DISUSUN OLEH:
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Narasumber,
Sutardi,A.Pi,MMA
Widyaiswara Ahli Utama
NIP.196005311985031005
iii
PRAKATA
iv
6. Bapak Pamong yang telah membimbing, mengasuh serta
mengarahkan kami selama proses Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan II berlangsung.
7. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan II
atas inspirasi, kekompakan, Persatuan , dan dukungannya.
8. Seluruh keluarga atas dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan hasil ini, oleh karena itu penulis berharap
kepada semua pihak untuk memberikan saran, masukan serta
kritik yang membangun untuk penyempurnaan laporan hasil
aktualisasi ini. penulis juga berharap semoga laporan hasil
aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta
dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai
“ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
BAB I. PENDAHULUAN
C. Tujuan ………………………………………………………… 11
D. Manfaat ………………………………………………………… 12
1. Akuntabilitas ………………………………………………… 14
2. Nasionalisme ………………………………………………… 16
vi
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ………………………… 26
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Fungsi ASN adalah melaksanakan pelayanan
publik,melaksanakan kebijakan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya peran dari pegawai ASN asebagai
perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional,
bebas dari intervensi politik serta bebas dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Sedangkan tugas dari ASN yaitu pertama bertugas
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kedua memberikan pelayanan public yang profesional
dan berkualitas, serta yang ketiga mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Identifikasi Isu.
2.
3. Kurang Managemen Kurang patuhnya Meningkatnya
optimalnya ASN pelaksanaan 6 optimalisasi
ketaatan langkah cuci Pelayanan dengan
petugas dalam Pelayanan tangan setelah cepat, tepat dan
pelaksanaan Publik tindakan sesuai sasaran,
enam langkah keperawatan dengan tetap
memprioritaskan
6
cuci tangan sterilisasi dan
perlindungan diri
4. Kurangnya Pelayanan 1. Pasien dan Meningkatnya
pengetahuan Publik keluarga khawatir pengetahuan
pasien dan tentang Penyakit Pasien dan keluarga
keluarga Managemen tentang penyakit
demam berdarah
tentang demam ASN DBD, bahaya serta
berdarah 2. Dipuskesmas penanggulangannya
lain banyak kasus .
DBD yang
terdeteksi.
5. Penetapan Isu
1 2 3 4 5 6 7 8
Kurangnya optimalisasi
Komitmen pengawasan menelan
1. + + + + Memen
mutu obat pada pasien
uhi (M)
tuberkulosis
Kurangnya kesadaran
Akuntabilitas, tentang manfaat APD Memen
2. + + + +
Anti Korupsi dalam pencegahan uhi (M)
penyakit Tuberkulosis
Kurang optimalnya
Etika publik, Tidak
ketaatan petugas dalam
3. Komitmen - + + + Memen
pelaksanaan enam
mutu uhi (TM)
langkah cuci tangan
Kurangnya pengetahuan
Tidak
Komitmen pasien dan keluarga
4. + + - + Memen
mutu, tentang demam
uhi (TM)
berdarah
Kurangnya koordinasi
pelaksanaan pendataan
Etika publik, Memen
5. Program Indonesia - - + +
Anti korupsi uhi (M)
Sehat dengan
Pendekatan Keluarga
8
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG
1 2 3 4
9
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya kesadaran tentang
manfaat APD dalam
1 4 4 4 12 II
pencegahan penyakit
Tuberkulosis
Kurangnya optimalisasi
2 pengawasan menelan obat 5 5 5 15 I
pada pasien tuberkulosis
10
c. Rumusan Masalah
11
1. Memahami cara mengidentifikasi, penyusunan, dan penetapan
untuk isu-isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Karangpucung II
12
BAB II
LANDASAN TEORI
13
1. Bekerja sebagai Ibadah;
2. Menghindari sikap tidak terpuji;
3. Bekerja secara profesional;
4. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus
menerus;
5. Pelayan dan pengayom masyarakat;
6. Bekerja berdasarkan peraturan yang be.rlaku;
7. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap
realistis.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
15
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
16
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
17
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
18
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
19
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
20
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai
Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
21
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
22
b) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie”
(Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
23
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20
Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari:
a. kerugian keuangan negara,
b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.
