draft Kegiatan menyusun draft
Standar Operasional Standar Operasional Standar Operasional Standar Operasional
Prosedur (SOP) Prosedur pemeriksaan Prosedur pemeriksaan Prosedur pemeriksaan
skrining covid19 pada skrining covid19 pada skrining pada pasien TBC skrining pada pasien TBC
pasien Tuberkulosis pasien TBC dengan RO dengan RO berkontribusi dengan RO berkontribusi
dengan Resistensi pada visi UPTD RSUD pada Budaya Kerja UPTD
Obat. Cilacap yaitu Menjadi Rumah RSUD Cilacap yaitu
Sakit Pendidikan dan Rujukan Profesional, Visioner dan
a. Membentuk tim Terbentuk tim penyusun Saya membentuk tim
Sumber kegiatan: SKP pilihan Masyarakat. Serta Kerjasama
penyusun draft Standar draft Standar dengan adil dan
pada misi yang ke 4 yaitu
Operasional Prosedur Operasional Prosedur tanggung jawab.
Meningkatkan sumber daya
(SOP) (SOP)
manusia profesional dan
(Akuntabilitas:
berorientasi pada kepuasan
tanggung jawab)
pelanggan serta
(Nasionalisme: sila ke
mengutamakan keselamatan
5)
pasien
Membentuk tim supaya
kegiatan lebih efektif
dan efisiensi.
(Komitmen mutu)
b. Melakukan survey Terkumpulnya literatur Saya mencari sumber
literasi mengenai skrining untuk dasar informasi yang benar
covid19 pemeriksaan skrining dan bisa dijadikan
covid19 pada pasien sebagai dasar dan
Tuberkulosis dengan acuan untuk melakukan
Resistensi Obat pemeriksaan skrining
covid19.

24
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

(Etika publik: sumber


informasi yang benar)

c. Koordinasi dengan Mendapatkan saran, Saya berdiskusi dengan


satgas covid19 di RS dan masukan dan satgas covid19 RS dan
Puskesmas kesepakatan dalam Puskesmas dengan
pemeriksaan skrining jelas dan sopan.
covid19 pada pasien (Akuntabilitas:
Tuberkulosis dengan kejelasan)
Reesistensi Obat (Etika publik: hormat)
(Nasionalisme: sila ke
4)
d. Menyusun draft SOP Terbentuk draft SOP Saya saling tukar
dengan tim yang sesuai dengan pendapat dan argument
pemeriksaan skrining untuk mendapatkan
kesepakatan draft SOP
yang sesuai.

(Nasionalisme: sila ke
4) (Akuntabilitas:
kejelasan)

25
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan dengan
Agenda III:

Whole of Government:
melakukan koordinasi
komunikasi dengan
satgas covid19 RS dan
Puskesmas dalam
menyusun dan
mensosialisasikan draft
SOP.

Pelayanan Publik:
menyusun draft SOP
yang jelas agar
memisahkan pasien
TBC dengan RO disertai
covid19 atau dengan
non covid19.

Manajemen ASN:
menjadikan draft SOP
sebagai arsip dan
dokumentasi dalam
menjalankan tindakan
medis yang bisa dipakai
dalam keadministratifan.

26
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Melengkapi kebutuhan Terlengkapinya alat Kegiatan melengkapi Kegiatan melengkapi
alat kesehatan kesehatan (antigen) kebutuhan alat kesehatan kebutuhan alat kesehatan
(antigen) sebagai sebagai penunjang (antigen) sebagai penunjang (antigen) sebagai penunjang
penunjang medis untuk medis untuk melakukan medis untuk melakukan medis untuk melakukan
melakukan skrining skrining covid19 pada skrining covid19 pada pasien skrining covid19 pada pasien
covid19 pada pasien pasien TBC dengan RO Tuberkulosis dengan Tuberkulosis dengan
Tuberkulosis dengan Resistensi Obat berkontribusi Resistensi Obat berkontribusi
Resistensi Obat. a. Koordinasi dengan Mendapatkan saran dan Saya berdiskusi dengan pada visi UPTD RSUD pada Budaya Kerja UPTD
bagian logistik dan farmasi. masukan terkait usulan bagian logistik dan Cilacap yaitu Menjadi Rumah RSUD Cilacap yaitu
Sumber kegiatan: tambahan alat farmasi terkait Sakit Pendidikan dan Rujukan Profesional, Visioner dan
Perintah Atasan pemeriksaan skrining pengadaan barang pilihan Masyarakat. Serta Kerjasama
covid19 pada pasien pemeriksaan antigen pada misi yang ke 4 yaitu
Tuberkulosis dengan untuk pemeriksaan Meningkatkan sumber daya
Resistensi Obat skrining pasien manusia profesional dan
Tuberkulosis dengan berorientasi pada kepuasan
Resistensi Obat. pelanggan serta
mengutamakan keselamatan
(Anti korupsi: pasien
tanggung jawab)
(Nasionalisme: sila ke
4)
b. Mengajukan alat Terealisasinya alat Saya mendapatkan alat
kesehatan (antigen) baru pemeriksaan (antigen) pemeriksaan antigen
ke bagian terkait di Tempat pemeriksaan sebagai dasar dalam
pasien Tuberkulosis melakukan pemeriksaan
dengan Resistensi Obat skrining covid19.

27
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Akuntabilitas:
integritas)

c. Menyusun jumlah Mendapatkan alat Saya menyesuaikan alat


keperluan alat pemeriksaan pemeriksaan sesuai pemeriksaan yang
dengan jumlah rata-rata disediakan dengan rata-
kunjungan pasien rata jumlah kedatangan
Tuberkulosis dengan pasien per hari.
Resistensi Obat
(Komitmen mutu:
efektif dan efisien)
d. Mengecek dan evaluasi Jumlah barang yang Saya memastikan tidak
jumlah barang riil dengan datang sama dengan ada penyelewengan
pengajuan pengajuan awal anggaran sesuai
dengan kebutuhan dan
pengajuan di awal.

(Anti korupsi: jujur)


(Akuntabilitas:
tanggung jawab)

28
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan dengan
Agenda III:

Pelayanan Publik:
mengajukan alat
pemeriksaan skrining
covid (antigen) untuk
pasien TBC RO.

Manajemen ASN:
meyusun jumlah
keperluan alat
pemeriksaan, serta
mengecek barang
nyata.

3 Memberikan pelatihan Petugas non analis Kegiatan membentuk Standar Kegiatan Memberikan
pemeriksaan skrining dapat melakukan Operasional Prosedur pelatihan pemeriksaan
covid19 pada pasien pemeriksaan skrining pemeriksaan skrining pada skrining covid19 pada pasien
Tuberkulosis dengan covid19 sesua dengan pasien TBC dengan RO Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat. prosedur berkontribusi pada visi UPTD Resistensi Obat berkontribusi

29
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Konsultasi dengan Mendapatkan Saya melakukan diskusi RSUD Cilacap yaitu Menjadi pada Budaya Kerja UPTD
Sumber kegiatan: mentor terkait pelatihan kesepakatan untuk dengan mentor Rumah Sakit Pendidikan dan RSUD Cilacap yaitu
Inovasi teknis pelatihan sekaligus berkonsultasi Rujukan pilihan Masyarakat. Profesional, Visioner dan
terkait teknis pelatihan Serta pada misi yang ke 4 Kerjasama
pemeriksaan skrining yaitu Meningkatkan sumber
covid19. daya manusia profesional dan
berorientasi pada kepuasan
(nasionalisme: sila ke pelanggan serta
4) mengutamakan keselamatan
b. Mempersiapkan materi Mendapatkan materi Saya menyusun materi pasien
untuk pelatihan pelatihan pemeriksaan untuk pelatihan
pemeriksaan skrining skrining covid19 pemeriksaan skrining
covid19 covid19.

