Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN HASIL AKTUALISASI DAN HABITUASI

OPTIMALISASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) PADA PASIEN


TUBERKULOSIS DI UPTD PUSKESMAS KARANGPUCUNG II

DISUSUN OLEH:

Nama : Rita Dwi Anggraeni, AMK


NIP : 19850128 201902 2 002
Gol/Angkatan : II / 2
No. Presensi : 057
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Karangpucung II
Coach : Sodikin, SS, M.Si
Mentor : Susilo, S.Kep

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XX


PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)


PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI UPTD
PUSKESMAS KARANGPUCUNG II
Nama : Rita Dwi Anggraeni, AMK
NIP : 198501282019022002
Angkatan : XX
No. Presensi : 057

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari :
Tanggal : Mei 2019
Tempat : Badan Diklat BKPPD CIlacap

Cilacap, Mei 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Rita Dwi Anggraeni, AMK


NIP. 19850128 201902 2 002

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Sodikin, SS, M.Si Susilo, S.Kep


Widyaiswara Ahli Muda Kepala UPTD Puskesmas Karangpucung II
NIP.196803241998031002 NIP.196911171995031002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)


PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI UPTD
PUSKESMAS KARANGPUCUNG II
Nama : Rita Dwi Anggraeni, AMK
NIP : 19850128 201902 2 002
Angkatan : XX
No. Presensi : 057

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari :
Tanggal : Mei 2019
Tempat : Badan Diklat BKPPD CIlacap

Cilacap, Mei 2019


Mengesahkan,
Coach, Mentor,

Sodikin,SS, M.si Susilo, S.Kep


Widyaiswara Ahli Muda Kepala UPTD Puskesmas Karangpucung II
NIP. 196803241998031002 NIP. 196911171995031002

Narasumber,

Sutardi,A.Pi,MMA
Widyaiswara Ahli Utama
NIP.196005311985031005

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “Optimalisasi Pengawas Minum Obat (PMO)
pada Pasien Tuberkulosis Paru di UPTD Puskesmas Karangpucung
II”.
Penulisan laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini
disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan II tahun 2019 yang diselenggarakan di
BKPPD Kabupaten Cilacap sebagai bentuk pemahaman konseptual
dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Penyelesaian Laporan hasil aktualisasi nilai-nilai PNS ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Sodikin, SS, M.si selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
laporan hasil aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.
2. Bapak Susilo,S.Kep, MM selaku mentor yang telah memberikan
masukan dan arahan sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Sutardi Api,MMA selaku narasumber atau penguji yang
memberikan saran, masukan perbaikan untuk penyempurnaan
laporan hasil aktualisasi ini sehingga dapat diterapkan dengan
lebih baik,
4. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 2.
5. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan
II Angkatan XX

iv
6. Bapak Pamong yang telah membimbing, mengasuh serta
mengarahkan kami selama proses Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan II berlangsung.
7. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan II
atas inspirasi, kekompakan, Persatuan , dan dukungannya.
8. Seluruh keluarga atas dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan hasil ini, oleh karena itu penulis berharap
kepada semua pihak untuk memberikan saran, masukan serta
kritik yang membangun untuk penyempurnaan laporan hasil
aktualisasi ini. penulis juga berharap semoga laporan hasil
aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta
dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai
“ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Cilacap, Mei 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………… iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1

B. Identifikasi Isu dan Rumusan ………………………………… 5

C. Tujuan ………………………………………………………… 11

D. Manfaat ………………………………………………………… 12

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku ………………………………………………… 13

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ………………………… 14

1. Akuntabilitas ………………………………………………… 14

2. Nasionalisme ………………………………………………… 16

3. Etika Publik ………………………………………………… 20

4. Komitmen Mutu ………………………………………………… 21

5. Anti Korupsi ………………………………………………… 23

vi
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ………………………… 26

1. Manajemen ASN ………………………………………… 28

2. Whole of Goverment ………………………………………… 28

3. Pelayanan Publik ………………………………………… 29

BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi ………………………………………………… 32

1. Gambaran Umum Wilayah Kerja ………………………… 32

2. Dasar Hukum ………………………………………………… 34

3. Visi, Misi Organisasi ………………………………………… 34

4. Struktur Organisasi ………………………………………… 35

5. Posisi Jabatan,Tugas, Tanggungjawab ………………… 35

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ………………………………… 47

C. Role Model ………………………………………………………… 49

BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Laporan hasil Kegiatan Aktualisasi


………………………… 50

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan ………………………… 61

C. Antisipasi dan Strategi menghadapi kendala ………………… 63

BAB V. PENUTUP ………………………………………………………… 66

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 67

LAMPIRAN BIODATA ………………………………………………… 68

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi ………………………………… 6

Tabel 1.2 Parameter APKL ………………………………………………… 7

Tabel 1.3 Penetapan isu dengan APKL ………………………………… 8

Tabel 1.4 Penjelasan USG ………………………………………………… 9

Tabel 1.5 Parameter USG ………………………………………………… 9

Tabel 1.6 penetapan isu USG ………………………………………… 10

Tabel 4.1 Isu terpilih ………………………………………………… 51

Tabel 4.2 Pemecahan isu ………………………………………………… 52

Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi … 60

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ………… 62

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Struktur Organisasi ………………………………………… 35

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat


Negara serta pemerintahan Negara yang meliputi aparatur
kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat, bertugas dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Negara dan pembangunan serta senantiasa
mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita
perjuangan bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 (TAP MPR nomor II tahun 1998).

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan


mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 perlu dibangun karakter Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang


menentukan dalam mengelola kekayaan alam yang berlimpah,
potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan
demokrasi yang relatif stabil untuk dapat mewujudkan visi negara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945.Untuk memainkan peran tersebut, diperlukan sosok
PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien.Untuk dapat membentuk
sosok PNS yang profesional maka perlu dilaksanakan pembinaan
melalui jalur pelatihan. Selama ini pelatihan pembentukan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan melalui Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan (Diklat Pelatihan Dasar).

1
Fungsi ASN adalah melaksanakan pelayanan
publik,melaksanakan kebijakan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya peran dari pegawai ASN asebagai
perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional,
bebas dari intervensi politik serta bebas dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Sedangkan tugas dari ASN yaitu pertama bertugas
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kedua memberikan pelayanan public yang profesional
dan berkualitas, serta yang ketiga mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan
inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional.

Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan


pembaharuan atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini
dan yang didukung oleh semua pihak. Praktik penyelenggaraan
Pelatihan Dasar dengan pola pembelajaran klasikal yang
2
didominasi dengan metode ceramah, menunjukkan bahwa tidak
mudah untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS, terutama
proses internalisasi pada diri masing-masing peserta.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukan inovasi


dalam penyelenggaraan Pelatihan Dasar yang memungkinkan
peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan
aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta merasakan
manfaatnya secara langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar
profesi PNS tersebut terpatri kuat dalam diri.Melalui Pelatihan
Dasar ini diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional
yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku
disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta mengusai
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara profesional sebagai pelayan publik. Peserta pelatihan dasar
CPNS Tahun 2019 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap
ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi yang disingkat menjadi ANEKA, yang akan dilaksanakan di
tempat kerja sebagai bentuk penerapan ilmu yang sudah
didapatkan selama mengikuti Pelatihan Dasar selama 18 hari on
class.

Sebagai seorang PNS dibidang kesehatan dan diatur dalam


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas merupakan
ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
3
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut di atas.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas


terdiri dari pelayanan kesehatan perseorangan primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan pasien Tb
Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas. Maka Pelayanan
pada pasien Tuberkulosis menjadi utama.

Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan,


meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan
struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan
mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
optimal, maka penulis sebagai Perawat Terampil kesehatan
terampil di UPTD Puskesmas Karangpucung II mengidentifikasi
berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius
guna mencapai tujuan untuk membentuk PNS yang profesional dan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi melalui kegiatan
aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) maka penulis menyoroti masalah mengenai Pengawasan
menelan minum obat (PMO) pada pasien Tuberkulosis agar
menurunnya angka kesakitan dan angke kamatian akibat
Tuberkulosis. Sesuai laporan WHO tahun 2013 diperkirakan
terdapat 8,7 juta kasus Tuberkulosis ditemukan. Penularannya
yang melalui udara menyebabkan penyakit ini lebih mudah
mewabah di pemukiman padat dimana jarak antara rumah dekat
dan sinar matahari kurang masuk ke dalam rumah. Oleh sebab itu
diperlukan komitmen bersama dalam penanggulangan
4
Tuberkulosis. Diantaranya mensukseskan TOSS TB ( Temukan
Obati Sampai Sembuh)

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Isu.

Isu adalah masalah yang belumditemukan solusi


penyelesaiannya. Isu lebih menggambarkan tentang adanya
kesenjangan antara praktek nyata dengan apa yang diharapkan
stakeholder. Jadi dapat kita simpulkan bahwa isu adalah sebagai
suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh
satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosisasi dan
penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal
atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan
legislatif atau perundangan ( hainsworth & meng).