24
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
Tanggung Jawab
5) Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga
menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
25
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
26
kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik
berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS
kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
27
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
1. Manajemen ASN
2. Whole of Goverment
28
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno
& Sejati, 2016).
3. Pelayanan Publik
29
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
30
D. Definisi Pengawas Minum Obat
Pelayanan TB UPTD Puskesmas Karangpucung II sebagai
unit kerja di bidang pelayanan. Pelayanan penderita Tuberkulosis
yang memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan pengobatan,
wajib mencatat dan melaporkan kasus TB yang ditemukan dan
atau diobati sesuai format pencatatan dan pelaporan yang
ditentukan
Pengawas Menelan Obat atau disingkat PMO adalah
seseorang yang dengan sukarela membantu pasien Tuberkulosis
dalam masa pengobatan sampai sembuh. Pengawas minum obat
bisa dilakukan oleh keluarga,orang-orang terdekat maupun petugas
kesehatan yang memenuhi kriteria.
Pengawasan Menelan minum obat adalah proses memantau
pelaksanaan minum obat pada penderita yang dilakukan oleh
Pengawas menelan obat dengan monitoring petugas kesehatan.
Dalam proses pelaksanaanya masih terdapat sejumlah
permasalahan yang menjadi kendala bagi terwujudnya cita-cita
tersebut. Oleh karena itu diperlukan gagasan-gagasan yang
bermanfaat sebagai wujud kontribusi untuk peningkatan derajat
kesehatan yang lebih maksimal
31
BAB III
A. Profil Organisasi
32
CEPAT
Respon terhadap setiap keluhan masyarakat dan tanggapan
terhadap persoalan yang muncul serta dengan respon tim yang
cepat dan tepat sasaran.
EMPATI (Perhatian)
Dapat memberikan perrhatian maupun rasa peduli dalam
proses pelayanan, kemudian dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian yang tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
RESPONSIVENESS (Tanggap)
Memberikan pelayanan dengan tanggap, respon yang
tanggap dalam membantu pelanggan dan bersedia memberikan
saran maupun solusi yang tepat dari permasalahan yang
dihadapi pelanggan.
DEDIKASI (Pengabdian)
Sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan mulia,
dedikasi bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-
cita luhur dan diperlukan adanya keyakinan yang teguh.
ASSURANCE (Jaminan)
Mencakup kemampuan memberikan rasa kepercayaan yang
tinggi kepada pelanggan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para
staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keraguraguan.
Assurance berpengaaruh terhadap kepuasan konsumen.
SUITABILITY (Kepantasan)
Setiap penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
Karangpuung II mengedepankan professionalisme dan
kompetensi profesi. Memperhatikan nilai-nilai luhur budaya di
masyarakat
33
2. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
organisasi puskesmas dibentuk dan disusun berdasarkan :
34
4. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
a. Posisi Jabatan
Kepala UPTD merupakan jabatan fungsional yang dijabat
oleh pejabat fungsional tenaga kesehatan yang diberikan
tugas tambahan yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
35
b. Tugas
1) Menyusun program kerja UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat berdasarkan program kerja dan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas;
2) Menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi
perintah tertulis maupun lisan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
3) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya masingmasing untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Melakukan tugas dan kegiatan bidang pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya masing-masing sesuai
dengan program kerja yang telah ditetapkan;
5) Membuat bahan penyusunan konsep kebijakan teknis
pengelolaan UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai
bahan pertimbangan atasan dalam penetapan kebijakan
teknis;
6) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat;
7) Melakukan koordinasi seluruh upaya kesehatan;
8) Mengembangkan sarana pelayanan kesehatan guna
mengoptimalisasikan pelayanan kesehatan masyarakat;
9) Membina kader pembangunan kesehatan, kegiatan
swadaya masyarakat dan peran serta masyarakat;
10) Melakukan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;
11) Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan pelayanan rujukan medik guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
kesehatan masyarakat;
36
12) Menyelenggarakan kegiatan inventarisasi, pendataan dan
pemutakhiran data sebagai bahan analisis kebijakan;
13) Melakukan koordinasi dalam unit kerja, antar unit kerja
