Disusun Oleh:
Nama : Murtanto Sahikalisma, S.Kom
NIP : 19901226 201903 1 011
Jabatan : Pranata Komputer Ahli Pertama
OLEH:
Suwarlin, SKM, M.Pd Indah Etik Rinawati, SE dr. Nine Luthansa, MPH
ii
KATA PENGANTAR
iii
8. Rekan-rekan CPNS Golongan III Angkatan VIII tahun 2019
peserta Latsar Bapelkes Semarang yang saling medukung dan
membantu selama kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) berlangsung.
9. Pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Demikian rancangan aktualisasi ini dibuat, semoga rancangan aktualisasi ini dapat
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bisa membangun dan memperbaiki penulisan rancangan
aktualisasi ini.
iv
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………….. v
Daftar Tabel…………………………………………………………………...vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Tujuan………………………………………………………………….. 2
A. Unit Kerja……………………………………………………………... 30
B. Isu Yang Diangkat…………………………………………….............. 31
C. Dampak Jika Isu Tidak Terpecahkan…………………………………. 35
D. Gagasan Pemecahan Isu……………………………………………… 36
E. Matriks Kegiatan Yang Akan Dilakukan…………………………....... 39
F. Analisis Dampak Kegiatan……………………………………………. 50
G. Analisis Dampak Jika ANEKA Tidak Diterapkan Pada Tugas Dan
Jabatan………………………………………………………………… 50
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 52
v
B. Saran………………………………………………………………….. 53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 55
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memiliki kompetensi, kualifikasi dan kinerja yang memadai dalam
menunjang tugas dan tanggung jawabnya. Dalam proses pelatihan setiap
peserta akan diajarkan dan dibimbing tentang sikap dan perilaku, nilai-nilai
dasar ASN (ANEKA), Manajemen ASN dan Whole Of Government.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2
dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi).
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
B. Nilai-Nilai Organisasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memiliki tiga
unsur kekaryaan yaitu Tirta, Wisma (Cipta), dan Marga. Seluruh Unit
Pelaksana Teknis di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang menjunjung tinggi nilai, antara lain :
1) Bekerja Keras
Setiap aparatur sipil negara harus memiliki etos kerja sehingga akan selalu
berupaya meningkatkan hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya serta mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya sebaik-baiknya.
2) Bergerak Cepat
Setiap aparatur sipil negara harus tanggap baik dalam memberikan layanan
prima kepada stakeholder dan masyarakat juga dalam menyelesaikan semua
kegiatan dan pekerjaan.
3) Bertindak Tepat
Setiap aparatur sipil negara sesuai dengan kompetensinya yang handal harus
dapat mengidentifikasi dan menganalisa setiap permasalahan yang timbul
serta mampu memecahkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
tepat sesuai dengan tingkat urgensinya sehingga mampu memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya baik kepada organisasi dan masyarakat luas.
5
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat kepada birokrasi
akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai
kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship), adalah hubungan antara dua belah pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented). Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting). Dengan memberikan laporan kinerja
berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu
memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences). Akuntabilitas adalah
kewajiban, kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance). Tujuan utama dari akuntabilitas adalah
6
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat
luas. Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melapor “kesamping” kepada pejabat lainnya dan lembaga
negara.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder :
1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya
sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara
individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan
instansinya sebagai pemberi wewenang.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya atas kerja sama kelompok,
maka pembagian kewenangan dan semangat kerja sama yang
7
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi memainkan peranan penting dalam tercapainya kinerja
organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh
individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan, pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi
akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang
adil, responsif dan bermartabat.