(Komitmen mutu:
kreatif)
c. Mengundang teman- Teman-teman Saya mensosialisasikan
teman profesi non analis memenuhi undangan kegiatan pelatihan.
yang berada di ruang untuk dating ke
terkait pelatihan (Komitmen mutu:
responsif, kerjasama)

d. Melakukan pelatihan Mendapatkan tenaga Saya melakukan


cara pengambilan swab kesehatan yang pemeriksaan dengan
antigen terhadap tenaga kompeten dalam valid dan bisa
kesehatan di ruangan melakukan pemeriksaan dipertanggungjawabkan.
terkait. swab antigen

30
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Anti korupsi: jujur)
(Akuntabiitas:
tanggung jawab,
integritas)

e. Memberikan pelatihan Mendapatkan hasil Saya melakukan


dalam membaca hasil pembacaan yang valid pembacaan hasil
pemeriksaan antigen untuk pemeriksaan pemeriksaan dengan
swab antigen valid.

(Anti korupsi: jujur)


(Akuntabilias:
tanggung jawab)
f. Mengevaluasi Mendapatkan Saya memilih pemeriksa
pelaksanaan setelah pemeriksa yang sesuai yang berkompeten.
pelatihan dengan pelatihan
(Akuntabilitas:
professional)
Keterkaitan dengan
Agenda III:

Pelayanan Publik:
Pemeriksaan dan
pembacaan hasilnya
dapat
dipertanggungjawabkan.

31
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Manajemen ASN:
pelatihan menjadikan
SDM semakin
berkompeten dalam
melakukan tindakan.
4 Sosialisasi terhadap Puskesmas melakukan Kegiatan membentuk Standar Kegiatan sosialisasi terhadap
Puskesmas tentang pemeriksaan skrining Operasional Prosedur Puskesmas tentang
pemeriksaan skrining covid19 sebelum pemeriksaan skrining pada pemeriksaan skrining covid19
covid19 pada pasien merujuk pasien TBC pasien TBC dengan RO pada pasien Tuberkulosis
Tuberkulosis dengan dengan RO ke RSUD berkontribusi pada visi UPTD dengan Resistensi Obat yang
Resistensi Obat yang Cilacap RSUD Cilacap yaitu Menjadi akan dirujuk ke RS
akan dirujuk ke RS. Rumah Sakit Pendidikan dan berkontribusi pada Budaya
a. Membagikan undangan Teman-teman di Saya mensosialisasikan Rujukan pilihan Masyarakat. Kerja UPTD RSUD Cilacap
Sumber kegiatan: sosialisasi pemeriksaan Puskesmas mengikuti kegiatan pemeriksaan Serta pada misi yang ke 4 yaitu Profesional, Visioner
Perintah Atasan skrining sebelum sosialisasi skrining sebelum yaitu Meningkatkan sumber dan Kerjasama
melakukan rujukan ke RS melakukan rujukan. daya manusia profesional dan
berorientasi pada kepuasan
(Komitmen mutu: pelanggan serta
responsif, Kerjasama) mengutamakan keselamatan
(Etika publik: pasien
sosialisasi)

32
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Membuat meteri untuk Tersusunnya materi Saya membuat bahan
sosialisasi ke Puskesmas untuk sosialisasi di materi untuk sosialisasi
Puskesmas
(Akuntabilitas:
tanggungjawab)

c. Melakukan sosialisasi Pemegang program Saya mensosialisasikan


terhadap pemegang TBC di Puskesmas pada pihak Puskesmas
program TBC di mengerti Standar mengetahui dan
Puskesmas Operasional Prosedur memahami alur rujukan
sebelum merujuk pasien untuk pasien
ke RS Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat.

(Nasionalisme: sila ke
4)
(Etika publik:
sosialisasi)
(Komitmen mutu:
efektif dan efisien)

33
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Memberikan edukasi Menjalankan aturan Saya mengikuti dan
untuk selalu mengikuti skrining covid19 pada melaksanakan
aturan dari RS terkait pasien Tuberkulosis pemeriksaan skrining
pemeriksaan skrining dengan Resistensi Obat covid19 pada pasien
covid19 Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat
sebelum dirujuk ke RS.

(Akuntabilitas:
tanggung jawab)
(Komitmen mutu:
kerjasama, responsif)
(Nasionalisme: sila ke
4)
Keterkaitan dengan
Agenda III:

Whole of Government:
berkoordinasi dengan
Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan
skrining sebelum
merujuk pasien TBC RO
ke RS.

Pelayanan Publik:
memberikan pengertian
dan edukasi terkait

34
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pemeriksaan yang
dilakukan.

Manajemen ASN:
Puskesmas dapat
melakukan pemeriksaan
skrining dan tercatat
dalam rekam medis.
5 Sosialisasi terhadap Masyarakat mengetahui Kegiatan membentuk Standar Kegiatan sosialisasi terhadap
masyarakat mengenai tentang dilakukannya Operasional Prosedur masyarakat mengenai
pemeriksaan skrining pemeriksaan skrining pemeriksaan skrining pada pemeriksaan skrining covid19
covid19 pada pasien covid19 di RSUD pasien TBC dengan RO pada pasien Tuberkulosis
Tuberkulosis dengan Cilacap jika ada berkontribusi pada visi UPTD dengan Resistensi Obat yang
Resistensi Obat yang kunjungan karena sakit RSUD Cilacap yaitu Menjadi akan dirujuk ke RS
akan dirujuk ke RS. TBC dengan RO Rumah Sakit Pendidikan dan berkontribusi pada Budaya
Rujukan pilihan Masyarakat. Kerja UPTD RSUD Cilacap
Sumber kegiatan: Serta pada misi yang ke 4 yaitu Profesional, Visioner
Perintah Atasan yaitu Meningkatkan sumber dan Kerjasama
a. Membuat materi untuk Masyarakat melihat dan Saya membuat materi
daya manusia profesional dan
sosialisasi ke masyarakat mengetahui tentang dalam bentuk poster
berorientasi pada kepuasan
dalam bentuk poster sosialisasi ini untuk disosialisasikan
pelanggan serta
mengutamakan keselamatan
(Akuntabilitas:
pasien
tanggungjawab)

35
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Memberi edukasi dan Masyarakat tahu Saya membagikan
sosialisasi dengan tentang prosedur informasi terbaru terkait
memanfaatkan media pemeriksaan skrining pemeriksaan skrining
social covid19 pada pasien covid19 pada pasien
Tuberkulosis dengan Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat Resistensi Obat.

(Nasionalisme: sila ke
4)
(Etika publik:
transparansi)
(Komitmen mutu:
dapat dipercaya,
kerjasama)
c. Meyakinkan masyarakat Masyarakat memahami Saya memberikan
bahwa pemeriksaan tujuan untuk kejelasan bahwa
skrining bertujuan untuk dilakukannya pasien-pasien
melindungi semua pihak pemeriksaan skrining terskrining dengan baik
terkait. covid19 pada pasien untuk dapat memilah
Tuberkulosis dengan antara ruang isolasi dan
Resistensi Obat non isolasi pada saat
pemeriksaan lanjutan.

(Komitmen mutu:
pasti)
(Akuntabilitias:
kejelasan, keadilan,
kepercayaan)

36
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Nasionalisme: sila ke
4 dan 5)
(Etika publik:
transparansi)

d. Mengevaluasi kegiatan Masyarakat banyak Saya memastikan


edukasi dan sosialisasi mengetahui bahwa edukasi dan
dengan melihat respon dari pemeriksaan skrining sosialisasi yang
masyarakat covid19 pada pasien dilakukan telah diterima
Tuberkulosis dengan dengan baik oleh
Resistensi Obat masyarakat.

(Etika publik:
kejelasan)

37
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan dengan
Agenda III:

Whole of Government:
koordinasi dengan pihak
Puskesmas untuk ikut
membantu
mensosialisasikan.

Pelayan Publik:
memberikan informasi
pada masyarakat terkait
pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien
TBC dengan RO.