dengan lembaga masyarakat dan atau masyarakat terkait,
baik secara formal maupun informal guna mencapai
sinkronisasi pelaksanaan tugas;
14) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan dan petunjuk teknis lainnya di bidang
kesehatan masyarakat untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas;
15) Melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan,
rumah tangga dan perlengkapan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
16) Memeriksa tugas-tugas yang telah dilaksanakan
bawahan;
17) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulanan dan
tahunan UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat;
18) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat;
19) Memberikan penilaian kerja dan prestasi bawahan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
20) Menyampaikan saran dan pertimbangan baik secara lisan
maupun tertulis kepada atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
21) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
c. Tanggung jawab
37
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat;
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Wewenang
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
10) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
38
11) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
12) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
13) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung;
14) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
15) Melaksanakan rekam medis;
16) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
17) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga
Kesehatan;
18) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
19) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.
2. Kepala Subag Tata Usaha
a. Posisi Jabatan
Kepala subag tata usaha merupakan jabatan struktural eselon
IVb atau jabatan Pengawas bertanggung jawab kepada kepala
UPTD Puskesmas
b. Tugas
1) Menyusun program kerja Subbagian Tata Usaha
berdasarkan program kerja UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat dan Rencana Strategis Puskesmas sebagai
pedoman dalam melaksanakan tugas;
39
2) Menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi
perintah tertulis maupun lisan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
3) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Menyiapkan bahan penyusunan program kerja UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat
5) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan dan petunjuk teknis lainnya di bidang tata usaha
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan
administrasi kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
7) Memeriksa tugas-tugas yang telah dilaksanakan bawahan;
8) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulanan dan tahunan
Subbagian Tata Usaha pada UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat,
9) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan Subbagian
Tata Usaha UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat;
10) Memberikan penilaian kerja dan prestasi bawahan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
11) Menyampaikan saran dan pertimbangan baik secara lisan
maupun tertulis kepada atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
12) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
c. Tanggungjawab
Kepala subbag TU bertanggungjawab mengkoordinir kegiatan
sistem informasi puskesmas, kepegawaian, rumah tangga dan
keuangan
40
d. Wewenang
1) Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan di UPTD
Puskesmas;
2) Mengkoordinasi penyusunan rencana, program dan
anggaran di UPTD Puskesmas;
3) Membina dan memberi dukungan administrasi yang
meliputi sistim informasi puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga dan keuangan;
4) Melaksanakan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
bidang tugasnya;
3. Penanggungjawab Teknis
a. Penanggungjawab UKM esensial dan Keperawatan kesehatan
masyarakat
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan perkesmas
b) Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan dan
perkesmas
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
upaya kesehatan masyarakat esensial yang meliputi
pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS,
Pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA-KB
yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM,
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit,
dan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan
masyarakat esensial yang meliputi pelayanan promosi
kesehatan termasuk UKS, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayana KIA-KB yang bersifat UKM,
41
pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan
pencegahan dan pengenalian penyakit, dan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
3) Tanggungjawab
a) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat.