8
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
9) Konsistensi
Adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri, sifat nasional, kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu, semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
9
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Nilai-nilai yang yang senantiasa berorientasi pada kepentingan
publik menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN harus memahami dan mampu mengaktualisasikan
Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam
setiap pelaksanaan fungsi dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila
dalam Pancasila, dan kisah ketauladanan yang dapat diambil hikmahnya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
10
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
11
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
12
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang
menentukan baik/buruk, perilaku benar/salah, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayan publik. Etika merupakan sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik
dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-
nilai yang dianut. Sebagai ASN diharapkan mampu menanamkan nilai
dan membentuk sikap dan perilaku patuh kepada standard etika publik
yang tinggi.
a. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang
Undang ASN, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
13
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
15) Mengabdi kepada bangsa dan negara.
b. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
c. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
d. Manfaat nilai etika bagi organisasi sebagai berikut:
14
1) Kebersamaan
2) Empati
3) Kepedulian
4) Kedewasaan
5) Orientasi organisasi
6) Respect
7) Kebajikan
8) Integritas
9) Inovatif
10) Keunggulan
11) Keluwesan
12) Kearifan
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat menjadi cenderung tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali deskriminatif , terutama pada masyarakat
tingkat bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktekkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan ditetapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus dirubah. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan, kedua,
berubah dari wewenang menjadi peranan, ketiga, menyadari bahwa
pejabat publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan
hanya di dunia tapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
15
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu
terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang
menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-Nilai Komitmen Mutu:
1) Efektif
Efektif dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada dan tidaknya pemborosan sumberdaya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar.
Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-orang kreatif, dan
lahirnya kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan baru
untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Munculnya
ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatarbelakangi oleh
semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam
16
proses pembelajaran secara berkelanjutan. Gagasan kreatif yang
muncul dari hasil pemikiran individu akan mendorong munculnya
berbagai prakarsa, sehingga dapat memperkaya program kerja dan
memunculkan diferensiasi produk/jasa, seiring dengan
berkembangnya tuntutan kebutuhan pelanggan.
4) Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dijadikan alat pembeda
atau pembanding terhadap produk/jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen
untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan
untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
5) Adaptif
Sebagai ASN jiwa adaptif yang baik. Kemampuan menyesuaikan
dan menempatkan diri di lingkungan yang ditempati menjadi
syarat memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.
6) Perbaikan berkelanjutan
Perbaikan berkelanjutan menuntut ASN untuk terus memberikan
pelayanan yang optimal pada masyarakat. Monitoring dan
evaluasi menjadi syarat kegiatan agar ASN mampu memberikan
pelayanan yang terbaik.
7) Sepenuh hati
Pelayanan sepenuh hati harus diberikan dengan dasar keihklasan.
Bentuk pelayanan yang memberikan keihklasan akan senantiasa
memberikan hasil yang optimal dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
17
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap.
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya.
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Alangkah baiknya apabila seluruh aparatur penyelenggara
pemerintahan dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar
orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu
aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dari posisinya masing-masing. Dipihak lain pimpinan
melakukan pemberdayaan aparatnya secara optimal, dan memberi arah
menuju terciptanya layanan prima yang dapat memuaskan stakeholder.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “corruptio” yang
artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan asal
katanya korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2)
suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
18
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)
gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari
KUHP (pasal 1 ayat 1 sub C UU No.3/71).
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam
kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang
salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban
menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah
dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan,
tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
19
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka
panjang. Fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan
dan dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai yang diberi
amanah untuk mengelolanya dapat menjadikan sarana untuk memicu
kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
20
kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem pemerintahan serta
pelayanan lembaga negara kepada masyarakat.
21
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
22
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
1. Manajemen ASN
a. Kepastian hukum.
b. Profesionalitas.
23
c. Proporsionalitas.
d. Keterpaduan.
e. Delegasi.
f. Netralitas.
g. Akuntabilitas.
i. Keterbukaan.
j. Non diskriminatif.
k. Persatuan.
l. Kesetaraan.
m. Keadilan.
n. Kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
24
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik
yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara
mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public Management
(NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
25
d. Tidak Diskriminatif
g. Aksesibel
h. Akuntabel
26
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
3. Whole of Goverment
27
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-
lain, 2004).
28
• Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama.
29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja
30
- Melakukan backup data sesuai prosedur dan arahan pimpinan
untuk menjaga keamanan database.
- Menghapus file yang tidak terpakai sesuai prosedur untuk
menjaga terjadinya duplikasi data.