Manajamen ASN:
membuat info
pemasaran sosialisasi
dengan berbasis pada
internet

38
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.7. Jadwal Kegiatan
Rencana Bukti
September 2021 Oktober 2021 Fisik

No Kegiatan
20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31
1

9
1 Menyusun
darft
Standar
Operasion
al
Prosedur -Undangan
(SOP) Koordinasi;
skrining -Foto
covid19 Dokumentasi
pada -Draft SPO
pasien
Tuberkulo
sis dengan
Resistensi
Obat.
2 Melengkap
i
kebutuhan
alat -Foto
kesehatan Dokumentasi;
(antigen) -Draft
sebagai Rancangan
penunjang pengajuan alat
medis
untuk
melakukan

39
skrining
covid19
pada
pasien
Tuberkulo
sis dengan
Resistensi
Obat.
3 Memberika
n pelatihan
pemeriksa
-Foto
an
Dokumentasi
skrining
-Daftar Hadir
covid19
-undangan
pada
pelatihan
pasien
-materi
Tuberkulo
pelatihan
sis dengan
Resistensi
Obat.
4 Sosialisasi
terhadap
Puskesma
s tentang
pemeriksa -Foto
an Dokumentasi
skrining
-Undangan
covid19
Sosialisasi
pada
-Daftar Hadir
pasien
-Materi;
Tuberkulo
sis dengan -Form
Resistensi sosialisasi
Obat yang
akan
dirujuk ke
RS
5 Sosialisasi -Foto
terhadap Dokumentasi;

40
masyaraka -materi
t mengenai sosialisasi
pemeriksa -Form
an sosialisasi
skrining
covid19
pada
pasien
Tuberkulo
sis dengan
Resistensi
Obat yang
akan
dirujuk ke
RS.

41
H. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Dalam pelaksanaan 5 (lima) kegiatan aktualisasi dan habituasi


ANEKA serta peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, terdapat
kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala. Oleh
karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi,
langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu
dicari strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala dan solusi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.7. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kendala yang Mungkin Antisipasi dan Strategi


No Kegiatan
Terjadi Menghadapi Kendala
1 2 3 4
1. Menyusun draft Standar - Kesibukan nakes di Berkoordinasi lebih awal
Operasional Prosedur ruangan masing- dan selalu mengingatkan
(SOP) skrining covid19 masing di beberapa waktu
pada pasien Tuberkulosis - Kendala waktu mendekati jadwal
dengan Resistensi Obat. pertemuan
dalam koordinasi
dengan tim satgas
2. Melengkapi kebutuhan - Keterbatasan Pengajuan alat dan
alat kesehatan (antigen) logistik disertai dengan
sebagai penunjang medis - Skala prioritas kesepakatan antar
untuk melakukan skrining pemeriksaan bidang mengenai
covid19 pada pasien skrining untuk kesesuaian alat
Tuberkulosis dengan pasien lain
Resistensi Obat.
3. Memberikan pelatihan - Tidak semua yang Berkoordinasi dengan
pemeriksaan skrining diundang dapat hadir nakes ruangan terkait
covid19 pada pasien dalam pelatihan dan mengadakan sesi
Tuberkulosis dengan - Kemampuan skill tambahan pelatihan
Resistensi Obat masing-masing bagi nakes yang belum
nakes berbeda menguasai tehniknya
4. Sosialisasi terhadap - Menyesuaikan waktu Menyampaikan sosialisasi
Puskesmas tentang dengan pemegang pada pihak Puskesmas,
pemeriksaan skrining program TBC di tidak hanya pada
covid19 pada pasien Puskesmas pemegang program
Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat yang
akan dirujuk ke RS

42
5. Sosialisasi terhadap - Sebagian masyarakat Memaksimalkan media
masyarakat mengenai kurang peduli promosi dengan
pemeriksaan skrining - Tidak semua pasien konvensional di
covid19 pada pasien TBC dengan RO Puskesmas dan Posyandu
Tuberkulosis dengan
punya fasilitas media
Resistensi Obat yang
sosial
akan dirujuk ke RS.

43
BAB III. PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal


Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi yang penulis lakukan mengalami beberapa perubahan yang terihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.1 Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal
No. Keterangan Semula Menjadi Penjelasan
Perubahan
1. Jadwal Kegiatan 2 dijadwalkan Kegiatan 2 dapat berjalan selama Koordinasi lebih efektif dan efisien karena dilakukan
selama 5 hari 4 hari dalam satu Gedung di paru center
Kegiatan 3 dijadwalkan Kegiatan 3 berjalan selama 8 hari Pada saat yang bersamaan banyak kegiatan yang
selama 7 hari lebih penting dari RSUD Cilacap.
Kegiatan 5 mundur satu Kegiatan 5 berlangsung lebih Karena di tanggal yang bersamaan, ada kegiatan
hari dari jadwal lama sehari dinas luar.
2. Penambahan Kegiatan 4 yang semula Penambahan tahapan kegiatan Atas saran mentor, kegiatan sosialisasi dalam
tahapan hanya ada 4 tahapan menjadi 5 tahapan kegiatan menerima study banding dari RS PKU
kegiatan kegiatan Muhammadiyah Gombong tentang TB RO
dimasukkan dalam kegiatan 4
3. Perubahan Redaksi untuk penulisan Redaksi menjadi Tuberkulosis Atas saran mentor, penggunaan diagnosis terbaru
redaksi pada Tuberkulosis (TB) dan (TBC) dan kata MDR dihilangkan, cukup dengan TBC RO
pada kata Multi Drugs Resisstance kemudian diganti dengan RO
kedokteran (MDR)
Perubahan Redaksi kegiatan di era Kegiatan pemeriksaan pada era Sesuai dengan arahan mentor, untuk
redaksi pandemi pandemic dan setelah pandemi mempertimbangkan dengan menambahkan masa
laporan setelah pandemic, karena pemeriksaan ini akan tetap
kegiatan berlaku walapun status pandemik dicabut.
aktualisasi
dan habituasi
Perubahan Mengevaluasi Mengevaluasi pelaksanaan Membuat kalimat agar lebih efisien, sehingga
Redaksi pada pelaksanaan setelah pelatihan menghapus kata ‘setelah’
kegiatan ke pelatihan

44
tiga tahapan
kegiatan ke
enam
4. Perubahan Pada kegiatan 1, tahapan Saya membentuk tim penyusun Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
nilai ANEKA kegiatan 1: draft SOP dengan beberapa dijalankan
Saya membentuk tim rekan kerja baik di manajemen
dengan adil dan dan tenaga fungsional di poli paru
tanggung jawab. dengan menggunakan undangan
dengan maksud dan tujuan yang
(Akuntabilitas: transparan (akuntabilitas).
tanggung jawab) Pembuatan tim ini bertujuan
(Nasionalisme: sila ke untuk mempermudah, membuat
5) efektif serta efisien dalam
penyusunan SOP (komitmen
mutu). Saya membuat tim secara
adil dan tidak membedakan (Anti
Korupsi).
Pada kegiatan 1 tahapan Saya berdiskusi untuk saling Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
ke 4: Saya saling tukar bertukar pendapat dan dijalankan
pendapat dan argument argument dengan melihat kondisi
untuk mendapatkan di lapangan (nasionalisme sila
kesepakatan draft SOP ke 4). Saya membuat draft SOP
yang sesuai. menggunakan bahasa yang
mudah dipahami, efektif, dan
(Nasionalisme: sila ke efisien (Komitmen Mutu). Saya
4) (Akuntabilitas: dan tim membuat draft SOP
kejelasan) dengan cermat dan sesuai
dengan aturan yang berlaku
(Etika Publik)
Kegiatan ke tahapan ke Saya memberi pelatihan dalam Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
5: membaca hasil antigen juga, ini dijalankan
Saya melakukan perlu dilakukan karena hasil dari
pembacaan hasil pemeriksaan juga harus dibaca