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Perawat yaitu


Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu,
mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
individu dalam rangka melakukan Upaya Promotif, membuat media
untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka upaya promotif, memfasilitasi penggunaan alat-alat
pengaman atau pelindung fisik pada pasien untuk mencegah resiko
cidera pada individu dalam rangka upaya preventif, memfasilitasi
penggunaan pelindung daripada kelompok dalam rangka
melakukan upaya preventif. berdasarkan hasil pengamatan,diskusi
dan konsultasi dengan pimpinan terkait maka penulis dalam
melaksanakan tugas sebagai Perawat Terampil di Puskesmas
Karangpucung II menemukan beberapa isu yang berkaitan dengan
nilai-nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN, Whole of
Government dan Komitmen Mutu. Isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi terhadap optimalisasi pelayan mutu pelayanan di
Puskesmas Karangpucung II, sehingga menjadi perlu untuk
dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
5
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini
Diharapkan

1 Kurang Managemen 1. Kurangnya 1. Pasien TB minum


optimalnya ASN pengawasan obat sesuai jadwal.
pengawasan minum obat
menelan obat Pelayanan 2. Pasien dan 2. Pasien dan
pasien Publik keluarga kurang keluarga mengerti
mengerti bahaya
Tuberkulosis
bahaya ketidaktepatan
ketidaktepatan minum obat
minum obat
3. Penderita TB 3. Penderita TB
sering merasa mengerti dan bisa
ingin berhenti mengantisipasi
akibat efek efek dari obat.
samping obat
4. Adanya leaflet
tentang PMO
2. Kurangnya
kesadaran 1. Masih banyaknya
tentang manfaat Pelayanan pasien yang 1. Dapat
publik memakai APD meminimalisir
APD dalam
Cuma saat Penyebaran
pencegahan
penyakit Managemen bertemu petugas penyakit TB Paru
Tuberkulosis ASN puskesmas
2. Meningkatkan
2. Kurangnya pengetahuan
pengetahuan tentang pentingnya
tentang fungsi Alat Perlindungan
APD terhadap Diri
penyebaran
penyakit
1. 3.Mengingatkan
3. Pemakaian Pasien agar
masker yang
membawa masker,
terlalu lama
terutama buat stok
dirumah

2.
3. Kurang Managemen Kurang patuhnya Meningkatnya
optimalnya ASN pelaksanaan 6 optimalisasi
ketaatan langkah cuci Pelayanan dengan
petugas dalam Pelayanan tangan setelah cepat, tepat dan
pelaksanaan Publik tindakan sesuai sasaran,
enam langkah keperawatan dengan tetap
memprioritaskan

6
cuci tangan sterilisasi dan
perlindungan diri
4. Kurangnya Pelayanan 1. Pasien dan Meningkatnya
pengetahuan Publik keluarga khawatir pengetahuan
pasien dan tentang Penyakit Pasien dan keluarga
keluarga Managemen tentang penyakit
demam berdarah
tentang demam ASN DBD, bahaya serta
berdarah 2. Dipuskesmas penanggulangannya
lain banyak kasus .
DBD yang
terdeteksi.

5 Kurangnya WOG 1. Jadwal PIS-PK Terlaksananya


koordinasi berbenturan Pendataan keluarga
pelaksanaan Pelayanan dengan jadwal sehat yang tidak
pendataan publik rawat jalan dan berbenturan dengan
Program Management rawat inap pelayanan
Indonesia Sehat ASN
dengan
Pendekatan
Keluarga

5. Penetapan Isu

a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL

Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan


Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu
dengan indikator sebagai berikut (Modul Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, 2008) :
Tabel 1.2 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal
terjadi dalam waktu dekat. jadi bukan isu yang
sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu
yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada
7
No Indikator Keterangan
1 2 3
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.
Berikut beberapa isu yang ada di UPTD Puskesmas
Karangpucung II yang akan ditentukan kelayakannya
menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya lihat tabel
dibawah ini :
Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL
Keteran
Mata Pelatihan Indikator
No Identifikasi Isu gan
Terkait
A P K L

1 2 3 4 5 6 7 8

Kurangnya optimalisasi
Komitmen pengawasan menelan
1. + + + + Memen
mutu obat pada pasien
uhi (M)
tuberkulosis
Kurangnya kesadaran
Akuntabilitas, tentang manfaat APD Memen
2. + + + +
Anti Korupsi dalam pencegahan uhi (M)
penyakit Tuberkulosis
Kurang optimalnya
Etika publik, Tidak
ketaatan petugas dalam
3. Komitmen - + + + Memen
pelaksanaan enam
mutu uhi (TM)
langkah cuci tangan
Kurangnya pengetahuan
Tidak
Komitmen pasien dan keluarga
4. + + - + Memen
mutu, tentang demam
uhi (TM)
berdarah
Kurangnya koordinasi
pelaksanaan pendataan
Etika publik, Memen
5. Program Indonesia - - + +
Anti korupsi uhi (M)
Sehat dengan
Pendekatan Keluarga

8
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG

Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah analisis


yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak
lanjuti. Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
demgan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain
kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Untuk memberikan skor pada isu terpilih maka diberikan
parameter pada tabel berikut :
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth

1 2 3 4

Isu tidak begitu


Isu tidak mendesak serius untuk di
1 Isu lamban
untuk segera bahas karena tidak
berkembang
diselesaikan berdampak ke hal
yang lain
Isu kurang serius
untuk segera
dibahas karena
Isu kurang tidak kurang
2 Isu kurang cepat
mendesak untuk berdampak ke hal berkembang
segera diselesaiakn
yang lain

9
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth

1 2 3 4

Isu cukup serius


untuk segera
Isu cukup mendesak dibahas karena Isu cukup cepat
3 untuk segera akan berdampak ke berkembang,
diselesaikan hal yang lain segera dicegah

Isu serius untuk


segera dibahas Isu cepat
4 Isu mendesak untuk
karena akan berkembang untuk
segera diselesaikan
berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Isu sangat serius
Isu sangat untuk segera Isu sangat cepat
5 mendesak untuk dibahas karena berkembang untuk
segera diselesaikan akan berdampak ke segera dicegah
hal yang lain

Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya


akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti (diselesaikan)
maka penulis menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada
tabel berikut :

Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG


Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
U S G

1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya kesadaran tentang
manfaat APD dalam
1 4 4 4 12 II
pencegahan penyakit
Tuberkulosis
Kurangnya optimalisasi
2 pengawasan menelan obat 5 5 5 15 I
pada pasien tuberkulosis

10
c. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada


pelaporan hasil aktualisasi ini adalah :
1) Bagaimana laporan hasil kegiat an aktualisasi sesuai dengan
prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara , Whole of
Government, Pelayanan Publik dan komitmen mutu untuk
menyelesaikan kendala kurangnya optimalisasi pengawasan
menelan obat pada pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas
Karangpucung II?
2) Bagaimana laporan hasil kegiatan aktualisasi sesuai Nilai Dasar
Aparatur Sipil Negara untuk menyelesaikan kendala kurang
optimalnya pengawasan menelan obat pada pasien tuberkulosis
di Puskesmas Karangpucung II ?
C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada pelaporan hasil aktualisasi ini


adalah :
1. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan
untuk melaksanakan kegiatan optimalisasi pengawasan
menelan obat pada pasien tuberkulosis.
2. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara pada
kegiatan pelaksanaan optimalisasi pengawasan menelan obat
pada pasien tuberkulosis.
3. Mampu memberikan manfaat kepada warga masyarakat
dengan memberi jaminan bahwa penyakit tuberkolosis bisa
disembuhkan. Dan adanya kepedulian keluarga dan orang-
orang sekitar terhadap penderita tuberkolosis.
D. Manfaat

Manfaat dari pelaporan hasil aktualisasi ini yaitu :

11
1. Memahami cara mengidentifikasi, penyusunan, dan penetapan
untuk isu-isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Karangpucung II

2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA di lingkungan


UPTD Puskesmas Karangpucung II

3. Mampu bekerja dengan berprinsip pada Manajemen ASN,


Pelayanan Publik, WoG dan Komitmen mutu pada setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan

4. Mendukung dan mewujudkan visi, misi serta nilai organisasi


UPTD Puskesmas Karangpucung II

12
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku

Upaya mewujudkan ASN yang berintegritas dan profesional,


perlu ditumbuhkan kesadaran para PNS untuk merubah pola
pikirnya sejalan dan searah dengan reformasi birokrasi pemerintah.
Dengan perubahan pola pikir diharapkan PNS mampu
mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola
pikir dirinya yang negatif. Hal ini berarti akan mensukseskan tugas
dan peranan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan
pelayan masyarakat.