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur
yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban.
- Mengelola situs intranet OPD.
31
5. Melaksanakan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis dengan
pihak lain di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, yang
meliputi perencanaan dan pengembangan, sumber daya air, bina
marga, dan cipta karya.
6. Pembinaan UPT dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan / atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
7. Penyelenggaraan kesekretariatan DINPUPR.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsi.
32
melaksanakan kebijakan teknis, serta melakukan pembinaan di bidang
pengembangan dan jasa konstruksi.
Bidang sumber daya air (SDA) adalah bidang yang mempunyai tugas
menyiapkan perumusan kebijakan teknis, membina, melaksanakan, dan
mengendalikan bidang sumber daya air, yang meliputi operasional irigasi,
pemeliharaan dan rehabilitasi serta drainase dan sistem informasi Sumber
Daya Air. Bidang SDA memiliki tiga seksi yaitu Seksi Operasi Irigasi, Seksi
Pemeliharaan dan Rehabilitasi Irigasi, dan Seksi Drainase Irigasi dan Sistem
Informasi Sumber Daya Air. Seksi Operasi Irigasi mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan dan melaksanakan kebijakan teknis, serta
melakukan pembinaan di bidang operasional irigasi, Seksi Pemeliharaan dan
Rehabilitasi Irigasi mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan
melaksanakan kebijakan teknis, serta melakukan pembinaan di bidang
pemeliharaan dan rehabilitasi irigasi, dan Seksi Drainase Irigasi dan Sistem
Informasi Sumber Daya Air mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan
dan melaksanakan kebijakan teknis, serta melakukan pembinaan di bidang
drainase irigasi dan sistem sumber daya air.
33
mengendalikan bidang cipta karya dan tata ruang yang meliputi tata bangunan
dan lingkungan, perencanaan dan pemanfaatan ruang serta pengawasan dan
pengendalian ruang. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang memiliki tiga seksi
yaitu Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan, Seksi Tata Perencanaan dan
Pemanfaatan Ruang, dan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang. Seksi
Tata Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusan dan melaksanakan kebijakan teknis, serta melakukan pembinaan
di bidang tata bangunan dan lingkungan, Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan
Ruang mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan melaksanakan
kebijakan teknis, serta melakukan pembinaan di bidang perencanaan dan
pemanfaatan ruang daerah, dan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang
mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan dan melaksanakan kebijakan
teknis, serta melakukan pembinaan di bidang pengawasan dan pengendalian
ruang daerah.
34
kecil berisi 3 sampai dengan 5 orang, namun dengan intensitas proyek
maupun pekerjaan yang tinggi membuat banyak rapat atau koordinasi tidak
dapat terakomodasi dengan ruang rapat tersebut. Pada kondisi ini dibutuhkan
peminjaman aula untuk mengakomodasi rapat, sosialisasi maupun evaluasi.
Proses peminjaman aula diantaranya menginfokan jadwal pemesanan aula ke
sekretariat, menulis jadwal tersebut di buku besar peminjaman aula,
penyerahan kunci aula dari staf pengelola kepada staf pengguna aula,
penggunaan aula dan pengembalian kunci aula kepada staf pengelola. Seluruh
proses peminjaman ini masih dilakukan secara manual, sehingga
memunculkan adanya keluhan dari staf pengguna aula perihal :
35
Tahun 2019 Yang Inefisiensi waktu untuk proses
3
Belum Tersistem peminjaman aula
4 Sulit mengontrol jadwal peminjaman aula
Tabel 3.1 Dampak Isu Tidak Terpecahkan
36
Gambar 3.2 Diagram Analisis “fishbone”
METHOD MAN
37
Dari diagram fishbone diatas, bisa disimpulkan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya isu antara lain:
No Deskripsi Faktor Yang Mempengaruhi
1 Man a. Staf Pengelola Sulit Mengontrol Peminjaman Aula
b. Staf Pelaksana Sulit Cek Jadwal Kosong Aula
c. Kasubag Tidak Bisa Membuat Aplikasi
2 Method a. Belum Ada Inovasi Dalam Peminjaman Aula
b. Peminjaman Aula Masih Dicatat Manual
c. Pemesanan Harus Datang Ke Sekretariat
3 Money a. Tidak Ada Dana Untuk Membuat Aplikasi
4 Material a. Buku Peminjaman Sulit Dicari
a. Kemampuan Staf Pengelola Dalam Komputerisasi
5 Milieu
Minim
b. Nyaman Menggunakan Cara Yang Sudah Ada
Tabel 3.2 Faktor Penyebab Isu fishbone
Dari penyebab – penyebab isu yang dijabarkan di atas, maka gagasan
kegiatan pemecahan isu peminjaman aula DPUPR Kab. Purworejo tahun 2019
yang belum tersistem di antaranya :
38
E. Matriks Kegiatan yang akan dilakukan
Output Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan kegiatan tahapan Terhadap Visi-
Pelatihan Organisasi
kegiatan Misi Organisasi
39
· Pelayanan Publik :
mencerminkan partisipatif dan
transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi dan
kebersamaan
· Akuntabilitas :
· Data
mencerminkan integritas,
Referensi
transparansi, tanggung jawab dan
Aplikasi
kejelasan
· Nasionalisme :
Bukti/dokumen:
mencerminkan pengamalan Sila
Foto
ke 5
· Etika Publik : membuat
keputusan berdasarkan prinsip
keahlian
· Komitmen Mutu :
2. Observasi Buku mencerminkan adaptif dan
Peminjaman Aula sepenuh hati
· Anti Korupsi :
mencerminkan jujur dan mandiri
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
dan proporsionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan responsif,
akuntabel dan transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan adanya tujuan
bersama
40
· Aplikasi · Akuntabilitas :
Peminjaman mencerminkan integritas dan
Aula tanggung jawab
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
· Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen: Memiliki kemampuan dalam
Foto melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
3. Pembuatan · Komitmen Mutu :
Aplikasi mencerminkan mutu dan
perbaikan berkelanjutan
· Anti Korupsi :
mencerminkan mandiri, disiplin
dan bekerja keras
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel
· Whole Of Government :
mencerminkan tujuan bersama
· Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
· Konsep mencerminkan integritas, mencerminkan visi mencerminkan nilai :
Kegiatan 2 : Modul Aplikasi tanggung jawab, kejelasan dan misi : Setiap Aparatur Sipil
1. Konsultasi
2 Pembuatan Modul keseimbangan Mewujudkan Negara sesuai dengan
Pembuatan Modul Kabupaten kompetensinya yang
Aplikasi · Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila Purworejo menjadi handal harus dapat
ke 4 Kabupaten yang mengidentifikasi dan
41
Bukti/dokumen: · Etika Publik : mencerminkan Memiliki Aparatur menganalisa setiap
Catatan memelihara dan menjunjung Pemerintahan yang permasalahan yang timbul
Konsultasi tinggi standar etika luhur Mampu serta mampu memecahkan
· Komitmen Mutu : efektif dan Melaksanakan dan menyelesaikan
Tata Kelola permasalahan tersebut
mutu
Pemerintahan yang dengan tepat sesuai dengan
· Anti Korupsi : Baik, Bersih dan tingkat urgensinya
mencerminkan kepedulian dan Pastisipatif yang sehingga mampu
kerja keras Berorientasi pada memberikan manfaat yang
· Manajemen ASN : Optimalisasi sebesar-besarnya baik
mencerminkan keterpaduan, Pelayanan Publik kepada organisasi dan
keterbukaan dan persatuan masyarakat luas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan partisipatif dan
transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi dan
kebersamaan
· Akuntabilitas :
· Modul
mencerminkan integritas,
Aplikasi
konsistensi dan tanggung jawab
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
2. Pembuatan Modul · Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen:
memiliki kemampuan dalam
Softcopy Modul
melaksanakan kebijakan dan
Aplikasi
program pemerintah