45
pemeriksaan dengan debngan baik dan benar
valid. (akuntabilitas). Terlebih ini harus
dilatih karena banyak anggapan
(Anti korupsi: jujur) miring tentang hasil dari
(Akuntabilias: pemeriksaan skrining covid19
tanggung jawab) yang dianggap tidak benar dan
cenderung tidak jujur (anti
korupsi). Saya juga merasa ini
sudah menjadi tanggung jawab
kami sebagai tenaga kesehatan
untuk menjaga kepercayaan
masyarakat (Akuntabilitas)
Pada Kegiatan 5 tahapan Materi yang saya buat sebagai Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
1: Saya membuat materi bentuk tanggungjawab saya dijalankan
dalam bentuk poster dalam memberikan edukasi
untuk disosialisasikan kepada masyarakat terkait
(Akuntabilitas) kesehatan (Akuntabilitas). Saya
membuat poster dengan cermat
dan memberikan informasi yang
benar pada poster tersebut
(Komitmen Mutu).
Pada kegiatan 5 tahapan Saya memberikan materi edukasi Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
2: Saya membagikan menggunakan Bahasa Indonesia dijalankan
informasi terbaru terkait yang mudah dan dapat
pemeriksaan skrining dimengerti (Nasionalisme sila
covid19 pada pasien ke-3). Jika ada sanggahan atau
Tuberkulosis dengan ketidakpahaman pasien yang
Resistensi Obat saya beri edukasi, saya
menerima hal tersebut dengan
hati lapang serta memberikan
jawaban dengan bahasa yang
santun (Etika Publik). Saya
memberikan edukasi kepada

46
siapa saja dengan adil (Anti
Korupsi).
Pada kegiatan 5 tahapan Saya memberikan keyakinan Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
3: Saya memberikan kepada masyarakat dengan dijalankan
kejelasan bahwa pasien- memaparkan keberhasilan serta
pasien terskrining hal-hal yang hoax dengan jelas
dengan baik untuk dapat dan transparan (Akuntabilitas).
memilah antara ruang Saya mendengarkan keresahan
isolasi dan non isolasi masyarakat sebagai peserta
pada saat pemeriksaan edukasi dengan seksama
lanjutan. sebagai bentuk kepedulian (Anti
Korupsi) serta
memusyawarahkan hal tersebut
agar mencapai kesepahaman
(Nasionalisme Sila Ke-5).
Kegiatan ke 5 tahapan 4: Evaluasi yang saya lakukan Menyesuaikan dengan aktualisasi yang telah
Saya memastikan bahwa sebagai bentuk kejelasan dalam dijalankan
edukasi dan sosialisasi sosialisasi SOP ini
yang dilakukan telah (Akuntabilitas). Saya menerima
diterima dengan baik hasil evaluasi dengan lapang
oleh masyarakat. dada (Etika Publik).

47
B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi
1. Menyusun draft Standar Operasional Prosedur (SOP) skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat.
a. Sumber Kegiatan : SKP
b. Tanggal Pelaksanaan : 20 – 28 September 2021
c. Lokasi/Tempat : UPTD RSUD Cilacap
d. Hasil/Output : Mendapatkan draft Standar
Operasional Prosedur pemeriksaan skrining covid19 pada
pasien TBC dengan RO
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
dan Nilai-nilai Dasar Aneka.
1) Membentuk tim penyusun draft Standar Operasional
Prosedur (SOP).
Saya membentuk tim penyusun draft SOP dengan beberapa
rekan kerja baik di manajemen dan tenaga fungsional di poli
paru dengan menggunakan undangan dengan maksud dan
tujuan yang transparan (akuntabilitas). Pembuatan tim ini
bertujuan untuk mempermudah, membuat efektif serta
efisien dalam penyusunan SOP (komitmen mutu). Saya
membuat tim secara adil dan tidak membedakan (Anti
Korupsi).

Gambar 3.1. Pembentukan Tim sebagai bukti aktualisasi nilai


akuntabilitas, komitmen mutu, dan anti korupsi

48
Terkait Agenda 3:
Koordinasi yang telah saya lakukan dengan tim adalah
suatu bentuk keterbukaan untuk mencapai kesepahaman
dalam menyusun draft SOP sehingga dapat melayani
pasien sebagaimana mestinya (Pelayanan Publik).

2) Melakukan survey literasi pemeriksaan skrining covid19.


Saya mencari dari berbagai sumber informasi yang benar
cara pemeriksaan antigen dari website PDS PatKlin, dari
masing-masing alat, karena masing-masing merk alat
biasanya ada perbedaan di alatnya walaupun pada
prinsipnya sama, dan termasuk mengikuti study banding dari
RS Swasta (etika publik). Saya melakukan survey literasi
agar memperoleh kejelasan mengenai cara pemeriksaan
swab antigen (akuntabilitas).

Gambar 3.2. Melakukan survey literasi pemeriksaan skrining covid19


sebagai bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan etika publik

Terkait Agenda 3:
Survey literasi dalam hal mencari cara pemeriksaan yang
tepat merupakan salah satu upaya agar dalam pelaksanaan
pelatihannya dapat berjalan lancar. (Manajemen ASN).

49
3) Koordinasi dengan satgas covid di Rumah Sakit dan
Puskesmas.
Saya berdiskusi dengan jelas dan sopan (akuntabilitas).
Diskusi dilakukan dengan musyawarah untuk memperoleh
pemahaman yang sama (nasionalisme sila ke 4).

Gambar 3.3. Koordinasi dengan Satgas Covid19 di Rumah Sakit dan


Puskesmas sebagai bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan
nasionalisme

Terkait Agenda 3:
Koordinasi yang dilakukan adalah untuk mendapatkan
saran dan masukan terkait pemeriksaan pasien TBC RO
baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. (Whole of
Government).

4) Menyusun draft SOP dengan tim.


Saya berdiskusi untuk saling bertukar pendapat dan
argumen dengan melihat kondisi di lapangan
(nasionalisme sila ke 4). Saya membuat draft SOP
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, efektif, dan
efisien (Komitmen Mutu). Saya dan tim membuat draft SOP
dengan cermat dan sesuai dengan aturan yang berlaku
(Etika Publik)

50
Gambar 3.4. Menyusun draft SOP dengan tim sebagai bukti aktualisasi
nilai nasionalisme, komitmen mutu, dan etika publik

Terkait Agenda 3:
Menjadikan draft SOP sebagai arsip dan dokumentasi
dalam menjalankan tindakan medis yang dapat menjadi
acuan dalam keadministrasian (Manajemen ASN).
f. Analisa dampak bila nilai-nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam
pelaksanaan tugas jabatan
1) Bila saya tidak menerapkan akuntabilitas maka saya tidak
akan bisa Menyusun tim untuk membuat draft SOP.
2) Bila saya tidak mengaktualisasikan nasionalisme maka
saya tidak akan mendapat arahan masukan dari berbagai
bidang.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan etika publik maka saya
akan berlaku seenaknya dengan tidak mentaati aturan yang
berlaku.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan komitmen mutu maka

51
saya tidak akan membuat draft SOP pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien TBC RO.
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan anti korupsi maka
dalam melakukan koordinasi saya tidak jujur.
g. Kontribusi atau manfaat kegiatan tersebut bagi pihak lain dan
terhadap pencapaian visi, misi serta penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan menyusun draft Standar Operasional Prosedur (SOP)
skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi
Obat bermanfaat bagi:
1) Pasien : akan ada aturan yang jelas untuk melayani
pasien dengan baik yang mengutamakan keselamatan
pasien
2) RSUD : Rumah Sakit akan mempunyai acuan yang
jelas tertulis secara administratif dalam melakukan
tindakan medis.
Adanya kegiatan menyusun draft Standar Operasional
Prosedur pemeriksaan skrining pada pasien TBC dengan RO
berkontribusi pada visi UPTD RSUD Cilacap yaitu Menjadi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan pilihan Masyarakat.
Serta pada misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan sumber daya
manusia profesional dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan serta mengutamakan keselamatan pasien. Selain
itu, kegiatan ini mendukung pencapaian tujuan organisasi
yaitu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
kode etik kedokteran.
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yang berkontribusi
pada Budaya Kerja UPTD RSUD Cilacap yaitu Profesional,
Visioner dan Kerjasama.