Semestinya selaku PNS selalu sadar untuk tidak


mengendorkan semangat kerja dan profesionalitas kerja serta
berusaha sekuat tenaga untuk merubah cara pandang dari bekerja
untuk uang menjadi bekerja untuk ibadah serta dari berpikir linier
menuju berpikir sistem. Kesadaran dan kemauan untuk merubah
hal tersebut diatas akan mudah dilakukan bilamana seorang PNS
mampu menggeser dan merobohkan dinding mental pembatas
(mental block) yang ada pada dirinya. Mental block yang ada dalam
pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya untuk mau
bergerak dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan,
harapan, keinginan ataupun perubahan yang lebih baik dalam
kehidupannya. Pola pikir PNS agar senantiasa terdorong berpola
pikir, bersikap dan berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan
dan diakomodir oleh pemerintah.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri
selaku PNS. Adapun konsep diri PNS adalah sebagai berikut:

13
1. Bekerja sebagai Ibadah;
2. Menghindari sikap tidak terpuji;
3. Bekerja secara profesional;
4. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus
menerus;
5. Pelayan dan pengayom masyarakat;
6. Bekerja berdasarkan peraturan yang be.rlaku;
7. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap
realistis.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol
demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus


diperhatikan, yaitu :

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke


bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.

2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan


yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan


dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
14
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai


sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah


kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan


kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus


memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu

15
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang


harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

16
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

17
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

18
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

19
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:


a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.

Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :


1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.

20
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai
Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.

21
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

a) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam


memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

22
b) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;

c) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,


kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;

d) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,


komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level


organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggung
jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk
membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing.
Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu
berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap
unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level
fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap
layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan
pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan
dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie”
(Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.

23
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20
Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari:
a. kerugian keuangan negara,
b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.

Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang

24
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
Tanggung Jawab
5) Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga
menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani

25
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu

1. Pegawai ASN berkedudukan sbg Aparatur Negara.

2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yg ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dr pengaruh
& Intervensi semua Golongan & Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus


partai politik.

4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,


namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan
tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap

26
kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik
berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS
kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

27
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk


menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).

2. Whole of Goverment

Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan


penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan

28
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno
& Sejati, 2016).

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan


publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai
tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).

Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil


Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam


mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi,
situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,


serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi disintegrtasi bangsa.

3. Pelayanan Publik

LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala


bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

29
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:

1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai


amanat konstitusi

2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga


negara

3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang

4. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

30
D. Definisi Pengawas Minum Obat
Pelayanan TB UPTD Puskesmas Karangpucung II sebagai
unit kerja di bidang pelayanan. Pelayanan penderita Tuberkulosis
yang memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan pengobatan,
wajib mencatat dan melaporkan kasus TB yang ditemukan dan
atau diobati sesuai format pencatatan dan pelaporan yang
ditentukan
Pengawas Menelan Obat atau disingkat PMO adalah
seseorang yang dengan sukarela membantu pasien Tuberkulosis
dalam masa pengobatan sampai sembuh. Pengawas minum obat
bisa dilakukan oleh keluarga,orang-orang terdekat maupun petugas
kesehatan yang memenuhi kriteria.
Pengawasan Menelan minum obat adalah proses memantau
pelaksanaan minum obat pada penderita yang dilakukan oleh
Pengawas menelan obat dengan monitoring petugas kesehatan.
Dalam proses pelaksanaanya masih terdapat sejumlah
permasalahan yang menjadi kendala bagi terwujudnya cita-cita
tersebut. Oleh karena itu diperlukan gagasan-gagasan yang
bermanfaat sebagai wujud kontribusi untuk peningkatan derajat
kesehatan yang lebih maksimal

31
BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Gambaran Umum Wilayah Kerja


Wilayah kerja UPTD Puskesmas Karangpucung II terdiri dari
daerah pegunungan, daerah dataran dan daerah
bergelombang, dimana tidak semua daerah bisa dilalui dengan
kendaraan roda empat dan atau roda dua baik disaat musim
penghujan maupun musim kemarau. Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Karangpucung II mempunyai wilayah tertinggi dan
terendah. Yaitu wilayah tertinggi adalah Desa Sidamulya dan
wilayah terendah adalah Desa Surusunda

Wilayah kerja UPT Puskesmas Karangpucung II memiliki 7


desa binaan dengan batas wilayah adalah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Kecamatan Cimanggu

Sebelah Utara : Kabupaten Brebes

Sebelah Timur : Kabupaten Banyumas

Sebelah Selatan : Kecamatan Gandrungmangu

Dengan luas wilayah yang mencapai 5.509,7 Km2 dan jumlah


penduduk mencapai 34,512 jiwa, UPT Puskesmas
Karangpucung II mempunyai 7 Desa yaitu Desa Tayem, Desa
Surusunda, Desa Bengbulang, Desa Sidamulya, Desa Ciruyung,
Desa pamulihan, Desa Babakan.

Tata nilai UPTD Puskesmas Karangpucung II memberikan


pelayanan dengan semboyan “CERDAS” yaitu:

32
 CEPAT
Respon terhadap setiap keluhan masyarakat dan tanggapan
terhadap persoalan yang muncul serta dengan respon tim yang
cepat dan tepat sasaran.
 EMPATI (Perhatian)
Dapat memberikan perrhatian maupun rasa peduli dalam
proses pelayanan, kemudian dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian yang tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
 RESPONSIVENESS (Tanggap)
Memberikan pelayanan dengan tanggap, respon yang
tanggap dalam membantu pelanggan dan bersedia memberikan
saran maupun solusi yang tepat dari permasalahan yang
dihadapi pelanggan.
 DEDIKASI (Pengabdian)
Sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan mulia,
dedikasi bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-
cita luhur dan diperlukan adanya keyakinan yang teguh.
 ASSURANCE (Jaminan)
Mencakup kemampuan memberikan rasa kepercayaan yang
tinggi kepada pelanggan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para
staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keraguraguan.
Assurance berpengaaruh terhadap kepuasan konsumen.
 SUITABILITY (Kepantasan)
Setiap penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
Karangpuung II mengedepankan professionalisme dan
kompetensi profesi. Memperhatikan nilai-nilai luhur budaya di
masyarakat

33
2. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
organisasi puskesmas dibentuk dan disusun berdasarkan :

a. Undang – undang No 36 Tentang Kesehatan


b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
c. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap No 18 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kesehatan di Kabupaten
Cilacap
d. Keputusan Bupati Cilacap Nomor 445.4/695/15 Tahun 2016
Tentang Izin Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan Masyarakat Karangpucung II

3. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan dan Sasaran Organisasi


a. Visi
Sebagai Penggerak pembangunan kesehatan
mewujudkan Kecamatan Karangpucung Sehat
b. Misi
1. Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam pembangunan berwawasan
kesehatan.
2. Menyelenggarakan Pelayanan tingkat pertama yang
terjangkau, merata dan berkeadilan.
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui
pemberdayaan UKBM.

34
4. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Karangpucung II

b. Posisi jabatan, tugas, tanggung jawab dan wewenang


Posisi jabatan, tugas, tanggung jawab dan wewenang dalam
organisasi UPTD Puskesmas Karangpucung II sebagai berikut :

1. Kepala Puskesmas
a. Posisi Jabatan
Kepala UPTD merupakan jabatan fungsional yang dijabat
oleh pejabat fungsional tenaga kesehatan yang diberikan
tugas tambahan yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

35
b. Tugas
1) Menyusun program kerja UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat berdasarkan program kerja dan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas;
2) Menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi
perintah tertulis maupun lisan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
3) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya masingmasing untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Melakukan tugas dan kegiatan bidang pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya masing-masing sesuai
dengan program kerja yang telah ditetapkan;
5) Membuat bahan penyusunan konsep kebijakan teknis
pengelolaan UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai
bahan pertimbangan atasan dalam penetapan kebijakan
teknis;
6) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat;
7) Melakukan koordinasi seluruh upaya kesehatan;
8) Mengembangkan sarana pelayanan kesehatan guna
mengoptimalisasikan pelayanan kesehatan masyarakat;
9) Membina kader pembangunan kesehatan, kegiatan
swadaya masyarakat dan peran serta masyarakat;
10) Melakukan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;
11) Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan pelayanan rujukan medik guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
kesehatan masyarakat;

36
12) Menyelenggarakan kegiatan inventarisasi, pendataan dan
pemutakhiran data sebagai bahan analisis kebijakan;
13) Melakukan koordinasi dalam unit kerja, antar unit kerja
dengan lembaga masyarakat dan atau masyarakat terkait,
baik secara formal maupun informal guna mencapai
sinkronisasi pelaksanaan tugas;
14) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan dan petunjuk teknis lainnya di bidang
kesehatan masyarakat untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas;
15) Melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan,
rumah tangga dan perlengkapan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
16) Memeriksa tugas-tugas yang telah dilaksanakan
bawahan;
17) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulanan dan
tahunan UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat;
18) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat;
19) Memberikan penilaian kerja dan prestasi bawahan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
20) Menyampaikan saran dan pertimbangan baik secara lisan
maupun tertulis kepada atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
21) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya

c. Tanggung jawab

Kepala Puskesmas bertanggungjawab untuk menggerakan


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:

37
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat;
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Wewenang
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
10) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