b) Melaporkan hasil kegiatan yg meliputi pelayanan
promosi kesehatan termasuk UKS, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayana KIA-KB yang bersifat
UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan
pencegahan dan pengenalian penyakit, dan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kepada
pelaksana pelayanan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan Keperawatan kesehatan masyarakat yaitu
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan
Promosi Kesehatan (PROMKES), Pelayanan Gizi,
Pelayanan Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
(P2P), Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Pelayanan Perkesmas
c) Menerima konsultasi kegiatan kinerja kepada
pelaksana pelayanan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan Keperawatan kesehatan masyarakat yaitu
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan
Promosi Kesehatan (PROMKES), Pelayanan Gizi,
42
Pelayanan Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
(P2P), Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Pelayanan Perkesmas
b. Penanggungjawab UKM Pengembangan
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan
b) Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan
c) Pemberi bimbingan teknis,supervisi dan monitoring
upaya kesehatan masyarakat pengembangan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan Puskesmas yang
dapat meliputi pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, pelayanan kesehatan olah
raga, pelayanan kesehatan indera, pelayanan
kesehatan lansia, pelayanan kesehatan kinerja,
pelayanan kesehatan lainnya
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan
masyarakat pengembangan yang meliputi pelayanan
kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan gigi masyarakat,
pelayanan kesehatan tradisional komplementer,
pelayanan kesehatan olahraga,pelayanan kesehatan
indera,pelayanan kesehatan lansia,pelayanan
kesehatan kerja,pelayanan kesehatan lainnya.
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
43
3) Tanggungjawab
a) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan.
b) Melaporkan hasil kegiatan UKM Pegembangan yang
meliputi pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, pelayanan kesehatan
olahraga,pelayanan kesehatan indera,pelayanan
kesehatan lansia,pelayanan kesehatan kerja,pelayanan
kesehatan lainnya.
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
c) Menerima konsultasi kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
c. Penanggungjawab UKP , Kefarmasian, dan Laboratorium
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan UKP, kefarmasian dan
laboratorium
b) Pelaksanaan kebijakan UKP, kefarmasian dan
laboratorium
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
UKP, Kefarmasian dan laboratorium yang meliputi
pelayanan pemeriksaan umum,pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP,
pelayanan gawat darurat, pelayanan gizi yang bersifat
44
UKP, pelayanan persalinan, pelayanan rawat inap
untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap, pelayanan kefarmasian,pelayanan laboratorium
d) Pelakanaan evaluasi dan pelaporan UKP, kefarmasian
dan laboratorium yang meliputi pelayanan pemeriksaan
umum,pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan
KIA-KB yang bersifat UKP,pelayanan gawat darurat,
pelayanan gizi yang bersifat UKP, pelayanan
persalinan,pelayanan rawat inap untuk Puskesmas
yang menyediakan pelayanan rawat inap, pelayanan
kefarmasian, pelayanan laboratorium
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
3) Tanggungjawab
a) Mengkordinasikan kegiatan pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium
b) Melaporkan hasil kegiatan yang meliputi pelayanan
pemeriksaan umum,pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, pelayanan
gawat darurat, pelayanan gizi yang bersifat UKP,
pelayanan persalinan, pelayanan rawat inap untuk
Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap,
pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium
c) Menerima konsultasi kegiatan pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium
45
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan jaringan pelayanan puskesmas
dan jejaring fasilitas kesehatan
b) Pelaksanaan kebijakan kebijakan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas kesehatan
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
jaringan pelayanan puskesmas yang meliputi
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa,
dan jejaring fasilitas pelayanan.
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan jaringan
pelayanan puskesmas yang meliputi puskesmas
pembantu, puskesmas keliling,bidan desa,dan jejaring
fasilitas pelayanan
e) Pelaksanaan fungsi lain yan diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3) Tanggungjawab
a) Mengkordinasikan kegiatan pelayanan jaringan
pelayanan kesehatan dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
b) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan jaringan
pelayanan puskesmas yang meliputi puskesmas
pembantu, puskesmas keliling,bidan desa,dan jejaring
fasilitas pelayanan
c) Pelaksanaan fungsi lain yan diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
46
b) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan kinerja
pelaksana upaya kegiatan di puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling dan Bidan Desa
c) Melakukan monitoring kegiatan pelayanan Jejaring
Faskes
d) Menerima konsultasi kegiatan di puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling dan Bidan Desa serta pelayanan
Jejaring Faskes
47
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14. Melakukan fiksasi fisik
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien.
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19. Memandikan pasien;
20. Membersihkan mulut pasien
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasangwarming
blanket)
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawwatan
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan.