2. Melengkapi kebutuhan alat kesehatan (antigen) sebagai

52
penunjang medis untuk melakukan skrining covid19 pada
pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat.
a. Sumber Kegiatan : Perintah atasan
b. Tanggal Pelaksanaan : 29 September – 4 Oktober 2021
c. Lokasi/Tempat : UPTD RSUD Cilacap
d. Hasil/Output : Terlengkapinya alat Kesehatan
(antigen) sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining
covid19 pada pasien TBC RO
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
dan Nilai-nilai Dasar Aneka.
1) Koordinasi dengan bagian logistic dan farmasi.
Saya berdiskusi dengan bagian terkait untuk pengadaan
barang yang akan digunakan untuk pemeriksaan skrining
yaitu alat antigen agar bisa dilaksanakan dengan tanggung
jawab (anti korupsi).

Gambar 3.5. Koordinasi dengan bagian logistic dan farmasi sebagai


bukti aktualisasi nilai antikorupsi

Terkait Agenda 3:
Berkoordinasi dengan beberapa bagian di Rumah Sakit
terkait pengadaan barang dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang baik, sehingga pada saat pengajuan barang, akan

53
lebih lancer dan sudah diketahui oleh bagian terkait.
(Manajemen ASN).

2) Mengajukan alat kesehatan (antigen) baru ke bagian terkait.


Saya membuat daftar kebutuhan antigen sesuai dengan
jumlah kunjungan pasien TBC RO per bulannya
(akuntabilitas). Mendapatkan alat pemeriksaan antigen
sebagai dasar dalam melakukan pemeriksaan skrining
covid19 dengan koordinasi dan kerjasama dengan
petugas di Paru Center (komitmen mutu).

Gambar 3.6. Mengajukan alat antigen baru sebagai bukti aktualisasi


nilai akuntabilitas dan komitmen mutu

Terkait Agenda 3:
Mengajukan keperluan alat antigen bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang maksimal dengan cara
melakukan pemeriksaan skrining pasien TBC RO dalam
pengobatan selanjutnya (Pelayanan Publik).

3) Menyusun jumlah keperluan alat pemeriksaan.


Saya bekerjasama dengan petugas di Paru Center untuk
julah kunjungan pasien TBC RO per bulannya. Kemudian
untuk selanjutnya sebagai dasar pengajuan keperluan alat
pemeriksaannya sehingga didapatkan hasil yang efektif dan
efisien (komitmen mutu).

54
Gambar 3.7. Menyusun jumlah keperluan alat pemeriksaan sebagai
bukti aktualisasi nilai komitmen mutu

Terkait Agenda 3:
Mengajukan keperluan alat antigen bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang maksimal dengan cara
melakukan pemeriksaan skrining pasien TBC RO dalam
pengobatan selanjutnya (Pelayanan Publik).

4) Mengecek dan evaluasi jumlah barang riil dengan


pengajuan.
Saya mengecek alat antigen yang ada harus konsisten
sesuai atau tidak dengan jumlah kebutuhan yang diajukan
(akuntabilitas), tujuannya adalah untuk menjaga komitmen
dan kesepakatan alat dengan tanggung jawab dan sesuai
dengan kebutuhan (anti korupsi).

55
Gambar 3.8. Mengecek barang riil dengan pengajuan sebagai bukti
aktualisasi nilai akuntabilitas dan antikorupsi

Terkait Agenda 3:
Melakukan pengecekan antara barang pengajuan dan
barang yang datang untuk memastikan bahwa pengadaan
barang dapat dipertanggungjawabkan secara administratif.
(Manajemen ASN).
f. Analisa dampak bila nilai-nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam
pelaksanaan tugas jabatan
1) Bila saya tidak menerapkan akuntabilitas maka saya tidak
akan bisa membuat daftar jumlah kebutuhan antigen
berdasarkan jumlah kunjungan pasien per bulan.
2) Bila saya tidak mengaktualisasikan nasionalisme maka
saya tidak akan bisa mendapatkan jumlah kebutuhan alat
antigen.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan etika publik maka saya
akan berlaku seenaknya dengan tidak mentaati aturan yang
berlaku.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan komitmen mutu maka
saya tidak akan mendapatkan angka kebutuhan antigen
secara efektif dan efisien.
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan anti korupsi maka
pembuatan daftar kebutuhan antigen tidak disesuaikan

56
dengan kunjungan pasien.
g. Kontribusi atau manfaat kegiatan tersebut bagi pihak lain dan
terhadap pencapaian visi, misi serta penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan melengkapi kebutuhan alat kesehatan (antigen)
sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining covid19
pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat bermanfaat
bagi:
1) Pasien : pelayanan pemeriksaan skrining covid19
akan lebih maksimal dalam hal mengutamakan
keselamatan pasien.
2) RSUD : Rumah Sakit mempunyai data yang jelas
mengenai penggunaan antigen.
Adanya kegiatan melengkapi kebutuhan alat kesehatan
(antigen) sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat
berkontribusi pada visi UPTD RSUD Cilacap yaitu Menjadi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan pilihan Masyarakat.
Serta pada misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan sumber daya
manusia profesional dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan serta mengutamakan keselamatan pasien. Selain
itu, kegiatan ini mendukung pencapaian tujuan organisasi
yaitu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
kode etik kedokteran.
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yang berkontribusi
pada Budaya Kerja UPTD RSUD Cilacap yaitu Profesional,
Visioner dan Kerjasama.

57
3. Memberikan pelatihan pemeriksaan skrining covid19 pada
pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat.
a. Sumber Kegiatan : Inovasi
b. Tanggal Pelaksanaan : 6 - 15 Oktober 2021
c. Lokasi/Tempat : UPTD RSUD Cilacap
d. Hasil/Output : Petugas non analis dapat melakukan
pemeriksaan skrining covid19 sesua dengan prosedur
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
dan Nilai-nilai Dasar Aneka.
1) Konsultasi dengan mentor terkait pelatihan.
Saya melakukan diskusi dengan mentor sekaligus
berkonsultasi terkait teknis pelatihan pemeriksaan skrining
covid19 yang akan dilakukan di Paru Center dan IGD
(nasionalisme sila 4).

Gambar 3.9. Konsultasi dengan mentor terkait pelatihan sebagai bukti


aktualisasi nilai nasionalisme

58
Terkait Agenda 3:
Melakukan pengecekan antara barang pengajuan dan barang
yang datang untuk memastikan bahwa pengadaan barang
dapat dipertanggunjawabkan secara administratif.
(Manajemen ASN).

2) Mempersiapkan materi untuk pelatihan pemeriksaan skrining


covid19.
Saya berdoa sebelum memulai mencari materi.
(nasionalisme sila ke 1). melakukan pencarian dan
menyusun materi untuk pelatihan pemeriksaan skrining
covid19 yang bersumber pada PDS PatKlin dalam melakukan
pemeriksaan skrining covid19 (antigen) (komitmen mutu).
.

Gambar 3.10. mempersiapkan materi untuk pelatihan pemeriksaan


skrining covid19 sebagai bukti aktualisasi nilai nasionalisme dan
komitmen mutu

Terkait Agenda 3:
Mempersiapkan materi pelatihan untuk pelaksanaan
pelatihan yang dilakukan untuk pemeriksaan skrining
covid19 (Manajemen ASN).

59
3) Mengundang teman-teman profesi non analis yang berada
di ruang terkait.
Saya mengundang dan berdiskusi dengan tenaga kesehatan
terkait untuk pelatihan melakukan pemeriksaan skrining
covid19 dengan baik dan benar (komitmen mutu) (Etika
publik).