38
11) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
12) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
13) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung;
14) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
15) Melaksanakan rekam medis;
16) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
17) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga
Kesehatan;
18) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
19) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.
2. Kepala Subag Tata Usaha
a. Posisi Jabatan
Kepala subag tata usaha merupakan jabatan struktural eselon
IVb atau jabatan Pengawas bertanggung jawab kepada kepala
UPTD Puskesmas

b. Tugas
1) Menyusun program kerja Subbagian Tata Usaha
berdasarkan program kerja UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat dan Rencana Strategis Puskesmas sebagai
pedoman dalam melaksanakan tugas;

39
2) Menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi
perintah tertulis maupun lisan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
3) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Menyiapkan bahan penyusunan program kerja UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat
5) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan dan petunjuk teknis lainnya di bidang tata usaha
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Melakukan penyiapan bahan pengelolaan urusan
administrasi kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
7) Memeriksa tugas-tugas yang telah dilaksanakan bawahan;
8) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulanan dan tahunan
Subbagian Tata Usaha pada UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat,
9) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan Subbagian
Tata Usaha UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat;
10) Memberikan penilaian kerja dan prestasi bawahan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
11) Menyampaikan saran dan pertimbangan baik secara lisan
maupun tertulis kepada atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
12) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
c. Tanggungjawab
Kepala subbag TU bertanggungjawab mengkoordinir kegiatan
sistem informasi puskesmas, kepegawaian, rumah tangga dan
keuangan

40
d. Wewenang
1) Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan di UPTD
Puskesmas;
2) Mengkoordinasi penyusunan rencana, program dan
anggaran di UPTD Puskesmas;
3) Membina dan memberi dukungan administrasi yang
meliputi sistim informasi puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga dan keuangan;
4) Melaksanakan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
bidang tugasnya;
3. Penanggungjawab Teknis
a. Penanggungjawab UKM esensial dan Keperawatan kesehatan
masyarakat
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan perkesmas
b) Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan dan
perkesmas
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
upaya kesehatan masyarakat esensial yang meliputi
pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS,
Pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA-KB
yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM,
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit,
dan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan
masyarakat esensial yang meliputi pelayanan promosi
kesehatan termasuk UKS, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayana KIA-KB yang bersifat UKM,

41
pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan
pencegahan dan pengenalian penyakit, dan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya

3) Tanggungjawab
a) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat.
b) Melaporkan hasil kegiatan yg meliputi pelayanan
promosi kesehatan termasuk UKS, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayana KIA-KB yang bersifat
UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan
pencegahan dan pengenalian penyakit, dan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kepada
pelaksana pelayanan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan Keperawatan kesehatan masyarakat yaitu
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan
Promosi Kesehatan (PROMKES), Pelayanan Gizi,
Pelayanan Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
(P2P), Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Pelayanan Perkesmas
c) Menerima konsultasi kegiatan kinerja kepada
pelaksana pelayanan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan Keperawatan kesehatan masyarakat yaitu
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan
Promosi Kesehatan (PROMKES), Pelayanan Gizi,

42
Pelayanan Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
(P2P), Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Pelayanan Perkesmas
b. Penanggungjawab UKM Pengembangan
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan
b) Pelaksanaan kebijakan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan
c) Pemberi bimbingan teknis,supervisi dan monitoring
upaya kesehatan masyarakat pengembangan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan Puskesmas yang
dapat meliputi pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, pelayanan kesehatan olah
raga, pelayanan kesehatan indera, pelayanan
kesehatan lansia, pelayanan kesehatan kinerja,
pelayanan kesehatan lainnya
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan
masyarakat pengembangan yang meliputi pelayanan
kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan gigi masyarakat,
pelayanan kesehatan tradisional komplementer,
pelayanan kesehatan olahraga,pelayanan kesehatan
indera,pelayanan kesehatan lansia,pelayanan
kesehatan kerja,pelayanan kesehatan lainnya.
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya

43
3) Tanggungjawab
a) Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan.
b) Melaporkan hasil kegiatan UKM Pegembangan yang
meliputi pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, pelayanan kesehatan
olahraga,pelayanan kesehatan indera,pelayanan
kesehatan lansia,pelayanan kesehatan kerja,pelayanan
kesehatan lainnya.
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
c) Menerima konsultasi kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
c. Penanggungjawab UKP , Kefarmasian, dan Laboratorium
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan UKP, kefarmasian dan
laboratorium
b) Pelaksanaan kebijakan UKP, kefarmasian dan
laboratorium
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
UKP, Kefarmasian dan laboratorium yang meliputi
pelayanan pemeriksaan umum,pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP,
pelayanan gawat darurat, pelayanan gizi yang bersifat

44
UKP, pelayanan persalinan, pelayanan rawat inap
untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap, pelayanan kefarmasian,pelayanan laboratorium
d) Pelakanaan evaluasi dan pelaporan UKP, kefarmasian
dan laboratorium yang meliputi pelayanan pemeriksaan
umum,pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan
KIA-KB yang bersifat UKP,pelayanan gawat darurat,
pelayanan gizi yang bersifat UKP, pelayanan
persalinan,pelayanan rawat inap untuk Puskesmas
yang menyediakan pelayanan rawat inap, pelayanan
kefarmasian, pelayanan laboratorium
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
3) Tanggungjawab
a) Mengkordinasikan kegiatan pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium
b) Melaporkan hasil kegiatan yang meliputi pelayanan
pemeriksaan umum,pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, pelayanan
gawat darurat, pelayanan gizi yang bersifat UKP,
pelayanan persalinan, pelayanan rawat inap untuk
Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap,
pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium
c) Menerima konsultasi kegiatan pelayanan UKP ,
Kefarmasian, dan Laboratorium

d. Penanggungjawab jaringan pelayanan kesehatan dan jejaring


fasilitas pelayanan kesehatan

45
1) Posisi Jabatan
Merupakan pejabat fungsional kesehatan yang diberi tugas
tambahan menjadi penanggungjawab teknis.
2) Tugas
a) Perumusan kebijakan jaringan pelayanan puskesmas
dan jejaring fasilitas kesehatan
b) Pelaksanaan kebijakan kebijakan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas kesehatan
c) Pemberi bimbingan teknis, supervisi dan monitoring
jaringan pelayanan puskesmas yang meliputi
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa,
dan jejaring fasilitas pelayanan.
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan jaringan
pelayanan puskesmas yang meliputi puskesmas
pembantu, puskesmas keliling,bidan desa,dan jejaring
fasilitas pelayanan
e) Pelaksanaan fungsi lain yan diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3) Tanggungjawab
a) Mengkordinasikan kegiatan pelayanan jaringan
pelayanan kesehatan dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
b) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan jaringan
pelayanan puskesmas yang meliputi puskesmas
pembantu, puskesmas keliling,bidan desa,dan jejaring
fasilitas pelayanan
c) Pelaksanaan fungsi lain yan diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya
4) Wewenang
a) Melakukan tugas sesuai pendelegasian wewenang

46
b) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan kinerja
pelaksana upaya kegiatan di puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling dan Bidan Desa
c) Melakukan monitoring kegiatan pelayanan Jejaring
Faskes
d) Menerima konsultasi kegiatan di puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling dan Bidan Desa serta pelayanan
Jejaring Faskes

2. Tugas dan Fungsi Perawat Terampil


Untuk menyelenggarakan pelayanan yang optimal, Perawat
terampil perlu memahami dan melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya menurut Permenpan no 25 tahun 2014 antara lain:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah resiko cidera pada individu dalam
rangka upaya preventif;
5. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya (
melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung daripada kelompok dalam
rangka melakukan upaya preventif;
7. Memberikan oksigenasi sederhana;
8. Memberikan bantuan hidup dasar;
9. Melakukan pengukuran antropometri;
10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi.
11. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;

47
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14. Melakukan fiksasi fisik
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien.
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19. Memandikan pasien;
20. Membersihkan mulut pasien
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasangwarming
blanket)
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawwatan
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan.
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit;
33. Melakukan supervisi lapangan

48
B. Role Model
Dalam kegiatan aktualisasi ini, figur yang menjadi role model
adalah Bapak Susilo,S.Kep Beliau adalah kepala UPTD Puskesmas
Karangpucung II yang memiliki banyak pengalaman di bidang
pelayanan kesehatan. Beliau merupakan sosok yang tegas, cekatan
dan teliti serta mengayomi. Beliau begitu memperhatikan setiap detail
pekerjaan. Semua tertata secara rapi dan hal ini menjadi sumber
inspirasi bagi penulis khusunya dalam melakukan pekerjaan di masa
kini dan masa yang akan datang. Sebelumn beliau menjadi leader di
UPT Puskesmas Sampang.
Kedisiplinan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang beliau
tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang
cocok untuk penulis jadikan role model.