· Komitmen Mutu :
mencerminkan mutu dan
perbaikan berkelanjutan
42
· Anti Korupsi :
mencerminkan kerja keras,
disiplin dan tanggung jawab
· Manajemen ASN :
mencerminkan keterpaduan dan
proporsionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel
· Whole Of Government :
mencerminkan tujuan bersama
· Akuntabilitas :
· Modul
mencerminkan kejelasan,
Aplikasi
integritas dan tanggung jawab
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
· Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen:
memiliki kemampuan dalam
Dokumen
melaksanakan kebijakan dan
Modul Aplikasi
3. Pencetakan Modul program pemerintah
· Komitmen Mutu :
mencerminkan mutu dan efisien
· Anti Korupsi : mandiri dan
disiplin
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
dan proporsionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan efektif, efisien
43
dan akuntabel
· Whole Of Government :
mencerminkan tujuan bersama
· Akuntabilitas :
· Konsep mencerminkan integritas,
Video Tutorial tanggung jawab, kejelasan dan
keseimbangan
Kegiatan ini
· Nasionalisme : Kegiatan ini
mencerminkan nilai :
mencerminkan pengamalan Sila mencerminkan visi
Setiap Aparatur Sipil
ke 4 misi :
Negara sesuai dengan
Mewujudkan
Bukti/dokumen: · Etika Publik : mencerminkan kompetensinya yang
Kabupaten
Catatan memelihara dan menjunjung handal harus dapat
Purworejo menjadi
Konsultasi tinggi standar etika luhur mengidentifikasi dan
Kabupaten yang
· Komitmen Mutu : efektif dan menganalisa setiap
Memiliki Aparatur
Kegiatan 3: 1. Konsultasi permasalahan yang timbul
mutu Pemerintahan yang
3 Pembuatan Video Pembuatan Video serta mampu memecahkan
· Anti Korupsi : Mampu
Tutorial Tutorial dan menyelesaikan
mencerminkan kepedulian dan Melaksanakan
permasalahan tersebut
kerja keras Tata Kelola
dengan tepat sesuai dengan
Pemerintahan yang
· Manajemen ASN : tingkat urgensinya
Baik, Bersih dan
mencerminkan keterpaduan, sehingga mampu
Pastisipatif yang
keterbukaan dan persatuan memberikan manfaat yang
Berorientasi pada
· Pelayanan Publik : sebesar-besarnya baik
Optimalisasi
mencerminkan partisipatif dan kepada organisasi dan
Pelayanan Publik
masyarakat luas
transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi dan
kebersamaan
44
· Akuntabilitas :
· Alat Bantu
mencerminkan integritas,
Pembuatan
kejelasan, keseimbangan dan
Video
transparansi
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
· Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen:
membuat keputusan berdasarkan
Foto
prinsip keahlian
· Komitmen Mutu :
mencerminkan mutu dan efektif
2. Persiapan Alat
· Anti Korupsi :
mencerminkan tanggung jawab
dan disiplin
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
dan keterpaduan
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel dan non
diskriminatif
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi dan
tujuan bersama
· Akuntabilitas :
· Video
mencerminkan konsistensi
Tutorial
integritas dan tanggung jawab
3. Pembuatan Video
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
45
· Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen:
membuat keputusan berdasarkan
Video
prinsip keahlian
· Komitmen Mutu :
mencerminkan efektif dan mutu
· Anti Korupsi :
mencerminkan kerja keras dan
mandiri
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
dan proporsionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel, efektif
dan efisien
· Whole Of Government :
mencerminkan tujuan bersama
· Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
· Konsep mencerminkan integritas, mencerminkan visi mencerminkan nilai :
Sosialisasi tanggung jawab, kejelasan dan misi : Setiap Aparatur Sipil
keseimbangan Mewujudkan Negara sesuai dengan
· Nasionalisme : Kabupaten kompetensinya yang
Kegiatan 4: Purworejo menjadi handal harus dapat
1. Konsultasi mencerminkan pengamalan Sila
4 Sosialisasi Aplikasi Kabupaten yang mengidentifikasi dan