Gambar 3.11. Mengundang teman-teman profesi non analis yang


berada di ruang terkait sebagai bukti aktualisasi nilai komitmen mutu
dan etika publik

Terkait Agenda 3:
Bekerjasama dan berkoordinasi dengan teman tenaga
Kesehatan di ruangan terkait pasien TBC RO untuk
melakukan kegiatan pelatihan pemeriksaan skrining covid19
(Manajemen ASN).

4) Melakukan pelatihan cara pengambilan swab antigen


terhadap tenaga kesehatan di ruangan terkait.
Saya melakukan pelatihan cara pengambilan swab antigen
terhadap tenaga kesehatan di ruangan terkait untuk menjadi
kompeten dalam membantu untuk menjalankan alur
pemeriksaan skrining covid19 (komitmen mutu)
(akuntabilitas).

60
Gambar 3.12. melakukan pelatihan cara pengambilan swab antigen
terhadap tenaga kesehatan di ruangan terkait sebagai bukti aktualisasi
nilai komitmen mutu dan akuntabillitas

Terkait Agenda 3:
Memberikan pelatihan ini dapat membentuk tenaga
kesehatan menjadi berkompeten dalam melakukan tindakan
medis yang sesuai dengan diberikan dalam pelatihan
(Manajemen ASN).

5) Memberikan pelatihan dalam membaca hasil pemeriksaan


antigen.
Saya memberi pelatihan dalam membaca hasil antigen juga,
ini perlu dilakukan karena hasil dari pemeriksaan juga harus
dibaca dengan baik dan benar (akuntabilitas). Terlebih ini
harus dilatih karena banyak anggapan miring tentang hasil
dari pemeriksaan skrining covid19 yang dianggap tidak
benar dan cenderung tidak jujur (anti korupsi). Saya juga
merasa ini sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai
tenaga kesehatan untuk menjaga kepercayaan masyarakat
(Akuntabilitas)

61
Gambar 3.13. Memberikan pelatihan dalam membaca hasil
pemeriksaan antigen sebagai bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan
anti korupsi

Terkait Agenda 3:
Memberikan pelatihan ini dapat membentuk tenaga
kesehatan menjadi berkompeten dalam melakukan tindakan
medis yang sesuai dengan diberikan dalam pelatihan
(Manajemen ASN).

6) Mengevaluasi pelaksanaan pelatihan.


Saya seacara mandiri (Anti Korupsi) mengevaluasi
pelaksanaan pelatihan dengan melihat apa yang sudah
dilakukan teman-teman dalam pemeriksaan skrining covid19
pada pasien TBC RO dengan adil. (Akuntabilitas).

62
Gambar 3.14. Mengevaluasi pelaksanaan pelatihan sebagai bukti
aktualisasi nilai akuntabilitas dan anti korupsi

Terkait Agenda 3:
Melakukan evaluasi dalam pelatihan ini bertujuan untuk
mencari pemeriksa yang dapat melakukan pemeriksaan
dengan baik dan benar pada pasien TBC RO. (Manajemen
ASN).

f. Analisa dampak bila nilai-nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam


pelaksanaan tugas jabatan
1) Bila saya tidak menerapkan akuntabilitas maka saya tidak
akan bisa membuat daftar jumlah kebutuhan antigen
berdasarkan jumlah kunjungan pasien per bulan.
2) Bila saya tidak mengaktualisasikan nasionalisme maka
saya tidak akan bisa mendapatkan jumlah kebutuhan alat
antigen.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan etika publik maka saya
akan berlaku seenaknya dengan tidak mentaati aturan yang
berlaku.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan komitmen mutu maka
saya tidak akan mendapatkan angka kebutuhan antigen
secara efektif dan efisien.
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan anti korupsi maka
pembuatan daftar kebutuhan antigen tidak disesuaikan
dengan kunjungan pasien.
g. Kontribusi atau manfaat kegiatan tersebut bagi pihak lain dan
terhadap pencapaian visi, misi serta penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan melengkapi kebutuhan alat kesehatan (antigen)
sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining covid19
pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat bermanfaat

63
bagi:
1) Pasien : pelayanan pemeriksaan skrining covid19
akan lebih maksimal dalam hal mengutamakan
keselamatan pasien.
2) RSUD : Rumah Sakit mempunyai data yang jelas
mengenai penggunaan antigen.
Adanya kegiatan melengkapi kebutuhan alat kesehatan
(antigen) sebagai penunjang medis untuk melakukan skrining
covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat
berkontribusi pada visi UPTD RSUD Cilacap yaitu Menjadi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan pilihan Masyarakat.
Serta pada misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan sumber daya
manusia profesional dan berorientasi pada kepuasan pelanggan
serta mengutamakan keselamatan pasien. Selain itu, kegiatan
ini mendukung pencapaian tujuan organisasi yaitu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kode
etik kedokteran.
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yang berkontribusi
pada Budaya Kerja UPTD RSUD Cilacap yaitu Profesional,
Visioner dan Kerjasama.

4. Sosialisasi terhadap Puskesmas tentang pemeriksaan skrining


covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi Obat
yang akan dirujuk ke RS.
a. Sumber Kegiatan : Perintah Atasan
b. Tanggal Pelaksanaan : 16 - 25 Oktober 2021
c. Lokasi/Tempat : UPTD Puskesmas Jeruklegi I
d. Hasil/Output : Puskesmas ikut melakukan
pemeriksaan skrining covid19 sebelum merujuk pasien TBC
dengan RO ke RSUD Cilacap

64
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
dan Nilai-nilai Dasar Aneka.
1) Membagikan undangan sosialisasi pemeriksaan skrining
sebelum melakukan rujukan ke RS.
Saya memberikan undangan untuk kegiatan sosialisasi
pemeriksaan skrining covid19 sebelum merujuk ke RSUD
Cilacap (etika publik), (akuntabilitas: kejelasan),
(komitmen mutu).

Gambar 3.15. membagikan undangan sosialisasi pemeriksaan skrining


sebelum melakukan rujukan ke RS sebagai bukti aktualisasi nilai
akuntabilitas, etika publik, dan komitmen mutu

Terkait Agenda 3:
Memberi undangan untuk koordinasi lebih lanjut dalam
proses perujukan pasien TBC RO ke Rumah Sakit (Whole
of Government).

2) Membuat meteri untuk sosialisasi ke Puskesmas.


Saya dengan berani (Anti Korupsi) membuat materi
dengan jelas yang isinya mengenai proses perujukan pasien
TBC RO dengan pemeriksaan skrining covid19, materi ini
diambil dari PDS PatKlin dan SOP yang ada sebelumnya
(akuntabilitas).

65
Gambar 3.16. membuat materi untuk sosialisasi ke Puskesmas sebagai
bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan anti korupsi

Terkait Agenda 3:
Membuat materi pelatihan agar dapat dimengerti dan dicatat
oleh teman-teman di Puskesmas sebagai referensi dan
bahan literasi. (Manajemen ASN).

3) Melakukan sosialisasi terhadap pemegang program TBC di


Puskesmas.
Saya berdiskusi dan kerjasama dengan pemegang
program TBC di Puskesmas untuk ikut melaksanakan
pemeriksaan skrining covid19 saat merujuk pasien TBC RO
ke Rumah Sakit (nasionalisme sila 4 dan komitmen mutu).

Gambar 3.17. melakukan sosialisasi terhadap pemegang program TBC


di Puskesmas sebagai bukti aktualisasi nilai nasionalisme dan
komitmen mutu

66
Terkait Agenda 3:
Para pemegang program TBC dapat mengikuti prosedur
yang dilaksanakan dan dapat mencatat dalam dokumen di
Puskesmas (Manajemen ASN).

4) Memberikan edukasi untuk selalu mengikuti aturan dari RS


terkait pemeriksaan skrining covid19.
Saya mencoba untuk memberi edukasi agar prosedur yang
akan dijalankan di Rumah Sakit juga dapat dilaksanakan di
Puskesmas selama rencana proses perujukan pasien TBC
RO ke Rumah Sakit (etika publik), (akuntabilitas:
tanggung jawab), (komitmen mutu: kerjasama),
(nasionalisme sila ke-4).