49
BAB IV

LAPORAN HASIL KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Laporan hasil Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan


dengan Substansi Mata Pelatihan.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi, Seriousness,
dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat dikembangkan
menjadi berbagai gagasan/ kegiatan untuk penyelesaian masalah
dengan melibatkan komponen yang ada. Tahap pertama yaitu
identifikasi isu dan penetapan isu telah dijelaskan dalam BAB I.
Selanjutnya dalam BAB IV ini dijelaskan tahap kedua sampai dengan
tahap kelima yaitu gagasan/rencana kegiatan, tahapan kegiatan, output
kegiatan, pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan, pendeskripsian rencana
pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, dan
pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata
pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan
penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
Laporan hasil kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis
selama 30 hari kerja di UPTD Puskesmas Karangpucung II Laporan hasil
kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 4.1 berikut ini :

50
4. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Kurangnya Optimalisasi Pengawasan menelan obat pada pasien Tuberkulosis
Identifikasi Isu : 2. Kurangnya kesadaran tentang manfaat Alat Perlindungan Diri pada pasien Tuberkulosis

Isu yang Kurang Optimalinya Pengawasan Menelan obat pada pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas
diangkat Karangpucung II

Gagasan yang Optimalisasi Pengawasan Menelan Obat pada pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas
diangkat Karangpucung II

1. Mengidentifikasi kondisi pasien Tb paru dan kebiasaan menelan obatnya


2. Mencari informasi mengenai Analisa Beban Kerja petugas pelayanan TB
3. Membuat kartu pengawasan menelan obat
Kegiatan : 4. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan rekan kerja.
5. Mengadakan sosialisasi dengan pengawas minum obat
6. Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya tuberkulosis dan pentingnya
pengawas menelan obat
7. Melakukan Evaluasi dan monitoring terhadap ketaatan minum obat pasien Tuberkulosis

51
5. Pemecahan isu :
4.2 Tabel pemecahan isu
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Melakukan Dengan adanya Dalam
a. Akuntabilitas
pendataan identifikasi kegiatan
a. Tersedianya Data Melakukan
jumlah penderita Tb dan indentifikasi
identifikasi pasien
penderita TB Tertulis berupa pengawas minum ini
TB dengan jelas
dan pengawas register Pasien obat sebagai terkandung
sesuai dengan
minum obat tuberkulosis paru awalan kegiatan hal nilai
klasifikasinya
selama periode ini merupakan Responsive
berdasarkan
3 bulan cerminan dari ness
Mengidentifikasi klasifikasinya b. Komitmen Mutu
profesionalitas kita
kondisi pasien Tb Melaksanakan
dalam bekerja yang
paru dan pendataan dan
sesuai dengan
1 kebiasaan pengelompokan
salah satu misi
menelan obatnya jenis klasifikasi
yakni
( SKP) secara efektif dan
b. Melakukan b. Tersedianya Data Menyelenggarakan
efisien
pendataan akurat tentang pelayanan tingkat
/kinerja pertama yang
kegiatan Pengawas c. Anti korupsi
pengawas terjangkau, merata
Menelan Obat Dalam
minum obat dan berkeadilan
(PMO) selama 3 menjalankan tugas
selama
mengindentifikasi
mengenai bulan lalu
harus dilakukan
kegiatan
dengan jujur
periode 3 bulan

52
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Meminta data a. Tersedianya Print a. Nasionalisme Mencari informasi Kegiatan
beban keja out Data Analisa Melakukan mengenai beban mencari
petugas Beban kerja kegiatan diskusi kerja Petugas TB informasi
pelayanan TB Pegawai bersama Ka.Sub kepada bagian tata merupakan
ke Ka.Sub Tata Bag TU dengan usaha juga penguatan
Usaha Musyawarah merupakan nilai yang
mufakat (Sila ke profesionalitas kita mendukung
4 Pancasila) dalam memperoleh Dedikasi
Mencari informasi
data kepada
mengenai beban
b. Etika publik sumber yang
kerja petugas
2 Mencari sumber memiliki wewenang
pelayanan TB
data dengan hal ini sesuai
(SKP)
cermat dan teliti dengan misi
Menyelenggarakan
b. Tersedianya Buku
b. Menginventarisi c. Akuntabilitas pelayanan tingkat
kegiatan dan terisi
r beban kerja Meminta pertama yang
beban kerja petugas
petugas Tb ke kejelasan tentang terjangkau merata
pelayanan TB
buku kegiatan analisa beban dan berkeadilan
kerja ke Tata
Usaha

Membuat kartu 1. Mendiskusikan 1. Tersedianya Kartu a. Komitmen mutu Membuat kartu Dalam
pengawasan dengan dengan desain Melakukan pengawasan dalam kegiatan ini
3.
menelan obat petugas TB agar mudah inovasi meminum obat terdapat
yang berisi jadwal tentang desain dimengerti pembuatan kartu yang berisi waktu, nilai

53
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
minum obat, jenis kartu pengawas pengawas menelan pengawas dosis, efek samping penguatan
obat, efek menelan obat. obat menelan obat obat dan organisasi
samping obat dan keterangan berupa
keterangan 2. Menyiapkan 2. Tersedianya b. Akuntabilitas merupakan upaya Responsive
pengawas sarana dan sarana Kartu pengawas untuk merekam ness
menelan obat prasarana prasarana menelan obat kinerja kita dalam
(Inovasi) pembuatan kartu digunakan untuk pelayanan hal ini
mencatatat waktu berkontribusi dalam
3. Membuat pasien profesionalitas kita
konsep Tuberkulosis sesuai misi
3. Tercetaknya
kartu dalam minum Menyelenggarakan
Kartu
pengawas obat agar tetap pelayanan tingkat
menelan obat
menelan konsisten. pertama yang
obat terjangkau merata
c. Anti Korupsi dan berkeadilan
4. Meminta Kartu ini dibuat
persetujuan sbagai
pimpinan tangggungjawab
4. Disetujuinya
untuk PMO terhadap
kegiatan dan pasien TB
melaksanak
tanggal
an
pelaksanaan
sosialisasi
Sosialisasi
yang
bertujuan
meningkatk

54
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
an kinerja
PMO

a. Akuntabilitas Melakukan Dalam


1. Menjelaskan Menjelaskan sosialisasi dengan kegiatan ini
kepada rekan kerja 1. Meningkatnya mengenai rekan kerja terdapat
mengenai kartu pengetahuan program yang mengenai program nilai
pengawas obat pengisian kartu PMO akan yang akan penguatan
diacara lokakarya pada karyawan dilaksanakan agar dilaksanakan serta organisasi
mini Puskesmas puskesmas kita dapat berkoordinasi untuk berupa
Melakukan melaksanakan menjalin kerjasama Responsibi
sosialisasi tugas dengan yang baik demi liti
4 dengan rekan konsisten tercapainya
kerja (SKP) 2. Melaksanakan b. Nasionalisme program tersebut
koordinasi dengan 2. Meningkatnya Dengan ,hal ini berkontribusi
rekan kerja untuk komitmen kerjasama sosialisasi dapat dalam
menjadi pendampingan menyamakan meningkatkan visi
pembimbing Pengawas Minum persepsi dan Sebagai
Pengawas minum Obat oleh tenaga menimbulkan rasa penggerak
obat dimasing- kesehatan kebersamaan dan pembangunan
masing desa persatuan dalam kesehatan

55
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
mencapai tujuan mewujudkan
c. Etika Publik kecamatan
3. Melaksanakan Dalam karangpucung
kerjasama petugas pelaksanaan sehat
kesehatan pembina sosialisasi dapat
3. Terciptanya
wilayah dengan mengasah
kerjasama yang baik
PMO tentang kemampuan
pengawas menelan berperilaku yang
obat baik, sopan
santun terhadap
sesama perawat
sosialisasi dengan Dalam
Melakukan 1. Persiapan a. Akuntabilitas kegiatan ini
1. Tersedianya pengawas menelan
sosialisasi sarana dan Menjelaskan terdapat
sarana prasarana, obat mengenai
dengan prasarana mengenai nilai
5 materi pemaparan program yang akan
Pengawas untuk program yang penguatan
siap, melalui kartu dilaksanakan serta
menelan obat pertemuan akan organisasi
menelan obat berkoordinasi untuk
sosialisasi dilaksanakan agar menjalin kerjasama berupa

56
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
2. Menjelaskan kita dapat yang baik demi Dedikasi
kepada 2. Meningkatnya melaksanakan tercapainya
Pengawas kerjasama PMO tugas dengan program tersebut
menelan obat dengan pasien TB konsisten berkontribusi dalam
mengenai dan petugas meningkatkan visi
optimalisasi kesehatan. Sebagai
pengawasan d. Nasionalisme penggerak
menelan obat Dengan pembangunan
pasien sosialisasi dapat kesehatan
tuberkulosis menyamakan mewujudkan
persepsi dan kecamatan
menimbulkan karangpucung
rasa sehat
kebersamaan dan
3. Meningkatkan
3. Mendiskusikan persatuan dalam
kepercayaan dan
diakhir acara mencapai tujuan
pengetahuan PMO
tentang rencana
tentang
tindak lanjut
dipertemuan
berikutnya