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit;
33. Melakukan supervisi lapangan
48
B. Role Model
Dalam kegiatan aktualisasi ini, figur yang menjadi role model
adalah Bapak Susilo,S.Kep Beliau adalah kepala UPTD Puskesmas
Karangpucung II yang memiliki banyak pengalaman di bidang
pelayanan kesehatan. Beliau merupakan sosok yang tegas, cekatan
dan teliti serta mengayomi. Beliau begitu memperhatikan setiap detail
pekerjaan. Semua tertata secara rapi dan hal ini menjadi sumber
inspirasi bagi penulis khusunya dalam melakukan pekerjaan di masa
kini dan masa yang akan datang. Sebelumn beliau menjadi leader di
UPT Puskesmas Sampang.
Kedisiplinan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang beliau
tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang
cocok untuk penulis jadikan role model.
49
BAB IV
50
4. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Kurangnya Optimalisasi Pengawasan menelan obat pada pasien Tuberkulosis
Identifikasi Isu : 2. Kurangnya kesadaran tentang manfaat Alat Perlindungan Diri pada pasien Tuberkulosis
Isu yang Kurang Optimalinya Pengawasan Menelan obat pada pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas
diangkat Karangpucung II
Gagasan yang Optimalisasi Pengawasan Menelan Obat pada pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas
diangkat Karangpucung II
51
5. Pemecahan isu :
4.2 Tabel pemecahan isu
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Melakukan Dengan adanya Dalam
a. Akuntabilitas
pendataan identifikasi kegiatan
a. Tersedianya Data Melakukan
jumlah penderita Tb dan indentifikasi
identifikasi pasien
penderita TB Tertulis berupa pengawas minum ini
TB dengan jelas
dan pengawas register Pasien obat sebagai terkandung
sesuai dengan
minum obat tuberkulosis paru awalan kegiatan hal nilai
klasifikasinya
selama periode ini merupakan Responsive
berdasarkan
3 bulan cerminan dari ness
Mengidentifikasi klasifikasinya b. Komitmen Mutu
profesionalitas kita
kondisi pasien Tb Melaksanakan
dalam bekerja yang
paru dan pendataan dan
sesuai dengan
1 kebiasaan pengelompokan
salah satu misi
menelan obatnya jenis klasifikasi
yakni
( SKP) secara efektif dan
b. Melakukan b. Tersedianya Data Menyelenggarakan
efisien
pendataan akurat tentang pelayanan tingkat
/kinerja pertama yang
kegiatan Pengawas c. Anti korupsi
pengawas terjangkau, merata
Menelan Obat Dalam
minum obat dan berkeadilan
(PMO) selama 3 menjalankan tugas
selama
mengindentifikasi
mengenai bulan lalu
harus dilakukan
kegiatan
dengan jujur
periode 3 bulan
52
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Meminta data a. Tersedianya Print a. Nasionalisme Mencari informasi Kegiatan
beban keja out Data Analisa Melakukan mengenai beban mencari
petugas Beban kerja kegiatan diskusi kerja Petugas TB informasi
pelayanan TB Pegawai bersama Ka.Sub kepada bagian tata merupakan
ke Ka.Sub Tata Bag TU dengan usaha juga penguatan
Usaha Musyawarah merupakan nilai yang
mufakat (Sila ke profesionalitas kita mendukung
4 Pancasila) dalam memperoleh Dedikasi
Mencari informasi
data kepada
mengenai beban
b. Etika publik sumber yang
kerja petugas
2 Mencari sumber memiliki wewenang
pelayanan TB
data dengan hal ini sesuai
(SKP)
cermat dan teliti dengan misi
Menyelenggarakan
b. Tersedianya Buku
b. Menginventarisi c. Akuntabilitas pelayanan tingkat
kegiatan dan terisi
r beban kerja Meminta pertama yang
beban kerja petugas
petugas Tb ke kejelasan tentang terjangkau merata
pelayanan TB
buku kegiatan analisa beban dan berkeadilan
kerja ke Tata
Usaha
Membuat kartu 1. Mendiskusikan 1. Tersedianya Kartu a. Komitmen mutu Membuat kartu Dalam
pengawasan dengan dengan desain Melakukan pengawasan dalam kegiatan ini
3.