Sosialisasi Aplikasi ke 4 Memiliki Aparatur menganalisa setiap
Peminjaman Aula
Bukti/dokumen: · Etika Publik : mencerminkan Pemerintahan yang permasalahan yang timbul
Catatan memelihara dan menjunjung Mampu serta mampu memecahkan
Konsultasi tinggi standar etika luhur Melaksanakan dan menyelesaikan
· Komitmen Mutu : efektif dan Tata Kelola permasalahan tersebut
mutu Pemerintahan yang dengan tepat sesuai dengan
46
· Anti Korupsi : Baik, Bersih dan tingkat urgensinya
mencerminkan kepedulian dan Pastisipatif yang sehingga mampu
kerja keras Berorientasi pada memberikan manfaat yang
· Manajemen ASN : Optimalisasi sebesar-besarnya baik
Pelayanan Publik kepada organisasi dan
mencerminkan keterpaduan,
masyarakat luas
keterbukaan dan persatuan
· Pelayanan Publik :
mencerminkan partisipatif dan
transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi dan
kebersamaan
· Akuntabilitas :
· Sarana
mencerminkan integritas dan
Sosialisasi
tanggung jawab
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 5
· Etika Publik :
mencerminkan memiliki
2. Persiapan Sarana Bukti/dokumen:
kemampuan dalam melaksanakan
dan Prasarana Foto
kebijakan dan program
pemerintah
· Komitmen Mutu :
mencerminkan mutu dan sepenuh
hati
· Anti Korupsi :
mencerminkan kemandirian dan
kerja keras
47
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel
· Whole Of Goverment :
mencerminkan tujuan bersama
· Akuntabilitas :
· Sosialisasi
mencerminkan kepemimpinan,
Aplikasi
kejelasan dan transparansi
· Nasionalisme :
mencerminkan pengamalan Sila
ke 4
· Etika Publik : mencerminkan
Bukti/dokumen:
menjalankan tugas secara
Foto
profesional dan tidak berpihak
· Komitmen Mutu :
3. Sosialisasi mencerminkan mutu dan sepenuh
Aplikasi hati
Peminjaman Aula · Anti Korupsi :
mencerminkan berani dan kerja
keras
· Manajemen ASN :
mencerminkan profesionalitas,
efektif dan efisien
· Pelayanan Publik :
mencerminkan akuntabel dan
transparansi
· Whole Of Government :
mencerminkan kolaborasi,
48
kebersamaan dan tujuan bersama
49
F. Analisis Dampak Kegiatan
Dengan adanya sistem ini maka efektivitas waktu bagi tiap individu akan
meningkat serta memudahkan untuk pengecekan jadwal penggunaan aula.
Dengan adanya sistem ini maka seluruh unit kerja bisa memantau jadwal
aula dengan mudah baik saat di kantor maupun sedang dinas keluar.
50
- Tanpa adanya nilai etika publik maka pelaksanaan tugas akan
menjadi arogan dan tidak memuaskan bagi konsumen, hal ini
sangat merugikan masyarakat baik secara materi maupun non-
materi dan memperburuk citra instansi.
September Oktober
No Kegiatan Minggu Ke - Minggu Ke -
III IV I II III
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Isu yang diangkat yaitu Peminjaman Aula DPUPR Kab. Purworejo Tahun
2019 “Yang Belum Tersistem”.
• Pembuatan Aplikasi
52
e. Tahapan – tahapan kegiatan mengandung nilai-nilai ANEKA, kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI.
f. Rancangan kegiatan ini mempunyai kontribusi terhadap visi dan misi dari
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo
mewujudkan kabupaten Purworejo menjadi kabupaten yang memiliki aparatur
pemerintahan yang mampu melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik,
bersih dan pastisipatif yang berorientasi pada optimalisasi pelayanan publik.
B. Saran
53
c. Mohon dukungan dan arahan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Purworejo dalam pengerjaan Aktualisasi.
d. Mohon bantuan ide, saran maupun masukan dari rekan-rekan Latsar CPNS
Gol. III Angkatan 8 dalam pengerjaan Rancangan Aktualisasi.
e. Mohon bantuan ide, saran maupun masukan dari rekan-rekan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo dalam pengerjaan
Rancangan Aktualisasi.
54
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. 2014. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik. Modul Pendidikan dan pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta.
55