57
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
a. Nasionalisme Menginformasikan Dalam
1. Membuat Dengan PMO kepada kegiatan
Satuan Acara menginformasikan masyarakat informasi
1. Meningkatnya
Penyuluhan ( program PMO di memberikan program
pengetahuan
SAP) ruang public kontribusi terhadap pelayanan
Pengawas minum
seluruh lapisan tercapinya misi Tuberkulosi
obat,
masyarakat bisa Menggerakkan s
menikmatinya dan meningkatkan terkandung
sesuai dengan partisipasi aktif nilai
Mensosialisasikan sila ke lima masyarakat dalam organisasi
bahaya mengenai pembangunan melayani
6 tuberkulosis keadilan sosial berawasan dengan
kepada bagi seluruh kesehatan. Empati
masyarakat rakyat Indonesia tanpa
2. Berkonsultasi 2. Saran masukan memandang
dengan atasan dan petunjuk dari b. Komitmen Mutu status sosial
untuk meminta atasan. Melaksanakan
persetujuan desain yang
menarik
merupakan
sebuah inovasi

58
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
c. Akuntabilitas
Dalam kegiatan
3. Meningkatnya
menyampaikan
3. Melaksanakan pengetahuan
informasi kepada
penyuluhan masyarakat
masyarakat
tentang Pengawas tentang
dilakukan secara
menelan obat tuberkulosis dan
tanggungjawab
pengawas
dan secara
menelan obat
transparan

1. Melakukan analisa A. Komitmen Mutu Melakukan evaluasi Dalam


Tersedianya
kinerja dalam Mengevaluasi dan monitoring kegiatan ini
data/laporan ketaatan
melaksanakan program terhadap kegiatan terdapat
minum obat pasien oleh
program merupakan adalah upaya kita nilai
PMO dan petugas
Pengawas kegiatan dalam untuk terus penguatan
Melakukan kesehatan
Menelan Obat meningkatkan menajaga mutu organisasi
evaluasi dan
mutu pelayanan yang ingin kita dalam
monitoring
7 B. Akuntabilitas capai, dan bidang
terhadap 2. Mengkoordinasi
Evaluasi peningkatan Assurance
Pengawas Minum Pasien
Tersedianya laporan diperlukan untuk pelayanan hal ini
Obat (SKP) Tuberkulosis Paru
kepatuhan minum obat tetap menjaga berkontribusi
agar teratur dalam
pasien Tuberkulosis. kinerja kita tetap dengan misi
pengambilan dan
konsisten dan Menyelenggarakan
terapi minum obat
tidak menurun Pelayanan Tingkat
pertama yang

59
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
N0. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
C. Komitmen mutu terjangkau, merata
Melakukan dan berkeadilan
evaluasi dan
monitoring
berorientasi
pada mutu

60
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.3. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Minggu Habituasi Ke -

No Kegiatan Mei 2019 Portofolio / Bukti Kegiatan

1-4 6 - 11 13 - 18 20 - 25 27 - 31

1. Mengidentifikasi kondisi Dokumen Tertulis/


pasien Tb paru dan
register Pasien
kebiasaan menelan obatnya
Tuberkulosis

2. Mencari informasi mengenai Data print out Analisa


beban kerja petugas beban kerja
pelayanan TB Pegawai,
foto pertemuan,
notulen pertemuan
3. Membuat kartu pengawas Foto,Video
menelan obat
Kartu pengawasan
menelan obat

4. Melakukan sosialisasi dan Undangan sosialisasi,


koordinasi dengan rekan

61
kerja Notulensi, Foto, Daftar
hadir, komitmen perjanjian
petugas kesehatan
pengampu wilayah dengan
PMO

5. Mengadakan sosialisasi Undangan Sosialisasi,


dengan pengawas menelan Notulensi hasil sosialisasi,
obat
Foto kegiatan, Daftar hadir,
blangko kesepakatan PMO

6. Menginformasikan kepada Undangan pertemuan


masyarakat tentang bahaya Sosialisasi, Foto Kegiatan
tuberkulosis dan pentingnya
pengawas menelan obat Sosialisasi, Daftar hadir
Kegiatan, Notulen
pertemuan.

7 Melakukan evaluasi dan Dokumen analisa terisinya


monitoring terhadap kegiatan kartu pengawas menelan
obat secara tepat

62
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi dan
kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh penulis. Sehingga terdapat
kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan laporan hasil
aktualisasi. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuat rencana antisipasi dan strategi
dalam menghadapi kendala yang mungkin terjadi. Rencana antisipasi dan
strategi menghadapi kendala dijelaskan dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala

Kendala yang Antisipasi dan Strategi


No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
Mengidentifikasi kondisi
Waktu identifikasi
pasien TB Paru dan Berangkat lebih awal
bersamaan
1 kebiasaan menelan dari jadwal yang telah
dengan kegiatan
obatnya ditentukan
pelayanan
Mencari informasi Pegawai bagian
mengenai beban kerja tata usaha Membuat janji sebelum
2
petugas pelayanan TB sedang tidak ada diadakan pertemuan
di tempat
Konfirmasi terlebih
dahulu tentang
Keterbatasan
Membuat Kartu ketersediaan ATK dan
3 konsep dan
pengawasan menelan obat bpelajari konsep lebih
keterbatasan
matang.
ATK
Waktu sosialisasi
Melakukan sosialisasi dan bersamaan
Melakukan sosialisasi
4 koordinasi dengan rekan dengan waktu
diluar jam pelayanan
kerja pelayanan

Waktu sosialisasi
berbenturan Koordinasi
Mengadakan sosialisasi dengan acara di sebelumnya ke desa
5 dengan pengawas desa atau tentang pemilihan
menelan obat pertemuan rutin tanggal sosialisasi

63
informasi juga bisa
Menginformasikan kepada Tidak semua disampaikan dengan
masyarakat tentang masyarakat menarik dan dalam
6 bahaya tuberkulosis dan berminat acara pertemuan rutin
pentingnya pengawas terhadap di desa
menelan oba sosialisasi ini

Waktu evaluasi
Melakukan evaluasi dan bersamaan
Melakukan evaluasi
7 monitoring terhadap dengan waktu
diluar jam pelayanan
kegiatan pelayanan

64
BAB IV

HASIL KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. HASIL AKTUALISASI DAN HABITUASI

Tabel 4.1 Kegiatan 1 Mengidentifikasi kondisi pasien TB Paru dan kebiasaan


menelan obatnya.
KEGIATAN I

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien


TB di UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan
Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB
Isu di UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Melakukan pendataan jumlah penderita TB dan
pengawas minum obat selama periode 3 bulan

Tanggal 1 Mei s/d 4 mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Identifikasi Kebiasaan menelan obat pada Pasien TB dilakukan


dengan melakukan observasi kebiasaan minum obat, mempelajari serta
mencatatat kategori pasien Tb dan terapinya.. Sehingga data Penderita
Tuberkulosis yang ada sudah valid. Data yang telah valid ini memudahkan
untuk penanganan terhadap kasus Pengawasan menelan obat

2. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan pendataan jumlah penderita TB dan pengawas minum obat


selama periode 3 bulan
b. Melakukan pendataan /kinerja pengawas minum obat selama mengenai
kegiatan periode 3 bulan

65
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Etika Publik

Merekap status pasien TB yang ada di wilayah puskesmas Karangpucung II


dengan teliti

2. Akuntabilitas

Menilai Status menelan obat pasien Tuberkulosis dengan transparansi

3. Anti Korupsi

Menyampaikan hasil pengamatan status pasien TB tanpa ada yang


disembunyikan ( Jujur )

4. Nasionalisme

Melakukan diskusi dengan petugas TB secara musyawarah mufakat

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung misi:


Menyelenggara pelayanan tingkat pertama yang terjangkau merata dan
berkeadilan

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Responsiveness Bahwa dalam memberikan
pelayanan dengan tanggap, respon yang diberikan sesuai kebutuhan pelanggan

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

a. Sedikitnya waktu untuk melakukan pelacakan kasus TB tersebut.


b. Minggu pertama Peserta harus menyelesaikan laporan dan pelaksanaan
kegiatan yang didanai BOK.

66
2. Strategi mengatasi kendala

a. Memperbaiki manajemen waktu untuk dapat melaksanakan Pelacakan

b. Melaksanakan identifikasi di luar jam kerja

F. Bukti-Bukti Capaian Akualisasi

1. Melakukan pendataan jumlah penderita TB dan pengawas minum obat selama


periode 3 bulan

67
2. Melakukan pendataan /kinerja pengawas minum obat selama mengenai
kegiatan periode 3 bulan
pasien TB berdasarkan Kategori terlampir.