menelan obat petugas TB agar mudah inovasi meminum obat terdapat
yang berisi jadwal tentang desain dimengerti pembuatan kartu yang berisi waktu, nilai
53
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
minum obat, jenis kartu pengawas pengawas menelan pengawas dosis, efek samping penguatan
obat, efek menelan obat. obat menelan obat obat dan organisasi
samping obat dan keterangan berupa
keterangan 2. Menyiapkan 2. Tersedianya b. Akuntabilitas merupakan upaya Responsive
pengawas sarana dan sarana Kartu pengawas untuk merekam ness
menelan obat prasarana prasarana menelan obat kinerja kita dalam
(Inovasi) pembuatan kartu digunakan untuk pelayanan hal ini
mencatatat waktu berkontribusi dalam
3. Membuat pasien profesionalitas kita
konsep Tuberkulosis sesuai misi
3. Tercetaknya
kartu dalam minum Menyelenggarakan
Kartu
pengawas obat agar tetap pelayanan tingkat
menelan obat
menelan konsisten. pertama yang
obat terjangkau merata
c. Anti Korupsi dan berkeadilan
4. Meminta Kartu ini dibuat
persetujuan sbagai
pimpinan tangggungjawab
4. Disetujuinya
untuk PMO terhadap
kegiatan dan pasien TB
melaksanak
tanggal
an
pelaksanaan
sosialisasi
Sosialisasi
yang
bertujuan
meningkatk
54
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
an kinerja
PMO
55
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
mencapai tujuan mewujudkan
c. Etika Publik kecamatan
3. Melaksanakan Dalam karangpucung
kerjasama petugas pelaksanaan sehat
kesehatan pembina sosialisasi dapat
3. Terciptanya
wilayah dengan mengasah
kerjasama yang baik
PMO tentang kemampuan
pengawas menelan berperilaku yang
obat baik, sopan
santun terhadap
sesama perawat
sosialisasi dengan Dalam
Melakukan 1. Persiapan a. Akuntabilitas kegiatan ini
1. Tersedianya pengawas menelan
sosialisasi sarana dan Menjelaskan terdapat
sarana prasarana, obat mengenai
dengan prasarana mengenai nilai
5 materi pemaparan program yang akan
Pengawas untuk program yang penguatan
siap, melalui kartu dilaksanakan serta
menelan obat pertemuan akan organisasi
menelan obat berkoordinasi untuk
sosialisasi dilaksanakan agar menjalin kerjasama berupa
56
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
2. Menjelaskan kita dapat yang baik demi Dedikasi
kepada 2. Meningkatnya melaksanakan tercapainya
Pengawas kerjasama PMO tugas dengan program tersebut
menelan obat dengan pasien TB konsisten berkontribusi dalam
mengenai dan petugas meningkatkan visi
optimalisasi kesehatan. Sebagai
pengawasan d. Nasionalisme penggerak
menelan obat Dengan pembangunan
pasien sosialisasi dapat kesehatan
tuberkulosis menyamakan mewujudkan
persepsi dan kecamatan
menimbulkan karangpucung
rasa sehat
kebersamaan dan
3. Meningkatkan
3. Mendiskusikan persatuan dalam
kepercayaan dan
diakhir acara mencapai tujuan
pengetahuan PMO
tentang rencana
tentang
tindak lanjut
dipertemuan
berikutnya
57
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Nasionalisme Menginformasikan Dalam
1. Membuat Dengan PMO kepada kegiatan
Satuan Acara menginformasikan masyarakat informasi
1. Meningkatnya
Penyuluhan ( program PMO di memberikan program
pengetahuan
SAP) ruang public kontribusi terhadap pelayanan
Pengawas minum
seluruh lapisan tercapinya misi Tuberkulosi
obat,
masyarakat bisa Menggerakkan s
menikmatinya dan meningkatkan terkandung
sesuai dengan partisipasi aktif nilai
Mensosialisasikan sila ke lima masyarakat dalam organisasi