Gambar 3.18. mengedukasi prosedur rujukan pasien TBC RO sebagai


bukti aktualisasi nilai akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu,
nasionalisme

Terkait Agenda 3:
Prosedur ini dilakukan berorientasi pada keselamatan
pasien, karena jika nanti ada yang tercurigai terpapar
covid19 akan ada perlakuan sendiri sesuai dengan protocol
covid19 (Pelayanan Publik).
f. Analisa dampak bila nilai-nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam

67
pelaksanaan tugas jabatan
1) Bila saya tidak menerapkan akuntabilitas maka saya tidak
akan bisa membuat materi yang baik dan benar berdasarkan
sumber yang jelas.
2) Bila saya tidak mengaktualisasikan nasionalisme maka saya
tidak akan bisa mendapatkan masukan dari beberapa rekan di
Puskemas.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan etika publik maka saya
akan berlaku seenaknya dengan tidak mentaati aturan yang
berlaku.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan komitmen mutu maka
saya tidak akan mendapatkan pemeriksaan skrining covid19 di
Puseksmas ke depannya.
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan anti korupsi maka
pencatatan mengenai data pasien TBC RO yang ada di
Puskesmas menjadi kurang baik.
g. Kontribusi atau manfaat kegiatan tersebut bagi pihak lain dan
terhadap pencapaian visi, misi serta penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan sosialisasi terhadap Puskesmas tentang pemeriksaan
skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi
Obat yang akan dirujuk ke RS bermanfaat bagi:
1) Pasien : pelayanan pemeriksaan skrining covid19
akan lebih maksimal dalam hal mengutamakan
keselamatan pasien di Puskesmas.
2) RSUD dan Puskesmas : dapat mengurangi paparan
pasien TBC RO dengan covid19
Adanya kegiatan sosialisasi terhadap Puskesmas tentang
pemeriksaan skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan
Resistensi Obat yang akan dirujuk ke Rumah Sakit berkontribusi
pada visi UPTD RSUD Cilacap yaitu Menjadi Rumah Sakit

68
Pendidikan dan Rujukan pilihan Masyarakat. Serta pada misi
yang ke 4 yaitu Meningkatkan sumber daya manusia profesional
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan serta
mengutamakan keselamatan pasien. Selain itu, kegiatan ini
mendukung pencapaian tujuan organisasi yaitu memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kode etik
kedokteran.
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yang berkontribusi
pada Budaya Kerja UPTD RSUD Cilacap yaitu Profesional,
Visioner dan Kerjasama.

5. Sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pemeriksaan


skrining covid19 pada pasien Tuberkulosis dengan Resistensi
Obat yang akan dirujuk ke RS.
a. Sumber Kegiatan : Perintah Atasan
b. Tanggal Pelaksanaan : 26 - 29 Oktober 2021
c. Lokasi/Tempat : UPTD Puskesmas Jeruklegi I
d. Hasil/Output : Masyarakat mengetahui tentang
dilakukannya pemeriksaan skrining covid19 di RSUD Cilacap jika
ada kunjungan karena sakit TBC dengan RO.
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan
Nilai-nilai Dasar Aneka.
1) Membuat materi untuk sosialisasi ke masyarakat dalam
bentuk poster
Materi yang saya buat sebagai bentuk tanggungjawab saya
dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait
kesehatan (Akuntabilitas). Saya membuat poster dengan
cermat dan memberikan informasi yang benar pada poster
tersebut (Komitmen Mutu).

69
Gambar 3.19. Membuat materi untuk sosialisasi ke masyarakat dalam bentuk
poster sebagai bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan komitmen mutu

Terkait Agenda 3:
Pembuatan materi bertujuan untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab ASN
(Manajemen ASN).

2) Memberi edukasi dan sosialisasi dengan memanfaatkan


media sosial.
Saya memberikan materi edukasi menggunakan Bahasa
Indonesia yang mudah dan dapat dimengerti (Nasionalisme
sila ke-3). Jika ada sanggahan atau ketidakpahaman pasien
yang saya beri edukasi, saya menerima hal tersebut dengan
hati lapang serta memberikan jawaban dengan bahasa yang
santun (Etika Publik). Saya memberikan edukasi kepada
siapa saja dengan adil (Anti Korupsi).

70
Gambar 3.20. Memberi edukasi dan sosialisasi dengan memanfaatkan media
sosial sebagai bukti aktualisasi nilai nasionalisme, etika publik dan anti
korupsi

Terkait Agenda 3:
Pemberian edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan
pengetahuan pasien agar pelayanan semakin efektif dan
efisien (Pelayanan Publik).

3) Meyakinkan masyarakat bahwa pemeriksaan skrining


bertujuan untuk melindungi semua pihak terkait.
Saya memberikan keyakinan kepada masyarakat dengan
memaparkan keberhasilan serta hal-hal yang hoax dengan
jelas dan transparan (Akuntabilitas). Saya mendengarkan
keresahan masyarakat sebagai peserta edukasi dengan
seksama sebagai bentuk kepedulian (Anti Korupsi) serta
memusyawarahkan hal tersebut agar mencapai
kesepahaman (Nasionalisme Sila Ke-5).

71
Gambar 3.21. Meyakinkan masyarakat bahwa pemeriksaan skrining bertujuan
untuk melindungi semua pihak terkait sebagai bukti aktualisasi nilai
akuntabilitas, nasionalisme dan anti korupsi

Terkait Agenda 3:
memberikan informasi pada masyarakat terkait pemeriksaan
skrining covid19 pada pasien TB dengan RO atau MDR
(Pelayanan Publik).

4) Mengevaluasi kegiatan edukasi dan sosialisasi dengan


melihat respon masyarakat.
Evaluasi yang saya lakukan sebagai bentuk kejelasan dalam
sosialisasi SOP ini (Akuntabilitas). Saya menerima hasil
evaluasi dengan lapang dada (Etika Publik).

72
Gambar 3.21. Mengevaluasi kegiatan edukasi dan sosialisasi dengan melihat
respons masyarakat sebagai bukti aktualisasi nilai akuntabilitas dan etika
publik

Terkait Agenda 3:
Tahap evaluasi sebagai bentuk tanggungjawab terhadap
kegiatan yang telah dilakukan (Manajemen ASN) serta
mengetahui kekurangan dan hal yang perlu diperbaiki sebagai
bentuk perbaikan berkelanjutan (Pelayanan Publik).

C. Gambaran Umum Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Kegiatan


Tabel 3.2. Gambaran Umum Kondisi Sebelum dan Sesudah
Aktualisasi

No. Kegiatan Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Keterangan


1. Menyusun draft Standar Tidak semua pasien Pasien-pasien Beberapa ada
Operasional Prosedur TBC RO dilakukan dilakukan yang sudah
(SOP) skrining covid19 pemeriksaan pemeriksaan dilakukan dan ada
pada pasien Tuberkulosis antigen skrining juga yang belum,
dengan Resistensi Obat. karena belum ada
SOP yang jelas.
2. Melengkapi kebutuhan Belum ada stock Stock untuk pasien Sesudahnya
alat kesehatan (antigen) khusus untuk TBC dengan RO menjadi tidak
sebagai penunjang medis pasien TBC dengan tersedia harus ambil alat di
untuk melakukan skrining RO laboratorium
covid19 pada pasien gedung depan
Tuberkulosis dengan setiap ada pasien
Resistensi Obat. TBC dengan RO
3. Memberikan pelatihan Tidak semua Petugas non analis Dengan
pemeriksaan skrining petugas non analis dapat melakukan pendelegasian dan
covid19 pada pasien bisa melakukan pemeriksaan di bawah
Tuberkulosis dengan pemeriksaan antigen pengawasan
Resistensi Obat. antigen Dokter

73
4. Sosialisasi terhadap Belum mengerti jika Sudah mengerti Belum
Puskesmas tentang semua pasien untuk dilakukan menemukan
pemeriksaan skrining dirujuk harus pemeriksaan pasien TBC
covid19 pada pasien dilakukan dengan antigen saat dengan RO yang
Tuberkulosis dengan pemeriksaan merujuk pasien dirujuk setelah
Resistensi Obat yang antigen dilakukan
akan dirujuk ke RS sosialisasi
5. Sosialisasi terhadap Belum mengerti Mengerti dengan Baru sedikit yang
masyarakat mengenai dengan pemeriksaan dilakukan evaluasi
pemeriksaan skrining pemeriksaan skrining tentang
covdi19 pada pasien skrining pengetahuan
Tuberkulosis dengan pemeriksaan
Resistensi Obat yang skrining
akan dirujuk ke RS.