Tabel 4.2 Kegiatan 2 Mencari Informasi Analisa Beba Kerja Petugas


Pelayanan TB

KEGIATAN 2

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien


TB di UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


Isu UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Mencari informasi Analisa Beban Kerja petugas TB

Tanggal 1 Mei s/d 4 mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan mencari informasi ABK Petugas TB dilakukan untuk mengetahui


beban kerja yang harus dilaksanakan petugas TB sehingga mempengaruhi
kinerja di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karangpucung II. Hal ini
diharapkan dapat memudahkan dalam melakukan tindak lanjut untuk
mengoptimalkan pengawasan menelan obat pasien TB

68
2. Tahapan Kegiatan

a. Meminta data beban kerja petugas pelayanan TB ke Ka.Sub Tata Usaha


b. Menginventarisasi beban kerja petugas TB ke buku Kegiatan
c. Mencetak ABK petugas pelayanan TB

B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Nasionalisme

Melakukan diskusi ketika menghadap Ka.sub bag Tata Usaha secara


Musyawarah Mufakat

2. Akuntabilitas

Meminta kejelasan tentang Analisa Beban kerja

3. Etika Publik

Meminta Print Out ABK Petugas pelayan TB dengan sopan

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung misi:


Menyelenggara pelayanan tingkat pertama yang terjangkau merata dan
berkeadilan

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Dedikasi Bahwa dalam memberikan
pelayanan dengan seluruh kemampuan dan sarana prasarana yang tersedia

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

69
a. Kurangnya pengetahuan peserta tentang ABK.
b. Beban kerja petugas TB yang tidak sesuai dengan ABK
2. Strategi mengatasi kendala

c. Meminta penjelasan ke Ka.Sub Bag Tata Usaha mengenai ketidaktahuan


tentang ABK.

d. Menunggu kebijakan kepala Puskesmas tentang pembagian tugas


karyawan lebih lanjut.

F. Bukti-Bukti Capaian Akualisasi

1. Meminta data Analisa Beban kerja ke Ka. Sub bag Tata Usaha

70
2. Menginventarisir beban kerja petugas TB ke buku kegiatan
Analisa Beban kerja petugas TB atas nama Arif Budhi Satriyo, AMK terlampir

71
Tabel 4.3 Kegiatan 3 Membuat Kartu Pengawasan Menelan Obat yang berisi
jadwal minum obat,jenis obat, efek samping obat dan keterangan
pengawas obat.
KEGIATAN 3

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien


TB di UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Membuat Kartu Pengawasan Menelan Obat yang
berisi jadwal minum obat,jenis obat, efek samping
obat dan keterangan pengawas obat.

Tanggal 6 Mei s/d 8 mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan membuat kartu Pengawasan Obat dilakukan sebagai inovasi


pelayanan pasien Tb yang berfungsi membantu pasien dan pengawas obat
dalam meningkatkan kepatuhan jam minum obat TB.

2. Tahapan Kegiatan

a. Mendiskusikan dengan petugas TB tentang desain kartu Pengawas menelan


Obat
b. Menyiapkan sarana dan prasarana
c. Membuat konsep kartu pengawasan menelan obat
d. Meminta persetujuan mentor untuk melaksanakan sosialisasi yang bertujuan
meningkatkan kinerja PMO

B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Komitmen Mutu

Melakukan inovasi pembuat kartu pengawas menelan obat

72
2. Akuntabilitas
Tujuan pembuatan kartu agar pasien konsisten dalam meminum obat
3. Anti Korupsi
Kartu dibuat sebagai tanggungjawab PMO terhadap pasien Tuberkulosis.

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung misi:


Menyelenggara pelayanan tingkat pertama yang terjangkau merata dan
berkeadilan

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Responsiveness bahwa dalam memberikan
pelayanan dengan tanggap, respon yang diberikan sesuai kebutuhan pelanggan

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

a. Keterbatasan jumlah sarana prasarana


b. Pengisian kartu pengawas menelan Obat tidak kontinyu
2. Strategi mengatasi kendala

a. Cetak Kartu sesuai jumlah pasien ditambah 5 buah buat stok.

b. Menjelaskan kepada PMO tentang keuntungan pencatatan yang baik.

F. Bukti-Bukti Capaian Akualisasi

1. Mendiskusikan dengan petugas TB tentang desain kartu Pengawas


menelan obat

73
2. Menyiapkan Sarana dan prasarana
3. Membuat konsep kartu pengawasan menelan obat
4. Meminta persetujuan pemimpin untuk melaksanakan sosialisasi yang bertujuan
meningkatkan kinerja PMO

74
75
Tabel 4.4 Kegiatan 4 Melakukan Sosialisasi dengan rekan Kerja

KEGIATAN 4

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien


TB di UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


Isu UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Melakukan sosialisasi dengan rekan kerja

Tanggal 9 mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi dengan rekan kerja dilakukan untuk menambah


pengetahuan dan meminta kerjasama rekan sejawat terutama
penanggungjawab wilayah untuk mengawasi ketaatan menalan obat pada
pasien tuberkulosis.

2. Tahapan Kegiatan

a. Menjelaskan kepada rekan kerja mengenai Kartu pengawasan menelan


obat di acara lokakarya mini puskesmas
b. Melaksanakan koordinasi dengan rekan kerja untuk menjadi pembimbing
Pengawas menelan obat di masing-masing desa.
c. Melaksanakan kerjasama petugas kesehatan pembina wilayah dengan
PMO tentang pengawas menelan obat

C. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Akuntabilitas

Menjelaskan dan mengharapkan tugas dikerjakan dengan konsisten

76
2. Nasionalisme
Menyamakan persepsi pola pikir dan menimbulkan rasa kebersamaan dan
persatuan dalam mencapai tujuan
3. Etika Publik
Dalam menyampaikan pemaparan di depan karyawan lain dengan tetap
mempertahankan sopan santun.

D. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung Visi:


Sebagai penggerak pembangunan kesehatan mewujudkan kecamatan
karangpucung sehat

E. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu suitability bahwa dalam memberikan
pelayanan mengedepankan professionalisme dan kompetensi profesi

F. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

a. Peserta lokakarya mini kurang memperhatikan penyampaian materi


b. Kekhawatiran penjelasan kurang bisa dimengerti oleh peserta lokmin
2. Strategi mengatasi kendala

a. Ciptakan penyajian yang menarik

b. Menyediakan sesi tanya jawab

G. Bukti-Bukti Capaian Aktualisasi

1. Menjelaskan kepada rekan kerja mengenai Kartu pengawasan menelan


obat di acara lokakarya mini puskesmas

77
2. Melaksanakan koordinasi dengan rekan kerja untuk menjadi pembimbing
Pengawas menelan obat di masing-masing desa.
3. Melaksanakan kerjasama petugas kesehatan pembina wilayah dengan
PMO tentang pengawas menelan obat

78
Tabel 4.5 Kegiatan 5 Melakukan Sosialisasi dengan Pengawas Menelan Obat

KEGIATAN 5

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien TB di


UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


Isu UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Melakukan sosialisasi dengan Pengawas Menelan Obat

Tanggal mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi dengan Pengawas Menelan Obat (PMO) dilakukan


untuk menambah pengetahuan PMO serta membentuk kerjasama yang baik
dalam rangka meningkatkan penyembuhan pasien tuberkulosis.

2. Tahapan Kegiatan

a. Persiapan sarana dan prasarana untuk pertemuan sosialisasi


b. Menjelaskan kepada pengawas menelan obat mengenai optimalisasi
pengawasan menelan obat pasien Tuberkulosis.
c. Mendiskusikan di Akhir acara tentang rencana tindak lanjut dipertemuan
berikutnya.

B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Akuntabilitas

Menjelaskan dan mengharapkan kerjasama dilakukan dengan konsisten

2. Nasionalisme
Menyamakan persepsi pola pikir dan menimbulkan rasa kebersamaan dan

79
persatuan dalam mencapai tujuan
3. Etika Publik
Dalam menyampaikan pemaparan dilakukan dengan sopan dan santun

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung Visi:


Sebagai penggerak pembangunan kesehatan mewujudkan kecamatan
karangpucung sehat

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Dedikasi bahwa dalam memberikan pelayanan
secara optimal sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

a. Pengawas Menelan Obat takut tertular TB


b. Pasien TB terkadang acuh tak acuh terhadap PMO
2. Strategi mengatasi kendala

a. Menjelaskan batasan-batsan dan cara menjaga tidak tertular TB

b. Berikan pengertian tentang dampak positif adanya PMO

F. Pengalaman baru yang di dapat

1. Dalam merencanakan kegiatan apapun pasti terdapat banyak kemungkinan-


kemungkinan yang tidak diharapkan sehingga diperlukan rencana tambahan
untuk menyelesaikannya.
2. Membangun komunikasi yang baik antara beberapa pihak terkait adalah
suatu hal yang penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.

80
G. Lampiran Kegiatan 5

1. Foto Kegiatan
2. Undangan rapat.
3. Surat kerjasama PMO dengan petugas kesehatan
4. Notulen rapat

81
Tabel 4.6 Kegiatan 6 Mensosialisasikan Bahaya Tuberkulosis kepada
masyarakat

KEGIATAN 6

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien TB di


UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


Isu UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Mensosialisasikan Bahaya Tuberkulosis kepada
masyarakat
Tanggal 2 mei s/d18 Mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi Bahaya tuberkolosis di kalangan masyarakat dilakukan


untuk menurunkan kematian TB, menambah pengetahuan masyarakat
tentang Tuberkulosis serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal

2. Tahapan Kegiatan

a. Persiapan sarana dan prasarana untuk pertemuan sosialisasi


b. Menjelaskan kepada pengawas menelan obat mengenai optimalisasi
pengawasan menelan obat pasien Tuberkulosis.
c. Mendiskusikan di Akhir acara tentang rencana tindak lanjut dipertemuan
berikutnya.