bahaya mengenai pembangunan melayani
6 tuberkulosis keadilan sosial berawasan dengan
kepada bagi seluruh kesehatan. Empati
masyarakat rakyat Indonesia tanpa
2. Berkonsultasi 2. Saran masukan memandang
dengan atasan dan petunjuk dari b. Komitmen Mutu status sosial
untuk meminta atasan. Melaksanakan
persetujuan desain yang
menarik
merupakan
sebuah inovasi
58
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
c. Akuntabilitas
Dalam kegiatan
3. Meningkatnya
menyampaikan
3. Melaksanakan pengetahuan
informasi kepada
penyuluhan masyarakat
masyarakat
tentang Pengawas tentang
dilakukan secara
menelan obat tuberkulosis dan
tanggungjawab
pengawas
dan secara
menelan obat
transparan
59
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
C. Komitmen mutu terjangkau, merata
Melakukan dan berkeadilan
evaluasi dan
monitoring
berorientasi
pada mutu
60
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Minggu Habituasi Ke -
1-4 6 - 11 13 - 18 20 - 25 27 - 31
61
kerja Notulensi, Foto, Daftar
hadir, komitmen perjanjian
petugas kesehatan
pengampu wilayah dengan
PMO
62
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi dan
kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh penulis. Sehingga terdapat
kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan laporan hasil
aktualisasi. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuat rencana antisipasi dan strategi
dalam menghadapi kendala yang mungkin terjadi. Rencana antisipasi dan
strategi menghadapi kendala dijelaskan dalam tabel 4.4 berikut ini.
Waktu sosialisasi
berbenturan Koordinasi
Mengadakan sosialisasi dengan acara di sebelumnya ke desa
5 dengan pengawas desa atau tentang pemilihan
menelan obat pertemuan rutin tanggal sosialisasi
63
informasi juga bisa
Menginformasikan kepada Tidak semua disampaikan dengan
masyarakat tentang masyarakat menarik dan dalam
6 bahaya tuberkulosis dan berminat acara pertemuan rutin
pentingnya pengawas terhadap di desa
menelan oba sosialisasi ini
Waktu evaluasi
Melakukan evaluasi dan bersamaan
Melakukan evaluasi
7 monitoring terhadap dengan waktu
diluar jam pelayanan
kegiatan pelayanan
64
BAB IV
Gagasan Pemecahan
Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB
Isu di UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Melakukan pendataan jumlah penderita TB dan
pengawas minum obat selama periode 3 bulan
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
65
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka
1. Etika Publik
2. Akuntabilitas
3. Anti Korupsi
4. Nasionalisme
1. Kendala/Hambatan
66
2. Strategi mengatasi kendala
67
2. Melakukan pendataan /kinerja pengawas minum obat selama mengenai
kegiatan periode 3 bulan
pasien TB berdasarkan Kategori terlampir.
KEGIATAN 2
1. Deskripsi Kegiatan
68
2. Tahapan Kegiatan
1. Nasionalisme
2. Akuntabilitas
3. Etika Publik
1. Kendala/Hambatan
69
a. Kurangnya pengetahuan peserta tentang ABK.
b. Beban kerja petugas TB yang tidak sesuai dengan ABK
2. Strategi mengatasi kendala
1. Meminta data Analisa Beban kerja ke Ka. Sub bag Tata Usaha
70
2. Menginventarisir beban kerja petugas TB ke buku kegiatan
Analisa Beban kerja petugas TB atas nama Arif Budhi Satriyo, AMK terlampir
71
Tabel 4.3 Kegiatan 3 Membuat Kartu Pengawasan Menelan Obat yang berisi
jadwal minum obat,jenis obat, efek samping obat dan keterangan
pengawas obat.