74
BAB IV. KESIMPULAN

Capaian kegiatan Aktualisasi dan Habituasi yang dilaksanakan sebesar 100%,


hal ini dikarenakan semua kegiatan telah berhasil dilaksanakan dan diperoleh
hasil/output sesuai dengan yang direncanakan dan beberapa tahapan kegiatan
selesai lebih cepat dari rencana jadwal kegiatan.
Hasil dari setiap kegiatan adalah :
1. Mendapatkan draft Standar Operasional Prosedur pemeriksaan skrining
covid19 pada pasien TBC dengan RO;

2. Terlengkapinya alat Kesehatan (antigen) sebagai penunjang medis untuk


melakukan skrining covid19 pada pasien TBC dengan RO;

3. Petugas non analis dapat melakukan pemeriksaan skrining covid19 sesuai


dengan prosedur;

4. Puskesmas melakukan pemeriksaan skrining covid19 sebelum merujuk


pasien TBC dengan RO ke RSUD Cilacap;

5. Masyarakat mengetahui tentang dilakukannya pemeriksaan skrining covid19


di RSUD CIlacap jika ada kunjungan karena sakit TBC dengan RO.

Adapun Aktualisasi dan Habituasi telah memberikan manfaat bagi:


1. Penulis, yaitu adanya draft SOP pemeriksaan skrining pasien TBC dengan
RO.

2. Atasan, yaitu dalam membantu atasan dalam pembuatan SOP dalam


pemeriksaan skrining pasien TBC dengan RO.

3. Puskesmas, yaitu dapat melakukan pemeriksaan skrining untuk pasien yang


mau dirujuk ke Rumah Sakit.

4. Masyarakat menjadi tenang saat datang karena pasien-pasien tidak


tercampur dengan pasien infeksius.

5. RSUD Cilacap menjadi lebih profesional karena senantiasa mengutamakan


keselamatan pasien.

75
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E. 2016. Kebijakan Standar Layanan dan Fasilitas IGD. Pelatihan


Triase Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit. Optimalisasi
Pelaksanaan Triase Keperawatan Gawat Darurat Sebagai
Upaya Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan Pasien di IGD Untuk
Mendukung Pelayanan yang Berkualitas Serta Menunjang
Akreditasi KARS-JCI. 13-15 Mei 2016. Yogyakarta

Fujiki A, 2007. Preparasi Sediaan Dahak BTA Yang Baik. Edisi 2. The
Research Institut of Tuberculosis. Jepang.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


856/Menkes/SK/IX/2009. Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. 25 September 2009. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


139/KEP/M.PAN/11/2003. Jabatan Fungsional Dokter dan
Angka Kreditnya. 7 Nopember 2003. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. Jakarta

Kriyantono, Rachmat. 2015. Public Relation, Issue and Crisis


Management. Jakarta: Prenadamedia

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II : Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II : Nasionalisme. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II : Etika Publik. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

76
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Anti Korupsi. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


Pelayanan Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


Manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


Whole of Goverment. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Nofizar D, Nawas A, Burhan E. Identifikasi faktor risiko turberkulosis


multidrug resistant (TBC-mdr). Maj Kedokt Indones. 2010;
60:537-45.

PDS Patologi Klinis dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. 2020. Revisi


Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid Test Sars-
Cov-2. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2013, Jabatan Fungsional


Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 31 Desember.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

PERKI. 2019. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut: ACLS
Indonesia. Jakarta: PERKI

Prayudi. 2008. Manajemen Isu: Pendekatan Public Relations. Yogyakarta:


Pustaka Adipura

Sarwani D, Nurlaela S, Zahrotul I. Faktor risiko multidrug resistant


tuberculosis (mdr-TBC). J Kesehatan Masyarakat. 2012; 8(1):60-
6.

World Health Organisation. Global tuberculosis report [internet]. Geneva:


WHO; 2014 [disitasi tanggal 6 Juni 2015]. tersedia dari
www.who.int/TBC/publications/global_repo rt/en/

World Health Organisation. Guidelines for the programmatic management


of drug resistant tuberculosis. Geneva: WHO; 2008

77
LEMBAR KOMITMEN
TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : dr. Fahlian Wisnu Al ma’arif
NIP : 19900721 202012 1 013
Jabatan : Dokter Umum Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD RSUD Cilacap

adalah peserta pelatihan Dasar CPNS Angkatan 147 Golongan III Kabupaten
Cilacap Tahun 2021, berkomitmen untuk menindaklanjuti Aktualisasi dan
Habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran sebagai PNS
dalam NKRI.
Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut ini:
No Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Keterkaitan dengan Rencana
ditindaklanjuti nilai ANEKA dan Waktu
mata pelatihan Pelaksanaan
Agenda III
1 Melakukan kajian ulang terkait Akuntabilitas, Anti Mulai
pemeriksaan skrining covid yang Korupsi, Komitmen November
disesuaikan dengan kondisi status Mutu, Pelayanan 2021
pandemic Publik, Manajemen
ASN.
2 Melakukan monitoring pemeriksaan Akuntabilitas, Anti Mulai
skrining covid19 yang sudah berjalan Korupsi, Komitmen November
pada pasien TBC RO Mutu, Pelayanan 2021
Publik, Manajemen
ASN, WOG.
3 Melakukan regenerasi/pendelegasian Akuntabilitas, Anti Mulai
pada petugas Kesehatan yang lebih Korupsi, Komitmen November
muda untuk melakukan pemeriksaan Mutu, Pelayanan 2021
skrining covid19 Publik, Manajemen
ASN, WOG.
Demikian untuk menjadi periksa.

Cilacap, 28 Oktober 2021


Mengetahui

Mentor Peserta
Kepala Bidang Pelayanan Medik
RSUD Cilacap

dr. YUYUNG BUDIWASKITO, MM dr. FAHLIAN WISNU AL MA’ARIF


Pembina Penata Muda Tk. I
NIP. 196706212009061002 NIP. 199007212020121013

78
CURICULUM VITAE

Nama : Fahlian Wisnu Al ma’arif


NIP : 19900721 202012 1 013
Tempat dan Tanggal Lahir : Cilacap, 21 Juli 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat Rumah : Jl. Pandhawa No 85, RT 01 RW 05, Desa
Tritih Wetan, Kecamatan Jeruklegi,
Kabupaten Cilacap
No. HP : 081327396345
e-mail : fahlianwisnu@gmail.com
Jabatan : Dokter Umum Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Rumah Sakit Umum Daerah
Cilacap
Riwayat Pendidikan:
Tahun Nama Institusi Pendidikan
1995 - 1996 TK Wjaya Kusuma Cilacap
1996 - 2002 SD N 01 Tritih Wetan
2002 - 2005 SMP N 05 Cilacap
2005 - 2008 SMA N 01 Cilacap
2008 - 2014 S1-Profesi Dokter Universitas Islam Indonesia

Riwayat Pekerjaan:
Tahun Nama Institusi
UPTD RSUD Malinau dan Puskesmas Malinau Sebrang,
2015 - 2016
Kalimantan Utara
2016 - 2017 Puskesmas Kesugihan II, Cilacap
2017 - Sekarang UPTD RSUD Cilacap
2019 - Sekarang PMI Cilacap

79
LAMPIRAN

80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

Anda mungkin juga menyukai