B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Nasionalisme

Dengan sosialisasi di masyarakat seluruh masyarakat mendapatkan


pengetahuan yang sama sesuai sila ke lima Keadilan Sosial bagi seluruh

82
rakyat indonesia.

2. Komitmen mutu
Inovasi penyampaian yang menarik sewaktu sosialisasi.
3. Akuntabilitas
Dalam menyampaikan pemaparan dilakukan secara tanggung jawab dan
transparan

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung Misi:


Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan berwawasan kesehatan

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Empati bahwa dalam memberikan pelayanan
secara optimal tanpa memandang tingkatan status sosial dalam masyarakat.

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

a. Peserta yang datang sedikit


b. Peserta yang didominasi lansia kurang fokus dalam acara
2. Strategi mengatasi kendala

a. Pelaksanaan kegiatan bersama dengan kegiatan lain

b. Adakan acara di awal kegiatan, kader posyandu/lansia diberi


pengetahuan lebih

F. Pengalaman baru yang di dapat

Dengan mengaktualisasi dan habituasikan nilai-nilai dasar ANEKA kita

83
sebagai ASN jangan bersikap kaku dalam pelaksanaan kegiatan tapi lebih
fleksibel dengan situasi dan kondisi agar lebih produktif.
G. Lampiran Kegiatan 6

1. Undangan Sosialisasi
2. Foto Kegiatan
3. Daftar hadir sosialisasi
4. Notulen sosialisasi

84
Tabel 4.7 Kegiatan 7 Melakukan Evaluasi dan monitoring terhadap Pengawas
Minum Obat

KEGIATAN 7

Isu Kurang Optimal pengawas menelan obat Pasien TB di


UPTD Puskesmas Karangpucung II

Gagasan Pemecahan Optimalisasi Pengawas Menelan Obat Pasien TB di


Isu UPTD Puskesmas Karangpucung II
Kegiatan Melakukan Evaluasi dan monitoring terhadap Pengawas
Menelan Obat

Tanggal 2 mei s/d 25 Mei 2019

A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang Telah Dilaksanakan

1. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi Bahaya tuberkolosis di kalangan masyarakat dilakukan


untuk menurunkan kematian TB, menambah pengetahuan masyarakat
tentang Tuberkulosis serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal

2. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan analisa kinerja dalam melaksanakan program PMO


b. Mengkoordinasi pasien Tuberkulosis paru agar teratur dalam pengambilan
dan terapi minum obat.

B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Aneka

1. Akuntabilitas

Evaluasi diperlukan untuk tetap menjaga kinerja kita tetap konsisten dan
tidak menurun

2. Komitmen mutu
Melakukan evaluasi dan monitoring berorientasi pada mutu.

85
3. Anti korupsi
Hasil akhir penilaian dilakukan secara jujur.

C. Kontribusi/Manfaat Kegiatan bagi Visi dan Misi Organisasi

Kegiatan ini mendukung Misi:


Menyelenggarakan pelayanan tingkat pertama yang terjangkau merata dan
berkeadilan

D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Aktualisasi Nilai-nilai organisasi dalam kegiatan ini memperkuat nilai UPTD


Puskesmas Karangpucung II yaitu Assurance bahwa dalam memberikan
pelayanan secara optimal mampu memberikan rasa kepercayaan yang tinggi.

E. Kendala/Hambatan yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

1. Kendala/Hambatan

Bingung dalam menentukan cara mengevaluasi tingkat kepatuhan menelan


obat pasien Tuberkulosis di UPTD Puskesmas Karangpucung II
2. Strategi mengatasi kendala

Konsultasi kepada mentor dan Pemegang program TB dalam menentukan


cara mengevaluasi tingkat kepatuhan menelan obat pasien Tuberkulosis di
UPTD Puskesmas Karangpucung II
F. Pengalaman baru yang di dapat

Dengan mengaktualisasi dan habituasikan nilai-nilai dasar ANEKA kita


sebagai ASN harus meningkatkan whole of goverenment untuk mencapai
hasil yang diharapkan.
G. Lampiran Kegiatan 7

1. Dokumen SOP tentang pelayanan pasien TB


2. Terisinya kartu pengawasan obat

86
3. Tercapainya cheklist/kuesioner tentang kebiasaan menelan obat

B. MATRIKS AKTUALISASI DAN HABITUASI


Proporsi penerapan nilai-nilai dasar ASN direkap dalam Tabel 4.8 berikut
ini:
Proporsi Aktualisasi
No Kegiatan Nilai-nilai Dasar ASN
A N E K A
Mengidentifikasi kondisi pasien TB dan
1. kebiasaan menelan obatnya 2 2 1

Mencari Informasi mengenai beban


2. kerja petugas pelayanan TB 1 1 2 0

3. Membuat Kartu PMO


2 1 1
4. Melakukan sosialisasi dengan rekan
kerja 1 1 2 0 0

5. Melakukan sosialisasi dengan PMO


1 1
6. Mensosialisasikan bahaya penyakit
Tuberkulosis pada masyarakat 1 1 1

7. Melakukan evaluasi dan monitoring


terhadap PMO 1 2

Jumlah

Prosentase (%)

Proporsi penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan kegiatan


adalah sebagai berikut

87
88
89
90
91
BAB V
PENUTUP

Langkah awal dari implementasi aktualisasi adalah laporan hasil


aktualisasi, Laporan hasil ini memetakan isu yang yang terjadi serta kegiatan
sebagai jawaban isu yang akan di aktualisasikan di tempat kerja nanti nya
secara khusus dalam hal ini Pelayanan Pasien Tuberkulosis UPTD Puskesmas
Karangpucung II. Laporan hasil aktualisasi ini lebih memfokuskan pelaksanaan
minum obat di rumah dikarenakan mayoritas terjadi kegagalan pengobatan
pasien TB adalah ketidakpatuhan minum obat dirumah. Selain itu ketidaktahuan
masyarakat tentang efek samping meminum obat menyebabkan masyarakat
menghentikan minum obatnya.
Dampak yang terjadi dengan tidak termonitornya pengawasan Minum
obat menyebabkan angka kegagalan Tuberkulosis meningkat. Peningkatan
kegagalan Tuberkulosis menyebabkan penularan penyakit dan kematian.
Dalam hal ini juga mencoba menganalisis kegiatan mensingkronisasikan
nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi.
Selain penyerapan nilai dasar ASN Laporan hasil aktualisasi ini juga
memetakan kontribusinya terhadap misi organisasi dan tata nilai UPTD
Puskesmas Karangpucung II. Tujuan dari penyusunan laporan hasil ini untuk
memberikan gambaran tentang apa yang akan di aktualisasi kan selama
proses habituasi.
Pentingnya penyusunan laporan hasil aktualisasi dan habituasi ini
diharapakan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan sembilan kegiatan
aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan
tersebut mengalami kendala sehingga laporan hasil kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh sebab itu
Penulis berharap agar laporan hasil aktualisasi di UPTD Puskesmas
Karangpucung II bisa berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang telah
diusun dengan dukungan segenap pihak.

92
DAFTAR PUSTAKA

93
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latsar Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of government: Modul Pendidikan


dan Pelatihan LatihanDasarCalon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pendidikan dan


Pelatihan LatihanDasarCalon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. PelayananPublik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan LatihanDasarCalon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

LembagaAdministrasi Negara. 2017.


Habituasi:ModulPendidikandanPelatihanLatihanDasarCalon PNS.
Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.

Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.

94
Lampiran Biodata
a. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rita Dwi Anggraeni, AMK

Formasi
2 Perawat Terampil
Jabatan

4 NIP 19850128 201902 2 002

Tempat dan
6 Cilacap, 28 Januari 1985
Tanggal Lahir

Jl Kaliurang Km 4,5 Gg Pandega Marga 3


7 Alamat Rumah no 445D Kumpulsari Manggung Depok
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor
8 085747515262
Telepon/Fak/Hp
Jalan raya Surusunda no 17 Desa
9 Alamat Instansi Surusunda Kec. Karangpucung, Kab.
Cilacap
Nomor
10 082137704165
Telepon/Fax

11 Alamat e-mail rita.dwi.anggraeni@gmail.com

b. Riwayat Pendidikan

Tahun
Nama Sekolah Jurusan
Lulus

SD NEGERI SARDONOHARJO II 1997 -

SLTP N II NGAGLIK 2000 -

SMU N II NGAGLIK 2003 IPA

AKPER WIYATA HUSADA YOGYAKARTA 2006 D-III KEPERAWATAN

95

Anda mungkin juga menyukai