KEGIATAN 3
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
1. Komitmen Mutu
72
2. Akuntabilitas
Tujuan pembuatan kartu agar pasien konsisten dalam meminum obat
3. Anti Korupsi
Kartu dibuat sebagai tanggungjawab PMO terhadap pasien Tuberkulosis.
1. Kendala/Hambatan
73
2. Menyiapkan Sarana dan prasarana
3. Membuat konsep kartu pengawasan menelan obat
4. Meminta persetujuan pemimpin untuk melaksanakan sosialisasi yang bertujuan
meningkatkan kinerja PMO
74
75
Tabel 4.4 Kegiatan 4 Melakukan Sosialisasi dengan rekan Kerja
KEGIATAN 4
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
1. Akuntabilitas
76
2. Nasionalisme
Menyamakan persepsi pola pikir dan menimbulkan rasa kebersamaan dan
persatuan dalam mencapai tujuan
3. Etika Publik
Dalam menyampaikan pemaparan di depan karyawan lain dengan tetap
mempertahankan sopan santun.
1. Kendala/Hambatan
77
2. Melaksanakan koordinasi dengan rekan kerja untuk menjadi pembimbing
Pengawas menelan obat di masing-masing desa.
3. Melaksanakan kerjasama petugas kesehatan pembina wilayah dengan
PMO tentang pengawas menelan obat
78
Tabel 4.5 Kegiatan 5 Melakukan Sosialisasi dengan Pengawas Menelan Obat
KEGIATAN 5
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
Menyamakan persepsi pola pikir dan menimbulkan rasa kebersamaan dan
79
persatuan dalam mencapai tujuan
3. Etika Publik
Dalam menyampaikan pemaparan dilakukan dengan sopan dan santun
1. Kendala/Hambatan
80
G. Lampiran Kegiatan 5
1. Foto Kegiatan
2. Undangan rapat.
3. Surat kerjasama PMO dengan petugas kesehatan
4. Notulen rapat
81
Tabel 4.6 Kegiatan 6 Mensosialisasikan Bahaya Tuberkulosis kepada
masyarakat
KEGIATAN 6
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
1. Nasionalisme
82
rakyat indonesia.
2. Komitmen mutu
Inovasi penyampaian yang menarik sewaktu sosialisasi.
3. Akuntabilitas
Dalam menyampaikan pemaparan dilakukan secara tanggung jawab dan
transparan
1. Kendala/Hambatan
83
sebagai ASN jangan bersikap kaku dalam pelaksanaan kegiatan tapi lebih
fleksibel dengan situasi dan kondisi agar lebih produktif.
G. Lampiran Kegiatan 6
1. Undangan Sosialisasi
2. Foto Kegiatan
3. Daftar hadir sosialisasi
4. Notulen sosialisasi
84
Tabel 4.7 Kegiatan 7 Melakukan Evaluasi dan monitoring terhadap Pengawas
Minum Obat
KEGIATAN 7
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tahapan Kegiatan
1. Akuntabilitas
Evaluasi diperlukan untuk tetap menjaga kinerja kita tetap konsisten dan
tidak menurun
2. Komitmen mutu
Melakukan evaluasi dan monitoring berorientasi pada mutu.
85
3. Anti korupsi
Hasil akhir penilaian dilakukan secara jujur.
1. Kendala/Hambatan
86
3. Tercapainya cheklist/kuesioner tentang kebiasaan menelan obat
Jumlah
Prosentase (%)
87
88
89
90
91
BAB V
PENUTUP
92
DAFTAR PUSTAKA
93
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
94
Lampiran Biodata
a. Identitas Diri
Formasi
2 Perawat Terampil
Jabatan
Tempat dan
6 Cilacap, 28 Januari 1985
Tanggal Lahir
Nomor
8 085747515262
Telepon/Fak/Hp
Jalan raya Surusunda no 17 Desa
9 Alamat Instansi Surusunda Kec. Karangpucung, Kab.
Cilacap
Nomor
10 082137704165
Telepon/Fax
b. Riwayat Pendidikan
Tahun
Nama Sekolah Jurusan
Lulus
95